22
BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan di : Lokasi Penelitian : Nusantara Earth Observation Network ( NEONet ) BPPT Waktu Penelitian : 01 November 2009 31 Maret 2010 Alamat : Gedung 1 BPPT NeoNet ( Nusantara Earth Observation Network ) Lantai 20. Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta 10340. 4.2 Alat dan Bahan a. Bahan Bahan yang digunakan adalah 1. Peta Rupa Bumi Indonesia ( RBI ) dengan Skala 1:50.000 untuk daerah Sukabumi 25

BAB IV PKL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PKL

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan di :

Lokasi Penelitian : Nusantara Earth Observation Network ( NEONet ) BPPT

Waktu Penelitian : 01 November 2009 – 31 Maret 2010

Alamat : Gedung 1 BPPT NeoNet ( Nusantara Earth Observation

Network ) Lantai 20.

Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta 10340.

4.2 Alat dan Bahan

a. Bahan

Bahan yang digunakan adalah

1. Peta Rupa Bumi Indonesia ( RBI ) dengan Skala 1:50.000 untuk

daerah Sukabumi

b. Alat

Perangkat yang digunakan dalam pengolahan data praktek kerja lapangan

ini yaitu berupa perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak (

software ).

Perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor Intel Core 2 Duo CPU 2.00 GHZ

2. Memory 1 GB DDR2

25

Page 2: BAB IV PKL

3. Hardisk 80 GB

4. Input Device : Keyboard, Mouse,Digitizer.

5. Output Device :Monitor dengan resolusi 1280 x 800 dengan 256

warna

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Windows XP sebagai

sistem operasi, Ilwis 3.4 untuk mendigitasi peta dalam bentuk format *.shp

serta melakukan analisa luasan penggunaan lahan.

4.3 Pengolahan

Dalam memulai analisa luasan penggunaan lahan ini, aktifkan terlebih dahulu

program ILWIS 3.4 dengan meng-klik shortcut program ILWIS 3.4 yang ada

pada komputer anda.

Shortcut Program Ilwis 3.4

Setelah itu maka akan masuk kedalam layar program ilwis 3.4

26

Page 3: BAB IV PKL

4.3.1 Rektifikasi Peta

Sebelum melakukan analisa suatu lahan, terlebih dahulu dilakukan

koreksi georeferensi terhadap peta yang akan digunakan dengan tujuan

untuk menyamakan koordinat geografi yang digunakan denngan cara

membuat titik-titik sekutu yang memiliki referensi atau titik acuan sama.

Posisi dari titik acuan didapatkan dari informasi suatu GPS atau diambil

dari peta rupa bumi.

Buka peta yang belum terkoreksi untuk kita koreksi, contoh : Peta

Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000

Setelah itu lakukan Georeference, dengan meng-klik tool File

Create kemudian pilih Georeference.

Berikan sebuah nama georeferensi pada kolom Georeference

Name. gunakan metode Georef Tiepoints. Dan pada pilihan

Coordinate System pilihlah Latlon WGS84.

27

Page 4: BAB IV PKL

Kemudian berilah point pada setiap sudut peta dengan

menggunakan Add tie point untuk mengambil titik-titik point pada

peta. Adapun posisi geografis titik tersebut dimasukkan kedalam

kolom X dan Y. ulangi proses tersebut hingga semua titik

terpenuhi.

28

Page 5: BAB IV PKL

4.3.2 Digitasi

Masih dengan menggunakan ilwis 3.4, untuk melakukan proses digitasi

pada peta yang ada, buka kembali peta rupa bumi Indonesia Sukabumi

yang telah terkoreksi sebelumnya.

Pilih File Create Segment Map

Kemudian isilah berbagai keterangan yang ada pada form Create

Segment Map tersebut.

Map Name : bts_kecamatan ( sesuaikan dengan segment yang

akan di digitasi).

Selanjutnya masukkan nilai koordinat sesuai dengan peta rupa

bumi Indonesia untuk wilayah Sukabumi.

Pilih domain UniqeId untuk menetapkan identifier

29

Page 6: BAB IV PKL

Sekarang pengguna dapat memulai proses digitasi dengan

mencari bts_kecamatan pada peta dengan mengikuti garis-

garis yang terdapat pada peta tersebut. Klik icon Insert

Mode dan mulai untuk membuat beberapa garis

hingga membentuk sebuah vector, akhiri dengan

melakukan double klik pada vector tersebut dan kemudian

akan muncul kotak Attributes, isi name pada kotak

attribute tersebut sesuai dengan Peta.

Lakukan semua hingga seluruh peta benar-benar

terdigitasi dan lakukan hal yang sama untuk digitasi point.

4.3.3 Koreksi digitasi

Setelah semua peta terdigitasi, perlu dilakukan koreksi terhadap hasil

digitasi yang kita lakukan untuk mengetahui apakah digitasi telah

dilakukan dengan benar.

Ada beberapa pengecekan dalam koreksi digitasi ini diantaranya

a. Selp overlap yaitu untuk memastikan tidak ada garis yang

nyatanya berpotongan tetapi tidak dinyatakan berhubungan

pada saat digitasi.

30

Page 7: BAB IV PKL

b. Dead ends yaitu untuk memastikan bahwa tidak ada garis

yang tidak berujung, karena semua harus berujung dan

bertemu antara satu garis dengan garis yang lain.

c. Intersection yaitu untuk memastikan tidak adanya garis yang

saling berpotongan antara garis satu dengan yang lainnya.

Pada menu bar kliklah File Check Segment Self Overlap

Pilih Start at Begin dan pastikan kotak dialog Segment

Editor muncul yang menandakan proses pengecekan selesai.

Setelah selesai kliklah exit editor untuk menyimpan

semuanya.

Lakukan hal yang sama untuk Dead ends dan

Intersections.

31

Page 8: BAB IV PKL

4.3.4 Membuat Koordinat Sistem

Dalam melakukan proses analisis dan proses pengolahan lainnya, dibuat

terlebih dahulu Coordinat System yang akan digunakan oleh semua file

sehingga memiliki koordinat yang sama antara satu citra dengan citra

yang lainnya.

Pastikan navigator masih berapa pada direktori kerja , klik File

Create Coordinate System,

Aturlah Projection dengan mengklik Projection untuk

menentukan sistem proyeksi, gunakan UTM.

Kemudian klik Ellipsoid dan pilihlah WGS 84 sebagai definisi

Ellipsoid.

Dan klik Datum dengan pilihan WGS 1984.

Klik Ok dan pastikan parameter yang di isikan sama dengan

contoh berikut.

32

Page 9: BAB IV PKL

Kemudian pada layar ilwis, ubahlah koordinat segment map yang

ada dengan klik kanan Properties – ( ganti dengan koordinat

yang telah dibuat ).

4.3.5 Transformasi Polygon

Setelah melakukan digitasi terhadap kenampakkan dalam peta, maka

selanjutnya adalah melakukan transformasi Point dan Segment kedalam

bentuk polygon untuk selanjutnya di transformasi ke dalam bentuk raster

sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Pilihlah tab operation Tree Vector Operations Segments

Transform Segments.

Pilih segment map yang akan di transform

Berikan nama Output Segment Map dari segment yang telah di

transform.

Pilih koordinat yang telah dibuat sebelumnya kemudian klik Ok

33

Page 10: BAB IV PKL

Lakukan hal yang sama untuk jens data yang lain.

4.3.6 Transformasi data Poygon menjadi Raster

Adapun langkah-langkah dalam proses rasterisasi ini adalah

Buka kembali jendela utama ilwis kemudian pilih Operation Tree

Rasterize dan pilihlah Polygon to Raster.

Kemudian isilah data-data yang berada pada box Rasterize

Polygon Map sesuai dengan data yang anda miliki. Pada kolom

Georeference, klik tombol create georeference dan pastikan

koordinat sistem yang digunakan sebagai acuan dalam proses

georeferencsi. Seperti contoh pada gambar dibawah ini :

34

Page 11: BAB IV PKL

4.3.7 Analisa perhitungan luas tutupan lahan

Selanjutnya melakukan suatu analisa terhadap data yaitu menghitung

luasan tutupan lahan pada suatu daerah sesuai dengan masing-masing

kelas tutupan lahan yang terdapat pada peta. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagi berikut :

Pilih satu buah data raster yang telah diproses, klik kanan

Statistics Histogram. Dan data yang dihasilkan adalah data

berupa tabel yang akan memberikan infomasi mengenai luasan

dalam unit meter persegi.

35

Page 12: BAB IV PKL

Tabel hasil penghitungan luasan lahan pun terlihat,

menggambarkan grafik batangan dari setiap kelas tutupan lahan

beserta dengan informasi luas area tiap tutupan lahan tersebut.

4.3.8 Penggabungan peta raster

Dalam ilwis 3.4 ada beberapa operasi pengolahan peta yang dapat kita

lakukan, salah satunya adalah bagaimana menggabungkan dua atau lebih

peta raster yang memiliki georeferensi yang sama kedalam satu buah peta

raster. Operasi ini dalam ilwis disebut sebagai operasi Glue Raster Maps.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan proses ini

adalah sebagai berikut :

36

Page 13: BAB IV PKL

Pilih satu buah peta raster, kemudian klik kanan dan pilihlah

Raster Operations Glue Maps

Pada kotak dialog Glue Raster Maps, masukanlah peta raster yang

ingin digabungkan. Glue Raster Maps menyediakan maksimal 4

buah peta raster yang dapat anda inputkan. Jika anda memiliki

lebih dari 4 buah peta raster maka lakukanlah beberapa kali

penggabungan.

37

Page 14: BAB IV PKL

4.3.9 Layout

Buka peta raster yang telah digabungkan dengan operasi Glue

Maps.

Dari menu bar, pilih File Create Layout, sebelum membuat

layout simpan terlebih dahulu Map View.

Masukan Map View Name dan Title

Sekarang anda berada pada layout dengan skala 50.000, kemudian

ubahlah skalanya menjadi skala 250.000. dan Save As dengan

38

Page 15: BAB IV PKL

nama file yang berbeda. Sehingga anda memiliki dua buah map

view.

Klik File Page Setup, dan pilihlah ukuran kertas A4 dengan

orientasi Landscape.

Sekarang anda sudah memiliki dua buah peta dengan ukuran yang

berbeda, aturlah tata letak peta tersebut sesuai dengan kaidah

pemetaan.

Kemudian anda dapat menambahkan informasi pendukung pada

peta tersebut, diantaranya adalah penunjuk arah utara. Klik Insert

North Arrow

39

Page 16: BAB IV PKL

Klik Insert Scale Text untuk menambahkan informasi skala pada

peta, dan klik lah Insert Text untuk memberikan Judul Peta.

Dan terakhir aturlah tampilan border peta dengan memilih icon

Border Map, dan masukkan isian – isian seperti pada gambar

berikut :

40

Page 17: BAB IV PKL

Klik icon bitmap untuk menampilkan gambar pada layout peta.

41