29
Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng oleh: Soedarwoto Universitas KatoHk Parahyangan Fakultas Teknik Jurusan SipU Bandung 40141 September 1990

Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

oleh:

Soedarwoto

Universitas KatoHk Parahyangan Fakultas Teknik Jurusan SipU

Bandung 40141 September 1990

Page 2: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

D a f t a r

Daftar Isi ....

Abstrak

1. Pendahuluan ............ .

2. Tinjauan-Sistern Drainase

3. Tinjaua.n Pustaka

3. 1. Umum ...... .

I s i

hal

... i

. .......... 1

....................... 2

. ...................... 3

.4

.4

3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelongsoran .5

3. 3. Stabilisasi lereng

3.4. Efek dari a.rah aliran di bawah permukaan

pada lereng terendam

3.5. Drainase Terowongan

3.6. Diainase Sumuran ...

~3. 7. Drainase Mendatar ...

.7

.. 10

12

14

. . 16

3.8. Pengaruh Tanah dan Geologi pada Drainase .. 19

~3. 9. Hukurn Darcy ...

4. Kesirnpulan dan

Daftar Pustaka

Larnpiran garnbar

Saran

1.

.. 20

.. 22

·, -~ .u.

Page 3: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

SUATU TINJAUAN, HETODE DRAINASE UNTUK STABILISASI LERENG *

oleh Soedarwoto**

Abstrak

Air yang merembes dan berada di dalam tanah dengan lereng tertentu akan mempengaruhi stabilitas lereng asli maupun lereng yang dibuat untuk keperluan kerekayasaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan suatu upaya pembuatan drainase untuk mengalirkan air yang merembes ke dalam dengan menggunakan tiga sistem drainase, yaitu: drai­nase terowongan, drainase sumuran dan drainase mendatar.

Ketjga sistem tersebut di atas telah digunakan oleh Rott (1959), Palmer, Thompson, Yeomans (1950), Smith dan Cedergren (1963) untuk mengatasi masalah air yang masuk ke dalam tanah pada suatu lahan yang digunakan untuk kepenting­an berbagai proyek.

Berdasarkan penggunaan tersebut di atas akan dilakukan suatu telaah yang berkaitan dengan pemanfaatan ketiga sistem drainase terowongan, drainase sumuran dan drainase mendatar.

* Ditulis untuk PIT VII di Jogyakarta, 24-25 September 1990 ** Tenaga Pengajar Fakultas Teknik UNPAR

Jurusan Sipil - Divisi Hidroteknik Anggota Pokja Pembinaan Profesi HATHI

1

Page 4: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

SUATU TINJAUAN, METODE DRAINASE VNTUK STABILISASI LERENG

',/''.

1. PENDAHULUAN

Dalam pembangunan dam tanah, reservoir, penimbunan pada

pekerjaan jalan, dan pekerjaan rekayasa lainnya memiliki

alat kontrol terhadap kemungkinan terjadinya kelongsoran

pada pembuatan lereng dengan fasilitas drainase dalam, dan

sifat material yang digunakan.

Pada lereng asli harus dipasang perlengkapan secara alami

dan hasil pengukuran yang dilakukan perlu diyakini kebenaran

nya untuk mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan.

Formasi tanah asli biasanya selalu berubah dengan

membentuk sudut yang besar atau kecil, dan apabila lereng

yang terbentuk sudah stabil, terdapat kemungkinan untuk

selanjutnya menjadi tidak stabil atau sebaliknya.

Survei geologi dan tanah yang berhubungan dengan masalah

lereng, merupakan pekerjaan penting yang biasanya dilakukan

oleh ahli dengan pengalaman tinggi.

Stabilitas lereng biasanya dapat diperbaiki dengan membu­

at lereng tanah lebih datar, didekat puncak dibuat drainasi

permukaan atau pada bagian kaki lereng ditimbun material,

berupa batuan dan fasilitas drainase.

Dinding penahan tanah dan alat pengendali terhadap ke

mungkinan terjadinya kelongsoran telah digunakan secara luas.

Stabilitas suatu lereng seringkali perlu dipertanyakan

atau ditandai oleh adanya perkembangan ketidak stabilan yang

dapat diatasi dengan usaha pemadatan kembali atau pekerjaan

ulang pada permukaan tanah, mengisi kembali dengan timbunan

tanah untuk mengurangi aliran air ke dalam masa tanah.

Drainase tanah yang diberi lapisan ditempatkan pada

bagian atas untuk mengurangi resapan air ke dalam tanah yang

akan mengakibatkan kerusakan pada bagian lainnya.

2

" -'•

Page 5: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Kontrol aliran air dibawah permukaan dan kondisi aliran

dalam ujud rembesan pada lereng yang di drainase,

salah satu sistem yang baik untuk memperbaiki

lereng tanah baik asli maupun buatan. J

merupakan

stabilitas

Drainase yang dilakukan terhadap kondisi seperti yang

telah disebutkan diatas telah dilaksanakan oleh Rott (1959),

Palmer, Thompson, Yeomans(1950), Smith dan Cedergren(1963).

Yang dilakukan oleh Rott ialah dengan menggunakan suatu

sistem drainase terowongan (Drainage tunnels),Palmer, Thomp­

son dan Yeomans dengan sistem sumuran (well systems), Smith

dan Cedergren menggunakan suatu sistem drainase mendatar

(horizontal drains).

2. TINJAUAN SISTEM DRAINASE

Sistem Terowongan

Yang dimaksudkan dengan drainase sistem terowongan ialah

drainase yang menggunakatt L~rowcmgan buatan di dalam tanah,

menggunakan bahan pasir dengan gradasi tertentu atau dileng­

kapi dengan material yang dapat mengalirkan air tanah dengan

erosi buluh minimal.

Sislem Sumuran

Yang dimaksudkan dengan drainase sistem sumuran ialah

drainase yang menggunakan sumu~an yang diisi pasir dengan

gradasi tertentu untuk mengalirkan air tanah yang akan di

buang. Disamping itu dapat pula dilakukan pembuatan sumur

pada suatu lahan yang akan dimanfaatkan untuk konstruksi

tertentu yang membutuhkan penurunan muka air tanah dibawah

permukaan. Sistem ini juga dapat dikombinasikan dengan

penggunaan air dari sumur yang di drainase, untuk keperluan

pemberian air tanaman dan kebutuhan air bersih.

Sislem Drainase Mendalar

Yang dimaksudkan dengan sistem drainase mendatar ialah suatu

drainase yang menggunakan lapisan agregat pada bagian di­

bawah bangunan atau pada bagian tertentu dari suatu lingkung

an yang akan di drainase.

3

Page 6: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

P c r p u s t :t k n. :i. a

Univerdtas . olik Parahyangan 3. TINJAUAN PlJSTAKA

3.1. Umum

J l, }\.i er de k :1 1 9

BANDUNG

Perubahan energi potensial secara tiba-tiba menjadi ener­

gi kinetik pada masa tanah yang retak atau longsor dari

lereng bukit atau lahan miring bersifat sangat mcrusak.

Lereng tanah yang stabil secara alamiah maupun lereng

yang dibuat oleh rekayasawan berkaitan erat dengan kegagalan

yang terjadi, dicoba ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Sifat lereng Penyebab kelongsoran

Lereng tanah asli Gaya gempa, hujan.

diatas lahan digu deras, pengupasan

nakan untuk industri kaki bukit

dan perumahan

Lereng tanah asli Pemotongan lereng

dilakukan pengembang- timbunan pada bukit

an lahan

. Lereng reservoir

tidak stabil, kele­

mahan akibat adanya

al iran air

Bertambahnya kelem­

baban tanah dari ba-

tuan, naiknya muka

air, bertambahnya

olakan dan penurunan

berulang kali.

Hujan deras, penim-

bunan lereng tidak

Jenis kegagalan

. merusak fungs i,

menutup:i. sungai

meruntuhkan ba-

ngunan diatasnya

.retakan perlahan

merusak bangunan

j a.l an

.penurunan beru--

1ang kali meng­

ganggu ja1an

raya dan ja1an

kereta ar:-'i, pe--

cahnya pelimpah

. kegaga1an pemo-­

tongan lereng

Jalan raya, jalan

kereta api,dengan

pemotongan atau pe­

n imbunan lereng

stabil, naik turunnya untuk jalan ra-

.Dam tanah dan bagi-

an dari rese~voir

muka air tanah ya, berpindah-

nya dasar jalan

muka aliran air tanah penurunan seca-

tinggi, gaya gempa

4

ra tiba tiba,

mengakibatkan

kegagalan total

banjir di hi1ir

Page 7: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

3. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi_ kelongsoran

Gaya gravitasi secara tetap bekerja menuju pusat bumi dan

batuan, lereng akan menjadi rata kalau ada kesempatan, kalau

tidak gaya gravitasi air di dalam tanah atau batuan mengha­

silkan aliran air tanah yang menimbulkan gaya dan tekanan

pori yang membantu proses pembasahan.

Gaya gempa memberi tambahan aksi yang sifatnya merusak di

mana aktifitas manusia sering mengarah pada lereng lahan.

Derajat stabilitas yang dimiliki lereng sangat luas, ter­

gantung pada keadaan yang dipengaruhi waktu.

Selanjutnya kekuatan dasar dan kepadatan tanah atau susun

an batuan memberi pengaruh pada stabilitas selama menahan

kejutan akibat gaya gempa.

Beberapa longsoran dapat terjadi pada tempat kering,

lepas pada tanah lanau, tetapi secara umum kerusakan berupa

longsoran terjadi pada tanah lepas, tanah basah selama turun

hujan deras atau selama terjadinya gempa.

Derajat stabilitas lereng tanah pada suatu keadaan fisik

seperti ditunjukkan pada tabel clibawah ini.

Tingkat Stabilitas Lereng

Keadaan Berkurangnya derajat

stabilitas

Lereng kering tidak terjadi gempa

Lereng kering padat terjadi gempa

7

6

Lereng basah, aliran air tanah, tanpa gempa 5

Lereng basah, aliran air tanah, dengan gempa 4

Lereng basah, aliran air tanah, tanah tidak baik

tanpa gempa

Lereng basah, aliran air tanah, tanah padat,

dengan gempa

Lereng basah, aliran air tanah, tanah lepas

3

2

dengan gempa 1

Dengan menunjuk tabel diatas kebanyakan keadaan tidak

menguntungkan seperti yang diharapkan, keadan basah,

adanya tambahan tanah pada saat terjadinya gempa.

5

lepas,

Page 8: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Kombinasi keadaan ini hampir selalu ada pada setiap

lereng asli, tanah basah, lepas dan terjadi pengurangan ke­

kuatan yang mengarah pada kelongsoran pada umumnya.

Beberapa kerusakan akibat longsoran tanah terjadi pada

butiran basah dimana konstruksi terganggu karena

getaran gempa mengakibatkan runtuhnya dasar yang

gempa,

tidak

berkonsolidasi, tanah lanau yang lolos air dan pasir halus

dengan air pori yang keluar dari material pendukungnya,

dan tanah yang bercampur air tidak mempunyai kekuatan.

Sherad dkk.(1963a) menyimpulkan bahwa getaran pada dam

tanah selama berlangsungnya gempa merupakan keadaan yang

sangat berbahaya apabila terjadi pada saat pengoperasian.

Sesudah terjadinya kelongsoran memberikan petunjuk bahwa

drainase yang buruk atau pemadatan ringan dengan persiapan

tanah dasar yang kurang memadai, menyebabkan terjadinya ke­

longsoran.

Batuan lepas yang pernah mempunyai kekuatan lebih besar

daripada tanah , secara tidak jelas berubah dari keadaan pa­

dat ke keadaan semi cair. Seringkali kelongsoran yang ter

jadi pada lereng diakibatkan oleh aktif itas manusia, seperti

pemotongan, pemancangan dan pengupasan lereng yang tanahnya

kurang stabil. Kenaikan muka air tanah pada saat pelaksana­

an reservoir menjadi penyebab terjadinya kelongsoran.

Kontribusi aliran air rendah terhadap kelongsoran lereng

meliputi keadaan sebagai berikut :

1. Berkurang atau di eliminasinya kekuatan kohesif.

2. Dihasilkannya tekanan air pori netral, yang mengurangi

tegangan efektif dengan menurunnya kekuatan geser.

3. Tambahan keluaran yang bertahap dalam pori tanah

selama gempa atau akibat getaran yang lain.

4. Terjadinya kemiringan gaya aliran air tanah yang

menambah momen guling.

Sifat tanah dan batuan yang memberi pengaruh

kemampuan lereng untuk menahan gerakan air dan gaya

yang merusak, ialah:

G

pad a

lain

Page 9: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

1. Kekuatan geser material dasar

2. Plastisitas dan kekuatan pengisian

3. Rongga, ketebalan dan perluasan titik kumpul

4. Kepadatan tanah dan batuan basah yang mempengaruhi

kemampuan butiran tanah pada saat terjadi getaran

5. Kedudukan dan penyerongan tanah

3.3. Stabilitas Lereng

Pengaruh relatif faktor faktor

lereng dapat dibandingkan dengan

diatas pada stabilitas

sejumlah metode yang

digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tanah.

Jika kekuatan tanah dan batuan di dalam lereng dapat

ditentukan, angka keamanan dapat dihitung untuk keadaan kom-

binasi. Helalui telaah dari pengaruh faktor-faktor penting

akan membantu dalam pengertian, yang menyebabkan kelongsoran

suatu lereng dan metode evaluasi dipakai sebagai kontrol dan

usaha pencegahan.

Sherad dkk.(1963c) menyampaikan bermacam metode analisis

stabilitas lereng dan dibagi ke dalam dua kategori, ialah:

Metode A merupakan metode kelongsoran permukaan

Metode 8 merupakan metode unit tegangan

Metode A meliputi bermacam bentuk kelongsoran potensial,

akibat geseran permukaan, termasuk di dalamnya metode ling-

karan kelongsoran oleh K.E. Peterson (1916). Metode ini di-

kenal pula sebagai metode Swedia yang dikembangkan oleh

Fellenius (1936), dan Taylor (1948).

Metode analisis stabilitas lereng untuk menentukan gaya

yang bekerja pada bidang kelongsoran,

dinyatakan sebagai berikut,

f aktor keamanannya G

jumlah gaya yang menahan at.au momen penahan

G ----------------------------------------------s

jumlah go.ya yang beker jo. atau momen guli..ng

'7

s

Page 10: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Kelongsoran yang terjadi pada formasi di dalam lereng

kohesif cenderung untuk berada di lapisan dalam,

yang ditunjukkan oleh lengkungan ABC

I I

I I

I I

I

2

-----·---

7 \ 5 W = Volume x 125 lb/ft

3

4 3

B

(a) \

Gb.1. Penyederhanaan, Metode Swedia untuk analisis stabilitas lereng

T6

90° w()

Ns

(b) /

seperti

Untuk menentukan faktor keamanan lereng, lingkaran yang

dicoba dianalisis dan yang mempunyai faktor keamanan terke-

cil merupakan lingkaran kritis. Lingkaran kritis menunjuk-

kan permukaan mana yang akan mengalami kelongsoran.

Besarnya angka keamanan pada lingkaran kritis merupakan

angka keamanan minimum dari lereng pada keadaan tertentu.

Prosedur yang biasa dilakukan untuk menghitung besarnya

angka keamanan, lingkaran kelongsoran dibagi dalam beberapa

segmen yang seimbang dan digambarkan sebagai gaya tegak pada

pusat gravitasi dari bidang longsor.

Perhatikanlah, segmen ke enam berat W , komponen W her-o 6

upa gaya tangensial pada bidang longsor atau komponen guling

T , komponen W yang tegak lurus pada lingkaran longsor atau 6 6

normal pada lingkaran longsor, memberikan kontribusi pada

gaya penahan longsor, normal N 6

Komponen dapat ditentukan secara graf is dengan menggambarkan

W dalam skala, angka keamanan menjadi, 6

G -~-~-!:~_p_~-~! s

I: T

¢ koef isien gaya gesekan dari tanah atau batuan di lereng

c kekuatan kohesi satuan

8

Page 11: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

2::

2::

1

N

T

panjang lengkungan pad a segmen dimana terdapat c

jumlah komponen N untuk semua bidang longsor

jumlah komponen tangensial untuk semua longsoran

Untuk tan ah yang tidak kohesif

G s

:L N Angka keamanan proporsional dengan ratio f-Ter lihat bahwa pada lereng curam nisbah antara :L N dan L T

adalah kecil, dan sebaliknya, kalau tidak, setiap gaya yang

bekerja akan mempunyai sifat merusak.

Lereng pada tanah tidak kohesif, kelongsoran permukaan

cenderung dangkal dan sejajar dengan lereng. Untuk keadaan

ini angka keamanan dari lereng tanah kering dapat dihitung

dengan menganggap setiap longsoran tanah menurut bidang abed

E

w

E""' 0.15W longsoran

k~ / . "0

/ -{"

( b) ~ 'f·e o"' / d

~"o'. 'Oo? ~ ~o o0 /·.:::_r_

o" /

(a)

Gb. 2. Tegangan pada lereng tidak terbatas

dalam keadaan kering

Seperti pada metode lingkaran kelongsoran, berat W dari

longsoran digambarkan berskala dengan pusat gravitasi long-

so ran. Jika tidak ada gaya yang bekerja, W juga merupakan

gaya badan R dengan komponen gaya normal N dan a a

komponen

tangensial T dapat ditentukan secara grafis dengan memben-a

tuk sudut kekanan. N dan T ditentukan dari geometri lereng ·a. a.

karena tan a = T I N a. a.

atau T - N tan a a. a.

Angka keamanan G s

9

Page 12: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

(I,/) . /,, «'11~ . . <;,•

'--/~\ )-·. ' (' -i~

N tan ¢

/ ,-f,(~, ·~ ~~,.) (f

/, .. ,) '·' . . J l , s· .. '1 o-"4 "' ..t (} </. ·. <'t '

·<~ ; r <I ,, /-'. <i { V ,/) c c//'. <(

tan ¢ G

C1 -- - --- dan G --tan -· --

& ~-1 '11.r·

41- ) {;) <'l4

s T

s ()(

C1

Q lf"<t1; Jika koefisien gesekan tidak diketahui, berdasarkan dera -

jat stabilitas relatif pada berbagai keadaan dapat ditentu-

kan dengan diberikannya sebarang nilai ¢, angka keamanan,

G N/T 9

3.4. Efek dari arah aliran air dibawah permukaan

pada lereng terendam

Banyak lereng tanah asli berada dalam keadaan terendam

selama periode hujan deras, muka air di bawah permukaan naik

dan aliran air utama sejajar dengan lereng. Untuk keadaan c

elemen tanah abed dalam lereng tidak terbatas, dengan berat

terendam, W dan gaya aliran yang bekerja, F 0

\1':i/

b

Per'inuka.a.n ba.sa.h a

longsora.n

(a) (b)

Gb.3. Tegangan pada lereng tidak terbatas

dalam keadaan terendam

Bagian dari jaringan aliran berupa garis aliran yang

sejajar lereng dan ekipotensial tegak lurus pada lereng,

menggunakan metode gradien hidraulik gaya aliran air F dapat

, ditentukan dengan menggunakan W dan F. 0

Resultan R memberikan komponen tangensial T, yang c

leb ih

besar dari Ta. dan Tb dengan komponen normal Ne yang lebih

kecil daripada N dan NI:. Sebagai konsekuensi N/T lebih ke-a. ;

10

Page 13: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

oil dari lereng kering pada saat f idak terjadi gempa, perce-

patan gempa 0,5 g. Hal ini menunjukkan bahwa N/T < 50 %

untuk lereng kering,tidak terjadi gempa dan N/T ± 60 % untuk

lereng kering, pada saat terjadi gempa.

Terlihat bahwa pada lereng dengan aliran air dalam arah

mendatar memperkecil stabilitas lereng.

Lereng yang berada dalam keadaan sangat basah, dengan ke­

luarnya tekanan air pori secara bebas dan gangguan gaya alir

an di bawah permukaan. Jika lereng berada pada lapisan batu

an dengan angka kelulusan yang tinggi, jaringan aliran ter­

diri atas garis aliran tegak dan ekipontensial mendatar.

Permuka.a.n ba.so.h

Go.yo. o.li.ro.n o.i.r

di. ba.vo.h permuko.o.n = Fv

a.Li.ran

(a) oro.i.no.se so.nga.t lulus o.i.r

Gb.4. Tegangan pada lereng tidak terbatas

pada lereng terendam dengan aliran

legak di bawah permukaan

TJ

Fu

Rd Nd Wo

,/ ~-- -"

/

(b)

Dengan adanya aliran dibawah permukaan, energi air bebas

di dalam tanah keluar sebagai aliran tegak menuju ke bawah

batuan dan selanjutnya keluar melalui kaki lereng.

Pada aliran di bawah permukaan , gaya yang bekerja pada

elemen abed dengan berat basah W dan aliran ke bawah F , 0 v

resu 1 tan bad an Rd merupakan jumlah W dan F , gaya tegak 0 v

menghasilkan komponen tangensial Td dan komponen normal Nd.

Perbandingan N/T identik dengan lereng kering, walaupun

gaya Nd dan Td lebih kecil daripada gaya pada lereng kering,

sebab berat total sedikit lebih besar pada lereng basah dari

pada lereng kering.

11

Page 14: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

T

_J.

ab c de r g Case

0 ab c def g Case

(a) (b)

Gb. 5. Nilai perbandingan N dan T

Air yang meresap dalam arah mendatar menyebabkan ketidak

stabilan pada lereng, air yang meresap tegak ke bawah membe­

rikan gaya yang menyebabkan ketidak stabilan dan tidak ada

tekanan air pori. Keuntungan dari drainase dibawah yang di­

bangun di tanggul pada kondisi hujan deras telah dilakukan

oleh Terzaghi (1943) dengan kemiringan atau dengan lapis~n

mendatar,gaya aliran air di bawah permukaan dalam arah tegak

dan ternyata dapat memperbaiki stabilitas dari dinding pena­

han tan ah.

Banyak lereng dam dibangun dengan konstruksi untuk meng

ontrol aliran di bawah permukaan, dibangun dengan drainase

yang mendukung kepentingan daerah bebas air atau memberikan

aliran di bawah permukaan yang sesuai.

Lapisan drainase asli membantu dalam stabilisasi lereng.

Kenyataannya drainase mendatar dan menerus tidak dapat di

tempatkan pada lereng tanah asli, perencanaan lereng yang

akan dibangun dilengkapi dengan drainase, yang tidak membe­

rikan kesempatan untuk berkembangnya ketidak stabilan.

Model analisis aliran di bawah permukaan yang digunakan

dalam pembangunan konstruksi, dilakukan dengan maksud untuk

dapat mengontrol aliran air di bawah permukaan.

3.5. Drainase Terowongan

Salah satu metode kuno untuk stabilisasi terhadap

gangguan pada kaki bukit atau lereng tanah, abutmen dam

dan jenis lereng lainnya dengan menggunakan drainase

12

Page 15: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

k' -~ , 1 , 1 ;:; t ~i- K a a n u w ..,..,. _ 1 ,_~'-3 .~a.o1ik Parahyangan

J L l:vierdeka 19_

BANDUNG terowongan. Terowongan mendatar dapat dibandingkan dengan

galian pada tambang berupa penggalian kedalam dasar bukit

atau lereng dalam dengan harapan dapat menyisipkan sumber

aliran air tanah dalam dan cukup mengurangi tekanan hidro

statik dan memperbaiki stabilitas lereng.

Apabila terowongan menjadi titik tumpuan air, retakan

atau lapisan efektifitasnya menjadi tinggi untuk air

tanah rendah. Kadangkala digunakan sebagai penghubung

dengan drainase sumuran tegak untuk menyalurkan keluaran

secara gravitasi aliran air tanah yang memasuki sumuran.

Drainase terowongan merupakan sistem drainase yang memer­

lukan suatu biaya tinggi untuk drainase lereng.

Pada beberapa kasus digunakan untuk melindungi bangunan

yang mahal atau untuk perbaikan lainnya apabila keluaran

dibatasi atau melindungi daerah jalan, untuk melindungi

pemakaian jalan.

JOO

g&nC1ngan

sumber. ti

Tower

Gb. 6. Drainase Terowongan, Crockett, California

untuk mengontrol kelongsoran Projek Jalan

13

Page 16: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

3.6. Drainase sumuran

Sistem sumuran seringkali digunakan untuk memperbaiki ke­

adaan air tanah yang terganggu oleh lereng jalan, sisi bukit

dan abutmen dam atau keadaan lainnya.

Apabila digunakan dalam pondasi disebut sumur pengurang,

pada beberapa keadaan drainase sumuran untuk stabilisasi le­

reng, yang dipasang tanpa keluaran air tanah di bawah permu­

mukaan, kecuali keluaran melalui puncak.

Jika sumuran digunakan pada lereng tanah akan efektif bi-

la dilakukan drainase bebas di dasarnya. Pada keadaan alir

an tanah tinggi, selama pelaksanaan, sumur seringkali dipom­

pa. Pasir yang diisikan ke dalam sumur selanjutnya disebut

pasir drainase, seringkali digunakan untuk stabilisasi ter­

hadap kelemahan, keadaan basah, dan fondasi tanah yang dipa­

datkan. Sistem drainase sumuran dengan pemompaan tidak di­

bahas pada makalah ini.

Stabilisasi lereng dengan sistem sumur kadang-kadang di­

gunakan sebagai penghubung dengan terowongan yang memberikan

debit air secara gravitasi yang masuk ke dalam sumur.

Agregat saringan yang lulus air biasanya ditempatkan pa­

da sumur dengan pipa berlobang, dan sering digunakan untuk

menambah kapasitas debit.

Terowongan didesain untuk keperluan mencegah keruntuhan

dan lepasnya material akibat erosi buluh. Sistem sumuran

sumuran memberikan keuntungan karena secara luwes, dapat di­

lakukan penambahan sumuran pada titik antara jarak semula,

apabila sumu r yang ada tidak cukup untuk mengontrol aliran

air tanah dibawah permukaan.

Drainase sumuran tipikal yang berhasil untuk stabilisasi

lereng dilakukan oleh Palmer, Thompson dan Yeomans(1950).

Gangguan terhadap medan terjadi pada bukit yang mempunyai

lapisan tidak menerus, dari pasir dan lanau terutama lapisan

lempung biru yang kedap air. Delapan sisi bergerak akibat

adanya tekanan hidrostatis berlebihan seperti yang ditunjuk­

kan oleh pengeboran untuk menentukan jenis tanah dan kondisi

airnya.

14

Page 17: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Dinding penahan, jenis gravitasi dan tiruan dari beton di

studi untuk mencari aliernatif yang memungkinkan terhadap

hasil koreksi pengukuran. Sesudah dilakukan studi terha-

dap kedelapan sisi tersebut, diambil keputusan, diperlu-

kan kontrol terhadap air tanah dengan drainase, dan meru­

pakan penyelesaian terbaik.

Keputusan untuk menggunakan drainase sumuran dalam mem­

perbaiki gangguan terhadap lereng karena sistem ini ber­

hasil untuk stabilisasi lereng.

Gb. 7. Drainase Sumuran untuk stabilisasi

kelongsoran CPalmer, Thompson dan Yeomans)

24" ,, r·-1

·~ 8~:B.'.' A 1 ft min

2 ft min

1 ft min

Pt pa. ba.jo.

12-in. diameter

Variable ----··---~------~

Gb.8. Detail Dra.inase Sumuran

15

Page 18: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

3.¥. Drainase Mendatar

p l~ c p u s t ,, k a a n

Univcr:,ilas l.;._<Lojk Parahyangau JL M_erdeka 19 BANDUNG

Drainase mendatar telah digunakan untuk mengatasi masalah

gangguan terhadap stabilitas lereng jalan, pada tahun 1939.

Draiftase mendatar sederhana seperti dibuatnya sumuran kecil

yang di bor mendatar dekat kaki bukit atau pada fondasi

untuk mengalirkan aliran di bawah permukaan dan air tanah.

Drainase mendatar sering digunakan sebagai bagian dari

stabilisasi pada pemotongan lereng dalam keadaan basah,

tanah dengan dasar tidak stabil dan kadangkala digunakan

sebagai koreksi lereng yang akan dikembangkan. Digunakan

sebagai lereng jalan baru atau lama, jalan kereta api dan

pekerjaan lainnya.

Gal\, an <la lam

untuk

Eki

Formo.s'- semento.B'­

denga.n ba.t ua.n

Al\, ra.n

denga.n balucm

Gb.9. Drainase mendatar pada tanggul

Drainase mendatar membantu menurunkan muka air dan menja-

ga lereng pada tempat yang sedang dikerjakan, pada galian

dangkal drainase mendatar dibuat didekat muka jalan.

Pipa pengumpul atau saluran pembagi biasanya dibuat untuk

menampung air dan disalurkan ke suatu tempat yang tidak mem-

bahayakan lereng. Lubang-lubang asp al

dengan pipa galvanis berukuran dua inci,

dilengkapi

dipasang sepanjang

galian. Pipa keluaran berpenampang 10 ft. tanpa diberi lu

bang dan mendekati lubang galian kelilingnya diberi lempung,

sehingga semua air dapat dialirkan dengan baik.

Pada kebanyakan instalasi darainase mendatar, untuk mela-

yani sumur eksplorasi dan pengeboran, dan

menambah drainase dibor.

16

titik-titik yang

Page 19: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Apabila pemboran lobang mengalami kesulitan di dalam pe-

laksanaannya perlu dilakukan pembuatan lobang disekitar lo­

kasi yang oocok, panjangnya bervariasi antara 50-300 ft.

Sistem drainase yang kompleks digunakan dalam mengatasi

kelongsoran dekat kota Towle, California seperti yang

dilakukan oleh Smith dan Cedergren.

Batas \

l ongsor __:.i I

_,/

D.I. ( /

15

Skala dalam fl.

Skala dalam ft.

0 5 10 20

Gb.10. Denah Stabilisai dan Pemboran

R menunjukkan n

telah

tanda Seri pemboran, R~,R2 , R3

,

bahwa terdapat batuan yang tetap kokoh, tidak mengalami

gangguan dan masih dapat bertahan pada kedalaman antara 40-

50 ft. pada daerah kelongsoran.

Dilakukan suatu langkah stabilisasi dengan membuat empat

17

Page 20: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

galian melintang yang digunakan untuk drainase mendatar

dalam memperbaiki stabilitas bukit.

Lapisan agregat yang lulus air dengan p1pa drainase di­

tempatkan pada galian melintang untuk menampung dan mengalir

kan air tanah. Gangguan terburuk pada ta.nab lereng diawal

drainase ialab melemahnya kondisi ta.nab dalam menunjang

usaba stabilisasi, dan selanjutnya dilakukan penggalian

tanpa adanya kelongsoran yang berarti.

Drainase awal dibuat pada jarak 700 ft. dari drainase

sumuran, sesudab dilakukan pemboran dihubungkan dengan dasar

dan setelah dilakukan pemompaan selama beberapa minggu,

keadaan air ta.nab mengijinkan untuk penggalian dalam rangka

stabilisasi dan berjalan tanpa gangguan.

Drainase mendatar dibor ke dalam dasar bukit di bawab

jalan, jalan kereta api pada dasar selokan dan memberikan

gambaran kombinasi dari kesatuan sistem, sumuran tegak,

dihubungkan dengan drainase terowongan, dan drainase menda­

tar dengan f.;tabi 1 is as i selokan.

Sebelum melakukan pemilihan terhadap sistem drainase

untuk stabilisa::;i lereng tanah perlu dilakukan penyelidi.kcin

lapangan dan survei. tanab.

Diperlukan gambaran berupa kekuatan dan formasi permeabi.-

1 itas batuan, kelulusan terhadap air, stratifi.kasi dan vari

abilitas endapan tanah, kondi.si air tanah, dan riwayat ke­

longsoran selanjutnya dilakukan pemili.ban terhadap metode

yang akan dipakai. dan sesuai dengan keadaan setempat.

Apabi.la yang di.atasi. gangguan di dasar di.perlukan perti.m­

bangan pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk men­

desain pemotongan lereng dengan mengukur kondisi stabi.Utas.

Satu metode kemungki.nan banya cocok untuk satu penyele­

saian saja dan ada kemungkinan gagal untuk menyelesai.kan

kondisi yang lain. Perencanaan dan pembangunan jalan, jalan

kereta api., yang membutuhkan pemotongan lereng perlu di.siap­

kan, agar ada penyesuaian dengan kondisi yang sebenarnya,

antara lain dengan melakukan perubahan kelandaian lereng.

18

Page 21: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

3.8. Pengaruh Tanah dan Geologi pada Drain.ase

Tanah dan geologi dimana lereng berada, mempunyai penga­

ruh secara umum pada bentuk dari drainase yang berkembang

~~~MVM MlMmiMh d~n ·~kMn ~f~khlf pAda l~r~ng buatan. Penghalang kedap air di luar lereng dapat memberi penga­

ruh pada drainase alami, kenaikan kelembaban pada umumnya

atau akibat adanya genangan air akan terbentuk di dalam

lereng. Apabila kondisi ini terjadi, stabilitas lereng

akan diperbaiki dengan drainase.

Gambar 11. menunjukkan kondisi ideal dari geologi tanah

yang menimbulkan genangan air tanah di dalam lereng.

Diagram di kiri menunjukkan penutupan oleh lapisan kedap air

pada permukaan dangkal terpotong oleh drainase alamiah di

dasar batu cadas yang lulus air dan pada sisi kanan, batuan

kedap air dengan pertemuan lulus air tetapi tidak memiliki

jalan keluar. Pada bidang AB di sisi dalam yang tertutup

olah lapisan kedap air. Tanpa adanya drainase buatan untuk

mengalirkan air, tekanan air akan membahayakan kedudukan

yang tinggi pada bidang AB, akan mengakibatkan runtuhnya

lereng apabila tekanan ai r tersebut tidak berkurang.

90,tuan . kedap 0.1,r

Batuan

kedap o.i-r ~ '..'.:=~:::~::>

J. en1. s;~ B<;:tt u an kedap b t air dengan o. uan . 1 hu'bungo.n dal:o.m B

G o.di;:ts .. ' ---~--

.. . - A ~ ~~f~~:;~t'o.ti-k Buntu

(a)

A

(b)

B

D ro.ino.se mendo.to.r; £ _____ _

Pe£quro.ngo.n -- t e <5.no.n . k

hi, rosto,ti,

( c)

Gb. 11. Drai nase mendatar untuk menurunkan muka air.

Dilakukan suatu drainase mendatar seperti tertera pada

gambar 11 .a. tekanan hidrostatik akan ber~urang seperti yang

ditunjukkan oleh gambar 11 .c., langkah yang dilakukan meru­

pakan usaha untuk stabilsasi lereng.

19 v .. ,. r) u s t a k a a n .l. v l .t

. . ., . >J.. olik Parahyangan Un\'VC ·,H~t-.~ d · .

~ l .· er<leka 19 j . .. J

n.ANDUNG

Page 22: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Dengan drainase mendatar ternyata dapat mengalirkan air

sebesar 200.000 gal/hari dalam periode singkat, pada kondisi

lain ternyata hanya menghasilkan aliran 5 gpm atau bahkan

ada yangx lebih kecil, karena tidak diperlukan keluaran air

dalam jumlah yang besar. Yang diharapkan adalah suatu usaha

untuk mengatasi gangguan terhadap kestabilan lereng.

3.9. Hukum Darcy

Drainase dengan pasir tegak memiliki suatu kapasitas

debit yang cocok untuk mengalirkan air yang sampai padanya,

dalam menelaah aliran air di bawah permukaan tanah digunakan

hukum Darcy dan jaringan aliran.

Q debit aliran (cuft/hr)

k permeabilitas tanah (ft/hr)

i gradien hidraulik aliran (ft/ft)

atau dengan menggunakan faktor bentuk,

merupakan faktor bentuk dari aliran

Jika penimbunan pasir tidak memberikan kapasitas yang se­

suai secara ekonomis untuk mengalirkan air di bawah permuka­

an tanah, dibuat pipa berlubang di sekitarnya dan dipasang

material saringan.

Material saringan yang digunakan perlu mempunyai suatu

angka permeabilitas yang cocok untuk mengalirkan air tanah

di bawah permukaan yang secara bebas masuk ke dalam pipa.

Jika permeabilitas dari material diketahui, kemampuan

untuk mengalirkan air ke dalam pipa dapat diperkirakan

20

Page 23: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

dengan hukum Darcy. Pada gambar 12.a. dan 12.b. diberikan

graf ik yang dapat digunakan untuk memperkirakan aliran air

di bawah permukaan ke dalam pipa melalui material

dengan angka permeabilitas yang diketahui.

30

20

15

k 4 0 +> ,.\>(

3 0 r..

2

0.9 0.7 0.5

Mo.terial

so.ri.ngo.n _

0.3 0.2 dp/dw

(a)

Permeo.bt lttas. k ft/day

(b)

To.nah baso.h

.., "

Jo.ri.ngo.n

o. l i, ro.n ti, pi.kal

.--L-------

0.1 0.05

Gb. 12. Grafik faktor bentuk dan debit

21

saringan,

Page 24: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

4. Kesimpulan clan Saran

Kesimpulan

1. Muka air tanah di dalam lereng, yang asli maupun buatan

akan mengurangi kestabilitan lereng dan seringkali menja-­

di penyebab terjadinya kelongsoran.

2. Lereng yang didrainase dengan baik akan lebih stabil dari

pada lereng dengan drainase yang minimal dan lebih tahan

terhadap kemungkinan terjadinya kelongsoran pada saat ter

jadi gempa.

3. Konstruksi dari sistem drainase yang cocok dan didasarkan

pada analisis aliran di bawah permukaan, merupakan suatu

langkah yang baik dalam rangka melindungi penduduk dan

harta benda disekitarnya dari kelongsoran yang berbahaya.

4. Drainase sistem terowongan, sumuran dan mendatar sangat

efektif untuk memperbaiki kestabilan lereng yang mempu­

nyai kandungan air tanah.

5. Detail tanah dan geologi memberi pengaruh pada bentuk

drainase yang akan dikembangkan di dalam lereng dan efek­

tif itas sistem drainase yang dipilih.

Saran

1. Sistem piezometer perlu dipasang pada lereng-lereng yang

penting, yang disekitarnya masih dimanfaatkan untuk ke

pentingan sebagai tempat tinggal,

dan lain sebagainya.

tempat peristirahatan

2. Di dalam memilih sistem drainase diperlukan suatu, kecer-

matan, keahlian dan pengalaman yang memadai serta didu­

kung oleh data basil survei.

22

Page 25: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Daf tar Pustaka

1. ASAE

2. Cedergren, H.R.

3. Cedergren, H.R.

4. Featherstone, R.E., A. James

5. .James, N. L.

Advance in Drainage , Willardson L.S. Desember, 1982. Drainage of Highway and Airfield Pavement, John Wiley & Sons,New York, 1974. Seepage, Drainage and Flow Nets, John Wiley & Sons, New York, 1967

Urban Drainage System, Pitman Advanced Publishing Program, London 1982. Drainage Engineering, Wiley Eastern Private Limited, New Delhi, 1970. London 1982.

Page 26: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Sumber gambar Cedergren dan Smit.h

Page 27: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Ob. L:i. Longsosra.n pa.do. Reservoir Va.oint, Xta.Li..a.

Ob. LZ. Longsora.n pa.do. ja.la.n kerela a.pi, Tovle

Page 28: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Ob. L3. Longsoran pada jalan raya, Tovle

Ob. L4. Deneth do.eruh ob. 7

botu pasi.r

~\\\~ oli.ra.n a.i.r

lempung keda.p otr

le r 3uno.n ternbok pon<lho.n

Gb. L'.:'.J. Drni.noE;e pos\,r tc1 go.k, untuk rnomolong

Lcipi.s0,n lornpung kodop cti.r

pi.po

Jackson River

Page 29: Suatu Tinjauan, Metode Drainase Untuk Stabilisasi Lereng

Ob. Lo. Dro.i.nase mendatar

Perrnukaan rnenerus

nai.k kealas, elevasi. 54,0

+41.0

+30.0

+25.0 •. --·~-~-- ~

+19.0 -+:J§j) ·.

dengan perrnukaan Lereng

,. \·

-3.0 ;

Lempung bi.ru padal

ob. L7. Hasi.L Pemboran untuk

d r o.inase s•.Hnur·an <hol. 14->