Upload
tyo-spensa
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Kebijakan Nasional
1/16
Kebijakan Nasional
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
PROSES HIRARKI KEBIJAKAN
8/17/2019 Kebijakan Nasional
2/16
SIKLUS PERUMUSAN KEBIJAKAN
Sistem Pengawasan Dalam Siklus Kebijakan
8/17/2019 Kebijakan Nasional
3/16
HUMAN DEVELOPMENT INDEX
• 1998 - 108
•
2000 - 109
UNDP Report 2000
MASALAH KETANAGAKERJAAN
8/17/2019 Kebijakan Nasional
4/16
1 5 .
9 9 7
3 .
4 2 9
1 6 .
0 4 2
5 7 .
9 5 0
5 2 . 7
9 6
3 . 9
7 8
1 9 . 5
7 6
7 6 .
2 4 7
5 7 .
0 2 9
4 . 0
9 5
2 0 .
1 7 4
8 2 . 2
9 4
6 6 . 3
6 7
4 1 4 2
2 0 9 7 0
8 7 3 9 0
1 0 4 .
7 7 4
0
20.000
40.000
60.000
80.000
1997 1998 1999 2000 2001
Kasus Meninggal Dunia Cacat STMB
DATA KECELAKAAN KERJA
8/17/2019 Kebijakan Nasional
5/16
Jumlah perusahaan 196.000
Kasus kecelakaan kerja : 66.367
Korban :
- meninggal dunia : 4.142 orang
- luka berat/cacat : 20.970 orang
- sementara tidak mampu bekerja (STMB) : 87.390 orang
Kehilangan hari kerja : 71.160.780 hari kerja (mandays) atau498.125.460 jamkerja (manhorus) produktif
Data tahun 2000
Kerugian kecelakaan kerja pertahun 4 % dari PDB (ILO Report 2000)
APBN 2002 : - anggaran belanja 19,6 % dari PDB
- anggaran pendapatan 17,1 % dari PDB
KINERJA
• Jumlah P2K3 : 14.671 unit
• PJK3 : 399 perusahaan
• Ahli K3 : 1.495 orang
•
Dokter Pemeriksa kesehatan tenaga kerja : 374 orang
• Auditor SMK3 : 34 orang
• Penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident) : 565 perusahaan
• Penghargaan SMK3 : 253 perusahaan
• Sertifikasi Operator : 11.754 orang
- Pesawat Uap (2001) : 667
(2002) : 858
- Pesawat Angkat dan Angkut (2001) : 1.673
(2002) : 1.901
•
PJK3 : 399 perusahaan• Diklat K3 : 50
• Fabrikasi : 102
• Riksa Uji Pesawat Uap & Bejana Tekan : 92
• Riksa Uji Pesawat Angkat-Angkut : 26
• Riksa Uji Lift : 61
• Riksa Uji Instalasi Listrik : 13
• Riksa Uji Penyalur Petir : 5
• Riksa Uji Proteksi Kebakaran : 7
• Riksa Uji Escalator : 2
• Riksa Uji Kesehatan Kerja : 41
8/17/2019 Kebijakan Nasional
6/16
Mobilisasi Dana Masyarakat
• Ahli K3
• Umum : 1.107 orang x Rp 3.ooo.ooo,- : Rp 3.321.000.000,-
•
Spesialis : 344 orang x Rp 6.500.000,- : Rp 2.236.000.000,-• Dokter Pemeriksa :
374 orang x Rp 5.000.000,- : Rp 1.870.000.000,-
• Auditor SMK3 : 34 orang x Rp 15.000.000,- : Rp 510.000.000,-
• Operator 11.754 orang x Rp 1.200.000,- : Rp 14.104.800.000,-
Jumlah : Rp 22.041.000.000,-
Biaya tidak langsung ~ 80 % :
o,80 x Rp 22.041.000.000,- : Rp 17.632.800.000,-
Jumlah : Rp 39.673.800.000,-
Tantangan
• Moral hazard dan human failure
• Kesiapan infra struktur dalam pelaksanaan Otoda
• Globalisasi (Pasar bebas AFTA 2003)
• Tuntutan terhadap penggunaan standar nasional dan internasional
• Penggunaan teknologi modern yang berwawasan K3
• Penerapan SMK3 & SA 8000
• Ratifikasi Konvesi ILO bidang K3
STRATEGI DAN PROGRAM• Ahli K3, Dokter Pemeriksa TK dan Sertifikasi profesi K3 lainnya
• Kelembagaan K3 (P2K3, DK3N, PJK3, Asosiasi Profesi K3, Badan Audit SMK3)
• Penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum
• Standardisasi K3
• Kajian Akademik
• Penghargaan K3
Kesimpulan
• Kebijakan K3 merupakan perlindungan dasar TK
• K3 telah menjadi kebutuhan sebagian masyarakat perusahaan
• K3 telah menjadi issu global
• K3 mempunyai korelasi dengan kualitas TK
• K3 telah menjadi profesi
• K3 telah menjadi bagian kajian akademik
• K3 mempunyai korelasi dengan pertumbuhan ekonomi
• Pelaksanaan K3 merupakan indikator tingkat kesejahteraan TK diperusahaan
8/17/2019 Kebijakan Nasional
7/16
1
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SubditKonstruksi Bangunan,
Instalasi Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran
SubditMekanik, Pesawat Uap dan
Bejana Tekan
SubditPemberdayaan
Kelembagaan dan
Keahlian K3
SubditKesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja
Subag TU
Seksi
Konstruksi Bangunan
Seksi
Instalasi Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran
SeksiPesawat Uap dan Bejana
Tekan
Seksi
Mekanik
Seksi
Kesehatan Kerja
Seksi
Lingkungan Kerja
Seksi
Kelembagaan
Seksi
Tenaga Keahlian K3
Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan NormaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
SISTEM PENGAWASAN
NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kumpulan unsur yang saling berinteraksi dan secara terpadu menuju tujuan bersama
Pendekatan sistem :
Connectedness dan wholeness
Seperangkat komponen, elemen, unsur atau subsistem dengan segala atributnya yang
satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi dan saling tergantung
sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi serta
mempunyai peranan atau tujuan tertentu.
Nilai atau peranan suatu sistem akan dipengaruhi oleh nilai atau peranan sub-
subsistemnya.
LUDWIG VON BERTALANFFY
Evolusi Pendekatan Sistem
• Ludwig von Bertalanffy, 1930, Biologist, Insinyur di MIT, System Engineering. Sistem
pengendalian suhu tubuh; Pengendalian pesawat ketinggian altitude terbang ( temp. vs
goncangan udara)
•
Norbert Wiener, 1948, Cubernetics• Herbert Simon, 1963, The Nerves of Government
8/17/2019 Kebijakan Nasional
8/16
• Forrester, 1961, Industrial Dynamic
• NORMA K3
• adalah atur an-aturan yang berkaitan dengan K3 yang ditujukan un tuk melindungi tenaga
kerja dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
HUKUM PERBURUHAN
adalah himpunan peraturan baik tertu li s maupun ti dak yang berkenaan dengan kejadian
dimana seseorang bekerja pada orang lain
HUKUM KETENAGAKERJAAN
adalah r angkaian peraturan ter tul is maupun ti dak dibidang ketenagakerjaan, baik dalam
hubungan kerj a maupun di luar hubungan kerj a
PERBEDAAN
• Lebih mengatur keseimbangan dan keserasian hak-hak
dan kewajiban pihak-pihak secara adil sehingga masing-
masing merasa terlindungi
• Hubungan perburuhan punya arti sempit
Hubungan ketenagakerjaan punya arti lebihh luas
Konotasi POLITIS dan SOSIOLOGGIS
Hakekat Hukum Ketenagakerjaan
8/17/2019 Kebijakan Nasional
9/16
Sifat Hukum Ketenagakerjaan
Sifat Hukum Ketenagakerjaan
•TIDAK SAH/ BATAL SUATU TINDAKAN
MEMAKSADENGAN PERATURAN
MENGATUR HUBUNGAN KERJA
SANGSI
• PERINTAH
•LARANGAN
• ANCAMAN PIDANA
- KURUNGAN
- DENDA
Tahap Pelaksanaan Hukum Ketenagakerjaan
• PRE EMPLOYMENT- AKAN
- AKAD
- WAJIB LAPOR (UU No.7/1981) - WAJIB KERJA SARJANA (UU No.8/1961)
- PENEMPATAN TENAGA KERJA ASING
(UU No.3/1958)
• EMPLOYMENT- PERJANJIAN PERBURUHAN (UU No.21/1954 )
- UU KERJA (UU No.1/1951)
- PENGAWASAN PERBURUHAN (UU No.3/1951)
• POST EMPLOYMENT- JASOSTEK (UU No.3/1992)
- BANTUAN PHK
PENGAWASAN
dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak
sesuaian, pelanggaran dan lainnya yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan
JENIS PENGAWASAN
• Internal control
• External control
•
Preventive control • Repressive control
8/17/2019 Kebijakan Nasional
10/16
PENGAWASAN REPRESIF
• Sistem komperatif
• Sistem verifikatif
• Sistem inspektif
•
Sistem investigatif
PENGAWASAN REPRESIF
SISTEM KOMPARATIF
• membandingkan laporan dengan rencana kerja
• menganalisa perbedaan dan lingkungan yang mempengaruhi
• menilai hasil dan penanggung jawab
• keputusan atas perbaikan atau penyempurnaan
SISTEM VERIFIKATIF
• menentukan prosedur pemeriksaan
• laporan pemeriksaan periodik atau khusus
•
penilaian perkembangan dan hasil pelaksanaannya• keputusan atas perbaikan atau penyempurnaan
SISTEM INSPEKTIF
• mengecek kebenaran atas pelaksanaan
• pemeriksaan di tempat (on the spot)
• tour of duty
SITEM INVESTIGATIF
• titik berat pada penyelidikan lebih mendalam thd. suatu masalah yang negatif
• diperlukan : data, anal isis untuk keputusan
METODE PENGAWASAN
• Pengawasan langsung
•
Pengawasan tidak langsung
• Pengawasan formal
• Pengawasan informal
• Pengawasan adminstratif
• Pengawasan teknis
PRINSIP- PRINSIP PENGAWASAN
• Berorientasi kepada tujuan organisasi
• harus obyektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum
• berorientasi thd : kebenaran menurut peraturan (wetmatigheid), kebenaran atas
prosedur (rehcmatigheid), manfaat dalam pelaksanaan (doelmatigheid)
•
berdasarkan standar obyektif, teliti (accurate), dan tepat• kontinyu
• dapat memberikan feed back
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
• PENGAWASAN NORMA KERJA (PERBURUHAN)
• PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA (K3)
• Pengawasan perburuhan diadakan guna :
• a. Mengawasi ber lakunya undang-undang dan peraturan perburuhan pada
khususnya
•
Pasal 1 ayat (1) a Bagian I UU No.3 Tahun 1951 Pasal 5 Bab IV UU No.1 Tahun 1970
8/17/2019 Kebijakan Nasional
11/16
• Di rektur : pengawasan umum
• Pegawai Pengawas : pengawasan langsung
• Ahli Keselamatan Kerja :pengawasan langsung
Per. Menaker No.04/1985 Pasal 145
Per.Menaker No.05/1985 Pasal 144
Per.Menaker No.02 Tahun 1992 Pasal 12 Catatan : Pasal 10 ayat (3)
Per.Menaker No.04 Tahun 1995 Pasal 19
Pegawai Pengawas dan Ahli K3 melakukan pengawasan terhadap ditaatinya Peratur an
Menteri i ni
PENGAWASAN K3
Sistem : desentralisasi
Sifat : langsung & tidak langsung
Mekanisme : - pertama
- berkala/per iodik- khusus
- ulang
Sistem : desentralisasi
Sifat : langsung & tidak langsung
Mekanisme : - pertama
- berkala/per iodik
- khusus
- ulang
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Upaya u/ menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, hasil karya dan budayanya u/ meningkatkan
kesejahteraan (kwalitas hidup)
KESEHATAN KERJA
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agartenaga kerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif.
Sasaran : manusia
Sif at : medis
Ergonomi: Sasaran : manusia
Sif at : teknik
HAZARD (POTENSI BAHAYA)
Suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan/ kerugian
berupa cidera, penyakit akibat, kerusakan atau ketidak mampuan melaksanakan
fungsi yang telah diterapkan
8/17/2019 Kebijakan Nasional
12/16
BAHAYA (DANGER)
Ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif
RISK (RESIKO)
Menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/ kerugian pada periode waktutertentu atau siklus operasi tertentu
AMAN / SELAMAT
Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka
TINDAKAN TAK AMAN
Suatu pelanggaran tehadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan.
KONDISI TAK AMAN
Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung
mengakibatkan terjadinya
KECELAKAAAN
• kejadian/ peristiwa
• tidak diduga dari semula
• tidak dikehendaki
• mengacaukan proses akivitas yang telah ditentukan
• dapat menimbulkan kerugian
- korban manusia
- har ta benda
8/17/2019 Kebijakan Nasional
13/16
SISTEM PENGAWASAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TEMPAT KERJA
SDM
BAHAN
PERALATAN
PROSES PRODUKSI
CARA KERJA
SIFAT PEKERJAAN
LINGKUNGAN KERJA
FAKTOR
PENYEBAB
AMAN
SEHAT
ANALISIS
MGT
Prod’s
KECELAKAAN
SISTEM DESENTRALISASI PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970
MENAKER DIREKTUR
PEG.PENGAWAS
AHLIK3
DOKTER PRSH
P2K3
KANDEP/DINAS
LUAR DEPNAKER
- POLI PRSH- JASA KESEH
PRSH
PEMERINTAH SWASTA - INDUSTRI- JASA ----PJIT
8/17/2019 Kebijakan Nasional
14/16
8/17/2019 Kebijakan Nasional
15/16
PEMERINTAH
Propinsi
Dinas
Kab/Kota DPRD
Dinas
Pegawai Pengawas
SISTEM PENGAWASAN K3
FILOSOFI STANDAR
• natural
• commandsance
• fair/transparant
• economical
competitiveness
STANDARPP No.25/2000
TEKNIS• Produk
• Mesin
• Metode uji
PP No.102/2000
KOMPETENSI
BNSP•Std. & Sertf.
• Akreditasi
•Koordinasi
Lembaga
Std. & Sertf.Lembaga
UJK
SERTIFIKASI
DUNIA KERJA
K3UU No.1/1970
BSN SNI
PANTEK•USER
•ASOSIASI
•CENDIKIAWAN
KONSENSUS
RSNI
KONSENSUS
8/17/2019 Kebijakan Nasional
16/16
CORRUPTION =
monopoly + descreptantie - transparantie
penyalahgunaan wewenang
dapat pri valage dari pemerin tah