Upload
wandacumala
View
239
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
1/36
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Semisolida
Diclofenac Natrium
Disusun oleh:1.Ariffatul Lailatus.S
2.Deni Putra M.
3.Dila Anggraeni
4.Ternavia FVP
5.Suyanti Itanovi
6.Vivi Eka L.
7.Wanda Cumala.S
8.Yuli Setiorini
INSTITUT ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 FARMASI
TA. 2014 / 2015
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
2/36
BAB 1
PENDAHULUAN
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid
antiinflamatorydrugs, NSAIDs) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat.
Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid
arthritis. Untuk mengurangi efek pada saluran cerna, pendekatan yang dilakukan
adalah dengan membuat sediaan transdermal yaitu sistem penghantaran yang
memanfaatkan kulit sebagai tempat masuknya obat. Kulit relatif permeabel
terhadap senyawa-senyawa kimia dan dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus
oleh senyawa obat yang dapat menimbulkan efek terapetik, baik yang bersifat
setempat maupun sistemik (Aiache, 1993).
Diklofenak dapat terakumulasi pada cairan sinovia sehingga efek terapi
pada persendian menjadi lebih panjang (Wilmana, 1995). Untuk meningkatkan
fluks obat yang melewati membran kulit, dapat digunakan senyawa-senyawa
peningkat penetrasi. Fluks obat yang melewati membran dipengaruhi oleh
koefisien difusi obat melewati stratum corneum, konsentrasi efektif obat yang
terlarut dalam pembawa, koefisien partisi antara obat dan stratum corneum dan
tebal lapisan membran.
Peningkat penetrasi yang efektif dapat meningkatkan koefisien difusi obat
ke dalam stratum corneum dengan cara mengganggu sifat penghalangan dari
stratum corneum (Williams dan Barry, 2004). Peningkat penetrasi dapat bekerja
melalui tiga mekanisme yaitu dengan cara mempengaruhi struktur stratum
corneum, berinteraksi dengan protein interseluler dan memperbaiki partisi obat,
coenhancer atau cosolvent. kedalam stratum corneum (Swarbrick dan Boylan,
1995).
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai peningkat penetrasi antara lain
air, sulfoksida dan senyawa sejenis azone, pyrrolidones, asam-asam lemak,
alkohol dan glikol, surfaktan, urea, minyak atsiri, terpen dan fosfolipid (Swarbrick
dan Boylan, 1995; Williams dan Barry, 2004). Kandungan air yang tinggi dalam
basis gel dapat juga berfungsi sebagai peningkat penetrasi dengan mekanisme
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
3/36
hidrasi pada lapisanstratum corneum. Untuk lebih meningkatkan fluks obat yang
melewati membran dapat juga ditambahkan senyawa-senyawa peningkat penetrasi
dalam formulasi gel. Peningkatan penetrasi perkutan akan mengurangi waktu
laten (lag time) pada pemberian gel natrium diklofenak sehingga akan segera
dihasilkan efek terapetik.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
pengetahui pengaruh penambahan berbagai peningkat penetrasi yaitu asam oleat,
tween 80 dan propilen glikol terhadap penetrasi perkutan gel natrium diklofenak
secara in vitro melalui membrane kulit marmot.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
4/36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN BAHAN AKTIF OBAT
Bahan aktif : Diclofenac Natrium, Diclofenac Sodium
BM : 318,18 ( USP30-NF 25 P.1922)
Pemerian : Putih kekuning kuningan , sedikit
hidroskopis, serbuk kristal
Kelarutan : agak sukar larut dalam air, Larut dalam
Alkohol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
Titik lebur : 541,4545 F ( 284oC )
Titik didih : -
Inkompatibilitas : -
Stabilitas : gel 1% diklofenak-Na harus disimpan pada
suhu 25oC dan terlindung dari panas ( AHFS 2010 p2088 dan TPC ed 12 p 836 )
PH : Antara 7,0 - 8,5
Dosis : 1% untuk penggunaan topical.
Toksisitas : Dapat menimbulkan berbagai aplikasi reaksi
seperti dermatitis, pruriutis.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
5/36
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan terlindung dari
sinar
2.2 TINJAUAN UMUM SEDIAAN SEMI SOLIDSediaan semisolida adalah sediaan yang mengandung bahan aktif dan bahan
tambahan
yang konsistensinya setengah padat dengan tujuan pemakaian lokal dan sistemik
.Bentuk
sediaan ini dipilih karena kemudahan penggunaan pada target organ.
A. BENTUKBENTUK SEDIAAN SEMISOLIDA
a. Gel (jelly)Merupakan sistem padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik
yang besar,terpenetrasi oleh cairan.(FI IV Hal 7)
b. Salep (Ointment)
Salep adalah sediaan semipadat yang pemakaiannya ditujukan untuk kulit atau
membrane mukosa tertentu. Biasanya berbentuk larutan atau disperse satu atau
lebih bahan obat dalam basis non aqua.(The Pharmaceutical Codex ed.12th
p.139).
Klasifikasi berdasarkan basis salep (USP):
1. Basis hidrokarbon
2. Basis absorpsi (anhidrat)
3. Basis absorpsi (a/m)
4. Basis larut air
5. Basis mudah tercucikan (type m/a)
c. Cream (Krim)
Merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atua lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV hal 6).
Sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III Hal 8).
d. Paste (Pastae)
Merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal (FI IV Hal 14). Merupakan sedian semi
lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
6/36
mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan
vasellin/paraffin cair/dengan bahan dasar tidak berlembek yang dibuat dengan
glycerin mucilage atau sabun,digunakan sebagai anti septic
pelindung kulit. (FI III Hal 22).
e. FAPG (Bases,fatty alcohol-propylene glycol)
B. BENTUK SEDIAAN TERPILIH
Bentuk sediaan : gell
Definisi gell :
Menurut Farmakope Indonesia IV :
Definisi Gel
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli,
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan.
Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Menurut Ansel, gel didefinisikan sebagai suatu system setengah padat yang terdiri
dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik yang terkecil atau
molekul organic yang besar dan saling diresapi cairan
B.1 Klasifikasi gell :
Penggolongan GelMenurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar ,
massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit.
Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
7/36
dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.Sediaan harus dikocok dahulu
sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas.
2. Gel sistem fase tunggal
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama dalam
suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro
yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul
sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya tragakan.
Keuntungan dan Kekurangan Gel
Keuntungan dan kerugian menurut Lachman, 1994 :
1. Keuntungan sediaan gel
Untuk hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan
yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film
tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,
kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
2. Kekurangan sediaan gel
Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih
pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau
hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan
iritasi dan harga lebih mahal.
a. Kegunaan Gel
Kegunaan sediaan gel secara garis besar di bagi menjadi empat seperti:
1. Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam
bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan
untuk bentuk sediaan obat longacting yang diinjeksikan secara intramuskular.2. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet,
bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral,
dan basis suppositoria.
3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik,
termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan perawatan rambut.
4. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau
dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril).
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
8/36
Sifat dan Karakteristik Gel
Menurut Lachman, dkk. 1994 sediaan gel memiliki sifat sebagai berikut:
1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert,
aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain.
2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan yang
baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan diberikan
kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan
tube, atau selama penggunaan topical.
3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang
diharapkan.
4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau BM
besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan.
5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga
pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer
seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan
membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan
membentuk gel.
6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation.
Sediaan gel umumnya memil iki karakteri stik tertentu, yakni (disperse system,
vol 2 hal 497):
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi
larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara
matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gelkurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar polimer di dalam matriks gel yang
dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan
yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu
pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang
tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase relaksasi akibat
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
9/36
adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan pada
ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah, sehingga
memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan. Sineresis dapat terjadi pada
hidrogel maupun organogel.
3. Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan
hingga suhu tertentu. Polimer seperti MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang
dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut
membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang
disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.
4. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik
dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap pelarut yang ada
dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan
konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi
waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat
akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang
disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium
alginat yang tidak larut.
5. Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama
transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan
peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap
perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel dapatbermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel.
6. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi
memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran
nonnewton yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju
aliran.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
10/36
Komponen Gel
Untuk kompenen gel di bagi menjadi dua gilling agents dan bahan tambahan.
Disetiap sedian gel harus memilik kedua komponen seperti yang ada di bawah
ini:
1. Gelling Agent.
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan
yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini
adalah gom alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem
tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam
cairan non-polar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai
pembentuk gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari
beberapa surfaktan non-ionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel yang
jernih di dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral.
1. Bahan tambahan
a. Pengawet
Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel
mengandung
banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Dalam
pemilihan pengawet
harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent.
b. Penambahan bahan higroskopis
Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan
sorbitol
dengan konsentrasi 10-20 %.
c. Chelating agentBertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat.
Contohnya
EDTA.
2.6 Alasan Pemilihan Bahan
Praktikum pembuatan gel dilakukan untuk dua formula, formula pertama bahan
yang digunakan adalah asam borat yang berkhasiat sebagai antiseptic. Antiseptik
merupakan obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
11/36
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
dan membrane mukosa. Formulasi kedua, bahan yang digunakan gentamicin yang
digunakan untuk antibiotik. Gentamicin merupakan antibiotik golongan
aminoglikosida yang aktivitasnya menembus bakteri melalui pori, sehingga
menghambat sintesis protein dengan begitu dapat mematikan sel bakteri.
Bahan tambahan yang digunakan pada formulasi satu dan dua adalah nipagin dan
CMC-Na. Nipagin digunakan untuk pengawet, dengan kadar yang ditentukan
dapat mempertahankan stabilitas suatu sediaan agar tidak cepat rusak dan juga
ditentukan berdasarkan basis gel dan tipe A/M dan M/A. CMC-Na digunakan
untuk bahan dasar untuk membentuk gel, karakteristiknya yang mudah
mengembang dengan prosedur pembuatan yang benar, dapat bercampur dengan
bahan aktif dan tampilannya yang jernih merupakan solusi bahan yang cocok
digunakan sebagai pembentuk gel dan CMC-Na dilarutkan dengan air panas
karena dapat memutuskan ikatan yang ada.
2.3 SPESIFIKASI SEDIAAN
Bentuk sediaan : Gel
Kadar bahan aktif : 1%
pH sediaan : -
Warna : Transparan
Bau : Tidak berbau
Viskositas : -
Daya sebar : -
Kemudahan dioleskan : Mudah dioleskan
Kemudahan melekat : Mudah melekat
Kemudahan Pencucian : Mudah dicuci
Timbulnya iritasi : Tidak iritan
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
12/36
2.4 BAGAN ALIR
NATRIUM DICLOFENAC
Berbentuk serbuk Kristal sediaan mengandung air yang sediaan obat bersifat lipofil
merupakan tempat hidup
mikroorganisme diperlukan basis hidrofil
Bahan harus digerus terlebih diperlukan antimikroba agar bahan obat mudah lepas
dahulu sebelum dicampur dari basisnya dan memberikan
dengan bahan lain dipilih metil paraben efek farmakologis
dilarutkan dengan
propilen glikol
dengan penambahan propilen glikol
dg konsentrasi 2-5% akan meningkatkan
kefektifan sebagai antimikroba
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
13/36
2.5 PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN
A. GELLING AGENT
NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKO KIMIA KET.
1.
Carrageen
(HPE dition, p 122
125)
Berwarna kuning
kecoklatan sampai putih,
bentuk serbuk, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan: larut dalam
air 80.
Stabilitas : stabil,
sedikit higroskopis,
polisakarida. Seharusnya di
simpan pada tempat yang sejuk
dan kering.
Inkompatibilitas : dapat
bereaksi dengan bahan
kationik.
Penggunaan :
emulsifyng agent, basis gel,
stabilizing agent dan
suspending agent.
2.Carbomer (HPE
edition, p 110 -114)
Pemerian : berwarna
putih, asam, serbuk higroskopis
dengan karakteristik agak
berbau.
Inkompatibilitas :
carbomer tidak berwarna
dengan resorsinol,
inkompatibel dengan fenol,
asam kuat, polimer kationik
dan elektrolit tingkat tinggi.
Stabilitas : stabil, bahan
Gelling agent =
0,5%2.0%
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
14/36
higroskopis pada pemanasan
pada suhu < 104
Penggunaan :
emulsifying agent, gelling
agent, suspending agent.
3.
Carboxymethylcellulose
Sodium (HPE
edition, p 118121)
Pemerian : berwarna
hampir putih, tidak berbau,
tidak berasa, serbuk granul dan
higroskopis setelah kering.
Kelarutan : praktistidak larut dalam aceton, etanol
(95%), eter, toluen, mudah
tersrap dalam air dalam
berbagai suhu.
Stabil : meskipun
bahan higroskopis, cmc na
stabil.
Inkompatibilitas :
inkompatibel dengan larutan
asam kuat dan larutan garam
dari besi dan beberapa jenis
metalo seperti alumunium,
merkuri dan zinc. Juga
inkompatibel dengan Xanthan
gom.
Penggunaan : coating
agent, stabiliizing agent,
emulsifyng agent, gel-forming
agent.
Gel-forming agent
= 3.0% - 6.0%
4.
Hidroxyethylmethyl
Cellulose (HPE
edition, p 314317)
Pemerian : berwarna
putih,serbuk atau granul putih
kekuningan atau putih keabuan,
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
15/36
higroskopis setelah
pengeringan.
Stabilitas : bersifat
higroskopis, harus di simpan di
tempan kering, terhindar dari
panas.
Inkompatibilitas : -
Penggunaan : coating
agent, topical gel preparation.
5.
Hyppromellosa
(HPE edition, p 326
329)
Pemerian : tidak berbau
dan tidak berasa, serbuk granul
berwarna putih atau putih
kekuningan.
Kelarutan : larut dalam
air dingin, praktis tidak larut
dalam air panas, kloroform,
etanol (95%) dan eter.
Stabilitas : stabil,
meskipun higroskopis setelah
pengeringan.
Inkompatibilitas :
inkompatoiobel dengan
beberapa bahan pengoksidasi.
Penggunaan : bahan
bioadesif, coating
agent,dissolution enhancer,
emulsifyng agent.
Ph : 5.0 8.0 dalam
2% w/w larutan cair.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
16/36
B. PENGAWET
NONAMA
BAHANSIFAT FISIKO KIMIA
KET
1. Methyl paraben
(HPE 5th
edition, p 466)
Pemerian : Kristal Tidak Berwarna
Atau Serbuk Putih, Tidak Berbau Atau
Hampir Tidak Berbau Dan Sedikit Rasa
Terbakar. (HPE 5th Ed. P.390)
Kelarutan :
Etanol 1 : 2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1 : 6Eter 1 : 10
Glycerin 1 : 60
Mineral oil : praktis tidak larut
Proplen glikol 1 : 5
Air 1 : 400, 1 : 50 (50C), 1 : 30 (80
oC) (HPE
5th Ed. P.391)
Efektif pada pH 4 8 (HPE 5th Ed.
P.391)
Incompatibilitas : bentonit, Mg
trisilikat, talk, tragacant, Na alginate, minyak
essensial, sorbitol, dan dengan surfaktan non
ionic efektivitasnya menurun. (HPE 5th Ed.
P.392)
dengan propilen glikol (25%) dapat
meningkatkan efektivitas antimikrobanya.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
17/36
2. propil paraben
(HPE 5th
edition, p 629)
pemerian : serbuk putih tidak berbau
dan tidak berasa.
kelarutan :
Aseton 1 : 1,1
Etanol 1 : 5,6
Eter mudah larut
Glycerin 1 : 250
Mineral oil 1 : 3330
Proplen glikol 1 : 3,9
Proplen glikol (50%)1 : 110
Air 1 : 300
efektif pada pH 48
titik didih : 2500C
Incompatibilitas : aktivitas menurun
bila digunakan bersama surfaktan non ionic
Stabilitas : dalam bentuk larutan
stabil pada pH 3 6 selama 4 tahun pada
suhu kamar, pada pH 8 atau lebih cepat
terhidrolisa. (HPE 5th Ed. P.526)
Efektiv pada rentang pH yang luas
dan memiliki aktivitas dalam spektrum yang
luas, aktivitas nya dapat ditingkatkan dengan
kombinasi derivat paraben lainnya.
Aktivitas antimikrobanya menurun
dengan adanya surfaktan.
3. Propilenglikol
(HPE 5th
edition, p 624)
Pemerian : larutan jernih, tidak
berwarna, kental, viskus, praktis tidak berbau
dengan rasa manis yang sedikit asam seperti
gliserin.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
18/36
Kelarutan : bercampur dengan aseton,
kloroform, etanol (95%), gliserin dan air.
Larut 1:6 dalam eter, tidak bercapur dengan
light mineral oil, tapi larut dalam beberapa
minyak essensial.
Densitas : 1,038 g/cm3 pada suhu
200C
Titik didih : 1880C
Titik leleh : -590C
Stabilitas : larutan aqueous dapat
disterilisasi dengan autoclave
Inkompatibilitas : dengan oxidizing
agent seperti potassium permanganate.
4. asam benzoate Pemerian : serbuk putih atau tidak
berwarna, tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan :
Aseton 1 : 2,3
Benzen 1 : 9,4
Etanol 1 : 2,7(15
o
C) ; 1 : 2,2Etanol (76%) 1 : 3,72
Etanol (54%) 1 : 6,27
Etanol (25%) 1 : 68
Metanol 1 : 1,8
Air 1 : 300
Efektif pada pH 2,54,5
Larutan jenuh pada suhu 25oC
memberikan pH 2,8
Incompatibilitas dengan larutan alkali
atau logam berat. Aktivitas turun bila bersama
dengan kaolin. (HPE 5th Ed. P.50)
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
19/36
2.6 FORMULA BAKU
Formula 1
R/ Na Diklofenak 1 gram
Metil Paraben 0,5gram
Etanol 35 ml
Asam Oleat 1%
CMC Na 6%
Aquadest ad 100
M.f Gelly
s.u.e
Cara kerja =
1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.
2.
Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.
3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na
diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga
mengembang.
4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah
1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.
5. Metil paraben 0.5 dilarutkan dalam 10 ml etanol.
6.
Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat
penetrasi asam oleat ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk homogen.
7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
20/36
Formula 2
R/ Na Diklofena 1 gram
Metil Paraben 0,5 gram
Etanol 35 ml
Tween 80 1%
CMC Na 6%
Aquadest ad 100
m.f Gelly
s.u.e.
Cara kerja =
1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.
2.
Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.
3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na
diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga
mengembang.
4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah
1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.
5. Metil paraben 0.5 g dilarutkan dalam 10 ml etanol.
6.
Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat
penetrasi tween 80 ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk homogen.
7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
21/36
FORMULA 3
R/ Na Diklofenak 1 gram
Metil Paraben 0,5 gram
Etanol 35 ml
Propilen Glikol 1%
CMC Na 6%
Aquadest ad 100
m.f Gelly
s.u.e
Cara kerja =
1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian disetarakan timbangan.
2.
Ditimbang CMC-Na 6 gram dan disiapkan air panas 12 ml digelas ukur.
3. Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na
diatas air panas secara merata kemudian ditunggu 30 menit hingga
mengembang.
4. Sambil menunggu CMC-Na mengembang, Natrium diklofenak sejumlah
1,0 gram didispersikan dalam 25 ml etanol.
5.
Metil paraben 0.5 g dilarutkan dalam 10 ml etanol.
6. Natrium diklofenak, larutan metil paraben dalam etanol dan peningkat
penetrasi propilen glikol ditambahkan kedalam basis gel dan diaduk
homogen.
7. Sisa air ditambahkan hingga didapat 100,0 gram gel.
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
22/36
BAB III
FORMULASI DAN CARA PEMBUATAN
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
23/36
BAB IV
EVALUASI-
1. Organoleptis
Mencakup : Konsistensi atau tekstur sediaan
Bau sediaan
Warna sediaan
Alat : Secara visual atau dengan panca indera.
Cara kerja :
a) Menggunakan subjek / responden (dengan kriteria tertentu).
b) Menetapkan kriteria pengujian (macam dan item-nya).
c) Menghitung persentase masing-masing kriteria yang diperoleh.
d) Mengambil keputusan.
Hasil :
N
O
KRITE
RIA
HASIL
Formula
1
2a 2b 3 4a 4b
1. Konsiste
nsi /
tekstur
sediaan
Susah
dituang,
menggu
mpal
Mudah
mengalir
, mudah
dituang,
cair
kental
lembut
saat
dioleska
n
Muda
h
dituan
g agak
kental
Mudah
dituang,
sangat
cair,
lengket
saat
dioleska
n
Kental,
tidak
bisa
dituang
Mudah
dituang,
encer
agak
kental
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
24/36
2. Warna
sediaan
Bening Kuning
minyak
goring
kecoklat
an
Kunin
g
kecokl
atan
jernih
Putih Kuning
keruh
Kuning
jernih
(seperti
minyak
goring)
3. Bau
sediaan
Menyeng
at
alkohol
Tidak
berbau,
agak
menyen
gat bau
etanol
Khas
gelatin
Menyen
gat
Menyen
gat bau
etanol
Menyen
gat
alkohol
2. Penentuan pH Sediaan
Alat : pH meter SCHOOT
Cara kerja :
a) Menimbang 5 g sediaan + air bebas CO2 10 kalinya (50ml) aduk ad
homogen.
b) Mencuci elektrode dengan air hingga bersih keringkan
kalibrasi dengan larutan dapar standar pH tertentu (sekitar pH yang akan
diukur).
c) Bersihkan elektrode bilas dengan air keringkan.
d)
Ukur pH sediaan koreksi dengan temperatur percobaan
3. Viskositas
Alat : Viskosimeter RT-VT 04
Cara kerja :
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
25/36
a) Merangkai alat, lalu menuang sediaan ke dalam gelas aluminium /
cup sampai leher rotor.
b)
Menekan tombol on membaca skala yang ditunjukkan.
4. Uji Daya Sebar
Alat : Lempeng kaca berskala
Cara kerja :
a)
Menimbang 1 g sampel, meletakkannya diantara dua lempeng kaca
berskala.
b) Meletakkan beban di atasnya dengan peningkatan berat yang teratur.
c)
Mengukur diameter penyebaran tiap penambahan beban.
d) Menghentikan penambahan beban saat diameter penyebaran telah konstan.
e) Menggambar profil penyebarannya antara berat beban (gram) dengan
diameter lingkaran penyebarannya (cm).
f) Menghitung harga slope yang menunjukkan besaran kemampuan
menyebar suatu sediaan akibat penambahan suatu beban.
g)
Menentukan kapasitas penyebaran yaitu diameter maksimal yang
dapat dicapai sediaan saat menyebar akibat pemberian suatu beban
kepadanya.
Hasil :
Berat
(gram)
Diameter
Formula
1
2a 2b 3 4a 4b
0 1.8 3.1 2.1 2.3 2.3 3
1 1.8 3.6 2.2 2.4 2.8 3.3
2 3.8 2.2 2.4 2.9 3.5
3 4.1 3.1 3.6
5 4.1 3.1 3.6
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
26/36
0
0.5
1
1.5
2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
DIAMETER(cm)
BEBAN (gram)
KURVA HUBUNGAN BEBAN (x) VSDIAMETER (y)
Series1
00.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6
DIAMETER(cm)
BEBAN (gram)
KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VSDIAMETER (Y)
Series1
Formula 1
Formula 2 a
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
27/36
Formula 2b
Formula 3
2.08
2.1
2.12
2.14
2.16
2.18
2.2
2.22
0 1 2 3
DIAMETER(cm)
BEBAN (gram)
KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS
DIAMETER (Y)
Series1
2.28
2.3
2.32
2.34
2.36
2.38
2.4
2.42
0 0.5 1 1.5 2 2.5
DIAMETER(cm
)
BEBAN ( gram )
KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS
DIAMETER (Y)
Series1
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
28/36
Formula 4 a
Formula 4 b
5.
Uji Aseptabilitas
Cara kerja:
a) Menentukan kriteria aseptabilitas yang akan diuji.
b)
Melakukan scoringangka pada masing-masing kriteria.
c) Menggunakan subjek dengan kriteria tertentu.
d) Responden (subjek) harus mengisi / menandatangani persyaratan menjadi
subjek (Form Informed Consent).
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5 6
DIAMETER(cm)
BEBAN(gram)
KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS
DIAMETER (Y)
Series1
Series2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 1 2 3 4 5 6
DIAMETER(cm)
BEBAN (gram)
KURVA HUBUNGAN BEBAN (X) VS
DIAMETER (Y)
Series1
Series2
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
29/36
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 6 7 8
Uji Aseptabilitas
Series1
e) Menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan subjek agar hasil tidak bias.
f) Melakukan perhitungan data hasil uji untuk setiap kriteria (lakukan dengan
skor masing-masing).
g)
Menampilkan data dalam bentuk gambar / grafik.
No. Kriteria Skor
1. Kemudahan dioleskan pada kulit 31
2. Kelembutan pada saat dioleskan pada kulit 37
3. Aroma saat digunakan 24
4. Daya lekat setelah dioleskan pada kulit 37
5. Kesan rasa dingin saat pemakaian 20
6. Kemudahan dicuci dengan air 27
Total 176
Formula 1 :
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
30/36
0
2
4
6
8
10
12
14
Uji Aseptabilitas
Series2
Series1
Formula 2a :
Formula 2b :
0
2
4
6
8
10
12
14
Uji Aseptabilitas
Series1
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
31/36
0
5
10
15
Uji Aseptabilitas
Series1
Formula 3 :
Formula 4a :
0
2
4
6
8
10
12
14
Uji Aseptabilitas
Series1
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
32/36
Formula 4b :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7
Uji Aseptabilitass
Series2
Series1
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
33/36
DAFTAR PUSTAKA
Aiache, 1993,Farmasetika 2: Biofarmasi, terjemahan Widji Soeratri, Airlangga
University Press, Surabaya, 156-177, 213-224, 450-470. Cable, C.G.,
2006, Oleic Acid, inHandbook
Farmakope Indonesia IV.1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Farmakope Indonesia III.1979. Departemen Kesehatan
Handbook of Pharmaceutcal Excipient 5thedition
Martindale 36thedition
Republik US.Pharmacopeia.2007. USP30 NF25
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
34/36
Lampiran
Brosur
NATRIUM DIKLOFENAK
Komposisi:
Tiap 100 gram mengandung 1 gram natrium diklofenak.
Indikasi:inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yang
terlokalisir
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi iritasi.
Cara Penggunaan:
Oleskan pada daerah inflamasi
Peringatan:
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Simpan di tempat kering dan sejuk.
Hanya untuk pemakain luar.
No. Batch : 00094
No. Reg : DBL1199900427A1
Exp. Date : Lihat kemasan
DIPRODUKSI OLEH
Winner Farma
KEDIRI-INDONESIA
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
35/36
Kemasan
Diproduksi oleh IKLOFENGELL
Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK
Komposisi:
Tiap gram mengandung 150mg Zinc Oxide.
Indikasi:
inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yang terlokalisir
Diproduksi oleh IKLOGEL
One Farma NATRIUM DIKLOFENAK
Komposisi: tiap 100 gram mengandung 1 gram natrium diklofenak.
Indikasi:inflamasi, reumatik jaringan lunak, penyakit reumatik yangterlokalisir
Efek Samping::sangat jarang terjadi iritasi
Diproduksi olehIKLOFENGELL
Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK
8/10/2019 NEW Semisol PRINT (Repaired)
36/36
Etiket
Diproduksi oleh
IKLOFENGELL
Winner Farma NATRIUM DIKLOFENAK
Kediri-Indonesia Netto : 100 gram