28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien). Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga berkesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. B. Rumusan Masalah 1

masalah sering timbul pada timbang terima.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga berkesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep timbang terima ?2. Bagaimana metode dalam timbang terima ?3. Bagaiman efek timbang terima ?4. Bagaimana dokumentasi dalam timbang terima ?C. Tujuan1. Mengetahui konsep timbang terima.2. Mengetahui hal metode dalam timbang terima.3. Mengetahui efek timbang terima4. Mengetahui dokumentasi dalam timbang terima.

BAB II TINJAUAN TEORIA. DefinisiNursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.B. Tujuan timbang terima1. Tujuan umumMengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.2. Tujuan khususa. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien.c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu: a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat. b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.C. Manfaat timbang terima1. Bagi perawata. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawatb. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawatc. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurnad. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasiene. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatanf. Menimbulkan rasa amang. Meningkatkan percaya diri/bangga2. Bagi pasien

Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap, sehinggaklien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.3

D. Prosedur timbang terimaTAHAPKEGIATANWAKTUTEMPATPELAKSANA

Persiapan1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian sif/operan.2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.3. PA/PP menyampaikan timbang terima kepada PP (yang menerima pendelegasian) berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:a. Aspek umum yang meliputi: MI s/d MS;b. Jumlah pasien;c. Identitas pasien dan diagnosis medis;d. Data (keluhan/subjektif dan objektif);e. Masalah keperawatan yang masih muncul;f. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum);g. Intervensi kolaboratif dan dependen;h. Rencana umum dan persiapan yang dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan program lainnya)....MENITNURSE STATIONPP, PA

PelaksanaanNurse Station1. Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga).2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.3. Kepala ruang membuka acara timbang terima.4. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh perawat jaga (NIC)5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.Di Bed Pasien6. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan, dan tindakan telah/belum dilaksanakan, serta hal-hal penting lainnya selama masa keperawatan.8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya....MENITNURSE STATION

RUANG/BED PASIENKARU, PP, PA

Post-Timbang Terima1. Diskusi.2. Pekaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang.3. Ditutup oleh KARU....MENITNURSE STATIONKARU, PP, PA

E. Metode dalam Timbang Terima1. Timbang terima dengan metode tradisional Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah: a. Dilakukan hanya di meja perawat. b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi. c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum. d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date. 2. Timbang terima dengan metode bedside handover Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya: a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date. b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat. c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus. Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:

a. Menggunakan Tape recorder Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication. b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi. c. Menggunakan komunikasi tertulis written Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

F. Efek Timbang TerimaTimbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut: 1. Efek FisiologiKualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan.2. Efek PsikososialEfek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.3. Efek KinerjaKinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.4. Efek Terhadap KesehatanShift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.5. Efek Terhadap Keselamatan KerjaSurvei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.G. Dokumentasi dalam Timbang TerimaDokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.a. Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:1. Identitas pasien.2. Diagnosa medis pesien.3. Dokter yang menangani.4. Kondisi umum pasien saat ini.5. Masalah keperawatan.6. Intervensi yang sudah dilakukan.7. Intervensi yang belum dilakukan.8. Tindakan kolaborasi.9. Rencana umum dan persiapan lain.10. Tanda tangan dan nama terang.b. Manfaat pendokumentasian adalah:1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai pasien telah dicatat.(Suarli & Yayan B, 2009)H. Alur Timbang Terima

Konsep Timbang Terima (Nursalam, 2014)I. Mekanisme Kegiatan Timbang TerimaTAHAPKEGIATANWAKTUTEMPATPELAKSANA

Pra Timbang Terima1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul diNurse Station.2. Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP.3. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet), PP yang akan mengoperkan, menyiapkan buku timbang terima &nursing kit.4. Kepala ruangan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa.10 menit

Nurse StationKaruPP

Pelaksanaa Timbang Terima1. PP dinas pagi melakukan timbang terima kepada PP dinas sore.Hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima :a. Identitas klien dan diagnosa medis termasuk hari rawat keberapa atau post op hari keberapa.b. Masalah keperawatan.c. Data yang mendukung.d. Tindakan keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan.e. Rencana umum yang perlu dilakukan: Pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu.2. Karu membuka dan memberi salam kepada klien, PP pagi menjelaskan tentang klien, PP sore mengenalkan anggota timnya dan melakukan validasi data.3. Lama timbang terima setiap klien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.20 menit

Nurse Station

Disamping tempat tidur klienKaruPPPA

Post timbang terima

1. Klarifikasi hasil validasi data oleh PP sore.2. Penyampaian alat- alat kesehatan.3. Laporan timbang terima ditandatangani oleh kedua PP dan mengetahui Karu (kalau pagi saja).4. RewardKaru terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas.5. Penutup oleh karu.5 menit

Nurse station

KaruPP

Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift. 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas 4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien. 5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien. 6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien. 7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station.(Nursalam, 2014)J. RENSTRA TIMBANG TERIMAPelaksana Timbang TerimaHari/tanggal :Pukul :Topik:Tempat:a. Metode1. Diskusi2. Tanya jawab

b. Media1. Pasien2. Buku timbang terima3. Alat tulis4. Sarana dan prasarana perawat

c. PengorganisasianKepala ruang:Perawat primer (pagi):Perawat primer (sore):Perawat associate (pagi):Perawat associate (sore):Perawat associate (malam):Perawat associate (libur):Pembimbing super visor:d. Uraian kegiatan1. PrologPada hari..........jam.......... seluruh perawat: PP da PA sift pagi dan sore serta kepala ruang berkumpul di nurse sation untuk melakukan timbang terima.2. Session I di Nurse StationKepala ruang memimpin dan membuka acara yang dudahului dengan doa dan kemudian memeprsilakan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan bertugas selanjutnya (sore). PP dan PA sift sore memberikan klarifikasi keluhan, ntervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaborasi dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain), serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan diruang perawatan pasien.3. Session II di ruang perawatan/bed pasienSeluruh perawat dan kepala ruang bersama-sama melihat bed pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasikan dan memvalidasi secara langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami maslah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklasrifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke pasien terakhir.4. EpilogKembali ke nursa station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruang.K. LAMPIRAN FORMAT TIMBANG TERIMAFORMAT TIMBANG TERIMA PENDERITANama Pasien :Umur :Tanggal :Kamar :Dx. Medis :

Asuhan KeperawatanTimbang Terima

Sif PagiSif SoreSif Malam

Masalah Keperawatan

Data fokus(Subjektif dan Objektif)SOAPSOAPSOAP

Intervensi yang sudah dilakukan

Intervensi yang belum dilakukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan (Laboratorium, obat, advis medis)

Tanda tangan PPPP pagiPP Sore

Karu PP SorePP MalamPP MalamPP Pagi

Karu

L. Evaluasi dalam Timbang Terima1. Evaluasi Struktur Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer. 2. Evaluasi Proses Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien. 3. Evaluasi Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

BAB IIIPENUTUP A. SimpulanTimbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Tujuan umum timbang terima adalah Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khususnya diantaranya ialah menyampaikan kondisi dan keadaan pasien dan menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.Manfaat timbang terima bagi perawat diantaranya adalah meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat. Manfaat bagi klien adalah klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Dan bagi Rumah Sakit adalah meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.Tiga tahapan dalam timbang terima yaitu: Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab, Pertukaran shift jaga, dan Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan.B. SaranSebagai seorang perawat, diharapkan lebih dapat melaksanakan dengan baik pada laporan timbang terima seperti hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajeen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika._________. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika._________. 20011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.