68
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Politeknik Negeri Padang menyelenggarakan Program Diploma III yang terdiri dari 3950 jam perkuliahan yang dilaksanakan dalam enam semester. Pendidikan tersebut dilaksanakan dengan kurikulum yang berorientasi kepada kebutuhan industri dengan istilah kurikulum berbasis kompetensi, memiliki muatan praktek 45% dan 55%. Pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) termasuk kedalam muatan 45% di atas. Yang mana praktek bengkel dan laboratorium dilakukan di politeknik tersebar dari semester I sampai semester V. Pada semester VI khusus praktek kerja lapangan dan pembuatan tugas akhir. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang melaksanakan dua program konsentrasi yaitu : - Program Konsentrasi Maintenance - Program Konsentrasi Produksi Sesuai dengan tujuan politeknik, dengan mempersiapkan tenaga terampil yang diharapkan dapat terjun langsung ke dunia industri, maka perlu adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat melihat secara langsung kenyataan yang ada di industri dan membandingkan dengan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan. 1

Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Politeknik Negeri Padang menyelenggarakan Program

Diploma III yang terdiri dari 3950 jam perkuliahan yang dilaksanakan dalam

enam semester. Pendidikan tersebut dilaksanakan dengan kurikulum yang

berorientasi kepada kebutuhan industri dengan istilah kurikulum berbasis

kompetensi, memiliki muatan praktek 45% dan 55%. Pelaksanaan praktek

kerja lapangan (PKL) termasuk kedalam muatan 45% di atas. Yang mana

praktek bengkel dan laboratorium dilakukan di politeknik tersebar dari

semester I sampai semester V. Pada semester VI khusus praktek kerja

lapangan dan pembuatan tugas akhir.

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang melaksanakan dua

program konsentrasi yaitu :

- Program Konsentrasi Maintenance

- Program Konsentrasi Produksi

Sesuai dengan tujuan politeknik, dengan mempersiapkan tenaga

terampil yang diharapkan dapat terjun langsung ke dunia industri, maka perlu

adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat melihat secara

langsung kenyataan yang ada di industri dan membandingkan dengan ilmu-

ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

a. Tujuan Umum

- Melihat, mengetahui dan memahami secara langsung penerapan ilmu

yang didapat dibangku kuliah.

- Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di industri serta

mencari solusi penyelesaiannya.

- Belajar berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dunia

industri

- Menjalin kerjasama yang baik antara politeknik dengan dunia industri.

1

Page 2: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

b. Tujuan Khusus

- Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam perawatan rem

tromol

- Mengetahui metode perbaikan yang dilakukan pada rem tromol yang

digunakan pada batasan waktu tertentu perlu dilakukan perbaikan .

I.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan

.Agar mahasiswa mampu mencari alternatif yang dapat memecahkan

persoalan masalah mesin sesuai dengan program studi yang dipihnya

secara lebih luas dan mendalam.

Agar mahasiswa dapat mengumpulkan data ingatan untuk dirinya

sendiri ataupun untuk kampus

Agar mahasiswa dapat menambah pembendaharaan kata termasuk ilmu

teknologi yang didapat pada praktek tersebut sehingga mampu

meningkatkan kembali pelajaran yang sudah dipelajari sejak lama.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Setelah melaksakan praktek kerja lapangan pada perusahaan yang telah

dimasuki, maka penulis dapat merasakan manfaat yang diperoleh setelah kerja

praktek selesai yaitu antara lain:

1. Penulis telah dapat mengetahui aplikasi dari ilmu sebenarnya di lapangan.

2. Penulis telah dapat cara berdisiplin dan bermasyarakat sesuai tuntutan

industri.

3. Penulis telah dapat membandingkan kenyataan di industri dengan ilmu

yang diperoleh di bangku perkuliahan.

4. Penulis dapat membiasakan diri bekerja secara profesional.

5. Penulis dapat mengetahui apa dan bagaimana perihal tentang lingkungan

perusahaan sebenarnya.

6. Penulis merasakan siap mental untuk memasuki lapangan pekerjaan

nantinya.

7. Penulis telah dapat menyusun laporan hasil kerja praktek dengan baik.

2

Page 3: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

1.4 Metode Praktek Kerja Lapangan

Pada dasarnya metode pengumpulan data yang penulis lakukan sewaktu

praktek kerja lapangan di PT. IGASAR Padang, yaitu :

1. Melihat secara langsung di lapangan

2. Turun membantu pekerjaan di lapangan

3. Konsultasi dengan pembimbing industri di lapangan

4. Konsultasi akademis

1.5 Batasan Masalah

Di dalam penulisan laporan kerja praktek ini maka perlu dilakukan

pembatasan masalah, dimana penulis hanya membahas tentang perawatan dan

perbaikan rem tromol.

I.6 Sistematika Penulisan Laporan

Dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyusunnya atas

beberapa bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I Berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

maksud, dan tujuan praktek kerja lapangan, batasan masalah,

dan sistematika pembuatan laporan.

BAB II Berisikan tentang tinjauan, gambaran umum dan proses

produksi tentang perusahaan PT. IGASAR Padang.

BAB III Berisikan tentang landasan teori, proses kerja dan komponen

utama dari rem tromol

BAB IV Berisikan tentang perawatan, perbaikan, pembongkaran dan

pemasangan kembali rem tromol

BAB V Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

3

Page 4: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH PERUSAHAAN

2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.

Sejarah PT. Igasar bermula dari Proyek khusus yang didirikan oleh PT.

Semen Padang pada tahun 1971, dengan tujuan untuk menampung, menyalurkan

dan mencarikan jalan keluar dari kesukaran hidup secara bersama-sama pada

waktu itu.

Arah dan tujuan proyek khusus ini semakin jelas setelah bentuknya

dirobah menjadi yayasan yang bernama Yayasan Igasar Semen Padang pada

tanggal 25 Januari 1972. Yayasan ini didirikan dengan dasar dan tujuan untuk

membantu tugas-tugas PT. Semen Padang terutama dalam bidang sosial, budaya

dan ekonomi. Untuk kejelasan jalur kegiatan, akhirnya dibentuk 2 komisi yaitu

Komisi Sosial dan Budaya serta Komisi Ekonomi.

Komisi Sosial dan budaya bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan

olahraga, sedangkan komisi ekonomi dengan kegiatan mendirikan toko serba ada

dan kemudian berkembang dengan kegiatan industry bahan bangunan yang

terbuat dari semen (Hollow Block), Bioskop (Hiburan Film), penjahitan (menjahit

pakaian dinas karyawan PT Semen Padang), pangkas rambut, peternakan ayam,

pemborongan dan pengangkutan semen.

Kegiatan Komisi Ekonomi dari yayasan ini berkembang, terutama sekali

dalam hal pengangkutan semen dan di rasakan tidak mungkin lagi untuk disatukan

pengelolaan manajemennya dengan kegiatan bersifat sosial. Melihat prospek

Yayasan Igasar Semen Padang pada kegiatan bisnis, maka dirobahlah status

Ekonomi yang ada pada yayasan menjadi suatu Perseroan Terbatas ( PT ) yang

resminya terbentuk pada tanggal 12 September 1974 dengan akte No. 17, Notaris

Abdul Kadir Usman, SH dengan nama PT Igasar dan mendapat pengesahan

Menteri Kehakiman tanggal 25 November 1974, sedangkan Komisi Sosial budaya

tetap dikelola oleh yayasan Igasar.

4

Page 5: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Kegiatan usaha PT Igasar tidak hanya dalam distribusi dan transportasi

semen, tetapi berkembang sesuai pertumbuhan Ekonomi regional dan nasional.

PT Igasar mulai berkembang dan melakukan diversifikasi usahanya. Beberapa

kegiatan usaha mulai dikelola dengan kinerja yang baik. Produksi bahan

bangunan misalnya, usaha yang memanfaatkan bahan baku utamanya dari semen

ini menghasilkan hollow block, paving block dan genteng beton.

Perkembangan usaha yang meningkat sehubungan dengan demand

konsumen yang sangat banyak. Untuk itu PT Igasar juga memproduksi dan

melayani permintaan terhadap concrete panel, jasa alat berat, ready mix concrete,

real estate serta perdagangan umum. Satu hal yang menjadi kebanggaan anak

perusahaan PT Semen Padang ini yaitu mulai tahun 2000 PT Semen Padang

mempercayai PT Igasar untuk mengelola dan memasarkan hasil rekayasa

bengkel Pabrikasi dan Kontruksi, dimana melalui kegiatan usaha bengkel

pabrikasi ini berhasil menghantarkan PT Semen Padang memperoleh sertifikat

ISO 9001 dari lembaga sertifikasi internasional QCB ( Quali-ty Ceqrqtificaqtion

Bureqaqu – Canada ) karena bengkel ini telah berhasil memproduksi dan

memasarkan sebagai peralatan untuk pabrik.

2.1.2 Misi Perusahaan

Visi

1. Menjadi perusahaan yang tangguh, tumbuh, sehat, berkembang dan

mampu bersaing di pasar global.

Misi

1. Membangun kemitraan dengan perusahaan – perusahaan lain untuk

menunjang dan mengembangkan perdagangan nasional dan

internasional.

2. Menjadi perusahaan yang menguasai bidang engineering,

pabrikasi, kontruksi, peralatan pabrik dan distributor serta

transportasi hasil produksi semen atau produksi lainnya di pasar

global.

5

Page 6: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

2.1.3 Sasaran Pokok Perusahaan

PT. Igasar yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh KKSP,

mempunyai sasaran pokok sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan karyawan (pemegang sertifikat saham)

melalui penerimaan deviden, karena itu perusahaan beroperasi sebagai

unit ekonomi dengan ciri-ciri berorientasi laba, efisiensi, bersaing dan

berkembang.

2. Menunjang misi PT. Semen Padang , khususnya dalam hal kelancaran

pendistribusian semen sehingga tidak terdapat kelangkaan semen pada

suatu daerah (Sumbar, Riau, Jambi, Tapsel dan Jakarta) khusus untuk

Semen Padang.

3. Pengembangan unit-unit usaha yang prospektif seperti, bahan

bangunan (Ready Mix Concrete, Beton Cetak), perdagangan Umum,

batu bara, reall estate, dan lain-lain.

2.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan berazazkan fungsional, berbentuk lini dan

staf. Penyusunan organisasi perusahaan dilakukan dengan membagi habis seluruh

di bidang aktivitas manajemen tersebut ke dalam kotak-kotak organisasi yang

dibuat dan membedakan dalam 2 (dua) unit, yaitu unit operasional (revenue

center) dan unit penunjang. Hirarki organisasi diatur sebagai berikut:

a. Direksi

b. Divisi

c. Bagian

d. Seksi

e. Pelaksana

Perusahaan dipimpin oleh seperangkat Direksi, terdiri dari Direktur

Utama dan dibantu oleh 3 ( tiga ) orang Direktur dengan tugas tertentu yang

ditetapkan yaitu :

Direktur Teknik, membawahkan Divisi Angkutan & Alat Berat

dan Divisi Rekayasa Tehnik.

6

Page 7: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Direktur Keuangan, membawahkan Divisi Keuangan dan Divisi

Umum.

Di samping itu terdapat 2 (dua) Divisi yang langsung bertanggung jawab

kepada Direktur Utama, yaitu Divisi SPI dan Divisi Pengembangan Bisnis.

Direksi PT. Igasar berasal dari karyawan Staf PT. Semen Padang,

sedangkan Karyawan PT. Igasar adalah personil-personil yang bekerja dan

diangkat sendiri oleh PT. Igasar sebagai karyawan perusahaan. Struktur organisasi

perusahaan disusun (terakhir) melalui Surat Keputusan Direksi No.

036/SKD/DIRUT/IGSSP/07.04 tanggal 07 Juli 2004.

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan

Manajemen adalah proses dari penetapan tujuan (perencanaan),

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dari sumber daya perusahaan

secara efisien dan efektif. Dengan demikian pada hakekatnya manajemen PT.

Igasar merupakan proses pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa Sumber

daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan proses

manajemen (pengambilan keputusan).

Dari pengertian Manajemen di atas, maka dalam pelaksanaannya PT.

Igasar menganut Sistem Manajemen Partisipasi yaitu melibatkan seluruh jajaran

perusahaan secara terpadu dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan

perusahaan. Hal ini berarti bahwa sistem manajemen yang dianut secara langsung

akan mendorong terciptanya pengembangan kemampuan dan peningkatan daya

nalar (inovasi) dari pada karyawan pelaksana sistem manajemen itu sendiri dalam

proses pengambilan keputusan. PT. Igasar mempunyai struktur organisasi yang

menggambarkan rentang kendali manajemen dan pendelegasian wewenang yang

menyangkut aktifitas, otoritas, tanggung jawab serta hak dan kewajiban masing-

masing unit organisasi.

Dari struktur organisasi tersebut terlihat bahwa PT. Igasar dipimpin oleh

seorang Direktur Utama dan dibantu oleh 3 (tiga) orang Direksi yang bertanggung

jawab pada Dewan Komisaris. Sebagaimana lazimnya sebuah Perseroan Terbatas,

7

Page 8: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

maka direksi PT. Igasar diangkat dan diperhentikan oleh Pemegang Saham

sebagai pemegang kekuatan tertinggi dalam suatu Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Sesuai dengan pernyataan keputusan Rapat No. 30 yang dibuat di hadapan

Harti Virgo Putri, SH, Notaris di Padang tanggal 24 Agustus 2007 telah dilakukan

perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut :

Dewan Komisaris

- Komisaris Utama : Ir. Chairinal Chaidir, MM

- Komisaris : 1. Ir. Erizal Anwar

2. Ir. Burhani, Msc

- Sekretaris : Rinold Thamrin, SE, Akt, MM

Direksi

- Direktur Utama : Desri Ayunda, SE. MBA

- Direktur Teknik : Ir. Agusta Fachrurazi, SE

- Direktur Keuangan : Zulfahmi SE, Ak

Direktur Utama langsung membawahi :

1. Divisi Satuan Pengawasan Intern

2. Divis Pengembangan Bisnis

Sedangkan masing- masing direksi membawahi divisi-divisi sebagai berikut

1. Direktur Teknik membawahi :

a. Divisi Transportasi & Alat Berat

b. Divisi Rekayasa Teknik

2. Direktur Keuangan membawahi :

a. Divisi Keuangan

b. Divisi Umum

8

Page 9: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

2.2 PROSES BISNIS USAHA PT.IGASAR

2.2.1 PERDAGANGAN SEMEN

1. Penjualan semen

Sebagai core bisnis PT.Igasar adalah bidang Distributor Semen yaitu

mendukung misi Induk Perusahaan dalam rangka upaya

memasyarakatkan penggunaan semen type Super Mansory (SMC) di

samping upaya meningkatkan pemasaran jenis type I. Daerah

pemasaran Sumbar, Riau, Jambi, Jakarta, dan Bandung.

2.2.2 ANGKUTAN DAN ALAT BERAT

1. Angkutan Dump Truck.

Angkutan Dump truck kegiatannya membawa Silika, Klinker Gypsum,

Split, Cooper Salag, guna keperluan PT.Semen Padang

2. Angkutan truk kapsul (semen curah).

Angkuan Truck kapsul kegiatannya adalah membawa semen curah

kepada pelanggan sesuai dengan Delivery Order (DO)

3. Alat berat.

Alat - alat berat keberadaanya untuk dipakai sendiri guna mendukung

proses produksi dan Order sesuai dengan kontrak dengan pihak lain .

2.2.3 PRODUKSI BAHAN BANGUNAN

1. Bagian produksi ready mix, yaitu : memproduksi produk beton jadi

untuk mensupply proyek - proyek pemerintah dan swasta.

2. Bagian pengendalian Mutu, yaitu bagian yang khusus mengawasi

pekerjaan bagian ready mix dan beton cetak,apakah produk tersebut

telah sesuai dengan standar mutu yang berlaku mulai dari pengujian

bahan baku sampai ke produk siap dipasarkan.

Unit Bahan Bangunan dengan produksi mengolah semen menjadi produk

seperti ; Beton Cetak , P.Block , Concrete Panel dan Genteng Beton sedangkan

Ready Mix Concrete ( Beton Jadi ) merupakan produk bahan coran untuk

memenuhi kebutuhan proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat seperti

9

Page 10: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Ruko, Jembatan, Jalan dll. Selanjutnya produk Split (Batu Pecah) keberadaannya

sebagai penunjang untuk memenuhi bahan baku produksi.

2.2.4. TEKNIK PROYEK

Divisi Teknik sebagai salah satu divisi usaha dari PT. Igasar mempunyai

tiga bagian yang terdiri atas seksi-seksi, sebagai berikut :

1. Bagian Pemeliharaan.

2. Bagian Perencanaan Teknik.

3. Bagian Konstruksi.

Unit Teknik Proyek disamping melaksanakan pekerjaan pembangunan

perumahan karyawan PT.Semen Padang, juga bergerak dalam pengadaan clay

untuk PT.Semen Padang dan Bidang Konstruksi , seperti Pembangunan Gedung,

Jembatan dan jalan .

2.2.5. PERDAGANGAN UMUM

a. Barang-barang umum ;

1. Menyediakan material untuk kebutuhan PT.Semen Padang

seperti ; kawat las , Master Flow 880 dll.

2. Kerja sama dengan Work Shop PT.Semen Padang dalam hal

pekerjaan Pabrikasi seperti Packer dll.

b. Batu Bara

Menyediakan kebutuhan batu bara untuk PT.Semen Padang

c. EMKL

Di samping dari unit-unit tersebut di atas juga membantu kelancaran

pengurusan dokumen serta angkutan bahan baku penolong seperti pasir

besi dan gypsum dari Teluk bayur ke Indarung , sedangkan angkutan

klinker dari Indarung ke Teluk Bayur untuk dijual ke Pabrik semen lain

di Indonesia. Unit ini hanya membantu aktivitas kerja unit EMKL

PT.Semen Padang.

10

Page 11: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

2.3 KONDISI PERUSAHAAN

2.3.1 Organisasi

a. Struktur organisasi bersifat “semi” divisional dengan beberapa fungsi

(pemasaran, keuangan dan SDM) bersifat terpusat (sentralisasi),

sehingga divisi/unit usaha yang ada hanya berhubungan dengan

aktivitas operasional.

b. Berdasarkan alur pusat pertangung jawaban (responsibility centers)

hampir seluruh divisi/unit yang ada bertindak sebagai investment/cost

centers.

c. Terdiri atas 8 divisi, terdiri atas divisi operasional (distributor semen,

angkutan, teknik, produksi, perdagangan umum, logistik) dan

penunjang (Keuangan, Umum)

d. Delapan divisi yang ada bertugas untuk mendukung unit usaha yang

terdiri dari (a) distributor semen, (b) transportasi & alat berat, (c)

bahan bangunan, (d) teknik, (e) perdagangan umum.

e. Berdasarkan informasi bahwa perusahaan belum mempunyai suatu

sistem dan prosedur akuntansi yang baku untuk mengatur tata kerja

organisasi (hanya berupa SOP untuk unit angkutan dan unit semen).

11

Page 12: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Manajemen Pemeliharaan

3.1.1 Pemeliharaan

Pemeliharaan menjadi sangat penting peranannya dalam menjaga

kondisi seluruh komponen mesin agar dapat beroperasi dengan baik pada saat

diperlukan dan digunakan. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam

kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat mengalami kerusakan jika kita

mengabaikan bentuk-bentuk pemeliharaan pada mesin dan peralatan.

Kerusakan kecil hingga kerusakan besar akan dapat menghambat aktivitas

pabrik yang akhirnya akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk

memperbaiki atau penggantian mesin dan peralatan. Kemajuan teknologi

proses permesinan ternyata menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan

terhadap manajemen Pemeliharaan pada mesin atau peralatan. Semakin

canggih suatu mesin atau peralatan berarti semakin rumit juga penanganan

pemeliharaan dan perbaikannya.

1) Tujuan Pemeliharaan

Adapun tujuan dari pemeliharaan adalah sebagai berikut :

(1) Agar mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal

sehingga dapat menjamin kelangsungan pekerjaan

(2) Agar dapat menjamin keselamatan personil dalam menggunakan fasilitas,

sehingga operator dapat bekerja secara optimal, nyaman dan aman

(3) Untuk menjamin keselamatan personal yang memakai keselamatan

tersebut

(4) Menjaga agar mesin selalu dalam keadaan stabil, sehingga mempermudah

pelaksanaan operasi

(5) Mengetahui kerusakan sedini mungkin, maka apabila terdapat kerusakan

yang sifatnya mendadak dapat dihindari.

12

Page 13: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Kunci keberhasilan adalah hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan

pemeliharaan dalam melayani atau memberikan layanan yang tepat pada

bagian-bagian yang lain, seperti berikut :

(1) Kemampuan personil untuk merawat dan tidak sekedar memiliki

keterampilan untuk memperbaiki mesin

(2) Ketersediaan data mesin

(3) Kelancaran arus informasi

(4) Kejelasan standar pengerjaan

(5) Kejelasan perintah kerja

(6) Kemampuan, kemauan membuat rencana Pemeliharaan

(7) Keselamatan dan keamanan kerja

(8) Ketelitian kerja

(9) Kelengkapan fasilitas kerja

(10) Kesesuaian sistem dan prosedur.

2) Klasifikasi Pemeliharaan

Adapun jenis-jenis Pemeliharaan yang akan diterangkan dalam bab ini

adalah Pemeliharaan terencana dan tidak terencana, dan untuk lebih jelasnya

akan dibahas pada bagian selanjutnya Gambar (3.1) berikut ini merupakan

bagan dari manajemen Pemeliharaan.

13

Page 14: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Gambar 3.1 Bagan Manajemen Pemeliharaan

3.1.2 Pemeliharaan Terencana (Planed Maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah Pemeliharaan yang terorganisir dan

dilaksanakan dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan dan catatan-

catatan untuk melaksanakan tindakan pemeliharaan. Tujuan Pemeliharaan

tersebut adalah untuk menghindari kerusakan fasilitas yang tiba-tiba dan

14

PEMELIHARAAN TAK TERENCANA

PEMELIHARAAN(MAINTENANCE)

RUNNINGMAINTENANCE

PENYETELANSMALL REPAIR

INSPEKSI(INSPECTION)

PEMBERSIHAN(CLEANING)

DanLUBRICANTION

MAYOROERHAUL

MINOROVERHAUL

MESIN RUSAK YANG SUDAH DIRENCANAKAN

PEMELIHARAAN BERHENTI(SHTDOWN MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN DARURAT(EMERGENCY MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN PENCEGAHAN(PREVENTIVE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN KOREKSI(CORRECTIVE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN TERENCANA(PLANNED MAINTENANCE)

Perawatan ramalan ( preiktif maint )

(Mengganti komponen dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan)

Page 15: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Pemeliharaan ini dijalankan

secara berkala berdasarkan kondisi atau waktu yang telah ditentukan.

1. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan adalah Pemeliharaan yang dilakukan dengan

interval tertentu dengan maksud untuk meniadakan kemungkinan terjadinya

gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin.

Pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan :

(1) Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa

(2) Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan

(3) Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak

(4) Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak

pelumas.

2. Pemeliharaan Korektif (Corective Maintenance)

Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk

memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah

berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam

pemeliharaan korektif ini terbagi tiga macam, yaitu Shutdown Maintenance,

Breakdown Maintenence dan running maintenence. Yang dimaksud dengan

shutdown maintenance adalah suatu pekerjaan maintenance yang hanya

dilakukan apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti, dan

break down maintenence adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan

perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah diduga, sedangkan

running maintenence adalah pemeliharaan berjalan yang merupakan sistem

pemeliharaan yang dilakukan pada saat pemeliharaan sedang beroperasi. Cara

pemeliharaan ini termasuk jenis Pemeliharaan yang direncanakan

1. Reparasi

Suatu bentuk Pemeliharaan dengan melakukan penggantian pada bagian

komponen-komponen yang tidak layak pakai.

2. Overhoul

Overhoul adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu

peralatan, sampai kondisi yang lebih baik. Overhoul biasanya dilakukan

15

Page 16: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

dengan melakukan pembongkaran dan pemasangan secara keseluruhan dari

peralatan.

Adapun kriteria pemeliharaan terencana adalah sebagai berikut :

- Kebijakan pemeliharaan telah dipertimbangkan sebelumnya

- Pelaksanaan pemeliharaan dikontrol dan diarahkan pada penunjang

rencana pemeliharaan yang telah ditetapkan sebelumnya

- Adanya catatan hasil kebijakan yang ditetapkan untuk menetapkan

kebijakan yang lebih sempurna sehingga biaya dan waktu pemeliharaan

dapat dikontrol.

3. Pemeliharaan Prediktif

Adalah suatu usaha pemeliharaan dengan cara pemantauan peralatan yang

ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan terjadi.

3.1.3 PemeliharaanTidak Terencana (Unplanned Maintenance)

Pemeliharaan yang tidak terencana adalah pemeliharaan yang

dilaksanakan di luar dari rencana yang telah dijadwalkan. Yang termasuk

pada pemeliharaan ini adalah Emergency Maintenance. Emergency

maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali tidak hidup

dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak mungkin untuk dilakukan

pengoperasian.

3.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pemeliharaan

1. Keahlian Operator Untuk Merawat

Keahlian operator untuk merawat merupakan suatu hal yang harus

dikuasai semua anggota yang terlibat dalam kegiatan dan harus benar-

benar mempunyai suatu keterampilan dan pengetahuan yang mendasari

kegiatan pemeliharaan tersebut baik secara teori maupun secara praktek.

2. Ketersediaan Data Mesin

Ketersediaan data mesin yang lengkap berpengaruh sekali terhadap

keberhasilan pemeliharaan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan

pemeliharaan yang baik terhadap suatu mesin seandainya kita tidak

mempuyai data yang lengkap terhadap mesin yang kita rawat, karena

16

Page 17: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

untuk merencanakan tindakan pemeliharaan suatu mesin kita berpedoman

pada data-data yang dimilikinya.

3. Kelancaran Arus Informasi

Arus informasi yang dimaksud meliputi segala hal yang berhubungan

dengan kegiata pemeliharaan terhadap suatu mesin. Setiap personil harus

mengetahui segala informasi mengenai pemeliharaan yang dilakukan agar

setiap pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar. Jadi arus informasi ini

haruslah selancar mungkin yang melibatkan semua personil yang ikut serta

dalam kegiatan Pemeliharaan.

4. Kejelasan Perintah Kerja

Setiap perintah yang diberikan kepada personil yang langsung terjun

ke lapangan harus benar-benar jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam

operasional pemeliharaan. Dalam hal ini pihak yang memberikan perintah

kerja harus dapat merinci setiap perintah yang diberikan dengan sejelas-

jelasnya dan memastikan semua pihak pelaksana pemeliharaan di lapangan

telah memahami tentang apa yang akan dilakukan sesuai dengan perintah

yang dibenarkan.

5. Ketersediaan Standar Pekerjaan

Standar pekerjaan ini sangat dibutuhkan sekali dalam melakukan

kegiatan pemeliharaan karena digunakan sebagai acuan dalam merawat

suatu mesin, apakah suatu pemeliharaan yang dilakukan telah sesuai

dengan yang kita harapkan atau belum. Oleh karena itu, ketersediaan

standar pengerjaan ini ikut menentukan keberhasilan suatu pemeliharaan.

6. Keamanan dan kemampuan membuat rencana pemeliharaan

7. Dengan kemampuan membuat suatu rencana pemeliharaan maka

banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh, diantaranya adalah

tindakan pemeliharaan lebih dapat dipastikan terlaksana, biaya

pemeliharaan dapat diklasifikasikan secara tepat dan pemakaian

peralatan dapat diketahui lebih baik .

8. Kedisiplinan Personil Pemeliharaan

Sebagaimana kita ketahui dalam pekerjaan apapun kedisiplinan

memegang peran utama untuk memperoleh suatu keberhasilan, demikian

17

Page 18: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

pula halnya dengan kegiatan pemeliharaan. Setiap personil yang terlibat

harus benar-benar menerapkan kedisiplinan dalam segala kegiatan yang

dilakukan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan suatu tindakan,

atau kegiatan perawatan yang dilakukan akibat kecenderungan untuk tidak

disiplin. Kedisiplinan tidak mengandung atasan atau bawahan, semua

pihak yang telah direncanakan menurut jadwal yang telah dibuat selalu

ikut serta dalam kegiatan Pemeliharaan.

9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja meliputi semua aspek yang

berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan itu sendiri baik personil yang

merawat, mesin atau peralatan yang digunakan untuk merawat. Dengan

terjaminnya keselamatan dan keamanan kerja berarti juga menentukan

tercapainya keberhasilan dalam Pemeliharaan.

10. Kelengkapan Fasilitas Kerja

Hal ini tidak diragukan akan berpengaruh kepada keberhasilan

pemeliharaan dimana semakin lengkap fasilitas kerja seperti peralatan

yang memadai, maka semakin besar pula kemungkinan suatu kegiatan

pemeliharaan akan berhasil. Sebaliknya jika suatu fasilitas kurang

mendukung, maka dengan sendirinya suatu pemeliharaan tersebut akan

terhalang dan keberhasilan akan sulit untuk diraih.

11. Inspeksi

Inspeksi merupakan proses yang dapat berupa pengukuran, pengkajian

dengan maksud untuk membandingkan suatu unit dengan kebutuhan yang

dapat diaplikasikan. Inspeksi dapat juga didefinisikan sebagai

perlengkapan untuk :

(1) Memastikan perlengkapan bekerja sesuai dengan rencana

(2) Mengevaluasi potensi yang menimbulkan masalah mekanik, hidrolik

dan listrik

(3) Memperkirakan waktu terjadinya kerusakan

(4) Mengidentifikasi komponen-komponen atau fungsi yang dapat

mempercepat kerusakan

18

Page 19: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

(5) Membuat jadwal perbaikan pada waktu yamg cocok untuk mencegah

timbulnya kerusakan pada mesin atau alat.

Adapun beberapa keuntungan dari inspeksi ini adalah :

(1) Pemeliharaan yang sederhana dan teratur jauh lebih murah

(2) Umur fasilitas panjang

(3) Sedikit terjadi kerusakan

(4) Tidak mengganggu jadwal operasi fasilitas

(5) Mengurangi atau memperkecil down time (waktu menganggur)

(6) Menjamin tersedia suku cadang

(7) Menghasilkan kwalitas produk dan efisien yang lebih tinggi.

19

Page 20: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

3.2 Landasan Teori Secara Umum

1. Pengertian rem

Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital

keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang

bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian rem

banyak ditemui pada sistem mekanik yang kecepatan geraknya berubah-ubah

seperti pada roda kendaraan bermotor, poros berputar, dan sebagainya. Berarti

dapat disimpulkan bahwa fungsi utama rem adalah untuk menghentikan

putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak

dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan

secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik atau

penukaran kutup, dan lain-lain.

Pada umumnya sebuah rem mempunyai komponen-komponen yaitu sebagai

berikut :

• Backing plate

• Silinder penyetel sepatu rem

• Sepatu rem

• Pegas pembalik

• Kanvas rem

• Silinder roda

• Drum rem

Dimana penjelasan masing-masing komponen tersebut diterangkan di

bawah ini.

Backing plate

Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat

dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan diikat

dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing

plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing plate.

20

Page 21: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan

dipasangkan pada backing plate.

Gambar 3.2 Backing Plate

Silinder penyetel sepatu rem

Silinder penyetel sepatu rem berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan

untuk penyetelan renggang antara sepatu dengan drum. Pada beberapa macam

rem, sebagai pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan kam penyetel

sepatu digunakan secara terpisah.

Sepatu rem

Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan

dilengkapi dengan kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian

permukaan dalam sepatu rem. Salah satu ujung sepatu rem dihubungkan pada

anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu rem. Ujung lainnya

dipasangkan pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu ke

drum dan juga sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.

21

Page 22: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Gambar 3.3 Sepatu Rem (sebelah kiri) dan Kanvas Rem (sebelah kanan)

Pegas pembalik

Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada

drum ketika pijakan rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik

biasanya dipasang dibagian sisi silinder roda.

Kanvas rem

Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek

pada drum. Bahan yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau

campuran plastik untuk untuk memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan

aus. Pada beberapa macam rem, terdapat perbedaan bahan kanvas rem yang

dipasangkan pada sepatu pertama dan sepatu kedua. Kanvas ini dapat diganti

jika sudah mengalami aus.

Silinder roda

Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong

sepatu rem ke drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari

master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem,

tergantung dari modelnya. Ada dua macam silinder roda; yang satu bekerja

pada sepatu rem pada kedua arah, dan satunya lagi gerakannya hanya pada

satu arah saja.

22

Page 23: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Drum rem

Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini

dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang

berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan

terhadap permukaan dalam drum, mengakibatkan terjadinya gesekan dan

menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200°C-300°C). Karena itu,

untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di

sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium

yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat

menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan

dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.

Gambar 3.4 Tromol Rem

2. Prinsip Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan

(tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap

bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan

kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi

kinetis [energi gerak] untuk menggerakkan kendaraan.

Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas

untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh

adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek

23

Page 24: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan

antara dua obyek.

3. Tipe rem

Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi

beberapa tipe tergantung pada penggunaannya, yaitu sebagai berikut :

Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan meng-

hentikan kendaraan

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.

Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan

pada kendaraan besar

Secara lengkapnya dapat dilihat pada gambar

Rem hidraulis

Rem kaki Rem roda

Rem pneumatis

Center brake

Rem Rem parkir Rem mekanik

Rem roda belakang

Rem tambahan Exhaust brake

Gambar 3.5 Bagan Tipe Rem

Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu hidraulis dan

rem pneumatic. Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibandingkan

dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Rem hidraulis

juga mempunyai konstruksi yang khusus. Dengan adanya keuntungan tersebut,

rem hidraulis ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk

ringan. Sistem rem pneumatik termasuk kompresor atau sejenisnya yang

menghasilkan udara bertekanan yang digunakan untuk menambah daya

24

Page 25: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaraan berat

seperti truk besar dan bus.

Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan.

Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe

roda belakang (rem kaki), atau rem parkir ekslusif yang dihubungkan dengan

roda-roda belakang. Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe

center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem

parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang

(rod), tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman.

4. Komponen Dan Mekanisme Kerja Sistem Rem

a. Pedal Rem.

Pedal rem berfungsi sebagai pijakan awal pada saat pengendara akan

memperlambat atau menghentikan laju kendaraan dengan mengoperasikan

rem. Pedal rem biasanya dipasang pada lantai di bawah ster bagian kanan

dilengkapi dengan penyetel kebebasan pedal dan pegas pengembali. Pada

pedal juga dipasang switch lampu rem.

b. Master Silinder

Master silinder merupakan suatu bagian dari konstruksi rem hidrolis

yang berfungsi meneruskan tekanan pedal rem menjadi tekanan minyak dalam

suatu silinder melalui mekanisme gerak torak. Adapun cara kerja master

silinder sebagai berikut:

Pada saat pedal rem ditekan / dinjak, piston akan maju dan

mengalirkan minyak ke tangki melalui saluran di depan master silinder.

Akibat tekanan ini maka tekanan minyak menjadi tinggi. Jika pedal dilepas

maka piston kembali keposisi semula akibatnya tekanan minyak mengecil dan

terjadi kevakuman di dalam piston. Akibatnya minyak akan terhisap oleh

batang pendorong dan katup inlet terbuka sehingga minyak kembali ke tangki.

25

Page 26: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Master silinder terdiri dari :

- Reservoir Tank : Untuk menampung minyak rem.

- Push rod : Untuk meneruskan tenaga dari pedal rem ke piston.

- Piston : Untuk menekan minyak rem menuju silinder roda melalui pipa-

pipa rem.

- Piston Cup : Untuk perapat piston.

- Fluid Passage : Untuk mengalirkan minyak rem,

- Return Spring : Untuk mengembalikan piston ke posisi semula pada saat

penekanan pedal rem dilepas.

- Out let valve : Untuk mengalirkan minyak rem pada saat pedal rem

ditekan.

Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master

silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan

dibanding tipe tunggal (single type).

 

 Gambar 3.6 Single Master Cylinder  Gambar 3.7 Tandem Master Cylinder

Silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-

masing untuk roda depan  dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu

sistem tidak bekerja maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik

sehingga pengereman masih bisa berlangsung.

26

Page 27: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

1. Boster Rem (bralew Broster).

Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat

untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat

gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar

dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder

(tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider itu

sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk

kecil.

Gambar 3.8 Booster Rem

Boster rem mempunyai diapragma yang bekerja dengan adanya

perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevacuman yang

dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan

dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya pengereman

yang besar dari langkah pedal yang minimum.

Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,

boster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya

saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya

27

Page 28: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm

dengan normal tanpa bantuan boster.

Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster

remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi

pada manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster rem

terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction

mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi

menjadi bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang

dibatasi dengan membran dan piston boster.

Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang

tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol

dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang

penggerak katup.

2. Outlet Check Valve

Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang

berfungsi untuk mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2)

untuk mencegah terlambatnya pengereman.

Gambar 3.9 Outlet Check Valve

28

Page 29: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

c. Pipa Rem.

Pipa rem berfungsi untuk mengalirkan minyak rem bertekanan dari

master silinder menuju silinder roda. Pemasangan pipa rem untuk kendaraan

penggerak roda belakang adalah pipa konvensional, sedangkan untuk

kendaraan dengan penggerak roda depan adalah pipa horizontal.

3.3 Landasan Teori Secara Khusus

1. Uraian Tentang Rem Tromol

Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energizing action /

effect) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol

yang berputar.

2. Komponen-Komponen Rem Tromol

Komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel

cylinder), sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake

drum).

Gambar 3.10 Komponen-komponen rem Tromol

29

Page 30: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

- Backing Plate

Backing plate berfungsi

untuk menempatkan

komponen-komponen rem

tromol agar selalu pada posisi

tetap. Backing plate terbuat

dari baja press. karena sepatu

rem terkait pada backing

plate, maka aksi daya

pengereman tertumpu pada

backing plate.

Gambar 3.11 Backing Plate

- Silinder Roda (wheel cylinder)

Silinder roda berfungsi untuk menyalurkan tenaga yang ada pada

minyak rem ke sepatu rem melalui piston silinder roda, sehingga sepatu

rem dapat menekan kuat pada sisi dalam tromol. Ada 2 macam silinder

roda,yaitu:

a. Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah

b. Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah.

Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula

karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Bleeder plug berfungsi

sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem

Gambar 3.12 Master Silinder Tipe Double piston (Kiri) dan Tipe Single Piston (Kanan)

30

Page 31: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

- Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem terbuat dari plat baja

yang berfungsi untuk menempatkan

kanvas dan sekaligus menekankan

pada sisi dalam tromol saat terjadi

pengereman. Kanvas rem dipasang

dengan cara dikeling (untuk

kendaraan besar) atau dilem (untuk

kendaraan kecil).

Gambar 3.13 Sepatu Rem (Kiri) dan Kanvas Rem (Kanan)

Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan

sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan

harus dapat menahan panas dan aus.

- Tromol Rem

Tromol rem berfungsi sebagai media menempatkan roda sekaligus

supaya dapat direm. Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang

(gray cast iron).

Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi

gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200 – 300 0C.

- Piston

Fungsinya sebagai tenaga penggerak kedua kanvas rem karena terjadi

pada master silinder yang diteruskan ke silinder roda dan tekanan tersebut

dilanjutkan oleh piston menekan masing-masing  sepatu rem.

Gambar 3.14 Piston Rem

31

Page 32: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

- Baut Penyetel

Fungsinya menyetel kerenggangan kanvas rem dengan tromol rem

dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan baut penyetel.

- Pegas Pengembali

Berfungsi untuk mengembalikan kanvas rem dan piston ke posisi

semula setelah melakukan  pengereman.

- Bleeder Plug

Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pipa.

3. Tipe-Tipe Rem Tromol

- Tipe Leading Traili

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan

mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari

pada trailing shoe.

Gambar 3.15 Rem Tromol Tipe Leading Traili

32

Page 33: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

- Tipe Two Leading

o

Tipe ini mempunyai dua

wheel cylinder yang masing-

masing memiliki satu piston.

Keuntungan :

Saat kendaraan maju

kedua sepatu rem menjadi

leading shoe sehingga

daya pengereman baik

Gambar 3.16 Rem Tromol Tipe Two Leading

Kerugian :

Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe

sehingga daya pengereman kurang baik.

- Tipe Dual Two Leading

o

Tipe ini mempunyai 2

silinder roda (wheel

cylinder), yang masing-

masing memiliki 2 buah

piston dan menghasilkan

efek pengereman yang baik

saat kendaraan maju maupun

mundur.

Gambar 3.17 Rem Tromol Tipe Dual Two Leading

33

Page 34: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

- Tipe Uni-Servo

Tipe ini mempunyai 1 wheel

cylinder dengan 1 piston.

Keuntungan :

Saat kendaraan maju

kedua sepatu rem menjadi

leading shoe sehingga

daya pengereman baik.

Gambar 3.18Rem Tromol Tipe Uni Servo

Kerugian :

Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe

sehingga daya pengereman kurang baik.

- Tipe Duo-Servo

Tipe ini merupakan penyempurnaan

dari tipe uni-servo yang mempunyai

1 wheel cylinder dengan 2 piston.

Gaya pengereman tetap baik tanpa

terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

Gambar 3.19 Rem Tromol Tipe Duo Servo

34

Page 35: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

4. Gangguan-Gangguan Pada Rem Tromol

Gangguan-gangguan yang sering dialami oleh rem tromol adalah :

Pengereman tidak bekerja pada saat pedal rem diinjak tapi

kendaraan tetap berjalan dan tidak terjadi pengereman.

            Penyebab :

1. Kekurangan minyak rem

2. Terdapat kebocoran pada pipa/sambungan

3. Silinder utama mengalami kebocoran

  Cara mengatasi :

1. Tambahkan minyak rem

2. Cari bagian yang mengalami  kebocoran dan perbaiki

3. Perbaiki kerusakan silinder utama

Rem berbunyi

Penyebab :

1. Kanvas ren aus/rusak

2. Bantalan roda longgar

3. Kontak yang tidak tepat antara kanvas dan tromol

Cara mengatasi :

1. Ganti kanvas rem

2. Kelonggaran bantalan roda diperbaiki

3. Penyetelan kontak antara tromol dengan kanvas rem.

35

Page 36: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

BAB IV

PERAWATAN DAN PERBAIKAN REM TROMOL

Perawatan pada rem tromol ini bertujuan untuk menjaga kondisi

komponen sistem rem agar terjamin keamanan dalam berkendara.

4.1 Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Rem Tromol

a) Pemeriksaan Dan Penyetelan Pedal Rem Mobil

1. Ukur tinggi pedal

- Lipat karpet di bawah pedal rem dengan menggunakan penggaris,

ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai.

- Biasanya tinggi pedal rem tidak berubah secara drastis . Namun

apabila tidak berada di dalam nilai spesifikasi, lakukan penyetelan

menurut prosedur dibawah ini.

2. Stel tinggi pedal

- Lepaskan soket penghubung kabel yakni kabel untuk switch

lampu rem

- Kendorkan mur pengunci swit lampu rem dan putar swit beberapa

putaran.

- Kendorkan mur pengunci push rod dan stel tinggi pedal dengan

memutar push rod.

- Putar kembali swit lampu rem sampai stopper pedal sedikit

menyentuh pelindung, kemudian kencangkan mur pengunci.

36

Page 37: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Gambar 4.1 Pedal Rem

Tinggi pedal dari lantai ( 154,7 – 164,7 mm ( 6, 091 – 6, 484 in.)

3. Pasangkan kembali soket penghubung kabel swit lampu rem

4. Stel gerak bebas pedal rem.

b) Pemeriksaan & Penyetelan Gerak Bebas Pedal Rem

1. Periksa gerak bebas pedal rem

- Setelah mesin dimatikan, bebaskanlah kevakuman yang terdapat di

dalam booster rem dengan jalan menginjak pedal rem sampai

jarak cadangan pedal tidak berubah lagi dengan tekanan pedal yang

sama.

- Dengan perlahan pedal rem ditekan dengan jari sampai terasa ada

tahanan kemudian ukurlah langkah pedal.

2. Stel gerak bebas pedal rem.

- jika gerak bebas pedal rem tidak dalam spesifikasi(Gerak bebas

pedal : 3- 6 mm(0,12 -0,24)). kendorkan mur dari push rod pada

master silinder . Penyetelan dilakukan dengan memutar-mutar

push rod.

- Kencangkan mur dan ukur gerak bebas sekali lagi.

- Periksa bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan

lampu rem mati apabila pedal dibebaskan.

37

Page 38: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

c) Pemeriksaan booster rem

Booster rem terpasang tepat di belakang master rem dan terhubung

dengan pedal rem. Tugasnya, memperbesar tekanan dari injakan kaki pada

pedal rem. Injakan ringan pun bisa menghentikan mobil. Maka periksalah

booster rem jika pedal rem terasa keras saat diinjak. Mungkin saja komponen

yang terletak di ruang mesin (dekat master rem) ini mengalami kerusakan dan

perlu perbaikan di bengkel. langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya

booster rem adalah sebagai berikut :

1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).

2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi

pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).

3. Hidupkan mesin.

4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya

(posisi kaki tetap menekan pedal rem).

5. Kemudian matikan mesin.

6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah dan

pedal akan naik apabila anda melakukan pengocokan kembali.

Gambar 4.2 Booster Rem

38

Page 39: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di

atas, ada kemungkinan  booster rem memang bermasalah. Sebelum

memastikan booster rusak lakukan juga pemeriksan pada selang vacuum.

Biasanya ada kebocoran pada selang tersebut ditandai dengan desisan udara

pada sekitar selang, maka anda bisa menggantinya dengan selang gas elpiji

dan valve di dalam selang lama dipindah dimasukan ke selang gas elpiji

dengan posisi arah sedotan ke arah intake manifold.

d) Pemeriksaan Kebocoran pada Silinder Master

- Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.

- Periksa kebocoran pada seal sekunder. Jika ujung silinder dan

kelilingnya basah oleh cakram rem, silinder harus dioverhaul atau

diganti.

Gambar 4.3 Master Silinder

- Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung

silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas

slang vakum booster rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan

rem, lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil

sekundernya. Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada

penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika

ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut harus

dibersihkan/dioverhaul.

39

Page 40: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

e) Periksa ketinggian minyak pada master silinder

- Periksa bahwa tinggi permukaan minyak rem dan master silinder

adalah di antara garis max dan min.

- Jika tinggi permukaan minyak rem dibawah atau dekat garis min,

periksa kemungkinan terdapat kebocoran pada sistem hidrolis dan

tambahkan minyak rem hingga garis max.

Gambar 4.4 Ketinggian Minyak rem

- Jangan menggunakan minyak rem yang telah lama disimpan karena

minyak rem adalah bahan yang mudah dipengaruhi cuaca. Jangan lupa

menutup dan memberi perapat pada tutup tempat minyak rem.

- Usahakan agar reservoir master silinder tidak kemasukkan kotoran.

- Bersihkan setiap minyak rem yang mengenai bagian yang bercat

karena minyak rem akan merusak cat.

f) Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem

- Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem

harus diganti.

- Periksa slang-slang rem.

- Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus diganti. Perhatikan

pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan roda.

Periksa hal tersebut juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok.

40

Page 41: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

4.2 Pembongkaran Dan Pemeriksaan Rem Tromol

a) Angkat kendaraan menggunakan dongkrak dan lepaskan roda-roda.

b) Bebaskan rem tangan.

c) Stel celah sepatu rem.

Tromol rem mungkin sulit dilepaskan karena sepatu rem mencekam

bagian lengkung dari tromol bagian dalam. Karena itu kecilkan lingkaran

sepatu untuk mendapatkan celah yang lebih besar, dengan cara sebagai

berikut:

- Buka sumbat lubang service pada Backing plate.

- Masukkan obeng melalui lubang service dan tahan tuas pawl penyetel

otomatis untuk memudahkan gerakkan alat penyetel.

- Dengan menggunakan alat penyetel rem SST, tambahkan celah antara

sepatu rem dan tromol rem dengan jalan memutar roda gigi pawl pada

penyetel otomatis.

d) Buka tromol rem

Dengan menggunakan dua buah baut yang cocok dengan lubang

service yang ada pada tromol masukkan dua baut tersebut ke dalam

ulirnya untuk menarik keluar tromol rem.

Jangan menekan rem setelah melepas tromol rem

Gambar 4.5. Melepas tromol dengan memasukkan baut

41

Page 42: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

e) Lepaskan sepatu rem

- Dengan menggunakan SST yakni alat penggerak pegas penahan

sepatu rem, putar pen pegas penahan sepatu 900 sementara ujung pen

ditarik dengan jari.

- Buka pegas jangkar sepatu rem

f) Periksa kanvas rem

- Ukur tebal kanvas rem, Jika tebal kanvas rem kurang dari minimum

atau mendekati minimum, ganti sepatu rem pada kedua roda.

( Ketebalan minimum : 1,0 mm (0,039 in). Ketebalan standar : 6,0

mm (0,236 in).

- Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat,

nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar

tercapai efektifitas rem yang normal. Selain itu Permukaan kanvas

yang kotor karena oli aksel atau cairan rem

- Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi

kanvas yang normal tidak perlu digosok.

g) Periksa silinder roda, bersihkan menggunakan amplas halus jika berkarat

h) Periksa piston jika berkarat bersihkan menggunakan amplas halus

i) Periksa karet rem dan penutu debu (apabila rusak ganti dengan yang

baru)

j) Ukur diameter dalam tromol rem. Jika diameter lebih besar dari

spesifikasi, tromol harus diganti.

k) Jika permukaan tromol yang bersinggungan dengan kanvas rem tergores

dalam, tromol harus diganti.

42

Page 43: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

Gambar 4.6 Mengukur diameter tromol mobil

- Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dibubut

sampai pada batas diameter maksimum.

l) Lepaskan pegas pembalik rem. Gunakan alat pembuka pegas pembalik

sepatu rem, gunakan SST/ tang untuk melepaskan.

Gambar 4.7 Membuka pegas pembalik sepatu rem

m) Periksa secara visual kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem pada

silinder roda. Jika ada kebocoran atau minyak rem merembes, silinder

roda harus overhoul. Mintalah petunjuk instruktur anda.

43

Page 44: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

4.3 Pemasangan Rem Tromol

1. Bila perlu rakit dan pasang silinder roda

- Oleskan gemuk lithium soap base glycol pada karet rem (piston

cup) , pasang pegas dua karet rem (Piston cup) di dalam silinder.

Pastikan flens karet rem (piston cup) menghadap ke dalam

- Pasang dua piston, oleskan gemuk lithium soap base glycol dan

pasang dua karet pelindung (boot).

- Pasang silinder roda pada backing plat dengan dua baut pengikat.

Momen : 100Kg-cm (7 ft-lb, 10N.m)

- Menggunakan SST Pasang pipa rem

SST : 09751-36011

Momen : 155 Kg-cm (11 ft-lb,15 N.m)

2. Oleskan gemuk temperatur tinggi pada backing plat

3. Oleskan gemuk tahan temperatur tinggi pada ulir baut penyetel dan

kedua ujung penyetel

4. Pasang penyetel pada sepatu belakang

- Pasang penyetel

- Pasang pegas tuas penyetel

5. Pemasangan sepatu rem belakang

- Pasang kabel rem tangan pada tuas dan periksa bahwa kabel rem

tengan terkait dengan benar pada pengantar kabel.

- Pasang sepatu belakang pada tempatnya dengan ujung sepatu

masuk pada silinder roda dan ujung yang lain masuk plat angkur

- menggunakan obeng stel rem pasang pen dan pegas penahan

sepatu.

Catatan :

Jangan membiarkan oli atau gemuk terkena pada permukaan

gesek kanvas rem!

44

Page 45: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

6. Pemasangan sepatu depan

- Pasang pegas angkur di antara sepatu depan dan sepatu belakang.

- Pasang sepatu depan pada tempatnya dengan ujung sepatu masuk

pada silinder roda dan ujung yang lain pada plat angkur dan

pasang pula penyetel pada tempatnya.

- Menggunakan SST pasang pegas penahan sepatu dua mangkuk

dan pen SST 09718-00010

7. Periksa mekanisme penyetel otomatis

- Periksa bahwa baut penyetel berputar bila tuas rem parker di

tarik. Bila tuas tidak berputar , periksa kembali adanya kesalahan

pemasangan pada rem belakang

- Setel penyetel pada posisi dimana diperoleh kemungkinan

panjang yang terkecil.

- Pasang tromol rem

- Tarik tuas rem parkir sepenuhnya, berulang-ulang beberapa kali.

8. Periksa celah antara sepatu rem dan tromol rem

Stel celah di antara tromol dan sepatu rem sebagai berikut:

- Ukur diameter bagian dalam menggunakan kaliper (jangka

sorong).

- Stel kaliper (jangka sorong) dengan ukuran 1 mm lebih kecil dari

ukuran drum yang telah diukur.

- Ukur diameter luas sepatu rem, Periksa bahwa sepatu tepat pada

posisinya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

- Stel penyetel otomatis sehingga diameter luar sepatu sesuai

dengan panjang kaliper yang telah ditentukan sebelum ini.

- Pasang tromol rem pada hub poros as.

- Tarik dan bebaskan tuas rem tangan beberapa kali sampai tidak

melebihi spesifikasi bunyi “klik” yang telah ditentukan. Dengan

demikian celah antara tromol dan sepatu akan terstel dengan

sendirinya.

9. Bersihkan permukaan tromol dan sepatu rem menggunakan kertas

ampelas

45

Page 46: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

10. Pasang tromol rem dan roda

4.4 Penyetelan Rem Tromol

Setelah semua roda terpasang lakukan penyetelan rem. Langkah-

langkahnya yaitu sebagai berikut :

1. Isilah minyak rem hingga penuh,kemudian injak-injak pedal rem

hingga terasa tinggi

2. Kemudian tahan dan kendorkan baut penyumpat pembuangan udara

dan tutup kembali

3. Ulangi langkah tersebut hingga pedal rem terasa tinggi

4. Penuhi kembali tabung minyak rem hingga batas maksimal

5. Setelah itu atur celah kampas menggunakan obeng minus atau SST

ingkit penyetel hingga tromol terkunci, kemudian kendorkan kembali

hingga 4 ungkitan ( arah depan) dan 6 ungkitan (arah belakang)

6. Lakukan langkah tersebut pada tromol yang lain dan pasang roda

4.5 Pengetesan Rem

1. Pengetesan dalam keadaan diam

Yaitu dengan jalan penekanan pedal agak terasa keras, pada reservoir

minyak rem terlihat bergerak bersamaan dengan pedal rem yang

diinjak.

2. Pengetesan dalam keadaan berjalan

Yaitu dengan pada saat kendaraan berjalan agak cepat lakukan

pengereman secara tiba-tiba, hal ini dilakukan maju maupun mundur.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesetimbangan dari efek masing-

masing roda.

46

Page 47: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sistim rem tromol yang pengeremannya tidak bekerja dikarenakan piston cup 

yang sudah rusak  (pada karet sudah banyak terjadi sobekan) pada saat rem

digunakan akan mengakibatkan daya pengereman kurang bahkan bisa tidak terjadi

pengereman sama sekali, perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini

adalah dengan mengganti piston cup, melakukan pembleedingan dan

penyetelan  shoe tromol agar rem dapat bekerja dengan baik.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan di dalam berkendara

pastikan komponen rem dan kondisi minyak rem dalam keadaan aman

sehingga terciptalah kenyamanan di dalam berkendara.

2. Di dalam melakukan perbaikan komponen rem saat menaikkan posisi bagian

roda yang akan diperbaiki dengan menggunakan dongkrak hidrolik pastikan

bagian ujung dongkrak tepat berada di tengah agar dongkrak tidak lari saat

menahan beban mobil.

3. Sebaiknya sebelum beraktivitas pastikan kondisi badan tetap bugar karena

berpengaruh pada tingkat konsentrasi di dalam menganalisa kerusakan

komponen rem agar tidak terjadi miss di dalam membuka maupun memasang

komponen rem tersebut.

47

Page 48: Laporan Pkl Bab I - Bab vI Print Yah

DAFTAR PUSTAKA

- Document PT IGASAR tentang “Sejarah Berdirinya PT.IGASAR”

- www.google.com/ rem tromol

48