10
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. A. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Ditinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produk Ditinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produk rotan ini sebenarnya termasuk ka rotan ini sebenarnya termasuk ka yu. Namun demikian karena dominasinya berasal yu. Namun demikian karena dominasinya berasal dari kelompok tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalam dari kelompok tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalam kelompok kayu yang senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dan kelompok kayu yang senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dan konifer. konifer. Selanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dari Selanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dari tumbuhan berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan, tumbuhan berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan,  bambu, kelapa/kelapa s  bambu, kelapa/kelapa s awit, sagu, awit, sagu, nipah dan seba nipah dan seba gainya. Dasar gainya. Dasar dipakainya istilah dipakainya istilah  produk tumbuhan  produk tumbuhan berkekuatan ditit berkekuatan ditit ikberatkan pada ikberatkan pada pemanfaatan pemanfaatan kekuatan kekuatan batang batang tumbuhan ini dan tidak dari produk-produk lainnya yang mungkin juga dapat tumbuhan ini dan tidak dari produk-produk lainnya yang mungkin juga dapat dihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan sebagainya. Dari batang tumbuhan ini dihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan sebagainya. Dari batang tumbuhan ini dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel, meubel dan kerajinan. dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel, meubel dan kerajinan. Dari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akan Dari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akan diberikan contoh diberikan contoh produk yang potensial produk yang potensial dan bernilai dan bernilai yaitu rotan. yaitu rotan. Rotan Rotan adalah adalah sekelompok sekelompok  palma  palma dari puak ( dari puak ( tribus tribus) Calameae yang memiliki habitus ) Calameae yang memiliki habitus memanjat,  memanjat, terutama terutama Calamus Calamus, Daemonorops  Daemonorops, dan  dan Oncocalamus Oncocalamus. Rotan Rotan tumbuh liar di d tumbuh liar di d alam hutan atau ada y alam hutan atau ada y ang sengaja ditanam. Rotan ang sengaja ditanam. Rotan dapat dipanen setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidak dapat dipanen setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidak tertutup oleh kelopak, daun sudah mengering, duri dan kelopak daun sudah tertutup oleh kelopak, daun sudah mengering, duri dan kelopak daun sudah rontok. Panen rotan yang tidak benar menghasilkan limbah yang besar. Rata-rata rontok. Panen rotan yang tidak benar menghasilkan limbah yang besar. Rata-rata limbah pemanenan limbah pemanenan rotan rotan secara tradisional di I secara tradisional di I ndonesia sebesar 12,6-28 ndonesia sebesar 12,6-28 ,5%, dan ,5%, dan dengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-11,1%, sedangkan dengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-11,1%, sedangkan  besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangk  besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangk utan berkisar antara 5-10%, utan berkisar antara 5-10%, Indonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutan Indonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutan rotan di Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306 rotan di Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306  jenis  jenis daripadanya daripadanya 51 51 jenis jenis yang yang sudah sudah dimanfaatkan. dimanfaatkan. Jenis Jenis yang yang memiliki memiliki harga harga yang tinggi adalah yang tinggi adalah Calamus Calamus dan  dan Daemonorops  Daemonorops, yang terdapat juga di Maluku. , yang terdapat juga di Maluku.

Makalah Rotan - baixardoc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IBAB I

PENDAHULUANPENDAHULUAN

A.A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Ditinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produkDitinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produk

rotan ini sebenarnya termasuk karotan ini sebenarnya termasuk kayu. Namun demikian karena dominasinya berasalyu. Namun demikian karena dominasinya berasal

dari kelompok tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalamdari kelompok tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalam

kelompok kayu yang senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dankelompok kayu yang senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dan

konifer.konifer.

Selanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dariSelanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dari

tumbuhan berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan,tumbuhan berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan,

 bambu, kelapa/kelapa s bambu, kelapa/kelapa sawit, sagu, awit, sagu, nipah dan sebanipah dan sebagainya. Dasar gainya. Dasar dipakainya istilahdipakainya istilah

 produk tumbuhan  produk tumbuhan berkekuatan dititberkekuatan dititikberatkan pada ikberatkan pada pemanfaatan pemanfaatan kekuatan kekuatan batangbatang

tumbuhan ini dan tidak dari produk-produk lainnya yang mungkin juga dapattumbuhan ini dan tidak dari produk-produk lainnya yang mungkin juga dapat

dihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan sebagainya. Dari batang tumbuhan inidihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan sebagainya. Dari batang tumbuhan ini

dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel, meubel dan kerajinan.dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel, meubel dan kerajinan.

Dari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akanDari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akan

diberikan contoh diberikan contoh produk yang potensial produk yang potensial dan bernilai dan bernilai yaitu rotan. yaitu rotan. Rotan Rotan adalahadalah

sekelompok sekelompok  palma palma dari puak (dari puak (tribustribus) Calameae yang memiliki habitus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, memanjat,

terutamaterutama CalamusCalamus,, Daemonorops Daemonorops,, dan dan OncocalamusOncocalamus..

Rotan Rotan tumbuh liar di dtumbuh liar di dalam hutan atau ada yalam hutan atau ada yang sengaja ditanam. Rotanang sengaja ditanam. Rotan

dapat dipanen setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidakdapat dipanen setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidak

tertutup oleh kelopak, daun sudah mengering, duri dan kelopak daun sudahtertutup oleh kelopak, daun sudah mengering, duri dan kelopak daun sudah

rontok. Panen rotan yang tidak benar menghasilkan limbah yang besar. Rata-ratarontok. Panen rotan yang tidak benar menghasilkan limbah yang besar. Rata-rata

limbah pemanenan limbah pemanenan rotan rotan secara tradisional di Isecara tradisional di Indonesia sebesar 12,6-28ndonesia sebesar 12,6-28,5%, dan,5%, dan

dengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-11,1%, sedangkandengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-11,1%, sedangkan

 besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangk besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangkutan berkisar antara 5-10%,utan berkisar antara 5-10%,

Indonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutanIndonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutan

rotan di Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306rotan di Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306

 jenis  jenis daripadanya daripadanya 51 51 jenis jenis yang yang sudah sudah dimanfaatkan. dimanfaatkan. Jenis Jenis yang yang memiliki memiliki hargaharga

yang tinggi adalahyang tinggi adalah CalamusCalamus dan dan Daemonorops Daemonorops, yang terdapat juga di Maluku., yang terdapat juga di Maluku.

B.B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1.1. Apa yang dimaksud sebagai rotan?Apa yang dimaksud sebagai rotan?

2.2. Bagaimana bentuk dan cirri-ciri rotan ?Bagaimana bentuk dan cirri-ciri rotan ?

3.3. Apa saja jenis rotan ?Apa saja jenis rotan ?

4.4. Bagaimana sifat dasar dan struktur bahan rotan ?Bagaimana sifat dasar dan struktur bahan rotan ?

5.5. Apa saja pemanfaatan rotan ?Apa saja pemanfaatan rotan ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. ROTAN

Rotan adalah sekelompok  palma dari puak (tribus) Calameae yang

memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus.

Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah

 persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia.  Ke dalam puak ini

termasuk pula marga Salacca ( misalnya  salak ), Metroxylon (misalnya rumbia /

sagu) ,serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak

digolongkan sebagai tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas

 panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang,

keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora,

sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur.

Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan

mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di

alam bebas. Badak jawadiketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu

menunya.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia,

seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok

70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari  Malaysia, Filipina, Sri Lanka,

dan Bangladesh.  Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta

ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang

lebih suka memanen rotan daripada kayu.

Rotan termasuk jenis produk dari Hasil Hutan Non Kayu yang sudah lama

dikenal. Bahkan sudah banyak menghasilkan produk-produk olahan yang tidak

sedikit dalam memberikan sumbangan pendapatan kepada negara (devisa).

Didalam perdagangan dikenal nama-nama ini mendasar pada tempat atau

negara tujuan ekspor maupun bentuk/jenis rotan yang dipasarkan, seperti : bin

rattan, rattan, core peel, canes, dan lain-lain.

Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai

 bahan baku mebel,  misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki

 beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah

dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu

 bubuk "Pin Hole".

B. BENTUK DAN CIRI-CIRI ROTAN

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum yang ada di batang Rotan:

1. Bentuk batang Rotan umumnya memanjang dan bulat seperti silinder atau

segitiga, tetapi selalu bersifat aktinomorf. Batang Rotan bersifat

aktinomorf maksudnya adalah bahwa batang Rotan akan menjadi bagian

yang setangkup bila dibagi menjadi dua.

2. Batang tanaman Rotan dibagi menadi ruas-ruas yang setipa ruasnya

dibatasi oleh buku-buku. Di buku-buku tersebut itulah tempat melekatnya

 pelepah dan tangkai daun tanaman Rotan .

3. Batang tanaman Rotan selalu bersifat fototrop atau heliotrop, yaitu selalu

mengarah ke atas menuju sinar matahari.

4. Batang tanaman Rotan selalu bertambah panjang pada ujungnya.

C. JENIS-JENIS ROTAN

Jenis-jenis rotan di Indonesia ternyata amat banyak. Total jenis rotan yang

tumbuh di Indonesia mencapai sekitar 312 spesies. Kekayaan jenis rotan

Indonesia dapat dilihat juga dari ragam genus (marga) yang dimiliki Indonesia.

Dari total 13 genus tumbuhan rotan di seluruh dunia, 8 genus diantaranya tumbuh

di Indonesia.

Rotan merupakan tumbuhan dari famili Arecaceae (palem). Rotan

umumnya merambat, batangnya langsing dengan diameter antara 0,3-10 cm,

 beruas tapi tidak berongga, dan berduri. Duri ini berfungsi sebagai pertahanan diri

dan alat merambat. Dan rotan sendiri ternyata bukan hanya satu jenis, tetapi

mencapai ratusan spesies dengan 13 marga.

Klasifikasi tumbuhan

Di Indonesia terdapat 8 suku dengan jumlah jenisnya ± 306 jenis antara

lain :

1. Calamus

2. Daemonorops

3. Khorthalsia

4. Plectocomia

5. Ceratolobus

6. Plectocomiopsis

7. Myrialepis

8. Calopspatha

 Dengan penyebaran :

1. Kalimantan 137 jenis

2. Sumatra 91 jenis

3. Sulawesi 36 jenis

4. Jawa 19 jenis

5. Irian 48 jenis

6. Maluku 11 jenis

7. Timor 1 jenis

8. Sumbawa 1 jenis

Yang bernilai komersial

tinggi sebanyak 28 jenis

Berikut ini adalah daftar jenis rotan yang tumbuh di Indonesia. Dari 312

 jenis tersebut sebagian telah dimanfaatkan batangnya baik untuk diperjualbelikan

 bagi industri kerajinan, maupun hanya digunakan secara lokal. Inilah

 beberapa jenis rotan di Indonesia yang dilengkapi dengan nama umum, nama latin

tumbuhan, nama-nama dalam penyebutan lokal, maupun daerah sebarannya di

Indonesia.

1. Rotan Balubuk (Calamus burckianus Beccari); Disebut juga sebagai Howe

 balubuk (Sunda), rotan sepet, penjalin bakul (Jawa). Terdapat di Jawa.

2. Rotan Taman (Calamus caesius Blume); Disebut juga sebagai Sego (Aceh),

Segeu (Gayo), Sego (Sumatera). Tersebar di Kalimantan dan Sumatera.

3. Rotan Korod (Calamus heteroideus Blume); Disebut juga Rotan Lilin.

Tumbuh di Jawa.

4. Rotan Tohiti (Calamus inops Beccari); Disebut juga Sambutan (Sulawesi,

Maluku). Tersebar di Sulawesi dan Maluku.

5. Rotan Lilin (Calamus javensis Blume); Tersebar di Kalimantan dan

Sumatera.

6. Rotan Manau (Calamus manan Miquel); Tumbuh di Sumatera dan

Kalimantan.

7. Rotan Buyung (Calamus optimus Becc.); Disebut juga sebagai Buyung,

Selutup, Sega Bulu (Kalimantan).Daerah sebarannya meliputi Sulawesi,

Kalimantan, dan Sumatera.

8. Rotan Seuti (Calamus ornatus Blume); Disebut juga sebagai Howe seuti,

rotan kasur (Jawa Barat), rotan kesup (Bengkulu), rotan lambang (Sulawesi

Tengah), rotan buku dalam (Sulawesi Utara), minong atau munau

(Kalimantan). Daerah sebarannya antara lain Sumatera, Kalimantan, dan

Jawa.

9. Rotan Sigisi (Calamus orthostachyus Warburg ex Beccari); Disebut juga

Popini, Tersebar di Sulawesi.

10. Rotan Sanjat (Calamus paspalanthus Beccari); Disebut juga Rotan Marau

Tunggal. Daerah sebaran Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Palawan.

11. Rotan Inun (Calamus scabridulus Becc); Tersebar di Sumatera, Kalimantan,

dan Sulawesi.

12. Rotan Dandan (Calamus schistoacanthus Blume); Tersebar di Sumatera dan

Kalimantan.

13. Rotan Semambu (Calamus scipionum Loureiro); Daerah sebarannya antara

lain Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

14. Rotan Irit (Calamus trachycoleus Becc); Tumbuhan endemik Kalimantan.

15. Rotan Manau tikus (Calamus tumidus Furtado); Tumbuh di Sumatera.

16. Rotan Batang (Calamus zollingeri Beccari); Disebut juga sebagai Batang

 putih, umul (Sulawesi), rotan air, halawaku malibat (Maluku). Tumbuh di

Sulawesi dan Maluku.

17. Rotan Jernang Besar ( Daemonorops draco Blume); Disebut juga Jernang,

Beruang (Sumatera Selatan), Getik Badag (Jawa Barat), Getik Warak (Jawa

Tengah). Tersebar di Sumatera dan Semenanjung Malaysia.

18. Rotan Seel ( Daemonorops melanochaetes Blume); Disebut juga Penjalin

manis, dendek, rotan getah. Tersebar di Sumatera, Jawa, Malaysia, dan

Thailand.

19. Rotan Batang Susu ( Daemonorops robusta Warburg); Disebut juga Batang

susu (Sulawesi Utara), batang merah (Sulawesi Tengah), rotan bulu rusa

(Seram Ambon), noko (Sulawesi Tenggara). Tumbuh di Sulawesi dan

Maluku.

20. Rotan Getah ( Daemonorops rubra (Reinw. ex Blume) Mart.). Disebut juga

Rotan leules, rotan pelah, rotan selang, rotan teretes (Sunda), rotan penjalin

sepet, rotan penjalin ayam (Jawa), rotan getah (Sumatera). Tersebar di Jawa

dan Sumatera.

21. Rotan Udang ( Korthalsia echinometra Beccari); Disebut juga Rotan semut,

rotan dahan, rotan meiya, uwi hurang. Tersebar di Jawa, Sumatera, Bengkulu,

Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.

22. Rotan Kapuas ( Korthalsia ferox Beccari); Rotan endemik Kalimantan.

23. Rotan Dahanan ( Korthalsia flagellaris Miq); Tersebar di Sumatera,

Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.

24. Rotan Sampang ( Korthalsia junghuhnii Blume); Disebut juga Howe

sampang, owe menceng. Tersebar di Jawa dan Sumatera.

25. Rotan Cabang ( Korthalsia rigida Blume); Disebut juga sebagai Rotan dane

(Aceh), rotan cabang dan rotan simpang (Berau, Kalimantan Timur), rotan

marau (Sanggau, Kalimantan Barat). Tersebar di Jawa, Sumatera,

Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Palawan, dan Thailand.

26. Rotan Bubuai ( Plectocomia elongata Martius ex Blume); Hoe bubuai

(Sunda), menjalin warak (Jawa). Daerah sebarannya meliputi Jawa,

Sumatera, dan Kalimantan.

27. Rotan Langgane ( Plectocomia mulleri Blume); Disebut juga Rotan langgane

(Kalimantan Tengah); Rotan sadak, Sanggau (Kalimantan Barat), Berau

(Kalimantan Timur). Tersebar di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia.

28. Rotan Maldo Jormal ( Plectocomiopsis geminiflora (Griff.) Beccari); Wi

matar, rotan batu (Kalimantan), rotan gilang (Malaya), bungkulang, rotan

 buluh (Sumatera). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaysia,

dan Thailand Selatan.

29. Rotan Samare ( Plectocomiopsis mira J.Dransf.); Disebut juga Rotan marak,

Wi matar, Samare (Kalimantan). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan

Semenanjung Malaysia.

D. SIFAT DASAR DAN STRUKTUR BAHAN ROTAN

Pemanfaatan rotan sebagai komoditi perdagangan dunia juga diikuti oleh

 penelitian tentang sifat sifat dan kegunaan rotan oleh berbagai pihak seperti

lembaga penelitian, perguruan tinggi dan beberapa industri yang berkecimpung

langsung dalam pemanfaatan rotan. Penelitian rotan meliputi pengetahuan tentang

 botani, silvikultur, struktur anatomi, fisis mekanis, dan komponen kimia

1. Berat Rotan

Berat rotan tergantung tergantung banyaknya zat yang ada didalam batang

rotan (dinnding sel ) per satuan isi , zat infiltrasi dalam rotan dan basarnya

kandungan air dalam rotan.

2. Struktur Anatomi

Pembagian struktur anatomi rotan dikelompokan dalam dua ciri yaitu; ciri

umum dan ciri anatomi. Ciri umum ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan

secara makroskopis yang meliputi wrna batang, diameter batang tanpa pelepah,

 panjang ruas, kerapatan ikatan pembuluh ( KIP) dan tinggi buku. Penempatan ciri

umum berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran secara visual dan dengan

 bantuan lup. Penetapan KIP dilakukan melalui perhitungan jumlah pembuluh

dalam bidang 2 mm x 2 mm pada penampang lintang batang rotan dengan

menggunakan lup. Umumnya contoh uji berukuran panjang 5 cm dan diameter

tergantung diameter rotan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada bidang seluas

2 mm x 2 mm, masing-masing dibagian tepi., tengah , pusat rotan. Hasil

 pengukuran ketiga bagian sampel dijumlahkan kemudian ditetapkan banyaknya

ikatan pembuluh per mm² dengan rumus.

KIP = Pi + Te + Pu

12

3. Sifat Kimia

Komponen kimia rotan juga penting dalam menentukan kekuatan dan

keawetan rotan, Rachman (1996), melaporkan secara umum komposisi kimia

rotan terdiri dari holoselulosa (71%-76%), selulosa (39%-58%), lignin (18%-

27%), dan silika (0,54 5 -8%). Hasil peelitian terhadap kandugan beberapa jenis

rotan dapat dilihat pada table berikut :

 N

o

Jenis Rotan Holoselu

losa

%

Selul

osa

%

Ligni

n

%

Tani

n

%

Pati

% Nama

daerah

 Nama latin

1 Sampan

g

 K. Junghunii

 Miq

71,49 42,8

9

24,41 8,14 19,6

2

2 Bubuay  P. Elongata

 Becc

73,84 40,8

9

16,85 8,88 23,5

7

3 Seuti C. Ornatus Bl  72,69 39,1

9

13,35 8,56 21,8

2

4 Semamb

u

C. Scipionum

 Burr 

70,07 37,3

6

22,19 - 21,3

5

5 Tretes  D. Heteroides

 Bl 

72,49 41,7

2

21,99 - 21,1

5

6 Balubuk C. Burchianus

 Becc

73,34 42,3

5

24,03 - 20,8

5

7 Batang C. Zolineri

 Becc

73,78 41,0

9

24,21 - 20,6

1

8 Galaka C. Spp 74,38 44,1

9

21,45 - 19,4

0

9 Tohiti C. Inops Becc 74,42 43,2

8

21,34 - 18,5

7

10 Manau C. Manan

 Miq

71,45 39,0

5

22,22 - 18,5

0

Sumber: Rachman (1996), Jasni et al. (1997 dan 1998), Jasni dan Supriana

(1999)