19
Bab 3.Analisa Kualitas Air Survey kualitas air ini dilakukan terhadap mata air yang akan digunakan untuk perencanaan detail desain prasarana air baku di Ciwidey dan Soreang. Hasil analisa labortorium untuk mata air tersebut seperti di bawah ini. 3.1 Kriteria Analisa Kualitas Air 3.1.1 Parameter Fisika Air. A. Bau Parameter bau dalam air pada umumnya disebabkan oleh proses degradasi/pembusukan zat organic yang terjadi dalam air oleh aktivitas mikroorganisme (jenis bakteri, jenis protozoa, jenis virus, dan jenis prion), selain mikroorganisme tingkat bau dalam air juga sangat ditentukan oleh banyaknya zat organic degradable yang terlarut dalam air. Dalam proses degradasi tersebut menghasilkan gas- gas sampingan diantaranya asam sulfide (H 2 S), amoniak (NH 3 ) dan lain-lain, gas-gas ini yang menyebabkan bau dalam air. Pengaruh Bau berlebih (diatas standar baku mutu) dalam air terhadap kesehatan konsumen air, sejauh ini belum ditemukan efek bau bisa menimbulkan ganguan kesehatan/penyakit terhadap konsumen air. Efek bau dalam air mengakibatkan hilangnya selera konsumsi konsumen terhadap air dan bau yang pekat bisa menimbulkan sakit kepala yang bersifat temporer. 1

Kualitas Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Manual

Design Note

Bab 3. Analisa Kualitas AirSurvey kualitas air ini dilakukan terhadap mata air yang akan digunakan untuk perencanaan detail desain prasarana air baku di Ciwidey dan Soreang. Hasil analisa labortorium untuk mata air tersebut seperti di bawah ini.

3.1 Kriteria Analisa Kualitas Air

3.1.1 Parameter Fisika Air.

A. Bau

Parameter bau dalam air pada umumnya disebabkan oleh proses degradasi/pembusukan zat organic yang terjadi dalam air oleh aktivitas mikroorganisme (jenis bakteri, jenis protozoa, jenis virus, dan jenis prion), selain mikroorganisme tingkat bau dalam air juga sangat ditentukan oleh banyaknya zat organic degradable yang terlarut dalam air. Dalam proses degradasi tersebut menghasilkan gas-gas sampingan diantaranya asam sulfide (H2S), amoniak (NH3) dan lain-lain, gas-gas ini yang menyebabkan bau dalam air.

Pengaruh Bau berlebih (diatas standar baku mutu) dalam air terhadap kesehatan konsumen air, sejauh ini belum ditemukan efek bau bisa menimbulkan ganguan kesehatan/penyakit terhadap konsumen air. Efek bau dalam air mengakibatkan hilangnya selera konsumsi konsumen terhadap air dan bau yang pekat bisa menimbulkan sakit kepala yang bersifat temporer.

Dalam proses pengolahan air bau dapat dhilangkan dengan cara adsorpsi karbon yaitu dengan mnggunakan karbon aktif atau dengan filtrasi pasir aktif, bau juga dapat berkurang dalam proses pengolahan air yaitu pada unit desinfeksi diantaranya dengan cara pemanasan, penyinaran dengan ultra violet, oksidasi chlor, Oksidasi Ozonisasi, dan proses aerasi.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter bau adalah tidak berbau,

B. Zat Padat Terlarut (TDS)

Zat Padat Terlarut dalam air disebabkan oleh partikel diskrit dan koloid yang terkandung dalam air, TDS berasal dari endapan/terlarutnya garam-garam anorganik dan zat organic yang nondegredable, tanah/lumpur terlarut, pasir.

Pengaruh TDS berlebih (diatas standar baku mutu air) terhadap kesehatan konsumen air yaitu menyebabkan rasa yang tidak normal dalam air yang dapat mengendap dalam tubuh dan dalam jangka waktu tertentu dapat menggangu proses pencernaan secara kronis. Dalam proses distribusi air minum akumulasi TDS berlebih dapat menyumbat pipa-pipa distribusi dan menghambat laju air distribusi. Pengaruh TDS berlebih terhadap kesehatan konsumen yaitu bisa mengakibatkan batu ginjal.

Dalam proses pengolahan air TDS dapat dihilangkan dengan cara diendapkan tepatnya pada unit operasi pengolahan prasedimentasi, pada proses sedimentasi setelah melalui proses koagulasi-flokulasi dan pada operasi filtrasi pasir cepat atau operasi filtrasi pasir lambat.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter TDS adalah 1000 mg/LC. Kekeruhan

Tingkat kekeruhan atau turbidity dalam air dapat disebabkan oleh polutan yaitu partikel diskrit dan koloid yang terkandung dalam air, kekeruhan berasal dari endapan/terlarutnya garam-garam anorganik dan zat organic yang nondegredable, tanah/lumpur terlarut, limbah dari proses produksi.

Pengaruh kekeruhan berlebih (diatas standar baku mutu air) terhadap kesehatan konsumen air yaitu menyebabkan rasa yang tidak normal dalam air (tidak signifikan) partikel dan zat penyebab kekeruhan dapat mengendap dalam tubuh dan dalam jangka waktu tertentu dapat menggangu proses pencernaan secara kronis atau dapat menyebabkan sakit perut yang akut.

Dalam proses pengolahan air kekeruhan dapat dihilangkan dengan cara diendapkan tepatnya pada unit operasi pengolahan prasedimentasi, menambahkan koagulan (PAC dan sejenisnya) kedalam air pada proses pengolahan air tepatnya pada unit proses koagulasi dan flokulasi yang diteruskan dengan proses sedimentasi dan pada operasi filtrasi pasir cepat atau operasi filtrasi pasir lambat. Pada unit proses desinfeksi kekeruhan juga dapat dioksidasi dengan zat chlor.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter kekeruhan adalah 5 NTUD. Rasa

Rasa dalam air pada umumnya disebabkan oleh kontaminan dan polutan yang terlarut dalam air, kontaminan dan polutan tersebut bisa berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, limbah proses pertanian (insektisida), sejumlah reruntukan zat-zat kimia organic yang terlarut dalam air, zat kimia anorganik berupa garam-garam terlarut.

Pengaruh rasa berlebih (diatas standar baku mutu) dalam air terhadap konsumen yaitu dapat menghilangkan selera dan ketidak percayaan konsumen terhadap air yang disediakan. Zat kimia penyebab rasa yang organic atau anorganik yang berupa logam berat dan bersifat akumulatif dapat menimbulkan kanker.

Dalam proses pengolahan air rasa apat dihilangkan dengan filtrasi tepatnya pada unit pengolahan operasi filtrasi pasir cepat atau operasi filtrasi pasir lambat, proses ionic exchange dapat mengurangi zat kimia anorganik penyebab rasa dalam air. Proses aerasi dapat juga meminimalisisr rasa dalam air.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Rasa adalah tidak berasa.E. Temperatur

Suhu atau temperatur yang tidak normal dalam air disebabkan oleh sisa kalor yang terdapat dalam limbah industri atau limbah rumah tangga. Pada daerah gunung merapi biasanya ditemukan mata air panas alami yang disebabkan oleh kontaminasi kalor dari aktivitas magma dalam tanah sekitar gunung.

Pengaruh temperatur yang tidak normal (diatas satandar baku mutu) dalam air dapat mengakibatkan terjadinya proses reaksi kimia antar ionion yang terlarut dalam air yang menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dapat mengendap dan berbahaya baik untuk konsumen air atau untuk lingkungan karena suhu yang tidak normal mengakibatkan zat-zat kimia yang terkandung dalam air menjadi reaktif/bersifat reaktif.

Dalam proses pengolahan air suhu yang ekxtrim dapat dihilangkan seiring proses pengolahan berjalan karena kalor bisa hilang jika teroksidasi oleh oksigen secara kontinyu. Proses pengendapan dapat menghilangkan kalor secara signifikan.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter temperatur optimum adalah 18 oC 27 oC.

F. Warna

Warna dalam air disebabkan oleh sisa-sisa zat organic dalam air biasanya berasal dari limbah, tumbuhan yang melapuk dan mengontaminasi air, garam-garam terlarut. Warna dalam air terdiri dari dua parameter yang pertama warna semu yaitu warna yang dapat dihilangkan atau menghilang dengan sendirinya (dalam proses self purification di sungai atau dalam proses pengolahan air) dan warna sejati atau warna sesungguhnya, warna sesungguhnya dalam air tidak bisa dihilangkan tetapi hanya bisa dikurangi. Air yang memiliki warna sejati biasanya air rawa.

Pengaruh warna yang tidak normal (diatas standar baku mutu) dapat menghilangkan selera minum dan rasa ketidak percayaan konsumen terhadap penyediaan air. Air yang berwarna memberi kesan air yang tidak dapat digunakan.

Dalam proses pengolahan air warna dapat dihilangkan dengan penambahan koagulan tepatnya pada proses koagulasi-flokulasi, dengan filtrasi tepatnya pada unit saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat dan warna dapat dihilangkan dengan cara dioksidasi tepatnya pada unit desinfeksi dengan cara oksidasi chlor, Oksidasi Ozonisasi, dan proses aerasi.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter warna adalah 15 TCU,

G. Daya Hantar Listrik

Tingkat Daya Hantar Listrik (DHL) dalam air disebabkan oleh material-material logam yang terkandung dalam air, material-material logam ini berasal dari limbah industri, limbah radio aktif dan limbah-limbah dari tambang mineral.

Pengaruh tingkat DHL yang tinggi (diatas standar baku mutu) dalam air menimbulkan akibat yang variatif yaitu tergantung dari mineral logam yang terkandung dalam air, logam-logam tersebut sebagian besar berbahaya terhadap kesehatan terutama logam berat yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit akut dan kronis pada konsumen air

Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan logam-logam yang berbahaya biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan logam tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter DHL adalah 1000 S/cm.3.1.2 Parameter Kimia Anorganik

A. Besi (Fe) Kandungan logam besi (Fe) dalam sumber air permukaan dapat disebabkan oleh air limbah sedangkan kandungan logam besi (Fe) dalam sumber air tanah disebabkan oleh lapisan tanah tertentu yang mengandung logam besi tinggi yang dapat menjadi kontaminan (pemasok) besi seperti lapisan tanah/batuan lempung pirite, lapisan tanah/batuan yang dapat memengaruhi kandungan besi dalam air tanah umumnya terdapat pada daerah pegunungan. Pengaruh tingginya kandungan logam besi (Fe) dalam air diantaranya air menjadi berbau logam besi, air berwarna kuning kehijauan, terdapat endapan di tempat penampungan air, endapan besi dalam pipa air dapat menyumbat laju aliran air, menodai kain, mempercepat proses korosif pada alat-alat logam khsusnya alat-alat masak. Air dengan kandungan besi cukup tinggi adalah air sadah (kesadahan sementara). Pengaruh logam besi terhadap kesehatan konsumen yaitu dapat menyebabkan penyakit leper kronis. Dalam proses pengolahan air minum besi dapat diminimalisir dengan cara memberikan koagulan tertentu dengan dosis yang disesuaikan (PAC) diteruskan dengan proses pengendapan atau dengan cara difiltrasi dengan media filter yang telah diaktivasi (pasir aktif) bisa juga dengan cara adsorpsi karbon aktif. Standar kualitas baku mutu air untuk parameter besi (Fe) adalah 0,3 mg/L,

B. Flourida (F) Kandungan Flourida dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Flourida dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur flourida yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan Flourida terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan flourida dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan logam-logam yang berbahaya biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan logam tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter flourida (F) adalah 1,5 mg/L

C. Kesadahan (CaCo3) Air dengan tingkat kesadahan yang tinggi disebut air keras, air sadah memiliki cirri-ciri khusus diantaranya warna yang tidak normal, tingginya kandungan jenis logam yang bervalensi 2, logam yang dominan terdapat dalam air sadah diantaranya Fe2+, Mn2+,(kesadahan sementara). Mg2+, Ca2+ (kesadahan tetap). Kation-kation tersebut penyebab keasadahan, kesadahan biasanya terjadi pada air tanah khususnya didaerah pegunungan (kesadahan sementara) dan daerah karbonat yaitu daerah dengan struktur mineral tanah kapur yang tinggi juga daerah gambut. Pengaruh tingginya kesadahan yang tetap terhadap pengguna air yaitu dapat menimbulkan masalah diantaranya air tidak layak pakai dikarenakan pada proses pencucian kain sabun tidak dapat larut sepenuhnya dan mengurangi busa sabun yang menyebabkan pencucian tidak sempurna serta boros sabun, terdapat kerak-kerak senyawa logam pada peralatan masak dan pipa-pipa distribusi air sehingga mengakibatkan pemampatan pipa air. Tingginya kation-kation bervalensi 2 dalam air mengakibatkan anion-anion dalam air bereaksi seluruhnya dengan kation-kation tersebut dan mengendap sehinga tidak ada sisa anion yang terdapat dalam air yang dapat bereaksi lagi dengan kation-kation yang belum bereaksi. Pengaruh kesadahan terhadap kesehatan konsumen air yaitu air dengan kesadahan tetap yang tinggi dapat meracuni tubuh dan menimbulkan beberapa penyakit kronis dan akut. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan logam-logam yang berbahaya biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air dengan dosis tertentu, filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan logam tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter kesadahan (CaCO3) adalah 500 mg/L

D. Klorida (Cl-) Kandungan Klorida dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Klorida dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur Klorida yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan Klorrida terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Klorida dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air klor dengan dosis tertentu dapat digunakan untuk proses desinfeksi dan degradasi zat organic serta dapat mengurangi turbiditas air. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Klorida adalah 250 mg/LE. Mangan (Mn) Kandungan Mangan (Mn) dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Mangan (Mn) dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur Mangan (Mn) yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan logam Mangan (Mn) dalam air diantaranya air menjadi berbau logam, air berwarna hitam kehijauan, terdapat endapan di tempat penampungan air, endapan Mangan dalam pipa air dapat menyumbat laju aliran air, menodai kain, mempercepat proses korosif pada alat-alat logam khsusnya alat-alat masak. Air dengan kandungan Mangan cukup tinggi adalah air sadah (kesadahan sementara). Pengaruh logam Mangan terhadap kesehatan konsumen yaitu dapat menyebabkan penyakit kronis juga dapat menyebabkan penyakit akut karena Mangan dalam dosis tinggi bersifat toxic. Dalam proses pengolahan air minum Mangan dapat diminimalisir dengan cara memberikan koagulan tertentu dengan dosis yang disesuaikan (PAC) diteruskan dengan proses pengendapan atau dengan cara difiltrasi dengan media filter yang telah diaktivasi (pasir aktif) bisa juga dengan cara adsorpsi karbon aktif. Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Mangan (Mn) adalah 0,1 mg/LF. Natrium (Na) Kandungan garam Natrium yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Natrium dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur Natrium yang tinggi yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan garam Natrium terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Natrium dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air Natrium dengan dosis tertentu dapat digunakan sebagai koagulan untuk memroses air sadah atau menurunkan kesadahan air. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Natrium adalah 200 mg/L,

G. Nitrat sebagai NO3 Kandungan Nitrat yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Nitrat dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur garam Natrium yang tinggi yang dapat mengontaminasi air dalam tanah Nitrat terjadi karena dalam air telah terjadi reaksi nitrifikasi yang disebabkan oleh bakteri nitrifikasi dan ketersediaan oksigen. Pengaruh tingginya kandungan Nitrat terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Nitrat dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air limbah organic Nitrat dapat digunakan dengan dosis tertentu sebagai koagulan. Kandungan Nitrat yang terlalu tinggi dalam air minum mengakibatkan gangguan peredaran darah pada orang dewasa, sedangkan pada balita pengaruh Nitrat yang tinggi menyebabkan penyakit bayi biru. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Nitrat adalah 50 mg/L

H. Nitrit sebagai NO2 Kandungan Nitrit yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Nitrit dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur garam Natrium yang tinggi yang dapat mengontaminasi air dalam tanah Nitrit terjadi karena dalam air telah terjadi reaksi nitrifikasi yang disebabkan oleh bakteri nitrifikasi dan ketersediaan oksigen. Pengaruh tingginya kandungan Nitrit terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Nitrit dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air limbah organic Nitrit dapat digunakan dengan dosis tertentu sebagai koagulan. Kandungan Nitrit yang terlalu tinggi dalam air minum mengakibatkan gangguan peredaran darah pada orang dewasa, sedangkan pada balita pengaruh Nitrit yang tinggi menyebabkan penyakit bayi biru. Nitrit alam dosis tinggi bersifat toxic. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Nitrit adalah 3 mg/L, I. Keasaman (Unit pH) Penyebab tingginya tingkat keasaman dalam air bisebabkan oleh tingginya kandungan Hidrogen dalam air dan rendahnya kandungan Hidroksil dalam air. Keasaman dalam air dapat dipengaruhi oleh rendahnya zat kapur dalam air. Dalam air permukaan keasaman dapat berubah bisa mejadi asam atau manjadi basa yang disebabkan oleh limbah industri atau domestic. Pengaruh ketidakstabilan keasaman air dalm air minum terhadap kesehatan konsumen yaitu dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mempengaruhi proses metabolisme tubuh terutama terganggunya pertumbuhan kuku dan gigi serta bisa menyebabkan penyakit osteoporosis pada orang dewasa. Dalam proses pengolahan air minum untuk menaoptimalkan keasaman air yang bersifat asam atau air dengan pH tinggi yaitu dengan cara menambahkan koagulan kapur dengan dosis tertentu, sedangkan untuk mengoptimalkan air yang bersifat basa atau pH rendah yaitu dengan menambahkan koagulan chlor atau alum. Standar kualitas baku mutu air untuk parameter pH Unit adalah 6,5 8,5 Unit pH, J. Sulfat (SO4) Kandungan Sulfat yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan Sulfat dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur Sulfat yang dapat mengontaminasi air dalam tanah khususnya pada daerah pegunungan karena magma mengandung sulfat yang tingi yang dapat memengaruhi air tanah disekitarnya. Pengaruh tingginya kandungan Sulfat terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Sulfat dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air sulfat dengan dosis tertentu dapat digunakan untuk proses minimalisisis kesadahan air sebagai anion pereaksi. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Sulfat adalah 250 mg/L, K. Kalium (K) Kandungan Kalium yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian sedangkan kandungan kalium dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur Kalium yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan Kalium terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut. Kandungan Kalium dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter Kalium adalah 0,0 mg/L, L. CO2 Agresif Kandungan CO2 Agresif yang tinggi dalam air permukaan dapat disebabkan oleh limbah industri atau limbah pertanian juga ditentukan oleeh tingkat curah hujan yang tinggi pada suatu wilayah, sedangkan kandungan CO2 Agresif dalam air tanah dapat diakibatkan oleh sifat struktur kualitas mineral tanah yang mengandung unsur CO2 yang dapat mengontaminasi air dalam tanah. Pengaruh tingginya kandungan CO2 Agresif terhadap kesehatan konsumen air dapat mengakibatkan keracunan akut, penyakit darah tinggi pada orang dewasa. Kandungan CO2 Agresif dalam dosis tertentu (ringan) dalam air sangat dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Dalam proses pengolahan air minum ataupun air limbah untuk penyisihan ion-ion yang berbahaya dalam dosis tinggi biasanya dilakukan dengan proses ionic exchange, addisional koagulan tertentu kedalam air (seperti proses pengolahan air sadah), filtrasi dengan media yang telah diaktivasi untuk penyisihan ion tertentu, reverse osmosi dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter CO2 Agresif adalah 0,0 mg/LM. Keasaman Total pH (Asiditas) Penyebab tingginya tingkat keasaman dalam air bisebabkan oleh tingginya kandungan Hidrogen dalam air dan rendahnya kandungan Hidroksil dalam air. Keasaman dalam air dapat dipengaruhi oleh rendahnya zat kapur dalam air. Dalam air permukaan keasaman dapat berubah bisa mejadi asam atau manjadi basa yang disebabkan oleh limbah industri atau domestic. Pengaruh ketidakstabilan keasaman air dalm air minum terhadap kesehatan konsumen yaitu dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mempengaruhi proses metabolisme tubuh terutama terganggunya pertumbuhan kuku dan gigi serta bisa menyebabkan penyakit osteoporosis pada orang dewasa. Asiditas yaitu tingkat kemampuan air untuk menstabilkan keasaman dari ion-ion yang dapat merubah air menjadi asam. Dalam proses pengolahan air minum untuk menaoptimalkan keasaman air yang bersifat asam atau air dengan pH tinggi yaitu dengan cara menambahkan koagulan kapur dengan dosis tertentu, sedangkan untuk mengoptimalkan air yang bersifat basa atau pH rendah yaitu dengan menambahkan koagulan chlor atau alum. Standar kualitas baku mutu air untuk parameter pH (asiditas) adalah 1 mg/LN. Kelindian pOH (alkalinitas) Penyebab tingginya tingkat keasaman dalam air bisebabkan oleh tingginya kandungan Hidrogen dalam air dan rendahnya kandungan Hidroksil dalam air. Keasaman dalam air dapat dipengaruhi oleh rendahnya zat kapur dalam air. Dalam air permukaan keasaman dapat berubah bisa mejadi asam atau manjadi basa yang disebabkan oleh limbah industri atau domestic. Pengaruh ketidakstabilan keasaman air dalm air minum terhadap kesehatan konsumen yaitu dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mempengaruhi proses metabolisme tubuh terutama terganggunya pertumbuhan kuku dan gigi serta bisa menyebabkan penyakit osteoporosis pada orang dewasa. Alkalinitas yaitu tingkat kemampuan air untuk menstabilkan keasaman dari ion-ion yang dapat merubah air menjadi basa. Dalam proses pengolahan air minum untuk menaoptimalkan keasaman air yang bersifat asam atau air dengan pH tinggi yaitu dengan cara menambahkan koagulan kapur dengan dosis tertentu, sedangkan untuk mengoptimalkan air yang bersifat basa atau pH rendah yaitu dengan menambahkan koagulan chlor atau alum. Standar kualitas baku mutu air untuk parameter pOH (alkalinitas) adalah 100 mg/LO. Daya Pengikat Chlor (DPC) Daya pengikat Chlor bisa diartikan seberapa besar kandungan sisa Chlor yang terkandung dalam air yang berguna untuk menghilangkan mikroorganisme yang pathogen atau berpotensi tumbuh dan berkembang dalam air, setiap seumber air pasti memiliki unsure Chlor, DPC perlu diketahui yaitu untuk menambah seberapa besar chlor yang dibutuhkan untuk menjaga higienisnya air . Standar kualitas baku mutu air untuk parameter DPC adalah 0,2 -0,6 mg/L.3.1.3 Parameter Kimia Organic

A. Kimia Organik Sebagai KMnO4 Zat organic sebagai KMnO4 dalam air permukaan disebabkan oleh sisa-sisa materi organic yang tidak terdegradasi, humus, sisa-sisa tumbuhan, insektisida juga limbah industri dan limbah domestic.

Pengaruh zat organic sebagai KMnO4 dalam air dapat menyebabkan bau, rasa, warna, kekeruhan, tinggi rendahnya pH air, pertumbuhan mikrooranisme. Pengaruh zat organic terhadap kesehatan konsumen air yaitu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. zat organic sebagai KMnO4 dalam proses pengolahan air dapat digunakan sebagai oksidator untuk mengurangi kandungan logam dalam air.

Dalam proses pengolahan air minum zat organic sebagai KMnO4 dapat di minimalisir dengan proses reduksi-oksidasi, aerasi, dalam proses pengolahan air limbah penyisihan zat organic pada umumnya dilakukan dengan pengolahan biologis seperti tricling filter, stabilitatio pons, activated sludge dan lain-lain.

Standar kualitas baku mutu air untuk parameter zat organic sebagai KMnO4 adalah 10 mg/L, hasil analisis laboratorium terhadap parameter DPC air baku mata air Cibadak yaitu 1,82 mg/L, dibawah dengan standar baku mutu air.

3-1

3-3