89
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi A 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manusia adalah spesies yang paling sempurna di bumi ini. Hal tersebut karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies-spesies yang lainnya. Hal tersebut biasanya mengacu pada kemampuan berpikir dan bernalar yang dimiliki manusia berkembang jauh melebihi kemampuan spesies-spesies lainnya. Manusia tidak hanya bergerak berdasar insting, namun mampu menggunakan kemampuan pikirannya dalam menjalankan hidup serta memecahkan berbagai masalah hidupnya sehingga kualitas hidup manusia melampaui kualitas hidup spesies-spesies lainnya. Manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan kuat untuk hidup bersama dalam suatu komunitas atau kelompok, dengan hidup berkelompok manusia dapat mengembangkan kemanusiaannya. Manusia yang ada dalam kelompok, melakukan interaksi dan melalui interaksi itu disepakati aturan-aturan yang mengatur kehidupan berkelompok. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

MPKT_Makalah Kelompok.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MPKT A

Citation preview

Page 1: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia adalah spesies yang paling sempurna di bumi ini. Hal tersebut

karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies-spesies

yang lainnya. Hal tersebut biasanya mengacu pada kemampuan berpikir

dan bernalar yang dimiliki manusia berkembang jauh melebihi

kemampuan spesies-spesies lainnya. Manusia tidak hanya bergerak

berdasar insting, namun mampu menggunakan kemampuan pikirannya

dalam menjalankan hidup serta memecahkan berbagai masalah hidupnya

sehingga kualitas hidup manusia melampaui kualitas hidup spesies-

spesies lainnya.

Manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,

manusia memiliki kebutuhan kuat untuk hidup bersama dalam suatu

komunitas atau kelompok, dengan hidup berkelompok manusia dapat

mengembangkan kemanusiaannya. Manusia yang ada dalam kelompok,

melakukan interaksi dan melalui interaksi itu disepakati aturan-aturan

yang mengatur kehidupan berkelompok.

Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang anggotanya saling

berhubungan satu sama lain, di mana setiap manusia memiliki peranannya

masing-masing dalam hidup bermasyarakat. Dalam kehidupan

bermasyarakat, terbentuk suatu kebiasaan-kebiasaan dari nenek moyang

yang terus dianut dalam jangka waktu yang lama atau yang dikenal

dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai

yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tertentu.

Hidup bermasyarakat pasti berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi.

Manusia sebagai makhluk hidup akan selalu berusaha mempertahankan

eksistensinya, baik untuk dirinya sendiri, untuk kelompoknya maupun

masyarakat. Melakukan kegiatan ekonomi yang merupakan perwujudan

dari perilaku ekonomi baik oleh perorangan, kelompok, maupun

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 2: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

2

masyarakat merupakan salah satu upaya mendasar manusia untuk

bertahan hidup dan menjaga eksistensinya tersebut.

I.2 Kerangka Penulisan

Penulisan makalah ini disusun berdasarkan pola alamiah sesuai dengan

topik yang diangkat dalam buku ajar II MPKT yakni sebagai berikut:

1. Apakah Manusia itu?

1.1 Tiga Serangkai OTak

1.2 Perbedaan Individual

2. Individu dan Kelompok

2.1 Tahap Perkembangan Kelompok

2.2 Kelompok Formal dan Kelompok Informal

2.3 Tipe Kelompok Beradasarkan Efektivitas

2.4 Peran Persepsi dalam Hubungan Antar Pribadi

2.5 Peran Komunikasi dalam Hubungan Antar Pribadi

2.6 Kepemimpinan dan Kelompok

3. Masyarakat dan Kebudayaan

3.1 Pengertian Masyarakat dan Kebudayaan

3.2 Individu dan Kebudayaan

3.3 Masyarakat Sebagai Tatanan/Struktur Sosial atau Sistem Sosial

3.4 Bentuk-bentuk Masyarakat

3.5 Masyarakat Desa dan Kota

3.6 Hubungan Masyarakat Dengan Kebudayaan

3.7 Kepemimpinan dalam Masyarakat

4. Ilustrasi Kehidupan Manusia dari Sudut Pandang Ekonomi

4.1 Kegiatan Ekonomi

4.2 Hal-hal yang Membahayakan Keberlangsungan Manusia

I.3 Tujuan

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat membentuk suatu

pemahaman bagi pembaca mengenai manusia sebagai individu sebagai

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 3: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

3

komponen masyarakat dan peranannya dalam hidup berkelompok atau

sebagai komponen utama dalam bermasyarakat. Pembaca juga diharapkan

dapat memahami keterkaitan antara manusia sebagai individu, komponen

masyarakat serta kaitannya dengan kebudayaan yang berkembang

ditengah-tengah masyarakat itu sendiri

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 4: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

4

BAB II

ISI

2.1 Apakah Manusia itu?

2.1.1 Tiga Serangkai Otak

Otak merupakan pusat sistem saraf pada vertebrata dan

invertebrata. Pada manusia otak bertanggungjawab terhadap pengaturan

seluruh badan dan pemikiran manusia. Sistem saraf vertebrata sangat

terpusat dan tersefalisasi. Otak menyediakan kemampuan integratif yang

mendasari perilaku kompleks yang khas pada vertebrata.

Secara anatomi, otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu

belahan kanan dan kiri. Masing-masing belahan terdiri dari dua substansi

pokok yaitu substansi kelabu di sebelah luar dan substansi putih di bagian

dalam. Substansi kelabu banyak mengandung badan sel dan dendrit yang

tidak bermielin. Sedangkan substansi putih banyak mengandung dendrit

yang bermielin.

Menurut MacLean, seorang neurolog mantan direktur dari

Laboratory of the Brain and Behavior pada United States National

Institute of Mental Health, otak berbagai spesies mengalami sebuah

evolusi panjang. Otak manusia merupakan hasil evolusi terakhir yang

paling canggih. Berdasarkan peneilitan yang panjang, MacLean (1990)

mengajukan sebuah konsep yang diberi nama The Triune Brain (Tiga

Serangkai Otak). Teorinya ini mulai dikembangkan pada tahun 1954 dan

terus berkembang berdasarkan berbagai penelitian sampai akhir hayatnya.

Menurut MacLean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan

evolusi ini membentuk tiga lapisan. Lapisan yang paling tua dikenal

sebagai R-complex, lapisan kedua disebut Limbic System, dan yang

terakhir Neocortex. Masing-masing lapisan memiliki karakter dan fungsi

yang berbeda-beda, namun saling berhubungan dan bekerjasama dalam

menentukan perilaku yang akan ditampilkan oleh individu.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 5: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

5

Otak Reptil (R-complex)

Berdasarkan penelitian panjang, Maclean (1990) mengajukan

konsep yang dinamakan The Triune Brain (tiga serangkai otak) yang

membentuk 3 lapsisan yaitu R-Complex, Sistem Limbik dan Neocortex

R-Complex meliputi bagian batang otak dan cerebellum yang

merupakan otak tertua. Pada reptilia, otak inilah yang paling dominan

sehingga disebut sebagai otak reptil. Fungsinya antara lain

mengendalikan semua gerakan involunter seperti kerja jantung, peredaran

darah, reproduksi dan sebagainya yan dibutuhkan untuk kelagsungan

hidup makhluk hidup tersebut.

Perilaku yang berkaitan dengan otak reptil adalah berkaitan dengan

insting mempertahankan hidup dan dorongan untuk mengembangkan

spesies. Misalnya ketika kita merasa tidak aman, otak reptil ini spontan

bangkit dan bersiaga atau melarikan diri dari bahaya. Inilah yang disebut

reaksi fight or flight atau “hadapi atau lari”. Otak reptil juga bertanggung

jawab atas pengendalian insting primitif dari wilayah pribadi seseorang

seperti alasan marah, terancam atau tidak nyaman ketika seseorang

mendekati.Jika seseorang dominan menggunakan otak reptilnya, maka

akan berperilaku dengan dikendalikan oleh nafsu. Ia pun bertindak secara

refleks untuk mempertahankan hidupnya tanpa memikirkan secara cermat

akibat dari tindakan yang dia perbuat. Hal ini dapat terjadi dalam kondisi

seseorang yang tertekan, stres, keadaan bahaya, kurang tidur, atau kondisi

fisik dan pikiran yang lelah

Untuk kaitannya dalam pelajaran, otak reptil harus dikondisikan

aman. Dalam kondisi aman, otak reptil mampu bekerja dengan baik dan

mendukung semua bagian otak untun belajar. Bahkan dalam kondisi

aman, otak akan mampu menghasilkan ide-ide yang inovatif dan kreatif.

Sementara itu dalam situasi terancam, otak reptil akan memberontak

seperti takut dosen, takut nilai jelek, takut tidak lulus, takut dikucilkan

dari kelompoknya dan hal-hal terkait lainnya.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 6: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

6

Sistem Limbik

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, Limbik secara bahasa

diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan

keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan

dorongan motivasi. Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan

struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama dengan yang

dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia.

Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon,

memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa

senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang. Limbik

perempuan lebih besar dari pada laki-laki, itulah mengapa perempuan

lebih tersentuh perasaannya dibanding laki-laki. Semakin besar Limbik

seseorang, maka semakin besar pula tingkat hubungan emosionalnya.

Hipokampus

Hipokampus adalah sebuah bagian dalam otak yang bertanggung jawab

terhadap ingatan atau memori seseorang. Ia terletak pada bagian tengah

yang memanjang di lobus temporalis serebrum dan merupakan bagian

dari pada sistem limbik. Hipokampus ini, berperan penting dalam ingatan

jangka pendek yang melibatkan berbagai rangsangan yang datang dan

juga penting untuk konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Selain

itu, hipokampus dan daerah sekitarnya berperan penting dalam ingatan

mengenai fakta-fakta yang sering terbentuk setelah hanya sekali

pengalaman. Pada pengalaman keseharian, hippocampus adalah bagian

yang membuat anda mengenali wajah teman anda. Manusia memiliki dua

hipokampus, yakni pada sisi kiri dan kanan.

Amygdala

Pada otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah

amygdala . Amygdala merupakan komponen utama penghasil emosi dan

pengumpulan data sensoris yang diterima dari thalamus, batang otak dan

kuncup pengecapan. Amygdala dapat menerjemahkan emosi secara

independen, terlepas dari peranan neo cortex. LeDoux menyatakan bahwa

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 7: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

7

amygdala juga berperan pada pembentukan memori yang identik dengan

emosi tertentu. amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai

tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi. Pada manusia

yang amygdalanya diambil untuk alasan teretentu, manusia tersebut

menjadi kurang tertarik pada individu lain .Walaupun ia masih dapat

berkomunikasi dan menjalani berbagai tes kognitif, tetapi pengenalannya

pada kerabat, teman bahkan orang tuanya menjadi sangat buruk. Tingkah

lakunya untuk berbagai kondisi menjadi seperti orang yang tidak bisa

merasakan apa - apa.

Jika ditinjau dari segi anatomi otak, bagian yang berhubungan langsung

dengan fungsi memori adalah hippocampus. Hipokampus memainkan

peranan yang sangat signifikan dalam pembentukan memory faktual.

Pada pengalaman keseharian, hipokampus adalah bagian yang membuat

anda mengenali wajah teman anda, si Dinda. Sementara amygdala yang

menambahkan unsur emosi atas memori tersebut; betapa anda membenci,

menyukai, simpati, takut, cinta pada si Dinda. Peranan amygdala, yang

menambahkan unsur emosional pada memori tertentu, membuat memori

tersebut lebih tahan lama. Itulah sebabnya mengapa pengalaman yang

emosional mudah diingat. Otak ternyata memiliki dua sistem memori,

memori faktual dan memori emosional. Memori faktual berkenaan

dengan informasi yang tidak memicu munculnya emosi tertentu pada diri

individu, sebatas fakta.

Neocortex

Neocortex adalah lapisan teratas yang mengelilingi otak mamalia, dan

hanya dimiliki oleh jenis mamalia. Walaupun neocortex juga dimiliki

mamalia lain selain manusia, pada manusia perbandingan ukuran

neocortex dari keseluruhan otak adalah yang terbesar. Pada manusia

neocortex mencakup 80% dari otak bila dibandingkan dengan pada

mamalia lain yang umumnya hanya mencakup 30 sampai 40% dari

keseluruhan otaknya. Perbedaan luasnya neocortex ini mempengaruhi

banyaknya syaraf dan kompleksitas hubungan antar syaraf yang berkaitan

dengan kemampuan berpikir dari makhluk-makhluk tersebut. Sebagai

hasil evolusi otak yang paling akhir, neocortex mengendalikan

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 8: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

8

keterampilan berpikir tingkat tinggi, nalar, pembicaraan, dan berbagai

tipe kecerdasan lainnya. Oleh karena itu bagian ini sering desibut sebagai

otak berpikir.

Cara Kerja Otak dalam Menghadapi Masalah

Yang perlu dipahami adalah bahwa lapisan otak neocortex hanya bisa

bekerja pada saat emosi sedang terkendali. Karena apabila otak limbik

merasakan adanya bahaya yang datang dan otak limbik tidak dapat

menetralkan emosi, maka yang akan berperan pada saat itu adalah otak

reptildengan segala otak refleks yang ditampilkannya. Padahal apabila

otak limbik bisa mengkondisikan menjadi tenang dan terkendali pada saat

itu, maka lapisan otak yang akan bekerja adalah neocortex dengan segala

kecanggihannya. Dan pada akhirnya yang akan ditampilkan setiap

individu tersebut adalah sikap yang tenang dan terkendaliserta sikap apa

yang terbaik dilakukan pada saat itu.

Manusia sangat berbeda dengan hewan. Manusia dapat menunda

reaksinya apabila telah mendapat rangsangan dari luar, sedangkan hewan

tidak bisa menundanya. Manusia dapat memberikan waktu berpikir pada

neocortex sehingga apa yang akan ditampilkannya nanti adaah reaksi

yang terbaik. Memang seringkali hal ini membuat manusia menjadi

lamban, tetapi dengan seringnya manusia berlatih menganalisis masalah –

masalah yang ada, menjadikan manusai tersebut tidak lagi lamban dalam

mengambil berbagai keputusan.

2.1.1 Perbedaan Individual

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenedrungan untuk

hidup berkelompok dengan sesamanya, untuk dapat hidup berkelompok

manusia perlu memahami dirinya agar dapat menentukan potensi dan

perananya dalam hidup bermasyarakat. Dengan mampu mengenali diri

akan membantu kita menangani maupun mengembangkan diri demi

menggapai kualitas hidup yang baik. Salah satu teori tentang kepribadian

individu adalah Mayer-Briggs.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 9: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

9

Mayer-Briggs Type Indicator (MBTI) merupakan suatu instrument

tes yang dikembangkan oleh Katherine Cook Briss dan puterinya, Isabella

Briggs Myers. Mereka mengembangkan tes ini dari teori kepribadian Carl

Jung sejak Perang Dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa

pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan

memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami

pengembangan, akhirnya Tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada

tahun 1962. MBTI mengkategorikan kecenderungan perilaku individu

kedalam empat dimensi yang dikotomi.

1. Extrovert (E) vs. Introvert (I). (Orientasi diri)

Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi

interaksi sosial dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri,

reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang

introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak

menutut interaksi semisal membaca, menulis, dan berpikir secara

imajinatif.

2. Sensing (S) vs. Intuition (N) (Penangkapan Informasi)

Sensing adalah mereka yang cenderung menerima informasi

berdasarkan fakta , cermat menangkap informasi melalui panca

indera. Sementara Intuition adalah mereka lebih senang menangkap

makna dari sebuah fakta melalui panca inderanya, namn kadangkala

kurang jeli dan sering keliru.

3. Thinking (T) vs. Feeling (F). (Bagaimana mengambil keputusan)

Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan

kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Sementara feeling

adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai

yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan.

4. Judging (J) vs. Perceiving (P). (Derajat fleksibilitas seseorang)

Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi).

Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu

pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak

secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 10: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

10

perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan

bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang

muncul.

Temperamen

Temperamen dapat dijelaskan sebagai sebuah pola dari perilaku

karakteristik yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan

alamiah dari individu (Baron, 1998). Hal ini berhubungan dengan

pola pikir yang terbentuk dalam diri tiap individu, bagaimana dia

menanggapi setiap situasi yang dihadapinya dan nilai-nilai yang

menjadi pedoman dalam hidupnya baik yang disadari ataupun tanpa

disadarinya.

Pola karakter yang dimiliki tiap inividu berbeda-beda

bergantung pada pengalaman hidup yang dimilikinya, baik dari segi

penurunan genetis dari kedua orang tuanya maupun dari lingkungan

tempatnya bertumbuh kembang. Apabila terdapat kemiripan pola

karakteristik pada beberapa individu maka akan terdapat kesamaan

tempramen yang muncul pada individu tersebut.

Ditinjau dari empat aspek dasar dimensi tipe kepribadian

manusia yaitu exstraverts (E)-introverts (I), sensors (S)- intuitives

(N), thinkers (T)-feelers (F), dan judgers (J)-perceivers (P). DImana

pribadi individu tersebut tidak mutlak berada disalah satu sisi

dimensi, melainkan ada suatu kecendrungan. Hasil dari interaksi

kecenderungan pada tiap-tiap dimensi David Keirsley berdasarkan

MBTI, membagi kelompok tempramen menjadi empat jenis.

A. Guardians/Tradisionalists

ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ

Perpaduan antara tipe sensors yang percaya pada fakta, data yang

telah terbukti, pengalaman masa lalu, serta informasi yang

ditangkap oleh panca inderanya. Dengan tipe judger yang struktural

dan teratur.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 11: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

11

Ciri khas :

Menghargai hukum dan keteraturan, jaminan, sopan santun,

aturan

Terikat pada rasa tanggungjawab dan selalu berusaha untuk

melakukan hal yang benar

Mudah menyesuaikan diri

Menghormati otoritas, hirarki, dan garis komando, serta

memiliki nilai-nilai yang konservatif

Merasa terikat dengan tanggung jawab

Mengutamakan kebenaran

Teratur, konsisten dan sistematis

Senang bekerja di tempat yang struktur dan ekspektasinya

jelas

Kekuatan :

Senantiasa mencari kesempatan untuk berkontribusi nyata

Biasanya dapat diandalkan dan terpercaya

Kelemahan :

Kurang memperhatikan masa depan

Terlalu cepat dalam mengambil keputusan

Melihat sesuatu hanya terbagi antara hitam dan putih

Sering kurang luwes, cenderung dogmatis, dan kurang

imajinatif

Kadang kurang luwes, dogmatis, kurang imajinatif

B. Artis/Experiencer

ESTP ISTP ESFP ISFP

Tipe sensors yang memiliki konsentrasi penuh dengan panca

inderanya dan percaya pada apa yang terukur, Percievers yang

terbuka pada berbagai kemungkinan dan luwes. Menghasilkan

“sensing perceiver”, responsive dan spontan.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 12: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

12

Ciri khas :

Responsif dan spontan

Terbuka pada berbagai kemungkinan dan luwes dalam

menghadapi situasi

risk-taker, mudah menuesuaikan diri, easy-going, dan

pragmatis.

Senang terhadap tantangan dan cenderung mengikuti kata

hati

Mengagumi keterampilan

Kelebihan :

Peka terhadap situasi dan tangkas dalam memanfaatkan

kesempatan

Merupakan negosiator ulung

Senang menghadapi masalah nyata ketimbang teori atau

gagasan

Banyak akal dan menyenangkan

Kelemahan :

Sulit ditebak

Cenderung menghindar dari atuan, komitmen ataupun

rencana

mereka bisa kurang bertanggungjawab, kurang bisa

diandalkan, kekanak-kanakan, dan impulsif.

C. Idealis/Intuitif

ENFJ INFJ ENFP INFP

Intuitive yang tertarik pada hubungan, kemungkinan-kemungkinan,

dan feelers yang cenderung membuat keputusan berdasarkan

pengalaman pribadi. Membentuk “intuitive feeler” tipe dengan

kepedulian tinggi.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 13: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

13

Ciri khas:

Seolah-olah terus mencari makna kehidupan

Memahami diri dan orang lain

Peduli pada tumbuh kembang orang lain

Menghargai kejujuran dan integritas pada suatu hubungan

Biasanya merupakan komunikator ulung

Mampu berempati dan focus pada kebutuhan orang lain

Kekuatan :

Motivator ulung

Bisa membangkitkan gairah orang terhadap gagasan maupun

tindakannya

Karismatik

Kelemahan :

Perasa

Suka larut pada permasalahan orang lain

Kurang praktis

Sulit diterka dan angin-anginan

D. Rasionalis/Konseptualis

Intuitive yang cenderung mencari arti dari segala hal serta focus

pada implikasi, dan thingkers pengambil keputusan secara

impersonal dan logis. Membentuk “Intuitive thingker”, tipe yang

intelektual dan komepeten.

Ciri khas :

Intelektual dan kompeten

Mandiri

Rasa ingin tahu yang tinggi

Unggul dalam melihat berbagai kemungkinan

Memahami sesuatu dengan kompleksitas tinggi

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 14: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

14

Perancang solusi pada masalah riil maupun hipotetis

Sering menjadi arsitek perubahan.

Kekuatan :

Memiliki visi

Innovator yang hebat

Unggul dalam membuat strategi, rencana, dan membangun

sistem untuk mencapai sasaran

Cenderung menikmati proses

Kelemahan :

Kadang sulit dipahami orang lain

Terlalu mengabadikan detail-detail

Sangat skeptis dan sering menantang aturan-aturan, asumsi,

atau adat istiadat yang berlaku

Terkadang menyepelekan hubungan dan harmoni

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 15: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

15

2.2 Individu dan Kelompok

2.2.1 Tahap Perkembangan Kelompok

Manusia sebagai suatu makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan

untuk berinteraksi dengan sesamanya. Kelompok merupakan perwujudan

dari kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi. Dengan demikian

secara umum tidak ada individu yang tidak ingin hidup bersama orang

lain.

Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang

berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain

saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya

interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya

proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam

berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan

adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam

memenuhi kebutuhannya.

Beberapa alasan mengapa seorang individu masuk suatu kelompok :

Menurut Forsyth :

a) Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (misalnya: rasa aman,

cinta)

b) Meningkatkan ketahanan yang adaptif

c) Kebutuhan akan informasi

Menurut Shaw :

d) Ketertarikan interpersonal

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 16: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

16

e) Aktivitas kelompok

f) Tujuan Kelompok

g) Keanggotaan kelompok

h) Efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-

kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok).

Menurut Robbins (1998) :

i) Keamanan

j) Status

k) Penghargaan diri

l) Pertalian

m)Kekuasaan

Adanya kesadaran individu akan keterbatasan kemampuan diri untuk

memenuhi segala kebutuhan keinginannya untuk mencapai segala yang

diinginkannya.

Adanya kesadaran individu tentang adanya kesamaan antara kebutuhan

dan keinginannya dengan kebutuhan dan keinginan individu lain.

Adanya pengertian individu bahwa kemampuan individu-individu bila

digabungkan akan lebih besar dibandingkan kemampuan individu secara

sendiri.

Adanya kebutuhan individu untuk berbagi rasa, pengetahuan, dan

pengalaman dengan individu lain.

Adanya dorongan individu untuk bersama dengan individu lain, karena

mereka adalah makhluk sosial.

Yang perlu diperhatikan pada proses pembentukan kelompok :

• Persepsi

Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang

berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi

rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 17: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

17

menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang

mencolok

• Motivasi

Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota

kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan

kelompok.

• Tujuan

Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-

tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi

ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang

sama dengan tujuan anggotanya.

• Organisasi

Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga

penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.

• Independensi

Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang

dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam

menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan

aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses

kelompok.

• Interaksi 

Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat

yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan

timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan

dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat

berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 18: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

18

Tahapan-tahapan yang terjadi dalam pembentukan kelompok adalah

sebagai berikut :

Tahap 1 Pembentukan (Forming)

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota

kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad

baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya.

Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi

dan mendekatkan diri satu sama lain.

Tahap 2 Goncangan (Storming)

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan

dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam

masalah apa yang harus mereka selesaikan, bagaimana fungsi mereka

masing-masing dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka

terima. Pada tahap ini, di antara anggota kelompok timbul beberapa

perbedaan seperti arah, kepemimpinan, gaya kerja dan pendekatan, dan

persepsi tentang kualitas yang diharapkan dan produk akhir. Sebuah

kelompok yang tidak dapat belajar bagaimana menangani konflik tidak

pernah dapat mencapai tujuannya.Tahap storming sangatlah penting untuk

perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi

anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok harus

memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.

Tahap 3 Membangun Norma (Norming)

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan

dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni

seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan -aturan dan

nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat

mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi

penting masing-masing anggota untuk kelmpok.

Tahap 4 Melaksanakan atau Melakukan (Performing)

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 19: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

19

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan

dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi

eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan

mereka saling menghormati dalam berkomunikasi. Keputusan penting

banyak diambil oleh kelompok.

Tahap 5 Penangguhan atau Pembubaran (Adjourning)

Tahap terakhir yaitu Setelah berhasil menyelesaikan tugas atau tujuan,

kelompok dapat bubar secara permanen atau beristirahat sementara.

Tahapan saat seluruh anggota kelompok berusaha mempertahankan

kondisi karena sudah merasa nyaman dinamakan adjourning. Pada tahap

adjourning ini para anggota kelompok terfokus pada penyelesaian tugas

dan bila memang kerja kelompok tersebut hanya sementara maka para

anggota kelompok akan merasa kehilangan pertemanan dan kerjasama

yang selama ini telah terjalin.

2.2.2 Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai struktur

organisasi yang jelas dan peraturan yang tegas dan dengan sengaha di

ciptakan anggota nya utnuk mengatur hubungan antar anggotanya.

Contoh dari kelompok formal adalah sebuah organisasi. Menuirut Max

Webber salah satu bentuk dari organisasi formal adalah birokrasi

Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur

yang jelas dan organisasi serta peraturan yang tegas. Umumnya terbentuk

karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar

bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.

2.2.3 Tipe Kelompok Beradasarkan Efektivitas

Kelompok Pseudo ( Pseudo Group )

Kelompok dengan tingkat efektifitas yang paling rendah dari ke-empat

macam tipe kelompok lainnya. Dalam kelompok ini, walau mereka saling

berbicara dan berkomunikasi, tetapi masing-masing anggotanya saling

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 20: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

20

bersaing dan tidak mau bekerja sama. Mereka menganggap bahwa rekan

kelompoknya harus disingkirkan atau dikalahkan. Bahkan yang paling

buruk adalah sesama anggota kelompok tersebut saling menjatuhkan,

menghambat kinerja rekan kelompoknya, berusaha memperoleh

informasi dari yang lain tapi menyembunyikan sendiri informasi yang

dimilikinya. Oleh karena hal-hal buruk tersebut, kelompok ini tidak

mungkin dapat mencapai tujuannya dengan maksimal.

Kelompok Tradisional ( Traditional Group ),

Tergolong dalam kelompok dengan tingkat efektifitas yang rendah.

Kelompok ini percaya bahwa mereka mereka akan dinilai secara individu,

tidak sebagai anggota kelompok. Kelompok ini mau bekerja sama tetapi

bentuk kerjasamanya sangat kecil. Mereka bekerjasama hanya dalam

bentuk komunikasi berupa menjelaskan bagaimana suatu pekerjaan atau

tugas tersebut akan dikerjakan. Kelompok ini hampir mirip dengan

Kelompok pseudo, mereka berusaha mengetahui informasi yang dimiliki

rekan kelompoknya yang lain tetapi dirinya sendiri sama sekali tidak

termotivasi untuk memberikan informasinya. Perkerjaan atau tugas yang

ada akan menjadi kewajiban masing-masing, bukan sebagai kewajiban

bersama sebagai kelompok. Dalam kelompok tradisional ini, terdapat pula

kemungkinan ada beberapa anggota kelompok yang bermalas-malasan,

tidak mau mengerjakan tugasnya, dan hanya mau nebeng pada anggota

kelompoknya yang lebih rajin dan lebih serius dalam kelompok.

Kelompok Efektif ( Effective Group )

Sesuai dengan namanya, kelompok ini mempunyai tingkat efektivitas

yang

tinggi, jauh melibihi kelompok Pseudo dan kelompok Tradisional. Dalam

kelompok ini, setiap anggota mempunyai kesadaran penuh untuk

berkomitmen memajukan dan memaksimalkan keberhasilan

kelompoknya maupun keberhasilan dirinya sendiri. Karakteristik

kelompok ini adalah saling ketergantungan positif (positive

interdependence) antara sesama anggota, mempunyai tujuan, langkah

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 21: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

21

kerja, dan sasaran operasional yang jelas, komunikasi dua arah berjalan

dengan baik, kepemimpinan yang terdistribusikan (pemimpin kelompok

yang bergantian), serta kekuasaan berdasarkan keahlian. Segala langkah

dan keputusan yang akan diambil selalu dimusyawarahkan sehingga

memungkinkan setiap anggota kelompok dapat mengetahui informasi-

informasi yang diperoleh secara jelas. Selain itu bila terjadi

permasalahan, setiap anggota kelompok ini juga dapat membantu untuk

mengatasi konflik secara konstruktif. Kelompok efektif selalu

mengandalkan tanggung jawab setiap anggota-anggotanya untuk

menyelesaikan bagian tugasnya, membantu keberhasilan rekan

anggotanya yang lain, mempunyai keterampilan kelompok, dan

kerjasama yang efektif dalam setiap langkah-langkahnya.

Kelompok Kinerja Tinggi ( High-performance Group ).

Tipe kelompok yang mempunyai tingkat efektifitas paling tinggi diantara

ke-tiga tipe kelompok yang lain. Sebenarnya kelompok ini mirip sekali

dengan kelompok Efektif karena segala kriteria, ciri, dan prinsip kerjanya

sama dengan kelompok efektif. Bedanya dengan kelompok Efektif hanya

terletak pada tingkat komitmen anggota-anggotanya terhadap satu sama

lain maupum tingkat komitmennya terhadap keberhasilan kelompok.

Kelompok Kineja-tinggi memiliki tingkat komitmen yang lebih tinggi

melebihi kelompok efektif. Tidak hanya saling percaya, hormat, dan

peduli antar sesama anggota, tetapi mereka juga fokus pada

pengembangan pribadi setiap anggota kelompok. Mereka selalu siap

membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan dan

membutuhkan bantuan. Sayangnya, kelompok kinerja-tinggi ini sangat

jarang terjadi, hampir tidak pernah diketahui ada suatu kelompok dengan

tingkat efektifitas yang sama dengan tipe kelompok Kinerja-tinggi.

.

Cara Menangani Konflik dalam Kelompok

Dalam menangani konflik terdapat dua kepentingan yang menjadi

pertimbangan, tujuan atau sasaran kelompok atau hubungan antar anggota

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 22: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

22

kelompok. Terdapat lima strategi dasar bisa digunakan untuk mengangani

konflik kepentingan hubungan-tujuan adalah:

a) Burung hantu (kolaborasi).

Strategi ini sangat menghargai tujuan maupun hubungan. Negosiasi

merupakan cara utama dalam menyelesaikan konflik apabila tujuan maupun

hubungan dianggap sama-sama pentingnya. Solusi yang dicari dipastikan

bahwa ia maupun anggota kelompok lainnya sepenuhnya dapat mencapai

tujuannya dan menyelesaikan setiap ketegangan dan perasaan negatif antara

mereka yang terlibat konflik.

b) Boneka beruang (akomodasi).

Dalam strategi boneka beruang hubungan dianggap sangat penting,

sedangkan tujuan memiliki derajat kepentingan yang rendah. Individu yang

cenderung menggunakan strategi ini, dalam menghadapi konflik dengan

orang lain, cenderung lebih mempertahankan kualitas hubungan dan

cenderung akan mengorbankan tujuannya sendiri. Cara ini dapat saja

dilakukan apabila tujuan tidak begitu penting dan apabila kualitas hubungan

tidak dijaga akan lebih berdampak buruk.

c) Hiu (konfrontasi).

Strategi Hiu menganggap hubungan tidak penting sedangkan tujuannya

sangat penting, oleh karena itu individu ini akan mencoba untuk

mengalahkan lawan dengan memaksa mereka untuk menyerah sehingga ia

dapat mencapai tujuannya. Hiu berusaha untuk mencapai tujuannya dengan

memaksa atau membujuk yang lain hingga berhasil. Strategi penyelesaian

konflik yang dilakukan dengan gaya hiu yaitu dengan memenangkan, melalui

ancaman, agresi fisik dan verbal, hukuman-hukuman, atau tindakan-tindakan

lain yang merugikan orang lain sekalipun akan berdampak terganggu atau

bahkan terputusnya hubungannya dengan anggota kelompok lain yang

terlibat konflik dengannya itu.

d) Rubah (kompromi).

Rubah menganggap tujuan dan hubungan dengan anggota kelompok

lainnya sama-sama cukup penting. Ketika baik tujuan dan hubungan

dianggap sama pentingnya, dan tampaknya bahwa dirinya dan anggota

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 23: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

23

kelompok lain yang terlibat konflik dengan dirinya tidak mungkin

memperoleh sepenuhnya apa yang diinginkan, dalam rangka untuk mencapai

kesepakatan, orang dengan gaya rubah merasa perlu untuk menyerahkan

sebagian dari tujuannya dan sedikit mengorbankan hubungannya kepada

anggota kelompok lainnya yang terlibat konflik dengan dirinya . Dengan

kompromi, kedua belah pihak bertemu di tengah sehingga masing-masing

mendapat setengah, atau dengan cara membalik koin untuk menentukan

penyelesaian konfliknya.

e) Kura-kura (menghindar).

Seperti kura-kura apabila merasa terancam, akan menarik diri ke dalam

cangkangnya, demikian pula orang dengan gaya kura-kura apabila terlibat

konflik dengan orang lain cenderung menarik diri menghindari konflik. Ia

tidak mementingkan hubungannya dengan orang lain dan tujuannya tidak

akan tercapai. Ketika tujuan tersebut adalah tidak penting dan Anda tidak

perlu menjaga hubungan dengan orang lain, gaya kura-kura ini dapat dipilih.

2.2.4 Kepemimpinan dan Kelompok

Pemimpin adalah orang yang bertugas mengurus atau mengatur dirinya

sendiri terlebih lagi mengatur orang lain. Terdapat karakter-karakter

tertentu yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

Setiap insan dimuka bumi ini memiliki potensi sebagai pemimpin.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan

tujuan yang ingin dicapai, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai

tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya

2.2.5 Membangun Kelompok yang Efektif

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 24: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

24

Langkah membentuk kelompok yang efektif:

1. Clear Expectation - Ekspekstasi yang Jelas

Dibutuhkan pemimpin eksekutif yang dapat menunjukkan harapan

untuk kinerja tim dan hasil yang diinginkan dengan jelas disertai

anggota yang memahami betul alasan dibentuknya tim.

2. Context – Konteks

Anggota tim memahami mengapa mereka berpartisipasi dalam tim,

memahami bagaimana strategi dalam tim akan membantu organisasi

mencapai tujuan bisnis.

3. Commitment - Komitmen

Anggota tim betul-betul ingin berpartisipasi dalam tim karena

mereasa misi tim adalah hal penting, serta memiliki komitmen

untuk menyelesaikan misi tim untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

4. Competence – Kompetensi

Tim memiliki orang yang tepat untuk berpartisipasi, yang memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan kapasitas untuk mencapai tujuan

bersama serta memiliki sumber, strategi dan dukungan yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan misinya.

5. Charter – Hak

Setiap anggota tim mengetahui dan menjalankan hak dan kewajiban

masing-masing sehingga tidak ada bentrok antar anggota tim.

6. Control – Kontrol

Tim memiliki kebebasan dan pemberian wewenang yang cukup

untuk menyelesaikan tugasnya dan memahami batasan-batasan

dengan jelas serta dapat memberikan solusi yang baik.

7. Collaboration – Kolaborasi

Anggota tim memahami peran dan tanggungjawabnya sebagai

anggota tim, dapat menangani penyelesaian masalah, proses

peningkatan, menentukan tujuan dan pengukuran bersama.

8. Communication – Komunikasi

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 25: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

25

Anggota tim jelas dengan prioritas kerja mereka dan dapat saling

berkomunikasi secara jelas dan jujur satu dengan yang lain sehingga

konflik dalam tim dapat diselesaikan.

9. Creative Innovation - Inovasi Kreatif

Tim menginginkan sesuatu yang baru sehingga menghargai

pemikiran kreatif, solusi unik, dan ide baru.

10. Consequences – Konsekuensi

Anggota tim merasa bertanggung jawab atas pencapaian tim serta

organisasi mendesain sistem penghargaan baik untuk tim dan

individu.

11. Coordination – Koordinasi

Tim dikoordinasi oleh kepemimpinan tim terpusat yang

mendampingi mereka untuk mencapai apa yang dibutuhkan agar

sukses.

12. Cultural Change - Perubahan Budaya

Organisasi dapat merencanakan bagaimana memberikan reward,

pengakuan, aprasial, rekruitmen, pengembangan, perencanaan,

motivasi seiring berkembangnya budaya organisasi

.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 26: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

26

2.3 Komunikasi

2.3.1 Pentingnya Komunikasi

Setiap individu dilahirkan dengan memiliki kelebihan dan

kekurangan yang berbeda satu sama lain. Dengan itu, manusia cenderung

bergantung dengan orang lain dalam melakukan suatu hal, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itulah manusia disebut sebagai

makhluk sosial.Manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejak lahir, bahkan

sampai meninggal dunia pun, manusia pasti membutuhkan bantuan orang

lain untuk melaksanakan kepentingan serta memenuhi kebutuhannya.

Atas dasar saling membutuhkan dan keterikatan antar pribadi

ini, manusia dituntut untuk berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

Dan komunikasi merupakan aspek terpenting dalam interaksi

sosial.Kualitas sosial manusia ditentukan bagaimana manusia itu

berkomunikasi.Kehidupan kita sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh

komunikasi kita dengan orang lain maupun pesan-pesan yang kita terima

dari orang lain yang bahkan tidak kita kenal, dan juga komunikator yang

dekat maupun jauh jaraknya (Putra Senja, 2008). Karena komunikasi

sangat vital untuk kehidupan kita, makapenting bagi kita untuk belajar

mengenai cara berkomunikasi yang baik dan efektif.Dalam kehidupan

sehari-hari, komunikasi yang baik sangat menyebabkan terjadinya

keserasian dan mencegah konflik dalam lingkungan masyarakat.Dan

dalam hubungan bilateral antar negara, komunikasi yang baik juga

diperlukan agar hubungan Negara tersebut dapat berjalan dengan baik dan

lancar.Sebaliknya, miss communication, yaitu terjadinya kesalahan dalam

suatu proses komunikasi, akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan

atau misi yang hendak dicapai. Contohnya seperti yang terjadi dalam

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 27: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

27

hubungan Indonesia dengan Australia, dimana pihak Australia

menganggap pernyataan Indonesia mengenai ‘Negara Bebas Teroris’

diterjemahkan oleh Australia sebagai ‘Indonesia Gudang Teroris’. Hal ini

menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan kedua negara

(Rejals, 2007).

Para ahli komunikasi memercayai bahwa komunikasi yang buruk adalah

akar dari banyak permasalahan, dan komunikasi yang efektif ialah salah

satu solusi untuk masalah ini.Mempelajari komunikasi secara

komprehensif setidaknya memberikan tujuh keuntungan (Pearson,

Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011), diantaranya:

a. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan cara pandang kita

terhadap diri sendiri. Sebagian dari pengetahuan kita berasal dari

pengalaman berkomunikasi. Sebagaimana kita terlibat dalam

pikiran (komunikasi intrapersonal) maupun dalam interaksi

terhadap orang lain yang signifikan (komunikasi interpersonal), kita

belajar tentang diri kita sendiri, yakni mengetahui bagaimana

komunikasi memengaruhi persepsi diri dapat menyebabkan

kesadaran yang lebih besar dan penghargaan diri (Pearson,

Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011).

b. Belajar keterampilan berkomunikasi dapat meningkatkan cara kita

memandang diri sendiri dengan cara kedua.Ketika kita berhasil

melakukan komunikasi secara efektif dalam berbagai situasi dari

hubungan interpersonal, otomatis rasa percaya diri kita akan meningkat

dan menimbulkan respon yang lebih positif terhadap diri sendiri.

c. Mempelajari komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang

hubungan antar manusia. Belajar komunikasi termasuk mempelajari

bagaimana manusia saling berhubungan satu sama lain dan tentang

jenis komunikasi yang sesuai dilakukan dalam situasi tertentu.

Kebanyakan orang menghargai hubungan antar manusia dan

menemukan kenyamanan dalam persahabatan, hubungan keluarga,

dan hubungan kemasyarakatan. Dalam hubungan ini kita belajar

mengenai kepercayaan, keakraban, dan hubungan timbal balik

antar manusia (Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011). Melalui

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 28: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

28

hubungan antar manusia, terpenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia

seperti kebutuhan akan kasih sayang, dalam arti seseorang dapat

menerima dan memberikan kehangatan dan keramahan; kebutuhan

inklusi, dalam arti seseorang dapat mengalami perasaan bahwa

kita saling memiliki dan mampu menunjukkan perasaan terhadap orang

lain sesuai dengan pesanyang mereka miliki; kebutuhan akan

kesenangan, dalam arti saling berbagi kebahagiaan dan kesenangan;

kebutuhan untuk melarikan diri, dalam arti membolehkan

seseorang untuk mengalihkan dirinya dalam suatu hal atau

permasalahan; serta kebutuhan akan kontrol, dalam arti memberikan

kebebasan seseorang untuk mengelola kehidupannya sendiri dan

mempengaruhi orang lain (Rubin, Perse, & Barbato, 1988).

d. Mempelajari komunikasi dapat mengajarkan seseorang akan

pentingnya keterampilan . Dengan mempelajari dan membiasakan diri

berkomunikasi dengan efektif kepada orang lain, berarti kita berlatih

untuk berpikir kritis dalam memecahankan masalah, mengambil

keputusan, meresolusi konflik, membangun tim, peka terhadap media-

media informasi, serta mampu berbicara di depan orang banyak (Allen,

Berkowitz, Hunt, dan Louden, 1999).

e. Mempelajari komunikasi dapat membantu kita menggunakan

kebebasan konstitusional karena kita memahami bagaimana

berkomunikasi secara efektif . Beberapa Negara memiliki hak untuk

mengajak warganya menyampaikan pendapat serta gagasan mereka,

namun kebebasan berbicara adalah yang terpenting dalam suatu

bentuk pemerintahan yang demokratis. Menjadi warga negara

dalam suatu masyarakat demokratis tidak hanya sekedar mengetahui

tentang isu-isu saat ini dan mampu berbicara tentang mereka dalam

percakapan, presentasi, maupun melalui media massa, akan tetapi juga

melibatkan kemampuan untuk menelaah secara kritis pesan yang

disampaikan oleh orang lain. Mempelajari komunikasi akan

membantu kita belajar bagaimana berbicara secara efektif,

menganalisis argumen, menyintesis sejumlah besar informasi, dan

kritis dalam mengonsumsi informasi dari berbagai sumber.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 29: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

29

f. Mempelajari komunikasi dapat membantu kita sukses secara

professional . (Bardwell, 1997; Cockrum, 1994: Peterson, 1997:

Ugbah & Evuleocha, 1992 dalam Pearson, Nelson, Titsworth, dan

Harter, 2011) mengatakan bahwa sebagai orang yang berpendidikan

dalam komunikasi, kita akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan

yang lebih diinginkan. Dari sini kita lihat bahwa memang

kenyataannya di dunia kerja saat ini, banyak profesi yang

keberhasilannya ditentukan oleh keterampilan seseorang dalam

berkomunikasi, terutama komunikasi lisan, seperti di bidang akuntansi,

audit, perbankan, konseling, teknik, higiene industri, ilmu informasi,

hubungan masyarakat (humas), dan penjualan (Hanzevack & McKean,

1991; Horton & Brown, 1990; LaBar , 1994; Messmer, 1997;

Nisberg, 1996; Ridley, 1996; Simkin, 1996, dalam Pearson, Nelson,

Titsworth, dan Harter, 2011). Bahkan akhir-akhir ini, profesional di

bidang industri komputer (Coopersmith, 2006; Glen, 2006),

genetika dan ilmu pengetahuan (Bubela, 2006), pertanian dan

peternakan (Harper, 2006), pendidikan (Lavin Colky & Young,

2006), serta kebidanan (Nicholls & Webb, 2006) telah menekankan

pentingnya keterampilan berkomunikasi bagi karyawannya. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi sangat penting dimiliki

oleh tiap individu, tidak hanya dalam berinteraksi sehari-hari, namun

juga berperan dalam menunjang karir seseorang.

Menurut banyak ahli (Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter, 2011) salah

satu hal yang perlu diperhatikan terkait dengan keterampilan komunikasi

ialah pada saatk kontak pertama dengan orang lain. Dengan mempelajari

komunikasi, keterampilan wawancara akan ditingkatkan. Personil

pewawancara mencatat bahwa keterampilan komunikasi lisan secara

umum mempengaruhi keputusan diterima atau tidaknya seorang calon

karyawan (Peterson, 1997). Dalam suatu survei, pengusaha

mengidentifikasi bahwa keterampilan yang paling penting bagi

lulusan perguruan tinggi ialah memiliki kemampuan berkomunikasi

lisan, kemampuan interpersonal, kerjasama, dan kemampuan analitis yang

baik (Collins & Oberman, 1994). Dari penjelasan ini, maka dapat

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 30: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

30

disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi merupakan salah satu

prioritas utama bagi hampir seluruh pekerja di dunia.

g. Mempelajari komunikasi dapat membantu Anda mengendalikan

dunia yang semakin beragam. Menghadapi dunia yang global saat ini

tentunya tidak mudah tanpa disertai dengan kecakapan dalam

berkomunikasi yang baik. Dengan mempelajari tata cara

berkomunikasi dan bahasa-bahasa yang digunakan dalam

berkomunikasi akan memudahkan kita untuk bisa mengendalikan diri

dalam suatu kumpulan masyarakat yang beragam maupun

mengendalikan masyarakat itu sendiri.

Selain manfaat mempelajari komunikasi menurut para ahli komunikasi

yang telah dijabarkan diatas, S. Bekti Istiyanto,S.Sos (2003), Pembina

UKM Sinar, dalam acara manajemen trainee UKM Sinar Unsoed pada

Rabu, 23 Juli 2003 juga menjelaskan mengenai pentingnya komunikasi

dalam berorganisasi, terutama organisasi kemahasiswaan. Dulu

komunikasi yang merupakan dasar untuk koordinasi dan interaksi sering

dianggap remeh dan kecil peranannya dalam organisasi.Namun sekarang

ini, justru kenyataan menjadi terbalik, komunikasi menjadi sebuah elemen

terpenting dalam organisasi dan manajemennya. Terdapat 6 elemen dalam

manajemen organisasi yaitu :

1. Ukuran organisasi (size)

2. Keterkaitan tindakan (interdependent actions)

3. Konteks tempat dan waktu (bounding in space and duration)

4. Kondisi sumber daya (input of resources)

5. Komunikasi (communication)

6. Target hasil (output of organization)

Dari keenam elemen tersebut, komunikasi, yang juga berarti koordinasi

dan konsolidasi dipandang sebagai pusat elemen-elemen lainnya dalam

manajemen organisasi. Hal ini karena komunikasi dapat memertemukan

antara tujuan organisasi dengan target hasil yang dicapai. Komunikasi

berfungsi untuk mengadaptasikan perubahan yang terjadi dalam

organisasi juga pengaruh ekstenal serta berfungsi dalam membina

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 31: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

31

hubungan antar anggota organisasi sehingga mampu melaksanakan tugas

dengan baik.

Komunikasi seyogyanya memang tidak pernah terlepas dari rantai

kehidupan manusia.Komunikasi tidak hanya dimaknai sebagai

penyampaian pesan secara lisan antar manusia, sebagaimana yang

disampaikan secara umum.Tetapi lebih mendalam, komunikasi juga dapat

terjadi antara manusia dengan Tuhan, ataupun dengan makhluk hidup

disekeliling kita.

2.3.2 Pengetian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin communicare

yang bersumber dari kata communis. Kata communis memiliki makna

‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ atau bisa diartikan sebagai suatu

usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman

dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Contoh komunikasi misalnya seperti sekelompok mahasiswa yang saling

berbincang di kelas. Mereka berbicara menggunakan bahasa sehari-hari

dan terkadang memperlihatkan bahasa tubuh, seperti misalnya

menganggukkan dan menggelengkan kepala, menggerakkan tangan, dan

lain sebagainya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau

sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi,

komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat

ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

2.3.3 Komponen Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang tidak dapat berdiri sendiri,

ada beberapa komponen yang mendukung terjadinya komunikasi.

Komponen-komponen tersebut saling melengkapi sehingga tercipta

kesinambungan yang membuat tujuan dari komunikasi tersebut berhasil,

yaitu seorang receiver memahami pesan yang disampaikan oleh sender.

Pada dasarnya dalam penyampaian pesan, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain mengenai hal apa yang akan disampaikan,

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 32: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

32

kepada siapa pesan ditujukan, alasan mengapa pesan tersebut

disampaikan. Kemudian makna dari informasi yang disampaikan pada

sasaran, bagaimana menafsirkan informasi yang diterima karena

terkadang sering terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi tergantung

dari pola pikir seseorang.

Komponen-komponen komunikasi secara umum dijabarkan sebagai

berikut :

o Orang

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang merupakan pemeran utama

dalam proses komunikasi, karena mereka berperan sebagai pembawa dan

penerima pesan. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam

menyampaikan atau menerima pesan. Karakteristik individu seperti

budaya, ras, jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penyampaian dan penerimaan pesan.

o Pesan

Jika orang merupakan subyek yang melakukan komunikasi, maka pesan

adalah obyek utama dimana tanpa sebuah pesan maka tidak akan terjadi

komunikasi. Pesan merupakan ide, perasaan yang tertuang dalam benak

seseorang yang kemudian disampaikan dalam berbagai bentuk, baik

verbal maupun nonverbal.

o Saluran atau Media

Saluran atau Media merupakan sebuah sarana penyampaian pesan dari

sumber ke penerima pesan. Airwaves dan kabel adalah dua dari berbagai

saluran melalui mana kita menerima pesan televisi. Pesan radio bergerak

melalui gelombang suara. Komputer gambar (dan suara, jika ada)

perjalanan melalui cahaya dan gelombang suara. Dalam komunikasi

orang ke orang, pengiriman pesan melalui saluran gelombang suara dan

gelombang cahaya yang memungkinkan penerima untuk melihat dan

mendengar apa yang disampaikan sumber.

o Umpan balik

Umpan balik adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari

penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa umpan

balik, seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 33: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

33

si penerima pesan Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui

apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.

Umpan balik dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain

yang bukan penerima pesan. Umpan balik yang disampaikan oleh

penerima pesan pada umumnya disampaikan langsung dan mengandung

pemahaman atas pesan tersebut sekaligus merupakan jawaban apakah

pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.

o Kode

Kode adalah susunan simbol yang digunakan untuk membuat makna

dalam pikiran orang lain atau orang-orang. Ketika berkomunikasi dengan

orang lain menggunakan kode yang disebut "bahasa". Kata, frasa, dan

kalimat menjadi "simbol" yang digunakan untuk membangun gambaran,

pikiran, dan ide-ide dalam pikiran orang lain. Hal tersebut merupakan

kode verbal.

Sementara bahasa tubuh seperti jika menggelengkan kepala menunjukkan

bahwa seseorang tidak setuju, merupakan kode nonverbal. Kode verbal

dan nonverbal adalah dua jenis kode yang digunakan dalam komunikasi.

Kode verbal terdiri dari simbol dan pengaturan tata bahasa mereka.

Semua bahasa adalah kode. Kode nonverbal terdiri dari semua simbol

yang bukan kata-kata, termasuk gerakan tubuh, ekspresi, dan lain

sebagainya.

o Encoding dan Decoding

Proses komunikasi dapat dilihat sebagai salah satu encoding dan decoding.

Encoding adalah proses menerjemahkan ide atau pemikiran ke kode.

Decoding adalah proses penerjemahan kode ke dalam ide atau pemikiran.

Terkadan kesalahpahaman sering terjadi karena keterbatasan bahasa dan

ketidakcukupan deskripsi. Meskipun demikian, encoding dan decoding

sangat penting dalam berbagi pikiran, gagasan, dan perasaan dengan

orang lain.

o Kebisingan

Dalam proses komunikasi, kebisingan adalah setiap gangguan pada proses

encoding dan decoding yang mengurangi kejelasan pesan. Kebisingan

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 34: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

34

dalam bentuk fisik, seperti suara keras, perilaku yang tidak biasa.

Kebisingan dalam bentuk mental, psikologis, seperti kecemasan terhadap

suatu kejadian.

2.3.4 Bentuk Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau

meningkatkan aktivitas hubungan antara manusia atau kelompok, Jenis

komunikasi terdiri dari:

1. Komunkasi verbal dengan lisan maupun tertulis dan

2. Komunikasi non verbal dengan gerakan-gerakan tubuh (bahasa tubuh).

1. Komunikasi verbal

Komunikasi Verbal adalahbentuk komunikasi yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan

(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar.Karena kenyataannya,

ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara

verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan, komunikan (baik

pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan

yang disampaikan.

Komunikasi verbal sendiri ada beberapa jenis:

Vocabulary (perbendaharaan kata)

Komunikasi akan tidak efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang

tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam

berkomuniksai.

Racing(kecepatan)

Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur

dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Intonasi suara

Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi

lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi

suara yang tidak proporsional merupakan hambatan dalam

berkomunikasi.

Humor

Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.Dugan (1090), memberi

catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan strees dan

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 35: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

35

nyeri.tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat

bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam

berkomunikasi.

Singkat dan jelas

Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas langsung

pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

Timing(waktu yang tepat)

Timingadalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan

berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat

menyediakan waktu untuk mendengarkan atau memperlihatkan apa yang

disampaikan.

Wujud komunikasi verbal dapat berupa mendengarkan (mendengarkan radio,

bel, orang berbicara, dsb), berbicara (pidato, wawancara, ceramah,

diskusi, dsb), membaca (majalah, koran, komik, dsb), dan menulis

(cerpen, surat, puisi, dsb).

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesanan

disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non-

verbal ialah menggunakangerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan

pandangan mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,

dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicaraseperti intonasi,

penekanan, kualiti suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Ahli dalam bidang komunikasi non-verbal biasanya menggunakan definisi

"tidakmenggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan

komunikasi non-verbal dengan komunikasi non-lisan.Contohnya, bahasa

isyarat dan tulisan tidak dianggapsebagai komunikasi non-verbal kerana

menggunakan kata, sedangkan intonasi dangaya berbicara tergolong

sebagai komunikasi non-verbal.Komunikasi non-verbal jugaberbeza

dengan komunikasi bawah sedar, yang dapat wujud dalam bentuk

komunikasiverbal ataupun nonverbal.

Komunikasi nonverbal ada beberapa jenis:

Komunikasi objek

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 36: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

36

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang

sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini

dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering

lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu,

dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih

mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari

penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

Sentuhan

Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi

nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,

berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang

tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat

menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif

ataupun negatif.

Kronemik

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam

komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal

meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya

aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu,

serta ketepatan waktu (punctuality).

Gerakan tubuh

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak

mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya

digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya

mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau

menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja

untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan

jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.

Proxemik

Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika

berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi

Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 37: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

37

dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa

besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap

orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang

personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal:

Jarak intim

Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak

ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.

Jarak personal

Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang

berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan,

jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.

Jarak sosial

Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu

dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan

orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki

hingga dua belas kaki.

Jarak publik

Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.

Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,

yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.

Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,

kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,

penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat

berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik

hal-hal seperti ini harus dihindari.

Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur,

penerangan, dan warna.

2.3.5 Tingkatan Komunikasi

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 38: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

38

Komunikasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan manusia di seluruh

manusia.Tanpa komunikasi, manusia tidak dapat bersosialisasi dan tidak dapat

dikatakan sebagai makhluk sosial.Komunikasi sendiri—menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia—adalah “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita

antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;

hubungan; kontak;perhubungan”.Sedangkan menurut Wikipedia,

“komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa

orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan

informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.

Komunikasi dapat terjadi antara dua orang teman, adik dan kakak,

dalam sebuah kelompok belajar, dan antara murid dan guru di dalam

kelas. Pada banyak perguruan tinggi dan universitas, program

komunikasi terjadi dalam konteks: komunikasi interpersonal,

wawancara, komunikasi dalam suatu kelompok kecil, berbicara di

depan banyak orang (public speaking), dan komunikasi massa.Jumlah

orang yang terlibat dalam komunikasi mempengaruhi jenis

komunikasi yang terjadi

1. Komunikasi Intrapersonal

Gail E. Myers & Michelle Tolela Myers, dalam buku The Dynamics

of Human Communication a Laboratory Approach, tahun 1992,

mengatakan bahwa apa yang terjadi dalam diri manusia, seperti apa

yang mereka pikirkan, nilai-nilai yang dianut, reaksi, khayalan,

mimpi, dan lain-lain, merupakan dimensi dari

intrapersonal.Sementara itu, Trans-Per Understanding Human

Communication (1975) mengatakan bahwa “komunikasi

intrapersonal adalah proses di mana individu menciptakan

pengertian”.

Komunikasi intrapersonal dapat meliputi beberapa hal:

Berbicara pada diri sendiri

Bermimpi

Berdialog dengan diri sendiri

Berunding dengan lingkungannya

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 39: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

39

Membuat presepsi

Memproses data

Menulis hasil pikiran atau pengamatan

Melakukan sesuatu sambil berpikir

Mengambil keputusan

Menginterpretasikan komunikasi non-verbal

Merenungkan alternatif dalam pikiran

Memberikan umpan balik

Komunikasi intrapersonal adalah dasar dari semua tingkatan

komunikasi.Oleh karena itu, kedudukan komunikasi intrapersonal

menjadi sangat penting, utamanya dalam memproses lambang atau

isyarat menjadi lambang atau isyarat yang dimengerti oleh pihak

penyampai dan penerima komunikasi.

2. Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal

adalahpenyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan

oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai

dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik

segera (Effendy,2003, p. 30).

Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160)

mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi

interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan, dan

wawancara.Interaksi intim dapat terjadi antara anggota keluarga,

misalnya antara orang tua dan anak.Percakapan sosial adalah interaksi

untuk menyenangkan seseorang secara sederhana.Interogasi adalah

pemeriksaan terhadap seseorang melalui pertanyaan lisan yangg

bersistem. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi

interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang

berupa tanya jawab.

Tujuan dari komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri,

menemukan dunia luar, menjaga dan mendukung hubungan yang

penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, bermain dan bersenang-

senang, dan membantu.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 40: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

40

3. Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan

komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara

tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti

berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana

anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-

anggota yang lain secara tepat. Komunikasi kelompok dapat berupa:

mencari solusi dari suatu permasalahan, membicarakan topik yang

sedang hangat di masyarakat, dan berdiskusi mengenai berbagai

permasalah dunia.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan

bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok

pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk

mengambil suatu keputusan.Dalam komunikasi kelompok, juga

melibatkan komunikasi antarpribadi.Karena itu kebanyakan teori

komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di

depan banyak orang. Dalam komunikasi publik, pesan yang

disampaikan dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan.

Sarananya, bisa melalui media massa, bisa pula melalui orasi pada

rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom

komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat pembaca,

reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang

pasti, komunikasi publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan

dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa—menurut Joseph R. Dominick—adalah suatu

proses dimana suatu organisasiyang kompleks dengan bantuan satu

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 41: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

41

atau lebih mesin yang memproduksi dan mengirimkan pesan kepada

khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.

Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah komunikator,

media massa, pesan (informasi) massal, gate keeper, khalayak

(publik), dan umpan balik. Komunikator adalah orang atau kelompok

orang yang menyampaikan pesan yang juga menjadi agen perubahan

dalam pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa

yang tersebar di mana pun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan

mereka. Media massa adalah alat atau sarana komunikasi dan

informasi yang melakukan penyebaran informaasi secara massal dan

dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Pesan (informasi)

adalah informasi yang diperuntukkan secara massal, tidak hanya

untuk pribadi.Gate keeper adalah penyeleksi informasi. Khalayak

(publik) adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran

informasi.Umpan balik adalah reaksi yang diberikan oleh komunikan

yang merupakan hasil dari pemahaman atas informasi (pesan) yang

diberikan oleh komunikator.

Komunikasi masa yang baik harus memiliki

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit, dan tidak bertele-tele

Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Bentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

6. Komunikasi Melalui Komputer

Komunikasi melalui computer atau yang juga dikenal sebagai

Computer Mediated Communication didefinisikan sebagai transaksi

komunikasi yang terjadi melalui dua atau lebih jaringan

komputer.Computer Mediated Communication (CMC) juga dapat

didefinisikan sebagai pertukaran informasi melalui jaringan komputer

atau internet yang dapat direpresentasikan melalui teks, gambar,

audio maupun video, dengan sistem yang berjalan secara

Synchronous dan Asynchronous. Fasilitas yang dapat digunakan

untuk berkomunikasi secara online melalui komputer, yaitu instant

message, e-mails, chat room, dan text messaging. CMC memiliki

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 42: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

42

system yang dapat mendukung operasional komunikasi, seperti

halnya komunikasi face to face (FtF), yang mana pesannya dapat

disampaikan secara verbal dan nonverbal, demikian pula komunikasi

yang dilakukan diinternet pun dapat dilakukan secara verbal dan

nonverbal. Terdapat lima jenis sistem media yang mendukung CMC

secara verbal ataupun nonverbal, yaitu text, graphics, images, audio,

dan video.

2.3.6 Hambatan Komunikasi

Untuk berhasilnya suatu komunikasi, kita harus mengetahui unsur-

unsur

apa saja yang yang terkandung dalam proses komunikasi, unsur-unsur tersebut

meliputi :

a. Pengirim atau komunikator, adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada  pihak lain.

b. Pesan, adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain

c. Saluran, adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi

antar-pribadi (tatap muka) salurdapat berupa udara yang mengalir getaran nada/suara.

d.    Penerima atau komunikatttte (receiver), adalah pihak yang menerima pesan dari pihak

lain.

e.    Umpan balik, adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yanng disampaikan.

Banyak orang menganggap berkomunikasi itu mudah.Anggapan ini muncul setelah

banyak yang sudah kita lakukan sepanjang hidup kita.Ada beberapa kebenaran dalam

pandangan sederhana.Akan tetapi apabila kita telusuri lebih jauh lagi ternyata tidak selalu

komunikasi berhasil dengan efektif. Ada beberapa kemungkinan yang membuat komunikasi

dirasakan rumit, sulit, dan menimbulkan frustrasi . Berikut adalah hambatan yang dapat

membuat proses komunikasi tidak berjalan efektif.

1. Hambatan Fisik.

Hambatan fisik di lingkungan kampus meliputi :

- Ditandai wilayah, semacam ekslusivitas di mana orang asing tidak

diperbolehkan.

- Pintu ruangan dosen tertutup, ada layar penghalang, wilayah yang terpisah

untuk orang yang berbeda status

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 43: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

43

- Wilayah kerja besar atau bekerja dalam satu unit yang secara fisik terpisah

dari orang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor paling penting dalam membangun

tim kohesif adalah kedekatan. Selama orang masih memiliki ruang pribadi yang mereka dapat

memanggil mereka sendiri, kedekatan kepada orang lain bantu komunikasi karena itu

membantu kita mengenal satu sama lain.

2. Hambatan Persepsi

Masalah dengan berkomunikasi dengan orang lain adalah bahwa kita semua melihat

dunia adakalanya berbeda. Pikiran, asumsi dan persepsi kita akan membentuk realitas kita

sendiri. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah merasa takut apabila diminta

untuk datang ke ruang dosen, berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

yang tinggi. . Penyebab utamanya adalah persepsi “diminta untuk ke ruang dosen” bagi

mahasiswa yang kurang percaya diri adalah ada teguran atau sudah melakukan suatu

kesalahan, dilain pihak mahasiswa yang percaya diri dapat saja menganggap akan

memperoleh kesempatan baik.

3. Hambatan Emosional

Salah satu hambatan utama untuk membuka dan komunikasi bebas adalah hambatan

emosional.Hal ini terutama terdiri dari ketakutan, ketidakpercayaan dan kecurigaan. Akar

dari ketidakpercayaan emosional kita terhadap orang lain terletak pada masa kecil kita dan

masa kanak-kanak ketika kita diajarkan untuk berhati-hati apa yang kita katakan kepada

orang lain. "Pikiran Anda P dan Q"; "Jangan bicara sampai kau berbicara dengan"; "Anak-

anak harus dilihat dan tidak mendengar". Akibatnya banyak orang menahan diri dari

mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Mereka merasa rentan.

Sementara beberapa orang mungkin bijak dalam hubungan tertentu, ketakutan yang

berlebihan dari apa yang orang lain mungkin menganggap kami bisa mencapait

perkembangan sebagai komunikator yang efektif dan mampu untuk membentuk hubungan

yang bermakna.

4. Hambatan Budaya

Ketika kita bergabung dalam kelompok dan ingin tetap di dalamnya, cepat atau

lambat kita perlu mengadopsi pola perilaku kelompok.Kelompok bermanfaat bagi penguatan

perilaku tersebut melalui tindakan pengakuan, persetujuan dan inklusi. Dalam kelompok yang

senang menerima anggotanya, dan anggota kelompok tersebut dengan senang hati akan

menyesuaikan diri, terjadi mutualitas kepentingan dan tingkat kepuasan menang-menang.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 44: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

44

Namun demikian, apabila terdapat hambatan untuk menyesuaikan diri sebagai anggota

kelompok, tidak terjadi komunikasi yang baik.

5. Hambatan Bahasa

Bahasa yang menggambarkan apa yang kita ingin katakan dalam dapat menjadi

sumber hambatan komunikasi kita dengan orang lain yang tidak akrab dengan ekspresi kita.

Contoh dari hambatan ini adalah mana kala jika kita berada di suatu daerah terpencil yang

masih kental dengan bahasa daerahnya, maka kita akan sulit untuk berkomunikasi dengan

masyarakat daerah tersebut.

6. Hambatan Pengindraan yang Kurang

Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah miliki

Tuhan. Ada manusia yang mempunyai kekurangan alat indram, seperti indra pendengaran,

penglihatan, perasa, pencium dan peraba. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam

berkomunikasi.Namun seiring berjalannya waktu, pendidikan dan teknologi dapat membantu

masalah ini.

7. Hambatan dari Proses Komunikasi

-Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas

bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi

emosional.

-Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang

dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang

dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang

dipergunakan terlalu sulit.

- Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media

komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat

mendengarkan pesan.

-Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si

penerima.

-Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima

/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari

informasi lebih lanjut.

-Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan

apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan

sebagainya.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 45: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

45

Dari pembahasan di atas, jelas kita banyak sekali menemui hambatan yang

mengganggu proses berkomunikasi. Mengingat pentingnya komunikasi, maka sebaiknya kita

mencari solusi untuk meminimlisir adanya hambatan dalam berkomunikasi. Langkah-langkah

untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

- Mengemukakan pesan atau massage dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh

penerima pesan, menyatakan pesan tersebut dengan jelas.

- Bila terdapat reaksi dari pesan tersebut, didengarkan dengan simpatik, bereaksi secara

bijaksana dan bertindak cepat.

- Hendaknya dipertimbangkan kepada siapa pesan itu ditujukan.

- Penggunaan alat-alat komunikasi modern.

- Pendekatan-pendekatan pribadi (silaturrahmi) yang dapat menghilangkan klas,

kepangkatan dan perbedaan golongan.

- Komunikator harus terus belajar akan kelemahan dirinya dalam berkomunikasi.

- Hendaklah digunakan waktu secukupnya untuk merencanakan komunikasi yang

efisien dan efektif.

- Mengusahakan agar tercipta lingkungan kerja yang baik, karena lingkungan yang baik

amat me,Bantu kelancaran komunikasi.

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi itu

sangat penting bagi kehidupan, baik itu dalam suatu perusahaan maupun dalam

berorganisasi.Karena komunikasi merupakan salah satu pembantu terpenting dalamsuatu

aktivitas di dalam masyarakat luas. Tanpa komunikasi yang baik, lingkungan masyarakat

akan terasa kaku dan beku dan dengan pihak luar pun akan menjadi terpencil.

Oleh karerna itu, hakikat untuk mencapai suatu tujuan tertentu itu

harus melalui kerjasama dengan orang lain, maka sudah tentu diantara

manusia-manusia yang bekerjasama itu harus ada komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 46: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

46

2.4 Masyarakat dan Kebudayaan

2.4.1 Pengertian Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat merupakan kelompok manusia yang bersama-sama

menjalankan fungsi kehidupan. Sedangkan kebudayaan adalah adalah

seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh masyarakat

dan merupakan pedoman dan pengarah dalam bersikap dan berperilaku.

Kebudayaan dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dalam bentuk

non-materi dan materi. Pada kebudayaan non-materi contohnya adalah

ideology, religi, hokum, adat, pengetahuan, kepercayaan, dan sebagainya.

Sedangkan untuk kebudayaan materi contohnya adalah teknologi, artefak

dan berbagai kerajinan seni budaya.

Individu merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat.

Masyarakat terdiri dari individu-individu yang terorganisir secara

sistemik seperti contohnya yang terkecil pada suatu keluarga. Pada suatu

keluarga, tiap individu memiliki karakter masing-masing tetapi memiliki

suatu kesamaan dalam keluarga seperti kesamaan secara biologis,

psikologis dan sosiologis, sehingga membentuk sebuah kebudayaan

tersendiri.

Individu dan masyarakat memiliki derajat kepentingan yang

sama dimana dapat diumpamakan dalam suatu sistem organ biologis

dimana saling ketergantungan. Di dalam masyarakat, individu sebagai

bagiannya memiliki peranan yang sangat penting dalam masyarakat yang

merupakan sistem sosial yang lebih luas.

2.4.2 Individu dan Kebudayaan

Individu memiliki kecenderungan untuk selalu

mengembangkan kebudayaan dengan akal budinya baik kebudayaan

materi maupun kebudayaan non-materi. Kebudayaan diciptakan oleh

masyarakat untuk melindungi diri terhadap alam dan mengatur hubungan

antar manusia. Sisitem nilai dan budaya dalam masyarakat berkaitan

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 47: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

47

dengan lima masalah kehidupan yang turut mempengaruhi penilaian

terhadap budaya. Yang pertama adalah Hakikat hidup manusia seperti

masalah manusia yang apatis, optimis, dan lainnya. Yang kedua adalah

Hakikat karya manusia dimana berkarya memiliki tujuan yang berbeda-

beda tiap manusia. Yang ketiga adalah Hakikat waktu manusia dimana

setiap orang memiliki orientasi waktu yang berbeda. Yang keempat

adalah Hakikat alam manusia dimana kebudayaan tiap manusia terhadap

alam berbeda-beda. Dan yang terakhir adalah Hakikat hubungan antar

manusia dimana tiap manusia memiliki hubungan satu sama lain.

2.4.3 Masyarakat sebagai Tatanan atau Struktur Sosial dan sebagai Sistem

Sosial

Struktur sosial adalah pola perilaku individu dengan kelompok

sehingga menciptakan hubungan antar individu dan kelompok. Pada

masyarakat yang menciptakan kebudayaan, masyarakat memiliki

kecenderungan untuk membuat suatu struktur sosial. Konsep struktur

sosial terdiri atas status dan peran.

Status pada struktur sosial merupakan pencerminan hak dan

kewajiban, sedangkan peran pada struktur sosial mencerminkan tingkah

laku yang diharapkan. Struktur sosial memiliki kaitan erat pada suatu

sistem sosial. Sistem sosial merupakan kumpulan unsure yang bagian-

bagiannya terhubung dan bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan

efektif dan efisien. Konsep struktur sosial yang ada turut bersumbangsih

dalam pembentukan suatu tatanan sistem sosial

2.4.4 Bentuk-Bentuk Masyarakat.

Sesuai dengan kebudayaan yang terus – menerus berkembang saat ini,

dan terus berkembangnya kebudayaan global, bentuk-bentuk masyarakat

pun makin berkembang sesuai dengan kompleksitas yang ada di

masyarakat. Bentuk-bentuk masyarakat dapat dibedakan menjadi

beberapa bentuk sesuai dengan urutan yang terdapat dalam buku MPKT-

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 48: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

48

A, sesuai dengan bentuk teknologi yang digunakan, masyarakat dibagi

atas 5 bentuk, yaitu, masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan,

pengembara dan holtikultura, agraria, industri dan pasca industri.

Yang pertama, Masyarakat berburu dan mengumpulkan

makanan yang kebudayaannya masih sangat tradisional dengan tempat

tinggal yang masih nomaden dan belum ada pembagian kerja yang rumit,

pada saat inilah proses pengembangan kebudayaan yang paling mendasar

itu dibangun. Lalu yang kedua adalah masyarakat pengembara dan

holtikultura yaitu kebudayaan masyarakat yang lebih terlihat pembagian

kerja dengan sebagian masyarakat yang berternak dan sebagian yang

bercocok tanam. Pada kondisi masyarakat ini, kebudayaan yang

berkembang banyak yang sudah megenal kepercayaan-kepercayaan

tradisional, proses pembuatan alat. Bentuk masyarakat ini sangat

berpengaruh pada proses pengembangan kebudayaan tradisional. Yang

ketiga, Masyarakat agraria dimana kebudayaan masyarakat sudah

berkembang dengan pembagian pekerjaan yang lebih terbagi pada

penanaman, pengendalian, dll. Pada kondisi kebudayaaannya bentuk

masyarakat ini sudah mengenal seni dan astronomi.

Selanjutnya adalah masyarakat industri yang kebudayaaan

masyarakatnya sudah lebih berkembang lagi dengan penggunaan

teknologi mesin. Pembagian kerja pun menjadi lebih kompleks lagi

dengan adanya industry, sehingga strandar hidup makin meningkat dan

tidak dapat ditahan terjadi kesenjangan sosial. Pada tahap ini, perubahan

dalam masyarakat sangat cepat dan sangat terasa. Dan yang terakhir

adalah masyarakat Pasca-industri, yaitu dimana situasi masyarakat yang

sudah sangat modern dengan pembagian kerja yang sudah sangat

kompleks, dan pada kondisi ini, masyarakat sudah mengenal teknologi

berbasis informasi. Pada zaman tersebut, kebudayaan manusia tiap desa,

kota, daerah, hingga derah regional mulai menyebar hingga seluruh dunia.

2.4.5 Masyarakat Desa dan Kota

Masyarakat merupakan penghasil dari suatu kebudayaan, sehingga

pada saat menjelaskan mengenai suatu kebudayaan tidak lepas dari

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 49: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

49

masyarakat yang menghasilkan suatu kebudayaan. Seperti pada

pengertian yang diberikan pada Buku Ajar II MPKT-A, Masyarakat

adalah organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain.

Kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang

menjadi pengangan bagi masyarakat tertentu. Sehingga dari definisi

tersebut , tersirat bahwa berbicara masalah kebudayaan tidak terlepas dari

masyarakat.

Kebudayaan memiliki elemen penting yang terdapat pada

symbol, estetika, bahasa, lembaga sosial, kepercayaan, nilai, dan norma.

Simbol merupakan kumpulan kebudayaan yang diartikan sebagai sesuatu

yang diakui orang banyak dan memiliki persamaan kebudayaan. Estetika

berhubungan dengan kesenian dan kesenian sastra yang berkembang

dalam masyarakat. Bahasa merupakan alat pengantar komunikasi yang

memiliki peranan penting dalam suatu masyarakat yang berbudaya.

Lembaga sosial dan pendidikan berperan dalam mendidik suatu individu

untuk berkomunikasi dan memahami kebudayaan masyarakatnya.

Kepercayaan berpengaruh dalam sistem penilaian sesuai dengan ajaran

pada kepercayaan suatu masyarakat. Nilai merupakan suatu tolak ukur

perilaku dalam masyarakat. Norma merupakan suatu aturan dalam

masyarakat agar memiliki nilai. Norma juga bertujuan agar kehidupan

masyarakat berlangsung tertib.

Norma berperan penting dalm suatu kebudayaan manusia

karena aturan yang ditetap sangat diterapkan dan dijunjung tinggi. Norma

terdiri atas norma cara, norma kebiasaan, norma tata kelakuan, norma

adat istiadat, dan norma hukum. Dinamika antar kelompok dalam

masyarakat terdapat suatu hubungan yang asosiatif dan disosiatif.

Asosiatif merupakan hubungan yang bergerak ke arah integrasi,

sedangkan disosiatif merupakan hubungan yang bergerak kea rah

disintergrasi

2.4.6 Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan

Masyarakat merupakan penghasil dari suatu kebudayaan, sehingga

pada saat menjelaskan mengenai suatu kebudayaan tidak lepas dari

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 50: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

50

masyarakat yang menghasilkan suatu kebudayaan. Seperti pada

pengertian yang diberikan pada Buku Ajar II MPKT-A, Masyarakat

adalah organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain.

Kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang

menjadi pengangan bagi masyarakat tertentu. Sehingga dari definisi

tersebut , tersirat bahwa berbicara masalah kebudayaan tidak terlepas dari

masyarakat.

Kebudayaan memiliki elemen penting yang terdapat pada

symbol, estetika, bahasa, lembaga sosial, kepercayaan, nilai, dan norma.

Simbol merupakan kumpulan kebudayaan yang diartikan sebagai sesuatu

yang diakui orang banyak dan memiliki persamaan kebudayaan. Estetika

berhubungan dengan kesenian dan kesenian sastra yang berkembang

dalam masyarakat. Bahasa merupakan alat pengantar komunikasi yang

memiliki peranan penting dalam suatu masyarakat yang berbudaya.

Lembaga sosial dan pendidikan berperan dalam mendidik suatu individu

untuk berkomunikasi dan memahami kebudayaan masyarakatnya.

Kepercayaan berpengaruh dalam sistem penilaian sesuai dengan ajaran

pada kepercayaan suatu masyarakat. Nilai merupakan suatu tolak ukur

perilaku dalam masyarakat. Norma merupakan suatu aturan dalam

masyarakat agar memiliki nilai. Norma juga bertujuan agar kehidupan

masyarakat berlangsung tertib.

Norma berperan penting dalm suatu kebudayaan manusia

karena aturan yang ditetap sangat diterapkan dan dijunjung tinggi. Norma

terdiri atas norma cara, norma kebiasaan, norma tata kelakuan, norma

adat istiadat, dan norma hukum. Dinamika antar kelompok dalam

masyarakat terdapat suatu hubungan yang asosiatif dan disosiatif.

Asosiatif merupakan hubungan yang bergerak ke arah integrasi,

sedangkan disosiatif merupakan hubungan yang bergerak kea rah

disintergrasi.

2.4.7 Kepemimpinan dalam Masyarakat

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 51: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

51

Kepemimpinan merupakan suatu sifat pemimpin dimana

pemimpin berkewajiban memimpin masyarakat ke arah yang benar. Tipe

pemimpin terdiri atas dua yaitu, pemimpin formal dan pemimpin non-

formal. Pemimpin formal merupakan seorang pemimpin yang memiliki

prosedur legal secara hokum untuk memimpin, sedangkan untuk

pemimpin non-formal, merupakan seorang pemimpin yang memimpin

karena sifat kepemimpinan.

Sifat kepemimpinan terdiri atas dua konsep yang saling

berkaitan yaitu wewenang dan kekuasaan. Wewenang merupakan suatu

kekuasaan yang mendapat pengakuan dari masyarakat, kekuasaan itu

sendiri merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain.

Wewenang menurut Max Webber memiliki tiga jenis, yaitu karismatik,

tradisional, dan legal & rasional. Karismatik merupakan pemimpin yang

memiliki karisma yang melebihi orang lain.

Tradisional merupakan pemimpin yang memimpin karena

adanya ikatan adat. Legal & rasional adalah kepemimpinan yang

didasarkan pada kemampuan seseorang dan disesuaikan dengan Undang

Undang yang berlaku. Gaya pemimpin terdapat tiga jenis yaitu otoriter,

demokratis, dan bebas. Pada gaya pemimpin otoriter, pemimpin sangat

dominan dalam masyarakat sehingga masyarakat kurang berperan. Pada

gaya pemimpin demokratis, wewenang pemimpin dan masyarakat terbagi

secara teratur sehingga pemimpin dan masyarakat saling berbagi peran.

Pada gaya pemimpin bebas, Pemimpin kurang berperan dalam

masyarakatnya.

Kebudayaan tidak lepas dari masyarakat. Evolusi

masyarakatlah yang mengembangkan kebudayaan dari yang nomaden

hingga pasca-industri. Proses pengembangan kebudayaan di tiap

masyarakat berbeda dari masyarakat lainnya karena proses sosialisasi

yang berbeda-beda pula. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan budaya

tiap-tiap pedesaan. Sedangkan pada masyarakat kota, kebudayaan

cenderung mirip tiap kota, karena perkembangan sistem informasi yang

sedemikian cepat tiap kota. Pada akhir, Sesuai dengan paparan yang ada

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 52: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

52

diatas, kebudayaan tidak akan ada tanpa masyarakat, dan tidak ada

masyarakat tanpa suatu kebudayaan.

2.5 Ilustrasi Kehidupan Manusia dari Sudut Pandang

Ekonomi

2.5.1 Kegiatan Ekonomi

Hidup sebagai masyarakat tidak dapat terepas dari kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi yang paling mendasar bagi manusia adalah aktifitas

konsumsi. Arti dari konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan

mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa

barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara

langsung. Ada berbagai jenis kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan

manusia menurut tingkatannya, kebutuhan manusia menurut waktunya,

kebutuhan manusia menurut sifatnya, dan kebutuhan manusia menurut

subjeknya.

Kebutuhan menurut tingkatannya ada tiga, yaitu kebutuhan

primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang

sangat mutlak harus dipenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak

terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya.

Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Kebutuhan sekunder

adalah kebutuhan kedua, artinya kebutuhan yang pemenuhannya setelah

kebutuhan pokok terpenuhi. Contoh: lemari, sepeda, tempat tidur, dan

meja kursi.Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah

kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, motor,

komputer.

Kemudian, keburtuhan menurut waktunya yaitu kebutuhan

sekarang, kebutuhan yang akan datang, kebutuhan yang tak tentu

waktunya, dan kebutuhan sepanjang waktu. Kebutuhan sekarang adalah

kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagi/kebutuhan

yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan, minum, tempat tinggal, dan

obat-obatan. Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 53: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

53

pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang.

Contoh: tabungan. Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara

tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya insidental. Contoh : konsultasi

kesehatan. Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang

memerlukan waktu/lama.

Kemudian, kebutuhan menurut sifatnya yaitu kebutuhan

jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang

diperlukan untuk pemenuhan fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan.

Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat. Kebutuhan rohani

adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani.

Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang

yang membutuhkan. Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan.

Kemudian, kebutuhan menurut subjeknya yaitu kebutuhan

individu dan kebutuhan kelompok. Kebutuhan individu adalah kebutuhan

yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh:

kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang

dokter. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk

memenuhi kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung

sekolah, rumah sakit, dan jembatan.

Agar dapat melakukan konsumsi berbagai kebutuhan tersebut,

manusia harus memproduksinya. Produksi merupakan suatu kegiatan

yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau

menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi

kebutuhan. Dalam hal ini manusia terlibat langsung dalam pelaksanaan

proses produksi dengan menyumbangkan tenaga kerjanya (labor). Selain

tenaga kerja, proses produksi juga membutuhkan faktor produksi lain

seperti lahan (land), bahan baku (materials), modal baik fisik maupun

finansial (physical and financial capitals), kewirausahawan

(entrepreneurship), dan teknologi (technology). Dalam mengembangkan

faktor produksi baik dalam dirinya (tenaga kerja) maupun di luar dirinya

(faktor produksi selain tenaga kerja), manusia mengembangkan metoda

berproduksi melalui pemanfaatan serta pengkombinasian penggunaan

faktor produksi tersebut.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 54: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

54

Hewan dan tumbuhan juga melakukan konsumsi dan produksi.

Namun hewan dan tumbuhan berbeda dengan manusia. Yang

membedakan konsumsi dan produksinya manusia adalah kemampuan

inteligensinya mampu untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, baik

kegiatan mengkonsumsi maupun memproduksi. Manusia memiliki

kemampuan dalam mengelola proses produksi secara lebih efektif,

mengombinasikan faktor-faktor produksi agar semakin efisien,

meningkatkan hasil produksi dengan metodeh yang lebih baik,

menyimpan hasil produksi, mendistribusikan hasil produksi, dan

menghemat barang yang dikonsumsi agar lebih efisien.

Konsumsi dan produksi adalah hal mendasar dalam kegiatan

ekonomi masyarakat, namun ada satu lagi kegiatan ekonomi yang

mendasar yaitu distribusi. Pada intinya distribusi adalah penghubung

antara kegiatan produksi dan konsumsi. Selain fungsi penyimpanan dan

pengawetan, fungsi distribusi yang juga sangat berkembang adalah

pemasaran (marketing) yang meliputi strategi penentuan harga (pricing),

penentuan lokasi (placing), pengemasan (packaging), dan promosi

(promotion). Dalam teori dasar pemasaran empat strategi ini dikenal

sebagai 4P’s strategy.

2.5.2 Hal-hal yang Membahayakan Keberlangsungan Manusia

Manusia memiliki andil yang besar dalam melakukan kegiatan

ekonomi. Manusia dapat memanfaatkan apapun yang ada di sekitarnya,

entah itu berasal dari laut, darat, atau pun udara. Manusia bahkan dapat

memanfaatkan hewan dan tumbuhan juga. Padahal, hewan dan tumbuhan

juga dapat melakukan konsumsi dan produksi. Kemampuan manusia

untuk memanfaatkan sumber daya alam di Bumi ini merupakan pedang

bermata dua yang kalau digunakan secara baik dapat mensejahterakan

seluruh umat manusia secara adil dan berkelanjutan. Namun kalau pedang

tersebut digunakan secara salah akan mengakibatkan pengurasan dan

merusak sumberdaya alam sehingga tidak tersisa bagi generasi manusia di

masa mendatang.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 55: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

55

Pada umumnya kegiatan ekonomi adalah usaha manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri yang disediakan olehnya sendiri

atau alam. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia akan semakin

bertambah secara kualitas juga kuantitas. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Hal tesebut dapat terjadi karena meningkatnya total jumlah penduduk,

meingkatnya tingkat komunikasi, meningkatnya tingkat mobilisasi, dan

lain-lain. Selain pertumbuhan-pertumbuhan tersebut, kebutuhan manusia

juga dipengaruhi oleh hal-hal yang semestinya tidak terlalu diperlukan,

sehingga menimbulkan pemborosan. Dalam skala dunia, perkembangan

kebutuhan yang demikian ini membawa manusia mengalami kelangkaan.

Dan yang paling berbahaya adalah kelangkaan akan pangan dan energi.

Manusia yang sudah memiliki inteligensi tinggi seharusnya

sudah dapat berikir panjang agar tidak merugikan masyarakat luas.

Dibutuhkan mental spiritual yang kuat dan karakter yang kokoh agar

memilki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Dalam kegiatan

ekonomi, manusia harusnya memiliki kebijaksanaan menggunaka barang

ekonomi, jangan digunakan untuk pemborosan. Manusia juga diharapkan

dengan mental spiriatual dapat mengendalikan dirinya, terutama dalam

memanfaatkan alam. Dengan demikian upaya ekonomi yang sejatinya

adalah untuk menjamin eksistensi dan keberlangsungan manusia dapat

tercapai.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 56: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

56

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenedrungan untuk hidup

berkelompok dengan sesamanya, untuk dapat hidup berkelompok manusia perlu

memahami dirinya agar dapat menentukan potensi dan perananya dalam hidup

bermasyarakat. Dengan mampu mengenali diri akan membantu kita menangani

maupun mengembangkan diri demi menggapai kualitas hidup yang baik.

Atas dasar saling membutuhkan dan keterikatan antar pribadi ini, manusia

dituntut untuk berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Dan komunikasi

merupakan aspek terpenting dalam interaksi sosial.Kualitas sosial manusia

ditentukan bagaimana manusia itu berkomunikasi.

Individu memiliki kecenderungan untuk selalu mengembangkan kebudayaan

dengan akal budinya baik kebudayaan materi maupun kebudayaan non-materi.

Kebudayaan diciptakan oleh masyarakat untuk melindungi diri terhadap alam dan

mengatur hubungan antar manusia.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011

Page 57: MPKT_Makalah Kelompok.docx

Ma

57

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil, Jane, Reece,Lawrence Mitchel. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta:

Erlangga.

Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta:PT RajaGrafindo

Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2001.Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Ed ke-3.Jakarta: Balai Pustaka.

E. Singgih, Evita, dkk. 2011. Buku Ajar 2: Manusia, Individu, Kelompok,

Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

MacLean, Paul D. 1990. The Triune Brain in Evalution: Paleocerebral

punction. New York: Springer.

Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Gravindo

Persada.

Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2011