Upload
megan-lewis
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
neurofibromatosis pada gen varian polimorfisme
Citation preview
Nama : Vondy Holianto
NIM : 04011381419147
Neurofibromatosis
Neurofibromatosis (NF) adalah penyakit syaraf yang diturunkan yang berefek pada otak,
sumsum tulang belakang, saraf dan kulit, tumor atau neurofibroma, berkembang sepanjang
saraf tubuh atau pada permukaan kulit dan dibawah kulit. Para ilmuwan mengklasifikasi NF
menjadi dua tipe yang berbeda yaitu neurofibromatosis tipe 1 (NF1) dan tipe 2 (NF2).
Penyakit NF1 pada awalnya disebut penyakit ” Recklinghausen's NF”, dimana tipe NF1 ini
tipe yang paling banyak dijumpai. Tipe ini ditemukan 1 kasus dari 4000 kelahiran bayi.
Sedangkan NF2 yang menyebabkan ”bilateral acoustic NF”, sentral NF atau vestibular NF,
ditemukan kurang frekuensi kejadiannya yaitu sekitar 1 kasus dari 40.000 kelahiran bayi.
Prevalensi kejadian NF1 dan NF2 dapat terjadi pada semua kelompok ras yang berefek pada
kedua jenis kelamin baik pria maupun wanita. Tumor dapat terjadi pada sel saraf dan sel
kulit. Tumor dapat membesar dan menekan bagian vital dari tubuh sehingga dapat
mengganggu sistem fisiologik tubuh.
Etiologi
Neurofibromatosis dapat terjadi baik karena diturunkan dari orangtuanya maupun produk dari
mutasi genetik. Baik NF1 maupun NF2 terjadi karena gen abnormal yang berbeda, mungkin
diturunkan dari orangtuanya yang juga menderita NF atau mungkin terjadinya mutasi
didalam sel sperma atau sel telur. Penyakit NF adalah penyakit genetik autosomal dominan,
karena gen yang berlokasi pada pasangan kromosom autosomal. Gen penyebab NF1
berlokasi pada kromosom no. 17, sedangkan gen penyebab NF2 berlokasi pada kromosom
no. 22. Anak mempunyai kemungkinan 50% mendapat keturunan gen penyebab NF bilamana
orangtuanya menderita NF. Tipe NF yang diturunkan kepada anaknya akan sama dengan tipe
NF dari orangtuanya. Baik NF1 maupun NF2 keduanya akan diturunkan dengan
kemungkinan 50%, perbedaannya adalah terjadinya keparahan dari penyakit yang
bersangkutan. Seseorang yang mempunyai gen NF dapat memproduksi dua jenis sel
reproduktiv yang berbeda yaitu: satu sel yang dapat menyebabkan anaknya menderita NF dan
sel lainnya menghasilkan anak normal. Bila anak normal tersebut setelah dewasa menikah
dengan orang mempunyai gen NF akan menghasilkan anak dengan empat kombinasi yaitu:
dua kombinasi menghasilkan anak dengan gen NF, dan dua kombinasi lainnya menghasilkan
anak normal.
Gejala
Bila anak menunjukkan gejala adanya bentuk fibroma paling tidak dua tonjolan pada kulit
perlu dicurigai sebagai gejala NF1. Pemeriksaan secara fisik dari dokter yang berpengalaman
dalam bidangnya bisanya mencurigai timbulnya penyakit ini. Dokter biasanya langsung
melakukan pemeriksaan untuk menentukan diagnosis dengan ”magnetic resonance imaging”
(MRI), sinar X, dan computerized tomography” (CT, scan), juga pemeriksaan darah untuk
mendeteksi kelainan genetik dari NF1. Untuk NF2, dokter akan serius memperhatikan bila
pasiennya mengalami gangguan pendengaran. Uji kemampuan mendengar dan tes MRI
digunakan untuk melihat tumor yang ada didalam dan disekitar saraf auditori, sumsum tulang
belakang dan dalam otak. Uji respon audiometry dan auditori batang otak dapat mendeteksi
apakah delapan saraf berfungsi secara normal atau tidak. Begitu juga sejarah keturunan
penyakit NF2 dari kedua orangtuanya merupakan kunci utama dalam mendiagnosis
penyakit. Uji genetik juga digunakan untuk mendiagnosis NF1 dan NF2. Uji dilakukan
sebelum dilahirkan (prenatal) sangat mendukung untuk identifikasi seseorang yang
mempunyai sejarah gangguan keturunan, walaupun gejala belum terlihat. Tetapi uji genetik
tersebut belum dapat meramalkan mengenai terjadinya keparahan dari penyakit NF1 atau
NF2. Uji genetik dapat menganalisis secara langsung mengenai adanya mutasi gen atau
analisis adanya gangguan keturunan. Uji mutasi gen dapat untuk melihat perubahan genetik
yang menyebabkan penyakit NF, sedangkan uji gangguan keturunan sangat berguna bila pada
uji mutasi gen tidak menujukkan hasil yang memuaskan. Uji kelainan keturunan genetik yaitu
uji darah dari beberapa anggota keluarga dilakukan untuk menelusuri kromosom yang
membawa penyakit yang dapat diturunkan pada dua generasi atau lebih yang akan menderita
penyakit yang bersangkutan. Uji keturunan genetik dapat mencapai akurasi 90% untuk
mendeterminasi apakah individu pada keturunan tersebut menderita NF. Uji mutasi genetik
dapat menemukan akurasi sekitar 95% mutasi gen pada NF1, dan 65% pada NF2.
Neurofibromatosis tipe 1:
Gejala NF1 sangat bervariasi untuk setiap individu. Gejala pada kulit sering terlihat pada saat
dilahirkan, selama masih bayi sampai anak umur sekitar 10 tahunan. Sejak umur 10 tahun
sampai 15 tahun gejala mulai terlihat nyata. Gejala awal ditandai dengan adanya bintik
kecoklatan pada kulit, bintik putih kekuningan pada ketiak, dan terlihat nodulus (benjolan
kecil) pada lokasi daerah mata. Perubahan tersebut bila terjadi didaerah muka maka
menyebabkan penampilan yang buruk, sehingga menyebabkan stress psikologik pada
penderita. Bila neurofibroma tumbuh pada organ bagian dalam akan berefek pada organ
dalam yang terkena. Perubahan hormonal pada masa pubertas dan atau masa kehamilan dapat
menyebabkan peningkatan ukuran neurofibroma. Hampir 50% anak yang menderita NF1
mengalami gangguan berbicara, gangguan dalam belajar, dan hiperaktif. Kurang dari satu
persen penderita NF1 dapat menderita tumor maligna dan memerlukan pengobatan segera
Dari hal tersebut maka gejala penyakit NF1 adalah sebagai berikut:
Adanya bintik kecoklatan pada permukaan kulit
Adanya bentuk neurofibroma kecil dua atau lebih terdapat pada jaringan saraf,
dibawah kulit, atau pada jaringan saraf lainnya
Terlihat bintik kekuningan dibawah ketiak atau bagian siku dan bagian lipatan paha
Terlihat perubahan warna kuning kecoklatan dan tonjolan pada bagian iris dari mata
Timbul tumor didaerah saraf mata (glioma optika)
Terlihat benjolan yang cukup parah pada bagian tulang belakang (scoliosis)
Pembesaran dan malformasi pada bagian tulang lainnya terutama pada tulang anggota
gerak.
Neurofibromatosis tipe 2
Seseorang yang menderita NF2 akan timbul tumor yang tumbuh pada delapan saraf didaerah
kepala dan pada saraf vestibular. Tumor tersebut akan menekan saraf akoustik yang
mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk mendengar. Berkurangnya kemampuan untuk
mendengar dimulai awal usianya sekitar umur belasan tahun. Rasa pusing, kepala terasa
berputar, wajah kaku, keseimbangan terganggu dan sakit kepala kronis dapat terjadi pada usia
muda (belasan tahun). Hilang rasa dapat terjadi pada bagian lain dari tubuh, karena saraf
tulang belakang timbul tumor. Bentuk NF lain yaitu ”schwannomatosis” telah teridentifikasi,
tetapi NF tipe ini tidak menyebabkan gangguan saraf pada kepala dan tidak menyebabkan
hilangnya pendengaran. Neurofibromatosis tipe ini gejalanya lebih ringan yaitu adanya rasa
sakit pada beberapa bagian tubuh, tetapi dapat menyebabkan desensitasi, kelemahan atau
gangguan keseimbangan
Gejala yang terlihat nyata pada NF2 adalah sebagai berikut:
Terdapat tumor sepanjang delapan saraf bagian kepala
Adanya tumor selaput otak (meningioma) dan tumor otak lainnya
Bunyi berdering terus menerus pada telinga (tinnitus), pendengaran hilang (tuli)
Timbul katarak pada usia muda
Tumor pada sumsum saraf belakang
Gangguan keseimbangan
Atropi pada otot rangka
Penanganan neurofibromatosis
Walaupun sampai sekarang belum ada pengobatan untuk penyakit NF1 atau NF2, operasi
pengambilan tumor mungkin jalan yang lebih baik walaupun kemungkinan tumor akan
tumbuh lagi. Untuk penderita optik glioma pengambilan tumor dan penyinaran dengan radiasi
juga alternatif yang baik. Untuk penderita scoliosis, pengobatan dilakukan dengan operasi
atau juga diberi penyangga tulang belakang. Untuk penderita NF2, operasi adalah jalan yang
tebaik, tetapi perlu dipikirkan terjadinya komplikasi yang berakibat dengan hilangnya
pendengaran atau terjadinya ketulian. Pemberian alat bantu pendengar mungkin tidak efektif
apabila saraf auditorius diambil. Akhir-akhir ini telah ditemukan pengobatan untuk penderita
NF2, pada saat FDA mengesahkan pengobatan dengan implantasi ”auditory brainstem”, bila
sebagian dari saraf auditorius diambil dan pasien menderita ketulian. Bahan implant akan
meneruskan signal suara langsung ke otak, sehingga pasien dapat mendengar bunyi dan suara
orang berkata-kata. Pengobatan dengan cara radiasi juga dapat membantu mengurangi gejala
pada penderta NF2
Analisis Masalah :
1. Apa yang menyebabkan timbulnya bercak kecoklatan pada tubuh Raisa?
Bercak kecoklatan timbul karena adanya hiperpigmentasi
2. Mengapa bercak kecoklatan pada tubuh Raisa bertambah banyak seiring bertambahnya usia?
Café-au-lait spots are hyperpigmented flat spots that are oval or rounded with fairly smooth
borders (Fig 1) They must be at least 0.5 cm in diameter in prepubertal individuals and 1.5
cm in postpubertal patients. They are present at birth in many individuals and increase in size
and number over the first 5 to 7 years of life
3. Apakah seiring bertambahnya usia, bercak kecoklatan akan terus timbul?
NF1 is a progressive condition; different complications occur at specific times and some
complications worsen over time.Caféau- lait spots, pseudarthrosis, and externally visible
plexiform neurofibromas are apparent within the first year of life. Freckling, optic gliomas,
and severe scoliosis occur by 7 years of age
4. Di regio apa saja bercak kecoklatan bisa timbul?
Bercak kecoklatan ( café-au-lait spot) biasanya adalah penanda NF1 . Bercak kecolatan yang
menandakan NF1 dapat tumbuh di mana saja, dan biasanya penderita NF memiliki café-ai-
lait spot dengan jumlah 6 atau lebih. karena 10% dari populasi dunia, memiliki satu atau dua
café-au-lait spot sejak lahir. sedangkan bintik kecoklatan (freckling) umum timbul pada
region axilla dan inguinal saat penderita mencapai usia 7 tahun.
5. Bagaimana mekanisme timbulnya bercak kecoklatan?
6. Pada gen apa yang mengalami mutasi?
The neurofibromin 1 gene
NF-1 is a microdeletion syndrome caused by a mutation of a gene located on
chromosomal segment 17q11.2 on the long arm of chromosome 17 which encodes a
protein known as neurofibromin (not to be confused with the disorder itself) which
plays a role in cell signaling. The Neurofibromin 1 gene is a negative regulator of the
Ras oncogene signal transduction pathway. It stimulates the GTPase activity of
Ras. It shows greater affinity for RAS p21 protein activator 1, but lower specific
activity. The mRNA for this gene is subject to RNA editing (CGA->UGA-
>Arg1306Term) resulting in premature translation termination. Alternatively spliced
transcript variants encoding different isoforms have also been described for this gene.
In 1989, through linkage and cross over analyses, neurofibromin was localized to
chromosome 17. It was localized to the long arm of chromosome 17 by chance when
researchers discovered chromosome exchanges between chromosome 17 with
chromosome 1 and 22. This exchange of genetic material presumably caused a
mutation in the neurofibromin gene, leading to the NF1 phenotype. Two recurrent
microdeletion types with microdeletion breakpoints located in paralogous regions
flanking NF1 (proximal NF1-REP-a and distal NF1-REP-c for the 1.4 Mb type-1
microdeletion, and SUZ12 and SUZ12P for the 1.2 Mb type-2 microdeletion), are
found in most cases.
Structure of the Neurofibromin gene
The Neurofibromin gene was soon sequenced and found to be 350,000 base pairs in
length. However, the protein is 2818 amino acids long leading to the concept of splice
variants. For example, exon 9a, 23a and 48a are expressed in the neurons of the
forebrain, muscle tissues and adult neurons respectively.
Homology studies have shown that neurofibromin is 30% similar to proteins in the
GTPase Activating Protein (GAP) Family. This homologous sequence is in the central
portion of neurofibromin and being similar to the GAP family is recognized as a
negative regulator of the Ras kinase.
Additionally, being such a large protein, more active domains of the protein have
been identified. One such domain interacts with the protein adenylyl cyclase, and a
second with collapsin response mediator protein. Together, likely with domains yet to
be discovered, neurofibromin regulates many of the pathways responsible for
overactive cell proliferation, learning impairments, skeletal defects and plays a role in
neuronal development
7. Apa penyebab penyakit tersebut?
sudah tercakup dalam jawaban pada nomor sebelumnya
8. Apa dampak penyakit tersebut?
komplikasi klinis lebih lanjut terhadap penderita NF1 yaitu;
a. Manifestasi pada kulit
Neurofibroma kulit adalah tumor dari selubung saraf terdiri dari sel-sel Schwann,
fibroblas, perineural sel, sel mast, akson, dan vessels.5 darah Mereka mungkin
muncul di masa kecil tapi lebih sering berkembang pada remaja
atau orang dewasa (Gambar 1). Mereka mungkin depresi keunguan di kulit atau
lesi bertangkai. Plexiform Neurofibroma adalah histologis mirip dengan
Neurofibroma kulit, tetapi memiliki matriks ekstraselular lebih. Mereka sering
muncul dari dorsal akar spinal, plexi saraf, batang saraf besar, atau simpatik
rantai. Tumor plexiform mungkin diskrit, homogen, dan juga dibatasi atau difus,
heterogen, dan infiltratif. Mereka mungkin melibatkan kulit dangkal atau
sepenuhnya internal. Mereka terjadi di setidaknya 50% dari pasien dan mungkin
hadir pada saat lahir. Banyak yang asymptomatic.6 Sejauh dan waktu
pertumbuhan tumor plexiform tidak dapat diprediksi (Gbr 3). Neurofibroma
menyebar melibatkan epidermis dan dermis membentang hingga ke fasia, sering
membentuk lesi topi-seperti yang scalp.7 Mereka tampaknya terbatas pada kulit
kepala dan berhenti tumbuh di masa pubertas. Schwannomas terjadi pada NF1
tetapi terutama fitur dari NF tipe 2 (NF2)
b. Manifestasi okuler/orbital
c. Masalah ortopedik
d. Penyakit vascular
e. Manifestasi neurologic
f. Perawakan pendek dan gangguan hormonal
9. Bagaimana mekanisme penyakit tersebut?
10. Apa saja ciri-ciri atau karakteristik dari benjolan-benjolan kecil tersebut?
Daftar Pustaka
Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki/Neurofibromatosis_type_I#The_neurofibromin_1_gene
Darmono. http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources/Autosomal-dominan.pdf
http://www.nfnetwork.org/uploads/file/papers/Clinical_Man._NF1_.pdf