6
Slid e No: Isi Slide 1. Judul (kasus yang dipresentasikan): Sifilis Nama presentan: Dr. Muhammad David Riandy 2. Pendahuluan Kasus Asli Alasan mengapa kasus ini diajukan: Penyakit ini merupakan penyakit kronis dan sifatnya yang menular sehingga kita harus mengetahui bagaimana pencegahannya. Alasan klinis, epidemiologis, atau apapun presentasi kasus ini: Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun dengan angka insiden di Indonesia berkisar 0,61%. Fokus pembicaraan: Bagaimana mendiagnosa dan membuat terapi yang sesuai serta mencegah penyebaran dari penyakit ini. Masalah pada kasus ini: Penyakit ini banyak timbul pada masyarakat yang pengetahuannya rendah tentang penyakit menular seksual. Tujuan presentasi ini: Dapat mengetahui gejala klinik, terapi, prognosis, dan pencegahan dari sifilis 3. Data administrasi pasien Nama : Tn. B Usia : 29 tahun Status sosial : Menengah ke bawah 4. Data demografis Alamat : Bungo Barat Agama : Islam Pekerjaan : Supir truk Jenis kelamin : Laki-laki 5. Data biologik Tinggi badan : 169 cm Berat badan : 60 kg Habitus : Normal 6. Data klinis Anamnesis terfokus diagnosis Sejak + 3 hari yang lalu pasien mengeluh

Sifilis

  • Upload
    ryandy

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sifilis

Slide No:

Isi Slide

1. Judul (kasus yang dipresentasikan): SifilisNama presentan: Dr. Muhammad David Riandy

2. Pendahuluan Kasus Asli Alasan mengapa kasus ini diajukan: Penyakit ini merupakan penyakit

kronis dan sifatnya yang menular sehingga kita harus mengetahui bagaimana pencegahannya.

Alasan klinis, epidemiologis, atau apapun presentasi kasus ini: Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun dengan angka insiden di Indonesia berkisar 0,61%.

Fokus pembicaraan: Bagaimana mendiagnosa dan membuat terapi yang sesuai serta mencegah penyebaran dari penyakit ini.

Masalah pada kasus ini: Penyakit ini banyak timbul pada masyarakat yang pengetahuannya rendah tentang penyakit menular seksual.

Tujuan presentasi ini: Dapat mengetahui gejala klinik, terapi, prognosis, dan pencegahan dari sifilis

3. Data administrasi pasien Nama : Tn. B Usia : 29 tahun Status sosial : Menengah ke bawah

4. Data demografis Alamat : Bungo Barat Agama : Islam Pekerjaan : Supir truk Jenis kelamin : Laki-laki

5. Data biologik Tinggi badan : 169 cm Berat badan : 60 kg Habitus : Normal

6. Data klinis Anamnesis terfokus diagnosis

Sejak + 3 hari yang lalu pasien mengeluh timbul koreng di sekitar kemaluan.

Koreng berukuran sekitar 1 cm. Bentuk bulat, dasarnya bersih, merah 2 minggu sebelumnya pasien mengaku berhubungan badan

dengan seorang wanita. Anamnesis penyingkir DD

Tidak ada keluhan nyeri. Tidak ada nanah disekitar luka Tidak ada keluhan pada BAK pasien

7. Pemeriksaan Jasmani Tanda vital

Tensi: 120/80 mmHgNadi : 88 x/menitRR : 22 x/menit

Pemeriksaan fisik

Page 2: Sifilis

Kelenjar getah bening : teraba pembesaran pada KGB inguinal medial unilateral

Status lokalis pasienRegio genitalia: ulkus eritem, bulat, soliter, ukuran 1-2 cm dasar ulkus bersih tidak ada eksudat, teraba indurasi

Diagnosis bandingDD: Sifilis stadium I Ulkus mole Herpes simpleks

8. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan: Tes serologik untuk sifilis (TSS) spesifik yaitu SD Bioline Syphilis 3.0/TPHA.

9. Hasil yang diperoleh atau prakiraan data yang akan diperoleh:Perkiraan hasil lab mungkin positif.

10. Pemeriksaan penunjang lain:Tidak perlu

11. Diagnosis Diagnosis: Sifilis Stadium I Alasannya adalah:

Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh timbul koreng di sekitar kemaluan sejak 3 hari yang lalu berukuran sekitar 1-2 cm. Bentuk bulat, dasarnya bersih, merah. pasien mengaku berhubungan badan dengan seorang wanita 2 minggu sebelumnya. Dari pemeriksaan jasmani vital sign pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis di daerah genitalia didapatkan ulkus eritem, bulat, soliter, ukuran 1-2 cm dasar ulkus bersih tidak ada eksudat, teraba indurasi.

12. Diagnosis holistic Diagnosis klinis : Sifilis Stadium I

13. Strategi penanganan masalah Untuk diagnosis klinis : Benzatin Penisilin G dosis 4,8 juta unit

injeksi intramuskular (2,4 juta unit/kali) dan diberikan satu kali seminggu

14. Konsultasi dan rujukan: Tidak diperlukan15. Penjelasan untuk pasien dan keluarganya

Diagnosis dan konsekuensinya: Memberi tahu pasien bahwa diagnosa penyakit yang dideritanya adalah sifilis atau lebih dikenal dengan nama raja singa. Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang bersifat kronik dan sistemik yang disebabkan Treponema pallidum. Penyakit ini didapat melalui kontak seksual dan menular

Masalah dan risiko yang dihadapi: Penyakit ini dapat menular ke pasangan penderita dan orang lain yang melakukan hubungan badan dengan penderita

Berbagai jalan keluar: Terapi spesifik terhadap kuman Treponema pallidum bisa menggunakan obat-obat antibiotik misalnya penisilin selama 10-14 hari. Jika alergi dengan penisilin bisa menggunakan antibiotika lain seperti tetrasiklin, eritromisin, dan sefalosporin generasi ketiga.

16. Peran pasien dan keluarganya dalam penanganan masalah Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga

diminta memperhatikan secara khusus kesehatan pada diri pasien

Page 3: Sifilis

sendiri. Pasien harus kita edukasi untuk pentingnya mematuhi pengobatan

yang diberikan agar tidak terjadi resistensi kuman terhadap antibiotik yang telah kita berikan.

17. Identifikasi risiko dan pencegahannya: Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal

sebagai berikut: Bahaya PMS dan komplikasi yang dapat ditimbulkannya Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan

seks tetapnya Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai

kondom jika tak dapat menghindarkan lagi. Cara-cara menghindari PMS di masa datang

Penyakit ini berisiko pada orang-orang yang suka bergonta-ganti pasangan serta pada pasangan tetap pasien sendiri.

18. Ilmu yang dipunyai untuk menangani kasus ini Ilmu dasar kedokteran

DefinisiSifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan.EtiologiTreponema pallidum berbentuk spiral, bakteri gram negatif dengan panjang rata-rata 6-20 um dengan diameter antara 0,09 sampai dengan 0,18 um. Sebagaimana mikroorganisme gram negatif, dijumpai dua lapisan. Sitoplasma yang merupakan lapisan dalam mengandung mesosom, vakuola ribosom, dan mungkin juga bahan-bahan nukleoid. Lapisan luar dilapisi oleh bahan mukoid dan tidak dijumpai pada Treponema yang tidak patogen. Terdapat tiga macam gerakan: rotasi cepat sepanjang aksis panjang heliks, fleksi sel, dan maju seperti gerakan pembuka tutup botol. Treponema pallidum jarang menunjukkan gerakan rotasi.

Ilmu klinikKlasifikasiSifilis diklasifikasikan menjadi :

1. Sifilis kongenital :a. dini ( sebelum dua tahun )b. lanjut ( sesudah dua tahun )c. stigmata

2. Sifilis yang didapat :a. klinis :

1) Stadium I2) Stadium II3) Stadium III

b. epidemiologi :1) Stadium dini menular ( dalam satu tahun sejak infeksi )2) Stadium tidak menular ( setelah satu tahun sejak infeksi )

Gejala Klinik

Page 4: Sifilis

Lesi inisial sifilis berupa papul yang muncul di daerah genitalia kisaran tiga pekan setelah kontak seksual. Papul membesar dengan ukuran 0,5 – 1,5 cm kemudian mengalami ulserasi, membentuk ulkus. Ulkus sifilis yang khas berupa bulat, diameter 1-2 cm, tidak nyeri, dasar ulkus bersih tidak ada eksudat, teraba indurasi, soliter tetapi dapat juga multipel. Hampir sebagian besar disertai pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial unilateral/bilateral. Ulkus jarang terlihat pada genitalia eksterna wanita, karena lesi sering pada vagina atau serviks. Dengan menggunakan spekulum, akan terlihat lesi di serviks berupa erosi atau ulserasi yang dalam. Tanpa pengobatan lesi primer akan sembuh spontan dalam waktu 3-6 minggu.

TerapiPenisilin merupakan pilihan pengobatan untuk semua stadium sifilis. Penisilin dapat menembus plasenta sehingga mencegah infeksi pada janin dan dapat menyembuhkan janin yang terinfeksi, serta efektif untuk neurosifilis. Kadar yang tinggi dalam serum tidak diperlukan, asalkan jangan kurang dari 0,03 unit/ml. Yang penting dalam penatalaksanaan sifilis adalah kadar tersebut harus bertahan dalam serum selama 10-14 hari untuk sifilis dini dan lanjut. Jika kadarnya kurang dari angka tersebut, setelah lebih dari 24-30 jam maka kuman dapat berkembang biak.

Selain penisilin, masih ada beberapa antibiotika lain yang dapat digunakan sebagai pengobatan sifilis. Secara eksperimental dan uji kliniknya, tetrasiklin, eritromisin, dan sefalosporin generasi ketiga juga mempunyai aktivitas yang tinggi sebagai antitreponemal, namun tidak lebih efektif dibandingkan penisilin. Bagi yang alergi terhadap penisilin, diberikan tetrasiklin 4 x 500 mg/hari, atau eritromisin 4 x 500 mg, atau doksisiklin 2 x 100 mg/hari. Lama pengobatan 15 hari untuk sifilis primer dan sekunder, dan 30 hari untuk sifilis laten. Doksisiklin absorbsinya lebih baik daripada tetrasiklin, yaitu 90-100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%.

Obat yang lain adalah golongan sefalosporin, misalnya sefaleksin 4 x 500 mg sehari selama 15 hari, atau seftriakson setiap hari 2 gram, dosis tunggal intramuskular atau intravena selama 15 hari. Azitromisin juga dapat digunakan untuk sifilis primer dan sekunder, dosisnya 500 mg sehari sebagai dosis tunggal dengan lama pengobatannya selama 10 hari.

PrognosisPrognosis sifilis menjadi lebih baik setelah ditemukannya penisilin. Jika sifilis tidak diobati, maka hampir seperempatnya akan kambuh, 5% akan mendapat S III, 10% mengalami sifilis kardiovaskuler, neurosifilis, dan 23% akan meninggal. Pada sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai 95%. Kelainan kulit akan sembuh dalam 7-14 hari. Pembesaran kelenjar getah bening akan menetap berminggu-minggu.