Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Socfindo adalah salah satu pabrik kelapa sawit
yang bergerak dalam pengolahan kelapa sawit dari produksi
tandan buah segar sampai proses akhir yaitu minyak goreng
yang dapat langsung digunakan..
PT. Socfindo perkebunan Tanah Gambus terbagi menjadi 3
pabrik, yaitu :
1. Palm Oil Mill (POM)
2. Fractionation and Refinery Factory (FRF)
3. Palm Kernel Oil Factory (PKOF)
1
PT. Socfin Indonesia perkebunan tanah gambus
menghasilkan kelapa sawit dan pengolahannya menjadi
minyak sawit ( Crude Plam Oil / CPO), Refined Bleached
Deodorized Olein (RBD-OL), Refined Bleached Deodorized
Stearin (RBD-ST), dan Palmitic Fatty Acid Distillated
(PFAD) serta minyak inti sawit ( CPKO).
Pabrik FRF terbagi dalam 3 bagian proses :
1. Pretreatment (section 500 – 600)
2. Rafination (section 800)
3. Fraksination (Section 1000 )
Dalam proses pretreatment terdapat proses filtrasi
(penyaringan) yang salah satunya terdapat pada tangki
niagara filter dimana pada tangki niagara filter akan
terjadi pemisahan antara CPO dengan Spent earth. Spent earth
adalah bleaching earth yang telah mengikat gum, logam berat
dan karoten. Tangki niagara filter dinamakan juga tangki
hermetic leaf filter, karena terdiri atas 13 buah leaf filter (± 100
mesh) yang tersusun secara tegak, dimana ukuran yang
2
kecil berada di sebelah pinggir dan yang besar berada di
tengah.
Minyak mengalir melalui celah leaf filter yang
disusun secara seri dan turun ke bawah tangki terkumpul
pada pipa kolektor minyak dalam bentuk BPO. Sementara
spent earth akan melekat di permukaan leaf filter. Dalam
penyaringan awal BPO ini berwarna keruh, sehingga harus
disirkulasikan dulu ke tangki vacum bleacher untuk
pengurangan kadar air. BPO yang sudah terlihat jernih
yang terbentuk ditransfer ke balance tank.
Proses pembersihan atau pembuangan spent earth ini
disebut dengan istilah blowing. Jika leaf filter sudah
penuh dengan spent earth, ditandai dengan naiknya tekanan di
tangki (> 3-4 kg/cm2) atau timbulnya gelembung udara di
sight glass. Biasanya jika sudah bekerja selama ± 4 jam,
maka tanda ini akan muncul. Sehingga setiap 4 jam sekali
akan dilakukan pembersihan leaf yang dinamakan blowing.
3
Pada saat blowing, minyak dialihkan pada niagara
filter lainnya yang dalam keadaan stand by. Blowing
dilakukan dengan menggunakan tekanan steam
± 2kg/cm2 selama 30 menit. Spent earth yang telah kering dan
terlepas dari minyak kemudian dibuang pada tempat
pembuangan khusus (clay spent holder).
Pada saat stand by pembersihan leaf filter harus
dilakukan dengan benar agar kerak dan lumpur yang melekat
pada leaf filter tidak menumpuk untuk penyaringan
berikutnya. leaf filter dipindahkan ke bak pencuci dan dicuci
dengan menggunakan larutan caustic soda dengan
konsentrasi tertentu.
Untuk proses ini bahan utama yang digunakan adalah
caustic soda karena merupakan senyawa dasar yang dapat
menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada leaf
filter dan sebagai pencuci yang baik. Larutan cautic soda
4
ini pada umumnya relatif stabil, memiliki sedikit buih,
mudah diperoleh dan relatif murah sehingga larutan ini
sering digunakan dalam berbagai industri.
Berdasarkan uraian diatas, perlu kiranya diketahui
pengaruh dan bagaimana proses pencucian tersebut dengan
menggunakan larutan caustic soda untuk mencapai tingkat
kebersihan leaf filter yang diinginkan serta jumlah
maksimum konsentrasi larutan caustic soda yang dipakai
untuk mendapatkan hasil dari kebersihan leaf filter yang
baik.
Atas dasar inilah, penulis berminat membahas dan
mengambil judul karya akhir mengenai :
“PENGARUH KONSENTRASI CAUSTIC SODA (NaOH) PADA
PENCUCIAN LEAF FILTER PADA TANGKI NIAGARA FILTER
TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN LEAF FILTER
DI PT. SOCFINDO TANAH GAMBUS”.
5
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud Penulis melakukan kerja praktek di PT.
Socfindo Tanah Gambus unit Medan adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana proses pencucian
leaf filter dengan menggunakan caustic soda
(NaOH).
b. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja mesin
pencucian leaf filter yang terdapat di PT.
Socfindo Tanah Gambus unit Medan.
2. Tujuan
Adapun tujuan Penulisan Praktek Kerja Lapangan di PT.
Socfindo Tanah Gambus unit Medan adalah :
a. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
konsentrasi caustic soda (NaOH) terhadap
pencucian leaf filter.
6
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kebersihan pada pencucian
leaf filter.
C. Kegunaan dan Manfaat
1. Kegunaan
Dapat memberikan pengetahuan tentang tingkat
kebersihan leaf filter apabila dicuci dengan
menggunakan caustic soda (NaOH) dengan konsentrasi
yang berbeda-beda.
2. Manfaat
7
Adapun manfaat penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Socfindo Tanah Gambus unit Medan
adalah :
a. Dapat memberikan pengetahuan fungsi dan proses
leaf filter.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi almamater dan
rekan-rekan mahasiswa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Pretreatment
Secara umum, pengolahan minyak CPO kelapa sawit
melewati beberapa proses yang harus dilalui guna
memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar yang
ada. Section 500/600 adalah unit pengolahan pretreatment atau
pengolahan pemucatan warna minyak (pengurangan karoten)
dan penghilangan gum (lendir). Proses ini berlangsung
dengan bantuan tanah pemucat (bleaching Earth) dan bahan
kimia asam pospat (H3PO4).
Pada tahap ini, CPO (Crude Palm Oil) hasil dari POM
(Palm Oil Milling) diolah menjadi BPO (Bleached Palm Oil). Asam
pospat yang digunakan berfungsi untuk menghilangkan
lendir (gum) dengan kadar 0.02% - 0.03% dari kapasitas
pengolahan. H3PO4 mengikat senyawa phospolipid yaitu
lesitin yang mengandung gum yang terdapat pada CPO.
9
Bleaching earth dilakukan untuk menghilangkan warna dari
karoten pada minyak sampai pada batas standard.
B. Niagara Filter
Niagara filter berfungsi untuk memisahkan CPO dengan
spent earth. Spent earth adalah bleaching earth yang telah
mengikat gum, logam berat dan karoten. Tangki niagara
filter dinamakan juga tangki hermetic leaf filter, karena
terdiri atas 13 buah leaf filter (± 100 mesh) yang tersusun
secara tegak, dimana ukuran yang kecil berada di sebelah
pinggir dan yang besar berada di tengah dengan temperatur
niagara filter dijaga pada 80 – 120 oC untuk proses
filtrasi yang baik.
10
Gambar 1. Membran leaf filter
Minyak mengalir melalui celah leaf filter dan turun ke
bawah tangki terkumpul pada pipa kolektor minyak dalam
bentuk BPO. Sementara spent earth akan melekat di permukaan
leaf filter. Dalam penyaringan awal BPO ini agak terlihat
keruh, sehingga harus disirkulasikan dulu ke tangki vacum
bleacher untuk pengurangan kadar air. BPO yang sudah
terlihat jernih yang terbentuk ditransfer ke tangki
balance tank.
Proses pembersihan atau pembuangan spent earth ini
disebut dengan istilah blowing. Jika leaf filter sudah
tumpat, ditandai dengan naiknya tekanan di tangki (>
11
3-4 kg/cm2) atau timbulnya gelembung udara di sight glass.
Biasanya jika sudah bekerja selama ± 4 jam, maka tanda-
tanda ini akan muncul. Sehingga setiap 4 jam sekali akan
dilakukan pembersihan leaf yang dinamakan blowing.
Pada saat blowing, minyak dipindahkan pada niagara
filter lainnya yang dalam keadaan stand by. Blowing
dilakukan dengan menggunakan tekanan steam ± 2kg/cm2
selama 30 menit. Spent earth yang telah kering dan terlepas
dari minyak kemudian dibuang pada tempat pembuangan
khusus (clay spent holder). Adanya spent earth mencemari
deodorizer, mengurangi stabilitas oksidasi dari produk
minyak dan berlaku sebagai katalis untuk aktifitas
dimerizaition dan polimerisasi. Karena itu, beberapa
koreksi dapat diambil secepatnya (young,1987).
C. Caustic Soda (NaOH) dan Sifat-Sifatnya
Natrium hidroksida (NaOH) adalah zat padat yang
berbentuk kristal yang berwarna putih, mempunyai titik
12
lebur 318 C, panas laten 40 cal/gram, density 1,6
gram/liter dan larut dalam air dengan mengeluarkan panas.
Natrium hidroksida ini apabila dilarutkan dalam air akan
terionisasi atau terpecah menjadi ion, hal ini terjadi
karena natrium hidroksida adalah bersifat basa. Larutan
ini terdiri dari tiga atom masing-masing satu atom Na, O
dan H. Dimana dalam ini O dan H tetap bersatu oleh karena
itu apabila NaOH menjadi ion, ia akan terpecah menjadi
ion Na + dan ion OH- yang disebut hidroksil dan terdiri
dari atom Oksigen dan atom hidrogen.
Ion hidroksil mempunyai satu muatan negatif yang
diemban oleh kedua atom itu sebagai satu unit ionisasi,
NaOH ini dapat dituliskan dalam persamaan reaksi :
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)
Oleh karena itu, kekhasan semua basa ialah bahwa air
larutanya mengandung ion hidroksil. NaOH yang mempunyai
berat jenis 1,6 gram/liter, titik lebur 318 C dan berat
13
molekul 40 apabila terkena kulit rasanya licin, dapat
merubah lakmus merah menjadi lakmus biru dan termasuk
elektrolit kuat.
Larutan NaOH adalah seperti lendir yang bersifat
hidroskopis, misalnya tangan kita terkena NaOH maka
tangan akan berkerut atau apabila NaOH dalam konsentrasi
tinggi, (pekat) terkena kulit akan menyebabkan hangus
menghitam. Kristal NaOH bila terkena kayu, maka akan
menjadi hitam, hal ini disebabkan karena molekul air
ditarik dari kayu.
Keperluan terhadap NaOH ini akan meningkat dalam
proses penyulingan minyak tanah, pengolahan dan pembuatan
tekstil, pembersih (pencuci) membran niagara filter dan
pengolahan gliserin serta pengolahan bahan-bahan kimia.
Namun demikian pemakaian NaOH sekarang ini paling banyak
adalah didalam pengolahan rayon. Kristal NaOH ini
dipasaran disebut dengan soda api, hal ini dapat dibeli
14
ditoko-toko. Haruslah berhati-hati bila bekerja dengan
NaOH.
Bentuk NaOH yang dijual, dipasaran ada 3 macam,
kristalnya ada yang berbentuk batang-batang dan ada yang
berbentuk tablet dan berbentuk cair. Permintaan dalam
perdagangan terhadap NaOH ini dihubungkan dengan 2 metoda
produksi, metoda yang paling lama tetapi masih merupakan
metoda yang masih memberikan setengah dari suplay jumlah
dibutuhkan, yang meliputi reaksi natrium karbonat dengan
kalsium hidroksida.
Na2CO3 (l) + Ca(OH)2 (aq) 2NaOH (aq)
+ CaCO3 (s)
Proses diatas disebut proses non elektrolisa lime
soda dengan penambahan air kapur. Dari proses non
elektrolisa ini maka konsentrasi NaOH 12%. Oleh karena
itu perlu dilakukan dengan jalan penguapan atau evaporasi
dengan tipe multi efek evaporator diperoleh konsentrasi
yang lebih pekat, yakni lebih kurang 50%.
15
Tetapi akhir-akhir ini persediaan NaOH diperoleh
secara elektrolisa dari NaCl, reaksinya adalah sebagai
berikut :
2NaCl (aq) + 2H2O (aq) 2NaOH (aq) +
H2 (g) + Cl2 (g)
Elektrolisa untuk memperoleh NaOH dilakukan dengan 2
macam yakni :
1. Elektrolisa dengan sel diafragma
2. Elektrolisa dengan sel merkuri
Diantara dua jenis sel diatas, maka paling murni
untuk menghasilkan NaOH adalah sel merkuri dimana NaOH
yang dihasilkan lebih besar dari 50%, tetapi dengan
menggunakan sel merkuri memakan biaya yang cukup besar
dimana harga merkuri yang digunakan cukup mahal dan
menggunakan arus listrik yang cukup tinggi, apabila
digunakan maka akan dapat terjadi hubungan singkat antara
katoda dan anoda sehingga dapat mengakibatkan ledakan.
16
Pada elektrolisa dengan sel diafragma, reaksinya
berlangsung bila ruangan katoda terpisah dengan suatu
selaput diafragma atau pemisah dari ruang anoda. Apabila
ruangan ini tidak terpisah maka gas khlor pada anoda akan
bereaksi dengan NaOH pada katoda. Reaksinya adalah
sebagai berikut :
4NaOH (aq) + 2Cl2 (g) 2NaCl (aq) +
NaClO (aq) + 2H2O(aq)
D. Senyawa Kimia Dalam Pencucian Leaf Filter
Senyawa kimia yang umum digunakan dalam proses
pencucian Leaf Filter adalah caustic soda, karena
merupakan senyawa dasar yang dapat menghilangkan kotoran
dan bau asing yang melekat pada leaf filter dan sebagai
pencuci yang baik. Larutan caustic soda ini relatif
stabil dan pada proses pencucian larutan caustic soda
haruslah mengandung alkali, larutan pembasah (weeting
17
agents), larutan penghilang buih (defoaming agents), pencegah
korosi dan bakterisida. Karena pada larutan tersebut
dapat meningkatkan tingkat kebersihan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam pencucian leaf filter.
Caustic soda dapat memberikan tindakan sebuah aksi
pembersih dalam pencucian leaf filter pada tangki
niagara filter kotor dengan jalan sebagai berikut :
1. Mengemulsi dan saponifikasi lemak
2. Protolisa dan hidrolisa protein
3. Melarutkan karbohidrat
4. Menghancurkan benda-benda yang sukar larut.
Pada beberapa reaksi ini alkalinitas caustic soda
dibutuhkan. Sodium carbonat (soda ash) adalah zat kimia
lain yang biasa digunakan sebagai sumber alkalinitas. Itu
terkadang ditambahkan untuk melunakkan hasil formulasi
untuk menimbulkan sifat-sifat physical dari caustic soda,
contohnya untuk mencegah pengkerakkan dan untuk membuat
18
produk lebih bebas mengalir, atau untuk memungkinkan
penambahan dari komponen-komponen lain seperti cairan-
cairan yang dapat mengabsorbsi sehingga kontak caustic
soda dapat diminimalkan.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan padatan
kristal adalah sifat pelarut, temperatur dan adanya ion-
ion lain didalam larutan.
1. Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air dari
pada garam pelarut anorganik. Air mempunyai momen dwi
kutub basar dan tertarik ke kedua kutub kation dan
anion untuk membentuk ion H3O+ (hydrogen trioksida).
Ion didalam sebuah kristal mempunyai tarikan demikian
besar untuk pelarut organik dan karenanya kelarutan
biasa lebih kecil daripada dalam air.
19
2. Temperatur
Kebanyakan garam anorganik bertambah kelarutannya
apabila temperatur dinaikan. Hal ini menguntungkan
para titrasi pengendapan, dan pencucian dengan larutan
air panas, dimana zat pengotor akan lebih mudah larut.
Proses pencucian akan berjalan lambat dan tidak
efisien jika pada temperatur rendah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi efisiensi pencucian yaitu:
- Kandungan caustic soda
- Temperatur yang digunakan pada setiap perlakuan.
- Kandungan Khlor pada perendaman air hangat.
- Tekanan air
3. Pengaruh Air
PT. Socfindo Tanah Gambus unit Medan menggunakan air ;
20
1.Alkalinitas dibawah 85 ppm
2.Kesadahan (hardness) dibawah 100 ppm
Ad. 1 Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan
tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan.
Sama halnya dengan buffer, alkaliniti merupakan
pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti
adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan
hingga merupakan suatu analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi. Alkaliniti
dinyatakan didalam mek/L (cara kimiawi dan tepat)
atau meg CaCO3/L (cara kuno, tetapi masih terpakai
di Amerika Serikat).
Ad. 2 Air sadah adalah air yang mengandung ion-ion Ca2+
dan Mg2+, juga oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang
bermuatan dua. Air yang kesadahannya tinggi
biasanya terdapat pada air tanah didaerah yang
bersifat kapur, yang mengandung Ca2+ dan Mg2+. Air
sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi,
21
karena adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan
dengan molekul sabun menyebabkan sifat larutan
sabun hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32+
(salah satu ion alaklinitas) mengakibatkan
terbentuknya kerak pada dinding pipa yang
disebabkan oleh endapan ion kalsium karbonat
(CaCO3). Kerak ini akan mengurangi penampang basah
pipa dan menyulitkan pemanasan air dalam ketel.
4.Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemak tergantung pada pH
larutan. Beberapa contoh ialah oksalat sulfida,
hidroksida, karbon dan fosfat. Ion hidrogen bereaksi
dengan anion garam membentuk asam lemak, dengan
demikian meningkatkan kelarutan garam.
Sumber R.A Day, Jr dan A L. Underwood (1997)
F. Sistem Perendaman
22
Pengotor leaf filter biasanya mengandung suatu
campuran bleaching yang tidak larut bersama minyak, debu
dan tumbuhan sejenis mikroba atau jamur, maka sebelum
dilakukan perendaman, membran terlebih dahulu dicuci
dengan manual cleaning, yang dicuci bagian luar dan atas
membran. Membran digosok dengan busa atau spons yang agak
kasar dan direndam didalam bak yang berukuran 500 liter
dengan menggunakan caustic soda 4 % dan temperatur 85 C
dalam waktu 10 menit. Ini berfungsi untuk meregangkan
kotoran dan sisa bleaching yang tercampur yang melekat pada
leaf filter
G. Desinfektan Air
Hampir disetiap air terutama dalam tanah pada
tumbuhan-tumbuhan, kulit manusia dan hewan serta dalam
sistem pencernaan manusia dan hewan berdarah panas,
terdapat bakteri-bakteri yang jenisnya tertentu. Sebagian
besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi
23
manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia seperti bakteri pencernaan dan ada pula yang
memiliki peranan yang penting dalam lingkungan hidup
kita. Bakteri-bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia atau yang dapat membahayakan kesehatan umum,
misalnya Salmonella Typhosa, Shigella dysenteriae dan
vibrio comma.
Selain dari pada itu E. Coli dan Coliform dianjurkan
untuk tes mikrobiologi. Secara teoritis semua air yang
dipergunakan untuk pembilasan hendaknya harus terhindar
dari kemungkinan terkontaminasi dengan bakteri terutama
yang bersifat patogen. Disamping bakteri, air juga
mengandung mikroorganisme yang lain yaitu ganggang dan
jamur.
Sifat-sifat kualitas air yang baik untuk digunakan
yaitu :
24
Bebas dari mikro organisme
Tidak berwarna dan jernih
Tidak berbau dan tidak berasa
Tidak mengandung toxic (racun)
Kombinasi dari caustic, suhu yang tinggi dan waktu
berhubungan untuk menghasilkan efek bakterisida dibagian
larutan caustic soda pada bak pencucian leaf filter.
Sebenarnya bakteri dapat mudah berkembang dalam
pembilasan air panas pada suhu 40-50 C, dan jika
persediaan air dicurigai mengandung bakteri maka
penambahan desinfektan yang sesuai diperlukan untuk
mencegah hal ini. Sterilisasi biasanya sempurna dengan
uap suhu tinggi dengan larutan desinfektan diinjeksikan
kedalam bagian pencucian. Syarat air yang baik digunakan
untuk menjamin pembasmian kuman dalam air :
Harus jernih
Mengadung sedikit zat-zat organik maupun jasad-jasad
renik hidup lainnya.
25
BAB III
PERMASALAHAN POKOK
A. Gambaran Masalah
PT. Socfindo Tanah Gambus Unit Medan merupakan salah
satu perusahan kelapa sawit yang bergerak dalam bidang
produksi minyak setengah jadi dan minyak jadi. Leaf
filter yang terbuat dari alumunium sangat cocok untuk
pembuatan filtrasi CPO dan spent earth, dimana alumunium
lebih ringan dan lebih tahan dari korosi (perkaratan).
Jika menggunakan logam yang lain misalnya besi, akan
26
mudah berkarat sehingga produk yang dipasarkan menjadi
rusak. Selain itu juga untuk mengantisipasi agar
mikrobiologinya tidak dapat berkembang biak (hidup) saat
korosi pada minyak jika memakai logam lain.
Leaf filter yang digunakan sebagai filtrasi haruslah
dalam keadaan baik dan steril. Kebersihan paling utama
dalam menjaga kualitas produk, karena minyak ini
merupakan produk yang melekat pada makanan. Leaf filter
yang akan dipakai terlebih dahulu diproses untuk
menghilangkan segala kotoran yang melekat.
Pada proses pencucian leaf filter membutuhkan suatu
larutan kimia yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran.
Biasanya kotoran itu akan terlarut oleh larutan yang
dipakai sebagai pencuci. Larutan tersebut adalah caustic
soda yang mana akan terpecah menjadi ion dan mengurangi
kotoran-kotoran yang melekat didalam leaf filter. Zat
pengotor yang terdapat pada leaf filter adalah spent
earth yaitu bleaching earth yang telah mengikat gum, logam
27
berat dan karoten, debu dan mikroorganisme. Dalam hal ini
konsentrasi yang dibutuhkan dalam pencucian dengan
memakai caustic soda sangat berpengaruh untuk mendapat
hasil pencucian dan kebersihan yang maximal. Disamping
itu temperatur, waktu tekanan yang dibutuhkan untuk
penambahan caustic soda sangat mendukung dalam proses
pencucian tersebut.
28
B. Perumusan Masalah
Jika di tinjau dari gambaran proses pencucian leaf
filter, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana pengaruh larutan caustic soda dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap tingkat
kebersihan leaf filter (bersih dan bebas kuman).
2. Berapakah konsentrasi yang tepat untuk mendapatkan
tingkat kebersihan yang baik.
29
BAB IV
MATERI DAN METODA
A. Materi
1.Peralatan
a. Alat-alat yang digunakan dalam pencucian leaf
filter
Membran
Bak berukuran 500 liter
30
Termometer
Washer membran
Stop watch
Neraca analitik
Spons (busa)
Heater (pemanas)
Sarung Tangan
b. Alat-alat yang digunakan dalam pengecek
(pemeriksaan) kebersihan leaf filter :
Pipet Tetes
Gelas Ukur
Erlemeyer
Sendok / Spatula
c. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan
indikator phenophetalein
Beaker glass 200 ml
Gelas Ukur
31
Neraca analitik
Sendok Spatula
d. Bahan-bahan yang digunakan :
Treated Water
Caustic Soda
Alkohol 86%
Bubuk Indikotor Phenolphetalein.
32
B. Metode Kerja
1.Tahapan Kerja
Sesuai dengan judul Karya Akhir ini, maka metode
kerja yang dilakukan untuk mendapatkan pemecahan
masalah adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari buku-buku pustaka yang berhubungan
dengan proses pencucian membran dan larutan
pencucian leaf filter.
b. Melakukan orientasi kelapangan bersama-sama
dengan petugas lapangan (pembimbing) di proses-
proses pencucian leaf filter pada mesin pencuci.
c. Melakukan pengamatan terhadap urutan proses
operasi pada proses pencucian leaf filter dan
peristiwa yang terjadi serta teori-teori yang
berkaitan dengan judul Karya Akhir tersebut.
d. Mempelajari fungsi peralatan yang dipakai pada
proses pencucia leaf filter.
33
e. Menyusun metode pengambilan data dan
keterangan-keterangan tentang proses pencucian
leaf filter.
f. Mengamati dan mencatat data-data pada variabel
operasi yang berhubungan dengan yang akan dibahas
antara lain :
1) Konsentrasi larutan Caustic Soda (NaOH)
2) Tingkat kebersihan leaf filter setelah
pencucian melalui pengecekan indikator
phenolphetalein.
3) Waktu yang dibutuhkan pada saat
pencucian/perendaman.
4) Temperatur pencucian leaf filter.
g. Menentukan konsentrasi larutan caustic soda
untuk pencucian leaf filter dan hasil pencuciannya
dilakukan di laboratorium Socfindo Tanah Gambus
unit Medan.
34
2.Prosedur kerja proses pencucian leaf filter yang
dilakukan di laboratorium Socfindo Tanah Gambus unit
Medan adalah :
1) Leaf filter diperiksa bau pada untuk kondisi
awal.
2) Caustic Soda ditimbang berdasarkan konsentrasi
yang diminta.
3) Leaf filter dicuci dengan cara manual cleaning
dengan menggunakan busa (spons) yang agak kasar.
4) Kemudian leaf filter direndam didalam bak yang
berukuran 500 liter dengan larutan Caustic Soda
4 % dan temperatur 85 C.
5) Perendaman dilakukan selama 10 menit untuk
meregangkan kotoran dan sisa-sisa campuran
bleaching dan minyak yang melekat pada leaf
filter.
6) Pencucian dilakukan selama 7 menit dengan
menggunakan spons yang bersih dengan memakai
35
sarung tangan untuk mencegah terjadinya kontak
langsung dengan campuran caustic soda dan air..
7) Setelah itu dengan air produksi treated water
dibilas selama 10 menit.
8) Leaf filter dikeringkan secara alami.
9) Pemeriksaan ulang bau dilakukan untuk hasil trial
kondisi akhir.
3.Prosedur analisa untuk menentukan tingkat kebersihan
leaf filter dengan menggunakan indikator
phenoptalein sebagai berikut :
a. Pipet 50 ml indikator phenolptalein ditambah 50
ml air lalu diaduk.
b. Campuran tadi disiramkan kedalam leaf filter.
c. Kemudian amati apakah masih terdapat caustic soda
(NaOH), jika terdapat warna merah pada tetesan
jatuhnya cairan pada leaf filter tersebut maka
masih terdapat sisa kotoran yang melekat atau
larutan pencuci, maka harus dicuci kembali. Dan
36
jika tidak ada maka leaf filter berada dalam
keadaan bersih.
4.Prosedur analisa dalam pembuatan indikator
phenolptalein.
a. Timbang dengan teliti 1 gram bubuk indikator
phenolptalein
b. Kemudian larutkan dengan 100 ml alkohol 86 % dan
diaduk agar bersatu.
Persentase kebersihan leaf filter dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Persentase kebersihan leaf filter =
jumlahleaffilteryangbersihjumlahleaffilteryangdicuci
x100%
37