109
MORNING REPORT 07 JANUARI-10 JANUARI 2015 Dr. Febrina S. Dr. Fathia R. Dr. Shorea S. P. Dr. M. Zainudin Dr. M. Syarif H. Dr. Mustafa Afif W. Dr. Dedi Adnan F.

MR 11 Januari 2016.ppt

  • Upload
    febrina

  • View
    32

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MR 11 Januari 2016.ppt

MORNING REPORT 07 JANUARI-10 JANUARI 2015

Dr. Febrina S.Dr. Fathia R.Dr. Shorea S. P.Dr. M. ZainudinDr. M. Syarif H.Dr. Mustafa Afif W.Dr. Dedi Adnan F.

Page 2: MR 11 Januari 2016.ppt

NO NAMA JAM DIAGNOSA STATUS

07 JANUARI

1. Ny. S 09.05 Obs. Febris H2 ec dhf Observasi

2. Tn. J 09.30 Susp. SNH + hemiparase sinistra

R. Syaraf

3. Ny. M 10.30 Gastritis akut

4. Tn. M F 11.00 Obs. Febris H2 ec DHF dd DF

5. Ny. R 11.20 Obs. Febris H3 ec DHF dd DF

6 Tn. A DHF grade II

7 An. A CKR Observasi

8. An. A Febris H6 ec DHF R.Anak

9. Ny. N Anoreksia GeriatriHT stage II

10. An. A Obs. Febris H1 + vomitus Observasi

Page 3: MR 11 Januari 2016.ppt

NO NAMA JAM DIAGNOSA STATUS

11. An. A H 12.00 Wita Observasi febris H2 Rawat Jalan

12. Tn. Y 12.15 wita Observasi febris ec DHF dd DF VIP

13. An. M 15.25 wita Observasi febris ec DHF dd DF R. Anak

14. Ny. S 16.30 wita Obs Febris H2Vertigo

Observasi

15. Ny. J 18.00 wita Obs. Abdominal pain ec susp.KETDD app perforasi

R. Bedah

16. An. A 18.30 wita Obs. Dyspneu ec susp. BP R. Paru

08 Januari

17. Ny. A 08.25 GEA dehidrasi ringan sedang

Page 4: MR 11 Januari 2016.ppt

NO NAMA JAM DIAGNOSA STATUS

18. Tn. S 08.25 Obs. Abdominal pain ec susp.kolelitiasis

Observasi

19. Tn. N 10.00 Obs dyspneu Tb paru R. Paru

20. An. S/ 7 tahun 02.30 wita Obs Febris+ vomitus R. Anak

10 Januari

21. Ny. H/ 39 tahun 08.30 wita Obs Febris H 4 Rawat Jalan

22. Ny. B/ 75 tahun 09.00 wita TTH + Vomitus + HT stage 2 RPD

23. Nn. N 09.15 Obs. Abdominal Pain ec susp.app

R.Bedah

24 Ny. T 10.00 Obs. Nodul Tiroid ec susp Struma toksik dd Struma non toksikObs. Hemaptoe ec susp TB paru dd metastasis paru

R. Bedah

Page 5: MR 11 Januari 2016.ppt

No Identitas Diagnosa

1. By. S ( 1 bulan ) Diare Akut dengan dehidrasi berat

2. Ny. T (61 tahun ) Obs. Nodul Tiroid ec susp Struma toksik dd Struma non toksikObs. Hemaptoe ec susp TB paru dd metastasis paru

3. Nn. N ( 17 tahun ) Obs. Abdominal Pain ec susp. App

Page 6: MR 11 Januari 2016.ppt

• IDENTITAS PASIEN• Nama : By. S• Jenis Kelamin : Perempuan• Umur : 1 bulan• Alamat : Sungai Kupang

Page 7: MR 11 Januari 2016.ppt

ANAMNESISDilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien

• Tanggal / waktu : 08 Januari 2015 pk. 20.30 WITA

• Tanggal masuk : 08 Januari 2015

Page 8: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 9: MR 11 Januari 2016.ppt

Riwayat Penyakit Sekarang

Saat di IGD:- Pasien diberi susu formula oleh ibunya, kemudian Os tampak sesak

Page 10: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 11: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Fisik

Page 12: MR 11 Januari 2016.ppt

• Tanda Vital• Nadi : 140x / menit, lemah • Nafas : 44 x / menit, • Suhu : 38,5 O C, axilla

Page 13: MR 11 Januari 2016.ppt

Normocephali, ubun-ubun

besar cekung

CA -/-SI -/-

Mata cekung (+/+)

Normotia +/+, sekret -/-,

Simetris, NCH +/+, sekret -/-Bibir :Simetris,

sianosis(-) kering (+)

Page 14: MR 11 Januari 2016.ppt

KGB, Tiroid ttm

I :Retraksi intercosta (+)

•Aus : SN vesikuler, reguler, ronchi ronchi ++//++, wheezing -/-, BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

I: perut rataPal : supel dan tidak teraba adanya massa maupun pembesaran organ, turgor kulit menurunPer : timpani pada seluruh lapang perutAus : bising usus (+) meningkat

Akral hangat +/+, Ptekie

-/- , edema -/-

Page 15: MR 11 Januari 2016.ppt

Maurice King Score: Keadaan umum : tampak lemah (1)Turgor kulit : menurun (1)UUB : cekung (+) (2)Mata : cekung (2)Mulut : kering (1)Nadi : 140 x/menit, lemah (2)Total : (dehidrasi berat)

Page 16: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Penunjang (1)Laboratorium

Laboratorium darah (tgl 08 Januari 2016)Darah lengkap :Hb : 11,8WBC : 18,9PLT : 185HCT : 41,3

Lym% : 64,4Gra% : 41,6

Page 17: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Penunjang (2)FOTO THORAX AP

Kesimpulan: -dilatasi gas usus- kecurigaan bronchopneumonia

Page 18: MR 11 Januari 2016.ppt

Diagnosis Kerja

Page 19: MR 11 Januari 2016.ppt

PenatalaksanaanCo.Sp.A- O2 (head box 5 lt/menit)- IVFD RL 30 cc/kgBB 90 cc habis dalam 1 jam

70 cc/kgBB (210cc) habis dalam 5 jam- Inj. Paracetamol 30 mg / 6 jam- Inj. Ampicilin 75 mg/ 6 jam- Inj. Gentamicin 7,5 mg/ 12 jam- Inj. Metoclopramide 0,3 mg k/p muntah- P.o: L-Bio 2 x ½ sachet, L- Zync 1x10 mg

Puasa, pasang NGT,alirkanMRS. PICU

Page 20: MR 11 Januari 2016.ppt

FOLLOW UP 9/1/2016S O A P

Sesak nafas (+) N: 115 x/menit Diare akut dengan dehidrasi berat teratasi

Terapi lanjut

BAB 1x, ampas (+) RR : 38 x/menit Bronkopneumoni

Demam (-) S : 37,2 ºC

Muntah (-) Thorax: Retraksi Intercosta (+)SN Vesikuler Rho +/+Wheezing -/-

Page 21: MR 11 Januari 2016.ppt

FOLLOW UP 10/1/2016S O A P

Sesak nafas berkurang N: 125 x/menit Diare akut dengan dehidrasi berat teratasi

Terapi lanjut

BAB 1x, ampas (+) RR : 38 x/menit Bronkopneumoni

Demam (-) S : 37 ºC

Thorax: Retraksi Intercosta (+)SN Vesikuler Rho +/+Wheezing -/-

Page 22: MR 11 Januari 2016.ppt

TINJAUAN PUSTAKADIARE AKUT

Page 23: MR 11 Januari 2016.ppt

DEFINISI

Buang air besar > 3 kali /hari, terjadi perubahan

konsistensi tinja menjadi cair dengan atau

tanpa lendir & darah selama < 1 minggu.

Page 24: MR 11 Januari 2016.ppt

ETIOLOGI

Page 25: MR 11 Januari 2016.ppt

Lampiran 4. Bagan Penanganan Lampiran 4. Bagan Penanganan DiareDiareApakah anak menderita diare ?Apakah anak menderita diare ?JIKA YA,TANYAKAN:• Sudah berapa

lama ?• Apakah

beraknya berdarah (apakah ada darah dalam tinja) ?

LIHAT dan RABA:• Lihat keadaan umum anak:

Apakah anak :Letargis atau tidak sadar ?Gelisah atau rewel/mudah marah ?

• Lihat apakah matanya cekung ?

• Berikan anak minum. Apakah anak:Tidak bisa minum atau malas minum ?Haus, minum dengan lahap?

• Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah kembalinya:Sangat lambat (lebih dari 2 detik)? Lambat ?

Untuk DrajatDEHIDRASI

KlasifikasikanDIARE

Dan jika DIARE 14 HARI ATAU LEBIH

Dan jika adaDARAH DALAM TINJA

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:

• Letargis atau tidak sadar• Mata cekung• Tidak bisa minum atau malas

minum• Cubitan kulit perut

kembalinya sangat lambat.

DEHIDRASIBERAT

Jika tidak klasifikasi berat lainnya:Beri cairan untuk dehidrasi berat

(Rencana Terapi C) Jika anak juga mempunyai klasifikasi

berat lainnya: Rujuk SEGERA dan selama dalam

perjalanan mintalah agar ibu terus memberikan larutan oralit sedikit demi sedikit.

Anjurkan ibu agar tetap memberi ASI Jika ada kolera di daerah tersebut, beri

obat antibiotik untuk kolera.

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:

• Gelisah, rewel/mudah marah• Mata cekung• Haus minum dengan lahap• Cubitan kulit perut

kembalinya lambat.

DEHIDRASIRINGAN/SEDANG

Beri cairan & makanan sesuai Rencana Terapi B

Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lainnya:

Rujuk SEGERA ke RS dan selama dalam perjalanan mintalah agar ibu terus memberikan larutan oralit sedikit demi sedikit.

Anjurkan ibu agar tetap memberi ASI Nasihati ibu kapan harus kembali

segera Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak

ada perbaikan• Tidak cukup tanda-tanda

untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

TANPADEHIDRASI

Beri cairan & makanan sesuai Rencana Terapi A

Nasihati ibu tentang kapan harus kembali segera

Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak ada perbaikan

• Ada dehidrasiDIARE

PERSISTENBERAT

Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali bila anak juga mempunyai klasifikasi berat lain

Rujuk

• Tanpa dehidrasiDIARE

PERSISTEN

Nasihati ibu tentang cara pemberian makan pada anak dengan DIARE PERSISTEN.

Kunjungan ulang setelah 5 hari.

• Darah dalam tinja (beraknya campur darah) DISENTRI

Beri antibiotik yang sesuai untuk Shigela selama 5 hari

Kunjungan ulang setelah 2 hari.

Page 26: MR 11 Januari 2016.ppt

PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKANAN

Rencana Terapi A: Penanganan Diare di RumahJelaskan kepada ibu tentang 3 aturan perawatan di Rumah:Beri Cairan Tambahan, Lanjutkan Pemberian Makan, Kapan harus kembali

1. BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau)

> JELASKAN KEPADA IBU:o Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberiano Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau cairan matang

sebagai tambahano Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut

ini: Oralit, larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:o Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan inio Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah

> AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALITBERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT (200 ml) UNTUK DIGUNAKAN DI RUMAH

> TUNJUKKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK CAIRAN TERMASUK ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN SEBAGAI TAMBAHAN KEBUTUHAN CAIRANNYA

SEHARI-HARI:o sampai umur 1 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali berako umur 1 sampai 5 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali berakKatakan kepada ibu:o Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelaso Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi dengan lebih

lambat o Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

2. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN Lihat Bagan KONSELING BAGI IBU

3. KAPAN HARUS KEMBALI

Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan OralitBerikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

TENTUKAN JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA

UMUR Sampai 4 bln 4 sampai 12 bln 12 sampai 24 bln 2 sampai 5 tahun

BERAT BADAN < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 - 19 kg

dalam ml 200 - 400 400 - 700 700 - 900 900 - 1000

Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui. Jumlah oralit yang

diperlukan (dalam ml) dapat dihitung dengan cara: berat badan (dalam Kg) dikalikan

75o Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas, berikan.o Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menetek, berikan juga

100-200 ml air matang selama periode ini.

TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALITo Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelaso Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih

lambato Lanjutkan ASI selama anak mau.

SETELAH 3 JAMo Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinyao Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatano Mulailah memberi makan pada anak ini ketika masih di klinik

JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI:o Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumaho Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk

menyelesaikan 3 jam pengobatan

o Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi. Juga beri 6 bungkus sesuai yang

dianjurkan dalam Rencana Terapi Ao Jelaskan 3 aturan perawatan di rumah.

1. BERI CAIRAN TAMBAHAN Lihat Rencana Terapi A:2. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN mengenai jumlah cairan dan lihat3. KAPAN HARUS KEMBALI Bagan KONSELING BAGI IBU

(Lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN pada bagan KONSELING BAGI IBU)

Page 27: MR 11 Januari 2016.ppt

PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKANANRencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat

IKUTI TANDA PANAH. JIKA JAWABAN “YA”, LANJUTKAN KE KANAN. JIKA “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH.

MULAI DISINI

Dapatkah saudarasegera memberikan

cairan intravenaYA

TIDAK

Apakah ada fasilitaspemberian cairan

intravena yangterdekat (dalam

30 menit)YA

TIDAK

YATIDAK

Apakah saudaratelah dilatih

menggunakan pipanasogastik untuk

rehidrasi ?

Apakah anak masihbisa minum ?

TIDAK

Rujuk SEGERA untukpengobatan IV / NGT

• Berikan cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut:

UMUR Pemberian pertama Pemberian berikut30 ml/kg selama: 70 ml/kg selama:

Bayi 1 jam * 5 jam (dibawah umur 12 bulan)

Anak 30 menit* 21/2 jam (12 bulan sampai 5 tahun)

• periksa kembali anak setiap 1-2 jam. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih cepat

• juga beri obat oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setalah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)

• periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.

• Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena• jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anaknya sedikit

demi sedikit selama dalam perjalanan.

• Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut: beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)

• periksa kembali anak setiap 1-2 jam:o jika anak muntah terus menerus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambato jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena

• sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tetntukan Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.

CATATAN:• Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk menyakinkan bahwa ibu

dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.

Page 28: MR 11 Januari 2016.ppt

KASUS 2

• Nama : Ny.T• Umur : 61 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Pekerjaan : Ibu rumah tangga• Alamat : Muang• Masuk tanggal : 10/01/2016• Jam : 14.15 WITA

Page 29: MR 11 Januari 2016.ppt

ANAMNESIS (Auto dan Alloanamnesis)

Keluhan Utama : Benjolan pada leher kananRiwayat Penyakit Sekarang-OS mengeluh benjolan awalnya muncul 10 tahun lalu dan tdk ada keluhan, namun 2 tahun ini semakin membesar- OS juga mengeluh batuk 3 minggu ini, darah (+) bercampur dahak, Nafsu makan menurun, tangan gemetar (-), sering berkeringat (-)

Page 30: MR 11 Januari 2016.ppt

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat HT dan DM (-)

Riwayat Pengobatan Dahulu3 minggu ini OS mengonsumsi OAT

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Keluhan Serupa (-)

ANAMNESIS (Auto dan Alloanamnesis)

Page 31: MR 11 Januari 2016.ppt

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak LemahKesadaran : GCS E4V5M6/ CMVS : TD : 120/70, N : 80x/m, RR : 22x/m, S;37,2,

Status GeneralisK/L: ca(+/+), sklera ikterik (-/-), eksoftalmus (-/-), pembesaran kgb cervikal (sulit dinilai), massa diregio colli dextra (terlampir status lokalis), deviasi trachea (sulit dinilai).

Pembesaran Kgb Auricula dan Axila : (-)

Page 32: MR 11 Januari 2016.ppt

Thoraks : Simetris, Datar, Benjolan (-)Paru:

Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris Palpasi : Tidak ada pelebaran ICS, fremitus vokal (dekstra

= sinistra) Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru Auskultasi : Suara dasar vesikuler, Ronkhi (-), wheezing (-)

Page 33: MR 11 Januari 2016.ppt

Jantung: Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi: batas jantung kanan: para sternal line ICS III D

batas jantung kiri: mid clavicula line ICS V S Auskultasi: S1/S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)

Page 34: MR 11 Januari 2016.ppt

Abdomen: Inspeksi : Cembung, simetris, benjolan (-) Auskultasi : Bising usus (+ ) normal Palpasi : Supel, hepar/ lien tidak teraba,

nyeri tekan (-)

Perkusi : Timpani di seluruh lapangan abdomen

Page 35: MR 11 Januari 2016.ppt

Status Lokalis

• Regio colli dextra : Inspeksi : Tampak benjolan diregio coli ukuran 10 cm x 7 cm, warna kulit sama dgn disekitar.Palpasi : Massa berbatas tidak tegas, konsistensi padat keras dan tidak ada nyeri tekan

Page 36: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 37: MR 11 Januari 2016.ppt

PEMERIKSAAN PENUNJANG

03/12/2016

(RSUD Tanjung)

10/01/2016

(RSUD Hasan

Basry)

Nilai Normal

-Hb (gr/dl) 8,8 10,9 11,5 - 17,5

-Leukosit 11.000 8600 4.000 – 10.500

-Trombosit 472.000 294.000 150.000 – 400.000

-MCV 72,8 81,1 80 – 97

-MCH 25,1 24,3 26 – 33

-MCHC 34,5 29,9 31 – 35

-GDS 135 <200

-SGOT 62 9 – 25

-SGPT 33 7 – 30

Page 38: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 39: MR 11 Januari 2016.ppt

Tampak single nodulKesimpulan : metastasis di paracardial dextra

Page 40: MR 11 Januari 2016.ppt

RADIOLOGIS

Page 41: MR 11 Januari 2016.ppt

ASSESMENT

Obs. Nodul Tiroid ec susp Struma toksik dd Struma non toksik

Obs. Hemaptoe ec susp TB paru dd metastasis paru

Page 42: MR 11 Januari 2016.ppt

PLAN

IVFD RL : D5 (2:1) 20 tpm (ma)Neurobat 1amp/24 jamInj. Omeprazol 1 vial/12 jam Inj. Antrain 1 amp/8 jam ivInj. Ondansetron 4 mg/8 jam (k/p)Inj. Metilprednisolon 125mg/12 jamDexanta syr 3x1 C

Konsul Sp.BRaber Sp.B dan Sp.P

Page 43: MR 11 Januari 2016.ppt

PLAN

• Pro pemeriksaan FNAB nodul tiroid• Cek Faal Tiroid (TSH, FT4 dan FT3)

Page 44: MR 11 Januari 2016.ppt

Defenisi Struma

Struma / goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.

Page 45: MR 11 Januari 2016.ppt

Anatomi • Kelenjar tiroid/gondok terletak

di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua bagian lobus.

• berbetuk lonjong berukuran panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan berkisar 10-20 gram.

• Kelenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme.

• Kelenjar ini memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Page 46: MR 11 Januari 2016.ppt

Fungsi Kelenjar Tiroid

Page 47: MR 11 Januari 2016.ppt

ETIOLOGI Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh:1.Hiperplasi dan hipertrofi dari kelenjar tiroid

▪ Non toxic goiter: difus, noduler▪ Toxic goiter: noduler (Parry’s disease), difus (Grave’s

disease)/Morbus Basedow

3. Neoplasma▪ Neoplasma jinak (adenoma)▪ Neoplasma ganas (adenocarcinoma) :

papiliferum,folikularis, anaplastik

2. Inflamasi atau infeksi kelenjar tiroid• Tiroiditis akut• Tiroiditis sub-akut (de Quervain)• Tiroiditis kronis (Hashimoto’s disease dan struma

Riedel)

Page 48: MR 11 Januari 2016.ppt

Klasifikasi

Page 49: MR 11 Januari 2016.ppt

Patofisilogi

Page 50: MR 11 Januari 2016.ppt

Manifestasi klinis • Berdebar-debar/meningkatnya denyut nadi • Keringat• Konstipasi• Gemetar• Gelisah • Berat badan menurun • Mata membesar • Nyeri pada tenggorokan • Kesulitan bernapas dan menelan

Page 51: MR 11 Januari 2016.ppt

Diagnosis

Page 52: MR 11 Januari 2016.ppt

Diagnosis banding

• Timoma• Limfoma• tumor dermoid• metastasi keganasan paru pada kelenjar

getah bening.

Page 53: MR 11 Januari 2016.ppt

Tatalaksana • Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan

saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.

• Yodium Radioaktif

Page 54: MR 11 Januari 2016.ppt

Operasi/Pembedahan

Tiroidektomi

Lobektomi

Page 55: MR 11 Januari 2016.ppt

(Rubin & Hansen, 2008 “AJCC 2002”)

Page 56: MR 11 Januari 2016.ppt

KASUS 3

Page 57: MR 11 Januari 2016.ppt

ANAMNESA

Autoanamnesa :tanggal 10 Januari 2016/ 09.15 WITA

Page 58: MR 11 Januari 2016.ppt

Identitas Pasien

Page 59: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 60: MR 11 Januari 2016.ppt

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 61: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 62: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Fisik(minggu, 10 Januari 2016)

Page 63: MR 11 Januari 2016.ppt

STATUS G ENERALISKeadaan Umum tampak lemahKesadaran GCS E4V5M6 (15)Sikap berbaringTekanan Darah 100/70 mmHgNadi 88x/mntSuhu 36,8 0CPernafasan 22x/menit

PEMERIKSAAN FISIK (1)

Page 64: MR 11 Januari 2016.ppt

Thoraks Jantung

Pemeriksaan fisik (2)

Page 65: MR 11 Januari 2016.ppt

TORAKS Paru

Pemeriksaan fisik (2)

Page 66: MR 11 Januari 2016.ppt

PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi datarPalpasi Defans muscular (+)

hepatosplenomegali (-), mc.Burney (+), rovsing sign (+)

Perkusi timpani di seluruh lapangan abdomen Auskultasi bising Usus (+)

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Atas akral hangat, edema (-)Bawah akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan fisik (3)

Page 67: MR 11 Januari 2016.ppt

Rectal Toucher

Ampula recti Tidak colapsSfingter ani Mencengkram Nyeri tekan (-) Handscoon Darah (-). Feses (+)Alvarado score 8

Page 68: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 12,8/dl 11,4 – 17,7Leukosit 14.200 /mm3 4000 – 10500Trombosit 239.000mm3 140000 – 440000Hematokrit 41,3 U/l 35 – 55MCV 94,2 fl 80.0-97.0MCH 29,4 pg 26.5-33.5MCHC 31,2 g/dl 31.5-35.0Gran 12,6 1,2-8,0

Pemeriksaan Penunjang (1)

Page 69: MR 11 Januari 2016.ppt

Lanjutan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Gula darah sewaktu 107 mg/dl

Ureum 49,4mg/dl

Kreatinin 0,87 mg/dl

SGOT 22mg/dl

SGPT 817mg/dl

Pp Tes -

Page 70: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 71: MR 11 Januari 2016.ppt

Tata Laksana

Page 72: MR 11 Januari 2016.ppt

TINJAUAN PUSTAKA

Page 73: MR 11 Januari 2016.ppt

APENDISITIS

Page 74: MR 11 Januari 2016.ppt

DEFINISI

Peradangan dari apendiks versiformis dan merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan

Page 75: MR 11 Januari 2016.ppt

EPIDEMIOLOGI

Page 76: MR 11 Januari 2016.ppt

ETIOLOGI

Page 77: MR 11 Januari 2016.ppt

PATOFISIOLOGI

Page 78: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 79: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 80: MR 11 Januari 2016.ppt

Manifestasi Klinis

Page 81: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan Fisik

Page 82: MR 11 Januari 2016.ppt

Alvarado Score

• 7-9 : apendisitis akut• 5-6 : observasi 24 jam• <5 : bukan apendisitis

Page 83: MR 11 Januari 2016.ppt

Pemeriksaan penunjang• Laboratorium-leukositosis• Urinalisa• Foto polos abdomen- tidak spesifik dan tidak direkomendasikan

kecuali ada kelainan yang membutuhkan pemeriksaan foto polos abdomen (seperti perforasi, obstruksi usus atau batu utereter).

- gambaran udara usus abnormal, fecolith, atau benda asing

Page 84: MR 11 Januari 2016.ppt

• < 50% Gambaran fekolith:soliter, oval, densitas kalsifikasi pada kuadran bawah kanan, ukurannya dapat mencapai 2 cm. terkadang dapat berbentuk shell like atau laminated5

Page 85: MR 11 Januari 2016.ppt

Tanda lain:

- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)- Sentinel loop- pelebaran ileum atonik berisi

air fluid level- Dilatasi sekum- Preperitoneal fat line yang melebar dan /

kabur- Kaburnya region kanan bawah, mengacu pada

cairan dan edema

Page 86: MR 11 Januari 2016.ppt

- Skoliosis konkaf ke kanan- Massa kuadran bawah kanan yang mendesak

sekum- Kaburnya batas muskulus psoas kanan (tidak

khas)- Udara pada apendiks (tidak khas)

Page 87: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran foto polos abdomen tampak apendikolith (panah)

Page 88: MR 11 Januari 2016.ppt

• Apendikografi

- Pemeriksaan apendikografi tidak mempunyai peran diagnosis dalam kasus appendisitis

- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga perforasi

- dapat untuk menegakkan diagnosis penyakit lain yang menyerupai apendisistis

Page 89: MR 11 Januari 2016.ppt

Temuan appendikografi pada appendisitis:- Non filling appendiks- Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran edemamukosa yang disebabkan oleh karena inflamasi akut.- Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan.

Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal

Page 90: MR 11 Januari 2016.ppt

Barium Enema•dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari

appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk menyingkirkan diagnosis banding,

•sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis appendisitis kronis tampak pelebaran/penebalan dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen hingga sumbatan usus oleh fekalit

Page 91: MR 11 Januari 2016.ppt

kriteria diagnosis appendisitis :•non filling apendiks dengan desakan lokal

sekum•pengisian dari apendiks dengan penekanan

local pada sekum•nonfilling apendiks dengan adanya massa

pelvis (kabur pada kuadran bawah kanan dengan perubahan letak usus halus akibat desakan)

•pola mukosa apendiks irregular dengan terhentinya pengisian.

Page 92: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single kontras. Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur yang ireguler

(tanda panah).

Page 93: MR 11 Januari 2016.ppt

• USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dicurigai adanya abses, menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya. Sensitivitas sekitar 90%

Page 94: MR 11 Januari 2016.ppt

• Tanda appendisitis akut pada sonografi :- Indentifikasi apendiks- Struktur tubuler dengan ujung buntu pada titik nyeri- Non-kompresibel- Diameter 6 mm atau lebih- Tidak adanya peristaltic- Apendikolith dengan bayangan akustik- Ekogenesitas tinggi non-kompersibel disekitar lemak- Cairan disekitar lesi atau abses- Edema dan ujung sekum

Page 95: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran appendisitis: tampak penebalan dari dinding apendiks

Page 96: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran appendisitis dengan gambaran apendikolith (jarang terlihat dengan USG) (panah)

Page 97: MR 11 Januari 2016.ppt

CT Scandipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling akurat untuk menyingkirkan appendisitis. keakuratan diagnosis CT scan rata-rata antara 93% dan 98 % dengan sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%

Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendisitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendisitis seperti bila terjadi abses

Page 98: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran CT scan tampak apendiks terinflamasi (A) dengan apendikolith (a)

Page 99: MR 11 Januari 2016.ppt

Gambaran Appendisitis perforasi dengan abses. Tampak apendikolith (panah) dan udara dalam abses dan perubahan inflamasi dengan penebalan dinding (panah terbuka)

Page 100: MR 11 Januari 2016.ppt

Sonografi CT scan

Sensitivitas 85% 90 – 100%

Spesifisitas 92% 95 – 100%

Penggunaan Evaluasi pasien dengan kecurigaan

diagnosis appendicitis

Evaluasi pasien dengan kecurigaan

diagnosis appendicitis

Keuntungan Aman

Relative lebih murah

Dapat menyingkirkan penyakit

pelvis pada wanita

Lebih baik penggunaanya pada

anak-anak

Lebih akurat

Lebih baik mengidentifikasi

phlegmon dan abses

Lebih baik mengindentifikasi

apendiks normal

Kerugian Ketergantungan operator

Nyeri

Harga lebih mahal

Efek radiasi pengion

Penggunaan kontras

Page 101: MR 11 Januari 2016.ppt

MANAJEMEN

Page 102: MR 11 Januari 2016.ppt

Diagnosis Banding

Page 103: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 104: MR 11 Januari 2016.ppt
Page 105: MR 11 Januari 2016.ppt

Tatalaksana• Apendiktomi

dapat dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara laparoskopi. Bila apendiktomi terbuka, incise McBurney paling banyak dipilih oleh ahli bedah

Page 106: MR 11 Januari 2016.ppt

• Antibiotik- Pada apendisitis gangrenosa atau perforata- Preoperative, antibiotik broad spectrum

intravena diindikasikan untuk mengurangi kejadian infeksi pasca pembedahan.

- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis

- diteruskan sampai 5-7 hari post operatif untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan abses.

- diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus apendisitis ruptur dengan peritonitis difus

Page 107: MR 11 Januari 2016.ppt

KOMPLIKASI

Page 108: MR 11 Januari 2016.ppt

Prognosis

• Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix gangrenosa.

• Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat

Page 109: MR 11 Januari 2016.ppt

TERIMA KASIH