21
ANOMALI GIGI KARYA TULIS O L E H drg.Young Ferry 2006

Anomali Gigi Papa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anomali Gigi Papa

ANOMALI GIGI

KARYA TULIS

OLEH

drg.Young Ferry

2006

Page 2: Anomali Gigi Papa

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................1

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................2

A. Latar Belakang...................................................................................2

BAB II

ANOMALI GIGI

A.Anomali gigi......................................................................................3

1. Anodontia.......................................................................................3

2. Supernumerary tooth......................................................................4

BAB III

PERUBAHAN BENTUK PADA MORFOLOGI

GIGI .............................................................................................................5

A. Pembentukan mahkota abnormal......................................................5

B. Pembentukan akan yang abnormal...................................................6

BAB IV

BERBAGAI KELAIANAN GIGI.............................................................10

A. Bentuk kelainan..............................................................................10

BAB V

PENUTUP ..................................................................................................12

Daftar Pustaka............................................................................................13

1

Page 3: Anomali Gigi Papa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konsep pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan serta upaya

menjaga sistem kesehatan yang ada di Negara Indonesia, senantiasa akan

bermuara pada kepentingan masyarakat. Karena pada intinya bangsa yang sehat

secara fisik dan mental adalah cerminan dan biasan dari kondisi masyarakatnya.

Jika masyarakat selalu memperhatikan kesehatan untuk kelangsungan

pembangunan suatu bangsa, maka imbas timbal balik antara masyarakat di satu

sisi serta dan pemerintah di sisi yang lain adalah membentuk simbiosis yang

saling menopang bagi pembangunan dari Negara Indonesia secara komperehensif

dan menyeluruh.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat

tahun 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat, termasuk kesehatan gigi dan mulut bagi setiap anggota masyarakat.

Arahnya tak lain adalah terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui strategi pembangunan kesehatan agar tercipta masyarakat, bangsa

Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan, termasuk

pelayanan kesehatan gigi yang bermutu secara adil dan merata.

Pemahaman bagi masyarakat perlu disosialisasikan agar masyarakat

mengetahui secara mendasar bentuk-bentuk kelaianan dan penyimpangan dari

bentuk gigi. Gigi adalah harta yang sangat berharga, bagaimanapun manusia akan

sulit hidup jika tidak mempunyai gigi sebagai alat instrument untuk

menghancurkan makanan. Bentuk-bentuk gigi dalam perkembangannya ada yang

yang tidak sesuai dengan bentuk asli gigi itu sendiri sehingga mempengaruhi

fungsi dari gigi tersebut. Pengetahuan ini perlu menjadi kesadaran sehingga jika

ada kasus-kasus yang ditemukan dalam kehidupan dalam masyarakat, tidak terjadi

suatu salah pengertian dan salah pemahaman atas berbagai fenomena fungsi gigi.

Keterbelakangan dan keterbatasan informasi hal-hal yang kadang kecil

namun memberi efek yang sangat besar bagi sebagian masyarakat, sehingga

dampak dari semua itu akan memberi pengaruh pada derajat kesehatan masyarakat

secara menyeluruh.

2

Page 4: Anomali Gigi Papa

BAB II

ANOMALI GIGI

A. Anomali gigi

adalah yang bentuknya menyimpang dari bentuk aslinya

Faktor-faktor yang menyebabkan anomali gigi adalah :

1. Faktor heriditer

2. Gangguan pada waktu pertumbuhan, perkembangan gigi

3. Gangguan metabolisme

umumnya dapat terjadi anomali gigi

1. Pada gigi tetap lebih banyak dari pada gigi susu

2. Pada gigi geligi atas lebih banyak dari pada gigi geligi bawah

3. “Anodontia” yaitu tidak ada benih gigi di dalam rahang ( ± 1 % - 2% dari

pada penduduk)

4. Kelebihan gigi atau supernumerary (exstra) tooth ( ± 1% - 2% dari pada

penduduk)

5. Perubahan bentuk/bentuk yang abnormal, jarang sekali terjadi.

6. Gigi kembar/fused anterior tooth

1. Anodontia

Anodontia ada dua macam :

1. Anodontia Lengkap: Anodontia lengkap kebanyakan disebabkan oleh

penyakit heriditer ( sex-linked generic trait ), hal ini jarang sekali terjadi.

2. Anodontia sebagian : Anodontia sebagian biasanya kongenital. Kehilangan

satu atau beberapa gigi di dalam rahang meskipun terbukti karena herediter

tetapi tendens untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga sering

dijumpai.

Urutan gigi geligi yang anodontia :

1. Gigi pertama yang paling sering hilang ialah M3 tetap.

2. M3 atas lebih sering hilang dari pada M3 bawah.

3. Gigi kedua yang paling sering hilang ialah I2 atas tetap.

4. Kira-kira 1%-2% dari penduduk kehilangan satu atau kedua-duanya gigi I2

atas.

3

Page 5: Anomali Gigi Papa

5. Gigi ketiga yang paling sering hilang ialah P2 bawah. Kira-kira 1% dari

penduduk kehilangan satu atau kedua-duanya P2 bawah.

6. I1 bawah, dapat kehilangan satu atau kedua-duanya gigi tersebut, bisa gigi

susu yang hilang atau gigi tetap.

2. Gigi lebih / supernumerary ( extra ) tooth

Gigi lebih dapat terjadi pada 0,3 %-3,8 % dari penduduk. Ditemukan pada gigi

tetap dan gigi susu, 90% terjadi pada rahang atas. Lokasinya pada daerah I1 atas

atau region M3 atas.

Penelitian dari 50 penderita dari usia 16 bulan s/d 17 tahun terjadi gigi lebih ada

dua macam :

1. Gigi lebih tunggal ( 20% )

2. Gigi lebih ganda: 14% dari gigi-gigi lebih adalah yang ganda, 80% darinya

terdapat pada bagian palatal/lingual dari lengkung gigi.

Macam-macamnya ialah :

1. Daerah Insisivus atas : mesiodens adalah gigi yang didapat antara gigi I1 atau

mesial dari kedua I1, gigi ini dapat :

terlihat dirongga mulut/erupsi

terpendam/tidak erupsi, sehingga terlihat diastema/ruangan di lengkung

gigi.

Mesiodens gigi tetap penduduk Caucasia 0,15-1,9%. Jarang sekali ditemukan

gigi lebih anatara I1 dan I2 atau anatara I2 dan C.

Kehadiran gigi lebih pada gigi geligi susu jarang sekali ( lebih kurang 0,5 % ).

Umumnya bila terdapat gigi lebih pada geligi susu ini ialah mesidens pada

garis media/midline mesiodens atau gigi lebih I2/supplemental lateral incisor.

2. Daerah molar ketiga : kehadiran gigi lebih distal dari M3 lebih sering di

rahang atas tetapi dapat juga di rahang bawah, yang sering disebut distomolar

atau paramolar.

Gigi lebih M4 jarang erupsi dalam rongga mulut, biasanya diketemukan

melalui Ro foto.

A = paramolar tuberkel pada molar ketiga bawah kiri

B = gigi paramolar dan distomolar tuberkel pada rahang yang sama

C = dostomolar tuberkel pada molar ketiga atas kanan.

4

Page 6: Anomali Gigi Papa

3. Daerah premolar kedua bawah; tempat yang paling umum untuk gigi lebih

rahang bawah ialah region premolar kedua. Gigi lebih yang tampak pada

daerah ini biasanya menyerupai gigi premolar dalam bentuk dan ukuran.

BAB III

PERUBAHAN BENTUK PADA MORFOLOGI GIGI

A. Pembentukaan mahkota yang abnormal

1. Molar ketiga: M3 atas mempunyai bentuk mahkota yang paling bervariasi dari

seluruh gigi geligi tetap, kemudian M3 bawah. Perubahan bentuk dari mahkota

berbentuk pasak (peg shaped) sampai mahkota yang mempunyai cusp ganda,

bentuk mahkotanya seperti mahkota M1 atau M3.

2. I2 atas tetap: ggigi anterior yang paling umum mengalami anomali dalam

bentuk ialah I2 atas, berbentuk pasak (1-2% dari penduduk). Biasanya gigi

tersebut berbentuk konus, bagian servikal lebar dan mengecil ke arah insial.

Gigi I1 atas berbentuk pasak paling jarang diketemukan

3. Geminasi atau kembar: klinis terlihat sebagai gigi kembar atau dempet (fused

tooth), umumnya sering terlihat di daerah anterior. Geminasi adalah sebagian

akibat dari suatu benih gigi yang membelah, biasanya gigi tersebut

mempunyai satu akar dengan saluran satu akar, dan diketemukan pada kurang

lebih dari 1 % penduduk. Geminasi tampak lebih sering pada gigi susu dari

pada pada gigi tetap, pada region I dan P.

4. Fusion atau kembar dempet : klinis terlihat sama dengan geminasi, fusion dapat

lebih sering diketemukan pada gigi enterior dan sebagai akibat dari bersatunya

dua benih gigi. Biasanya gigi ini masing-masing mempunyai akar dan rongga

pulpa terpisah. Beda geminasi dan fusion dapat dilihat melalui Ro foto. Seperti

geminasi, fusion diketemukan pada 1% penduduk, kebanyakan pada gigi susu

dari pada gigi tetap dan pada rahang atas daripada rahang bawah. Terbentuk

karena adanya tekanan waktu pembentukan akar. Kebanyakan didapat fusion

dari gigi lebih dengan gigi yang berdekatan dengannya. Umpamanya: M3

bawah fusion dengan M4 bawah, I2 atas fusion dengan gigi lebih anterior dua

gigi P1 bawah fusion.

5. Gigi incisor = gigi Hutchinson`s ; sebabnya ialah penyakit syphilis congenital.

I atas dan bawah (susu/tetap), lebar pada bagian servikal, sempit pada bagian

insial dan tonjolan (notch) pada edge insial.

5

Page 7: Anomali Gigi Papa

Gigi molar: gigi molar murbei

M1 : permukaan oklusalnya mempunyai tuberkel kecil-kecil ganda, dengan

cusp yang berkembangnya jelek, terlihat seperti buah murbei (mulberry

molars).

6. P2 bawah: occlusal morphologi gigi ini bervariasi dalam :

o Jumlah cusp lingual; dari satu sampai tiga cusp, sehingga bentuk groove

fossa berubah.

o Jumlah akar 2 (jarang sekali): 1 mesial dan 1 distal.

7. Cusp tambahan atau tubercle : setiap gigi bisa memperlihatkan penonjolan

enamel yang sering disebabkan oleh perkembangan hyperplasia setempat/

pertumbuhan sel-sel baru:

a. Enamel pearls: enamel bentuk bulat seperti mutiara pada daerah bifurkasi

gigi molar atas.

b. Taurudontia: gigi dengan ruang pulpa sangat panjang, tidak ada

pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento-enamel junction. Jarang

terjadi, satu dari 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang Indian Amerika

atau orang Eskimo.

c. Talon cusp : tonjolan kecil dari enamel pada daerah singulun dari anterior

atas dan bawah tetap disebut talon cusp. Seringkali cuspnya mempunyai

tanduk pulpa sehingga ro foto sering salah dengan gigi supernumerary

yang bersartu dengan gigi anterior atau dens in dente.

8. Variasi dalam ukuran

a. Microdontia/dwarfism (gigi cebol/kate) I2 atas dan M3 atas

b. macrodontia/gigantism (gigi I dan C)

bisa terjadi pada gigi tunggal, beberapa gigi atau seluruh gigi

9. Incisor atas bentuk sekop: bentuk ini bukan anomali sungguhan tetapi karena

kelainan biologis pada ras dimana anatomi bagian palatal, singulun dan

marginal ridge yang menonjol membentuk seperti sekop. Pada pengamatan

sangat sering pada gigi ras asian, Mongolian, Eskimo dan Indian amerika.

B. Pembentukan akar yang abnormal

1. Dilacerations : akar dan mahkota gigi yang sangat bengkok/distorsi, sering

membentuk sudut 45˚sampai lebih dari 90˚. Disebabkan karena luka

trauma atau kekurangan tempat untuk berkembang, seperti pada kasus M 3

bawah.

6

Page 8: Anomali Gigi Papa

2. flexion : akar gigi yang bengkok kurang dari 90˚atau mutar.

3. Dens in dente : perkembangan anomali ini adalah akibat terselubungnya

organ enamel diantara mahkota gigi. Klinis terlihat sebagai tonjolan di

daerah cingulun gigi incisor. Paling sering terlihat pada gigi I2 atas, bisa

pada I 2 bawah.

Gambaran radio grafis dens in dente (gigi dalam gigi) terlihat sebagai

perpanjangan enamel dalam jumlah besar dalam dentin ukuran gigi

normal. Biasanya terlihat pada bagian 1/3 korona gigi tetapi dapat meluas

ke seluruh panjang akar. Terjadi dari 1 % sampai 5 % penduduk.

4. Concrescence: keadaan ini adalah fusion atau tumbuh jadi satu pada akar

gigi melalui jaringan sementum saja, biasanya menjadi satu setelah gigi

erupsi dalam rongga mulut, sering terjadi pada region tulang atas.

5. Segmented root: akar gigi terpisah menjadi dua bagian, diperkirakan akibat

luka traumatis waktu pembentukan akar.

6. Dwarfed root: gigi-gigi atas sering memperlihatkan mahkota gigi dengan

ukuran normal tetapi dengan akar yang pendek. Edge inisial biasanya

berpindah ke arah lingual seperti pada incisor bawah, keadaan ini sering

turun temurun. Pemisahan atau umumnya akar kerdil dapat disebabkan

bila seorang giginya mengalami pergerakan orthodontis.

7. Hipercemntosis: pembentukan jaringan sementum yang berlebihan sekitar

akar gigi setelah gigi erupsi, dapat disebabkan oleh trauma, gangguan

metabolisme, atau inpeksi periapikal.

8. Akar tambahan: biasanya terjadi pada gigi karena akarnya terbentuk

setelah individu lahir, mungkin disebabkan oleh trauma, gangguan

metabolisme atau tekanan. C dan P bawah dan M3. dilacerations dan

flexion sering memperlihatkan gigi dengan akar supernumerary atau

tambahan.

C. Anomali tambahan

Anomali tambahan cenderung mengenai seluruh gigi dari pada satu atau dua

gigi saja. Yang berhubungan dengan retensi dan mekanisme dan luka.

1. Enamel dysplasia: menguraikan mengenai perkembangan enamel yang

abnormal.

Enamel hypoplasia: adalah gangguan pada ameloblast ketika pembentukan

enamel matrik, sedangkan enamel hypocalcification adalah gangguan pada

waktu enamel matrik masak.

7

Page 9: Anomali Gigi Papa

Sebab-sebab enamel dysplasia meliputi:

o Turun temurun, amelogenesis imoperfecta

o Sistemik: minuman, infeksi, kekurangan nutrisi

o Gangguan local: trauma, infeksi periapical

Biasanya bervariasi dalam warna: dari putih ke kuning dan coklat, dan atau

morpholgi; enamel berlubang, kasar.

a. Amelogenesis imperfecta: penyakit turunan yang mengenakan pada

pembentukan enamel pada gigi susu dan tetap. Kekurangan jaringan

enamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota yang

kasar, berwarna kuning sampai coklat, yang cenderung rusak resiko

tinggi.

b. Fluorosis : enamel berbintik-bintik sebagai akibat fluor yang

melampaui batas dalam air minum. Klinis terlihat semua gigi tetap

warnanya berubah dari putih kekuning/coklat bintik-bintik dan atau

perubahan morphologis enamel berubah jadi enamel berlubang-

lubang. Fluor terdapat pada air mineral sebabkan keadaan ini jauh

lebih besar (berlipat kali) dari pada fluor. 1 : 1 juta yang ditambahkan

di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi.

c. High fever: enamel berbintik-bintik pada gigi tetap sering sebagai

akibat demam pada masa kanak-kanak dari penyakit campak

d. Focal hypomaturation: bintik-bintik putih setempat pada gigi ada

bagian 1/3 tengah mahkota gigi pada permukaan fasial,

lingual/palatal (sedangkan dekalfisikasi/permulaan karies terbentuk

1/3 aervikal mahkota gigi atau permukaan oklusal gigi posterior)

sebagai akibat trauma atau gangguan lain pada saat enamel matriks

masak.

2. Dentinal dysplasia: anomali dari dentin baik yang disebabkan oleh

turunan atau oleh penyakit/sistemis

a. Dentinogenesis imperfecta: klinis semua gigi susu/tetap berwarna

biru keabu-abuan sampai kuning, kadang-kadang bertukar warna.

Radiologist menunjukkan saluran akar dan ruang pulpa sebagian

atau sama sekali tidak ada. Gigi ini lemah karena kurang dukungan

8

Page 10: Anomali Gigi Papa

dari jaringan dentin dibanding enamel displasia, dentin displasia 2

x lebih banyak, 1 : 8000.

b. Tetracycline stain: antibiotic tetracycline yang dimakan/diminum

oleh wanita hamil, kanak-kanak dapat melebur dalam dentin yang

berkembang. Warnanya tergantung dari dosis dan diminum pada

usia berapa, dari warna kuning sampai coklat abu-abu.

3. Gigi tidak erupsi: gigi terpendam adalah gigi yang gagal erupsi karena

kekurangan daya erupsi, rintangan mekanis, sering karena ukuran rahang

modern kecil. Paling sedikit 10% dari penduduk mempunyai gigi impaksi,

paling sering gigi C atas dan gigi M3.

4. Misplaced teeth: (transposisi) kadang-kadang benih gigi keluar dari

tempatnya sehingga gigi erupsi tidak pada tempatnya. Yang paling sering

gigi C atas (20 sampai 25 kasus), kemudian gigi C bawah.

5. Rotasi: anomali yang jarang, paling sering pada gigi P2 atas, kadang-

kadang I atas, P1 atau P2 atas. Gigi bisa berputar pada porosnya sampai

180˚

6. Reaksi dari luka:

a. Abrasi yaitu gigi aus karena mekanis

b. Erosi yaitu gigi aus karena chemis

c. Atrisi yaitu gi aus karena terpakai untuk mengunyah

d. Ankylosis yaitu gigi yang dapat erupsi tetapi tidak bisa beroklusi

dengan gigi antagonist. Ankylosis dapat dimulai dari satu infeksi

atau trauma jaringan periodontal. Gigi M2 bawahsering gagal

erupsi ketika rahang tumbuh, jarak 2 – 2mm dari oklusi.

7. Unusual dentition : gigi geligi yang paling tidak menurut kebiasaan

dengans eluruhnya/sebagian erupsi: 24 gigi pada rahang atas.

8. Variasi: beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp lebih

letaknya antar cusp lingual tuberculum intermedian.

Bila cusp lebih letaknya pada marginal ridge distal antar cusp distal dan

cusp distolingual disebut tuberculum sextum.

9

Page 11: Anomali Gigi Papa

BAB IV

BERBAGAI KELAINAN GIGI

A. Bentuk Kelainan

Kelainan yang berhubungan dengan besarnya gigi

Macrodontia: gigi yang lebih besar dari normal

Microdontia: gigi yang lebih kecil dari normal

Kelainan yang berhubungan dengan jumlah

Supernumerary teeth: jumlah gigi yang berlebihan, sedangkan ukuran

bentuknya sama dengan normal

Accessory : gigi yang berlebihan dan bentuknya tidak normal

Anodontia: tidak adanya benih gigi, bisa dijumpai pada gigi permanent

maupun pada gigi decidue, ada adontia partialis (sebagian), dan adontia totals

(keseluruhan)

Agenenis : tidak terbentuknya satu gigi

Kelainan yang bertentangan dengan bentuk gigi

Geminatet teeth : akar gigi kembar yang terjadi bila dua gigi yang sama

menjadi satu, biasanya mempunyai 1 radix, 1 pulpa, dan 2 korona

Fused : 2 gigi menjadi satu, dapat terjadi hanya pada korona atau radix saja

atau terjadi pada kedua-duanya

Hutchinnsons: di bagian tengah dari bagian incisal edge terdapat lekukan (gigi

incivus)

Murberry: terdapat banyak tonjolan pada mahkota gigi molar.

B. Kerusakan Jaringan gigi

Kerusakan gigi dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Non bacterial; trauma karena kecelakaan, terbentur benda-benda keras,

terpukul. Semua penjelasan di atas dapat menyebabkan gigi patah, dan

menimbulkan kerusakan pada bagian-bagian gigi.

Kerusakan dapat terjadi pada :

Email gigi

Email gigi dan sebagian dentin

Gigi patah/pecah sehingga pulpanya kelihatan

10

Page 12: Anomali Gigi Papa

Akar gigi patah tapi gigi masih ditempatnya

Sebagian ulang alveolus patah dan gigi keluar dari tempatnya

Teratment (perawatan) pada gigi yang mengalami kerusakan di atas dilakukan:

Pada gigi depan estetik jelek bila fraktur masih memungkinkan

penambahan. Dilakukan penambahan tumpatan tetapi bila sudah tidak

memungkinkan dilakukan pemasangan jekcket crown

Dilakukan pemasangan jacket crown

Ada kemungkinan, dicabut-----bila gigi tidak memungkinkan dirawat.

Dipertahankan---dengan jalan devitalisasi---din crown (dipasak)

Diextract

2. Bacterial

Kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri/ hasil-hasil kerja bakteri. Kerusakan

ini lazim disebut karies dentis.

1. Karies gigi : suatu proses kerusakan struktur gigi yang kronis dan ditandai

dengan demineralisasi bagian-bagian organic dan kerusakan bagian

organiknya.

Banyak pendapat mengenai asal-usul terjadinya karies gigi. Dan banyak teori

yang timbul tentang hal ini . teori yang banyak dianut adalah teori asidoganik

dan teori proteolitik

Teori asidogenik dikembangkan oleh Miller yang disbeut “ Miller`s chemico

parasiter teory”. Teori ini didasarkan pada peranan asam yang dihasilkan dari

makanan yang dihancurkan bakteri (baktery acidophyllus). Asam ini

menghancurkan lapisan gigi yang paling keras (email). Kalau lapisan yang

paling keras ini hancur, maka dengan mudah gigi menjadi rusak (terbentuk

caries)

Teori proteolitik. Teori ini mengatakan bahwa bagian dari struktur gigi yang

disebut dengan bagian organic (email) memainkan peranan yang sangat

penting. Menurut teori ini maka kerusakan gigi dimulai dari bagian gigi yang

mengandung bahan organik. Kalau bahan-bahan ini sudah hancur, kemudian

diikuti oleh bagian gigi yang mengandung bahan anorganik (dentin)

11

Page 13: Anomali Gigi Papa

BAB VI

PENUTUP

Pemahaman dan pengetahuan arti pentingnya atas kesehatan gigi sebagai

bagian dari program kesehatan masyarakat tidak dapat dilepaskan dengan konsep

pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan di Indonesia. Jika masyarakat

selalu memperhatikan kesehatan diri dan kesehatan gigi secara khusus akan ada

imbas timbal balik yang langsung dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.

Upaya mengetahui akan anomali dan berbagai penyimpangan gigi adalah

tanggungjawab pemerintah dan aparat yang terkait, dalam hal ini adalah ilmuan

dan pakar yang mengetahui akan berbagai kelainan fungsi gigi akibat dari

kelainan struktur gigi itu sendiri. Hal ini penting bahwa mengetahui secara dini

juga memberi efek yang positif akan penjagaan kesehatan secara menyeluruh bagi

masyarakat.

12

Page 14: Anomali Gigi Papa

Daftar Kepustakaan

Andreas Adiatmaka. 1993. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Pelayanan

Kesehatan Gigi di Puskesmas. Jakarta : Direktorat Kesehatan

Gigi, Departemen Kesehatan RI Dirjen Pelay Medik.

Andreas Adiatmaka. 1995. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Ibu

Hamil, Ibu Menyusui, Balita dan Anak Prasekolah Secara

Terpadu di Rumah Sakit Umum dan Puskesmas. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Andreas Adiatmaka. 1996. Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Keluarga, Seri Ibu Hamil dan Anak Balita. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Internet: www. Yahoo. Com. --- (Penyuluhan kesehatan masyarakat)

Itjingningsih. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Naydial Roesdal. 2000. Pedoman Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

Jakarta : Departemen Kesehatan RI Dirjen Pelay Medik,

Direktorat Pelayanan Kesehatan Gigi.

13