24
PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Oleh : Imam Ahmad Trinugroho FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA Desember 2020

PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

  • Upload
    others

  • View
    68

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP)

ABSENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA BOGOR

Oleh :

Imam Ahmad Trinugroho

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

Desember 2020

Page 2: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

1

PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

BOGOR

Imam Ahmad Trinugroho, ST., MMSI.

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

[email protected]

ABSTRAKSI

Disiplin pegawai negeri sipil (PNS) merupakan langkah awal untuk menciptakan

aparatur yang profesional. Menurut ketentuan umum Peraturan Pemerintah No. 53

Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Disiplin Pegawai Negeri Sipil

adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan

menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi

hukuman disiplin. Dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap PNS

wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Dalam rangka menjalankan

peraturan tersebut, maka diperlukan sebuah sistem yang dapat memantau tingkat

kehadiran dan jam kerja pegawai negeri sipil yang akuntabel dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Lingkungan Pemerintah Kota Bogor saat ini sudah menerapkan Sistem Informasi

Absensi menggunakan Sidik Jari, yang dikelola oleh Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Kota Bogor. Sistem ini direncanakan untuk

diterapkan di seluruh pegawai negeri sipil di Pemerintahan Kota Bogor.

Untuk dapat membuat sebuah sistem yang akuntabel, serta dapat dipertanggung

jawabkan, maka diperlukan sebuah studi atau kajian yang menyeluruh untuk

bagaimana sistem tersebut bekerja, perhitungan jam kerja dari tiap-tiap pegawai

sehingga pada akhirnya dihasilkan sebuah rekomendasi Standar Operasi Prosedur

(SOP) dan produk hukum sebagai landasan dari sistem tersebut.

Kata kunci : SOP Absensi, Sistem Informasi Absensi, Sistem Informasi Absensi

Pemerintahan Kota Bogor

Page 3: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

2

1. LATAR BELAKANG

Menghadapi era globalisasi saat ini, kinerja karyawan yang baik pada

sebuah instansi diperlukan untuk dapat memuaskan pengguna jasanya tidak

terkecuali untuk pegawai negeri sipil di Pemerintahan. Salah satu unsur penunjang

kinerja adalah kehadiran di tempat kerja yang tercatat. Salah satu cara pencatatan

kehadiran karyawan adalah dengan alat yang otomatisasi atau komputerisasi.

Dalam upaya pencapaian produktivitas kerja yang baik, faktor kehadiran

pegawai merupakan hal yang penting, terutama berhubungan dengan penggajian,

kedisiplinan kerja dan prestasi kerja. Pencatatan absensi karyawan merupakan

salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia.

Lingkungan Pemerintah Kota Bogor saat ini sudah menerapkan Sistem

Informasi Absensi menggunakan Sidik Jari, yang dikelola oleh Badan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Kota Bogor. Sistem ini

direncanakan untuk diterapkan di seluruh pegawai negeri sipil di Pemerintahan

Kota Bogor.

Biometrik merupakan pengembangan dari metoda dasar identifikasi

personal yang menggunakan karakteristik alami manusia sebagai basisnya. Sidik

jari telah lama digunakan sebagai pengidentifikasi personal karena sifatnya yang

unik. Sistem presensi sidik jari merupakan salah satu solusi yang dapat mengatasi

masalah kehadiran karyawan pada sebuah perusahaan terutama yang memiliki

banyak karyawan. Kerja sistem ini sangat cepat karena sistem biometrics ini dapat

segera memberikan laporan waktu kedatangan atau kepulangannya, sesuai dengan

waktu di clock komputer. Proses pengambilan informasi kehadiran hampir 100%

akurat karena didasarkan sidik jari masing-masing karyawan. Proses pencatatan

dan pelaporannya dilakukan secara otomatis oleh sebuah komputer khusus

Untuk dapat membuat sebuah sistem yang akuntabel, serta dapat

dipertanggung jawabkan, maka diperlukan sebuah studi atau kajian yang

menyeluruh untuk bagaimana sistem tersebut bekerja, perhitungan jam kerja dari

tiap-tiap pegawai sehingga pada akhirnya dihasilkan sebuah rekomendasi Standar

Operasi Prosedur (SOP) dan produk hukum sebagai landasan dari sistem tersebut.

Page 4: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

3

2. E-GOVERNMENT

Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan

penyampaian informasi, jangkauan yang global dan tranparansi. Oleh karena itu

dalam era otonomi daerah ini untuk mewujudkan pemerintahan yang good

governance salah satu upayanya adalah menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi atau yang populer disebut e-Government. Dalam UU No. 32 tahun

2004 mengenai pemerintahan daerah, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek

hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan

sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Amanat UU ini menunjukkan

bagaimana pentingnnya efisiensi dan transparansi, sehingga E-government sangat

sejalan dengan pengamalannya.

3. SISTEM INFORMASI ABSENSI

3.1 Pengertian Informasi

Informasi dalam sebuah organisasi sangat penting dan vital peranannya,

karena tanpa adanya informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dan organisasi

pun akan menjadi vakum. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan

bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau data item. Data adalah kenyataan yang

menggambarkan sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Pengertian Informasi

menyatakan bahwa: “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.

3.2 Pengertian Sistem Informasi

Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Information system) atau

disebut juga dengan processing sistem atau information processing system atau

information generating system. Menurut teori Robert A. Leitch dan K. Roscoe

Page 5: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

4

Davis dinyatakan bahwa: “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang

diperlukan”.

Berikut ini merupakan kegiatan sistem informasi:

1. Input, yaitu menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data

untuk proses.

2. Proses, yaitu menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk

mengsilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Save, yaitu suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.

4. Output, yaitu kegiatan untuk mengsilkan laporandari suatu proses

informasi.

5. Check, yaitu suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi

tersebut berjalan sesuai denagn yang diharapkan.

Sedangkan komponen sistem informasi terdiri dari :

1. Perangakat keras (hardware) terdiri dari : komputer, printer, jaringan.

2. Perangkat lunak (software).

3. Data : merupakan komponen dasar informasi.

4. Manusia (user).

3.3 Definisi Absensi

Absensi merupakan daftar hadir sekumpulan orang dari suatu kelompok

orang banyak yang tergabung dalam sebuah instansi secara resmi yang

mempunyai peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan, serta batasan-batasan, dan

orang-orang yang terlibat di dalamya terikat oleh peraturan tersebut. Jika

sekelompok orang tersebut melanggarnya maka akan dikenakan sanksi sebagai

hukuman dari pelanggaran yang dilakukan oleh orang tersebut sesuai dengan

peraturan dan ketentuan yang diterapkan oleh instansi tersebut.

Page 6: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

5

Setiap instansi mempunyai peraturan dan ketetapan yang berbeda sesuai

perjanjian diantara sekelompok orang tersebut pada saat mereka akan bergabung

dalam sebuah instansi tertentu. Absensi juga didefinisikan sebagai berikut :

“absensi adalah bukti kehadiran pekerja di tempat kerja. Pekerja wajib untuk

melaksanakan sendiri pencatatan waktu hadirnya pada mesin pencatat waktu

(AMANO) dan tanda tangan baik pada saat masuk bekerja dan pada saat

meninggalkan tempat pekerjaan”.

3.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Absensi

SIstem Informasi Absensi adalah sistem informasi yang bertujuan untuk

menunjang fungsi absensi di suatu perusahaan atau instansi, dimana gambaran

umum aliran datanya dapat dilihat pada diagram konteks di bawah ini :

Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Informasi Absensi

Sedangkan proses yang terjadi di dalam sistem dapat digambarkan di dalam

diagram alir data, seperti contoh di bawah ini.

Page 7: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

6

Gambar 2. Diagram Alir Data Sistem Informasi Absensi

Sistem Informasi Absensi yang berjalan membutuhkan jaringan komputer sebagai

kendaraan informasi dari masing masing bagian ke server pusat. Jaringan

Komputer yang digunakan jaringan komputer yang terdistribusi. Berikut konsep

dasar dari Jaringan Komputer.

Page 8: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

7

3.5 Konsep Dasar Jaringan Komputer

Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem yang terdiri atas

komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,

CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses

informasi(peramban web). Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat

mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan

memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut

client (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut server (server).

Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir

seluruh aplikasi jaringan komputer.

Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan,

kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi

data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan membentuk

sebuah jaringan komputer yang sederhana. Apabila ingin membuat jaringan

komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan tambahan

seperti Hub, Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan interkoneksinya.

Klasifikasi jaringan komputer terbagi menjadi :

1. Berdasarkan geografisnya, jaringan komputer terbagi menjadi Jaringan

wilayah lokal atau Local Area Network (LAN), Jaringan wilayah

metropolitan atau Metropolitan Area Network (MAN), dan Jaringan

wilayah luas atau Wide Area Network (WAN). Jaringan wilayah lokal

merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau tempat

yang berukuran sampai beberapa 1 - 10 kilometer. LAN seringkali

digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan stasiun

kerja (workstation) dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik

untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya pencetak (printer) dan

saling bertukar informasi. Sedangkan Jaringan wilayah metropolitan

merupakan perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kota yang

Page 9: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

8

cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak 10 - 50 kilometer.

Kabel transmisi yang digunakan adalah kabel serat optik (Fiber Optic).

Jaringan wilayah luas Merupakan jaringan antarkota, antar propinsi, antar

negara, bahkan antar benua. Jaraknya bisa mencakup seluruh dunia,

misalnya jaringan yang menghubungkan semua bank di Indonesia, atau

jaringan yang menghubungkan semua kantor Perwakilan Indonesia di

seluruh dunia. Media transmisi utama adalah komunikasi lewat satelit,

tetapi banyak yang mengandalkan koneksi serat optik antar negara.

Gambar 3. LAN, MAN & WAN

2. Berdasarkan fungsi, terbagi menjadi Jaringan Client-server dan

Jaringan Peer-to-peer. Jaringan client-server pada dasarnya ada satu

komputer yang disiapkan menjadi server dari komputer lainnya yang

sebagai client. Semua permintaan layanan sumberdaya dari komputer

client harus dilewatkan ke komputer server, komputer server ini yang akan

mengatur pelayanannya. Apabila komunikasi permintaan layanan sangat

sibuk bahkan bisa disiapkan lebih dari satu komputer menjadi server,

sehingga ada pembagian tugas, misalnya file-server, print-server, database

server dan sebagainya. Tentu saja konfigurasi komputer server biasanya

lebih dari konfigurasi komputer client baik dari segi kapasitas memori,

kapasitas penyimpanan (harddisk), maupun kecepatan prosessornya.

Page 10: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

9

Gambar 4. Jaringan Client Server

Sedangkan jaringan peer to peer itu ditunjukkan dengan komputer-

komputer saling mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta

pemakaian bersama sumberdaya dari komputer lainnya, demikian pula

harus siap melayani permintaan dari komputer lainnya. Model jaringan ini

biasanya hanya bisa diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu

banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan menjadi rumit dan macet

bilamana komputer terlalu banyak.

Gambar 5. Jaringan Peer to Peer

Page 11: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

10

3. Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas:

Topologi bus

Topologi bintang

Topologi ring

Topologi mesh

Topologi pohon

Topologi token ring

Gambar 6. Topologi Jaringan

4. Berdasarkan distribusi sumber informasi atau data. Jaringan

terpusat, Jaringan ini terdiri dari komputer client dan server yang mana

komputer client yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses

sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server. Jaringan

terdistribusi, merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga

terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan client

membentuk sistem jaringan tertentu.

Gambar 7. Jaringan Terdistribusi

5. Berdasarkan media transmisi data. Jaringan berkabel (Wired

Network), Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer

dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan.

BUS BINTANG

TOKEN RING RING MES

H

POHON

Page 12: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

11

Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal

listrik antar komputer jaringan. Jaringan nirkabel (Wi-Fi), merupakan

jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada

jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer

karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan

sinyal informasi antar komputer jaringan.

4. STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)

SOP atau Standar Operasi Prosedur adalah segala aturan atau prosedur

tertulis yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di suatu perusahaan atau instansi

pemerintah, dimana semua aturan atau prosedur tersebut bersifat standar atau

baku sehingga bersifat mengikat atau harus dipatuhi oleh seluruh karyawan atau

pimpinan sehingga pelaksanaan tugas (operasionalisasi) berjalan sesuai ketentuan

atau harapan danpada akhirnya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. SOP juga dapat

digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan

baik atau tidak .

Istilah istilah Penting terkait SOP

Pengertian Prosedur :

Prosedur adalah istilah lain untuk tahapan atau langkah-langkah, biasanya

terkait dengansuatu proses kerja (Contoh prosedur Prosedur Pencatatan

Surat Keluar, Prosedur PembelianBarang, Prosedur Perekrutan Karyawan,

dan lain-lain). Prosedur dapat bersifat baku (tertulis) dan tidak baku;

namun sebaiknya baku atau standar. Prosedur dapat diuraikan dalam

bentuk deskripsi ataupun gambar.

Pengertian Operasional :

Operasional adalah istilah yang merujuk pada kegiatan atau kerja,

biasanya merupakan hal yang terjadi di suatu perusahaan. Operasional

atau kegiatan/kerja bisa bersifat rutin dan non rutin. Setiap

operasional/kegiatan juga biasanya memiliki prosedur yang dapat bersifat

baku(tertulis) maupun tidak baku (tidak tertulis).

Pengertian Standar :

Page 13: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

12

Standar berarti ketentuan atau keadaan yang menjadi acuan, harus diikuti

dan tidak bolehmenyimpang. Ketentuan atau keadaan ini bersifat mengikat

ke semua pihak.

Fungsi SOP

1. Pedoman karyawan dan atau pimpinan mengerjakan suatu tugas.

2. Pedoman pimpinan melakukan pengawasan.

3. Pembanding untuk perubahan yang lebih baik.

4. Dasar hukum yang dapat digunakan untuk kebaikan semua pihak.

Manfaat dari SOP

1. SOP memastikan bahwa perusahaan memiliki proses konstan yang

memenuhi standar dan semua personil mengenal proses tersebut.

2. Dengan adanya SOP, proses akan selalu ditinjau dan diperbaharui

berdasarkan dasar yang sudah ada.

3. SOP menjamin bahwa audit yang dilakukan oleh Biro Konsultan atau

sponsor tidak akan menghasilkan penemuan yang merugikan

perusahaan, dan juga dapat memberiperusahaan suatu perlindungan

yang legal.

4. SOP dapat mengurangi perbedaan dalam sistem, dimana perbedaan

tersebut merupakan kendala dalam efesiensi produksi dan

pengontrolan kualitas.

5. SOP dapat membantu dalam pelatihan karyawan baru sebagai sumber

referensi.

6. SOP dapat mempermudah dalam melakukan pelatihan silang, dimana

pelatihan silang melatih karyawan dalam melakukan pekerjaan di

departemen lain, dengan kata lain diluar departemen asalnya.

7. SOP dapat membantu dalam melakukan evaluasi terhadap

performansi personil danproses yang dilakukan.

Konsep Pembuatan SOP

Kesalahan pembuatan SOP dapat menyebabkan hasil yang ingin dicapai

oleh perusahaan menjadi tidak maksimal. Dalam pembuatan SOP harus

memperhatikan beberapa konsep sebagai berikut :

Page 14: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

13

1. SOP harus ditulis dan menjelaskan secara singkat langkah demi

langkah, fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang

berubah.

2. Tampilan SOP harus mudah dibaca dan dimengerti dengan cepat dan

berusaha mendapatkan arus yang sebaik-baiknya.

3. Menggunakan kata kerja dalam kalimat aktif bukan kalimat pasif.

Pembaca SOP diharapkan melakukan sesuatu bukan mengharap

melakukan sesuatu. Contoh: "Kirim spesifikasi ke vendor" bukan "

Spesifikasi dikirim ke vendor".

4. Menggunakan pernyataan positif, bukan pernyataan negatif. Contoh: "

Lengkapi lembar kerja buku dan kembalikan ke pengadaan" bukan "

Jangan dikembalikan sebelum lembar kerja dilengkapi".

5. Menggunakan instruksi yang singkat dan jelas dalam satu kalimat.

Contoh: "Kirim buku ke bagian pengolahan".

6. Spesialisasi harus dipergunakan sebaik-baiknya, mencegah duplikasi

pekerjaan dan harus ada pengecualian yang seminimum mungkin

terhadap peraturan.

7. Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu dan

mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu.

8. Pembagian tugas tepat dan memberikan pengawasan yang terus

menerus atas pekerjaan yang dilakukan.

9. Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memajukan pekerjaan dengan

memperhatikan tujuan.

Tahapan Pembuatan SOP

Terdapat tujuh tahapan untuk mendeskripsikan suatu metode agar dapat

membuat suatu bentuk SOP yang baik dan benar, sehingga mudah untuk

dipahami oleh pengguna SOP tersebut. Berikut adalah tujuh step untuk

membuat SOP yang baik dan benar :

1. Perencanaan tujuan awal pembuatan SOP

Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai, pihak manajemen dapat

menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

Page 15: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

14

tujuan tersebut, serta dapat mengetahui dan mengevaluasi

keberhasilan dari penerapan SOP tersebut.

2. Perancangan awal

Jika bentuk SOP yang akan digunakan adalah simple

steps, hierarchical steps ataugraphic format, maka langkah awal yang

harus dilakukan adalah membuat tahapan dari proses yang ada dan

yang harus dijalankan. Jika bentuk SOP yang akan digunakan

adalah flowchart, maka langkah awal yang haruss dilakukan adalah

menentukan permasalahan yang akan diselesaikan.

3. Evaluasi Internal

Setelah rancangan awal dibuat, sebaiknya rancangan tersebut

dievaluasi oleh seluruh anggota perusahaan yang terlibat sehingga

dapat diketahui kekurangan serta kesalahan yang terdapat pada

rancangan awal tersebut dan kemudian meminta saran, kritik dan

usulan yang membangun. Dengan melibatkan seluruh anggota

perusahaan yang terlibat dalam SOP tersebut, maka proses

pemahaman dan penerapan akan berjalan dengan lebih mudah.

4. Evaluasi Eksternal

Pada tahap evaluasi eksternal, dibutuhkan tim penasehat yang berasal

dari luar perusahaan untuk menilai rancangan yang telah dibuat dan

memberikan saran, kritik dan usulan yang dapat membangun

pembuatan SOP tersebut. Pihak eksternal dari perusahaan tentu

dapat menilai rancangan dengan lebih objektif, dikarenakan mereka

tidak terlibat langsung dalam proses penerapan SOP.

5. Pengujian

Tahap pengujian dilakukan untuk mengetahui SOP yang dibuat telah

seusai dengan standard yang ditetapkan oleh pihak manajemen dan

kemudian hasil pengujian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

dalam melakukan perbaikan dan pengembangan.

6. Perbaikan

Setelah dilakukan tahap pengujian, dapat diketahui kekurangan dan

kesalahan dalam SOP yang telah dibuat dan kemudian dapat segera

Page 16: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

15

dilakukan perbaikan sehingga SOP dapat berjalan dengan lebih

maksimal. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pelatihan bagi

parapekerja agar dapat memanfaatkan SOP sebagai alat bantu untuk

mempermudah mereka dalam menjalankan pekerjaan.

7. Implementasi

Setelah SOP selesai dibuat dan sesuai dengan standar yang telah

ditentukan, kemudiandilakukan implementasi di seluruh divisi dalam

perusahaan sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan dapat tercapai

dengan maksimal.

Implementasi SOP

Proses implementasi SOP adalah langkah yang dibutuhkan

untuk memperkenalkan SOP kepada setiap orang yang terlibat dalam SOP

tersebut dan menjadikan SOP sebagai bagian penting dalam setiap proses

operasi rutin. Proses implementasi harus dirancang sedemikian rupa untuk

memastikan bahwa :

1. Setiap orang dalam perusahaan mendapat informasi dan penjelasan

mengenai SOP yang telah diperbaiki ataupun SOP yang baru.

2. Rekapan dokumen SOP didistribusikan sesuai dengan kebutuhan dan

dapat diakses dengan mudah oleh seluruh karyawan perusahaan,

terutama yang terlibat langsung dalam SOP tersebut.

3. Setiap karyawan dalam perusahaan mengerti peran dan memiliki

pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menerapkan

SOP dengan benar dan efektif termasuk pemahaman mengenai

konsekuensi jika terjadi ketidaksesuaian dalam penerapan SOP

tersebut.

4. Terdapat karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi

jalannya proses, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang

mungkin terjadi dan memberikan dukungan dalam proses

implementasi SOP tersebut.

Page 17: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

16

5. METODOLOGI

Metodologi untuk penyusunan SOP digambarkan pada diagram alir

berikut :

Gambar 8. Flowchart Metodologi Kegiatan

Page 18: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

17

6. PENYUSUNAN SOP ABSENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR

Dalam melakukan penyusunan SOP Absensi dan Perhitungan Absensi

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor, tahapan awal adalah

melakukan survey dengan melakukan observasi/pengamatan langsung dan

memberikan beberapa kuesioner kepada pegawai yang berwenang di SKPD

disertai dengan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sistem yang

sedang berjalan di masing-masing SKPD.

Adapun alat bantu kuesioner yang disebarkan telah disesuaikan dengan

kebutuhan data dan fakta yang akan digunakan dalam pembuatan kajian

penyusunan SOP.

Instrumen kuesioner dibuat berdasarkan peraturan PP no. 53 Tahun 2010

Tentang Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil. Instrumen tersebut adalah:

1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Absensi

2. Cara Melakukan Absensi

3. Ketentuan Kehadiran

4. Ketentuan Ketidakhadiran

5. Ketentuan Waktu & Jam Kerja Pegawai

6. Perhitungan Jam Kerja

Adapun bentuk pertanyaan kuesioner dari instrument di atas adalah sebagai

berikut:

TABEL PERTANYAAN KUESIONER

NO

KUESIONER PERTANYAAN

6 Apakah sistem absensi yang digunakan merupakan sistem absensi terpadu di

Lingkungan Pemerintah Kota Bogor ?

7 Apakah semua pegawai tanpa terkecuali wajib melakukan absensi

menggunakan sistem yang berlaku ?

8 Apakah pegawai dapat melakukan absensi di semua lokasi lingkungan

Pemerintah Kota Bogor ?

9 Apakah sistem absensi yang berlaku menggunakan mesin sidik jari?

10 Jika jawaban no. 9 ya, apakah ada pegawai khusus yang memelihara fasilitas

mesin sidik jari dan fasilitas absensi lainnya ?

11 Jika jawaban no. 9 ya, ada berapa jumlah mesin sidik jari di seluruh lokasi

dinas saudara ?

Page 19: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

18

TABEL PERTANYAAN KUESIONER (LANJUTAN)

NO

KUESIONER PERTANYAAN

12 Jika jawaban no. 9 ya, apakah ada sanksi bagi yang merusak mesin sidik jari

?

13A Apakah setiap pegawai dapat melihat rekam absensinya masing masing ?

13B Jika ya, dalam bentuk apa rekam absensinya ?

14 Apakah ada SOP Absensi dan Perhitungan Absensi untuk sistem absensi

yang sedang berjalan ?

15 Apakah ada pelatihan untuk penggunaan sistem absensi untuk pertama

kalinya ?

16 Apakah ada buku panduan untuk cara melakukan absensi atau penggunaan

sistem absensi yang berlaku ?

17 Apakah ada pegawai khusus yang bertanggung jawab terhadap operasional

penggunaan sistem absensi, baik menggunakan mesin sidik jari maupun

tidak?

18 Jika menggunakan mesin sidik jari, apakah registrasi sidik jari dilakukan di

badan kepegawaian ?

19 Apakah ada kebijaksanaan untuk toleransi keterlambatan absen jam

kedatangan ?

20 Apakah ada kebijaksanaan untuk toleransi absen jam kepulangan lebih awal?

21 Apakah seorang pegawai dianggap hadir jika lupa absensi kedatangan atau

kepulangan ?

22 Apakah seorang pegawai wajib melakukan absensi saat sedang bertugas di

luar kantor ?

23 Apakah ada operator yang melakukan input manual jika seorang pegawai

tidak hadir ?

24 Apakah seorang pegawai wajib membuat surat ijin jika tidak hadir ?

25 Apakah seorang pegawai akan dikenai sanksi jika tidak melakukan absensi

tanpa surat ijin (tanpa alasan) ?

26 Apakah semua pegawai mempunyai waktu kerja yang sama ?

27 Waktu kerja reguler adalah :

28 Apakah ada waktu kerja shift di lingkungan dinas ?

29 Apakah ada batas minimum jam kehadiran dalam 1 (satu) bulannya ?

30 Apakah ada batas maksimum jam istirahat tiap harinya ?

31 Apakah ada batas maksimum jam kepulangan tiap harinya ?

32 Apakah waktu kehadiran tetap dihitung jika seorang pegawai datang lebih

awal dari jam masuk waktu reguler ?

33 Apakah seorang pegawai diperkenankan untuk absen jika lupa mengabsen

baik kehadiran atau kepulangan di hari sebelumnya ?

34 Bagaimana prosedur perhitungan jam kerja pada sistem yang berjalan ?

35 Saran untuk sistem absensi yang sedang berjalan

Page 20: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

19

Survey dilakukan tidak di seluruh SKPD dan OPD di Lingkungan

Pemerintah Kota Bogor, untuk mendapatkan hasil yang maksimal beberapa SKPD

yang mempunyai karakteristik pekerjaan dan jam kerja yang seragam, diambil

sample hanya 1 SKPD. Sedangkan beberapa SKPD yang memiliki karakteristik

pekerjaan dan jam kerja yang berbeda dengan SKPD pada umumnya akan

diobservasi secara keseluruhan.

Setelah dianalisa, ada 18 SKPD/OPD yang diperkirakan memiliki

karakteristik kerja dan jam kerja yang berbeda, yaitu :

TABEL SKPD/OPD YANG DIOBSERVASI

SKPD KETERANGAN

A Bagian Umum

B Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan PM

C Dinas Pendidikan

D Satpol PP

E SMAN 1 Bogor

F Dinas Kebersihan dan Pertamanan

G Kecamatan Tanah Sareal

H Kelurahan Kedung Waringin

I Dinas Pengawasan Bangunan dan Pemukiman

J Dinas Pariwisata

K Dinas Binamarga & SDA

L Badan Permberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Berencana

M UPTD Pemadam Kebakaran

N Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

O Dinas Pertanian

P Dinas Kesehatan : Puskesmas Bogor Tengah

Q UPTD Rumah Potong Hewan

Page 21: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

20

7. MODEL SOP ABSENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

Secara umum, dari hasil survey di masing masing SKPD/OPD dihasilkan

model SOP Absensi sebagai berikut:

I. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN ABSENSI

1. SKPD/OPD yang berada di lingkungan lokasi pemerintahan Kota Bogor

seperti Bagian Umum dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan PM

menggunakan Sistem Absensi Sidik Jari terpadu dari BKPP

2. Dinas Kependidikan, SMAN I Bogor dan Dinas Binamarga & SDA

menggunakan Sistem Absensi Sidik Jari yang dikelola sendiri

3. Selebihnya menggunakan Sistem Absensi Manual

4. Bagian Umum memiliki pegawai yang masuk daftar Tidak Wajib Apel

(TWA), yaitu : ajudan, supir, pekerja di rumah dinas dan protokoler

5. Satpol PP, DKP dan DLLAJ mempunyai pegawai yang bertugas di

lapangan dan tidak memungkinkan untuk melakukan apel pagi, namun

mereka tidak masuk di daftar TWA

6. Wasbankim dan Dinas Binamarga & SDA mempunyai pegawai yang

bertugas di lapangan namun tetap wajib melakukan apel pagi sebelum

bertugas

7. UPTD Pemadam Kebakaran terdiri dari 3 (tiga) kelompok, mempunyai

jam kerja 24 jam bertugas lalu 48 jam tidak bertugas. Apel pagi wajib

dilakukan 2 hari kerja setelah itu 1 hari diperbolehkan tidak melakukan

apel pagi.

8. Secara umum semua pegawai dapat melihat rekam absensinya dalam

bentuk kertas, kecuali BPPTPM dan Dinas Pendidikan yang dapat melihat

rekam absensi dalam bentuk aplikasi desktop.

II. CARA MELAKUKAN ABSENSI

1. Secara umum semua SKPD mempunyai SOP Absensi dan Perhitungan

Absensi untuk sistem yang sedang berjalan, kecuali Dinas Pendidikan,

BPMKB, UPTD Pemadam Kebakaran dan Dinas Pertanian.

Page 22: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

21

2. Hanya BPPTPM, Dinas Pendidikan dan SMAN 1 yang mengadakan

pelatihan untuk penggunaan sistem absensi pertama kali.

3. BPPTPM, SMAN 1 dan Wasbankim mempunyai buku panduan untuk cara

penggunaan sistem absensi yang sedang berjalan

III. KETENTUAN KEHADIRAN

1. Secara umum semua SKPD mempunyai toleransi untuk keterlambatan

kedatangan kecuali Wasbankim dan Dinas Pertanian

2. Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, UPTD Pemadam Kebakaran dan

UPTD Rumah Potong Hewan mempunyai toleransi untuk pulang lebih

awal

3. Secara umum tidak ada pencatatan waktu kepulangan

4. BPPT dan Wasbankim tidak mengijinkan seorang pegawai melakukan

absen susulan jika lupa mengabsen pada hari sebelumnya

5. Dinas Pendidikan dan DLLAJ melakukan registrasi sidik jari pegawainya

di dinas masing masing

IV. KETENTUAN KETIDAKHADIRAN

1. Secara umum ada operator yang melakukan input manual untuk

ketidakhadiran pegawai, kecuali Bagian Umum

2. Dinas Pendidikan, UPTD Pemadam Kebakaran dan UPTD Rumah Potong

tidak mewajibkan pegawainya untuk membuat surat keterangan jika tidak

hadir

3. Semua SKPD akan memberikan sanksi jika pegawai tidak hadir tanpa

alasan, kecuali Dinas Pertanian

V. KETENTUAN WAKTU ATAU JAM KERJA PEGAWAI

1. Secara umum waktu kerja reguler adalah :

Jam Masuk : 07.00 WIB

Jam Keluar : 16.00 WIB

Jam Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

Kecuali SMAN I Bogor

Page 23: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

22

Jam Masuk : 07.00 WIB

Jam Keluar : 15.00 WIB

Jam Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

Dan Puskesmas

Jam Masuk : 07.30 WIB

Jam Keluar : 1400 WIB

Jam Istirahat : 12.00 – 12.30 WIB

2. Tidak semua pegawai mempunyai jam kerja yang sama, seperti di Bagian

Umum, Dinas Kependidikan, Satpol PP, DKP, DLLAJ, UPTD Pemadam

Kebakaran dan UPTD Rumah Potong Hewan

VI. PERHITUNGAN JAM KERJA

1. Secara umum semua SKPD mempunyai jam kerja seperti tertera pada PP

no 53 tahun 2010 dan Peraturan perhitungan TPP

2. Jam masuk juga digunakan untuk menghitung apel pagi

8. KESIMPULAN

Yang dapat disimpulkan dari kegiatan penyusunan SOP Absensi dan

Perhitungan Absensi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor

adalah:

1. Semua Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Lingkungan Pemerintah Kota

Bogor wajib melakukan absensi kehadiran

2. Telah disurvey 17 (tujuh belas) SKPD atau OPD yang ditetapkan sebagai

SKPD atau OPD dengan jam kerja bervariasi. Ada 4 (empat) SKPD atau

OPD yang tidak mengembalikan berkas kuisioner yaitu: Dinas Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan (DLLAJ), Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP),

Kelurahan Kedung Waringan dan Satpol PP.

3. SKPD dan OPD yang berada di lokasi kantor pemerintahan Kota Bogor

terpadu sudah menggunakan sistem absensi sidik jari terpadu milik Badan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan. Dinas Pendidikan, Dinas Lalu

Page 24: PENYUSUNAN STANDAR OPERASI PROSEDUR (SOP) ABSENSI …

23

Lintas dan Angkutan Jalan serta SMAN I Bogor menggunakan sistem

absensi sidik jari sendiri.

4. Absensi Sidik Jari tidak dapat mendeteksi Pegawai Negeri Sipil

melakukan Apel pagi atau tidak.

5. Absensi tidak dapat mengukur kinerja dari Pegawai Negeri Sipil.

6. Semua SKPD masih tidak mencatat absen kepulangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. NEGARA, PENDAYAGUNAAN APARATUR, DAN REFORMASI

BIROKRASI, and REPUBLIK INDONESIA. "Pedoman Penyusunan

Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan." MenPAN &

RB, Jakarta (2012).Longley Paul. 2005. Geographic Information System

and Science 2nd Edition. John Wiley & Sons Ltd.

2. Mulyadi, Deddy, Hendrikus T. Gedeona, and Muhammad Nur Afandi.

"Administrasi Publik Untuk Pelayanan Publik: Konsep & Praktik

Administrasi dalam Penyusunan SOP, Standar Pelayanan, Etika

Pelayanan, Inovasi Untuk Kinerja Organisasi." (2016).

3. Junaidi, Junaidi, Ladyca Anugrah, and Adhitya Dwi Pancasakti. "Model

Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sidik Jari Sebagai Pendukung

Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Pegawai." Proceedings Konferensi

Nasional Sistem dan Informatika (KNS&I) (2015).

4. Cahyadi, Dedy. "Desain Sistem Absensi PNS Berbasis Teknologi RFID."

Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer 4.3 (2016): 29-

36.

5. Idrus, Iqbal Aidar, Ummi Zakiyah, and Lisa Hodiyah. "Kajian sukses

implementasi e-government studi kasus: Pemerintah Kota Bogor."

JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen Pemerintahan dan

Otonomi Daerah) 2.2 (2017).

6. Kodarisman, Raden, and Eko Nugroho. "Evaluasi Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Pemerintah Kota

Bogor." Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

(JNTETI) 2.2 (2013): 24-32.