42
ATRESIA ESOFAGUS Dosen Pengampu:Easy Royhanati.Ssi.T Disusun oleh: 1. Clara oktaviana ( 0702010) 2. Muji haryani ( 0702060) STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

Atresia Esofagus New 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ATRESIA ESOFAGUS

Citation preview

Page 1: Atresia Esofagus New 1

ATRESIA ESOFAGUS

Dosen Pengampu:Easy Royhanati.Ssi.T

Disusun oleh:

1. Clara oktaviana ( 0702010)2. Muji haryani ( 0702060)

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

Page 2: Atresia Esofagus New 1

D111 KEBIDANAN

2008

BAB I

A. ATRESIA SOFAGUS

Atresia esophagus adalah kelainan congenital dimana segmen atas esophagus berakhir dalam pounch buntu.

Sebagian hasil dari pelipatan mudigah ke arah sefalokaudal dan lateral, Sebagian dari rongga kantong kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke dalam mudigah membentuk usus primitive. Perkembanganusus primitive dan turunnya di bagi menjadi empat bagian yaitu:

1. Usus feringeal2. Usus depan 3. Usus tengah 4. Usus belakang

Sumber:

(www.Google.com;Ksuheimi.blogspot.com/2008/07/atresia)

Page 3: Atresia Esofagus New 1

(Dasar-dasar keperawatan maternitas,Persisi Mary hamiton).

Page 4: Atresia Esofagus New 1

Gambar Mudigah pada kehamilan sekitar 25 hari yang memperlihatkan hubungan pernafasan dengan jantung,lambung dan hati.

Sumber: ( Embriologi Kedokteran Langman)

BAB II

A.DEFINISI

Atresia esophagus adalah Esofagus(Kerongkongan) Yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia Esofagus , Kerongkongan menyempit atau buntu, Sedang 1/4 – 1/3 kasus lainnya Esofagus bagian bawah behubungan dengan trachea setinggi faring ( Disebut sebagai Atrsia Esofagus dengan Fistula).

Atresia Esofagus termasuk kelompok kelainan congenital yang terdiri dari gangguan kontuinitas esofagus dengan atau tanpa hubungan persisten dengan trachea.

Atresia Esofagus merupakan sering disertai kelainan bawaan, Biasanya kelainan jantung, Kelainan

Page 5: Atresia Esofagus New 1

Gastrointestinal( Atresia duodeni, Atresia Ani),Kelainan tulang (Hemevertebrata). Akibat Atresia saliva akan terkumpul di ujung bagian yang buntu yang akan menglir keluar / atau masuk kedalam trachea ( Bila terdapat Fistula ). Lebih bahaya melalui fistula Trakhea – Esofagus , Cairan lambung mengalir ke dalam paru.

Sumber: (www.google.com;Ksuheimi.blogspot.com/2008/2007/atresia).

(Hassan , Dr.Rusepno dan Staff Pengajar IKA FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Infomedia: Jakarta).

B. ETIOLOGI

Sampai saat ini belum di ketahui zat teratogen apa yang bias menyebabkan terjadinya kelainan atresia esophagus, hanya di laporkan angka rekuren sekitar 2% jika salah satu dari saudara kandung yang terkena.Atresia Esofagus lebih berhungan dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetic.

Namun pada saat ini, teori tentang terjadinya Atresia Esofagus menurut sebagian besar para ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetic. Perdebatan

Page 6: Atresia Esofagus New 1

tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut, Dan hanya sedikit yang diketahui.

Kelainan atresia esophagus di karenakan oleh:

1. Gangguan perkembangan jaringan pemisah antara trakea dan esophagus yang di bentuk selama minggu ke empat dan ke enem kehidupan di dalam rahim.

2. Caiaran yang di telan oleh fetus dan tidak dapat masuk saluran cerna amnion di dalam uterus sehingga ibu biasanya menderita hidramnion. Sumber: (Ilmu bedah,Sjamsuhidajat dkk).

Angka keselamatan Atresia Esofagus sangat berhubungan langsung terutama dengan berat badan lahir dan kelainan jantung , Angka keselamatan bisa mendekati 100%, Sementara jika ditemukan adanya salah satu factor resiko mengurangi angka keselamatan hingga 80% dan bisa hingga 30-50% bila ada 2% factor resiko. Sumber : (www.google.com;Ksuhemi.Blogspot.com/2008/07/atresia).(Ilmu Bedah , Sjamsuhidajat dkk).

Page 7: Atresia Esofagus New 1

C. EPIDEMIOLOGI Atresia esophagus pertama kali di temukan oleh Hiscprung seorang ahli anak dari canpenhagen pada abad 17 tepatnya pad tahun 1862 dengan adanya lebih kurang 14 kasus atresia esophagus,Kelainan ini sudah diduga sebagai salah satu malformasidari traktus Gastrointestinal. Pada tahan 1941 seorang ahli bedah camero height dri Michigan telah berhasil melakukan operasipada atresia esophagus dan sejak itu pulalah bahea atresia esophagus sudah termasuk kelainan congenital yang bisa diperbaiki.Sumber: ( Sadler, T. Sistem penernaan.Embriologi Kedokteran Langmen.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Bab 11 hal 243-248.2000).

D. KLASIFIKASI

Page 8: Atresia Esofagus New 1

Klasfikasi asli oleh Vogt than 1912 masih di gunakan sampai saat ini.Bahkan para ilmuan lain seperti Gross 1953 dan Cluth 1976 menerbitkan “Atlas Atresia Esofagus “ yang terdiri dari 10 tipe. Hal ini terlihat leih mudah untuk menggambarkan kelainan anatomi dibandingkan member label yang sulit untuk dikenali.

Atresia Esofagus dengan fistulatrakeosophageal distal(86% Vot III.Gross C).Merupakan gambaran yang sering pada proksimal esophagus , terjadi dilatsi dan penebalan dinding otot berujung pada media mediastrum superior setinggi vertebra thoracal III/IV.Esofagus Distal (fistel), yang mana tipis dan sempit,memasuki dinding posteriortrakhea setinggi carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak antara esofagus proksimal yang buntu dan fistula tracheooesofageal distal bervariasi mulai dari bagian yang overlaphingga yang berjarak jauh.

Page 9: Atresia Esofagus New 1

Atresia Esofagus terisolasi tanpa fistula (7%,Vogg 11,Gross A)

Esofagus distal dan prosimal benar-benar berakhir tanpa hubungan dengan sekmen esophagus prosimal ,Dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggi media stenum posteror sekitar vertebra tarakalisII.Esofagus distal pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda di atas diagfragma.

Fistula Trakeoesofagus tanpa atresia (4%,Gross E)Terdapat hubungan sperti fistula antara esophagus yang secara anatomi cukup intak dengan trakea.Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat tipis atau sempit dengan diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah servikal paling bawah.Biasanya Single pernah ditemukan 2 bahkan 3 Fistula.

Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeoesofagus Prosimal (2%.Vogt 111,Gross B).

Page 10: Atresia Esofagus New 1

Fistula bukan pada ujung distal esophagus tapi berlokasi 1-2 cm diatas ujung dinding depan esophagus.

Atresi Esofagus dengan Fistulatrakeosfagus Distal dan Prosimal (<1% Vogt 111A,Gross D)Pada kebanyakan bayi ,kelainan ini sering terlewati ( misdiagnosa) dan diterapi sebagai atresia proksimal dan fistula distal.Sebagai akibatnya infeksi saluran pernafasan berulang pemeriksaan yang dilakukan memperlihatkan dapat dilakukan dan dapat diperbaiki secara keseluruhan.

Sumber: (Hasan. dr.Rusepno, dkk 1985. ILMU KESEHATAN ANAK.Jakarta:Infomedia

Page 11: Atresia Esofagus New 1

Gambar berbagai jenis Atresia Esofagus atau Fistula Trakheoesofagealis.

Page 12: Atresia Esofagus New 1

Sumber: (EMBRIOLOGI KEDOKTERAN LANGMAN)

D. MANIFESTASI KLINIK & DIAGNOSA

Daiagnosa dari atresia esophagus / fistula trakheoesofagus bis ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan USG pnenatal yaitu polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnose pasti jika ditemukuan harus difikirkan kemungkinan Atresia Esofagus.

Cairan Amnion secara normal mengalami proses sirkulasi dengan cara ditelan, dikeluarkan melalui urine. Pada Afresia Esofagus cairan amnion yang ditelan dikeluarkan kembali karena menumpuknya cairan pada kantong esofagus sehingga meningkatkan jumlah cairan amnion.

Page 13: Atresia Esofagus New 1

Diagnosa cairan Afresia Esofagus dicurigai pada masa prenatal dengan penemuan gelembung perut (buble stomach) yang kecil atau tidak ada pada USG stelah kehamilan 18minggu. Secara keseluruhan sensifitas dari USG sekitar 42%. Polihidramnion sendiri merupakan indikasi yang lemah dari atresia esofagus. Metode yang tersedia untuk miningkatkan angka diagnostic prenatal termasuk pemeriksan ultra sould pada leher janin untuk menggambarkan “Ujung Buntu”.

Atresia esofagus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Tipe A dan CPada tipe ini terjadi refluks ludah dan minuman dari esofagus yang buntu kedalam jalan nifas.

2). Tipe B dan DLudah dan minuman langsung masuk kejalan nafas melalui fistel proksimal.

3). Tipe C dan DTerjadi refluks cairan lambung kejalan nafas.

Page 14: Atresia Esofagus New 1

4). Tipe EMirip pada tipe D.

Bayi baru lahir harus dicurigai menderita atresia / fistula trakheo esofagus sebaiknya dilakukan pemerikasaan rontgen. Gambarannya berupa dilatasasi dari katong esofagos, karena adanya penumpukan cairan anmion saat prenatal. Selama perkembangan janin membesaknya esofagus menyebabkan terjadinya fistula. Adanya udara pada lambung memastikan adanya fistula sedangkan adanya gas pada usus besar menyingkirkan adanya atresia duodenum.

Sumber:

(WWW.INDONESIA.COM/+/12798)

(Www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.Com/2008/07/atresia).

(Ilmu Bedah , Sjamsuhidajat dkk).

Page 15: Atresia Esofagus New 1

E. PATOLOGI

Atresia esofagus diuraikan dengan farmasi esofagus yang tidak lengkap. Ini sering dihubungkan dengan fistula diantara trachea dan esofagus. Banyak variasi anatomi atresia esofagus dengan atau tanpa fitsel trakeo esofagus telah digambarkan.

Kantong esofagus proksimal sering hipertropi dan dilatasi akibat usaha janin menelan cairan amnion, otot pada kantong esofagus juga bisa menekan trakea, dan penekanan ini berperan terhadapterjadinya trakeomalasia. Kelainan bentuk kedua (8%) yang sering ditemukan adalah atresia tanpa fistula trakheoesofagus, keadaan ini dikaitkan dengan

gangguan perkembangan distal esofagus sehingga proses pembedahan akan lebih sulit. Kelainan ketiga (4%) yaitu fistula tipe A terdapatnya fistula trakheoesofagus tanpa adanya atresia esofagus. Keadaan ini sulit terdiagnosa secara klinis. Jika fistulanya panjang

Page 16: Atresia Esofagus New 1

dan oblik maka gejalanya lebih minimal dan bisa tidak diketahui secara cepat.

Sumber :

(Hasan, Rusepno, dkk. 1985. ILMU KESEHATAN ANAK.Jakarta:Fakultas kedokteran UI)

(Www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.Com/2008/07/atresia).

F. Kelaian Konginetal lain yang berhubungan dengan atresi esofagus

Lebih dari 10 % bayi dengan Atresia Esofagus mempunyai satu atau lebih kelainan tambahan.

Seperti:

a. Kardiovaskular 29%b. Kelaian Anerektal 14%c. Genitourinaria 14%d. Gastrointestinal13%e. Vetebra/ Sketal 10%f. Respiratorius 6%g. Genetik 4%

Page 17: Atresia Esofagus New 1

h. Dll 11%

Sumber: (www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.com/2008/07/atresia).

(Embriologi Kedokteran Lagman).

G. PENATALAKSANAAN

Sekali diagnose atresia Esofagus dibuat, persiapan harus dibuat koneksi pembedahan:

a. Orafaring dibersihkan, dan frenc tube dipasang untuk suction kontinus dari kantong atas esofagus, kepala bayi harus elevasi.

b. Cairan intravena (10% dextrose) dapat diberikan.

c. O2 digunakan sebagai kebutuhan untuk pemeliharaan saturasi O2 normal.

d. Endotrakeal intubasi harus dilakukan pada janin dengan kegagalan respirasi.

Page 18: Atresia Esofagus New 1

e. Jika terjadi infeksi pulmonal antibiotik spekrum (ampicilin + gentamiegn) harus diberikan.

f. Bayi harus dipindahkan kesenter tresier yang memiliki Nicu.

g. Sebelum pembedahan bayi harus dievaluasi untuk mengetahui abnormal congenital yang lain.

h. Radiografi dada harus dievaluasi secara hati-hati untuk mengetahui abromalitas sketal

i. Echokor diagram dan USG ginjal biasanya juga dibutuhkan.

Gastrotomi untuk dekompresi lambung digunakan pada pasien dengan pnemonia signifikan atau atelektalis untuk mencegah refluk isis lambung melewati festal dan menuju trachea. Bayi yang sehat tanpa komplikasi pulmonal atau anumoli mayor yang lain biasanya menjalani perbaikan primer pada beberapa hari kehidupan, rata-rata harapan hidup pada janin, kelompok ini hamper 100%.

Page 19: Atresia Esofagus New 1

Pembedahan ditunda untuk bayi dengan berat badan lahir rendah, pneumonia atau anomali mayor yang lain. Bayi prematur dengan BBLR dan bayi dengan malformasi mayor suction kantong atau sampai mereka dapat dioperasi. Rata-rata harapan hidup keluarga ini antara 80-90% anomali shantung, khususnya merupakan penyebab kematian pada kasus yang lebih kompleks.

Adapun tindakan selanjutnya yang bisa dilakukan dalam pelaksanaan atresia esofagus.

A.Propektif

Sekalin diagnose Atresia Esofagus ditegakkan,Bayi harus dipindahkan dari tempat bersalin ke sentral bedah anak/ NICU.Kateter section terutama tipe lugmen ganda diletakkan pada lumen esofagus bagian atas untuk mensuction secret dan mencegah asirasi selama pemindahan.Bayi detempatkan pada incubator sambil dimonitor vital signnya.

Semua bayi dengan Atresia Esofagus harus dilakukan echocardiogram sebelum pembedahan ECHO akan menentukan kelainan struktur jantung atau pembuluh

Page 20: Atresia Esofagus New 1

darah besar dan biasanya menunjukkan sisi kanan lengkungan aorta yang terjadi pada 2,5 % kasus.

B.SELEKSI NON – Terapi ( Tidak terapi )

Bayi dengan potter syndrome ( Agnesis renal bilateral). Dan Trisomi 18 mempunyai angka kematian yang tinggi, Maka pilihan terapinya non active.Begitu juga dengan bayi dengan kelainan jantung mayor yang sama sekali tidak bisa diperbaiki atau dengan perdarahan intraventikular yang hanya harus dipertimbangkan penatalaksanaanya non operatif.

C.Ligalasi segera fistula Trakheo Esofagus Distal

Pada umumnya,Tindakan operasi pada Atresia Esofagus bukanlah kasus Emergency.Kecuali bayi preterm dengan syndrome distress pernafasan berat yang memerlukan dukungan ventilator.

Sejak tahun 1984, Telah dianjurkan ligalasi transpleura emergensi pada fistula trachea esofagus sebagai prosedur pilihan pada bayi dengan beberapa macam masalah ternyata ada peningkatan yang cukuo dramatis pada pernafasannya sehingga perbaikan pada atresianya dapat diproses. Pada kebanyakan kasus fistula

Page 21: Atresia Esofagus New 1

dapat meningkatkan status pernafasan.Torakotomi merupakan penyelesaian yang ditunda pada distress pernafasan agar dioperasi kembali dalam 8-10 hari untuk membagi fistula dan memperbaiki Atresiapenundaan yang lama setelah ligalasi dilakukan terlebih dahulu.

d. Pendekatan Operatif

Dapat dilakukan:

1. Penyambungan end to end anastomosi dilakukan pada bayi dengan analisa gas darah yang normal,Berat badan di atas > 1200 gram tidak ada kelainan congenital lain.

2. Perbaikan berupa torakotomi dengan menutup fistula trakheoesofagus.

3. Esofagogram dilakukan setelah 7-10 hari setelah operasi.

4. Prediksi keberhasilan operasi sangat tergantung pda keadaan berat badan bayi.

Sumber: (www.INDONESIA.Com/+/12798)

(www.Google.com;Ksuheimi.blogspot.com/2008/07/atresia).

Page 22: Atresia Esofagus New 1

e.Perawatan Post Operatif

Segera setelah opersi pasien dirawat di NICU dengan perawatan sebagai berikut:

Monitor pernafasan,suhu tubuh,fungsi jantung dan ginjal.

Oksigen perlu diberikan dan ventilator pernafasan dapat diberi jika dibutuhkan.

Analgetik diberikan jika dibutuhkan Pemerikasaan darah dan urin dilakukan

guna mengevaluasi keadan janin secara keseluruhan

Pemeriksaan scaning dilakukan untuk mengevaluasi fungsi esofagus

Bayi diberikan makanan melalui tabe yang terpasang langsung ke lambung (Gastromitomi) atau cukup dengan pemberian melalui intravena sampai bayi sudah bisa menelan makanan sendiri.

Sekret dihisap melalui tenggorokan dengan selang nasogastrik.

Page 23: Atresia Esofagus New 1

Perawatan rumah sakit lebih kurang 2 minggu atau lebih,Tergantung pada terjadinya komplikasi yang bisa timbul pada kondisi ini.Pemeriksaan esofagografi dilakukan pada bulan ke 2,ke 6,Setahun setelah opersi untuk monitor untuk fungsi esofagus.

Sumber: (www.Google.Com;medicastrore.com/cybermed/detail).

(www.Geoogle.com;Ksuhemi.blospot.com/2008/07/atresia).

Page 24: Atresia Esofagus New 1

H. KOMPLIKASI

Komlikasi-komlikasi yang bisa timbul stelah operasi perbaikan pada atresia esofagus dan fistula trachea esofagus adalah sbb:

a.Dismotilitas Esofagus.Terjadi karena kelemahan otot dinding esofagus

b.Gastroesofagus Refluk.terjadi pada saat kana-kanak atau dewasa sesaat setelah operasi.Dimana asam lambung naik atau refluk ke esofagus.dapat diperbaiki dengan obat atau pembedahan.

c. Trakheo Esofagus FistulaBerulang Pembedahan berulang adalah terapi untuk keadaan seperti ini.

d. Disfagia atau Kesulitan Menelan Yaitu tertahannya pada tempat esofagus yang diperbaiki.Keadaan ini dapat diatasi dengan menelan air untuk tertelannya makanan dan mencegah terjadinya ulkus.

Page 25: Atresia Esofagus New 1

e.Kesulitan bernafas dngan tersedak

Komplikasi ini berhubungan dengan proses menelan makanan.

f.Batuk Kronis

Batuk merupakan gejala yang umum setelah operasi perbaikan Atresia Esofagus karena hal ini disebabkan kelemahan dari trachea.

g. Meningkatnya Infeksi Saluran Pernafasan

Dengan mencegah kontak dengan orang yng menderita flu dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.

Sumber:

(www.google.com;www. medicastrore.com/cybermed/detail)

(www.Google.com;Ksuhemi.blogspot.com/2008/07/atresia

Page 26: Atresia Esofagus New 1

BAB III

KESIMPULAN

Atresia Esofagus adalah kelainan congenital dari traktus digestivus yang sudah dapat dideteksi pada sebelum kelahiran (Prenatal).Penangan yang komperhensif dapat memperbaiki angka harapan hiduppenderita Atresia Esofagus dan Pronosa dari Atresi Esofagus adalah tergantung pada banyaknya kelainan congenital lain dan komlikasi yang dapat didapatkan oleh bayi tersebut.

Page 27: Atresia Esofagus New 1

DAFTAR PUSTAKA

Hassan.dr. Rusepno, dkk.1985.Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: Infomedia

Ilmu Bedah, Sjamsuhidajat dkk Langman’s Madical Embroilogi Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,Persisi

Mary Hamiton. www.INDONESIA.Com/+/12798/ WWW.Google.com;Ksuheni.blogspot.com/

2008/07/Atresia. www.Goole.com;www.medicastrore.com/

cybermed/detail.

Page 28: Atresia Esofagus New 1

DAFTAR ISI

Halaman judul …………………………………………………………iKata pengantar ……………………………………………………...iiDaftar pustaka ………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….1A.Atresia Esofagus …………………………………………………2

BAB II ISI …………………………………………………………………A.Definisi …………………………………………………………………B.Etiologi …………………………………………………………………C. Epidemiologi …………………………………………………………D.Klasifikasi ……………………………………………………………..E. Manifestasi Klinik dan Diagnosa ……………………………F. Patologi ……………………………………………………………….G.Kelaian Konginetal lain yang berhubungan Atresia

Esofagus ……………………………………………………………….H.Penatalaksanaan ………………………………………………….I. Komplikasai ………………………………………………………….

Page 29: Atresia Esofagus New 1

BAB III KESIMPULAN …………………………………………………DAFTAR PUSTAKA