16
Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Indonesia adalah salah satu Negara agraris yang mana memiliki hamparan tanah yang luas yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sumber daya alam yang melimpah serta subur ini, dapat menjadikan Indonesia sebagai Negara yang mampu memberikan sumbangsih besar terhadap kebutuhan pangan di Indonesia. Ketika banyak kebutuhan pangan tercukupi, seharusnya difikirkan juga untuk bagaimana memanfaatkan sisa dari sumberdaya tersebut agar tidak hanya masuk dalam sampah dan akhirnya hanya menjadi limbah. Maka perlu adanya suatu inovasi untuk menjawab permasalahan tersebut agar dapat meminimalisir adanya pencemaran lingkungan. Banyak hal yang terjadi akibat kemajuan industri di era globalisasi ini, di antaranya adalah informasi- informasi yang lebih cepat dan mudah kita dapatkan, transportasi yang memadai, mudah dan nyaman untuk mencapai daerah yang kita tuju hingga produk- produk olahan pabrik. Berbagai perusahaan pun juga menjadikan kita dapat berakitivitas dengan baik dan lebih praktis. Segala kemudahan dan kenyamanan yang dapat diperoleh dari perkembangan industri yang telah ada saat ini tidak dapat dipisahkan dengan dampak negatif yang timbul. Yaitu pencemaran

Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sabun

Citation preview

Page 1: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

1.    Pendahuluan1.1.  Latar belakang

Indonesia adalah salah satu Negara agraris yang mana memiliki  hamparan tanah yang luas yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sumber daya alam yang melimpah serta subur ini, dapat menjadikan Indonesia sebagai Negara yang mampu memberikan sumbangsih besar terhadap kebutuhan pangan di Indonesia.

Ketika banyak kebutuhan pangan tercukupi, seharusnya difikirkan juga untuk bagaimana memanfaatkan sisa dari sumberdaya tersebut agar tidak hanya masuk dalam sampah dan akhirnya hanya menjadi limbah. Maka perlu adanya suatu inovasi untuk menjawab permasalahan tersebut agar dapat meminimalisir adanya pencemaran lingkungan.

Banyak hal yang terjadi akibat kemajuan industri di era globalisasi ini, di antaranya adalah informasi- informasi yang lebih cepat dan mudah kita dapatkan, transportasi yang memadai, mudah dan nyaman untuk mencapai daerah yang kita tuju hingga produk- produk olahan pabrik. Berbagai perusahaan pun juga menjadikan kita dapat berakitivitas dengan baik dan lebih praktis.

Segala kemudahan dan kenyamanan yang dapat diperoleh dari perkembangan industri yang telah ada saat ini tidak dapat dipisahkan dengan dampak negatif yang timbul. Yaitu pencemaran lingkungan yang merusak berbagai ekosistem lingkungan, terutama sungai, yang mana sudah banyak tercemar oleh zat-zat yang telah tercampur dalam air tersebut, sehingga menyebabkan sungai menjadi tidak sehat. Limbah cair yang di buang secara langsung tersebut dapat menimbulkan keseimbangan alam terganggu seperti terjadinya pencemaran tanah yang mampu merubah pH tanah, kandungan mineral dan ganguan nutrisi dari tanah untuk kehidupan

Page 2: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

tumbuhan dan sumber air dalam tanah. Pencemaran air juga dapat mengganggu biota air, perubahan BOD, COD serta DO. Salah satu dari pencemaran air yang terjadi adalah dari sabun sebagai zat adiktif yang tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari. Berangkat dari permasalahan-permasalahan di atas maka sangatlah perlu adanya upaya untuk menangani sebagai tindakan preventif demi keberlangsungan ekologi di lingkungan kita (Platika, 2011).

Ambillah contoh dari hal yang terkecil tetapi sering dilakukan, setiap selesai memakan buah durian (D. zibethinus) akan menimbulkan aroma yang tidak sedap pada tangan meskipun telah dicuci dengan berbagai macam sabun beberapa kali. Ternyata ada resep sederhana penghilang dari aroma menyengat tersebut yang lebih efektif, yaitu dari kulit durian (D. zibethinus) itu sendiri. Adapun caranya dengan menggenangkan sedikit air pada cekungan kulit durian lalu memcuci tangan kita pada cekungan kulit durian tersebut. Dengan melakukan hal tersebut dapat dihilangkan 95% aroma durian pada kulit tangan.

Semua orang pernah dan bahkan sering menggunakan sabun, akan tetapi tidak semua orang perduli tentang akibat yang ditimbulkan setelah penggunaan sabun tersebut. Selain penggunaannya yang dapat mencemari biota air, para pengguna sabun (khususnya sabun batangan) selalu membuang sisa dari sabun yang ia pakai. Dengan kata lain mereka tidak menggunakan seluruh sabun tersebut, melainkan membuangnya saat sabun tersebut sudah hampir habis. Padahal kita tahu jika tindakan tersebut adalah tindakan mubadzir atau sia-sia. Sehingga sisa sabun tersebut hanya menjadi limbah yang mencemari lingkungan.

Dengan adanya berbagai masalah tersebut, maka peneliti cukup prihatin dan mencoba memberikan tawaran yang bermanfaat yaitu “sabun dari kulit durian (D. zibethinus) penghilang aroma tidak sedap ramah lingkungan”. Penggunaan kulit durian dikarenakan selama ini kulit durian hanya menjadi limbah dalam masyarakat, padahal kulit dari durian tersebut terdapat

Page 3: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

banyak manfaat. Pada produk yangyang akan dibuat ini, tidak hanya menjadikan kulit durian (D. zibethinus) sebagai penambah aroma pada sabun, tetapi juga sebagai kandungan yang bermanfaat untuk mengangkat noda bahkan mungkin pada benda yang berbau tajam lainnya.

Di samping itu, dalam pembuatan sabun tersebut peneliti juga mencoba memberikan inovasi dengan cara meletakkan batu pada inti sabun kulit durian (D. zibethinus), dengan tujuan agar pengguna tidak lagi menyisakan sabun tetapi menggunakannya hingga habis atau dengan kata lain pengguna akan menggunakannya hingga hanya batu yang tersisa. Dengan harapan hal kecil namun bermanfaat ini mampu memberikan mengaruh besar dalam usaha pelestarian lingkungan dan turut menjaga kestabilan ekosistem agar tetap berjalan dengan baik dan teratur.

1.2.  RumusanMasalahMasalah yang harus di jawab pada penelitian ini adalah :

a.    Bagaimanakah kulit durian (D. zibethinus) dapat digunakan sebagai bahan sabun penghilang aroma tidak sedap yang ramah lingkungan ?

b.    Golongan senyawa kimia apa yang terkandung dalam kulit durian dan berperan sebagai penghilang aroma tidak sedap ?

1.3.  Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalaha.    Membuat sabun dengan bahan kulit durian (D. zibethinus) sebagai bahan

penghilang aroma tidak sedap yang ramah lingkungan.b.    Melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa kimia

yang terkandung dalam kulit durian dan berperan sebagai penghilang aroma tidak sedap.

1.4.  Luaran yang di harapkanPenelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan limbah kulit durian

yang selama ini hanya menjadi sampah di masyarakat dan dapat mengurangi pencemaran biota air dan tanah. Dengan adanya penelitian ini

Page 4: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

diharapkan dapat dihasilkan suatu sabun yang efektif dalam menghilangkan noda dan bau yang tajam serta dapat mengurangi limbah rumah tangga yang saat ini menjadi sebuah persoalan di masyarakat. Selain itu, hasil penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal ilmiah dan diharapkan dapat dipatenkan.

1.5.  KegunaanPembuatan sabun yang berasal dari kulit durian ini yang dapat

dikatakan aman dan ramah lingkungan  karena pembuatannya yang asli dari ekstrak kulit durian. Sabun ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengrangi limbah kulit durian dan dapat mengefisienkan penggunaan sabun, sehingga pengguna tidak sia-sia jika membeli sabun batang karena pemakaiannya yang tidak dipakai hingga habis. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk mengembangkan bahan-bahan pembuatan sabun yang aman untuk digunakan.

2.    TINJAUAN PUSTAKA2.1.  Durian (D. zibethinus)

        Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain tidak suka dengan aromanya.

        Walapun durian memiliki bentuk yang cukup unik, tetapi di dalam durian tersebut memiliki berbagai manfaat, yaitu di antaranya dalam setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Dan dalam durian sendiri juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C serta kalium, kalsium dan fosfor (Anonimous, 2012).

Page 5: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

Adapun klasifikasi ilmiah tumbuhan durian (D. zibethinus) adalah sebagai berikut :

                  Kerajaan          : Plantae                  Filum                : Eudicots                  Kelas               : Rosids                             Ordo               : Malvales                  Famili               : Malvaceae                  Genus              : Durio                  Spesies             : D. zibethinus                  (Anonimous, 2012)        Karena baunya yang cukup keras, maka sejumlah perusahaan melarang orang membawa durian, misalnya di kabin pesawat udara, di kendaraan angkutan umum ataupun dibawa ke hotel. Tetapi bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada cara mudah untuk menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Jari tangan dibersihkan dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur (Anonimous, 2012).

2.2.      Natrium Hidroksida        Natrium hidroksida di hasilkan melalui elektrolisis NaCl(aq) yang di gunakan dalam pembersihan minyak tanah dan dalam pembuatan sabu, tekstil, plastic, dan bahan kimia lainnya (Petrucci Ralph H, 1987).

2.3.      Sabun        Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang

Page 6: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih.

        Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun (Anonimous, 2012).

2.4.    Batu sungai        Batu sungai adalah batu berwarna abu-abu agak gelap yang sering ditemukan di berbagai tempat hingga bagian sudut kota terkecil mana pun. Mungkin sebagian orang hanya memanfaatkannya sebagai salah satu bahan untuk pembangunan rumah, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya. Tidak banyak orang memanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat. Maka dari itu melalui hal simple tetapi bermanfaat ini peneliti mencoba memanfaatkan dan memberikan inovasi dengan meletakkan batu sungai sebagai inti pada bagian tengah sabun batang agar ketika sabun itu habis maka yang bersisa adalah batu bukan sabun berukuran kecil yang akhirnya hanya di buang dan notabene akan menjadi sebuah limbah.

3.    METODE PENELITIAN3.1.  Penyiapan Kulit durian

Page 7: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

Penelitian ini menggunakan kulit durian (D. zibethinus) yang didapatkan dari Pasar Waru Sidoarjo. Yang mana hanya di ambil pada bagian kulit duriannya sebagai salah satu bahan pembuatan sabun.

3.2.  Ekstraksi kulit durian Ekstraksi ini dilakukan sebagai tahapan untuk melakukan proses

pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dalam proses ekstraksi padat-cair di perlukan kontak yang sangat lama antara pelarut dan padatan, yang mana dalam penggunaan metode ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan pun juga memerlukan waktu yang cukup lama tetapi memiliki hasil ekstraksi yang relatif lebih sempurna (Kristanti, dkk, 2008).

Ekstraksi pada kulit durian dilakukan dengan cara menghaluskan kulit durian. Dalam hal ini kulit durian yang digunakan ada bagian dalam dari kulit durian sehingga harus dipisahkan dari kulit luarnya. Pemisahan diakukan dengan cara mengiris kulit luar durian. Setelah pemisahan selesai kulit bagian dalam durian di potong kecil untuk di haluskan dengan menggunakan blender. Sebelum penghalusan dimulai tambahkan etanol, penambahan etanol bertujuan untuk menyerap kandungan-kandungan yang ada di kulit durian tersebut. Setelah itu, hasil dari penghalusan di saring dengan kertas penyaring lalu diambil larutan etanolnya. Dan  pada larutan itulah yang nantinya akan di teliti kandungannya dan digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan sabun.

3.3.  Skrining kandungan yang ada pada kulit durianPenelitian mengenai bahan alam hayati terutama dalam hal yang

menemukan senyawa yang memiliki bioaktivitas atau efek farmakologi di kenal dua pendekatan yaitu pendekatan farmakologi dan pendekatan skrining fitokimia (Fransworth, 1966). Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan senyawa aktif dari ekstrak tumbuhan . Uji fitokimia yang sering dilakukan yaitu uji polifenol, kuinon, alkaloid, triterpenoid,

Page 8: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

steroid, saponim dan flavonoid.a. Uji polifenol    Ekstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan FeCl3. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru-hitam. b. Uji kuinon     Ekstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan NaOH 2N. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah.c. Uji alkaloid    Ekstrak ditambah kloroform dan asam sulfat secara berurutan kemudian dikocok. Larutan didiamkan hingga kloroform dan asam sulfat memisah. Lapisan asam (bagian atas) diteteskan pada pelat tetes dan diuji dengan reagenWagner (kalium tetraidomerkurat) dan reagen Dragendorff (kalium tetraidobismutat). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan coklat kemerahan pada reagen Dragendorff dan warna coklat pada reagen Wagner.d. Uji triterpenoid, steroid dan saponim     Ekstrak diuapkan, ditambah kloroform dan dikocok kuat-kuat. Terbentuknya busa yang stabil selama 30 menit menandakan adanya saponim dalam Ekstrak. Ekstrak yang sudah ditambah dengan kloroform, ditambah dengan asam klrida 2N kemudian disaring. Lapisan atas diuji dengan reagen Liebemann Bucchard. Hasil positif triterpenoid ditandai dengan terbentuknya warna merah. Sedangkan hasil positif steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau-biru.e. Uji flavonoid    Ekstrak diuji dengan tiga jenis ereaksi yang berbeda yaitu NaOH, asam sulfat pekat dan Mg-HCl. Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing pereaksi disesuaikan dengan tabel reaksi warna flavonoid (Kurniaps, 2010) 

3.4.  Pengolahan sabun ramah lingkungana.    Siapkan 200 gr air dan NaOH/ KOH 75 gr. Larutkan NaOH/ KOH ke dalam air

dengan menggunakan wadah stainless steel. Pertama-tama larutan akan

Page 9: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk di dinginkan sampai suhu ruangan untuk mendapatkan laruhan yang jernih.

b.    Siapkan lagi minyak kelapa 150 gr, minyak sawit 100 gr, minyak zaitun 250 gr.

c.    Letakkan minyak yang sudah di ukur dan ekstrak durian ke dalam blender.d.   Hentikan blender  dan periksa sabun pada untuk melihat tahap trace. Trace

adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental.

e.    Pada saat trace, kita tambahkan pengharum, pewarna dan zat aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

f.     Tuangkan hasil sabun ini ke dalam cetakan, tetapi tuangkan hanya setengah bagian dari cetakan terlebih dahulu dan tunggu hingga 6 jam kemudian .

g.    Letakkan batu sungai pada bagian tengah/ inti sabun dan tambahkan lagi hasil sabun sisanya untuk penyempurnaan.

h.    Tutup dengan kain insulasi. Simpan sabun dalam cetakan selama dua hari kemudian keluarkan dari cetakan. Lalu simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum di gunakan.

4.    PELAKSANAAN PROGRAM4.1.  Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Maret di Laboraturium Kimia   Organik,

4.3.  Rancangan Biaya

Tabel 1.2

Rancangan Biaya

No Nama Barang Volume Satuan Jumlah (Rp.)

Page 10: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

. (Rp.)1. Bahan Penelitian

a.  Durian (D. zibethinus) 20 buah Rp. 50.000

Rp. 1.000.000

      b.  Pereaksi Warna 100 ml x 5

Rp. 100.000

Rp. 500.000

c.  NaOH 1 kg Rp. 350.000

Rp. 350.000

d. Etanol (alkohol) 2,5 L Rp. 400.000

Rp. 400.000

e. Aquades 2000 ml Rp. 65.000

Rp. 130.000

f. Garam Dapur (NaCl) 2 pack Rp. 2500 Rp. 5.000g. Minyak Kelapa 3 L Rp.

27.000Rp. 81.000

h. Minyak Sawit 2L Rp. 45.000

Rp. 90.000

Minyak Zaitun 1500 ml Rp.30 .000

Rp. 300.000

Total Rp. 2.856.000

2. Alata.   Gelas piala 200ml 2buah Rp.

50.000Rp. 100.000

b. Gelas piala 100ml 2 buah Rp. 37.000

Rp.74 .000

c.  gelas ukur 100ml 3 buah Rp. 65.000

Rp. 195.000

d.  spiritus 1 set Rp. 20.000

Rp. 20.000

e.  corong 5 buah Rp. 15.000

Rp. 75.000

Page 11: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

f.  kertas saring 10 buah Rp. 5000 Rp. 50.000g. cetakan 10 buah Rp.

20.000Rp. 200.000

Kertas Lakmus 1 pack Rp. 20.000

Rp. 20.000

Blender 1 buah Rp. 750.000

Rp. 750.000

1 buah Rp. 70.000

Rp. 70.000

2 buah Rp. 10.000

Rp. 20.000

Baskom 1 buah Rp. 15.000

Rp.15.000

Gunting 2 buah Rp. 6.000 Rp. 12.0003 buah Rp. 3500 Rp. 10.500

Tabung Reaksi 5 buah Rp. 7000 Rp. 35.000Masker 1 pack Rp.

50.000Rp. 50.000

Sarung tangan karet 5 pasang Rp. 10.000

Rp. 50.000

Total Rp. 1.746.500

3. Peralatan penunjang PKMa. Biaya Ekstraksi 10

sampelRp. 60.000

Rp. 600.000

      b.  Transportasi (selama 3bulan)

 5 orang Rp. 500.000

c. konsumsi (selama 3bulan)

 5 orang Rp. 500.000

        d. Biaya Sewa Laboraturium

 7 kali Rp. 100.000

Rp. 700.000

Total Rp.

Page 12: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

2.300.000 4. Biaya Administrasi

        a.    Penggandaan proposal

Rp. 250.000

      b.   Tinta print warna 2 set Rp. 40.000

Rp. 80.000

      c.    Dokumentasi Rp. 300.000      d.   Kertas A4 1 rim Rp.

40.000Rp. 40.000

e. Biaya cetak proposal  dan    laporan

Rp. 100.000

      f.    Biaya tak terduga Rp.1.200.000

Total Rp. 1.970.000

                  Jadi, total keseluruhan                                                                              Rp. 8.872.500

DAFTAR PUSTAKA                                                           

Fransworth, N R. 1966. Biological and Fitochemical Skrining of Plants. Chicago: Jfarm.Sci

http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2094441-skrining-fitokimia/ (Di akses pada tanggal 8 Oktober 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Durian (Di akses pada tanggal 28 September 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun (Di akses pada tanggal 2 Oktober 2012)

http://platika-vet.blogspot.com/2011/06/pencemaran-limbah-detergent.html (Di akses pada tanggal 29 Oktober 2012)

Page 13: Sabun Kulit Durian Ramah Lingkungan

http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-sabun-mandi-padat.html (Di akses pada tanggal 5 Oktober 2012)

Kristanti, A.N. Aminah, N.S. Tanjung, M. Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Bogor: ErlanggaVogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka