Karakteristik Dan Tajam Penglihatan Penderita Post Operasi Katarak

7/26/2019 Karakteristik Dan Tajam Penglihatan Penderita Post Operasi Katarak

1/36

KARAKTERISTIK DAN TAJAM PENGLIHATAN PENDERITA POST

OPERASI KATARAK PEDIATRIK DI RUMAH

1


2/36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia cerdas, produktif,

maju, mandiri dan sejahtera lahir dan batin. Penyakit mata menjadi masalah yang

cukup serius sepanjang hidup, terutama penyakit mata yang dapat menyebabkan

kebutaan. ( Khurana AK, !!" # Ilyas $, !!"%

Katarak merupakan masalah nasional yang perlu segera ditanggulangi.

Katarak dapat menyebabkan penurunan produktifitas. &ata dari departemen

kesehatan (1'% menunjukkan bahwa kejadian buta satu mata sebanyak ,1)

dan buta dua mata sebanyak 1,). *asil sur+ey nasional tahun 1''-1''

menunjukkan pre+alensi kebutaan di Indonesia cukup tinggi, yaitu 1,/).

Artinya ,ada tiga juta orang buta di antara 1! juta penduduk Indonesia atau

merupakan angka tertinggi di Asia. Angka ini menempatkan Indonesia pada

urutan pertama tertinggi di Asia dan nomor dua di dunia setelah negara-negara di

Afrika 0engah dan sekitar urun $ahara sebagai negara dengan jumlah penduduk

tertinggi yang menderita kebutaan. ( Khurana AK, !!" %

2asalah kebutaan di Indonesia yang sudah mencapai 1,/) tidak hanya

menjadi masalah kesehatan, namun sudah menjadi masalah sosial yang harus

ditanggulangi secara bersama-sama oleh permerintah dengan melibatkan lintas

sektoral, swasta, dan partisipasi aktif dari masyarakat. (Khurana AK, !!"%

Pre+alensi buta katarak yaitu !,") dari pre+alensi kebutaan 1,/) pada tahun


3/36

1''. 3alaupun katarak adalah penyakit usia lanjut, namun 1-!) buta katarak

telah dialami penduduk Indonesia pada usia 4!-/4 tahun. 2akin tingginya angka

harapan hidup penduduk Indonesia maka jumlah penderita katarak semakin

meningkat. ( Khurana AK, !!" %

2enurut 3*5 diperkirakan pada tahun !!, penderita katarak dan kebutaan

meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan sekarang walaupun "/) kebutaan

di dunia dapat dicegah dan diobati. 2aka dari itu 3*5 dengan Vision 2020 (An

International Partnership Among Those Working For Blindness Prevention, to

Eliminate Avoidable Prevention, to Eliminate Avoidable Blindness b the ear

2020!bekerja keras untuk menurunkan angka kebutaan dan menghindari ancaman

kebutaan yang dikhawatirkan dapat mencapai angka ! juta pada tahun !!.

Katarak dapat disembuhkan, terlebih dengan semakin majunya teknologi

kedokteran saat ini. 6paya pengobatan katarak yang paling efektif adalah dengan

pembedahan. ( Khurana AK, !!" %

*ingga saat ini, katarak pediatrik merupakan salah satu penyebab utama

kebutaan dan lo" vision pada anak, terutama di negara-negara berkembang.

Pre+alensi kebutaan yang disebabkan oleh katarak adalah sekitar 1-4 per 1!.!!!

anak di negara berkembang. &i negara maju, angka pre+alensinya adalah !,1 7 !,4

per 1!.!!! anak . &engan pre+alensi tersebut, diperkirakan sekitar 1'!.!!! anak

di seluruh dunia mengalami kebutaan akibat katarak. ( Perucho-2artine8 $, !!" #

Khandekar 9, !!" %

Penyebab utama hilangnya penglihatan akibat katarak pada anak adalah

amblopia. angguan pembentukan bayangan di retina pada 1 atau kedua mata

selama periode kritis dapat menyebabkan terjadinya amblopiayang irreversible#


4/36

2eski demikian, penatalaksanaan katarak pediatrik masih merupakan tantangan.

0ingginya tingkat kesulitan intraoperative, kecenderungan beratnya inflamasi

pasca operatif, perubahan status refraksi, dan resiko komplikasi pasca operatif

masih menjadi halangan untuk mencapai tajam penglihatan yang baik. ( Perucho-

2artine8 $, !!" # 2wende :,!!/ %

Katarak pediatrik menjadi penyebab untuk lebih dari satu juta kebutaan pada

anak di Asia.( ilbert ;, !!1% &iperkirakan sekitar !! !!! anak-anak saat ini

buta karena katarak. (


5/36

yang rendah titik jauh bergerak menjauh maka kecepatan dan ketepatan

akomodasi bisa berkurang. $ehingga apabila intensitas cahaya makin rendah maka

kecepatan dan ketepatan akomodasi juga akan berkurang.( Ilyas, !!"%

Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak lima atau

enam meter. Pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan istirahat atau

tanpa akomodasi. (Ilyas, !!"%

Kontras adalah perbedaan derajat terang antara obyek dan sekelilingnya atau

antara dua permukaan. Kontras yaitu derajat perbedaan luminasi antara dua obyek

atau permukaan. Ketajaman penglihatan bertambah pada obyek gelap dengan latar

belakang terang dan tidak sebaliknya.( Ilyas, !!" %

>uminensi merupakan ukuran tingkat suatu terangnya permukaan. $ehingga

ketajaman penglihatan tergantung pada tingkat luminensi dari suatu permukaan.

>uminensi merupakan tingkat terangnya lapangan penglihatan yang tergantung

pada suatu penerangan dan pemantulan obyek.( Ilyas, !!" %

;ahaya merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang merangsang

adanya sesuatu bayangan pada organ penerima dalam mata. Penerangan baik

merupakan penerangan yang cukup dan memadai, sehingga dapat mencegah

terjadinya ketegangan mata dan terjadinya kelelahan, menghemat waktu dan

mengurangi pekerjaan yang terbuang sia-sia. Penerangan yang baik juga dapat

memberikan keuntungan terhadap para tenaga kerja, yaitu bisa meningkatkan

produksi dan menekan biaya, meningkatnya kualitas produksi, menurunkan

tingkat kecelakaan kerja, memudahkan pengawasan dan pengamatan, mengurangi

ketegangan mata, memperkecil terjadinya kerusakan barang-barang yang

dikerjakan.( Ilyas, !!" %

/


6/36

Keterlambatan untuk menjalani operasi pada kelompok traumatik dan non

traumatik diduga menjadi penyebab buruknya tajam penglihatan anak pasca

operasi. Keadaan ini sesuai dengan yang didapatkan pada hasil analisa koreksi

$pearman yang telah dilakukan, dimana terdapat hubungan yang signifikan

terhadap semakin terlambatnya usia penderita saat dilakukan operasi dengan

buruknya +isus pasca operasi (p +alue ? !,!!!%.( >ewis 0>, !!/ % @erdasarkan

hal inilah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

karakteristik dan tajam penglihatan penderita post operasi katarak pediatrik di

9umah $akit 6ni+ersitas *asanuddin periode :anuari !1 7 :anuari !1/.


7/36

ambar 1.1 BI$I5= !! 0arget 6ntuk Kontrol Kebutaan pada Anak-

Anak( 3*5, !!! %

1.2 RUMUSAN MASALAH

"


8/36

Karakteristik dan tajam penglihatan post operasi penderita katarak pediatrik

merupakan rumusan masalah yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini sangat bertetapan untuk dijalankan karena pada masa ini belum

adanya penelitian yang khusus mengenai karakteristik dan tajam penglihatan

post operasi penderita katarak pediatrik. &engan mengetahui karakteristik dan

tajam penglihatan post operasi katarak pediatrik maka akan kelihatan kualitas

penglihatan pasien katarak pediatrik post operasi.

@erdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut

1. @agaimana tajam penglihatanC+isus penderita katarak pediatrikD

. @agaimana perbaikan +isus pada penderita katarak pediatrik post operasiD

. @agaimana perbaikan +isus post operasi dengan koreksi kaca mataD

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

2engetahui karakteristik dan tajam penglihatan penderita post operasi katarak

pediatrik pada 9umah $akit 6ni+ersitas *asanuddin

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1...1 2engetahui usia penderita katarak pediatrik yang berobat di 9$

6ni+ersitas *asanuddin, 2akassar periode :anuari !1-:anuari !1/

1... 2engetahui jenis kelamin penderita katarak pediatrik yang berobat di 9$


1... 2engetahui etiologi penderita katarak pediatrik yang berobat di 9$



9/36

1...4 2engetahui faktor herediter penderita katarak pediatrik yang berobat di

9$ 6ni+ersitas *asanuddin, 2akassar periode :anuari !1-:anuari !1/

1.../ 2engetahui tajam penglihatan pre operasi dan post operasi penderita

katarak pediatrik yang berobat di 9$ 6ni+ersitas *asanuddin, 2akassar periode

:anuari !1-:anuari !1/

1... 2engetahui tajam penglihatan pada penderita katarak pediatrik post

operasi dengan implantasi I5> dan tanpa implantasi I5> di 9$ 6ni+ersitas

*asanuddin, 2akassar periode :anuari !1-:anuari !1/

1..." 2engetahui tajam penglihatan post operasi dan post operasi E Best

$orre%ted Vis&al A%&it (B$VA!di 9$ 6ni+ersitas *asanuddin, 2akassar periode

:anuari !1-:anuari !1/

1.4 MANFAAT PENELITIAN

A. $ebagai bahan masukan bagi rekan sejawat untuk digunakan sebagai dasar

pertimbangan dan langkah pre+entif untuk mencegah terjadinya kebutaan

pada pasien katarak pediatrik.

B. $ebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi

peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya yang

terkait dengan katarak pediatrik dan tajam penglihatan setelah operasi

katarak pediatrik.

C. $ebagai acuan bagi para peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian mengenai katarak pediatrik dan tajam penglihatan setelah

operasi katarak pediatrik.

D. $ebagai masukan bagi instansi yang berwenang agar dapat membantu

melakukan tindakan atau penanganan lebih dini terjadinya kebutaan pada

penderita katarak pediatrik.

'


10/36

E. 2enambah wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang pendidikan

kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit katarak pediatrik

dan meningkat a"areness mengenai dampak buruk kebutaan yang dapat

dikurangkan (avoidable blindness% pada anak.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Katarak berasal dari bahasa Funani yaitu 'ataarhakies, Inggris $atara%tdan

>atin $atara%tayang berarti air terjun. &alam bahasa Indonesia disebut bular di

1!


11/36

mana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak

adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan% lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-

duanya. ( Ilyas, !!" # Pujiyanto, !!4 %

Katarak pediatrik adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada anak-

anak.Kekeruhan lensa ini dapat diketahui segera setelah bayi lahir, atau dapat

terjadi selama masa perkembangan anak. Katarak pada anak dapat bersifat

kongenital maupun dapatan (AcGuired%. Katarak yang bersifat kongenital antara

lain disebabkan oleh kelainan genetik, infeksi intrauterine, berkaitan dengan

sindroma ataupun idiopatik, sedangkan katarak yang bersifat dapatan disebabkan

oleh kelainan metabolik dan trauma. ( IGbal 2, !!4 %

2.2 EPIDEMIOLOGI

@erdasarkan penjelasan di atas katarak merupakan penyakit mata yang paling

sering menimbulkan kebutaan dan merupakan penyakit dan dapat diterapi dengan

memberikan hasil patologi dan penatalaksanaan pada katarak yang memuaskan.

@erdasarkan data dari 3orld *ealth 5rgani8ation (3*5% katarak merupakan

kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang

paling sering ditemukan. ( Pujiyanto, !!4 %

Anak menjadi buta bilateral setiap menit, terutama di negara-negara

berkembang. &ari anak-anak 1,/ juta di dunia, 1, juta tinggal di Asia dan Afrika,

dan "/) dari semua penyebab dapat dicegah atau disembuhkan. Pre+alensi suatu

kebutaan ber+ariasi sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi negara dan

tingkat kematian dari mereka yang di bawah / tahun. &alam negara berkembang

11


12/36

tingkat kebutaan bisa setinggi 1,/ per 1!!! penduduk. &ibandingkan dengan

negara-negara industri, angka ini 1! kali lebih tinggi. ( ilbert ;, !!1 # *oyt ;$,

!!1%

0abel .1 merangkum beberapa penelitian mengenai pre+alensi kebutaan

pada anak di berbagai negara berkembang. ( ;ohen =, 1'/ %

$aat ini, sekitar tujuh juta operasi katarak dewasa dilakukan setiap tahun di

dunia ini. (0hylefors @, 1''' % &ata yang tepat terkait dengan jumlah operasi

katarak pediatrik dilakukan setiap tahun tidak tersedia. =amun, kebutaan katarak

pediatrik menyajikan masalah besar untuk negara berkembang dalam hal

morbiditas manusia, kerugian ekonomi, dan beban social (3addell K2, 1'' %

(0abel .% .2emulihkan penglihatan seorang anak dari katarak mungkin setara

dengan memulihkan penglihatan dari 1! orang dewasa lanjut usia. (


13/36

0abel .1 Pre+alensi Kebutaan Pada =egara @erkembang ( ;ohen =, 1'/ %

0abel . Katarak Penyebab Kebutaan Pada Anak-Anak (3addell K2, 1'' %

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

ambar . &iagram $egmen Anterior @ola 2ata yang =ormal (5l+er :, !!/ %

1


14/36

>ensa merupakan struktur yang transparan berbentuk bikon+eks. Kur+atur

lensa pada permukaan posterior memiliki ketebalan mm lebih besar dari

permukaan anterior yang memiliki ketebalan 1!mm. Ketebalan lensa sekitar 4 mm

dan beratnya meningkat seiring dengan perkembangan usia. @erat lensa orang

dewasa sekitar !mg. >ensa terletak posterior dari iris dan anterior dari korpus

+itreus. Posisinya dipertahankan oleh 8onula 8inni yang terdiri dari serat-serat

kuat yang menyokong dan melekatkannya pada korpus siliaris. ( Pujiyanto, !!4 %

>ensa merupakan struktur epitel yang murni yang tidak memiliki suplai darah

atau iner+asi setelah perkembangan janin dan hal ini bergantung pada aGuous

humor untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya serta membuang sisa

metabolismenya. >ensa bergerak menuju posisi intraocular pada 1 bulan

perkembangan janin di mana permukaan ectoderm berin+aginasi pada optik

+esikel primiti+e yang terdiri dari neuroektoderm. ( Pujiyanto, !!4 %

1. Kapsula

Kapsula lensa memiliki sifat elastik, membrane basalisnya yang transparan

terbentuk dari kolagen tipe IB yang ditaruh dibawah oleh sel-sel epithelial.

Kapsula terdiri dari substansia lensa yang dapat mengkerut selama perubahan

akomodatif. >apis terluar dari kapsula lensa adalah lamella 8onularis yang

berperan dalam melekatnya serat-serat 8onula. Kapsula lensa tertebal pada bagian

14


15/36

anterior dan posterior preekuatorial dan tertipis pada daerah kutup posterior

sentral dimana memiliki ketipisan sekitar -4mm. Kapsula lensa anterior lebih

tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat ketebalannya selama kehidupan.

Pinggir lateral lensa disebut ekuator, yaitu bagian yang dibentuk oleh gabungan

kapsula anterior dan posterior yang merupakan insersi dari 8onula. ( Pujiyanto,

!!4 #5campo BB&, !1 %

2. S!a" #$%ula

$erat 8onula lensa disokong oleh serat-serat 8onula yang berasal dari lamina

basalis dari epithelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar.

$erat-serat 8onula ini memasuki kapsula lensa pada region ekuatorial ini

beregresi, meninggalkan lapis anterior dan posterior yang tampak sebagai bentuk

segitiga pada potongan melintang dari cincin 8onula. ( Pujiyanto, !!4 %

3. Ep&"l L%sa

Hpitel lensa terletak tepat dibelakang kapsula anterior lensa. 0erdiri dari sel-sel

epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel ini secara metabolic

ia aktif dan dapat melakukan semua akti+itas sel normal termasuk biosintesis

&=A, 9=A, protein dan lipid sehingga dapat menghasilkan A0P untuk memenuhi

kebutuhan energi dari lensa. $el epitel akan mengalami perubahan morfologis

ketika sel-sel epithelial memanjang membentuk sel serat lensa yang sering disertai

dengan peningkatan masa protein dan pada waktu yang sama-sel-sel kehilangan

organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria dan ribosom. *ilangnya

organel-organel ini sangat menguntungkan, karena cahaya dapat melalui lensa

tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini, tetapi dengan hilangnya

organel maka fungsi metabolik pun akan hilang sehingga serat lensa bergantung

1/


16/36

pada energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis. ( Pujiyanto, !!4 %

4. K$!"'s (a% Nu'lus

0idak ada sel-sel yang hilang dari lensa sebagaimana serat-serat baru

diletakkan, sel-sel ini akan memadat dan merapat kepada serat yang baru saja

dibentuk dengan lapisan tertua menjadi bagian yang paling tengah. @agian tertua

dari ini adalah nucleus fetal dan embrional yang dihasilkan selama kehidupan

embrional dan terdapat pada bagian tengah lensa. @agian terluar dari serat adalah

yang pertama kali terbentuk dan membentuk korteks dari lensa. ( Ilyas $, !!" %

0ransparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (=a, K%.

Kedua kation ini berasal dari humor aGuous dan +itreus. Kadang kalium dibagian

anterior lebih tinggi dibandingkan posterior sedangkan kadar natrium lebih tinggi

di posterior. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke humor aGuous, dan

ion =a bergerak ke anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa

aktif =a-K A0P-ase. 0ransport aktif asam-asam amino mengambil tempat pada

lensa dengan mekanisme tergantung pada gradient natrium yang dibawa oleh

pompa natrium. Aspek fisiologis terpenting dari lensa adalah mekanisme yang

mengatur keseimbangan air dan elektrolit lensa yang sangat penting untuk

menjaga kejernihan lens. Karena kejernihan lensa sangat tergantung pada

komponen structural dan makromolekular, gangguan dari hidrasi lensa dapat

menyebabkan kekeruhan lensa. 0elah ditentukan bahwa gangguan keseimbangan

air dan elektrolit sering terjadi pada katarak kortikal, di mana kadar air meningkat

secara bermakna. ( Pujiyanto, !!4 %

>ensa manusia normal mengandung sekitar ) air dan ) protein dan

perubahan ini terjadi sedikit demi sedikit dengan bertambahnya usia. Korteks

1


17/36

lensa menjadi lebih terhidrasi dari pada nucleus lensa.$ekitar /) +olume lensa

adalah air yang ditemukan diantara serat-serat lensa diruang ekstraseluler.

Konsentrasi natrium adalah lensa dipertahankan pada ! mm dan konsentrasi

kalium sekitar 1!mm. ( Pujiyanto, !!4 %

Hpithelium lensa sebagai tempat transport aktif lensa bersifat dehidrasi dan

memiliki kadar ion kalium (KE% dan asam amino yang lebih tinggi dari humor

aGuous dan +itreus disekelilingnya. $ebaliknya, lensa mengandung kadar ion

natrium (=aE%,ion klorida (;l-% dan air yang lebih sedikit dari lingkungan

sekitarnya. Keseimbangan kation antara di dalam dan di luar lensa adalah hasil

dari kemampuan permeabilitas membrane sel-sel lensa dan akti+itas dari pompa

(=aE , KE-A0Pase% yang terdapat pada membrane sel dari epithelium lensa dan

setiap serat lensa. ensa berfungsi untuk merefraksikan sinar, mempertahankan kejelasannya,

serta untuk akomodasi. >ensa dapat merefraksikan sinar karena indeks refraksinya

berbeda dari aGuous dan +itreus yang ada disekelilingnya (normalnya sekitar 1,4

1"


18/36

secara sentral dan 1, secara perifer%. Pada posisi ketika lensa tidak

berakomodasi, lensa memberikan kontribusi sebesar 1/-! dioptri dan kira-kira !

dioptri dari kekuataan refraksi kon+ergen rata-rata mata manusia. 4! dioptri dan

selebihnya dari kekuatan refraksi kon+ergen terjadi dengan adanya udara dan

kornea. ( Ilyas, !!" # Pujiyanto, !!4 %

2.4 PENATALAKSANAAN

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala

katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan.Kadangkala cukup

dengan mengganti kaca mata. $ejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat

menjernihkan lensa yang keruh. =amun, aldose reductase inhibitor, diketahui

dapat menghambat kon+ersi glukosa menjadi sorbitol, sudah memperlihatkan

hasil yang menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. 5bat anti

katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar

sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising , dan antioksidan Bitamin ; dan H.

( Ilyas, !!" # Pujiyanto, !!4 #Baugan , !!! %

@erikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi

pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu I;;H, H;;H dan

phacoemulsifikasi. ( Baugan , !!! %

1. I%"!a Capsul! Ca"a!a)" E's"!a's& *ICCE+

0indakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.

$eluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake (en8im

1


19/36

chymotrypsin% dan dipindahkan dari mata melalui incise korneal superior yang

lebar. Pemotongan iris (iridektomi% memungkinkan aGuous mem-bpass pupil.

$ekarang metode ini hanya dilakukan pada keadaan lensa subluksatio dan

dislokasi. Pada I;;H tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan

pembedahan yang sangat lama popular. I;;H tidak boleh dilakukan atau

kontraindikasi pada pasien berusia tidak kurang dari 4! tahun yang masih

mempunyai ligament hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada

pembedahan ini astigmatisme, glukoma, u+eitis, endoftalmitis dan perdarahan.

( Pujiyanto, !!4 # 5campo BB&, !1 # Baugan , !!! %

ambar . Pembedahan Intrakapsular Katarak ( Khaw P0, !!4 %

1'


20/36

2. E,"!a Capsula! Ca"a!a)" E,"!a)"&$% *ECCE+

0indakan pembedahan pada lensa katarak di mana dilakukan pengeluaran isi

lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa

dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada

pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti ,

implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa

intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glaucoma, mata dengan

predisposisi untuk terjadinya prolapse badan kaca, mata sebelahnya telah

mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata

dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi , untuk mencegah penyulit pada

saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang

dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

( Pujiyanto, !!4 # Khaw P0, !!4 # Baugan , !!! %

3. P-a'$uls&/&'as&

Phakoemulsifikasi (phaco% maksudnya membongkar dan memindahkan

Kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar -mm%

di kornea. etaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak,

selanjutnya mesin P*A;5 akan menyedot massa katarak yang telah hancur

sampai bersih. $ebuah lensa intra ocular yang dapat dilipat dimasukkan melalui

irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih

dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali

melakukan akti+itas sehari-hari. 0ehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital,

traumatic, dan kebanyakan katarak senilis. 0ehnik ini kurang efektif pada katarak

!


21/36

senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan

dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa

intra okuler fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

( ;oombes, !! %

ambar .4 Pembedahan Phakoemulsifikasi ( 5l+er :, !!/ %

4. Ipla%"as& L%sa I%"!a$)ula!

Keadaan akhir refraksi mata dapat ditentukan dengan mengukur kur+atur

kornea (keratometri% dan panangnya mata (biometri ultrasound% dan kemudian

menanam sebuah lensa dengan kekuatan yang tepat. Implantasi lensa intraokuler

dapat lebih efektif untuk mengkoreksi kesalahan refraksi dari kaca mata dan

kontak lensa, dimana ditempatkan dalam mata dengan posisi yang sama seperti

lensa asli. 2iopi dan hipermetropi dapat dikoreksi selama operasi katarak dengan

memasukkan sebuah lensa intraokuler dengan kekuatan yang sesuai. Akan tetapi,

pasien pada umumnya masih memerlukan kaca mata untuk membaca atau melihat

jarak jauh karena lensa yang ditanam memiliki focus yang tetap. >ensa intraokuler

1


22/36

multifocal memiliki dua focus utama dan sesuai teori memungkinkan pasien untuk

memiliki penglihatan yang baik untuk membaca maupun melihat jarak jauh tanpa

menggunakan kaca mata. ( Khaw P0, !!4 %

ambar ./ Implantasi >ensa Intraocular ( 5l+er :, !!/ %

0. SICS

0ehnik operasi $mall Incision ;ataract $urgery ($I;$% yang merupakan

tehnik pembedahan kecil. 0ehnik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih

cepat sembuh dan murah. ( Pujiyanto, !!4 %

Adapun persiapan yang dilakukan sebelum melakukan operasi katarak adalah

( Pujiyanto, !!4 %

a. @iometri Pengukuran panjang mata dengan memakai pemeriksaan

ultrasound dan keratometri untuk mengukur kur+atur kornea sehingga kita

dapat menghitung kekuatan implant yang akan dimasukkan ke mata pada

saat operasi.

b. Konfirmasikan bahwa tidak terdapat masalah kesehatan yang lain,

terutama hipertensi, penyakit traktus respirasi dan diabetes.

c. @eberapa obat dapat meningkatkan insiden perdarahan.3arfarin tidak

perlu dihentikan hanya dikurangi dosisnya. Aspirin harus dihentikan satu


23/36

minggu sebelum operasi.

d. @eritahukan pada pasien perkiraan hasil operasi dan komplikasi dari

proses operasi yang mungkin terjadi.

0abel . $tudi yang &ipilih &ari 5perasi Katarak Pediatrik ( Forston &,

!!1 %

ambar . &okumentasi dari @eberapa >angkah @edah Katarak Pediatrik di

=egara @erkembang ( 3ilson 2H, 1''' %


24/36

0abel .4 >angkah @edah yang &irekomendasikan untuk 2eningkatkan *asil

Bisual :angka Panjang pada Anak Penderita Katarak,di =egara @erkembang

0ujuan dari operasi katarak pediatrik adalah untuk menyediakan dan

mempertahankan sumbu +isual yang jelas dan gambar retina terfokus. *asil +isual

yang jangka panjang sering terkena dampak negatif perkembangan amblyopia

sekunder untuk katarak itu sendiri, atau karena kekeruhan pasca operasi media

ocular. ( Pandey $K, !!1 %

Hkstraksi katarak ekstrakapsular (H;;H% teknik yang dijelaskan dalam

literatur untuk manajemen katarak pediatrik termasuk lensectomy otomatis

dengan +itrectomy anterior (>AB%# ekstraksi katarak ekstrakapsular dengan

implantasi intraokular lensa ((H;;H E I5>% manual atau otomatis dengan kapsul

posterior utuh%, dan PA6&, capsulotomy posterior utama, +itrectomy anterior

dengan implantasi lensa intraokular ((H;;H E PP; E >B E I5>%, manual atau

otomatis posterior capsulectomy dengan +itrectomy otomatis%. ( 0aylor &, 1'1 %

2.0 KOMPLIKASI

&alam hal komplikasi yang terjadi, secara keseluruhan komplikasi pre operasi

yang tersering adalah nystagmus, dan komplikasi pasca operasi yang paling

banyak didapatkan adalah P;5 dan amblyopia. ( >im , !1! % >iteratur dan

4


25/36

beberapa penelitian sebelumnya oleh Adhikari et al, :ohar et al, dan >im et al

yang menyebutkan bahwa komplikasi tersering pasca operasi adalah amblyopia

dan P;5. =istagmus dan strabismus yang terjadi sebelum dilakukan operasi

katarak merupakan indicator telah terjadi amblyopia yang berat dan sulit untuk

diterapi. Penderita dengan keadaan ini akan sulit untuk mendapatkan tajam

penglihatan yang baik pasca operasi. ( imbel *B, !!4 %

&alam literature disebutkan bahwa follow up jangka panjang sangat

diperlukan untuk mendeteksi dan mengatasi komplikasi pasca operasi seperti

P;5, dan menge+aluasi ada tidaknya amblyopia. Posterior ;apsular 5pacity

dapat timbul segera setelah operasi atau dalam jangka waktu 1-1 bulan pasca

operasi.2asih banyaknya penderita yang hanya melakukan follow up J 1 tahun

memerlukan perhatian dari klinisi untuk memberikan keterangan pada orang tua

mengenai penyakit yang diderita anak secara jelas. ( Pajic @, !!" %

@erikut ini adalah komplikasi-komplikasi yang dapat timbul dari penanganan

operasi katarak ( Pujiyanto, !!4 # Khaw P0, !!4 %

1. K$pl&'as& &%"!a $p!a"&/

Hdema kornea, ;5A dangkal, rupture kapsul posterior, perdarahan atau

efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi +itreus,

incacerata kedalam luka serta retinal light toicity.

2. K$pl&'as& (&%& pas)a $p!a"&/

a. ;5A dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan

yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar,

edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-2c>ean syndrome(edema kornea

/


26/36

perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering %.

b. 9uptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolapse +itreus

c. Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak

adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang

tidak sempurna, astigmatismus, u+eitis anterior kronik dan endoftalmitis.

d. Perdarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi

3. K$pl&'as& laa" pas)a $p!a"&/

a. Ablasio retina

b. Hndoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan +irulensi

rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler.

c. Post kapsul capacity , yang terjadi karena kapsul posterior lemah

d. 2alformasi lensa intraokuler, jarang terjadi.

2. PROGNOSIS

&engan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat

jarang. *asil pembedahan yang baik dapat mencapai '/) .Pada bedah katarak

resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada

pembedahan dengan H;;H atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam

penglihatan dapat meningkat hingga garis pada pemeriksaan dengan

menggunakan $nellen chart. ( Khaw P0, !!4 # ;oombes A, !! %


27/36

BAB III

KERANGKA HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA TEORI KATARAK PEDIATRIK

Gaa! 3.1 K!a%'a T$!&

"

Htiologi

>earning Ability

;linical


28/36

3.2 KERANGKA KONSEP

Bisus Post

5perasi dengan

I5>

(Independent

variable%

Bisus Pre 5perasi

(Independent

variable%

Bisus Post 5perasi

0anpa I5>

(Independent

variable%

Bisus Post 5perasi E

@est ;orrected

Bisual Acuity

(@;BA%

(Independent

variable%

Katarak Pediatrik(ependent Variable%6sia

(Independent

variable%

:enis Kelamin

(Independent

variable%

Htiologi

(Independent

variable%


29/36

Gaa! 3.2 K!a%'a '$%sp

3.3 DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

A.Katarak Pediatrik

Katarak Pediatrik adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada anak-

anak.Kekeruhan lensa ini dapat diketahui segera setelah bayi lahir, atau dapat

terjadi masa perkembangan anak. Katarak pada anak dapat bersifat kongenital

maupun dapatan (acGuired%. Katarak pediatrik merupakan salah satu penyebab

utama kebutaan dan low +ision pada anak.

@. Bisus Pre 5perasi

Bisus pre operasi adalah ketajaman penglihatan sebelum operasi katarak

pediatrik dijalankan.Bisus anak mengalami perkembangan cepat bulan

pertama dan akan mencapai tajam penglihatan sempurna pada usia

tahun.angguan yang didapatkan pada masa kritis ini akan berdampak pada

buruknya penglihatan bahkan kebutaan pada anak.

Kriteria objektif yang digunakan ( +isus %

1. P bad projection ( persepsi cahaya proyeksi buruk %

/. 1C!!

. 1C! 7 C!

". 4C! 7 C1

'


30/36

. LC1

;. Bisus Post 5perasi

Bisus post operasi adalah ketajaman penglihatan setelah operasi

katarak pediatrik dijalankan. Keterlambatan untuk menjalani operasi

diduga menjadi penyebab buruknya tajam penglihatan anak pasca operasi.

Kriteria objektif yang digunakan ( +isus %

1. P bad projection ( persepsi cahaya proyeksi buruk %

/. 1C!!

. 1C! 7 C!

". 4C! 7 C1

. LC1

&. @est ;orrected Bisual Acuity (@;BA%

@;BA adalah penglihatan terbaik yang dapat dicapai seseorang dengan

lensa korektif, diukur menurut baris $nellen pada bagan mata.

Bisual Acuity adalah tingkat kejelasan atau tajam penglihatan,

umumnya dinyatakan sebagai !C! dalam hubungannya dengan grafik

ketajaman $nellen.

Kriteria obyektif yang digunakan

1.!C!!

!


31/36

.!C1!!

.!C"!

4.!C/!

/.!C4!

.!C/

".!C!

=ormal Bisus !C!

H.6sia

>amanya hidup seseorang mulai dari lahir hingga saat ini sesuai yang

tercatat pada rekam medis kunjungan pasien di 9umah $akit Pendidikan

6ni+ersitas *asanuddin.


6mur 7 1 tahun

aki->aki

.Perempuan

. Htiologi

Htiologi adalah studi tentang penyebab.2isalnya, penyebab dari

katarak pediatrik. Kata MetiologiN terutama digunakan dalam kedokteran

1


32/36

sebagai ilmu yang mempelajari penyebab atau asal penyakit dan faktor-

faktor yang menghasilkan atau mempengaruhi suatu penyakit tertentu atau

gangguan.


1. 0raumatik

. =on 0ramatik

*.


33/36

DAFTAR PUSTAKA

Khurana AK,iseases o) the *ens in $omprehensive +phthalmolog Fo&rth

edition# e" Age International (P! *imited India# !!" .p.1"

Ilyas $. 0ajam Penglihatan, kelainan refraksi dan penglihatan warna dalam

Ilmu Penyakit 2ata. Hdisi . @alai Penerbit ondon @2:

Publisher# !!4.p.4-4'

;oombes, A., artry &. $atara%t .&rger in F&ndamentals o) $lini%al

+phthalmolog. @2: >ondon# !!.p.11-1/

Baugan . &, Asbury 0, H+a 9.P. 5ftalmologi umum. Hdisi 14. @ab.!

3idya medika :akarta# !!!.hal 4!1

Perucho-2artine8$,&e-la-;ru8-@ertolo :,and 0ejada-Palacios P.Pediatri%

$atara%ts/ Epidemiolog and iagnosis,etrospe%tive9e+iew

of "' ;ases.Archi+os de la $ociedad Hspanola de

oftalmologia.!!" # (1% "-4

IGbal 2, :an $, Khan 2=, IGbal A,and 2ohammod $.Pediatri%s Intrao%&lar

*ens Implantation $ompli%ations and Vis&al +&t%ome.

Pakistan :ournal of 2edical 9esearch.!!4# 4(% 1!-11

Khandekar 9, $udhan A,:ain @ K, $hri+asta+ K and $achan 9.Pediatri%

$atara%t and .&rger +&t%omes in $entral India / A 1ospital
http://medicine.medscape.com/article/1210914-overviewhttp://medicine.medscape.com/article/1210914-overview


34/36

Based .t&d. Indian :ournal of 2edical $ciences.!!" # 1(1%

1/-

2wende :, @ronsard A, 2osha 2, @owman 9, eneau 9 and ;ourtright

P.ela in Presentation to 1ospital For .&rger )or $ongenital and evelopmental $atara%t in Tanania. 0he

@ritish :ournal of 5phthalmology.!!/ # (11% 14"-14

;asaer P, ;asteels I, and ippincot

3illiams O 3ilkins # !!/ #p.-1

>H3I$ 0> and 2aurer &.-&ltiple .ensitive Periods in 1&man Vis&al

evelopment/ Eviden%e )rom Vis&all eprived $hildren.

evelopmental Ps%hobiolog.!!/# 4(% 1-1.

3right K3. >ens Abnormalities. In 3right K3.Pediatri% +phthalmolog

and .tabism&s. =ew Fork $pringer-Berlag# !!# p.4/!-4".

ilbert ;, , 3illiam :&, 3illiam @;, 9ao =.Pop&lation based assessment

o) %hildhood blindness in .o&thern India. Archie+es of

5phthalmology 1''# 11/4/-

9ahi :$, $ripathi $, ilbert ;H,


35/36

3orld *ealth 5rgani8ation.Prevention o) blindness and ea)ness# :lobal

initiative )or the elimination o) avoidable blindness. 3ho

document .3*5CP@>C'".19e+ .3*5# ene+a #!!!.

Preventing blindness in %hildren/ report o) a W1+;IAPB s%ienti)i% meeting.

ene+a, 3orld *ealth 5rgani8ation, !!! (unpublished document

3*5CpblC!!.""%

ilbert ;,


36/36

American Academy Association.Pediatri% +phthalmolog. $an . +phthalmolog at a :lan%e. @lackwell $cience Australia

# !!/.p."-4

>ambert $9, &rack ABInfantile ;ataract.$ur+ 5phthalmol 1''#4!4"-4/

:ain I$, @ansal $>, &hir $P,et al Prognosis in 0raumatic ;ataract $urgery. :

Pediair 5phthalmol $trabismus 1'"'# 1!1-!/

Documents

Karakteristik Dan Tajam Penglihatan Penderita Post Operasi Katarak