NEW Semisol PRINT (Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    1/36

    Laporan Praktikum

    Teknologi Sediaan Semisolida

    Diclofenac Natrium

    Disusun oleh:1.Ariffatul Lailatus.S

    2.Deni Putra M.

    3.Dila Anggraeni

    4.Ternavia FVP

    5.Suyanti Itanovi

    6.Vivi Eka L.

    7.Wanda Cumala.S

    8.Yuli Setiorini

    INSTITUT ILMU KESEHATAN

    PRODI S-1 FARMASI

    TA. 2014 / 2015

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    2/36

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid

    antiinflamatorydrugs, NSAIDs) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat.

    Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid

    arthritis. Untuk mengurangi efek pada saluran cerna, pendekatan yang dilakukan

    adalah dengan membuat sediaan transdermal yaitu sistem penghantaran yang

    memanfaatkan kulit sebagai tempat masuknya obat. Kulit relatif permeabel

    terhadap senyawa-senyawa kimia dan dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus

    oleh senyawa obat yang dapat menimbulkan efek terapetik, baik yang bersifat

    setempat maupun sistemik (Aiache, 1993).

    Diklofenak dapat terakumulasi pada cairan sinovia sehingga efek terapi

    pada persendian menjadi lebih panjang (Wilmana, 1995). Untuk meningkatkan

    fluks obat yang melewati membran kulit, dapat digunakan senyawa-senyawa

    peningkat penetrasi. Fluks obat yang melewati membran dipengaruhi oleh

    koefisien difusi obat melewati stratum corneum, konsentrasi efektif obat yang

    terlarut dalam pembawa, koefisien partisi antara obat dan stratum corneum dan

    tebal lapisan membran.

    Peningkat penetrasi yang efektif dapat meningkatkan koefisien difusi obat

    ke dalam stratum corneum dengan cara mengganggu sifat penghalangan dari

    stratum corneum (Williams dan Barry, 2004). Peningkat penetrasi dapat bekerja

    melalui tiga mekanisme yaitu dengan cara mempengaruhi struktur stratum

    corneum, berinteraksi dengan protein interseluler dan memperbaiki partisi obat,

    coenhancer atau cosolvent. kedalam stratum corneum (Swarbrick dan Boylan,

    1995).

    Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai peningkat penetrasi antara lain

    air, sulfoksida dan senyawa sejenis azone, pyrrolidones, asam-asam lemak,

    alkohol dan glikol, surfaktan, urea, minyak atsiri, terpen dan fosfolipid (Swarbrick

    dan Boylan, 1995; Williams dan Barry, 2004). Kandungan air yang tinggi dalam

    basis gel dapat juga berfungsi sebagai peningkat penetrasi dengan mekanisme

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    3/36

    hidrasi pada lapisanstratum corneum. Untuk lebih meningkatkan fluks obat yang

    melewati membran dapat juga ditambahkan senyawa-senyawa peningkat penetrasi

    dalam formulasi gel. Peningkatan penetrasi perkutan akan mengurangi waktu

    laten (lag time) pada pemberian gel natrium diklofenak sehingga akan segera

    dihasilkan efek terapetik.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk

    pengetahui pengaruh penambahan berbagai peningkat penetrasi yaitu asam oleat,

    tween 80 dan propilen glikol terhadap penetrasi perkutan gel natrium diklofenak

    secara in vitro melalui membrane kulit marmot.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    4/36

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 TINJAUAN BAHAN AKTIF OBAT

    Bahan aktif : Diclofenac Natrium, Diclofenac Sodium

    BM : 318,18 ( USP30-NF 25 P.1922)

    Pemerian : Putih kekuning kuningan , sedikit

    hidroskopis, serbuk kristal

    Kelarutan : agak sukar larut dalam air, Larut dalam

    Alkohol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.

    Titik lebur : 541,4545 F ( 284oC )

    Titik didih : -

    Inkompatibilitas : -

    Stabilitas : gel 1% diklofenak-Na harus disimpan pada

    suhu 25oC dan terlindung dari panas ( AHFS 2010 p2088 dan TPC ed 12 p 836 )

    PH : Antara 7,0 - 8,5

    Dosis : 1% untuk penggunaan topical.

    Toksisitas : Dapat menimbulkan berbagai aplikasi reaksi

    seperti dermatitis, pruriutis.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    5/36

    Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan terlindung dari

    sinar

    2.2 TINJAUAN UMUM SEDIAAN SEMI SOLIDSediaan semisolida adalah sediaan yang mengandung bahan aktif dan bahan

    tambahan

    yang konsistensinya setengah padat dengan tujuan pemakaian lokal dan sistemik

    .Bentuk

    sediaan ini dipilih karena kemudahan penggunaan pada target organ.

    A. BENTUKBENTUK SEDIAAN SEMISOLIDA

    a. Gel (jelly)Merupakan sistem padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik

    yang besar,terpenetrasi oleh cairan.(FI IV Hal 7)

    b. Salep (Ointment)

    Salep adalah sediaan semipadat yang pemakaiannya ditujukan untuk kulit atau

    membrane mukosa tertentu. Biasanya berbentuk larutan atau disperse satu atau

    lebih bahan obat dalam basis non aqua.(The Pharmaceutical Codex ed.12th

    p.139).

    Klasifikasi berdasarkan basis salep (USP):

    1. Basis hidrokarbon

    2. Basis absorpsi (anhidrat)

    3. Basis absorpsi (a/m)

    4. Basis larut air

    5. Basis mudah tercucikan (type m/a)

    c. Cream (Krim)

    Merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atua lebih

    bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV hal 6).

    Sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan

    dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III Hal 8).

    d. Paste (Pastae)

    Merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang

    ditujukan untuk pemakaian topikal (FI IV Hal 14). Merupakan sedian semi

    lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    6/36

    mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan

    vasellin/paraffin cair/dengan bahan dasar tidak berlembek yang dibuat dengan

    glycerin mucilage atau sabun,digunakan sebagai anti septic

    pelindung kulit. (FI III Hal 22).

    e. FAPG (Bases,fatty alcohol-propylene glycol)

    B. BENTUK SEDIAAN TERPILIH

    Bentuk sediaan : gell

    Definisi gell :

    Menurut Farmakope Indonesia IV :

    Definisi Gel

    Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli,

    merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel

    anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu

    cairan.

    Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa

    suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul

    senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.

    Menurut Ansel, gel didefinisikan sebagai suatu system setengah padat yang terdiri

    dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik yang terkecil atau

    molekul organic yang besar dan saling diresapi cairan

    B.1 Klasifikasi gell :

    Penggolongan GelMenurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel dibagi menjadi

    dua yaitu:

    1. Gel sistem dua fase

    Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar ,

    massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit.

    Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    7/36

    dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.Sediaan harus dikocok dahulu

    sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.

    2. Gel sistem fase tunggal

    Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam

    suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro

    yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul

    sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya tragakan.

    Keuntungan dan Kekurangan Gel

    Keuntungan dan kerugian menurut Lachman, 1994 :

    1. Keuntungan sediaan gel

    Untuk hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan

    yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film

    tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,

    kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

    2. Kekurangan sediaan gel

    Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga

    diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih

    pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau

    hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan

    iritasi dan harga lebih mahal.

    a. Kegunaan Gel

    Kegunaan sediaan gel secara garis besar di bagi menjadi empat seperti:

    1. Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam

    bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan

    untuk bentuk sediaan obat longacting yang diinjeksikan secara intramuskular.2. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet,

    bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral,

    dan basis suppositoria.

    3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik,

    termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan perawatan rambut.

    4. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau

    dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril).

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    8/36

    Sifat dan Karakteristik Gel

    Menurut Lachman, dkk. 1994 sediaan gel memiliki sifat sebagai berikut:

    1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert,

    aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain.

    2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan yang

    baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan diberikan

    kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan

    tube, atau selama penggunaan topical.

    3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang

    diharapkan.

    4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau BM

    besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan.

    5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga

    pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer

    seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan

    membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan

    membentuk gel.

    6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh

    pemanasan disebut thermogelation.

    Sediaan gel umumnya memil iki karakteri stik tertentu, yakni (disperse system,

    vol 2 hal 497):

    1. Swelling

    Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi

    larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara

    matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gelkurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar polimer di dalam matriks gel yang

    dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.

    2. Sineresis

    Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan

    yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu

    pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang

    tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase relaksasi akibat

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    9/36

    adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada

    ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah, sehingga

    memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan. Sineresis dapat terjadi pada

    hidrogel maupun organogel.

    3. Efek suhu

    Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui

    penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan

    hingga suhu tertentu. Polimer seperti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang

    dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut

    membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang

    disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

    4. Efek elektrolit

    Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik

    dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap pelarut yang ada

    dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan

    konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi

    waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat

    akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang

    disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium

    alginat yang tidak larut.

    5. Elastisitas dan rigiditas

    Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama

    transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan

    peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap

    perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel dapatbermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel.

    6. Rheologi

    Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi

    memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran

    nonnewton yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju

    aliran.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    10/36

    Komponen Gel

    Untuk kompenen gel di bagi menjadi dua gilling agents dan bahan tambahan.

    Disetiap sedian gel harus memilik kedua komponen seperti yang ada di bawah

    ini:

    1. Gelling Agent.

    Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan

    yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini

    adalah gom alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem

    tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam

    cairan non-polar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai

    pembentuk gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari

    beberapa surfaktan non-ionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel yang

    jernih di dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral.

    1. Bahan tambahan

    a. Pengawet

    Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel

    mengandung

    banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Dalam

    pemilihan pengawet

    harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.

    b. Penambahan bahan higroskopis

    Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan

    sorbitol

    dengan konsentrasi 10-20 %.

    c. Chelating agentBertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat.

    Contohnya

    EDTA.

    2.6 Alasan Pemilihan Bahan

    Praktikum pembuatan gel dilakukan untuk dua formula, formula pertama bahan

    yang digunakan adalah asam borat yang berkhasiat sebagai antiseptic. Antiseptik

    merupakan obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    11/36

    pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan

    dan membrane mukosa. Formulasi kedua, bahan yang digunakan gentamicin yang

    digunakan untuk antibiotik. Gentamicin merupakan antibiotik golongan

    aminoglikosida yang aktivitasnya menembus bakteri melalui pori, sehingga

    menghambat sintesis protein dengan begitu dapat mematikan sel bakteri.

    Bahan tambahan yang digunakan pada formulasi satu dan dua adalah nipagin dan

    CMC-Na. Nipagin digunakan untuk pengawet, dengan kadar yang ditentukan

    dapat mempertahankan stabilitas suatu sediaan agar tidak cepat rusak dan juga

    ditentukan berdasarkan basis gel dan tipe A/M dan M/A. CMC-Na digunakan

    untuk bahan dasar untuk membentuk gel, karakteristiknya yang mudah

    mengembang dengan prosedur pembuatan yang benar, dapat bercampur dengan

    bahan aktif dan tampilannya yang jernih merupakan solusi bahan yang cocok

    digunakan sebagai pembentuk gel dan CMC-Na dilarutkan dengan air panas

    karena dapat memutuskan ikatan yang ada.

    2.3 SPESIFIKASI SEDIAAN

    Bentuk sediaan : Gel

    Kadar bahan aktif : 1%

    pH sediaan : -

    Warna : Transparan

    Bau : Tidak berbau

    Viskositas : -

    Daya sebar : -

    Kemudahan dioleskan : Mudah dioleskan

    Kemudahan melekat : Mudah melekat

    Kemudahan Pencucian : Mudah dicuci

    Timbulnya iritasi : Tidak iritan

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    12/36

    2.4 BAGAN ALIR

    NATRIUM DICLOFENAC

    Berbentuk serbuk Kristal sediaan mengandung air yang sediaan obat bersifat lipofil

    merupakan tempat hidup

    mikroorganisme diperlukan basis hidrofil

    Bahan harus digerus terlebih diperlukan antimikroba agar bahan obat mudah lepas

    dahulu sebelum dicampur dari basisnya dan memberikan

    dengan bahan lain dipilih metil paraben efek farmakologis

    dilarutkan dengan

    propilen glikol

    dengan penambahan propilen glikol

    dg konsentrasi 2-5% akan meningkatkan

    kefektifan sebagai antimikroba

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    13/36

    2.5 PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN

    A. GELLING AGENT

    NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA KET.

    1.

    Carrageen

    (HPE dition, p 122

    125)

    Berwarna kuning

    kecoklatan sampai putih,

    bentuk serbuk, tidak berbau dan

    tidak berasa.

    Kelarutan: larut dalam

    air 80.

    Stabilitas : stabil,

    sedikit higroskopis,

    polisakarida. Seharusnya di

    simpan pada tempat yang sejuk

    dan kering.

    Inkompatibilitas : dapat

    bereaksi dengan bahan

    kationik.

    Penggunaan :

    emulsifyng agent, basis gel,

    stabilizing agent dan

    suspending agent.

    2.Carbomer (HPE

    edition, p 110 -114)

    Pemerian : berwarna

    putih, asam, serbuk higroskopis

    dengan karakteristik agak

    berbau.

    Inkompatibilitas :

    carbomer tidak berwarna

    dengan resorsinol,

    inkompatibel dengan fenol,

    asam kuat, polimer kationik

    dan elektrolit tingkat tinggi.

    Stabilitas : stabil, bahan

    Gelling agent =

    0,5%2.0%

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    14/36

    higroskopis pada pemanasan

    pada suhu < 104

    Penggunaan :

    emulsifying agent, gelling

    agent, suspending agent.

    3.

    Carboxymethylcellulose

    Sodium (HPE

    edition, p 118121)

    Pemerian : berwarna

    hampir putih, tidak berbau,

    tidak berasa, serbuk granul dan

    higroskopis setelah kering.

    Kelarutan : praktistidak larut dalam aceton, etanol

    (95%), eter, toluen, mudah

    tersrap dalam air dalam

    berbagai suhu.

    Stabil : meskipun

    bahan higroskopis, cmc na

    stabil.

    Inkompatibilitas :

    inkompatibel dengan larutan

    asam kuat dan larutan garam

    dari besi dan beberapa jenis

    metalo seperti alumunium,

    merkuri dan zinc. Juga

    inkompatibel dengan Xanthan

    gom.

    Penggunaan : coating

    agent, stabiliizing agent,

    emulsifyng agent, gel-forming

    agent.

    Gel-forming agent

    = 3.0% - 6.0%

    4.

    Hidroxyethylmethyl

    Cellulose (HPE

    edition, p 314317)

    Pemerian : berwarna

    putih,serbuk atau granul putih

    kekuningan atau putih keabuan,

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    15/36

    higroskopis setelah

    pengeringan.

    Stabilitas : bersifat

    higroskopis, harus di simpan di

    tempan kering, terhindar dari

    panas.

    Inkompatibilitas : -

    Penggunaan : coating

    agent, topical gel preparation.

    5.

    Hyppromellosa

    (HPE edition, p 326

    329)

    Pemerian : tidak berbau

    dan tidak berasa, serbuk granul

    berwarna putih atau putih

    kekuningan.

    Kelarutan : larut dalam

    air dingin, praktis tidak larut

    dalam air panas, kloroform,

    etanol (95%) dan eter.

    Stabilitas : stabil,

    meskipun higroskopis setelah

    pengeringan.

    Inkompatibilitas :

    inkompatoiobel dengan

    beberapa bahan pengoksidasi.

    Penggunaan : bahan

    bioadesif, coating

    agent,dissolution enhancer,

    emulsifyng agent.

    Ph : 5.0 8.0 dalam

    2% w/w larutan cair.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    16/36

    B. PENGAWET

    NONAMA

    BAHANSIFAT FISIKO KIMIA

    KET

    1. Methyl paraben

    (HPE 5th

    edition, p 466)

    Pemerian : Kristal Tidak Berwarna

    Atau Serbuk Putih, Tidak Berbau Atau

    Hampir Tidak Berbau Dan Sedikit Rasa

    Terbakar. (HPE 5th Ed. P.390)

    Kelarutan :

    Etanol 1 : 2

    Etanol (95%) 1:3

    Etanol (50%) 1 : 6Eter 1 : 10

    Glycerin 1 : 60

    Mineral oil : praktis tidak larut

    Proplen glikol 1 : 5

    Air 1 : 400, 1 : 50 (50C), 1 : 30 (80

    oC) (HPE

    5th Ed. P.391)

    Efektif pada pH 4 8 (HPE 5th Ed.

    P.391)

    Incompatibilitas : bentonit, Mg

    trisilikat, talk, tragacant, Na alginate, minyak

    essensial, sorbitol, dan dengan surfaktan non

    ionic efektivitasnya menurun. (HPE 5th Ed.

    P.392)

    dengan propilen glikol (25%) dapat

    meningkatkan efektivitas antimikrobanya.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    17/36

    2. propil paraben

    (HPE 5th

    edition, p 629)

    pemerian : serbuk putih tidak berbau

    dan tidak berasa.

    kelarutan :

    Aseton 1 : 1,1

    Etanol 1 : 5,6

    Eter mudah larut

    Glycerin 1 : 250

    Mineral oil 1 : 3330

    Proplen glikol 1 : 3,9

    Proplen glikol (50%)1 : 110

    Air 1 : 300

    efektif pada pH 48

    titik didih : 2500C

    Incompatibilitas : aktivitas menurun

    bila digunakan bersama surfaktan non ionic

    Stabilitas : dalam bentuk larutan

    stabil pada pH 3 6 selama 4 tahun pada

    suhu kamar, pada pH 8 atau lebih cepat

    terhidrolisa. (HPE 5th Ed. P.526)

    Efektiv pada rentang pH yang luas

    dan memiliki aktivitas dalam spektrum yang

    luas, aktivitas nya dapat ditingkatkan dengan

    kombinasi derivat paraben lainnya.

    Aktivitas antimikrobanya menurun

    dengan adanya surfaktan.

    3. Propilenglikol

    (HPE 5th

    edition, p 624)

    Pemerian : larutan jernih, tidak

    berwarna, kental, viskus, praktis tidak berbau

    dengan rasa manis yang sedikit asam seperti

    gliserin.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    18/36

    Kelarutan : bercampur dengan aseton,

    kloroform, etanol (95%), gliserin dan air.

    Larut 1:6 dalam eter, tidak bercapur dengan

    light mineral oil, tapi larut dalam beberapa

    minyak essensial.

    Densitas : 1,038 g/cm3 pada suhu

    200C

    Titik didih : 1880C

    Titik leleh : -590C

    Stabilitas : larutan aqueous dapat

    disterilisasi dengan autoclave

    Inkompatibilitas : dengan oxidizing

    agent seperti potassium permanganate.

    4. asam benzoate Pemerian : serbuk putih atau tidak

    berwarna, tidak berwarna, tidak berbau

    Kelarutan :

    Aseton 1 : 2,3

    Benzen 1 : 9,4

    Etanol 1 : 2,7(15

    o

    C) ; 1 : 2,2Etanol (76%) 1 : 3,72

    Etanol (54%) 1 : 6,27

    Etanol (25%) 1 : 68

    Metanol 1 : 1,8

    Air 1 : 300

    Efektif pada pH 2,54,5

    Larutan jenuh pada suhu 25oC

    memberikan pH 2,8

    Incompatibilitas dengan larutan alkali

    atau logam berat. Aktivitas turun bila bersama

    dengan kaolin. (HPE 5th Ed. P.50)

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    19/36

    2.6 FORMULA BAKU

    Formula 1

    R/ Na Diklofenak 1 gram

    Metil Paraben 0,5gram

    Etanol 35 ml

    Asam Oleat 1%

    CMC Na 6%

    Aquadest ad 100

    M.f Gelly

    s.u.e

    Cara kerja =

    1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.

    2.

    Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.

    3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na

    diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga

    mengembang.

    4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah

    1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.

    5. Metil paraben 0.5 dilarutkan dalam 10 ml etanol.

    6.

    Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat

    penetrasi asam oleat ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk homogen.

    7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    20/36

    Formula 2

    R/ Na Diklofena 1 gram

    Metil Paraben 0,5 gram

    Etanol 35 ml

    Tween 80 1%

    CMC Na 6%

    Aquadest ad 100

    m.f Gelly

    s.u.e.

    Cara kerja =

    1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.

    2.

    Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.

    3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na

    diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga

    mengembang.

    4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah

    1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.

    5. Metil paraben 0.5 g dilarutkan dalam 10 ml etanol.

    6.

    Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat

    penetrasi tween 80 ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk homogen.

    7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    21/36

    FORMULA 3

    R/ Na Diklofenak 1 gram

    Metil Paraben 0,5 gram

    Etanol 35 ml

    Propilen Glikol 1%

    CMC Na 6%

    Aquadest ad 100

    m.f Gelly

    s.u.e

    Cara kerja =

    1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.

    2.

    Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.

    3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na

    diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga

    mengembang.

    4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah

    1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.

    5.

    Metil paraben 0.5 g dilarutkan dalam 10 ml etanol.

    6. Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat

    penetrasi propilen glikol ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk

    homogen.

    7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    22/36

    BAB III

    FORMULASI DAN CARA PEMBUATAN

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    23/36

    BAB IV

    EVALUASI-

    1. Organoleptis

    Mencakup : Konsistensi atau tekstur sediaan

    Bau sediaan

    Warna sediaan

    Alat : Secara visual atau dengan panca indera.

    Cara kerja :

    a) Menggunakan subjek / responden (dengan kriteria tertentu).

    b) Menetapkan kriteria pengujian (macam dan item-nya).

    c) Menghitung persentase masing-masing kriteria yang diperoleh.

    d) Mengambil keputusan.

    Hasil :

    N

    O

    KRITE

    RIA

    HASIL

    Formula

    1

    2a 2b 3 4a 4b

    1. Konsiste

    nsi /

    tekstur

    sediaan

    Susah

    dituang,

    menggu

    mpal

    Mudah

    mengalir

    , mudah

    dituang,

    cair

    kental

    lembut

    saat

    dioleska

    n

    Muda

    h

    dituan

    g agak

    kental

    Mudah

    dituang,

    sangat

    cair,

    lengket

    saat

    dioleska

    n

    Kental,

    tidak

    bisa

    dituang

    Mudah

    dituang,

    encer

    agak

    kental

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    24/36

    2. Warna

    sediaan

    Bening Kuning

    minyak

    goring

    kecoklat

    an

    Kunin

    g

    kecokl

    atan

    jernih

    Putih Kuning

    keruh

    Kuning

    jernih

    (seperti

    minyak

    goring)

    3. Bau

    sediaan

    Menyeng

    at

    alkohol

    Tidak

    berbau,

    agak

    menyen

    gat bau

    etanol

    Khas

    gelatin

    Menyen

    gat

    Menyen

    gat bau

    etanol

    Menyen

    gat

    alkohol

    2. Penentuan pH Sediaan

    Alat : pH meter SCHOOT

    Cara kerja :

    a) Menimbang 5 g sediaan + air bebas CO2 10 kalinya (50ml) aduk ad

    homogen.

    b) Mencuci elektrode dengan air hingga bersih keringkan

    kalibrasi dengan larutan dapar standar pH tertentu (sekitar pH yang akan

    diukur).

    c) Bersihkan elektrode bilas dengan air keringkan.

    d)

    Ukur pH sediaan koreksi dengan temperatur percobaan

    3. Viskositas

    Alat : Viskosimeter RT-VT 04

    Cara kerja :

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    25/36

    a) Merangkai alat, lalu menuang sediaan ke dalam gelas aluminium /

    cup sampai leher rotor.

    b)

    Menekan tombol on membaca skala yang ditunjukkan.

    4. Uji Daya Sebar

    Alat : Lempeng kaca berskala

    Cara kerja :

    a)

    Menimbang 1 g sampel, meletakkannya diantara dua lempeng kaca

    berskala.

    b) Meletakkan beban di atasnya dengan peningkatan berat yang teratur.

    c)

    Mengukur diameter penyebaran tiap penambahan beban.

    d) Menghentikan penambahan beban saat diameter penyebaran telah konstan.

    e) Menggambar profil penyebarannya antara berat beban (gram) dengan

    diameter lingkaran penyebarannya (cm).

    f) Menghitung harga slope yang menunjukkan besaran kemampuan

    menyebar suatu sediaan akibat penambahan suatu beban.

    g)

    Menentukan kapasitas penyebaran yaitu diameter maksimal yang

    dapat dicapai sediaan saat menyebar akibat pemberian suatu beban

    kepadanya.

    Hasil :

    Berat

    (gram)

    Diameter

    Formula

    1

    2a 2b 3 4a 4b

    0 1.8 3.1 2.1 2.3 2.3 3

    1 1.8 3.6 2.2 2.4 2.8 3.3

    2 3.8 2.2 2.4 2.9 3.5

    3 4.1 3.1 3.6

    5 4.1 3.1 3.6

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    26/36

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    DIAMETER(cm)

    BEBAN (gram)

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (x) VSDIAMETER (y)

    Series1

    00.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    0 1 2 3 4 5 6

    DIAMETER(cm)

    BEBAN (gram)

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VSDIAMETER (Y)

    Series1

    Formula 1

    Formula 2 a

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    27/36

    Formula 2b

    Formula 3

    2.08

    2.1

    2.12

    2.14

    2.16

    2.18

    2.2

    2.22

    0 1 2 3

    DIAMETER(cm)

    BEBAN (gram)

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS

    DIAMETER (Y)

    Series1

    2.28

    2.3

    2.32

    2.34

    2.36

    2.38

    2.4

    2.42

    0 0.5 1 1.5 2 2.5

    DIAMETER(cm

    )

    BEBAN ( gram )

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS

    DIAMETER (Y)

    Series1

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    28/36

    Formula 4 a

    Formula 4 b

    5.

    Uji Aseptabilitas

    Cara kerja:

    a) Menentukan kriteria aseptabilitas yang akan diuji.

    b)

    Melakukan scoringangka pada masing-masing kriteria.

    c) Menggunakan subjek dengan kriteria tertentu.

    d) Responden (subjek) harus mengisi / menandatangani persyaratan menjadi

    subjek (Form Informed Consent).

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    0 1 2 3 4 5 6

    DIAMETER(cm)

    BEBAN(gram)

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS

    DIAMETER (Y)

    Series1

    Series2

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    0 1 2 3 4 5 6

    DIAMETER(cm)

    BEBAN (gram)

    KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS

    DIAMETER (Y)

    Series1

    Series2

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    29/36

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Uji Aseptabilitas

    Series1

    e) Menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan subjek agar hasil tidak bias.

    f) Melakukan perhitungan data hasil uji untuk setiap kriteria (lakukan dengan

    skor masing-masing).

    g)

    Menampilkan data dalam bentuk gambar / grafik.

    No. Kriteria Skor

    1. Kemudahan dioleskan pada kulit 31

    2. Kelembutan pada saat dioleskan pada kulit 37

    3. Aroma saat digunakan 24

    4. Daya lekat setelah dioleskan pada kulit 37

    5. Kesan rasa dingin saat pemakaian 20

    6. Kemudahan dicuci dengan air 27

    Total 176

    Formula 1 :

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    30/36

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Uji Aseptabilitas

    Series2

    Series1

    Formula 2a :

    Formula 2b :

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Uji Aseptabilitas

    Series1

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    31/36

    0

    5

    10

    15

    Uji Aseptabilitas

    Series1

    Formula 3 :

    Formula 4a :

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Uji Aseptabilitas

    Series1

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    32/36

    Formula 4b :

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    1 2 3 4 5 6 7

    Uji Aseptabilitass

    Series2

    Series1

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    33/36

    DAFTAR PUSTAKA

    Aiache, 1993,Farmasetika 2: Biofarmasi, terjemahan Widji Soeratri, Airlangga

    University Press, Surabaya, 156-177, 213-224, 450-470. Cable, C.G.,

    2006, Oleic Acid, inHandbook

    Farmakope Indonesia IV.1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    Farmakope Indonesia III.1979. Departemen Kesehatan

    Handbook of Pharmaceutcal Excipient 5thedition

    Martindale 36thedition

    Republik US.Pharmacopeia.2007. USP30 NF25

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    34/36

    Lampiran

    Brosur

    NATRIUM DIKLOFENAK

    Komposisi:

    Tiap 100 gram mengandung 1 gram natrium diklofenak.

    Indikasi:inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yang

    terlokalisir

    Efek Samping:

    Sangat jarang terjadi iritasi.

    Cara Penggunaan:

    Oleskan pada daerah inflamasi

    Peringatan:

    Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

    Simpan di tempat kering dan sejuk.

    Hanya untuk pemakain luar.

    No. Batch : 00094

    No. Reg : DBL1199900427A1

    Exp. Date : Lihat kemasan

    DIPRODUKSI OLEH

    Winner Farma

    KEDIRI-INDONESIA

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    35/36

    Kemasan

    Diproduksi oleh IKLOFENGELL

    Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK

    Komposisi:

    Tiap gram mengandung 150mg Zinc Oxide.

    Indikasi:

    inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yang terlokalisir

    Diproduksi oleh IKLOGEL

    One Farma NATRIUM DIKLOFENAK

    Komposisi: tiap 100 gram mengandung 1 gram natrium diklofenak.

    Indikasi:inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yangterlokalisir

    Efek Samping::sangat jarang terjadi iritasi

    Diproduksi olehIKLOFENGELL

    Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK

  • 8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)

    36/36

    Etiket

    Diproduksi oleh

    IKLOFENGELL

    Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK

    Kediri-Indonesia Netto : 100 gram