Upload
reeagst
View
425
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I DASAR TEORI
Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.
Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-
organ di dalam tubuh. Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara
pasien satu dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih
ketat pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami
kegawat daruratan/kritis.
Pengukuran tanda-tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar
fungsi dasar tubuh. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin oleh tenaga medis
professional dan prnyrdia perawatan sebelum merawat seorang penderita. Tanda-tanda vital
utama meliputi empat tanda utama, yaitu :
1. Tekanan darah
2. Denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas)
3. Pernafasan (kecepatan, kedalaman dan irama)
4. Suhu tubuh
5. Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB)
1. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yang
diberikan oleh cairan darah. Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2
metode yaitu: metode langsung dan tak langsung.
Metode langsung yaitu:
memasukkan kanula atau jarum langsung ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke
manometer. Metode ini adalah metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan
memerlukan metode khusus.
Metode tidak langsung:
Adalah metode yang menggunakan manset yang disambungkan ke sfigmanometer.
Mekanisme metode ini adalah dengan mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri
brakhialis dengan menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang
sel-sel darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding arteri
maka timbul bunyi “ dug..dug”
2. Pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut nadi
dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi
perifer yang lain.
Nilai normal nadi adalah : 60-100 x/menit
3. Pemeriksaan Frekuensi Pernapasan
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik
napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.
Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil. Jumlah respirasi
normal pada orang dewasa adalah 15-20x/menit ketika istirahat.
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari
tubuh ke lingkungan. Secara normal suhu tubuh manusia adalah 36.5 derajat C - 37.2 derajat
celcius.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
- Melalui oral/mulut
Yaitu dengan menggunakann termometer/klasik atau termometer modern. Suhu oral 36.8
+ 0,35 derajat celcius
- Melalui rektal/anus
Menggunakan thermometer air raksa digital. Pengukuran suhu normal anus adalah 37.2
+0.3 derajat celcius.
- Menggunakan aksial/ketiak
Suhu normalnya adalah 0.6 derajat celcius di bawah suhu tubuh melalui mulut
- Melalui telinga
Menggunakan termometer khusus yang bisa mencatat suhu tubuh dengan cepat melui
silinder telinga dengan dengan cara ini dapat menunjukkan temperatur inti tubuh
5. Berat dan Tinggi Badan
A. Berat dan Tinggi Badan
Pengukuran fisik tinggi badan dan berat badan sangat diperlukan dalam memperoleh
informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama dalam memperoleh informasi
tambahan yang menegakkan diagnosis, terutamaa yang berkaitan dengan hormonal
metabolic. Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. Berat badan sering kali
diperbandingkan dengan berat badan ideal.
a. Berat badan ideal wanita
BBideal max wanita = Tinggi Badan (TB) – 110
BBideal min wanita = BBideal max – (BBideal max x 10%)
b. Berat badan ideal pria
BBideal max pria = Tinggi badan (TB) – 110
BBideal min pria = BBideal max – (BBideal max x 10%)
Selain itu, pengukuran TB dan BB dapat juga digunakan untuk mengetahui indeks
Massa Tubuh = IMT (Body Mass Index = BM) yang dapat digunakan untuk memprediksi
kesehatan penderita.
IMT/BMI = BB(kg) / TB2 (m2) ; perhitungan dirujuk pada klasifikasi IMT
Klasifikasi IMT/BMI (Classification od Overweight and Obesity by BMI, Waist
Circumference, and Associated Risk, WHO, 1997) :
BB sangat kurus (kurus beresiko) = IMT < 18,5 kg/m2
BB kurang (kurus) = IMT < 18,5 kg/m2
BB normal = 18,5 - 24,9 kg/m2
BB berlebih (agak gemuk) = 25,0 - 29,9 kg/m2
Obesitas klas 1 (gemuk) = 30,0 - 34,9 kg/m2
Obesitas klas 2 (sangat gemuk) = 35,0 - 39,9 kg/m2
Ekstrem Obes / Obesitas klas 3 (amat sangat gemuk) = > 40,0 kg/m2
BAB II
HASIL PERCOBAAN
HASIL PENGUKURAN
2.1 Pengukuran Tekanan Darah
Orang
Parameter
Sphygmomanometer Arenoid Digital
I II III Rerata I II IIIRerata I II III
Rerata
Ke-1Tangan Kanan
110/70
98/58
98/58
102/62
110/60
105/65
98/58
164/60
157/130
112/65
157/130
142/108
Tangan Kiri
110/70
110/70
110/70
107/67
110/60
98/60
98/58
99/59
134/72
110/56
109/65
119/64
Ke-2Tangan Kanan
90/48
80/40
90/50
87/46
110/65
109/63
105/60
108/63
109/58
105/54
101/52
105/55
Tangan Kiri
90/50
80/45
87/50
86/48
109/65
163/61
100/62
107/63
103/58
93/50
102/48
99/52
2.2 Pengukuran Sikap Tubuh
OrangParameter
Berbaring Duduk Berdiri
I II III Rerata I II III Rerata I II III Rerata
Ke-1Tangan Kanan
123/64
113/66
105/66 117/60
153/132
109/64
96/62 120/86
110/71
103/69
101/75 105/71
Tangan Kiri
164/63
109/37
94/58 122/45
107/65
112/65
106/65 108/65
111/69
105/74
102/73 105/72
Ke-2Tangan Kanan
111/68
115/67
118/68 115/68
157/130
95/67
137/130 115/108
105/76
105/75
108/78 104/75
Tangan Kiri
122/68
122/50
114/68 119/69
139/72
110/56
109/65 98/61
111/76
115/76
117/76 114/76
2.3 Pengaruh Latihan
Orang ParameterNadi (kali/mnt)
Sistole (kali/mnt)
Diastole (kali/mnt)
Ke-13 menit pertama 72 123 796 menit 78 127 869 menit 77 113 7611 menit 77 109 74Sebelum latihan 73 103 66Setelah latihan 97 139 83
Ke-23 menit pertama 95 129 566 menit 75 117 519 menit 63 98 5011 menit 62 92 53Sebelum
latihan62 92 53
Setelah
latihan
2.4 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Orang ParameterSistole (mmhg)
Diastole (mmhg)
Ke-1 Pra-Stress 114 6030 detik 132 7060 detik 137 73
2.5 Pengukuran Denyut Nadi
Orang CobaJenis Kelamin
Denyut Nadi (pada tiga tempat arteri)A. Radialis A.Branchialis A. Karotis
Lia P 87 61 63Rahajeng P 74 64 64Canggih L 74 79 70Fahmi L 81 72 65
2.6 Pengukuran Frekuensi Nafas
Orang coba Jenis Kelamin Frekuensi Nafas
Fahmi L 21
Canggih L 19
Ajeng P 20
Annora P 12
2.7 Pengukuran Suhu Tubuh
Orang coba lokasi Suhu tubuh
Ke Imulut 36,0
ketiak 36,1
Ke 2 mulut 36,7
ketiak 36,0
2.8 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Orang coba
Jeniskelami
n
Berat badan dan
tinggi badan
BB ideal (minimal dan
maksimal)
IMT (Indeks Massa Tubuh)
Klasifikasi
Lia P45153
42,5743 19,23
normal
Ajeng P 50 155 21,35 normalFahmi L 60 174 18,5
normal
Salma P 60 163 16,22 kurus
PERTANYAAN PERCOBAAN TEKANAN DARAH
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional
dan digital? Ya
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada tangan kanan dan kiri? Ya
3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital? Ya
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis dan A. Bacialis? Ya
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? Jelaskan
mengapa? Ya, karena adanya perbedaan gaya gravitasi, pada pengukuran tekanan darah
yang dilakukan dalam keadadan berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi
sehingga terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk
tekanan darah cenderung stabil.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi
tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan
berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang
lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya
elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk
pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
menset baroresepsor untuk menaikan tekanan darah
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita
tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu kemungkinannya adalah
pasien mengalami hipertensi yang pada keadaan tekanan darah darah lebih tinggi gigi
tidak boleh dicabut karena Saat tekanan darah sedang tinggi, maka tekanan yang
dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa
menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus memeriksa denyut nadi sebelum melakukan
tindakan operatif? Karena pada saat anestesi denyut nadi pasien harus normal dan dengan
melakukan pemeriksaan denyut nadi terlebih dulu dapat mengetahui apakah normal atau
tidak. Sebab pada pasien yang memiliki deyut nadi tinggi dapat menyebabkan bekuan
darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?
Jenis kelamin, Jenis aktifitas, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis
3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan
mengapa! Ada karena adanya perbedaan gaya gravitasi.
pada sat berbaring denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau
berdiri, karena efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak
mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang diperlukan lebih sedikit.
Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena darah yang
kembali ke jantung lebih sedikit sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung.
Pada posisi duduk denyut nadi cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi
jantunguntuk dipompa menjadi meningkat.
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
Karena saat bekerja otot bekontraksi, sehingga otot perlu suplai oksigen lebih banyak.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung memompa darah lebih cepat agar aliran
darah ke otot meningkat sehingga denyut nadi dan tekanan darah juga meningkat.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?
Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat
melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan
rumus 220-umur. Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda
tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau
setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen
yang diperlukan oleh tubuh saat itu.
PERTANYAAN PERCOBAAN SUHU TUBUH
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaannnya? Jelaskan!
Angka pada termometer pada pengukuran suhu tubuh di ketiak lebih rendah sekitar 0,3
derajat celcius. Hal tersebut dikarenakan kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi
sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di
bagian tubuh yang lain? Ketika ingin mengetahui suhu internal dan permukaan.
PERTANYAAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
1. Apakah pengukuran berat badan dan tinggi badan diperlukan di bidang kedokteran gigi?
Jelaskan untuk apa?
Iya, karena dari tinggi badan dan berat badan diperlukan dalam memperoleh informasi
tambahan yang menegakkan diagnosis terutama yang berkaitan dengan hormonal
metabolic. Selain itu, pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui
Indeks Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang
terlalu gemuk? Jelaskan!
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh mereka yang
memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring
dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak mampu membentuk jaringan
tulang baru, atau jaringan tulang yang telah ada diserap terlalu banyak oleh tubuh, atau
keduanya.
Kepadatan tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti, faktor bawaan, jenis kelamin,
ras, aktifitas fisik, kondisi kesehatan secara keseluruhan dan asupan makanan dan gizi.
Dalam pembentukan tulang, kalsium dan fosfor merupakan mineral penting yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Sumber kalsium dan fosfor banyak terdapat pada susu dan
berbagai produk olahan susu seperti mentega, keju, es krim dan sebagainya, telur, ikan,
sayuran dan kacang-kacangan.
Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang juga kecil,
padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.
Osteoporosis ini dapat mengancam baik pada pria maupun wanita. Sehingga hanya
dengan jatuh saja atau kecelakaan, bisa menyebabkan luka yang fatal atau bahkan
kematian. Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, maka orang yang memiliki IMT
kurang dari 17, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menambah berat badannya
dengan aman.
b. Masalah reproduksi
Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa masalah
reproduksi pada wanita. Yang pertama, siklus menstruasi akan berhenti atau menjadi
tidak teratur pada wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita yang terlalu kurus,
juga akan mengalami kesulitan saat akan konsepsi (terjadinya pembuahan), mereka juga
sulit untuk mempertahankan kehamilannya. Menurut hasil studi, 72 persen dari wanita
hamil yang underweight, akan mengalami keguguran dalam semester pertama.
Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk mengalami disfungsi seksual menetap
sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal. Masalah-
masalah seperti disfungsi ereksi, sakit saat berhubungan seksual atau ketidakmampuan
untuk ejakulasi. Menurut penelitian juga terdapat hubungan antara berat badan pria dan
kesehatan spermanya.
c. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu.
Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala khas anemia.
Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah.
Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila
sel darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak
memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan muncullah gejala
anemia. Gejala lain dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas
pendek. Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat.
Hal ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk mengkonsumsi
cukup makanan yang bergizi.
d. Rendahnya sistem imun
Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi dengan
baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi
penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel tubuh kurang
maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga orang yang terlalu kurus gampang
terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai
dengan aktivitas sel yang abnormal.
e. Penyakit Jantung dan Diabetes
Pada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus, memiliki
kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar jantung
dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu beresiko lebih
tinggi untuk terjadinya diabetes dan serangan jantung dikemudian hari.
Akibat dari obesitas :
Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko kematian
dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah apel mempunyai risiko
hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan BB normal.
Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan
pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke
organ-organ tubuh.
Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin menggambarkan
interaksi faktor genetik, demografi dan biologik. Berbagai penelitian telah melaporkan
bahwa penurunan BB bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah.
Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin bertanggung jawab
terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 % pada wanita. Mekanismenya belum
jelas.
Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas tidak
mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi kadar trigliserida (TG)
biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya
menyebabkan penyakit jantung.
Resistensi insulin dan DM tipe2
Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada kenyataannya
memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB dapat menjadi kunci di dalam
mengontrol terhadap DM tipe 2, yang mempunyai kelainan berupa ketidakmampuan
menggunakan insulin di dalam metabolisme glukosa.
Keadaan ini sering disebut dengan resistensi insulin dan juga dihubungkan dengan
hipertensi dan kelainan pembekuan darah. Walaupun mekanisme yang tepat hubungan
antara obesitas dan DM tipe 2 sama sekali belum jelas, tetapi sel2 lemak dapat
melepaskan zat2 kimia tertentu yang menghambat kepekaan tubuh terhadap insulin.
Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah perut,
gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin. Tampaknya faktor genetik
berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat memegang peranan penting di
dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan
dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.
Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya bahwa
kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat mengurangi kejadian kanker 30-40
%. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar
hormon yang tinggi yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang
pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker.
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Pengukuran Tekanan Darah
Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan
langsung. Pada percobaan kali ini pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara tak
langsung menggunakan sphygmomanometer dan tensimeter digital. Disini terlihat perbedaan
hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan dengan menggunakan tangan kanan dan
tangan kiri bila diukur dengan menggunakan tensimeter arenoid dan sphygmomanometer.
Namun pengukuran dengan menggunakan tensimeter digital tidak menunjukkan perbedaan
yang begitu mencolok. Rerata tekanan darah orang pertama di tangan kanan adalah 102/62,
sedangkan pada tangan kiri adalah 107/67. Tekanan darah orang kedua setelah dirata-rata
adalah 87/48 pada tangan kanan dan 86/48 pada tangan kiri.
Pengukuran tekanan darah dalam praktikum ini dilakuakan dengan berbagai posisi
berdiri, berbaring dan duduk. Posisi tubuh menentukan dengan hasil pengukuran nantinya,
hal ini disebabkan karena adanya perbedaan gaya gravitasi, pada pengukuran tekanan darah
yang dilakukan dalam keadadan berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi sehingga
terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk tekanan darah
cenderung stabil.
Factor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu posisi tubuh, aktivitas fisik,
temperature, usia, jenis kelamin, dan usia. Adapun bidang Kedokteran Gigi, kemungkinan
yang akan terjadi jika pada penderita penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
lebih dahulu adalah pasienakan mengalami hipertensi yang pada keadaan tekanan darah
darah lebih tinggi gigi tidak boleh dicabut karena Saat tekanan darah sedang tinggi, maka
tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa
menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
3.2 Pengukuran Denyut Nadi
Pada praktikum ini pengukuran denyut nadi dilakuakn dengan beberapa posisi tubuh,
yaituPengukuran ini dilakukan pada posisi berdiri, berbaring dan duduk. Pengukuran
denyut nadi lazimnya dilakukan pada A. Radialis dekat pergelangan tangan, A.
Brachialis dan A. Carotis tepat dibawah angulus mandibular. Dari hasil pengukuran
terlihat perbedaan yang jelas antara jumlah denyut nadi per menit pada posisi berbaring,
duduk dan berdiri. Hal ini terjadi karena pengaruh gaya gravitasi, pada saat berbaring
denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri, karena efek
gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak mengalir kembali ke
jantung. Yang berarti denyut nadi yang diperlukan lebih sedikit. Sedangkan pada posisi
berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena darah yang kembali ke jantung lebih
sedikit sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung. Pada posisi duduk denyut nadi
cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi jantunguntuk dipompa menjadi
meningkat. Pengukuran denyut nadi di bidang kedokteran gigi penting karena pada saat
anestesi denyut nadi pasien harus normal dan dengan melakukan pemeriksaan denyut
nadi terlebih dulu dapat mengetahui apakah normal atau tidak. Sebab pada pasien yang
memiliki deyut nadi tinggi dapat menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk
terdorong sehingga terjadi perdarahan.
Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat
melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan
rumus 220-umur. Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda
tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau
setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen
yang diperlukan oleh tubuh saat itu.
3.4 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial ditunjukkan hasil
yang berbeda dengan perbedaan yang relatif kecil yaitu 0.1 pada orang pertama dan 0,7 pada
orang kedua. Secara teori perbedaan suhu antara aksial dengan oral berbeda 0,6oC (1oF).
Namun pada praktikum yang kami lakukan menunjukkan hasil yang berbeda tidak sesuai
dengan teori yang ada, yaitu diukur melalui oral sebesar 36,7oC sedangkan suhu tubuh yang
diukur melalui aksial sebesar 36,0oC. Perbedaan hanya selisih 0,7oC.
3.5 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
. Pengukuran fisik Tinggi Badan dan Berat Badan sagat diperlukan dalam
memperoleh informasi yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan
hormonal metabolic. Pengukuran ini diperlukan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh
(IMT) yang digunakan untuk memprediksi kesehatan pasien. Selain itu, melalui IMT dapat
diketahui pula pengklasifikasian IMT pasien. Apakah pasien termasuk berat badan normal,
berat badan kurang, obesitas kelas 1, dan sebagainya. Indikator berat badan dan tinggi badan
(wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan untuk menggambarkan
status gizi saat ini. Lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator defisit massa tubuh yang
dapat terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang cukup lama sebagai akibat
kekurangan makan atau terserang penyakit infeksi. Dalam hubungannya dengan bidang
kedokteran gigi, penyakit infeksi ini dapat berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Selain itu, pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat diperlukan dalam memperoleh
informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormon
metabolik. Salah satu contoh hormon metabolik adalah hormon yang mengatur metabolisme
kalsium yang juga berkaitan dengan gigi.
BAB IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa, Pengukuran
tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan digital,
sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan d arteri brachialis, karotis, dan fascialis .
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis kelamin, suhu
dan usia. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya
vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ
tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal
berkurang.berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah exercise lebih tinggi
dibandingkan saat berdiri, tekanan darah saat berdiri lebih tinggi daripada saat duduk, saat
duduk tekanan darah lebih tinggi dari pada berbaring. Pernafasan normal pada orang dewasa
adalah 15-20 kali/menit saat istirahat; untuk suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat
celcius yang dapat dilakukan dengan melalui oral, rektal, aksial, dan telinga; sedangkan pada
TB-BB untuk mengetahui indeks masa tubuhnya adalah BB/TB2 dengan BB normalnya
adalah 18.5-24.9 kg/m2
BAB V. DAFTAR PUSTAKA
Guyton,Arthur C dan Hall, John E.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Ganong, WF .2005. Review of Medical Physiology. 22nd Edtion., Appleton & Lange A Simon
& Schuster Co., Los Altos, California.
Guyton AC, and JE Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition. Philadelphia:
Elsevier Saunders.
http://anchaphysio.blogspot.com/