Upload
al-isyad
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh
yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang
yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri
dari tulang –tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem
muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem
muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang
tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada
rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh
tulang-tulang kostae (iga).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ
muskuloskeletal?
3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ
muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ
muskuloskeletal.
3. Untuk mengetahui perbedaam pemeriksaan fisik pada
organ muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Organ Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk
tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan.
Komponen utama system musculoskeletal adalah
jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,
sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur
ini.
1. Tulang
a. Tulang Berdasarkan Jenisnya
1) Tulang Rawan (Kartilago)
2
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang
rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak
mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur,
bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat
pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk,
laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,
antara ruas-ruas tulang belakang.
Tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu ;1) Tulang Rawan Hialin
Matriks tulang rawan hialin berwarna
putih kebiruan, mengkilat, dan jernih.
Fungsinya adalah membantu pergerakan,
membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan
ini terdapat pada cakram epifisis, dan
ujung rusuk.
3
2) Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis tersusun dari
serabut kolagen dan bersifat elastis.
Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya
adalah memberikan fleksibelitas dan
menguatkan. Contohnya pada daun telinga,
epiglotis dan bronkiolus.
3) Tulang Rawan Fibrosa
Matriks pada jaringan ini sedikit dan
berwarna gelap, tetapi banyak mengandung
serabut kolagen yang membentuk suatu
berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya
adalah untuk memberikan kekuatan dan
melindungi jaringan yang lebih dalam.
4
4) Tulang Keras atau Tulang Sejati (Osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel
pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar
sel tulang keras banyak mengandung zat
kapur, sedikit zat perekat, bersifat
keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk
kalsium karbonat ( CaCO3 )dan kalsium
fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau
dibawa oleh darah. Dalam tulang keras
terdapat saluran havers yang didalamnya
terdapat pembuluh darah yang berfungsi
mengatur kehidupan sel tulang. Tulang
keras berfungsi untuk menyusun sistem
rangka.
Contoh tulang keras :
- tulang paha - tulang lengan- tulang betis- tulang selangka
b. Tulang Berdasakan Bentuknya
5
1) Tulang Pipa (Long Bone)
Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan
tengahnya berongga berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah merah. Tulang pipa
terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan
epifisis. Diafisis adalah bagian “badan”
tulang, sedangkan epifisis adalah bagian tepi
(epi) atau bagian “kepala” tulang. Di antara
epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian
yang disebut cakram epifisis. Cakram epifisis
lebih lambat proses penulangannya
dibandingkan dengan daerah diafisis.
Tulang pipa terdapat pada :
a) Tulang paha
b) Tulang lengan atas
c) Tulang jari tangan
2) Tulang Pipih (Flat Bone)
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar.
Tulang pipih terdiri atas dua lapisan
jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa
lapisan tulang seperti bunga karang (spons)
yang di dalamnya berisi sum-sum merah sebagai
6
tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-
tulang pipih berperan dalam melindungi organ
tubuh. Berfungsi sebagai tempat pembentukan
sel darah merah dan sel darah putih.
Tulang pipih
terdapat pada :
1) tulang belikat
2) tulang dada
3) tulang rusuk
3) Tulang
Pendek
(Short
Bone)
Bentuknya pendek dan bulat, berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih. Tulang pendek
diselubungi jaringan padat tipis. Tulang
pendek sebagian besar terbuat dari jaringan
tulang jarang karena diperlukan sifat yang
ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang
7
pendek mampu
mendukung
bagian tubuh.
Tulang
pendek
terdapat
pada:
1) ruas-ruas tulang belakang
2) tulang pergelangan tangan
3) tulang pergelangan kaki
c. Tulang Berdasarkan Strukturnya
1) Tulang Kompak
Memiliki matriks yg susunannya rapat.
tedapat sistem havers. Tulang kompak terdapt
pada tulang pipa.
2) Tulang Spons
8
Matriks berongga tersusun atas anyaman
trabeculae (semacam pecahan genting)
yangpipih dan mengandung serabut kolagen.
Ronggarongga yang ada pada tulang spons diisi
oleh jaringan.Tulang spons terdapat pada
tulang pipih.
2. Otot
Otot merupakan jaringan peka rangsang
(eksitabel) yang dapat dirangsang secara kimia,
listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi
potensial. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka,
otot jantung dan otot polos. Fungsi otot sebagai
berikut :
a. Penggerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat
otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian
organ internal tubuh.
b. Membentuk postur tubuh
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh
saat berada dalam posisi berdiri atau saat
duduk terhadap gaya gravitasi.
9
c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan
relaksasi
Kontraksi otot-otot secara metabolis
menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu
tubuh normal.
Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai
berikut :
a. Otot Punggung
Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang
berfungsi sebagai penahan goncangan.Terdapat
diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-
sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus
mengandung cairan yang mengalir kedalam dan
keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas
sehinggamemungkinkan punggung bergerak bebas.
Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk
semula jika tertekan diantara kedua vertebra.
b. Otot leher
1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah
kulit dan wajah. Otot ini menuju ketulang
selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik
sudut-sudut mulut ke bawahdan melebarkan
10
mulut seperti sewaktu mengekspresikan
perasaan sedih dantakut, juga untuk menarik
kulit leher ke atas.
2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada
permukaan lateralproc.Fungsinya memiringkan
kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral
(samping). fleksidan rotasi leher, sehingga
wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain;
kontraksikedua sisi menyebabkan fleksi leher.
3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari
splenius dan semispinalis kapitis.Fungsinya
adalah laterofleksi dan eksorositas kepala
dan leher ke sisi yang sama.
c. Otot bahu
1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini
membentuk lengkung bahu danberpangkal di
bagian lateral clavicula (ujung bahu),
scapula, dan tulang
2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula)
ini dimulai dari bagiandepan scapula, menuju
tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini
11
adalahmenengahkan dan memutar humerus (tulang
lengan atas) ke dalam.
3) Muskulus suprapinatus (otot atas scapula)
berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke
tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah
untuk mengangkat lengan.
4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula)
Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah
scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan.
Fungsinyamemutar lengan keluar.
5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat
besar) Otot ini berpangkal di sikubawah
scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya bisa memutarlengan ke dalam.
6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst
kecil) Otot ini berpangkal di sikusebelah
luar scapula dan menuju tulang pangkal
lengan. Fungsinya memutarlengan ke luar.
12
3. Sendi
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang
berfungsi sebagai penggerak hubungan antartulang.
Jadi, sendi adalah daerah tempat
dua tulang menyatu. Hubungan antartulang itu
selanjutnya disebut dengan artikulasi. Agar
artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi.
Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di
daerah sendi. Kartilago akan membesar lalu kedua
ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian
kedua ujung kartilago membentuk sel – sel tulang,
keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran
sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
a. Fungsi Sendi
1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang
lainnya.
2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat
digerakkan.
3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak
4) Klasifikasi Struktural Persendian
b. Klasifikasi persendian secara struktural
terbagi menjadi :
1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu
persendian yang tidak dapat digerakkan,
13
diimana letak tulang-tulangnya sangat
berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis
jaringan ikat fibrosa. Contohnya : sutura
diantara tulang-tulang tengkorak.
2) Persendian kartilago (sendi yang bergerak
sedikit), yaitu persendian yang tidak
memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini
terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan
oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang
iga.
3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak
bebas), yaitu persendian yang memiliki rongga
sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya.
Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan
panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-
tulang jari tangan dan kaki, pergelangan
tangan dan kaki.
c. Klasifikasi Fungsional Persendian
1) Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat
fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan
jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya
14
ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh :
sutura sagital dan parietal.
b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-
tulangnya dihubungkan dengan kartilago
hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara
antara epifisis dan diafisis pada tulang
panjang anak.
2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan
terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas
sebagai respon terhadap torsi dan kompresi.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya
dihubungkan dengan diskus kartilago, yang
menjadi bantalan sendi dan memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan. Contoh :
simpisis pubis.
b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang
yang berdekatan dihubungkan dengan serat-
serat jaringan ikat kolagen. Contoh :
ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti
radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c) Gomposis, adalah sendi dimana tulang
berbentuk kerucut masuk dengan pas dalan
kantong tulang, seperti pada gigi yang
tertanam pada tulang rahang.
15
3) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan
bebas) disebut juga sendi sinovial. Sendi ini
memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial.
d. Klasifikasi Persendian Sinovial
Klasifikasi persendian sinovial terdiri dari :
1) Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah
tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk
cangkir pada tulang kain. Contoh : sendi
panggul dan bahu.
2) Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang
yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf
tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan
kesatu arah. Contoh : sendi lutut dan siku.
3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut
yang masuk pas cekungan tulang kedua dan
dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang
atlas, persendian bagian kepala.
16
4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial,
yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut
kanan setiap tulang. Permukaan sendi
berbentuk konveks dan bersendi dengan
permukaan yang konkaf seperti sendi engsel
tapi bergerak dengan dua bidang dan empat
empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan
adduksi). Contoh : sendi antara tulang
radius dan tulang karpal.
5) Sendi pelana, permukaan tulang yang
berartikulasi berbentuk konkaf pada sisi
lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas
seperti dua pelana yang saling menyatu.
Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada
17
dalam tubuh adalah persendian antara tulang
karpal dan metakarpal pada ibu jari.
6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang
permukaan kedua tulang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan
tulang yang lainnya. Persendian semacam ini
disebut sendi nonaksia.
Misalnya : persendian intervertebrata, dan
persendian antara tulang-tulang karpal dan
tulang-tulang tarsal.
e. Pergerakan pada Sendi Sinovial
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot
rangka yang melekat pada tulang yang membentuk
artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang
hanya berfungsi sebagai pengungkit dan sendi sebagai
penumpu.
18
Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah :
1) Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara
dua tulang.
Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau
menekuk torso kearah samping.
a) Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak
kaki dipergelangan kearah depan (meninggalkan
daerah dorsal kaki).
b) Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan
telapak kaki pada pergelangan kaki
2) Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut
antara dua tulang.
3) Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi
garis tengah tubuh, seperti gerakan abduksi jari
tangan dan jari kaki.
4) Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali
keaksis utama tubuh (kebalikan dari gerakan
abduksi).
5) Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar
disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa
mengalami dislokasi lateral, seperti saat
menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.
a) Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah
dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kebelakang.
19
b) Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah,
yang mengakibatkan telapak tangan menghadap
kedepan.
6) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan
angular dan berputar untuk membuat suatu ruang
berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan
berbentuk putaran.
7) Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki
yang memungkinkan telapak kaki menghadap kedalam
atau kearah medial.
8) Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki
yang memungkinkan telapak kaki menghadap kearah
luar.
9) Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti
saat menonjolkan rahang bawah kedepan atau
memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan
dada.
10) Retraksi, adalah gerakan menarik bagian
tubuh kearah belakang, seperti saat meretraksi
mandibula.
11) Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah
superior, seperti saat mengatupkan mulut.
12) Depresi, adalah menggerakan suatu struktur
kearah inferior, seperti saat membuka mulut.
20
B. Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal
Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan bagi
pemeriksaan system musculoskeletal.
Tujuan pemeriksaan musculoskeletal oleh ahli
penyakit dalam adalah sebagai pemeriksaan penyaring
untuk mengetahui adanya gangguan fungsional pada
system musculoskeletal. Pemeriksaan ini seharusnya
hanya memakan waktu beberapa menit dan harus menjadi
bagian pemeriksaan rutin semua pasien. Jika
menemukan keainan atau pasien mempunyai gejala
spesifik yang berkaitan dengan sendi tertentu,
pemeriksaan yang lebih rinci di daerah itu perlu
dilakukan. Uraian lengkap mengenai pemeriksaan tiap
sendi diberikan setelah pembahasan mengenai
pemeriksaan penyaring.
1. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring harus memberikan perhatian
khusus kepada hal-hal berikut:
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Rentang gerak pasif dan aktif
d. Kekuatan otot
e. Fungsi terpadu
1) Prinsip umum
21
Selama inspeksi, setiap asimetri harus
dicatat. Nodulus, pelayuan, massa, atau
deformitas dapat menjadi penyebab tidak
adanya kesimetrisan. Apakah ada tanda –
tanda peradangan? Bengkak, hangat,
kemerahan, atau nyeri tekan mengarah kepada
peradangan. Untuk menentukan perbedaan suhu,
pakailah punggung tangan anda untuk
membandingkan satu sisi dengan sisi yang
lainnya.
Palpasi mungkin memperhatikan daerah nyeri
tekan atau diskontinuitas suatu tulang.
Apakah ada krepitasi? Krepitasi adalah
sensasi berderak yang teraba dan sering
ditemukan pada tulang rawan sendi yang
menjadi kasar.
Penilaian rentang gerak sendi tertentu
dilakukan setelah itu. Anda harus menyadari
sendi yang meradang atau arthritis mungkin
nyeri. Gerakkan sendi ini dengan perlahan-
lahan. Fungsi otot dan fungsi terpadu
biasanya diperiksa selama pemeriksaan
neurologi, dan topic ini dibicarakan dalam
bab berikutnya.
2. Pengkajian Sistem Otot
22
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan
kemampuan merubah posisi, kekuatan otot dan
koordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-
masing otot. Kelemahan otot menunjukkan
polineuropati, gangguan elektrolit (kalsium dan
kalium), miastenia grafis, poliomyelitis,
distrofi otot. Dengan palpasi otot saat
ekstremitas relaks digerakkan secara pasif akan
terasa tonus otot. Mengkaji kekuatan otot
dilakukan dengan palpasi otot dan ekstremitas
yang digerakkan secara pasif dan rasakan tonus
otot. Ukuran kekuatan otot dengan gradasi dan
metode berikut :
Skal
a.Reeves (2001)
Priharjo R.
(1996), Berger,
dan Williams
(1999)0 Tidak
ada
Tidak terdapat
kontraktilitas
0 % Paralisis total
1 Sedik
it.
Ada bukti
sedikit
kontraktilitas
tanpa adanya
gerakan sendi
10 % Tidak ada
gerakan,
teraba/terlihat
adanya kontraksi
otot2 Buruk
.
ROM (rentang
gerak) komplit
25 % Gerakan otot
penuh menentang
23
dengan batasan
gravitasi
gravitasi, dengan
sokongan3 Sedan
g.
ROM komplit
terhadap
gravitasi
50 % Gerakan normal
menentang
gravitasi4 Baik. ROM komplit
terhadap
gravitasi dengan
beberapa
resisten
75 % Gerakan normal
penuh menentang
gravitasi dengan
sedikit
penahanan.5 Norma
l.
ROM yang komplit
terhadap
gravitasi dengan
resisten penuh
100
%
Gerakan normal
penuh, menentang
gravitasi dengan
penahanan penuh
24
3. Pemeriksaan Berjalan
Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri
dari inspeksi gaya gaya berjalan sikap tubuh.
Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan hanya
mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan
dengan kaki telanjang untuk menentukan kelainan
gaya berjalan. Mintalah pasien untuk berjalan
menjauhi anada, kemudian mendekati anda dengan
berjalan di ujung jari kaki, menjauhi anda dengan
berjalan diatas tumit, dan akhirnya kembali
kepada anda dengan gaya berjalan dua – dua
(tandem). Jika ada kesulitan dalam gaya berjalan,
harus dilakukan perubahan dalam tindakan
pemeriksaan ini.
4. Pemeriksaan Tulang Belakang
Kurvatura normal tulang belakang konveks pada
bagian dada dan konkaf pada sepanjang leher dan
pinggang. Deformitas tulang belakang yang sering
terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura
lateral tulang belakang), kifosis (kenaikan
kurvatura lateral tulang belakang bagian dada),
lordosis ( membebek, kurvatura tulang belakang
bagian pinggang yang berlebihan). Kifosis terjadi
25
pada pasien osteoporosis pada pasien
neuromuscular.
Skoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak
diketahui penyebabnya) atau akibat kerusakan otot
paraspinal misalnya pada poliomyelitis. Lordosis
dijumpai pada penderita kehamilan karena
menyesuaikan postur tubuhnya akibat perubahan
pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan
memeriksa kurvatura tulang belakang dan
kesimetrisan batang tubuh dari pandangan
anterior, posterior dan lateral. Dengan cara
berdiri di belakang pasien, dan memperhatikan
perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan
bokong normalnya simetris. Simetri bahu dan
pinggul serta kelurusan tulang belakang diperiksa
dengan pasien berdiri tegak, dan membungkuk ke
depan (fleksi). Skoliosis ditandai dengan
abnormal kurvatura lateral tulang belakang, bahu
yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetri dan scapula yang yang menonjol, akan
lebih jelas dengan uji membungkuk kedepan. Lansia
akan mengalami kehilangan tinggi badan karena
hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.
26
5. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular
Pasien dengan gangguan sendi temporomandibular
(TMJ) mungkin mengeluh nyeri rahang unilateral
atau bilateral. Nyeri memburuk dipagi hari dan
setelah makan. Pasien mungkin mengeluh “bunyi
klik’ pada rahangnya.
Untuk memeriksa sendi, letakkan jari
telunjuknya didepan tragus dan menyuruh pasien
untuk membuka dan menutup mulutnya dengan
perlahan.
6. Pemeriksaan Bahu
Inspeksi bahi untuk melihat adanya defrmitas,
pelayuan, atau asimetri. Bahu harus dipalpasi
untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat.
Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rtasi
eksternal dan internal, dan fleksi diperiksa dan
dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalau
ada nyeri.
7. Pemeriksaan Siku
27
Palpasi siku untuk mengetahui adanya
pembengkakan, massa, nyeri tekan atau nodulus.
Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus
difleksikan 900 dan diletakan diatas meja. Tennis
elbow, yang dikenal sebagai epikondilitis lateral,
merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan
ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus
lateral humerus.
8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan
Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu
jari dan jari telunjuk, dengan memperhatikan
adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.
Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel
syndrome, ketukan tajam atau tekanan langsung
diatas nervus medianus dapat menyebabkan
timbulnya parestesi seperti pada carpal tunnel
syndrome. Tanda ini disebut tanda Tinel.
9. Pemeriksaan Tangan
Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan
setiap pembengkokan, kemerahan, nyeri tekan.
10. Pemeriksaan Pinggul
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri
dan berbaring telentang.
28
Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah
diuraikan diatas. Pasien diminta untuk berdiri di
atas tungkai yang baik, maka akan memperlihatkan
pelvis pada sisi yang berlawanan terangkat naik,
dan jika buruk maka pelvis sisi yang berlawanan
akan turun.
11. Pemeriksaan Lutut
Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam
posisi berdiri dan berbaring telentang.
Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas
varus atau valgus. Apakah ada pembengkakan lutut?
Tanda dini pembengkakan sendi lutut adalah
hilangnya cekungan ringan pada sisi lateral
patella.
Pasien kemudian diminta berbaring telentang,
patella dipalpasi dengan posisi ekstensi untuk
melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke
kvndilus femoralis, mungkin akan timbul nyeri.
Pemeriksaan efusi sendi lutut dilakukan dengan
menekan cairan tadi keluar dari kantng suprapatela
kebawah dan dibelakang patella.
29
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk
tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan.
Komponen utama system musculoskeletal adalah
jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,
sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur
ini.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Swartz, Mark II. 1995. Buku ajar diagnostic fisik.
Jakarta : EGC.
2. Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep
klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC
3. Syaifuddin , 2011. Anatomi & Fisiologi : kurikulum
berbasis kopetensi untuk keperawatan dan kebidanan
edisi 4. EGC, Jakarta.
31