15

DAFTAR ISI - repositori.unud.ac.id file5. analisis kadar kafein pada kopi hitam di lebah bukian gianyar menggunakan ANALISIS KADAR KAFEIN PADA KOPI HITAM DI LEBAH BUKIAN GIANYAR …

  • Upload
    ngobao

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

DAFTAR ISI

1. ANALISIS PESTISIDA GOLONGAN KARBAMAT PADA SAYURAN SAWI DENGAN METODE GC-MS

YANG DI JUAL DI PASAR KUMBASARI DENPASAR

Sathya Indrayana, Didik Setiawan, Ida Ayu Manik Partha Sutema ................................................. 1-5

2. ANALISIS KADAR TIMBAL DALAM DARAH PEKERJA SENI LUKIS DI DAERAH LODTUNDUH, UBUD

DENGAN METODE MP-AES

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, I Made Oka Adi Parwata, I. A. Manik Partha S ....................................... 6-12

3. ANALISIS KADAR BESI PADA BAYAM HIJAU YANG DIANGIN-ANGINKAN DAN DIPANASKAN

Ni Putu Dian Lufita Sari, Didik Setiawan, Nyoman Sudarma ........................................................... 13-17

4. ANALISIS KADAR METAMFETAMINA PADA SAMPEL DARAH DENGAN METODE GC-MS

Dunika Ayu Ni Made, I Made Oka Adi Parwata, I.A Manik Parthasutema ....................................... 18-29

5. ANALISIS KADAR KAFEIN PADA KOPI HITAM DI LEBAH BUKIAN GIANYAR MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Ni Made Dwi Aptika, I Ketut Tunas, Ida Ayu Manik Parta Sutema ................................................... 30-37

6. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PAPRIKA

(Capsicum annum) HIJAU

Laily Kurniawati, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Adreng Pamungkas .............................................. 38-45

7. ANALISIS KADAR ENZIM CHOLINESTERASE DALAM DARAH PADA PETANI PENYEMPROT

SAYURAN

Ni Wayan Pariati, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Agus Nurcolis ..................................................... 46-55

8. PERBEDAAN KADAR ZAT ORGANIK SEBAGAI KMnO4 BERDASARKAN PEMBUATAN TITRAN KMnO4

Komang Peri Sukma Rahmawan, Ketut Tunas, Nyoman Sudarma ................................................. 56-63

9. PENENTUAN pH OPTIMUM UNTUK ANALISIS KADAR KLORIDA PADA AIR MINUM

I Made Suddharnatha, M. Fairuz Abadi, Nyoman Sudarma ............................................................ 64-70

10. IDENTIFIKASI FORMALIN PADA TAHU YANG DI JUAL DI PASAR PUJUNG GIANYAR DENGAN

PEREAKSI SCHIFF

I Wayan Suwardi Andika, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Agus Nurcolis ......................................... 71-76

ANALISIS KADAR TIMBAL DALAM DARAH PEKERJA SENI LUKIS DI DAERAH LODTUNDUH, UBUD DENGAN METODE MP-AES

Analysis Level of Lead in Blood Samples of Art Painting Worker at Lodtunduh, Ubud with MP-AES Method

Ni Putu Ayu Nopita Dewi1, I Made Oka Adi Parwata2, I. A. Manik Partha S.1

1Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali1

2Program Studi Kimia FMIPA Universitas Udayana

ABSTRAK

Pelukis merupakan seniman yang pekerjaannya selalu berhubungan dengan cat. Komposisi cat diantaranya ada yang mengandung timbal. Timbal adalah logam berat yang apabila masuk ke dalam tubuh menyebabkan gangguan pada organ tubuh seperti gangguan neurologi (encephalopati, ataxia, stupor, dan koma), gangguan fungsi ginjall, gangguan reproduksi dan gangguan darah. Masuknya Pb dalam tubuh dapat melalui oral, kulit atau pernafasan. Penelitia ini dilakukan untuk menganalisis kadar logam timbal pada sampel darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud. Penelitian ini menggunakan metode MP-AES. Sampel yang dianalisis sebanyak 4 sampel darah pekerja seni lukis. Analisis kualitatif dilakukan dengan melihat adanya peak yang sama antara sampel dengan standar pada panjang gelombang 405,781 nm, analisis kuantitatif dilakukan dengan memasukan nilai absorbansi sampel ke dalam rumus regresi. Keempat sampel mengandung timbal, masing masing secara berurutan untuk sampel A, B, C dan D dalam satuan ppm adalah 0,56; 0,75; 0,65; 0,61. Kadar sampel paling rendah adalah 0,56 ppm dan paling tinggi adalah 0,75 ppm. Kadar ini melebihi kadar normal menurut standar WHO yaitu 0,1-0,25 ppm.

Kata Kunci: Timbal, Pb, MP-AES, Darah, Cat.

ABSTRACT

Painter is an artist whose work close with the use of paint. In fact, the composition of which there are still a lot of paint containing lead. Lead is a heavy metal which when entered into the body cause a disruption in the body's organs such as neurological disorders (encephalopati, ataxia, stupor, and coma), renal dysfunction, reproductive disorders and blood disorders. The entry of Pb in the body can be through oral, skin and respiratory. This study was conducted to analyze the metal content of lead in the blood samples of workers in the area of art Ubud Lodtunduh. Using MP-AES method. Samples were analyzed by 4 blood samples of workers painting. The qualitative analysis in this study is done by looking at the presence of the same peaks between samples with standards at a wavelength of 405.781 nm, a quantitative analysis of this research is done by calculating the formula Pb levels regression curves of standard solutions of Pb. The four of blood samples on workers painting, everything is positive for Pb. Discussion: Low levels of most samples was 0.56 ppm and 0.75 ppm is the highest. These levels exceed normal levels according to WHO standards, namely from 0.1 to 0.25 ppm.

Keywords: Lead, Pb, MP-AES, Blood, , Paint.

PENDAHULUAN

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai berat jenis atau densitas lebih dari 5 g/cm3. Diantara unsur logam berat, Hg mempunyai densitas paling tinggi, lalu diikuti Cd (cadmium), Ag (Perak), Ni (Nikel), Pb (Timbal), Cr (Kromium) dan Zn (Seng). Beberapa logam berat tergolong dalam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, mengganggu kesehatan, mengganggu kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain (pasal 1 ayat 17 UU No. 23 1997). Bahan berbahaya dan beracun yang berasal dari logam dapat berupa senyawa anorganik atau senyawa organik sala satu contoh logam tersebut adalah timbal (Priyanto,2009).

Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah

hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum dan diberi simbol Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207, 2 (Palar, 2008).

Timbal yang ada di lingkungan dapat bersumber dari alam, gas buangan dari kendaraan bermotor atau industri. Industri yang mencemari lingkungan dengan timbal antara lain: industri pengecoran, industri pemurnian logam industri, baterai industri, industri cat, industri bahan bakar,industri kabel, industri kimia yang menggunakan pewarna cat, Menurut ketentuan WHO, jika kadar Pb dalam darah 0,1-0,25 ppm belum dikatagorikan tercemar Pb (Priyanto,2009)

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, dkk: Analisis Kadar Timbal Dalam..

7

Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015

8

Penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat, mengatakan bahwa pemasukan Pb sehari-hari ke dalam tubuh dan digolongkan pada tingkat paparan yang normal yaitu kisaran 330 µg per hari, dengan tingkatan variasi antara 100 µg sampai dengan 2000 µg (Palar, 2008).

Selama ini timbal sering digunakan untuk campuran cat sehingga dapat menghasilkan warna-warna yang cerah (Wahyu, Sastiono & Jusuf, 2008). Cat adalah fluida yang terdiri dari partikel padatan halus, bilamana diaplikasikan pada suatu permukaan akan mengering dan melekat membentuk suatu lapisan pada permukaan. Lapisan yang terbentuk merupakan selaput tipis, padat, kontinu dan dapat melindungi permukaan terhadap timbulnya korosi, selain penampilan keindahan dalam berbagi warna. Cat merupakan suatu bahan yang biasa digunakan untuk menggambar, melukis dan mempercantik rumah (Adam dan Tarmedi, 2007).

Tahun 2009, Profesor Scott Clark dari University of Cincinnati meneliti sampel cat dari beberapa negara, termasuk 11 sampel cat dari 4 produsen di Indonesia. Telah ditemukan bahwa 8 dari 11 sampel memiliki kadar Pb diatas 600 ppm (part per million), sementara 9 dari 11 sampel diatas 90 ppm. Studi multinegara ini mencetuskan bahaya timbal sebagai permasalahan global yang perlu diatasi. Menurut Dr Maria Neira, Direktur Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO dalam rilis yang diterima detik Health, Jumat (18/10/2013). Paparan Pb bisa dihentikan melalui berbagai kebijakan untuk membatasi produksi dan penggunaan cat bertimbal (Ismawati et al, 2013).

Timbal pada cat bisa masuk melalui permukaan bahan atau media bercat timbal yang dicat ulang atau dikikis untuk renovasi. Pekerja mungkin mengampelas, mengikis, menggerinda atau melakukan hal lain yang merusak lapisan permukaan lama dan menghasilkan banyak debu yang mengandung timbal pada konsentrasi tinggi yang bisa terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Persenyawaan tersebut dapat masuk melalui kulit karena setelah melakukan pengecatan, cat mengering, timbal bisa masuk pada kulit dan tidak sengaja masuk kedalam mulut karena kurangnya membersihkan tangan saat mengecat rumah ataupun melukis (Ismawati et al, 2013).

Keberadaan Pb dalam tubuh dapat mengganggu sistem hemopitik pada sintese heme melalui tiga mekanisme, yakni mengganggu penyatuan glycine dan succinyl co-enzyme a, melalui gangguan terhadap enzim ferrochelatase yang berfungsi melekatkan besi (Fe) terhadap protoporphyrine yang kemudian menjadi heme sebagai bagian dari hemoglobin, dan melalui depresi terhadap delta-ALAD (Malaka & Iryani, 2012).

Timbal yang diabsorpsi oleh tubuh akan mengikat gugus aktif dari enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase), dimana enzim ini berfungsi pada sintesis sel darah merah. Adanya senyawa timbal akan mengganggu kerja enzim ini sehingga sintesa sel darah merah menjadi terganggu. Timbal masuk ke dalam tubuh akan didistribusikan ke darah, cairan ekstraseluler, dan beberapa tempat deposit. Tempat deposit timbal berada di jaringan lunak (hati, ginjal dan saraf) dan jaringan keras (tulang dan gigi) (Palar, 2008).

Akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein dapat menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembentukan hemoglobin. Gejala keracunan akut terjadi bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut, muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan, dapat menimbulkan gangguan neurologi (encephalopati, ataxia, stupor dan koma), gangguan fungsi ginjal, gangguan reproduksi dan gangguan darah (Priyanto, 2009).

Terdapat 143.000 kasus kematian tiap tahun juga disebabkan oleh keracunan timbal dan cat. Hingga saat ini, baru 30 negara yang sudah meninggalkan pemakaian timbal dalam cat dan ditargetkan pada 2015 bisa bertambah menjadi 70 negara. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bali Fokus beberapa waktu lalu, Indonesia termasuk salah satu negara yang masih menggunakan cat bertimbal. Hasil pengujian terhadap 78 sampel cat dekoratif dari 28 perusahaan di Indonesia menunjukkan 77 persen masih mengandung timbal dengan kadar 90 ppm. Kadar tertinggi yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah 116.000 ppm, sementara kadar rata-rata dari seluruh sampel adalah 17.300 ppm. Menurut Bali Fokus, kadar rata-rata seperti yang disebutkan adalah 200 kali lipat dari kadar

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, dkk: Analisis Kadar Timbal Dalam..

9

yang disarankan yakni 90 ppm (Ismawati et al, 2013). Salah satu pemeriksaan kuantitatif terbaru yang digunakan untuk mengetahui kandungan logam berat adalah MP-AES (Microwaves Plasma Atomic Emission Spectroscopy). Spektroskopi Emisi Atom atau Atomic Emmision Spectroscopy (AES) adalah suatu instrumen yang dapat digunakan untuk analisa logam secara kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada pemancaran atau emisi sinar dengan panjang gelombang dan karakteristik untuk unsur yang dianalisa. Adapun keuntungan dari instrumen ini adalah waktu analisis yang lebih singkat, lebih mudah dalam penggunaanya, lebih spesifik serta mampu mendeteksi logam berat dalam kadar yang cukup kecil (Aprilanto, 2008). Berdasarkan uraian fakta dan teori tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang analisa kadar timbal (Pb) dalam sampel darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud, dengan metode MP-AES. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif logam berat timbal pada sampel darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud dan mengidentifikasi apakah kadar tersebut melebihi ambang batas yang ditentukan oleh WHO. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan atau referensi tentang analisis kadar timbal dalam darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud, dengan metode MP-AES dan adanya bahan yang bersifat toksik. Penelitian ini juga diharapkan memberi informasi tentang bahaya logam timbal dan kadar timbal dalam darah pekerja seni lukis. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan observasional analitik. Subjek penelitian adalah sampel darah para pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Forensik Cabang Denpasar, pada tanggal 2 dan 3 Juni 2014. Populasi yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah darah seluruh pekerja seni lukis dengan sampel yang digunakan yaitu darah para pekerja seni lukis. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: spuite, tourniquet, tabung EDTA, kapas alkohol, tanur, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, pipet tetes, beaker glass, corong, kertas saring, MP-AES, inform consent dan aluminium foil.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: sampel darah pekerja seni lukis, larutan asam nitrat 70%, aquadest, larutan standar 1000 ppm.

Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel sebanyak satu kali pada masing-masing pekerja seni lukis, dengan teknik pengambilan sampel sebagai berikut (Gandasoebrata, 1992) : persiapkan alat-alat yang diperluka: syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (tourniquet), plester dan tabung. Pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilihlah ukuran jarum yang sesuai dan pastikan jarum terpasang dengan erat. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah. Usahakan pasien senyaman mungkin. Identifikasi pasien dengan benar. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. Minta pasien melepaskan tangan. Pasang tali pembendung (tourniquet) kira-kira 10 cm diatas lipatan siku. Pilih bagian vena median cubital atau cephalik. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan siku. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering.

Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tanganya. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet dibuka. Diambil sampel dari setiap orang. Diberi identitas pasien pada tabung yang telah berisi sampel. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Preparasi sampel menggunakan metode destruksi kering (destruksi kering dengan asam nitrat 5%) (Candra, 2012) yaitu dengan cara: sampel darah dituangkan pada cawan porselin sebanyak ± 2 mL dan diletakan pada tungku. Sampel dikeringkan pada suhu 110°C selama 2 jam. Diarangkan pada suhu 300°C selama 1 jam. Diabukan pada suhu 600°C selama 2 jam.

Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015

10

Sampel dilarutkan dengan 2 mL HNO3 5%, lalu disaring. Sampel siap dianalisis dengan menggunakan instrument MP-AES. Pembuatan larutan standar Pb 5 ppm dengan cara dipipet 125 µL larutan standar Pb 1000 ppm dan diencerkan dengan HNO3 25 mL menggunakan erlenmeyer kemudian dihomogenkan.

Pembuatan larutan standar Pb 0,5, 1,0 dan 1,5 ppm dengan cara dipipet 2500, 5000 dan 7500 µL larutan standar Pb 5 ppm

dan diencerkan dengan HNO3 25 mL

menggunakan erlenmeyer kemudian dihomogenkan. Analisis kuantitatif dimulai dari menyalakan alat dengan cara: nyalakan exhauet blower, nyalakan komputer, nyalakan kompresor, buka kran kompresor, nyalakan nitrogen generator, nyalakan dryer, buka kran gas Argon, nyalakan MP-AES 4100, buka software MP Expert, klik instrument, klik start purge, pasang selang input. Dilanjutkan dengan kalibrasi instrumen yaitu dengan cara: klik instrument, perhatikan pada gambar instrument, pastikan tidak ada bagian yang berkedip merah, klik plasma on, disiapkan tuning solution terdiri dari larutan Zn, Mn, Cu, Sr, Ba dengan kadar 5 ppm dan K dengan 50 ppm dalam Asam Nitrat 5%, Aspirasi tuning solution, pastikan tidak ada gelombang pada pipa input (klik fast pump) , klik calibration instrument, tunggu sampai selesai, klik test, centang seman test, kecuali instrumen DLS (detection limit), klik run test.

Analisis sampel dapat dilakukan dengan cara: pada file commands, klik new, pada element, pilih element yang akan dianalisis, klik add, pilih X untuk tiap tiap element atau pilih nilai X yang sudah ada pada condition isi parameter yang sesuai dengan command.

aspirasi salah satu standar yang digunakan, klik optimize sebelah kiri, klik nabulizer pressave, klik viewing position. Pada standar isi concentration dengan parameter yang digunakan dan isi calibration fit dengan parameter yang dipilih. Pada sequence, isi jumlah sampel dan nama masing masing sampel. Pada analysis, klik run dan analysis sampel sampai selesai. Setelah analysis selesai, klik report, pilih results and calibration VCRT untuk print out. Prosedur mematikan alat dimulai dari tutup metode pada file commands, klik exit untuk keluar dari ME expert, shut down computer, matikan alat MP-AES, matikan exhauct blower, matikan gas Argon, matikan nitrogen generator, matikan dryer, tutup kran kompresor, matikan kran kompresor, turunkan MCB, matikan ups, lepas selang input dan dran pada pompa.

Analisis data dalam penelitian ini dituangkan dalam tabel. Data dianalisis menggunakan insturment Microwave Plasma Atomic Emission Spectroscopy (MP-AES) pada analisa kadar timbal (Pb) dalam sampel darah para pekerja seni lukis.

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 Juni 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 4 sampel darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud.Sampel yang terkumpul selanjutnya diperiksa agar dapat mengetahui kadar Pb dalam sampel darah para pekerja seni lukis dengan menggunakan metode MP-AES di Laboratorium Forensik Denpasar. Hasil penelitian disajikan dalam tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Konsentrasi standar kadar Pb dalam darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud dengan metode MP-AES.

No. Label Konsentrasi (ppm) Intensitas (Cd)

1 Blanko 0,01 -0,08

2 Standar 1 0,63 45,16

3 Standar 2 1,00 71,51

4 Standar 3 1,56 112,44

Keterangan Cd = Cadmium

Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015

10

Tabel 2. Hasil analisis kadar Pb dalam darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud dengan metode MP-AES.

Sampel Intensitas Kadar Pb Kadar Batas Ket (Cd) (Ppm) (Ppm)

A 40,33 0,56 0,25 Melebihi B 54,00 0,75 0,25 Melebihi C 46,63 0,65 0,25 Melebihi D 43,74 0,61 0,25 Melebihi

Keterangan: Cd = Candela

Pada tabel 2, hasil analisa kadar Pb pada sampel darah pekerja seni lukis di daerah Lodtunduh, Ubud didapatkan hasil yang bervariasi. Kadar Pb paling rendah adalah 0,56 ppm dan paling tinggi adalah 0,75 ppm.

PEMBAHASAN

Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014. Diawali dengan wawancara dan pengisian inform consent bersama pekerja seni lukis dan menanyakan kesediannya untuk diambil sampel darah guna dianalisa lebih lanjut. Berdasarkan 10 orang yang diwawancarai hanya 4 orang yang bersedia diambil sampelnya. Setelah mereka mengisi inform consent maka langsung dilakukan pengambilan darah pada vena dan dimasukan ke dalam tabung EDTA. Sampel yang didapatkan langsung dibawa ke Laboratorium Forensik Denpasar guna dilakukan analisa lebih lanjut. Sampel tersebut dituang pada cawan porselin sebanyak ± 2 mL dan dimasukan pada tanur. Sampel mengalami proses destruksi kering. Fungsi dari destruksi kering adalah untuk memutus ikatan antara senyawa organik dengan logam yang akan dianalisis. Keuntungan metode ini adalah lebih sederhana dan terhindar dari pengotor. Sampel dikeringkan pada suhu 110º C selama 2 jam, lalu diarangkan pada suhu 300º C selama 1 jam, setelah itu diabukan pada suhu 600º C selama 2 jam, hal ini dilakukan agar pengabuan lebih sempurna dan unsur karbon yang terdapat pada sampel menghilang dan terbentuk oksida dari Pb. Tujuan dari pengabuan adalah agar mineral yang terdapat didalam sampel dapat terlepas dari matriks senyawa besar seperti protein, lemak dan karbohidrat (Candra,2012) Hasil pengabuan tersebut

ditambahkan 20 mL HNO3 5% (asam

nitrat) dengan tujuan melarutkan Pb (Candra, 2012). Larutan yang diperoleh selanjutnya disaring. Filtrat yang diperoleh siap untuk di analisis dengan MP- AES. Larutan standar Pb dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1,0 ppm, 1,5 ppm diukur intensitasnya dengan MP-AES untuk pembuatan kurva kalibrasi antara konsentrasi (x) dan intensitas (y). Hasil yang diperoleh berbeda dengan konsentrasi larutan standar yang dibuat. Pada larutan standar 0,5 ppm didapatkan hasil 0,63 ppm dan pada larutan standar 1,5 ppm didapatkan hasil 1,56 ppm. Secara kualitatif hasil yang didapatkan dari 4 sampel darah tersebut dinyatakan positif mengandung Pb karena spektra sampel yang diperiksa sama dengan spektra Pb standar yang diukur yaitu 405,781 nm. Secara kuantitatif hasil yang diperoleh dari perhitungan kadar Pb pada sampel darah dapat diketahui dengan rumus regresi. Semua sampel di konversikan ke dalam kurva kalibrasi standar. Hasil kadar Pb yang diperoleh yaitu sampel A sebesar 0,56 ppm, sampel B sebesar 0,75 ppm, sampel C sebesar 0,65 ppm dan sampel D sebesar 0,61 ppm, hasiini menandakan pekerja tersebut tercemar Pb. Hasil yang diperoleh dari MP-AES melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh WHO yaitu 0,1-0,25 ppm (Priyanto, 2009), tetapi keempatnya masih berada dalam kategori B dimana yang masuk pada kategori B apabila berada dalam rentang 0,4-0,8 ppm (Palar, 2008). Tingginya kadar Pb dalam darah pekerja

seni lukis disebabkan masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh akibat kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan terutama kebersihan tangan para pekerja dari cat yang mengandung Pb. Hal ini dapat dilihat dari tangan mereka yang terkena berbagai jenis cat bahkan hingga mengering dikulit. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui oral, kulit dan pernafasan (Palar, 2008). Absorpsi timbal terutama melalui saluran pernapasan (85%), pencernaan (14%) dan kulit (1%) yang kemudian diangkut oleh darah ke organ-organ

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, dkk: Analisis Kadar Timbal Dalam..

11

lain (Kurniawan, 2008). Absorbsi timbal melalui saluran pencernaan, biasanya terjadi karena timbal tersebut tertelan bersama dengan merokok, makan dan minum dengan menggunakan tangan yang terkontaminasi timbal, begitupula apabila memakan makanan yang terkontaminasi dengan debu dari lingkungan sekitar tempat mereka bekerja. Kurang lebih 5-10% dari timbal yang tertelan diabsorbsi melalui mukosa saluran pencernaan. Pada orang dewasa timbal diserap melalui usus sekitar 5-10%, tetapi hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dalam keadaan puasa penyerapan timbal dari usus lebih besar, yaitu sekitar 15-12% (Ardyanto, 2005). Sekitar 95% timbal dalam darah diikat oleh sel darah merah, 5% dalam plasma darah. Timbal yang ada dalam darah diedarkan keseluruh tubuh dan menetap 90-95% pada tulang, sisanya pada hati dan ginjal (Anies, 2005). Minimnya pengetahuan masyarakat

tentang pengaruh pencemaran Pb terhadap kesehatan membuat sulitnya pengambilan sampel darah. Hal ini diakibatkan karena masih banyak masyarakat khususnya para pekerja seni lukis yang masih takut untuk diambil sampel darahnya. Padahal pemeriksaan ini sangat penting untuk dilakukan guna mengetahui kadar Pb dalam darah mereka. Terbenturnya waktu antara jam operasional para pekerja dengan waktu untuk pemeriksaan serta jarak lokasi yang lumayan jauh maka sedikit menghambat proses pemeriksaan. Selain itu, pada saat destruksi kering cukup memerlukan waktu yang lama sehingga pemeriksaan dilakukan selama 2 hari. Kesadaran dan kewaspadaan para pekerja dalam hal kebersihan dan kesehatan saat ini sangat dibutuhkan karena seberapa kecilpun kandungan Pb tetap perlu diwaspadai sert perlu dilakukan pengawasan secara berkesinambungan oleh institusi terkait terhadap para pekerja seni lukis.

Bagi para pekerja khususnya pekerja seni lukis diharapkan untuk lebih menjaga

kebersihan lingkungan sekitar tempat kerja maupun kebersihan pada diri sendiri terutama setelah melakukan pekerjaan, agar terhindar dari bahaya Pb diharapkan para pekerja seni lukis rajin mencuci tangan baik itu sebelum ataupun sesudah

melakukan aktivitas terutama bila bersentuhan dengan cat. Perlu diperhatikan lagi dalam bekerja sebaiknya menggunakan alat lukis yang dapat meminimalkan kontak langsung dengan kulit seperti kuas, bambu, sarung tangan dan masker pada saat bekerja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, didapat simpulan yaitu keempat sampel darah mengandung logam timbal. Semua sampel darah tersebut melebihi standar WHO yaitu 0,1–0,25 ppm, tetapi keempat sampel tersebut masih berada dalam kategori B (0,4–0,8 ppm) yang termasuk dalam kategori kadar dapat ditoleransi. Saran Berdasarkan hasil penelitian analisa kadar timbal dalam sampel darah pekerja seni lukis di dearah Lodtunduh, Ubud dengan metode MP- AES maka diharapkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat dalam menggunakan cat saat ini sangat dibutuhkan, karena seberapa kecilpun kandungan Pb dalam cat tersebut perlu diwaspadai serta perlu diadakan pengawasan secara berkesinambungan oleh institusi terkait terhadap para pekerja seni lukis dan pedagang cat dipasaran. Masyarakat khususnya pekerja seni lukis diharapkan menjaga kebersihan diri dengan cara rajin mencuci tangan baik sebelumatau sesudah melakukan pekerjaan terutama bila bersentuhan dengan cat, menggunakan alat lukis yang dapat meminimalkan kontak langsung dengan kulit seperti kuas, bambu, sarung tangan dan juga masker pada saat serta rajin melakukan pemeriksaan darah guna mengetahui kadar logam berat dalam tubuh khususnya logam Pb. Diharapkan pula peneliti berikutnya dapat memperbanyak jumlah sampel darah agar hasil analisa kadar yang didapat lebih mewakili.

Berdasarkan hasil penelitian analisa kadar timbal dalam sampel darah pekerja seni lukis di dearah Lodtunduh, Ubud dengan metode MP-AES makadiharapkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat dalam menggunakan cat saat ini sangat dibutuhkan, karena seberapa kecilpun kandungan Pb dalam cat tersebut perlu diwaspadai serta perlu diadakan pengawasan secara berkesinambungan oleh institusi terkait terhadap para pekerja seni lukis dan pedagang cat dipasaran. Masyarakat khususnya pekerja

Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015

12

seni lukis diharapkan menjaga kebersihan diri dengan cara rajin mencuci tangan baik sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan terutama bila bersentuhan dengan cat, menggunakan alat lukis yang dapat meminimalkan kontak langsung dengan kulit seperti kuas, bambu, sarung tangan dan juga masker pada saat bekerja serta rajin melakukan pemeriksaan darah guna mengetahui kadar logam berat dalam tubuh khususnya logam Pb. Diharapkan pula peneliti berikutnya dapat memperbanyak jumlah sampel darah agar hasil analisa kadar yang didapat lebih mewakili.

PEPUSTAKAAN

Adam, RM & Tarmedi, E., 2007. Pengaruh Ketebalan Lapisan Terhadap Daya Lekat Cat, (Online), (http://file.upi.edu/., diakses tanggal 12 Desember 2013)

Aprilanto, J., 2008. Teori Dasar Atomic

Emission Spectrometer, (Online), (http://www.scribd.com/., diakses tanggal 12 Desember 2013)

Ardyanto, D., 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum), (Online), (http://www.share-pdf.com/., diakses tanggal 18 juli 2014).

Candra, D D., 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) Dalam Makanan Kaleng Menggunakan Destruksi Basah dan Destruksi Kering, (Online), (http://download.portalgaruda.org/., diakses tanggal 15 Juli 2014). Gandasoebrata, R., 1992). Penuntun

Laboratorium Klinik. Bandung: Dian Rakyat.

Ismawati, Y, dkk., 2013. Laporan Nasional Timbal dalam Cat Enamel Rumah Tangga di Indonesia, (Online), (http://www.google.com/., diakses tanggal 13 Desember 2013).

Kealey, D & Haines, PJ., 2002. Analytical Chemistry. London: BIOS Scientific Publishers Ltd.

Kristianingrum, S., 2012. Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya,

(Online), (http://www.google.com/., diakses tanggal 12 Desember 2013). Kurniawan, W., 2008. Hubungan Kadar Pb dalam Darah dengan Profil Darah pada Mekanik Kendaraan Bermotor Di Kota Pontianak, (Online), (http://www.google.com/., diakses tanggal 12 Desember 2013).

Malaka, T & Iryani, M., 2012. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin dan Hematokrit pada Petugas Pintu Tol Jagorawi, (Online), (http://www.google.com/., diakses tanggal 12 Desember 2013).

Nur, E H., 2013. Perbandingan Metode Destruksi Pada Analisis Pb Dalam Rambut Dengan AAS, (Online), (http://lib.unnes.ac.id/., diakses tanggal 15 juli 2014).

Palar, H., 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pramudiarja, U., 2013. WHO Ingatkan Bahaya Keracunan Cat Bertimbal pada Anak, (Online) (http://hot.detik.com/., diakses tanggal 13 Desember 2013).

Priyanto, 2009. Toksikologi Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Resiko, Leskonfi, Jawa Barat.

Qhy, I., 2013. Makalah Timbal (Pb), (Online) (http://indryqhy.blogspot.com/., diakses tanggal 13 Desember 2013).

Raimon, 1993. Perbandingan Metoda Destruksi

Basah dan Kering Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Lokakarya Nasional. Yogyakarta: Jaringan Kerjasama Kimia

Analitik Indonesia. Simanullang, L., 2005. Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan. Medan: Departemen Kesehatan Lingkungan, FKM- USU.

Ukhtyilma, 2010. Toksikologi timbal (Pb), kadmium (Cd) , hydrargycum (Hg), (Online)(http://ukhtyilma.wordpress.com/., diakses tanggal 12 Desember 2013).

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, dkk: Analisis Kadar Timbal Dalam..

13

Chemistry Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015

14

Ni Putu Ayu Nopita Dewi, dkk: Analisis Kadar Timbal Dalam..

15