View
134
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. A N
No.Rekam Medik : 24-19-37
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 6 Oktober 1980
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : MTS Tsanawiyah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status pernikahan : bercerai
Alamat : Kampung sawah RT 002/004 Sukaluyu,Nanggung
Bogor
Diantar oleh : Ayah, Ibu, Kakak dan Adik
Masuk IGD Psikiatri : 2 Agustus 2012
Masuk PHCU Kresna : 2 Agustus 2012
Masuk R.Arimbi : 8 Agustus 2012
II. Riwayat Psikiatri
Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 28 Agustus 2012 di
R. Arimbi dan alloanamnesis dengan Ibu, kakak pertama, Adik pasien dan kepala RT
pasien yang biasanya datang berkunjung ke rumah pasien pada tanggal 30 Agustus
2012 di kediaman pasien.
A. Keluhan Utama
Pasien datang dibawa keluarga karena sering marah-marah kepada keluarga
serta lingkungannya sejak satu tahun SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Marzoeki Mahdi pada tanggal 2 Agustus 2012
diantar oleh keluarganya karena sering marah-marah kepada keluarga serta
lingkungannya sejak satu tahun SMRS (Agustus 2011, usia pasien 30 tahun). Menurut
keluarga pasien, dalam satu tahun terakhir pasien sering memarahi keluarganya dan
orang orang yang lewat didepan rumahnya. Pasien juga jarang mau keluar kamar dan
makan , minum, dan juga mandi. Pasien juga menendang makanan apabila diantarkan
kekamar pasien. Pasien juga sering terlihat berbicara dan cekikikan sendiri. Pasien
juga BAB dan BAK sembarangan.
Satu tahun SMRS ( Agustus 2011, usia pasien 30 tahun) pasien tinggal di
kampung bersama orang tua, dan adik adiknya setelah diceraikan oleh suaminya .
Pasien sering mengurung diri di kamar tidak mau makan, minum dan mandi. Pasien
juga sering memarahi keluarganya dan orang yang lewat didepan rumahnya tanpa
alasan yang jelas, dan terkadang pasien suka melempari orang yang lewat depan
rumahnya dengan batu. Pasien tidak nyambung saat diajak berbicara dan tampak
sering berbicara dan cekikikan sendiri di tengah malam. Pasien juga BAB dan BAK
sembarangan di dalam rumahnya. Selain itu pasien juga suka mencoret coret dinding
di kamarnya,serta menempel nempelkan potongan buku kuning di dinding kamarnya.
Menurut pasien, hal itu dilakukan karena lucu dan seperti orang jualan.
Pasien akhirnya dibawa ke orang pintar dan pak Haji di Cisarua dan dikatakan
bahwa pasien kerasukan jin. Pasien sempat diberi minum air yang sudah di bacakan
doa namun keluhan tidak berkurang. Akhirnya keluarga pasien membawa pasien ke
RSMM pada tanggal 2 Agustus 2012.
Saat dibawa ke IGD tanggal 2 Agustus 2012 pasien tidak bisa ditanya. Pasien
gaduh gelisah dan berbicara dan cekikikan sendiri. Setelah itu pasien akhirnya dibawa
ke ruang Kresna wanita malam itu juga. Pasien dirawat di Kresna wanita selama 7
hari. Setelah dirawat di Kresna wanita akhirnya pasien bisa diajak bicara namun
hanya terbatas saja,lalu dipindah ke ruang Arimbi pada tanggal 8 Agustus 2012. Saat
di R. Arimbi pasien menceritakan keluhannya dengan suara pelan,namun artikulasi
jelas. Pasien cenderung pasif dan baru berbicara jika ditanya, jika tidak dia akan diam.
Pasien awalnya menyangkal adanya bisikan bisikan, namun akhirnya mengakui
sampai sekarang masih adanya bisikan bisikan yang terdengar seperti orang sedang
bermain .pasien juga mengakui adanya bayangan besar hitam yang sering mengikuti
pasien. Selain itu pasien juga mengakui bahwa sepertinya ada setan yang merasuki
tubuh pasien namun pasien tidak mengetahui mengapa bisa terjadi seperti itu.
Saat diruang Arimbi pasien pernah dijenguk oleh ibunya. Saat itu pasien
berkata pada ibunya bahwa pasien ingin pulang . Saat ditanya pasien menjawab
bahwa pasien dibawa ke rumah sakit karena sakit muntaber dan karena pasien merasa
keluhannya sudah berkurang pasien minta untuk dipulangkan.
C. Riwayat Ganguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Menurut keluarga pasien, awalnya dua belas tahun yang lalu (2000, usia
pasien 20 tahun) pasien melahirkan anak pertama dan lahir prematur (7 bulan)
beberapa hari setelah kelahirannya, anak pasien meninggal. Sejak saat itu pasien
menjadi lebih pendiam. Tiga bulan kemudian pasien bercerai dengan suami
pertamanya. Kira kira enam bulan kemudian pasien menikah lagi dengan saudara
jauhnya dikampung dan akhirnya pasien menikah yang kedua kali, namun seminggu
kemudian pasien tiba tiba ingin bercerai. Tiga bulan kemudian (Februari 2001, usia
pasien 20 tahun) Pasien pergi untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di suatu
kompleks perumahan di bekasi, saat bekerja disana pasien berpacaran dengan seorang
supir pribadi salah satu rumah di kompleks yang sama. Setelah berpacaran selama tiga
bulan (Mei 2001, usia pasien 20 tahun), pasien memutuskan untuk menikah dengan
pacarnya tersebut. Pasien berhenti bekerja setelah menikah dan tinggal di rumah
kontrakan di daerah bekasi bersama suami dan orang tua dari suami pasien. Setelah
satu tahun pernikahan (Mei 2002, usia pasien 21 tahun) pasien melahirkan seorang
anak laki laki, saat baru berusia empat bulan, pasien pernah berusaha untuk
menenggelamkan anaknya ke sumur, namun berhasil dicegah oleh suaminya yang
kebetulan melihat. Selain itu pasien juga sering keluyuran sendiri,berbicara dan
cekikikan sendiri, dan buang air besar sembarangan. Pasien juga sering memarahi dan
menampar suaminya tanpa sebab yang jelas. Pasien akhirnya dibawa ke dokter
spesialis saraf di rumah sakit Pondok Gede oleh suami pasien (Februari 2003, usia
pasien 22 tahun). Pasien tidak dirawat inap dan berobat jalan selama satu tahun,
setelah itu keluhan pasien berkurang.
Tiba tiba dua tahun yang lalu (April 2010, usia pasien 29 tahun) pasien
kembali marah marah tanpa sebab dan tidak bisa mengenali suami dan anaknya,
selain itu pasien juga semakin sering keluyuran dan BAB dan BAK sembarangan.
Dan akhirnya satu tahun kemudian pasien bercerai dari suaminya dan kembali lagi ke
kampung (Agustus 2011 ,usia pasien 30 tahun) .
Grafik Perjalanan Penyakit Pasien
2. Riwayat Gangguan Medis Lainnya
Pasien tidak pernah mengalami cedera kepala, kejang, diabetes
melitus, asma, penyakit jantung dan penyakit paru. Pasien tidak pernah
dirawat sebelumnya.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien dan keluarga menyatakan bahwa pasien tidak pernah
menggunakan ganja merokok, meminum alkohol dan obat obatan psikoaktif
lainnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Prenatal dan perinatal
Pasien adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara,dan merupakan anak
perempuan pertama. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit yang
menyebabkannya dirawat maupun operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan,
ditolong oleh paraji di dekat rumah. Sejak lahir pasien diberikan ASI sampai
dengan usia dua tahun.
2. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal dalam keadaan
normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya. Pasien tidak pernah
terlambat dalam tumbuh kembangnya dibandingkan dengan anak-anak yang
lain.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Menurut keluarga, Pasien menjalani pendidikan Sekolah Dasar kelas 1
di Madrasah di daerah kampung pasien, pasien mendapat prestasi yang cukup
menggembirakan yaitu selalu mendapat 3 besar dalam setiap caturwulan.
Pasien mempunyai banyak teman dan rajin mengikuti pengajian di kampung
pasien.
4. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Menurut keluarga, pasien adalah anak yang ceria dan mempunyai
banyak teman. Ia juga sangat suka bersih bersih dan berdandan. Pasien selalu
menjadi juara kelas saat di Tsanawiyah dan beberapa kali khatam al quran.
5. Masa-masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah sampai selesai Madrasah Tsanawiyah. Selama
menjalani pendidikannya, pasien selalu mendapatkan nilai yang bagus dalam
bidang akademiknya .
Riwayat Pekerjaan
Semenjak tamat dari Tsanawiyah pasien tidak melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi, pasien baru 2 kali bekerja. Yang pertama bekerja sebagai
pembantu rumah tangga di bogor dan yang kedua juga sebagai pembantu
rumah tangga di daerah bekasi .
Riwayat Pernikahan/Berpacaran/ Berpasangan/Psikoseksual
Sepengetahuan keluarganya, pasien pernah beberapa kali berpacaran.
Namun akhirnya pasien menikah dengan pacar pertamanya saat usia 18 tahun
(tahun 1998), pasien lalu bercerai saat sudah menikah selama dua tahun, yaitu
saat tiga bulan setelah bayinya meninggal. Enam bulan kemudian pasien
menikah lagi dengan saudara jauhnya yang tinggal satu kampung, namun
pernikahan itu hanya berlangsung selama satu minggu karena tiba tiba pasien
ingin bercerai. Tiga bulan kemudian (Februari 2001) pasien pergi bekerja
menjadi pembantu rumah tangga di bekasi dan berpacaran dengan supir
pribadi salah satu tetangga majikannya selama tiga bulan, sampai akhirnya
memutuskan menikah. Pasien akhirnya berhenti bekerja dan tinggal bersama
suami dan mertuanya di rumah kontrakan di bekasi . Satu tahun kemudian
(Mei 2002) pasien melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin laki laki.
Satu tahun yang lalu (Agustus 2011), pasien bercerai dengan suaminya yang
ke tiga dan pulang ke kampung.
Riwayat Agama
Pasien merupakan pemeluk agama Islam. Orang tua sering
memberikan pelajaran tambahan khusus tentang agama. Menurut keluarga,
pasien sering mengikuti pengajian yang biasanya dilakukan di mesjid, dan
pasien juga sudah beberapa kali khatam Al Quran. Menurut keluarganya
pasien juga taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
Aktivitas Sosial
Menurut keluarga, Pasien termasuk seseorang yang ceria dan banyak
teman. Pasien suka berdandan dan sering bergaul dengan teman temannya.
Pasien juga sering dan aktif mengikuti kegiatan di sekitar rumahnya.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum..
E. Situasi kehidupan sekarang
Pasien merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara sekaligus anakperempuan
yang pertama. Semenjak masih kecil pasien tinggal di Kp Sawah sawaluyu Nanggung
bersama ayah, ibu, dan kakak dan adik adiknya, Sebelum sakit pasien adalah anak
yang ceria dan banyak teman, temannya sering datang untuk bermain dengan pasien.
Setelah menikah pasien tinggal bersama suaminya dan orang tua dari suaminya .
Pasien menjadi jarang keluar rumah karena sering dilarang oleh suami pasien. Saat ini
pasien merasa betah tinggal di rumah sakit dan senang karena banyak teman yang
baik . Meskipun ia berkata bahwa semenjak di RS PMI (Pasien berkata bahwa saat
ini pasien berada di RS PMI) ia tidak suntuk lagi, ia ingin sekali pulang ke rumah
bertemu dengan keluarganya serta melakukan aktivitas seperti biasanya
F. Riwayat Keluarga
Menurut keluarga pasien, nenek dari Ayah pasien juga sempat
mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut diketahui saat ibu dan ayah pasien
pernah ke rumah nenek kandungnya.
Genogram Keluarga
G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan
Pasien tidak menyadari bahwa pasien sakit jiwa, dan saat ini dirawat
karena sakit muntaber.
H. Impian, Fantasi, dan Nilai-Nilai
Pasien adalah anak yang pintar menurut keluarga pasien. Saat ini
pasien ingin segera sembuh dan pulang lagi kerumahnya. Pasien ingin segera
kembali berkumpul dengan keluarganya dan menjalankan aktivitas seperti
biasa. Pasien tidak memiliki impian impian tertentu yang ingin dicapai.
III. Pemeriksaan Status Mental
Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 29 Agustus 2012 :
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai usia, berbadan kecil,
serta berkulit kuning langsat. Mengenakan baju daster warna krem dan dan ia
tidak menggunakan alas kaki. Pasien tampak merawat diri.
2. Kesadaran
Pasien kompos mentis. Namun pasien tidak dapat mengenal tempat. Pasien
masih dapat mengenal orang dan waktu.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama pemeriksaan pasien tampak diam serta sedikit bicara.
4. Pembicaraan
Pasien bersikap pasif, lebih cenderung diam dan hanya menjawab apa
yang ditanyakan saja. Intonasi dan volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara
sedang, dan perbendaharaan kata cukup.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien menunjukkan sikap yang kooperatif.
B. Mood dan Afek
Mood : hipothym
Afek : terbatas
Keserasian :Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan
(appropriate)
`Gangguan Persepsi
Pasien menyangkal pernah memiliki riwayat halusinasi auditorik,
halusinasi lihat, ataupun halusinasi taktil, namun pada anamnesis tanggal 30
Agustus 2012 pasien pernah mengakui bahwa suka mendengar bisikan bisikan
seperti orang sedang bermain atau mengobrol, dan melihat bayangan hitam yang
sering mengikuti pasien.
C. Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir : Koheren, miskin ide
Isi Pikir : terdapat riwayat waham dikendalikan
D. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui saat dianamnesis jam berapa.
Tempat : tidak baik, pasien mengatakan bahwa ia berada di RS
PMI
Orang : Baik, pasien dapat mengenali perawat dan dokter yang
ada di rumah sakit
3. Daya Ingat
Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan 3 nama benda yang
disebutkan pemeriksa.
Jangka Pendek : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 kata tersebut
setelah membicarakan beberapa hal.
Jangka menengah : tidak baik, pasien tidak dapat menceritakan gejala-gejala
yang dirasakan beberapa minggu terakhir.
Jangka Panjang : Baik, pasien dapat menceritakan sekolahnya dimana.
4. Konsentrasi
Kurang baik, pasien tidak dapat menjawab soal pengurangan (100-7= 93, dst)
maupun mengeja terbalik kata “W-A-H-Y-U”.
5. Perhatian :
Pasien perhatian penuh kepada pewawancara.
6. Kemampuan membaca dan menulis
Kurang baik, pasien tidak dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan
tidak dapat menuliskan sebuah kalimat.
7. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel adalah buah.”
8. Kemampuan visuospasial
Baik, pasien mampu menggambarkan 2 bangunan berbentuk segi tiga dan
persegi panjang.
9. Intelegensia dan informasi
Intelegensia kurang baik, pasien tidak mengetahui presiden pertama RI
10. Kemampuan menolong diri
Baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.
E. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara.
F. Daya nilai dan tilikan
1. Daya nilai sosial :
Baik, pasien bersikap sopan selama wawancara. Pasien juga menyadari bahwa
mencelakai orang tua merupakan hal yang tidak boleh dilakukan.
2. Uji Daya nilai :
Baik, pasien mengatakan bahwa meminta maaf pada orang tua adalah wajar
dan seharusnya begitu.
3. Penilaian realita :
Terganggu , pasien sempat menyangkal adanya halusinasi auditorik, lihat,
taktil, dan waham.
4. Tilikan :
Tilikan 2 yaitu pasien tahu pasien menyadari sekaligus menyangkal bahwa
dirinya sedang sakit.
G. Taraf dapat dipercaya
Secara keseluruhan pasien tidak dapat dipercaya.
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 30 Agustus 2012)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi napas : 20x/menit
Frekuensi nadi : 80x/menit, teratur, kuat
Suhu : 36,5 0C
Kulit :kuning langsat, kesan normal
Kepala : Tidak ada deformitas
Rambut : Tidak mudah tercabut
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Telinga ditemukan serumen, hidung tidak ditemukan deviasi
septum, tenggorok tidak ada kelainan.
Gigi dan mulut : Tidak ada karies gigi, lidah tenang, faring tidak hiperemis
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-)
Paru : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat, perifer cukup, edema (-)
B. Status Neurologis
1. GCS : 15 (E4,V5,M6)
2. Kaku kuduk : (-)
3. Pupil : Bulat, isokhor, reflex cahaya
langsung-tak langsung +/+
4. Kesan parase nervus kranialis : (-)
5. Motorik : Kekuatan , tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi,
gangguan keseimbangan dan
koordinasi (-)
6. Sensorik : gangguan sensibilitas (-)
7. Reflex fisiologis : Normal
8. Gejala ekstrapiramidal : (-)
9. Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal
10. Stabilitas postur tubuh : Normal
11. Tremor di kedua tangan : (-)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,6 g/dL
Ht : 39 %
Trombosit : 247.000
Leukosit : 6.360
SGOT : 22 U/L
SGPT : 10 U/L
Ureum : 13,0 mg/dL
Creatinin : 0,79 mg/dL
V. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai usia, berbadan kecil, serta
berkulit kuning langsat. Mengenakan baju daster warna krem dan dan ia tidak
menggunakan alas kaki. Pasien tampak merawat diri.
Selama pemeriksaan pasien tampak cenderung diam dan pasif, namun
kooperatif. Terkadang terdapat miskin ide, pasien hanya menjawab sebisanya.
Pasien berbicara dengan intonasi dan volume sedang, artikulasi jelas, intensitas
suara sedang dengan perbendaharaan kata cukup. Terdapat keserasian antara
emosi dan isi pembicaraan. Pasien mengakui memiliki riwayat halusinasi dan
waham.
Sejak tahun 2002 pasien mulai menunjukkan gejala mengamuk, keluyuran,
BAB sembarangan,dan berbicara sendiri. Setelah pasien bercerai dari suami ke
tiganya dan pulang kerumah orang tuanya pasien mulai semakin menujukkan
gejala gejala seperti marah marah, melempari orang yang lewat depan rumahnya
dengan batu, mengurung diri di kamar, tidak mau makan,minum, dan mandi.
Jarang tidur, berbicara dan cekikikan sendiri, BAB dan BAK sembarangan,
mencoret coret dinding dan menempel nempelkan potongan kertas kitab kuning.
Pada pemeriksaan diagnostik lebih lanjut didapatkan tekanan darah 120/80
mmhg, nadi 80x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,5 C. Pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal. Tidak didapati retardasi mental dan gangguan neurologis.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna
dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)
dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.
1. Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara
langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan
pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat
mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna
yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik
(F00-09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan ganja.
Oleh karena itu, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
(F10-19) dapat disingkirkan.
Terdapat gangguan mood berupa mengurung diri dikamar pada Agustus
2011 dan terdapat juga gangguan berupa marah-marah, Pasien menyangkal
adanya halusinasi namun akhirnya pasien mengakui terdapat suara suara dan
bayangan hitam yang mengikuti pasien dan juga terdapat keluhan bahwa pasien
sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri dirumahnya. Pasien juga memiliki
riwayat BAB dan BAK sembarangan di dalam rumah, sehingga disimpulkan
mengalami gangguan RTA (Reality Testing Ability). Menurut PPDGJ III pasien
memenuhi pedoman diagnostic F20.1 Skizofrenia Hebefrenik yaitu onset usia
dewasa muda (15-25 tahun), kecenderungan untuk menyendiri, pasien juga
memiliki kriteria diagnostic seperti perilaku tidak bertanggung jawab (BAB dan
BAK sembarangan), afek pasien yang dangkal, sering disertai dengan cekikikan
(giggling), dan memenuhi criteria dalam 3 bulan adanya keluhan yang menetap.
F20.0 Skizofrenia Paranoid dapat dipikirkan namun tidak cukup memenuhi
criteria diagnostic PPDGJ III yaitu waham dan halusinasi pada pasien ini tidak
menonjol. F25.x Gangguan Skizoafektif namun tidak memenuhi criteria
peningkatan afek mania ataupun afek depresif. Oleh jarena itu F20.1 Skizofrenia
Hebefrenik dapat ditegakkan. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta
gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada
namun biasanya tidak menonjol.
2. Diagnosis Aksis II
Menurut keluarga pasien termasuk seseorang yang ceria dan mempunyai
banyak teman, aktif dalam kegiatan di sekitar rumah dan senang berdandan
menunjukkan ciri kepribadian histrionik.
3. Diagnosis aksis III
Belum dapat ditentukan
4. Diagnosis aksis IV
Masalah perceraian
5. Diagnosis Aksis V
Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu
tahun terakhir atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 20 bahaya
mencederai diri/orang lain. Disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri. Skala GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 40
beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,disabilitas
berat dalam beberapa fungsi.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : (F20.1) Skizofrenia Hebefrenik
Aksis II : Ciri kepribadian histrionik
Aksis III : -
Aksis IV : masalah perceraian
Aksis V : GAF current = 40 , GAF HLPY= 20
VII. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan
b. Psikologi : Marah-marah,melempari orang, BAB dan BAK sembarangan.
c. Psikososial dan lingkungan :
VIII. RENCANA TERAPI
1. Farmakologi
Haloperidol : 3 x 5 mg
Risperidone : 2 x 2 mg
Trihexyphenidyl : 3 x 2 mg
Chlorpromazin : 1 x 100 mg
Non Farmakologi : Tirah baring, pengawasan minum obat dan efek
samping obat
2. Psikoterapi :
Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka, dilakukan
terhadap pasien dan keluarga.
Terhadap Pasien
Pasien diberikan kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya atau
permasalahan yang sedang dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa
tenang.
Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus
minum obat secara teratur, serta memiliki semangat untuk sembuh. Juga
memberikan dukungan atas hal-hal positif yang dilakukan pasien.
Memberikan psikoterapi Reedukatif yaitu memberikan edukasi dan
informasi tentang penyakit yang dideritanya, yaitu gejala-gejala, dampak-
dampak, faktor-faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan
kekambuhan. Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan
berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat
hanya boleh diatur oleh dokter.
Terapi Kerajinan agar pasien dapat mencari uang setelah keluar dari rumah
sakit. Di RS Marzoeki Mahdi Bogor terdapat ruang rehabilitasi yaitu untuk
meningkatkan kemampuan pasien untuk mencari kegiatan yang cocok
untuknya yang dapat dijadikan pekerjaan setelah keluar dari Rumah Sakit.
Terhadap Keluarga
Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien,
gejala-gejala, dampak-dampak faktor-faktor penyebab, cara pengobatan,
prognosis dan kekambuhan.
Menjelaskan bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek
samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter.
Mengajak anggota keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam
penatalaksanaan pasien.
Membuatkan agenda kegiatan yang bermanfaat untuk pasien. Bahkan lebih
baik lagi jika kegiatan itu bisa mendatangkan keuntungan bagi finansial
pasien.
IX. PROGNOSIS
Hal-hal yang mendukung prognosis :
1. Keluarga mendukung atas kesembuhan pasien
2. Kondisi pasien masih baik dan kemampuan merawat diri sendiri masih baik
3. Adanya jaminan dalam pembiayaan pasien yang bersifat terus menerus
(JAMKESDA)
Hal-hal yang memperburuk prognosis :
1. Onset pada usia muda
2. Tidak memiliki aktivitas/pekerjaan
3. Terdapat faktor herediter
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad funtionam : malam
Quo ad sanactionam : malam
DAFTAR PUSTAKA
• Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Depkes
RI: 1993.
• Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s Synopsis of Psikiatry: Behavioral
Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott, Williams and Wilkins: 2007.
• Kusumawardhani, AAAA, Husain AB, Adikusuma A, Damping CE, Brilliantina DM,
Lubis DB,et al. Buku Ajar Psikiatri.Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2010.
• Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi ketiga.
2001
LAMPIRAN
Genogram keluarga
Grafik perjalanan penyakit pasien
Denah rumah pasien
Recommended