123
PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 2019 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun oleh: Miftahur Rahma NIM : 11160840000026 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021 M

PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA DAN INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP KEMISKINAN DI

KABUPATEN/KOTA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 – 2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

Miftahur Rahma

NIM : 11160840000026

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

i

LEMAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Page 3: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 5: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 6: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Miftahur Rahma

2. Tempat/tanggal lahir : Padang Laweh, 28 Oktober 1998

3. Alamat : Jorong Muaro Sopan Kecamatan Padang Laweh

Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

4. Telepon : 082283900628

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 44 Koto Baru 2004 – 2010

2. Smp Negeri 01 Padang Laweh 2010 – 2013

3. Smas Adabiah Padang 2013 - 2016

4. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 – 2021

III. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar nasional “Menjawab Peluang Dan Tantangan Perkembangan

Financial Technology di Indonesia”, diselenggarakan oleh Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, 10 April 2018.

2. Seminar nasional “4th Industrial Revolution – Global Welfare Through

Digitalization”, diselenggarakan oleh universitas mercu buana

3. Seminar “Tantangan Millennials Di Era Industri Keuangan 4.0”,

diselenggarakan oleh Lembaga penjamin simpanan.

Page 7: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

vi

ABSTRACT

Poverty is one of the main problems in various countries, including Indonesia.

Poverty is also part of the main problems that need to be considered by the government.

The purpose of this research is to see the effect of the Special Autonomy Fund, Human

Development Index and Road Infrastructure on Poverty by using the percentage of

poverty in the Regency/City of West Papua Province in 2016 – 2019. Using panel data

analysis through the Fixed Effect Model (FEM). This research proves that the Special

Autonomy Fund has a negative and significant effect on poverty. The Human

Development Index has a negative and significant effect on Poverty. Road

infrastructure has a negative and significant effect on poverty. Furthermore,

simultaneously the Special Autonomy Fund, the Human Development Index and road

infrastructure have an effect on Poverty in the Regency/City of West Papua Province

in 2016 – 2019.

Keywords: poverty, special autonomy fund, human development index, road

infrastructure and Fixed Effect Model (FEM).

Page 8: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

vii

ABSTRAK

Kemiskinan sebagai salah satu pokok permasalahan di berbagai negara

termasuk di Indonesia. Kemiskinan juga merupakan bagian dari pokok permasalahan

yang perlu di perhatikan oleh pemerintah. Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh

Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur jalan terhadap

Kemiskinan dengan menggunakan persentase kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Papua Barat Tahun 2016 – 2019. Menggunakan analisis data panel melalui Fixed Effect

Model (FEM). Penelitian ini membuktikan bahwa Dana Otonomi Khusus berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan. Indeks Pembangunan Manusia

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan. Infrastruktur jalan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan. Selanjutnya secara simultan

Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur jalan

berpengaruh terhadap Kemiskian di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016

– 2019.

Kata Kunci: Kemiskinan, Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia,

Infrastruktur Jalan dan Fixed Effect Model (FEM).

Page 9: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanawata’ala atas

nikmat serta karunianya sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik

dengan judul “Pengaruh Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun

2016 – 2019”. Salawat serta salam tak lupa dikirimkan kepada nabi Muhammad

Shallallahu A’alaihi Wasalam yang telah membawa umat manusia pada kegelapan

menuju cahaya ilmu.

Skripsi ini ditulis untuk mendapat sarjana ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. melalui bdukungan, do’a serta semangat untuk penulis bisa dikerjakan dengan

baik. Karena itu penulis berterima kasih kepada:

1. Orang tua, ayah dan ibu senantiasa mendukung dan memberikan semangat

untuk penulis. Selesainya skripsi ini dipertemukan dalam keadaan sehat wal

afiat. Semoga kedepannya penulis dapat membehagiakan kalian dan

memberikan yang terbaik.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP sebagai

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

jajaran.

3. Bapak Djaka Badranaya S.Ag., M.E. sebagai dosen pembimibing yang telah

memberikan waktu, arahan serta ilmunya. Diharapkan Bapak selalu diberi

rahmat serta kesehatan oleh Allah SWT.

4. Bapak Dr. Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Ibu Fitri Amalia, S.Pd., M.Si

sebagai Ketua Jurusan serta Sekretaris Prodi Ekonomi Pembangunan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan petunjuk serta bimibingan

untuk menyelesaikan perkuliahan.

Page 10: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

ix

5. Ibu Najwa Khairina S.E., M.A. sebagai dosen pembimbing akademik

memberikan pengertian selama perkuliahan. diharapkan ibu diberi berkah oleh

Allah SWT.

6. Semua jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta telah membagi ilmu berguna untuk penulis serta karyawan yang

membantu pada perkuliahan.

7. Teman-teman “BALALA” (Bimo, Ali, Ade, Dila, Dina, Febi, Desi, Ica, Isty,

Tessia, Nadifa dan Tiara) dengan memberikan motivasi serta membantu penulis

selama perkuliahan. Semoga diberikan keberkahan oleh Allah SWT.

8. Teman-teman “KOPASSUS” (Desi, Bibah, Nabila, Nanda, Tiara, Shinta,

Azizah, Annisa PD dan Mutia) yang memberikan penulis berbagai hal konyol

dan membantu penulis selama perkuliahan. Semoga kita semua diberikan

berkat dan rahmat oleh Allah SWT.

9. Kepada semua orang yang berada di lingkungan penulis, terima kasih telah

membantu selama perkuliahan dan menunjukkan arahan yang baik kepada

penulis serta dorongan motovasi selama mengerjakan skripsi skripsi.

Penulis menyadari skripsi ini memiliki kesalahan dan kelemahan, dengan ini

penulis mohon maaf diharapkan memberikan kritik beserta saran yang membangun.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2021

Miftahur Rahma

Page 11: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ........................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR....... ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Batasan Masalah.............................................................................................. 10

C. Rumusan Masalah ........................................................................................... 11

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12

E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 13

A. Landasan Teori ................................................................................................ 13

1. Kemiskinan .............................................................................................. 13

Page 12: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

xi

2. Dana Otonomi Khusus .............................................................................. 21

3. Indeks Pembangunan Manusia .................................................................. 24

4. Infrastruktur Jalan ..................................................................................... 30

B. Hubungan Antar Variabel ............................................................................... 33

C. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 35

D. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 42

E. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 44

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN .................................................................... 45

A. Jenis Data Penelitian ....................................................................................... 45

B. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 45

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 45

D. Instrumen Penelitian........................................................................................ 46

E. Metode Analisis Data ...................................................................................... 48

F. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 52

G. Uji Hipotesis ................................................................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 58

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 58

1. Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat ............................ 59

2. Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat ................ 61

3. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat .... 62

4. Infrastruktur Jalan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat ....................... 64

B. Hasil Temuan Penelitian ................................................................................. 65

1. Uji Chow ................................................................................................... 65

2. Uji Hausman ............................................................................................. 66

3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 67

4. Fixed Effect Model ................................................................................... 70

5. Uji Hipotesis ............................................................................................. 79

Page 13: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

xii

C. Pembahasan ..................................................................................................... 82

1. Dana Otonomi Khusus Terhadap Kemiskinan .......................................... 82

2. Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan ............................. 83

3. Infrastruktur Jalan Terhadap Kemiskinan ................................................. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 86

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 86

B. SARAN ........................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 89

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019 ............... 5

Tabel 1.2 IPM Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019 ............................................ 7

Tabel 1.3 Infrastruktur Jalan Kab/Kota Papua Barat Tahun 2019 ............................... 9

Tabel 2.1 Komponen Indeks Pembangunan Manusia ................................................. 29

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 38

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................... 46

Tabel 3.2 Hipotesis Dan Keputusan Durbin Watson Test .......................................... 54

Tabel 4.1 Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Beserta Luas Wilayah Tahun

2019 ............................................................................................................................. 59

Tabel 4.2 Uji Chow ..................................................................................................... 65

Tabel 4.3 Uji Hausman ............................................................................................... 66

Tabel 4.4 Uji Normalitas ............................................................................................. 67

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ................................................................................... 68

Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas ................................................................................ 69

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi .......................................................................................... 69

Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel ............................................................................ 71

Tabel 4.9 Individual Effect ......................................................................................... 74

Tabel 4.10 Uji T – Statistik ........................................................................................ 80

Tabel 4.11 Uji F – Statistik ........................................................................................ 81

Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi ........................................................................ 82

Page 15: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 42

Page 16: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Persentase Kemiskinan Provinsi Indonesia Tahun 2019 ............................. 3

Grafik 4.1 Persentase Kemiskinan Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019

..................................................................................................................................... 60

Grafik 4.2 Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019

..................................................................................................................................... 61

Grafik 4.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 –

2019 ............................................................................................................................ 63

Grafik 4.4 Infrastuktur Jalan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016 –

2019 ............................................................................................................................. 64

Page 17: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional mengupayakan dalam mencapai perkembangan

perekonomian tinggi, kemudian menguatkan menumbuhkan tingkat kehidupan dan

kerukunan semua masyarakat (Syahputra 2017). Salah satu upaya untuk mewujudkan

pembangunan ekonomi, pemerintah Indonesia melakukan peningkatan perekonomian

pada tingkat daerah. Dalam melakukan pembangunan ekonomi daerah, pemerintah

membuat rencana yang membahas pokok bahasan tentang pembangunan daerah.

Rencana itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan untuk

nasional disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

atau Rencana Pembanguan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Prioritas pembangunan

ekonomi daerah, permasalahan yang terjadi di daerah dan cara penanggulangannya

dijelaskan dalam rencana tersebut selama lima tahun kedepan untuk jangka menengah

dan dua puluh tahun untuk jangka panjang. Tujuan adanya RPJMN/D yaitu

mewujudkan daerah yang berdiri sendiri dan berkembang melalui kekayaan alam yang

dipunyai pada masing wilayah. Salah satu prioritas utama dalam rencana daerah atau

nasional adalah masalah kemiskinan.

Page 18: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

2

Handalani (2019) menyatakan bahwa kemiskinan di Indonesia telah terjadi

sejak lama. Penanggulan kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai

cara. Pada cara pengurangan kemiskinan di Indonesia, tidak hanya dengan penerobosan

strategi serta aturan pada kementerian dan lembaga, apalalgi dibuat instansi ekslusif

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Menurut TNP2K

dalam (Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional 2016) penurunan kemiskinan

pernah terhenti karena adanya ketegangan finansia Asia tahun 1997 – 1998.

Adanya otonomi daerah pemerintah pusat mengemukakan wewenang untuk

pemerintah daerah baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan, kesejahteraan

masyarkat dan semua yang berada dalam ruang lingkup daerah tersebut. Hal itu sudah

tecantum pada UU Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

menyatakan otonomi daerah hak, otoritas serta keharusan daerah otonomi dalam

menyusun serta megelola individu kepentingan pemerintahan serta kepentingan

penduduk lokal berimbang melalui hukum perundangan. Akan tetapi, berbagai pokok

permasalahan seperti kemiskinan belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah

daerah. Badan Pusat Statistik (2019) menyatakan permasalahan kemiskinan di

Indonesia dibuktikan tercatat sebanyak 25.144.720 jiwa per maret 2019 mayarakat

Indonesia masih berada pada kemiskinan sedangkan untuk persentase kemiskinan

sebesar 9.14% per maret 2019. Jumlah penduduk miskin terbanyak terdapat pada

wilayah pedesaan. Tahun 2019 penduduk miskin wilayah pedesaan sebanyak

15.149.920 jiwa dengan persentase kemiskinan sebesar 12.85% dan untuk wilayah

Page 19: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

3

05

1015202530

AC

EHSU

MA

TER

A…

SUM

ATE

RA

…R

IAU

JAM

BI

SUM

ATE

RA

…B

ENG

KU

LULA

MP

UN

GK

EP. B

AN

GK

A…

KEP

. RIA

UD

KI J

AK

AR

TAJA

WA

BA

RA

TJA

WA

TEN

GA

HD

I YO

GYA

KA

RTA

JAW

A T

IMU

RB

AN

TEN

BA

LIN

USA

…N

USA

…K

ALI

MA

NTA

N…

KA

LIM

AN

TAN

…K

ALI

MA

NTA

N…

KA

LIM

AN

TAN

…K

ALI

MA

NTA

N…

SULA

WES

I…SU

LAW

ESI…

SULA

WES

I…SU

LAW

ESI…

GO

RO

NTA

LOSU

LAW

ESI B

AR

AT

MA

LUK

UM

ALU

KU

UTA

RA

PA

PU

A B

AR

AT

PA

PU

A

tahun 2019

perkotaan 9.994.800 jiwa dengan persentase kemiskinan sebesar 6.69%. Hal ini terjadi

penurunan dari tahun sebelumnya per maret 2018 jumlah penduduk miskin sebesar

25.949.800 jiwa dengan persentase kemiskinan sebesar 9.82%. Wilayah pedesaan dan

perkotaan per maret 2018 masing-masing sebesar 13.20% untuk wilayah pedesaan dan

7.02 untuk wilayah perkotaan (BPS, 2018). Papua Barat pada tahun 2019 tercatat

sebagai provinsi kedua pada persentase kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Grafik 1.1

Persentase Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik,2021

Pada grafik 1.1 persentase kemiskinan Provinsi Papua Barat berada pada posisi

kedua dari seluruh provinsi sebagai persentase kemiskinan tertinggi setelah Provinsi

Papua yaitu sebesar 22.17%. Persentase tersebut masih jauh dibandingkan dengan DKI

Jakarta sebagai persentase kemiskinan terendah tahun 2019 sebesar 3.47%. Tahun

2018 keadaan kemiskinan di Provinsi Papua Barat tingkat persentase kemiskinan

Page 20: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

4

sebesar 23.01%. Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya belum membuat Provinsi

Papua Barat keluar dari provinsi dengan tingkat persenteasi kemiskinnan tertinggi.

Indonesia perlu lebih mendalami tentang persoalan yang terjadi di setiap daerah

terutama masalah kemiskinan. Dalam melakukan rencana pembangunan ekonomi di

Indonesia kemiskinan selalu dikutsertakan, hal ini terjadi karena kemiskinan

merupakan salah satu pokok utama yang perlu diselesaikan bagi pemerintah pusat atau

daerah. Dasarnya pemerintah telah mengupayakan beraneka macam agar dapat

mengentaskan kemiskinan. Berbagai program yang telah dikembangkan oleh

pemerintah pusat telah dilakukan agar kemiskinan di Indonesia semakin berkurang.

Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah ditugaskan melihat perkembangan

serta permasalahan yang terjadi di setiap daerah. Selain adanya otonomi daerah,

pemerintah pusat memberikan wewenang untuk daerah tertentu berupa daerah otonomi

khusus. Daerah yang mendapatkan otonomi khusus antara lain Provinsi Aceh, Papua

dan Papua Barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Papua Barat No. 3 tahun 2020

menjelaskan bahwa ditetapkan Provinsi Papua untuk otonomi khusus menjadi undang-

undang berdasarkan UU No. 35 tahun 2008. Diberlakukannya hal tersebut agar dapat

membantu percepatan pembangunan ekonomi maupun sosoial. Selain itu, otonomi

khusus diberikan kepada daerah tersebut untuk menjadi daerah maju dari berbagai

aspek serta bisa megganjar fasilitas baik untuk penduduk. selanjutnya, daerah tersebut

juga diberikan dana otonomi khusus (DOK). Provinsi Papua Barat dalam peraturan

Gubernur Papua Barat No. 3 Tahun 2020 tentang pedoman teknis pelaksanaan,

Page 21: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

5

penerimaan dan pembagian dana otonomi khusus Provinsi Papua Barat dijelaskan

bahwa dana otonomi khusus bersumber dari 2% pagu DAU nasional. Selanjutnya dana

otonomi khusus tersebut bisa diterima melalui APBD.

Dana transfer berupa dana otonomi khusus dipergunakan mampu mengejar

ketertinggalan dari daerah lain dan membantu daerah tersebut dalam meningkatkan

perekonomiannya. Tujuan utama ditujukan dana otonomi khusus adalah

mensejahterakan dan memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat. Salah satu

persoalan karena pengelolaan dana otonomi khusus yang ditujukan kepada daerah

otonomi khusus minim pengawasan, selanjutnya penduduk secara pribadi secara garis

besar belum mengerti eksistensi dana otonomi khusus serta tugasnya kemudian

masalah itu tidak membuat berita luas pada penduduk (LIPI, 2019).

Tabel 1.1

Dana Otonomi Khusus Papua Barat Tahun 2016 – 2019

Tahun

Anggaran Dana

Otonomi Khusus (Rp)

Realisasi Dana Otonomi

Khusus (Rp)

2016 3,174,665,083,000.00 3,174,665,083,000.00

2017 3,266,493,888,000.00 3,266,493,888,000.00

2018 4,008,937,478,000.00 4,008,937,478,000.00

2019 3,947,794,959,000.00 3,947,794,959,000.00

Sumber: BPK, 2021

Page 22: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

6

Dilihat dari tabel 1.1 dana otonomi khusus Provinsi Papua Barat setiap tahun

mengalami fluktuasi. Akan tetapi, penurunan realisasi terjadi pada tahun 2019 yaitu Rp

3,947,794,959,000.00 yang sebelumnya pada tahun 2018 sebesar Rp

4,008,937,478,000.00. Transfer dana otonomi khusus, digunakan untuk mendanai

pengentasan kemiskinan dan pendidikan. Dua hal Ini adalah dua indikator pencapaian

penting Pembangunan daerah, terutama dalam kaitannya dengan kondisi Pencapaian

pembangunan yang relatif buruk, jika Dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia

(Qibthiyyah & Budiratna, 2020).

Sebagai indikator penting dalam pembangunan, indeks pembangunan manusia

menjadi standar dalam mengamati apakah negara atau daerah itu mempunyai

pembangunan manusia baik ataupun tidak. Palenewen, dkk. (2018) menyatakan bahwa

IPM menjelaskan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan hasil pembangunan dan

demikian mendapatkan penghasilan, kesehatan, pendidikan, serta sebagainya. Modal

manusia melalui tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik memberikan peluang

kepada masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan, secara tidak langsung akan

memberikan pendapatan kepada masyarakat, yang selanjutnya pendapatan yang

diterima dapat membantu masyarakat keluar dari kerentanan kemiskinan.

Page 23: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

7

Tabel 1.2

IPM provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019

Tahun Indeks Pembangunan Manusia

2016 62.21

2017 62.99

2018 63.74

2019 64.70

Sumber: BPS Papua Barat, 2021

Pada tabel 1.2 indeks pembangunan manusia Provinsi Papua Barat dari tahun

2016 – 2019 mengalami peningkatan. Walaupun saat ini indeks pembangunan manusia

Papua Barat berstatus sedang akan tetapi jika dibandingkan dengan daerah lain masih

tertinggal jauh hal ini dibuktikan dengan bahwa indeks pembangunan manusia Provinsi

Papua Barat berada pada barisan kedua terendah setelah Provinsi Papua. Pendidikan,

kesehatan dan pendapatan termasuk bagian dari indikator untuk menentukan

pembangunan manusia. Perkembangan sumber daya manusia bisa dilaksanakan

melalui meningkatkan investasi pada manusia. Perkembangan manusia pada Indonesia

memiliki ciri untuk mengurangi kemiskinan (Lutfi, dkk., 2016).

Sitorus (2019:146) menyatakan infrastruktur salah satu penunjang kegiatan

ekonomi, sosial dan lainnya memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat.

Infrastruktur adalah pokok masukan untuk aktivitas menghasilkan serta bisa

berpengaruh aktivitas ekonomi pada beraneka program,baik nyata atapun tidak nyata.

Infrastruktur bukan hanya yaitu aktivitas menghasilkan untuk mewujudkan hasil serta

Page 24: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

8

peluang pekerjaan, tetapi eksistensi infrastruktur berpengaruh pada daya guna serta

mobilitas aktivitas ekonomi pada bagian lainnya. Pembangunan Infrastruktur sudah

menjadi bahasan khusus pada rencana membangun terutama infrastruktur daerah

tertinggal.

Pembangunan infrastuktur di Pulau Jawa sangat berkembang pesat

dibandingkan dengan Pulau Papua yang masih memiliki kekurangan. Faktor geografi

tersebut mengakibatkan adanya ketimpangan tersebut. Sebagian daerah Papua Barat

berada pada Kawasan hutan ditambah moda tansportasi yang belum memadai membuat

sektor barang atau jasa yang diperlukan sulit untuk ditemukan. Transportasi yang

belum memadai dengan sempurna dan juga biaya yang dikeluarkan untuk mengirim

barang atau jasa ke Papua Barat cukup tinggi. Untuk itu pemerintah pusat

merencanakan adanya peningkatan infrastruktur di Papua Barat, hal ini tertuang dalam

RPJMD.

Page 25: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

9

Tabel 1.3

Panjang Jalan Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2019

Kabupaten/Kota Panjang Jalan (𝒌𝒎)

Fakfak 517,674

Kaimana 442,877

Teluk Wondama 243,591

Teluk Bintuni 1,488,363

Manokwari 1,081,525

Sorong Selatan 737,643

Sorong 993,911

Raja Ampat 584,231

Tambrauw 478,060

Maybrat 800,750

Manokwari Selatan 272,222

Pegunungan Arfak 821,390

Kota Sorong 179,405

Sumber: Kementrian PUPR,2021

Pada tabel 1.3 Kabupaten/Kota yang memiliki Panjang jalan terpanjang adalah

Kabupaten Teluk Bintuni sepanjang 1,488,363 kilometer sedangkan jalan terpendek

dari seluruh kabupaten/kota di Papua Barat yaitu Kota Sorong sepanjang 179,405

kilometer. Selama beberapa tahun terakhir pemerintah pusat membuat target untuk

memudahkan dan memperlancar ekonomi atau sosial di Pulau Papua terutama Papua

Barat. Akan tetapi, infrastruktur jalan di Papua Barat kurang memadai bagi masyarakat

setempat. Menurut Forest Watch Indonesia (FWI) (2020) organisasi yang memantau

Page 26: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

10

keadaan hutan Indonesia dimana Kabupaten Tambraw menjadi daerah yang

mendapatkan tambahan infrastruktur jalan menjelaskan bahwa sebenarnya banyak

daerah dibuka pada jalan merupakan daerah yang tidak melintasi desa ataupun kawasan

tinggal. Selanjutnya Dengan demikian, penduduk wajib mempersoalkan pada siapa

jalan tersebut. Infrastruktur dianggap sebagai indikator utama untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat melalui penyediaan pelayanan dasar. Hal ini memudahkan dan

memberikan fasilitas layak kepada masyarakat untuk dinikmati dengan baik dan

mempermudah melaksanakan kegiatan sehari-hari terutama dalam bidang

perekonomian.

Berdasarkan latar belakang di atas selanjutnya penulis ingin meneliti

bagaimana pengaruh dari ketiga variabel terhadap kemiskinan dan bagaimana ketiga

variabel tersebut bersama-sama dapat mempengaruhi kemiskinan di Kabupaten/Kota

Provinsi Papua Barat. Dari latar belakang tersebut penulis membuat judul “Pengaruh

Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan

terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016-

2019”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan pendahululan penulis membatasi masalah dengan:

1. Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan

sebagai variabel independen (X). Sedangkan Kemiskinan sebagai variabel

dependen (Y).

Page 27: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

11

2. Daerah yang digunakan penulis yaitu Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat.

3. Periode 2016 s.d 2019.

4. Pada penelitian ini penulis melihat bagaimana Pengaruh Dana Otonomi

Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan terhadap

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta batasan masalah yang telah diuraikan, maka

penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Dana Otonomi Khusus terhadap Kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019?

2. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019?

3. Bagaimana pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan Kabupaten/Kota

Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019?

4. Bagaimana Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua

Barat tahun 2016 – 2019?

Page 28: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

12

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian bisa disimpulkan yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh Dana Otonomi Khusus terhadap Kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap

Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan yaitu Dana Otonomi Khusus,

Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Bagi pemerintah. Diharapkan adanya penelitian ini pemerintah dapat

menentukan kebijakan yang akan diambil dalam pengentasan kemiskinan pada

Provinsi Papua Barat.

2. Bagi peneliti berikutnya. Diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai

referensi pada penelitian selanjutnya.

Page 29: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemiskinan

a. Pengertian Kemiskinan

Yacoub (2012) dalam jurnal (Dewi, dkk., 2016) menyatakan kemiskinan dapat

didefinisikan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kemiskinan adalah satu dari persoalan dasar, karena kemiskinan melibatkan

pemenuhan kepentingan paling dasar pada aktivitas serta kemiskinan merupakan

urusan universal karena kemiskinan adalah permasalahan yang dialami berbagai

negara. Menurut (Adelfina Jember, 2016) kemiskinan adalah masalah hampir penting

oleh modal manusia sebab kemiskinan berawal dari ketidakmampuan daya beli

masyarakat terhadap kebutuhan pokok sehinnga menyebabkan kebutuhan yang lain

seperti Pendidikan dan kesehatan diabaikan.

Menurut Mankiw (2002) dalam jurnal (Ariwuni & Kartika, 2019) kemiskinan

adalah satu dari bagian masalah yang sulit dilalui oleh para penyusun kebijakan.

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan yang dimiliki oleh beberapa orang untuk

mendapatkan hidup layak, Pendidikan yang tinggi dan kesehatan konsumsi makanan

yang kurang layak. Rendahnya kualitas pada masyarakat miskin membuat

produktivitas rendah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi rendah. Kartasasmita

Page 30: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

14

(1997:35) menyatakan kemiskinan adalah permasalahan pembangunan yang bercirikan

pengangguran serta ketinggalan perkembangan, yang kemudian memperburuk menjadi

ketimpangan.

Menurut Ragner Nurkse (1953) dalam jurnal (Ariwuni & Kartika, 2019)

produktivitas yang rendah diakibatkan karena ketidakmajuan, tidak sempurnanya pasar

serta rendahnya sumber daya yang dimiliki. Kapasitas kecil menimbulkan upah

diperoleh lebih sedikit. Selanjutnya upah yang rendah akan berdampak kepada

tabungan dan investasi. Badrudin (2017:188) menyatakan bahwa kemiskinan

merupakan permasalahan sangat berjangka panjang dan luas, sehingga metode

penanggulangan kemiskinan juga perlu dianalisis dengan baik, mencakup semua aspek

masalah, sehingga diperlukan strategi penanggulangan yang tepat, berkelanjutan dan

non-kontemporer. Brendly's dalam (Sudarwati, 2009:22) menyatakan bahwa

kemiskinan mengacu pada ketidakmampuan memperoleh barang dan jasa dalam

memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Sementara itu, Ladaren dalam (Sudarwati,

2009:23) mendefinisikan kemiskinan sebagai kurangnya barang dan jasa yang

dibutuhkan untuk mencapai taraf hidup.

b. Pengukuran Kemiskinan

Menurut BPS dalam jurnal (Adji, dkk., 2020) data kemiskinan didapatkan

melalui survei nasional yang diadakan oleh badan pusat statisitk. Saat ini BPS

menggunakan metode yang paling banyak digunakan oleh negara lain yaitu

menggunakan metode srategi kebutuhan dasar (basic needs approach). Melalui strategi

Page 31: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

15

ini keperluan dasar konsumsi rumah tangga sebesar 2.100 kilokalori setiap orang

dijumlahkan melalui keperluan dasar kelompok tidak konsumsi. Ketidakcukupan

berdasarkan pada penyisihan biaya ataupun penerimaan pada hidup berkecukupan

sedikitnya pada rupiah adalah strategi secara moneter (monetary approach).

masyarakat miskin merupakan masyarakat umumnya mempunyai penyisihan biaya per

kapita setiap bulan berada pada bawah garis kemiskinan (GK). (Wahab & alga, 2017:

65) menyatakan bahwa dari segi ekonomi, jika biaya hidup sehari-hari kurang dari $1,

tergolong kemiskinan ekstrim.

c. Macam-Macam Kemiskinan

Menurut BPS (2020) menyebutkan terdapat dua macam kemiskinan, yaitu:

1) Kemiskinan relatif adalah Standar hidup yang ditetapkan dan ditentukan

menurut subjektif bagi penduduk sekitar bersifat lokal, dan masyarakat yang

terletak di bawah standar penilaian tergolong relatif miskin.

2) Kemiskinan absolut adalah Standar hidup minimum yang dibutuhkan dalam

memenuhi keperluan dasar yang esensial, termasuk konsumsi serta bukan

konsumsi. Standar hidup minimum yang memenuhi keperluan dasar ini yaitu

garis kemiskinan.

d. Penyebab atau Faktor Kemiskinan

Menurut Todaro & Smith (2006:23) dalam jurnal (Rini, dkk., 2016) adanya

kemiskinan bukan karena ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi komoditi

Page 32: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

16

akan tetapi kemiskinan terjadi akibat masyarakat tidak memaksimalkan fungsi dan

manfaat dari komoditi tersebut. Selanjutnya menurut (Haughton & Khandker, 2012)

dalam jurnal (Rini, dkk., 2016) terdapat tiga bagian yang menjadi penyebab adanya

kemiskinan yaitu, individu, rumah tangga, masyarakat dan wilayah. Kemiskinan

merupakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh sebagian orang, akan tetapi terdapat

faktor-faktor yang menyebabkan sebagaian orang dihadapkan kepada kemiskinan baik

itu disengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh sebagian orang (Goso & Anwar, 2017).

Adapun terjadi kemiskinan menurut Hartomo dan Azis dalam Dadan Hudayana yang

dikutip (Itang, 2017) sebagai berikut:

1) Tidak adanya keinginan seseorang untuk bekerja.

2) Sumber daya alam yang tidak memadai.

3) Kurangnya lapangan pekerjaan, persaingan yang semakin ketat membuat

seseorang akan sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai.

4) Pendidikan yang rendah.

Kurniawan (2017) menyatakan bahwa kemiskinan menjadi masalah yang sangat serius

ada berbagai faktor yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung penyebab

terjadinya kemiskinan dimulai dari pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, upah tenaga

kerja, jumlah pekerjaan, jumlah rumah tangga, jumlah tenaga kesehatan, jumlah tenaga

Pendidikan ataupun tingkat Pendidikan, pendapatan yang diterima, wilayah tempat

tinggal, fasilitas umum, konsumsi rumah tangga semua penyebab tersebut dapat

dikatakan saling berhubungan. Selanjutnya secara makro penyebab kemiskinan

Page 33: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

17

menurut penelitian yang dilakukan oleh (Ajakakaiye & Adeyeye, 2002) dalam jurnal

(Septiadi & Nursan, 2020) di negara berkembang terjadi karena:

1) pertumbuhan ekonomi yang rendah.

2) ketidakstabilan makroekonomi.

3) kurangnya pasar tenaga kerja.

4) perpindahan penduduk.

5) perkembangan sumber daya manusia.

Handayani (2006) dalam jurnal (Komariah, dkk., 2019) menyatakan beberapa

terjadinya kemiskinan terjadi karena kesempatan kerja yang kurang memadai,

pendapatan yang diterima di bawah minimum, tidak memiliki aset, diskriminasi dan

harga pada suatu komoditi. Menurut (Sudarwati, 2009:33) mengatakan bahwa karena

kebijakan ekonomi dan politik yang tidak kondusif bagi masyarakat dan

menjadikannya miskin, mereka tidak dapat sepenuhnya memperoleh sumber daya

utama yang dibutuhkan untuk kehidupan normal.

e. Dampak Kemiskinan

Menurut Margareni, dkk. (2016) dalam jurnal (Ariwuni & Kartika, 2019)

kegagalan dalam mengatasi kemiskinan akan berdampak kepada permasalahan yang

serius dan dapat menggangu tatanan sosial, ekonomi dan politik di lingkungan

masyarakat. Menurut (Abilawa, 2016) dalam jurnal (Rah Adi Fahmi, dkk., 2018)

kemiskinan akan menyebabkan permasalahan sosial berupa penurunan pada jumlah

Page 34: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

18

sumber daya manusia, adanya ketimpangan, meningkatnya kriminalitas, tatananan

sosial yang tidak stabil dan adanya rasa kecemburuan sosial pada masyarakat.

Kemiskinan memiliki dampak yang serius dari berbagai hal menurut (Itang, 2017)

terdapat dampak dari adanya kemiskiaan tersebut :

1) Pengangguran

Pengangguran adalah akibat dari kemiskinan karena sulitnya masyarakat

memperoleh pendidikan dan keterampilan, serta sulit bagi masyarakat dalam

perkembangan serta memperoleh kerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhannya.

2) Kiriminalitas.

Kriminalitas adalah efek pada kemiskinan. sulitnya memperoleh rezeki

menyebabkan individu hilang kesadaran akhirnya mendapatkan alternative lain dengan

tidak memperdulikan baikp ataupun tidak rezeki selaku transaksi dalam memperoleh

keinginan.

3) Putusnya sekolah

Putus sekolah serta harapan pengetahuan tidak diragukan lagi adalah akibat dari

kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan membuat orang miskin tidak bisa bersekolah

karena mereka tidak mampu membayar uang sekolah.

Page 35: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

19

4) Kesehatan

Kemiskinan menyebabkan gizi sehari-hari tidak mencukupi, sehingga

penduduk miskin sulit memelihara kesehatan, sehingga sulit memperoleh kesehatan.

f. Arah dan Kebijakan Menanggulangi Kemiskinan

Sudarwati (2009:39) menyatakan bahwa selama ini berusaha untuk

mengentaskan kemiskinan masyarakat yang sudah terlanjur miskin, namun masih

belum ada rencana untuk menghentikan kemiskinan baru. Oleh karena itu, upaya

penanggulangan kemiskinan sangat penting. Pertama secara kuratif adalah

menanggulangi masyarakat yang sudah miskin. Kedua langkah preventif adalah

mencegah munculnya orang miskin atau munculnya orang miskin baru. Menurut

Mansuri dan Rao dalam (Elfindri, 2008:120) mengatasi kemiskinan dalam hal ini perlu

dilakukan dengan mendorong masyarakat lokal untuk bersama-sama menentukan

pilihan dan mengatasinya secara kolektif. Menurut (World Bank, 2007:318)

kemiskinan bisa di atasi dengan arah dan kebijakan serta tindakan khusus yang

dilakukan seperti:

1) Mengatasi risiko dan kerentanan penduduk miskin

Tindakan khusus dari kemiskinan sendiri dengan memberikan program upah

dengan menetapkan standar minium agar dapat membantu penduduk miskin ketika

mereka kehilangan pekerjaan. Selain itu, program bantuan tunai diberikan kepada

masyarakat miskin hal ini dilakukan agar tingkat konsumsi masyarakat miskin berjalan

Page 36: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

20

dengan lancar ketika menghadapi permasalahan perekonomian di masa yang akan

datang.

2) Kebijakan beras

Sebagai wilayah yang memiliki pertanian yang luas, Indonesia perlu membatasi

impor beras hal ini guna membantu para petani dalam meningkatkan penjualan beras

dalam negeri dan juga mengembangkan usaha pertanian rakyat.

3) Penargetan

Dalam hal ini penargetan dilakukan kepada rumah tangga miskin. Masyarakat

diikutsertakan dalam menargetkan program-program pemerintah untuk membantu

masyarakat msikin agar tepat sasaran.

4) Sistem kebijakan, perencanaan dan penganggaran

Melalui kementrian keuangan pemerintah daerah ditugaskan untuk membuat

laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan selanjutnya di arahkan tepat sasaran

terutama untuk kemiskinan yang terjadi di daerahnya.

Menurut Tim Nasioal Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TPN2K, 2011) ada

beberapa prinsip yang digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan:

1) Memperbaiki rencana perlindungan sosial. Dalam hal ini, memberikan jaminan

sosial dan bantuan sosial kepada masyarakat miskin terutama yang sangat

membutuhkan pertolongan, seperti lansia, penyandang cacat, dan masyarakat

Page 37: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

21

yang tinggal di daerah miskin. Selain itu, jaminan sosial membantu masyarakat

miskin menghadapi dampak masalah hidup, seperti pengangguran, bencana

keluarga atau kematian.

2) Meningkatkan pelayanan dasar. Kebutuhan masyarakat harus terpenuhi, yang

dapat berupa perbaikan fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, air bersih,

sanitasi, serta pangan dan gizi.

3) Memberdayakan kelompok masyarakat miskin. Menyediakan kegiatan

produktif bagi masyarakat miskin untuk mengentaskan kemiskinan.

4) Pembangunan inklusif. Pembangunan inklusif yaitu pembangunan yang

menyertakan penduduk serta bisa memperoleh keuntunga untuk penduduk.

2. Dana Otonomi Khusus

a. Pengertian Otonomi Khusus

Menurut (BPK, 2021) otonomi khusus yaitu wewenang khusus yang ditetapkan

serta ditampilkan untuk provinsi yang mendapat otonomi khusus dalam mengatur serta

mengurus kepentingan masyarakat lokal menurut usulan masing daerah berdasarkan

tujuan serta kewajiban dasar masyarakat. Berdasarkan peraturan gubernur Papua Barat

Nomor 16 tahun 2017 tentang pengalokasian dana otonomi khusus dalam pasal 1 (8)

bahwa dana otonmi khusus adalah penerimaan pemerintah Provinsi Papua Barat yang

berasal dari APBN yang besarnya setara 2% dari pagu alokasi umum nasional dipakai

untuk melaksanan otonomi khusus. Daerah otonom menurut (Widjaja, 2002:76)

merupakan integritas penduduk memiliki asas mempunyai batas daerah tertentu dapat

Page 38: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

22

menyusun serta mengelola hak dasar penduduk lokal sesuai dengan keinginan

penduduk dalam ikatan negara kesatuan republik Indonesia. Otonomi khusus menurut

(Amin, 2019:91) wilayah tertentu diberikan untuk mnyusun serta mengelola

kepentingan penduduk lokal berdasarkan dengan hak dan keinginan penduduk

setempat serta inisiatifnya sendiri.

b. Permasalahan dan Rekomendasi pada Dana Otonomi Khusus

Menurut Letty & Zuhro (2016) beberapa rekomendasi yang dilakukan untuk

pemecahan masalah pada dana otonomi khusus:

1) Transparansi, berharap pemerintah daerah terbuka dan memungkinkan

masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

2) Komite Perimbangan Otonomi Daerah perlu memperhatikan dan memberikan

pengawasan tambahan kepada daerah penerima dana otsus untuk

memaksimalkan anggarannya secara tepat.

3) Birokrasi atau lembaga yang menerima dana otonomi, pertimbangan yang tepat

harus diberikan kepada kesiapan setiap daerah untuk memastikan

penggunaannya benar.

c. Otonomi khusus dalam kebijakan fiskal

(Kemenkeu dalam kebikajan fiskal dalam rangka mendorong percepatan daerah

(2018) Kebijakan fiskal melalui tiga fungsi strategis, yaitu alokasi, distribusi, dan

stabilisasi memiliki peran sentral dalam menelola makro ekonomi yang kuat, sehat, dan

Page 39: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

23

inklusif dalam mencapai pembangunan daerah dan nasional yang berkelanjutan.

Mendorong percepatan pembangunan daerah selaku bagian dalam pembangunan

nasional untuk mencapai tujuan otonomi daerah, yaitu kebijakan fiskal yang

dilaksanakan melalui perangkat desentralisasi fiskal untuk mengembangkan layanan

umum serta ketentraman penduduk. Desentralisasi fiskal adalah bagian metode transfer

dana dalam APBN serta berkaitan pada program keuangan negara ialah dalam

mencapai pertahanan fiskal berkelanjutan serta menunjukkan dorongan kepada

kegiatan ekonomi penduduk, adanya desentralisasi fiskal dinantikan untuk membuat

kerataan kekuatan finansial antar wilayah yang setara pada tingginya wewenang

kepentingan pemerintah yang dialihkan untuk daerah otonom (sun’an & senuk, 2015).

Menurut (Suratman 2017) alat pokok desentralisasi fiskal di Indonesia yaitu

kebijakan transfer ke daerah, terdiri dana perimbangan, dana otonomi khusus, serta

dana insentif daerah. Implementasi kebijakan otonomi daerah serta desentralisasi fiskal

berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 yang tsudah diperbaiki membentuk UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 25 Tahun 1999 yang telah

diperbaiki menjadi UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (World Bank 2011). Transfer ke daerah

yaitu komponen pada Belanja Negara untuk rangka membiayai perwujudan

desentralisasi fiskal berbentuk Dana Perimbangan, Dana Insentif Daerah, Dana

Otonomi Khusus, serta Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (amelia

&belawati, 2019).

Page 40: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

24

Menerapkan desentralisasi fiskal berakibat turut transfer pusat dan membat

aspek utama untuk integritas pengembangan daerah serta berpengaruh kepada

performa ekonomi, desentralisasi akan bisa memajukan kemajuan ekonomi serta

keamana penduduk sebab pemerintah daerah akan lebih baik untuk hasil serta

tersedianya barang publik amelia & belawati (2019).

3. Indeks Pembangunan Manusia

a. Pengertian Indek Pembangunan Manusia

Pembangunan perlu memprioritaskan masyarakat dalam pusat perhatian, dan

menjelaskan bahwa pembangunan adalah bagi menambah yang dipilih masyarakat,

bukan sekedar menambah pendapatan. Oleh sebab itu, rencana pengembagan manusia

perlu menitikberatkan kepada masyarakat secara totalitas, bukan hanya pada aspek

ekonomi. Pembangunan manusia tidak hanya menitikberatkan terhadap usaha

pengembangan kekuatan manusia, namun menitikberatkan kepada upaya pemanfaatan

kekuatan manusia tersebut secara maksimal. Pembangunan manusia adalah landasan

untuk menentukan visi pengembangan serta analisis pilihan dalam mencapai tujuan

tersebut Arofah & Rohimah (2019).

Menurut Yektiningsih (2018) Pembangunan manusia yaitu membangun

penduduk dengan meningkatkan modal manusia. Untuk penduduk, menjelaskan visi

kehidupan dan pengembangan sosial dengan berpartisipasi aktif dalam proses

mempengaruhi dan membentuk kehidupan masyarakat. (Ginting, dkk 2020:30)

Page 41: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

25

Pembangunan manusia mengacu pada lingkungan di mana orang atau penduduk dapat

mewujudkan potensi dirinya secara penuh dan menjadikan hidupnya produktif dan

kreatif sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Manusia merupakan pusat moda bangsa serta landasan modal pembangunan.

Untuk sepenuhnya mengembangkan manusia menjadi pemahaman yang baik tentang

prosedur pembangunan. Bagian visi pembangunan adalah menumbuhkan kawasan

kondusif untuk masyarakat, sehingga dapat memperoleh hidup layak, umur panjang,

serta hidup makmur Efendi (2020).

Pembangunan manusia yaitu model pembangunan yang meletakkan

kemanusiaan (masyarakat) pada tujuan utama srta ujung untuk semua aktivitas

pembangunan, seperti mewujudkan kapasitas sumber daya (pendapatan untuk

kehidupan yang lebih baik), meningkatkan derajat kesehatan (hidup sehat jangka

panjang), dan meningkatkan pendidikan. Dengan kata lain, manusia yang sedang

berkembang yaitu manusia yang dianggap untuk topik pembangunan, berarti

pembangunan yang dikerjakan dalam kemaslahatan umat manusia ataupun penduduk

Maratade, dkk (2016). Menurut Mahroji & Nurkhasanah (2019) Tujuan pembangunan

modal manusia secara nyata serta norma adalah untuk meningkatkan status dasar

masyarakat, sehingga memperluas peluang dalam ikut aktif pada prosedur

pembangunan yang berkesinambungan.

Page 42: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

26

Sementara tumpuan penting dalam pembangunan manusia diantaranya (UNDP 1995):

1) Pembangunan wajib menjadi prioritas masyarakat sebagai pokok perhatian.

2) Pembangunan dijelaskan dalam memperluas pilihan kepada masyarakat.

3) Pembangunan manusia melihat tidak hanya untuk cara mengembangkan

kemampuan (kapabilitas) manusia, akan tetapi untuk cara menunggangi tenaga

manusia itu sendiri dengan maksimal.

4) Pembangunan manusia dibantu oleh empat utama: kreativitas, kerataan,

kelangsungan serta memberdayakan.

5) Pembangunan manusia merupakan akar dalam keputusan capaian

pembangunan serta untuk melihat pilahan dalam tujuan capaiannya.

b. Perbedaan Metode Lama dengan Metode Baru

Berikut perbedaan antara metode lama dan metode baru dalam pengukuran IPM (BPS,

2014):

1) Metode Lama

a) Kesehatan:

1. indikator Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH)

2. BPS indiaktor Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH)

b) Pengetahuan:

1. UNDP indikator Angka Melek Huruf (AMH) dan Kombinasi Angka Partisipasi

Kasar (KAPK)

Page 43: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

27

2. BPS indikator Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

c) Standar hidup layak:

1. UNDP indikator PDRB per kapita (PPP U$)

2. BPS indikator pengeluaran perkapita (Rp)

d) Agregasi (rata-rata aritmatrik)

𝐼𝑃𝑀 =1

3(𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛 + 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛)

2) Metode Baru

a) Kesehatan:

1. UNDP indikator Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH)

2. BPS indikator Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH)

b) Pengetahuan

1. UNDP indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah

(RLS)

2. BPS indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah

(RLS)

c) Standar hidup layak:

1. UNDP indikator PNB per kapita (PPP U$)

2. BPS indikator pengeluaran per kapita disesuaikan (Rp)

d) Agregasi (rata-rata geometrik)

Page 44: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

28

𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 x 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛 x 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛3

c. Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Menurut (Erisman 2017) terdapat beberapa komponen indeks pembangunan manusia:

1) Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) didartikan dugaan mean jumlah tahun

diterima individu ketika hadi ke dunia, AHH pantulan dari kesehatan

masyarakat. Jumlah identifikasi berdasarkan prediksi masyarakat Sensus

masyarakat 2010.

2) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diartikan penjumlahan tahun akhir masyarakat

untuk menerima pengetahuan reguler, perkiraan pada keadaan normal, RLS

tidak berkurang. Pada saat yang sama, angka lingkup masyarakat yang diukur

dalam RLS adalah untuk mereka yang berusia 25 tahun atau lebih. RLS hanya

dihitung pada masyarakat berusia 25 tahun ke atas, karena diperkirakan telah

menyelesaikan proses pendidikan pada usia tersebut.

3) Harapan Lama Sekolah (HLS) diartikan waktu sekolah yang diharapkan

(berupa tahun) untuk anak-anak dalam usia spesifik di periode datang. HLS

dipakai dalam menentukan syarat pengembangan prosedur pendidikan pada

semua tingkatan. HLS diukur dari usia tujuh tahun, hal ini berdasarkan program

pemerintah yaitu wajib belajar.

4) Pengeluaran per kapita yang ditetapkan berdasarkan pengeluaran per kapita

serta kesetaraan daya beli. Rata-rata pengeluaran per kapita setiap tahun

Page 45: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

29

didapatkan atas modul Susenas yang diukur menurut tingkat provinsi hingga

tingkat kabupaten/kota. Dengan mengambil tahun 2012=100 sebagai tahun

dasar, pengeluaran rata-rata per kapita tetap sama / benar. kesetaraan daya beli

diukur pada carabaru memiliki 96 komoditas, 66 komoditas di antaranya

merupakan pangan dan sisanya nonpangan. Metode penghitungannya

menggunakan metode Rao. 96 jenis kemasan produk dipilih dalam perhitungan

kesetaraan daya beli.

Tabel 2.1

Nilai Maksimum dan Minimum Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Sumber: BPS Papua Barat, 2019

Dalam melihat tingkatan IPM antar wilayah dapat dikelompokkan menjadi beberapa

kategori (BPS Papua Barat, 2019):

1. Kelompok tertinggi : IPM lebih besar dari 80

2. Kelompok tinggi : IPM lebih besar dari 70 IPM lebih kecil dari 80

Page 46: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

30

3. Kelompok sedang : IPM besar dari 60 IPM kecil dari 70

4. Kelompok rendah : IPM kecil dari 60

d. Manfaat pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Manfaat dalam pengukuran IPM (BPS, 2014):

1) Indeks Pembangunan Manusia merupakan bagian pencapaian keutamaan hidup

manusia.

2) Indeks Pembangunan Manusia mampu menetapkan tingkat perkembangan

suatu wilayah / negara.

3) Indeks Pembangunan Manusia tidak hanya untuk mengukur kinerja

pemerintah, tetapi serta dipakai untuk menentukan pilihan dalam penyalur

Dana Alokasi Umum (DAU).

4. Infrastruktur Jalan

a. Pengertian Infrastruktur Jalan

Susantono (2012) dalam jurnal (Lestari & Suhadak, 2019) menyatakan bahwa

infrastruktur adalah kebutuhan fisik dasar mengutamakan jalan, rel kereta api,

jembatan, listrk, komunikasi, irigasi/irigasi dan bandara bertujuan untuk

mengklasifikasikan sistem struktur yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi.

Melalui infrastruktur fisik yang tepat dapat mendukung kecepatan kegiatan ekonomi

masyarakat, pemerataan arus produksi barang dan jasa.

Page 47: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

31

(Larimer, 1994) dalam jurnal Suriani & Keusuma (2019) infrastruktur adalah

ketahanan ataupun rencana kerja ialah fondasi layanan dasar, sarana dan prasarana serta

lembaga terikat kepada perkembangan serta pengembangan pada suatu wilayah,

penduduk serta program. Infrastruktur dalam Kamus Oxford dalam buku (Mulyo &

Santoso, 2018: 1) adalah fisik dasar dan struktur organisasi (seperti gedung, jalan,

suplai energi) yang dibutuhkan untuk operasional masyarakat dan institusi.

Purnomo (2020) menyatakan pembangunan infrastruktur akar dari dapat

terbagi dua jenis, Pertama-tama, infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur material

dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi. Mendukung kegiatan ekonomi, termasuk

utilitas umum utilitas umum Pekerjaan serta sektor transportasi. Kedua, Infrastruktur

sosial adalah infrastruktur sosial yang terdiri Infrastruktur pendidikan serta

infrastruktur kesehatan. Menurut Grig (1988) dalam jurnal (Purnomo 2020) Definisi

infrastruktur merujuk pada pola fisik menyajikan layanan umum seperti transportasi,

irigasi, drainase, konstruksi, dll. Seperti kelistrikan, telekomunikasi, air bersih, dll,

kesemuanya merupakan dasar keperluan manusia di bidang sosial sertekonomi.

(Tarigan & Syumanjaya, 2013) Infrastuktur jalan adalah penggerak dalam

mobilisasi pembangunan ekonomi tidak pada wilayah kota namun pada wilayah desa.

Selajutnya, infrastruktur adalah tonggak menetapkan ekspedisi peredaran barang, jasa,

manusia, uang serta keterangan pada satu wilayahsatu ke wilayah lainnya. (Paulus

Iriyena, Amran T. NAukoko, Hanly F, 2019) Jalan adalah bagian infrastruktur

Page 48: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

32

sekaligus terkadang dipakai adalah infrastruktur pada suatu daerah untuk bisa

menigkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berikut kriteria infrastruktur yang tercantum dalam (PERPRES No. 75 Tahun

2014) tentang percepatan penyediaan infrastruktur prioritas:

1) Mempunyai kecocokan rancangan pembangunan jangka menengah

nasional/regional serta rancangan fundamental sektor infrastruktur.

2) Mempunyai kecocokan dengan rencangan mengatur ruang dan daerah.

3) Mempunyai hubungan bagian infrastruktur dengan bagian wilayah.

4) Mempunyai fungsi fundamental tentang ekonomi, sejahtera sosial, penjagaan

serta ketentraman negara.

5) Memerlukan bantuan pemerintah atau jaminan pemerintah untuk alokasi

infrastuktur prioritas kerja sama pemerintah dan swasta.

b. Manfaat Infrastruktur Jalan

(Ditjen Bina Marga, 2015) Ketersediaan infrastruktur jalan dapat mendorong

kegiatan ekonomi, yaitu: Menghubungkan produsen, pasar, dan konsumen. Selain itu,

tersedianya jalan akan membuka saluran dan peluang bagi masyarakat lokal untuk

memasuki dunia usaha sehingga mendorong terbentuknya lapangan kerja baru.

Pembangunan infrastruktur transportasi khususnya jalan dapat menjangkau daerah

yang memiliki potensi ekonomi atau daerah terpencil (desa) untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan pemerataan

pendapatan.

Page 49: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

33

B. Hubungan Antar Variabel

1. Kemiskinan Dengan Dana otonomi Khusus

Alokasi DOK pada aktivitas pertumbuhan kepada provinsi ataupun kabupaten

kota dianjurkan pada peningkatkan keamanan penduduk serta untuk turunnya

kemiskinan Muliadi & Amri (2019). Menurut Mantsani, dkk (2020) pada dasarnya

dana otonomi khusus khusus dapat memberikan dampak besar terhadap kesejahteraan

masyarakat. Dimana melalui dana transfer yang diserahkan bagi pemerintah pusat

untuk pemerintah daerah dapat meningkatkan pembangunan misalnya melalui

infrastruktur yang berdampak langsung terhadap penduduk miskin. Secara terus-

menerus melalui otonomi daerah pemerintah pusat telah membuat kebijakan dan

kontribusi kepada masyarakat baik itu tunai ataupun non-tunai. Wilayah pada dana

OTSUS besar mengarahkan wilayah itu agar bisa menumbuhkan keamanan penduduk

Ferdiansyah, dkk (2018).

2. Kemiskinan dengan Infrastruktur

Menurut (Wahab & alga, 2017:66) Perkembangan kebutuhan infrastruktur,

terutama kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh masyarakat miskin, jelas memberikan

bantuan yang besar bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidup mereka

dan memberikan mereka kesempatan untuk keluar dari siklus kehidupan. kemiskinan.

(Wahab & alga, 2017:70) Kemiskinan tidak hanya terjadi pada tingkat mata uang,

tetapi juga terdapat pada akses ke infrastruktur dasar seperti pendidikan, perawatan

kesehatan, dan listrik. Menurut Nugroho (2015) jika pemerintah Indonesia serius dalam

Page 50: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

34

menangani kemiskinan, maka pemerintah Indonesia lebih mendalami apa saja yang

dibutuhkan oleh masyarakat miskin dan membuat kebijakan dimana hal itu ditujukan

untuk masuyarakat miskin membangun infrastruktur dasar untuk masyarakat miskin

dan meningkatkan akses infrastruktur yang telah ada untuk mereka.

1. Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia

Menurut (elfindri, 2008:136) kemiskinan membawa dampak penduduk miskin

sensitif kepada bagian kesehatan serta pendidikan, kedua pokok tersebut bisa benar

serius untuk penyelesaian kemiskinan sebab bagian kesehatan serta bagian pendidikan

yaitu modal yang perlu perhatian dalam memperoleh hasil baik. Estrada & Wenagama

(2019) menyebutkan kualitas sumber daya manusia dapat menjadi faktor adanya

penduduk miskin, kualitas manusia bisa dilihat melalui indeks pembangunan manusia.

Rendahnya kualitas indeks pembangunan manusia berakibat kepada rendahnya

produktivitas penduduk dimana hal itu akan mempengaruhi tangkat pendapatan yang

diterima rendah sehungga menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin.

Modal manusia adalah penentu pokok pertumbuhan ekonomi yang penting

Kualitas sumber daya manusia harus diinvestasikan dalam pendidikan serta kesehatan

dalam peningkatan kehidupan masyarakat serta keamanan masyarakat Olopade, dkk

(2019). Mitra kerja meningkatkan kemampuan petani dengan memberikan pelatihan

dan lokakarya, yang keduanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan profesional

petani. Berkembangnya budaya sumber daya manusia telah meningkatkan kesadaran

mereka terhadap bisnis e-commerce dan meningkatkan literasi digital mereka,

Page 51: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

35

sehingga meningkatkan kemampuan pendapatan mereka. Bersama-sama, ini

memberikan penduduk pedesaan yang miskin teknologi tambahan, keterampilan dan

pengetahuan kewirausahaan yang dapat membantu mereka keluar dari kemiskinan

Huang, dkk (2020).

C. Penelitian Terdahulu

1. Mukhtar, dkk. (2019) dengan judul The Analysis Of The Effects Of Human

Development Index And Opened Unemployment Levels To The Poverty In

Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi melalui

menggunakan Random Effect menurut hasil uji test Lagrange Multiplier.

Kesimpulan yaitu bahwa indeks pembangunan manusia berpengaruh signifikan

negatif terhadap kemiskinan.

2. Mantsani, dkk. (2020) dengan judul penelitian Determinasi Kemiskinan

Provinsi Aceh Tahun 2017. Melalui regresi linear berganda. Kesimpulan pada

penelitian yaitu Variabel infrastruktur serta dana otonomi khusus tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Povinsi Aceh Tahun

2017.

3. Fargana & Ikhsan (2017) dengan judul penelitian Pengaruh Perjanjian Damai

Mou-Helsinki Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Aceh. Melalui data panel

dengan model Fixed effect model tahun 2008 – 2015. Kesimpulan pada

penelitian yaitu variabel dana otonomi khusus berpengaruh negatif serta

signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh.

Page 52: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

36

4. Kadafi & Murtala (2020) dengan judul penelitian Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Otonomi Khusus Terhadap

Kemiskinan Di Provinsi Aceh Periode 2010 – 2017. Melalui regresi linear

berganda. Kesimpulan pada penelitian yaitu bahwa dana otonomi khusus tidak

berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Aceh.

5. Zuhdiyaty & Kaluge (2018) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir

(Studi Kasus Pada 33 Provinsi). Melalui pendekatan kuantitatif pada uji regresi

pada tahun 2011 – 2015. Kesimpulan pada penelitian yaitu indeks

pembangunan manusia berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan.

6. Ningrum (2017) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia Dan Upah Minimum

Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2011 – 2015. Melalui

model data panel serta eviews9. Kesimpulan pada penelitian yaitu indeks

pembangunan manusia negatif serta signifikan terhadap kemiskinan.

7. Muliadi & Amri (2019) dengan judul penelitian Penerimaan Zakat Dan

Penurunan Kemiskinan Di Aceh: Peran Otonomi Khusus Sebagai

Pemoderrasi. Melalui data panel lima belas kabupaten/kota Aceh kurun waktu

2011-2016, Moderated Regression Analysis (MRA). Kesimpulan pada

penelitian yaitu penerimaan zakat dan dana otonomi khusus berpengaruh

negatif serta signfikan terhadap kemiskinan di Aceh.

Page 53: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

37

8. (Anyanwu dkk. 2009) dengan judul The Impact of Road Infrastructure on

Poverty Reduction in Africa. Bagian ini yang didasarkan pada survei literatur

ekstensif. infrastruktur jalan memiliki dampak yang kuat dan signifikan secara

statistik dalam mengurangi kemiskinan di Afrika.

9. (Singh 2012) dengan judul Human Development Index And Poverty Linkages.

Data yang berkaitan dengan 15 negara bagian utama India telah

dipertimbangkan untuk mempelajari hubungan antara ketiga variabel ini dari

waktu ke waktu dengan bantuan teknik korelasi dan regresi. Analisis empiris di

atas dengan jelas mengungkapkan bahwa indeks pembangunan manusia dan

per kapita pendapatan memiliki pengaruh besar pada pengurangan kemiskinan.

10. Carola, dkk. (2020) dengan judul penelitian Pemodelan Spasial Pengaruh

Infrastruktur Terhadap Kemiskinan Di Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon

Kabupaten Ponorogo. Melalui Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI) serta

Analisis Regresi Spasial tahun. Kesimpulannya adalah variabel infrastruktur

memberikan pengaruh terhadap tingkat kemiskinan multidimensi (variabel

dependen) di Desa Sidoharjo adalah kepemilikan MCK privat.

Page 54: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

38

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Penulis dan tahun Judul Variabel Hasil

penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Fardilla & Masbar

(2020)

Analisis

Pengaruh

Infrastruktur

Jalan, Listrik,

Sekolah, Dan

Pdrb Terhadap

Kemiskinan Di

Aceh

variabel

infrastruktur

jalan

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

kemiskinan

Aceh.

Meneliti

Infrastruktur

jalan dengan

Kemiskinan

meneliti Listrik,

Sekolah, Dan

Pdrb Dan

Kemiskinan

2. Syera (2017) The Effect of

Unemploymen-t

Rate, Human

Development

Index, Gross

Domestic

Product Against

Level of Poverty

in Indonesia.

indeks

pembangunan

manusia dan

domestik bruto

produk

berpengaruh

negatif

terhadap

tingkat

kemiskinan di

Indonesia tahun

2002-2013.

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

meneliti Tingkat

Pengangguran,

Produk

Domestik Bruto

dan Kemiskinan

Page 55: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

39

3. Ahmad, dkk.

(2019)

The Impact of

Human

Development

Index on

Poverty in

Southeast

Sulawesi.

indeks

pembangunan

manusia

memiliki nilai

negatif dan

berpengaruh

signifikan

terhadap

kemiskinan

Meneliti dampak

Indeks

Pembangunan

Manusia dan

Kemiskinan

meneliti dimensi

kesehatan dan

ekonomi dan

IPM.

4. (Estrada and

Wenagama 2019)

Pengaruh Laju

Pertumbuhan

Ekonomi,

Indeks

Pembangunan

Manusia, dan

Tingkat

Pengangguran

Terhadap

Tingkat

Kemiskinan

indeks

pembangunan

manusia

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

kemiskinan di

Provinsi Bali

2009 – 2013.

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

meneliti

pertumbuhan

ekonomi dan

tingkat

pengangguran

dan IPM.

5. (Nugraheni &

Priyarsono, 2012)

Kinerja

Keuangan

Daerah,

Infrastruktur,

dan

Kemiskinan:

Analisis

ketersediaan in-

frastruktur

jalan

berpengaruh

signifikan

terhadap

Meneliti

Infrastruktur

Jalan Dengan

Kemiskinan

Meneliti kinerja

keuangan

daerah, air bersih

dan listrik dan

kemiskinan

Page 56: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

40

Kabupaten/Kota

di Indonesia

2006–2009.

pengurangan

kemiskinan

6. (Purnomo &

Wijaya, 2021)

Infrastruktur

dan Kemiskinan

di Provinsi

Daerah

Istimewa

Yogyakarta.

Variabel

infrastruktur

ekonomi yang

diukur dengan

panjang jalan

signifikan

berpengaruh

negatif

terhadap

kemiskinan di

Provinsi

Daerah

Istimewa

Yogyakarta.

Meneliti

Infrastruktur

Jalan Dengan

Kemiskinan.

Meneliti

pendidikan,

kesehatan dan

kemiskinan.

7. Samputra &

Munandar (2019)

Korupsi,

Indikator Makro

Ekonomi, dan

IPM terhadap

tingkat

kemiskinan di

Indonesia.

Terdapat

pengaruh

negatif dan

signifikan dari

peningkatan

IPM terhadap

penurunan

tingkat

kemiskinan di

Indonesia.

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

Meneliti

Indikator Makro

Ekonomi dengan

Kemiskinan

Page 57: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

41

8. Bisai, Charley M &

Maria K (2019)

Analisis

Pembangunan

Manusia Dan

Pengaruhnya

Terhadap

Kesejahteraan

Masyarakat Di

Provinsi Papua.

IPM

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

kemiskinan di

Provinsi Papua.

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

meneliti

komponen

AHH, RLS dan

HLS dengan

IPM. pendapatan

perkapita dengan

kemiskinan

9. Yusuf & Dai

(2020)

The Impact of

Unemployment

and Human

Development

Index on

Poverty in

Gorontalo

Province 2008-

2017.

Indeks

pembangunan

manusia

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap angka

kemiskinan.

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

meneliti

pegangguran

dengan

kemiskinan

10. (Ade dkk., 2019) Pengaruh Pdrb

Dan

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap Ipm

Dan Tingkat

Kemiskinan Di

Kab/Kota

Provinsi Bali

IPM

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

tingkat

kemiskinan

Meneliti Indeks

Pembangunan

Manusia dengan

Kemiskinan

meneliti

pengeluaran

pemerintah

daerah, PDRB

dengan

kemiskinan

Page 58: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

42

D. Kerangka Berpikir

Variabel dependen untuk penelitian ini yaitu Kemiskinan (X) serta untuk

variabel independen yaitu Dana Otonomi Khusus (X1), Indeks Pembangunan Manusia

(X2) dan Infrastruktur Jalan (X3). Adapun rumusan kerangka dalam penelitian ini

yaitu:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Page 59: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

43

Gambar 2.2

Pengaruh Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Papua Barat Tahun 2016 - 2019

Dana Otonomi Khusus (X1)

Indeks pembangunan manusia

(X2)

Infrastruktur Jalan (X3)

Kemiskinan (Y)

Alat Analisis Panel Data

Pemilihan Model

- Uji Chow

- Uji Hausman

Fixed Effect Model

Uji Normalitas

- Uji Heteroskedastisitas

- Uji Autokorelasi

- Uji Multikolinearitas

-

Uji Hipotesis

- Uji koefisien

Determinasi

- Uji t

- Uji F

Page 60: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

44

E. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2010) hipotesis adalah jawaban dugaan kepada rumusan masalah

diteliti, rumusan masalah yang diteliti sudah diakui berupa kalimat pertanyaan.

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Terdapat pengaruh variabel Dana Otonomi Khusus secara individu terhadap

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

b. Terdapat pengaruh variabel Indeks Pembangunan Manusia secara idividu terhadap

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

c. Terdapat pengaruh variabel Infrastruktur Jalan secara individ terhadap Kemiskinan

di Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

d. Terdapat pengaruh variabel Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia

Dan Infrastruktur Jalan secara bersama terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota

Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

Page 61: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

45

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Data Penelitian

Menggunakan model regresi data panel melalui penggunaan eviews 10. Jenis

data yang dipakai yaitu data sekunder. Sugiyono (2016) data sekunder yaitu bersumber

tidak langsung mengemukakan data untuk peneliti.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dipakai untuk penelitian yaitu 13 Kabupaten/Kota di

Provinsi Papua Barat Tahun 2016-2019. Variabel independen meliputi dana ototnomi

khusus (X1), indeks pembangunan manusia (X2) dan infrastruktur jalan (X3)

selanjutnya variabel dependen dalam penelitian ini maenggunakan persentase

kemiskinan (Y).

C. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari lembaga atau website terkait dengan judul penelitian.

Berikut penelitian yang memerlukan data dan sumber data yang diperlukan:

1. Persentase Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019

yang diperoleh dari Badan Pusat Statsitik (BPS) provinsi Papua Barat.

Page 62: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

46

2. Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019

diperoleh dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Badan

Pemeriksaan Keuangan (BPK).

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun

2016 – 2019 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat.

4. Infrastruktur Jalan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 – 2019

diperoleh dari PPID Kementerian Pekerjaan umum dan perumahan rakyart

(PUPR).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan cara dalam penghimpunan data. Instrumen

penelitian diperoleh oleh peneliti bersumber dari Kementrian PUPR, Badan Pusat

Statistik dan Badan Pemeriksaan Keuangan. Berikut variabel operasional penelitian:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Variabel Definisi Sumber Satuan

Dependen Kemiskinan Kemiskinan adalah

ketidakmampuan individu

dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari

seperti papan, sandang

dan pangan.

Badan Pusat

Statistik

Persentase

Page 63: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

47

Independen Indeks

pembangunan

manusia

IPM merupakan proses

pembangunan yang

bertujuan untuk memiliki

lebih banyak pilihan

terutama dalam hal

pendapatan, kesehatan

dan pendidikan.

Badan Pusat

Statistik

Indeks

Independen Infrastruktur

Jalan

Jalan adalah prasarana

trasnportasi darat yang

meliputi segala bagian

jalan termasuk bangunan

pelengkap dan

perlengkapannya yang

diperuntukan bagi lalu

lintas.

Kementerian

PUPR dalam

(UU RI

No.38

Tahun 2004)

Kilometer

Independen Dana

otonomi

khusus

Dana Otonomi Khusus

adalah kewenangan

khusus yang diakui untuk

mengatur dan mengurus

masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri

berdassarkan aspirasi dan

hak-hak masyarakat.

Badan

Pemeriksaan

Keuangan

Rupiah

Page 64: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

48

E. Metode Analisis Data

1. Model regresi data panel

a. panel data

Gujarati (2004:636) berpendapat data panel artinya perpaduan dari data cross-

section serta time series. time series yaitu rangkaian pengamatan nilai-nilai yang di

ambil suatu variabel pada waktu yang berbeda. Selanjutnya data cross section yaitu

data memiliki banyak variabel yang dihimpun pada lokasi sejenis. Dalam sebagian

kasus, menggunakan data panel memiliki kelebihan (Gujarati, 2004:637):

1) data panel berkaitan dengan perorangan, perusahaan dan wilayah, dengan

berjalannya periode tertentu ada keberagaman dalam bagian tersebut.

2) dengan adanya rangkaian waktu data panel memrekomendasikan data lebih

aktual, lebih bermacam, degree of freedom dan lebih baik, selain itu terdapat

sedikit kolinearitas antar variabel.

3) data panel mampu memberikan adanya dinamika perubahan dalam suatu

pengamatan.

4) data panel mampu efisien memprediksi serta menghitung dampak yang tidak

mampu melihat pada murni lintas-bagian atau data seri waktu murni.

5) data panel dimungkinkan dalam meninjau model perilaku lebih rumit.

6) data panel mampu mengurangi bias kemungkinan ada apabila

memengelompokkan perorangan ataupun perusahaan pada dalam agregat

besar.

Page 65: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

49

Pada penelitian ini memiliki satu variabel dependen yaitu variabel persentase

kemiskinan (Y) dan tiga variabel independen yaitu dana otonomi khusus (X1), indeks

pembangunan manusia (X2) dan infrastruktur jalan (X3). Berikut model persamaan

data panel:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑋𝑖𝑡 + 𝑒

Keterangan:

𝑌𝑖𝑡 : variabel dependen

𝛼 : konstanta

𝛽1 : koefisien regresi

𝑋 : variabel independent

𝑒 : erorr term

t : waktu

i : individu

untuk persamaan dalam penelitian ini adalah:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1𝑂𝑇𝑆𝑈𝑆𝑖𝑡 + 𝛽2𝐼𝑃𝑀𝑖𝑡 + 𝛽3𝐼𝑁𝐹𝑅𝐴𝐽𝐿𝑁𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡

Keterangan

𝑌𝑖𝑡 : persentase kemiskinan

𝛼 : konstanta

𝑂𝑡𝑠𝑢𝑠𝑖𝑡 : otonomi khusus di daerah i waktu t

𝐼𝑃𝑀𝑖𝑡 : indeks pembangunan manusia di daerah i waktu t

𝐼𝑛𝑓𝑟𝑎𝑗𝑙𝑛𝑖𝑡 : infrastruktur jalan di daerah i waktu t

𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 : koefisien regresi

𝑒𝑖𝑡 : error term di kabupaten/kota waktu t

Page 66: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

50

2. Model Estimasi Data Panel

Pada model estimasi yang dipakai menggunakan tigal model adalah Fixed

Effect Model, Random Effect Model serta Common Effect Model. Berikut tinjauan

ketiga model estimasi tersebut:

a. Common Effect Model

Menurut Widarjono (2013) Model estimasi common effect yaitu teknik estimasi

yang semuanya dapat diandalkan Memperkirakan data panel memadukan sederhana

data time series dengan cross-section.

b. Fixed Effect Model

Menurut Widarjono (2013) model fixed effect yaitu model estimasi data panel

dipakai variabel dummy dalam memahami pada variasi karakter.

c. Random Effect Model

Menurut Widarjono (2013) random Effect, parameter bervariasi antar

perusahaan ataupun antar waktu di pada error. Model ini menunjang untuk estimasi

data panel dimana variabel gangguan dapat silih bersinggungan antar waktu antar

individu.

Page 67: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

51

3. Uji Spefikasi Model

a. Uji Chow

Widarjono (2013) Uji chow dipakai dalam melihat regresi data Panel yang

menggunakan model fixed effect lebih efisien daripada model common effect.

𝐻0 : common effect adalah terbaik

𝐻1 : fixed effect adalah terbaik

Signifikansi yang digunakan untuk α adalah 5% (0.05). apabila prob. cross-

section F uji Chow lebih rendah dari α 5% (0.05) sehingga 𝐻1 diterima berarti model

yang akan dipakai dalam estimasi model regresi yaitu fixed effect. Akan tetapi, jika

prob. cross-section F uji Chow lebih tinggi dari α 5% (0.05) selanjutnya 𝐻0 diterima

yang berarti estimasi model regresi yang dipakai yaitu common effect.

b. Uji Hausman

Widarjono (2013) Uji hausman yaitu dalam perbandingan model fixed effect

dengan radom effect. Berikut hipotesis pada uji Hausman:

𝐻0 : random effect merupakan terbaik

𝐻1 : fixed effect merupakan terbaik

Signifikansi yang digunakan untuk α adalah 5% (0.05). Jika nilai statistik

hausman tinggi dari nilai prob. α 5% (0.05) sehingga 𝐻0 diterima artinya penentuan

model estimasi regresi menggunakan random effect. ketika nilai statistik hausman

Page 68: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

52

rendah dari nilai tabel prob. dengan α 5% (0.05) selanjutnya 𝐻1 diterima artinya model

yang dipakai yaitu fixed effect.

F. Uji Asumsi Klasik

1. Normalitas

Menurut Sunyoto (2016) Selain uji hipotesis klasik multikolinearitas dan

heteroskedastisitas, uji hipotesis klasik lainnya adalah uji normalitas, yang akan

meneliti data Variabel independen (X) serta data variabel dependen (Y) dalam

persamaan regresi yang diperoleh. Berikut untuk menemukan apakah residual pada

penelitian ini berdistribusi normal ataupun tidak melalui pengamatan nilai prob. pada

tabel menggunakan signifikansi α = 5% (0.05).

𝐻0 : data tidak normal

𝐻1 : data normal

a) Apabila nilai prob. > 0.05, maka residualnya berdistribusi normal terima 𝐻1

b) Apabila nilai prob. < 0.05, maka residualnya tidak berdistribusi normal diterima

𝐻0

2. Multikolinearitas

Sunyoto (2016) Jenis uji hipotesis klasik ini cocok untuk analisis regresi

berganda Terdapat dua variabel independent dalam melakukan penelitian. kedekatan

hubungan antar variabel independen akan diukur Melalui ukuran koefisien korelasi (r).

Konsekuensi multikolinearitas yaitu tidak validnya signifikansi variabel ataupun

Page 69: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

53

besaran koefisien variabel dan konstanta. Multikolinearitas diduga terjadinya ketika

estimasi memiliki hasil nilai R (kuadrat) lebih besar dari 0.8, nilai-t dan nilai f statistik

lebih besar maka tidak signifikan (Gujarati, 2003). Hipotesis:

𝐻0 : terdapat multikolinearitas

𝐻1 : tidak terdapat multikolinearitas

a) Apabila pada uji nilai matrix nya > 0,8 maka terdapat multikolinearitas (𝐻0

diterima)

b) Apabila pada uji nilai matrix nya < 0,8 maka tidak ada multikolinearitas (𝐻1

diterima)

3. Heteroskedastisitas

Sunyoto (2016) Dalam persamaan regresi di halaman beranda, perlu juga untuk

memeriksa apakah mereka sama Varians residual dari satu penelitian kepada penelitian

lainnya. Dalam hal Residual memiliki varians sejenis yaitu terjadi homoskedastisitas

Jika variansnya tidak sejenis, maka hal itu terjadi Heteroskedastisitas. Persamaan yang

baik yaitu tidak terdapat heteroskedastisitas. Hipotesis:

𝐻0 : terdapat heteroskedastisitas

𝐻1 : tidak terdapat heteroskedastisitas

a) apabila nilai prob. < 0,05 sehingga data tersebut memiliki heteroskedastisitas

(𝐻0 diterima).

Page 70: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

54

b) Apabila nilai prob. > 0,05 sehingga data tersebut tidak terdapat

heteroskedastisitas (𝐻1 diterima).

4. Autokolerasi

Sunyoto (2016) Persamaan regresi efisien yaitu tidak terdapat autokorelasi,

adanya autokorelasi ketika itu persamaan tersebut tidak efisien atau cocok dalam

prediksi. Jika terdapat kesesuain linier antara permasalahan gangguan waktu t (yang

ada) dan permasalahan gangguan waktu t-1 (waktu awalannya), permasalahan

autokorelasi baru akan timbul. Untuk itu, dapat dikatakan telah dilakukan uji hipotesis

autokorelasi klasik terhadap data deret waktu atau data dengan deret waktu. berikut

keputusan yang diambil pada Durbin Watson test untuk uji autokorelasi menurut

(Gujarati, 2004):

Tabel 3.2

Hipotesis Dan Keputusan Durbin Watson test

Sumber: Gujarati, 2004

Page 71: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

55

G. Uji Hipotesis

Basuki (2016) Hipotesis adalah ungkapan tentang sifat populasi, selanjutnya uji

hipotesis merupakan rangkaian dalam membuktikan validitas tentang karakteristik

populasi menurut data sampel. Berikut uji hipotesis dilakukan:

1. Uji t-statistik

Ghozali (2011) uji t bermula membuktikan derajat pengaruh suatu variabel

independen secara masing-masing untuk mewujudkan variasi variabel dependen.

Signifikan atau tidak yaitu dengan membandingkan probabilitasnya dengan signifikan

α = 5% (0.05). Hipotesis dipakai pada Uji t yaitu:

hipotesis pada uji t:

a) 𝐻0 ∶ 𝛽1 ≠ 0 tidak berpengaruh signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

b) 𝐻1 ∶ 𝛽1 = 0 berpengaruh signfikan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

Kriteria pada uji t:

a) Jika nilai prob. > α = 5% (0.05) sehingga 𝐻1 ditolak atau diterima 𝐻0

b) Jika nilai prob. < α = 5% (0.05) sehingga 𝐻1 diterima atau ditolak 𝐻0

Page 72: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

56

2. Uji F-statistik

Ghozali (2011) Uji statistik F mulanya membuktikan benarkah seluruh variabel

independen dikategorikan pada model memiliki pengaruh simultan terhadap variabel

dependen. metode digunakan dalam mengamati besar kecilnya nilai probabilitas

signifikan. dalam hal jika nilai prob. signifikansi lebih rendah dari 5% sehingga

variabel independennya simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Hipotesis yang dipakai pada Uji F yaitu sebagai berikut:

a) 𝐻0 : secara simultan variabel independen dengan variabel tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

b) 𝐻1 : secara simultan variabel independen dengan variabel dependen

mempunyai pengaruh yang signifikan

Kriteria pada uji F:

a) Jika nilai Prob. tinggi dari α = 5% (0.05) sehingga diterima 𝐻0 bisa dikatakan

secara simultan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b) Jika nilai Prob. lebih rendah dari α = 5% (0.05) sehingga diterima 𝐻1 bisa

dijelaskan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Page 73: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

57

3. Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Ghozali (2011) Koefisien determinasi (𝑅2) dasarnya menaksir berapa dalam

kekuatan model untuk menjelaskan keragaman variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi berada pada 0 dan 1. Nilai 𝑅2 rendah variabel independen memiliki

kemampuan yang sangat kuat untuk menguraikan variabel dependen. Nilai dekat

dengan satu dapat dijelaskan variabel independen menyajikan kurang lebih seluruh

keterangan yang diperlukan dalam menganalisis variabel-variabel dependen. Akan

tetapi, adanya koefisien determinasi terdapat kekurangan, adanya bias terhadap

keseluruhan variabel independen yang ditujukan pada model. supaya hindar adanya

bias, untuk itu memakai nilai adjusted 𝑅2, karena nilai adjusted 𝑅2 bisa fluktuatif ketika

terdapat tambahan satu variabel independen.

Page 74: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

58

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sumber: Provinsi Papua Barat, 2021

Papua Barat merupakan wilayah provinsi yang berada di ujung Pulau Papua

bagian Barat. Provinsi Papua Barat berada antara 00-40 Lintang Selatan dan antara

1240-1320 Bujur Timur. Luas daerah Provinsi Papua Barat yaitu 102.946,15 km2.

Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2019 mencapai 959.617,00 jiwa. Pada kondisi

geografis Papua Barat berbatasan dengan beberapa wilayah:

a) Utara batas Samudra Pasifik

b) Selatan batas Laut Banda dan Provinsi Maluku

c) Barat batas Laut Seram

d) Timur batas Provinsi Papua

Page 75: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

59

Tabel 4.1

Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Beserta Luas Wilayah Tahun

2019

Sumber: BPS Papua Barat dalam angka (2020), 2021

1. Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

Data yang dipakai untuk penelitian ini yaitu persentase kemiskinan

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 s.d 2019. Data tersebut bisa diamati

melalui grafik 4.1.

Page 76: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

60

Grafik 4.1

Persentase Kemiskinan Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019

Sumber: data diolah, 2021

Pada grafik di atas persentase kemiskinan tinggi di kabupaten/kota Papua Barat

pada Kabupaten Pegunungan Arfak dimana tahun 2016 sebesar 39.46%, tahun 2017

yaitu sebanyak 39.23% untuk tahun 2018 35.72% dan tahun 2019 34.83%. Hal ini

membuktikan bahwa Kabupaten Pegunungan Arfak sangat memprihatinkan mengingat

capaian persentase kemiskinan yang sangat tinggi. Selanjutnya posisi capaian

persentase kemiskinan terendah pada tahun 2016 diduduki oleh Kabupaten Kaimana

sebesar 17.44% serta tahun 2017 Kabupaten Kaimana masih memegang terendah

sebagai persentase kemiskinan sebesar 17.22%. Kota Sorong adalah kota satu-satunya

di Papua Barat untuk tahun 2016 masih terbilang tinggi walaupun tidak mecapai 20%

yaitu sebesar 17.85% dan tahun 2017 mecapai 17.78%. Kota Sorong tahun 2018 dan

2019 menjadikan sebagai daerah kabupaten/kota di Papua Barat dengan persentase

kemiskinan terendah yaitu sebesar 15.85% dan 15.45%.

01020304050

2016 2017 2018 2019

Page 77: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

61

2. Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

Data yang dipakai untuk penelitian ini yaitu Dana Otonomi Khusus

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 s.d 2019. Data tersebut bisa diamati

melalui grafik 4.2.

Grafik 4.2

Dana Otonomi Khusus Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 – 2019

Sumber: data diolah, 2021

Jika dilihat pada grafik 4.2 untuk tahun 2016 Kabupaten Sorong mendapatkan

dana otonomi khusus tertinggi yaitu sebesar Rp. 185,046,495,216.00 untuk penerimaan

terendah pada tahun 2016 adalah Kabupaten Teluk Wondama sebesar Rp.

90,532,999,000.00. Untuk tahun 2017 penerimaan tertinggi diterima oleh Kabupaten

Sorong sebesar Rp. 468,273,475,106.00, akan tetapi untuk Kabupaten Sorong

mengalami penurunan penerimaan pada tahun 2018 menjadi Rp. 188,048,710,738.00.

Penerimaan terendah untuk tahun 2017 diterima oleh Kabupaten Sorong Selatan

0.00

200,000,000,000.00

400,000,000,000.00

600,000,000,000.00

800,000,000,000.00

1,000,000,000,000.00

2016 2017 2018 2019

Page 78: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

62

sebesar Rp. 83,035,325,250.00. Selanjutnya untuk tahun 2018 penerimaan tertinggi

diterima oleh Kabupaten Teluk Bintuni sebesar Rp. 223,536,262,819.00 dan untuk

terendah pada tahun 2018 adalah Kabupaten Teluk Wondama sebesar Rp.

122,925,060,000.00 Capaian tertinggi dari penerimaan dana otonomi khusus pada

kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat terjadi tahun 2019 diterima oleh Teluk Bintuni

sebesar Rp. 847,419,914,558.00 disusul oleh Kabupaten Sorong sebesar Rp.

390,925,585,999.00. Penerimaan terendah dana otonomi khusus tahun 2019 diterima

oleh Kabupaten Teluk Wondama sebesar Rp. 127,769,792,000.00.

3. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

Data yang dipakai untuk penelitian ini yaitu indeks pembangunan manusia

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat tahun 2016 s.d 2019. Data tersebut bisa diamati

melalui grafik 4.3.

Page 79: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

63

Grafik 4.3

Indeks pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2016 –

2019

Sumber: data diolah, 2021

Pada grafik 4.3 indeks pembangunan manusia berturut-turut untuk tahun 2016

sampai dengan tahun 2019 untuk wilayah Kabupaten/kota Provinsi Papua barat di

duduki Kota Sorong. Adapun persentase dari Kota Sorong adalah tahun 2016 sebesar

76.33, tahun 2017 sebesar 76.73, tahun 2018 77.35 serta tahun 2019 sebesar 77.98.

Daerah dengan indeks pembangunan terendah untuk tahun 2016 sampai pada tahun

2019 di kabupaten/kota Provinsi Papua Barat adalah Kabupaten Tambrauw untuk

tahun 2016 sebesar 50.35, tahun 2017 sebesar 51.01% tahun 2018 sebesar 51.95 serta

tahun 2019 sebesar 52.9.

020406080

100

2016 2017 2018 2019

Page 80: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

64

4. Infrastruktur Jalan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2016 – 2019

Data yang dipakai untuk penelitian ini yaitu infrastruktur jalan Kabupaten/Kota

Provinsi Papua Barat tahun 2016 s.d 2019. Data tersebut bisa diamati melalui grafik

4.4.

Grafik 4.4

Infrastruktur Jalan kabupaten/kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019

Sumber: data diolah, 2021

Pada grafik daerah Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat yang memiliki jalan

terpanjang yaitu Kabupaten Teluk Bintuni. Untuk tahun 2016 panjang jalan Teluk

Bintuni sebesar 1,191,280 km dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi

sebesar 1,488,363 km. Untuk daerah kabupaten/kota yang memiliki Panjang jalan

terpendek yaitu kabupaten Kota Sorong. Pada tahun 2016 Kota Sorong memiliki

Panjang jalan sebesar 184,050 km dan untuk tahun 2019 Kota Sorong memiliki

Panjang Jalan sebesar 179,405 km.

0200,000400,000600,000800,000

1,000,0001,200,0001,400,0001,600,000

2016 2017 2018 2019

Page 81: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

65

B. Hasil Temuan Penelitian

1. Uji chow

Uji Chow adalah uji dipakai dalam penentuan model common effect ataupun

fixed effect yang dipakai untuk estimasi model. Jika prob. cross-section F uji Chow

rendah dari α=5% (0.05) maka 𝐻1 diterima berarti model digunakan untuk estimasi

model regresi yaitu fixed effect. Akan tetapi, apabila prob. cross-section F Uji Chow

lebih tinggi dari α=5% (0.05) sehingga 𝐻0 diterima yang berarti estimasi model regresi

dipakai yaitu common effect.

𝐻0 : common effect merupakan model terbaik

𝐻1 : fixed effect merupakan model terbaik

Berikut hasil dari Uji Chow dalam penelitian ini:

Tabel 4.2

Uji Chow

Sumber: data diolah, 2021

Page 82: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

66

Pada tabel 4.2 dengan penelitian yang di digunakan adalah uji Chow

membuktikan nilai prob. cross-section F Uji Chow adalah 0.0000 atau rendah α=5%

(0.0000 < 0.05). dapat dijelaskan 𝐻1 diterima atau metode dipakai untuk uji Chow

adalah Fixed Effect Model.

2. Uji Hausman

Nilai α dipakai pada penelitian Uji Hausman yaitu 5% (0.05). apabila prob. uji

hausman lebih tinggi dari α 5% (0.05) maka 𝐻0 diterima artinya penentuan model

estimasi regresi menggunakan random effect. Sebaliknya, jika probabilitas uji hausman

lebih rendah dari α 5% (0.05) maka 𝐻1 diterima artinya model dipakai yaitu fixed effect.

𝐻0 : random effect merupakan model terbaik

𝐻1 : fixed effect merupakan model terbaik

Berikut uji Hausman dalam penelitian ini:

Tabel 4.3

Uji Hausman

Sumber: data diolah, 2021

Pada tabel 4.3 Uji Hausman membuktikan nilai Prob. 0.0360 karena prob.

rendah dari α = 5% (0.0360 < 0.05) sehingga bisa dihasilkan 𝐻1 diterima berarti model

dipakai pada uji Hausman yaitu Fixed Effect Model.

Page 83: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

67

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Hipotesis:

a) apabila nilai prob.> 0.05, sehingga residual berdistribusi normal terima 𝐻1

b) apabila nilai prob. < 0.05, sehingga residual tidak berdistribusi normal diterima

𝐻0

Tabel 4.4

Uji Normalitas

Sumber: data diolah, 2021

Dari uji normalitas yang telah dilaksanakan dengan nilai prob. 0.464494. Hal

ini membuktikan bahwa nilai prob. lebih tinggi dari α = 5% (0.464494 > 0.05) artinya

data berdistribusi normal atau terima 𝐻1.

b. Uji Multikolinearitas

Hipotesis:

Page 84: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

68

a) Apabila pada uji nilai matrix nya > 0,8 sehingga terdapat multikolinearitas (𝐻0

diterima)

b) Apabila pada uji nilai matrix nya < 0,8 sehingga tidak terdapat multikolinearitas

(𝐻1 diterima)

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas

Sumber: data diolah, 2021

Hasil dari Uji Multikolinearitas di atas, nilai matrix masing-masing variabel

Dana otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan berada

dibawah nilai 0.8, hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam

penelitian.

c. Uji Heterokedastisitas

Hipotesis:

a) Apabila nilai prob. < 0,05 sehingga data tersebut memiliki heteroskedastisitas

(𝐻0 diterima)

b) Apabila nilai prob. > 0,05 sehingga data tersebut tidak terdapat

heteroskedastisitas (𝐻1 diterima)

Page 85: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

69

Tabel 4.6

Uji Heterokedastisitas

Sumber: data diolah, 2021

Pada Uji Glejser di atas, menunjukkan nilai prob. variabel Dana Otonomi

Khusus sebesar 0.9657 untuk variabel Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0.9922

sedangkan pada variabel Infrastruktur Jalan sebesar 0.8434. Artinya pada uji ini tidak

terdapat permasalahan heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Tabel 4.7

Uji Autokorelasi

Sumber: data diolah, 2021

Page 86: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

70

Nilai DW hitung sebesar 2.103463. Jumlah sampel pada penelitian yaitu 52 (n)

sedangkan jumlah variabel independen (X) 3 (k=3). Maka nilai DW tabel yang

diperoleh adalah dL = 1.4339 dan dU = 1.6769.

Pada tabel di atas nilai dU 1.6769 rendah dari nilai DW hitung sebesar 2.103463

serta rendah dari nilai 4 – dU sebesar 2.3231 sehingga bisa dijelaskan bahwa tidak ada

korelasi positif dan korelasi negatif artinya tidak ada autokorelasi dalam penelitian.

4. Fixed Effect Model

Telah dilakukan dua pengujian yaitu Uji Chow dan Uji Hausman melalui hasil

yang diperoleh pada keduanya bahwa metode yang diterima yaitu Fixed Effect Model.

Berikut estimasi data panel melalui Fixed Effect Model.

Page 87: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

71

Tabel 4.8

Hasil Regresi Data Panel

Sumber: data diolah, 2021

Page 88: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

72

Persamaan dalam model regresi tabel 4.8 adalah:

KEMISKINAN = 144.3483 – 6.240307OTSUS – 0.255459IPM – 5.460999INFRA

Keterangan:

Kemiskinan : kemiskinan

OTSUS : dana otonomi khusus

IPM : indeks pembangunan manusia

INFRA : infrastruktur jalan

Pada tabel 4.7 berdasarkan hasil data panel yang dilakukan maka dapat di

inteperpretasikan:

a) Variabel Dana Otonomi Khusus bersifat negatif terhadap variabel Persentase

Kemiskinan sebesar -6.240307. Dari hasil temuan tersebut menunjukkan setiap

kenaikan 1% Dana Otonomi Khusus akan menurunkan Persentase Kemiskinan

6.240307%. Selanjutnya variabel Dana Otonomi Khusus mempunyai nilai

prob. 0.0000 berarti nilai tersebut rendah dari α = 5% (0.0000 < 0.05) hal ini

menunjukkan variabel Dana Otonomi Khusus memiliki pengaruh signifikan

terhadap Persentase Kemiskinan.

b) Variabel Indeks Pembangunan Manusia bersifat negatif terhadap variabel

Persentase Kemiskinan -0.255459. Dari hasil temuan tersebut menunjukkan

setiap kenaikan 1 satuan Indeks Pembangunan Manusia akan menurunkan

Page 89: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

73

Persentase Kemiskinan sebesar 0.255459%. Selanjutnya variabel Indeks

Pembangunan Manusia mempunyai nilai prob. sebesar 0.0026 berarti nilai

tersebut rendah dari α = 5% (0.0026 < 0.05) hal ini menjelaskan variabel Indeks

Pembangunan Manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap Persentase

Kemiskinan.

c) Variabel Infrastruktur jalan bersifat negatif terhadap variabel Persentase

Kemiskinan sebesar -5.460999. Dari hasil temuan tersebut menunjukkan setiap

kenaikan 1% Infrastruktur Jalan akan menurunkan Persentase Kemiskinan

sebesar 5.460999. Selanjutnya variabel Infrastruktur Jalan memilki nilai prob.

0.0120 berarti nilai tersebut rendah dari α = 5% (0.0120 < 0.05) hal ini

menjelaskan variabel Infrastruktur Jalan memiliki pengaruh signifikan terhadap

Persentase Kemiskinan.

Page 90: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

74

Tabel 4.9

Individual Effect

Variable Coefficient Individual Effect

C 144.3483

OTSUS? -6.240307

IPM? -0.255459

INFRA? -5.460999

Fixed Effects (Cross)

FAKFAK--C -1.498402 142.849898

KAIMANA--C -10.37831 133.96999

KOTASORONG--C -9.519672 134.828628

MANOKWARI--C -2.028509 142.319791

MANSEL--C 1.793142 146.141442

MAYBRAT--C 5.685846 150.034146

PGARFAK--C 7.866335 152.214635

RAJAAMPAT--C -8.374618 135.973682

SORONG--C 7.318632 151.666932

SORSEL--C -8.811084 135.537216

TAMBRAW--C 4.498952 148.847252

TLBINTUNI--C 10.10326 154.45156

TLWONDAMA--C 3.344427 147.79257

Sumber: Data Diolah, 2021

1. Fakfak

Kemiskinan = 142.849898 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Fakfak sebesar 142.849898.

Page 91: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

75

2. Kaimana

Kemiskinan = 133.96999 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Kaimana sebesar 133.96999.

3. Kota Sorong

Kemiskinan = 134.828628 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan Kota

Sorong sebesar 134.828628.

4. Manokwari

Kemiskinan = 142.319791 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Manokwari sebesar 142.319791.

Page 92: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

76

5. Manokwari Selatan

Kemiskinan = 146.141442 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Manokwari Selatan sebesar 146.141442.

6. Maybrat

Kemiskinan = 150.034146 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Maybrat sebesar 150.034146.

7. Pegunungan Arfak

Kemiskinan = 152.214635 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Pegunungan Arfak sebesar 152.214635.

Page 93: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

77

8. Raja Ampat

Kemiskinan = 135. 973682 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Raja Ampat sebesar 135. 973682.

9. Sorong

Kemiskinan = 151.666932 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Sorong sebesar 151.666932.

10. Sorong Selatan

Kemiskinan = 135.537216 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menurunkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Sorong Selatan sebesar 135.537216.

Page 94: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

78

11. Tambraw

Kemiskinan = 148.847252 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Tambraw sebesar 148.847252.

12. Teluk Bintuni

Kemiskinan = 154.45156 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 154.45156.

13. Teluk Wondama

Kemiskinan = 147.79257 -6.240307OTSUS -0.255459IPM -5.460999INFRA + e

Berdasarkan dari persamaan diatas dapat diketahui jika terjadi perubahan 1

satuan pada dana otonomi khusus, indeks pembangunan manusia dan infrastruktur

jalan, dianggap konstan maka akan menaikkan pengaruh persentase kemiskinan

Kabupaten Teluk Wondama sebesar 147.79257.

Page 95: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

79

5. Uji Hipotesis

b. Uji t-statistik

Dalam menentukan benarkah variabel independen dengan variabel dependen

mempunyai hubungan signifikan atau tidak yaitu dengan membandingkan

probabilitasnya dengan signifikansi α = 5% (0.05). Pada penelitian ini variabel

independen meliputi Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan sedangkan untuk variabel dependen menggunakan Persentase

Kemiskinan.

Selanjutnya hasil dari hipotesis yang dilakukan oleh penulis dalam uji t-statistik:

1) Ada pengaruh Dana Otonomi Khusus terhadap Persentase Kemiskinan di

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

2) Ada pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Persentase Kemiskinan

di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

3) Ada pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Persentase Kemiskinan di

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

Apabila nilai prob. > α = 5% (0.05) sehingga 𝐻1 ditolak atau diterima 𝐻0.

Sedangkan, selanjutnya nilai prob. < α = 5% (0.05) sehingga 𝐻1 diterima atau ditolak

𝐻0. Berikut hasil penelitian uji t-statistik melalui model Fixed Effect Model.

Page 96: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

80

Tabel 4.10

Uji t-statistik

Sumber: data diolah, 2021

Beradasarkan hasil dari pengujian uji t-statistik:

1) Variabel Dana Otonomi Khusus mempunyai nilai prob. 0.0000, nilai tersebut

rendah dari α = 5% (0.0000 < 0.05). Hal ini membuktikan dalam penelitian ini

𝐻1 diterima atau ditolak 𝐻0.

2) Variabel Indeks Pembangunan Manusia mempunyai nilai prob. sebesar 0.0026,

nilai tersebut rendah dari α = 5% (0.0026 < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa

dalam penelitian ini 𝐻1 diterima atau ditolak 𝐻0.

3) Variabel Infrastruktur mempunyai nilai prob. sebesar 0.0120, nilai tersebut

rendah dari α = 5% (0.0120 < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa dalam

penelitian ini 𝐻1 diterima atau ditolak 𝐻0.

Dilihat pada temuan penelitian yang telah dilaksanakan telah disimpulkan

bahwa variabel Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan berpengaruh signifikan terhadap Persentase Kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

Page 97: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

81

c. Uji f-statistik

Uji f-statistik dipakai apakah secara simultan variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen. pada penelitian ini variabel independen terdiri dari Dana

Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan sedangkan

untuk variabel dependen menggunakan Persentase Kemiskinan. Tingkat signifikan

dalam penelitian ini adalah α = 5% (0.05).

Adapun hipotesis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

𝐻1 : terdapat pengaruh Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan

Infrastruktur Jalan terhadap Persentase Kemiskinan di Kabupaten/Kota

Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

Tabel 4.11

Uji F-statistik

Sumber: data diolah, 2021

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa F-statistik mempunyai nilai koefisien

sebesar 146.3639 dan nilai probabilitas 0.0000. nilai prob. rendah dari α = 5% (0.0000

< 0.05). Sehingga bisa disimpulkan diterima 𝐻1 dan ditolak 𝐻0. Artinya Dana Otonomi

Khusus, Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan secara simultan

berpengaruh terhadap Persentase Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

Tahun 2016 – 2019.

Page 98: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

82

d. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi

Sumber: data diolah, 2021

Hasil dari uji koefisien determinasi Adjusted R-squared menunjukkan nilai

sebesar 0.977145. Hal ini menjelaskan variabel independen (Dana Otonomi Khusus,

Indeks Pembangunan Manusia dan Infrastruktur Jalan) dapat menyatakan variabel

dependen (Persentase Kemiskinan) di setiap Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

sebesar 97.7% selebihnya 2.3% dinyatakan bagi variabel di luar penelitian yang

dilakukan.

C. Pembahasan

1. Dana Otonomi Khusus terhadap Persentase Kemiskinan

Setelah melakukan penelitian telah ditemukan hasil bahwa dana otonomi

khusus mempunyai hubungan negatif terhadap persentase kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat. Hasil regresi data panel nilai koefisien untuk

variabel dana otonomi khusus -6.240307. Berarti setiap kenaikan 1% dana otonomi

khusus dapat menurunkan kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

6.240307%. Selanjutnya, variabel dana otonomi khusus mempunyai pengaruh

signifikan terhadap persentase kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas

Page 99: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

83

hasil regresi data panel untuk dana otonomi khusus 0.0000 dimana nilai probabilitasnya

kecil dari 5% (0.0000 < 0,05).

Hasil temuan yang diperoleh pada penelitian ini sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muliadi & Amri (2019) menyatakan penyaluran zakat dan dana

otonomi khusus secara signifikan mampu menurunkan jumlah penduduk miskin.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fargana & Ikhsan (2017) menunjukkan

bahwa dana otonomi khusus berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan

di Provinsi Aceh.

2. Indeks Pembangunan Manusia terhadap Persentase Kemiskinan

Pada penelitian yang dilakukan terhadap persentase kemiskinan ditemukan

hasil bahwa indeks pembangunan manusia mempunyai hubungan negatif terhadap

persentase kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat. Untuk hasil regresi

data panel nilai koefisien untuk variabel indeks pembangunan manusia -0.255459.

Berarti setiap kenaikan 1 satuan indeks pembangunan manusia dapat menurunkan

persentase kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 0.255459%.

Selanjutnya, variabel indeks pembangunan manusia mempunyai pengaruh signifikan

terhadap persentase kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas hasil

regresi data panel untuk indeks pembangunan manusia 0.0026 dimana nilai

probabilitasnya kecil dari 5% (0.0026 < 0,05).

Page 100: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

84

Penelitian tentang indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan dengan

hasil yang sama yaitu dilakukan oleh Mukhtar, dkk. (2019) menyatakan bahwa indeks

pembangunan manusia berpengaruh signifikan terhadap Kemiskinan. Adapun

penelitian selanjutnya dilakukan oleh Suripto & Subayil (2020) menjelaskan bahwa

variabel indeks pembangunan manusia memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap Kemiskinan Budhijana (2017) menyebutkan bahwa indeks pembangunan

manusia berpengaruh negatif terhadap variabel tingkat kemiskinan. Penelitian lainnya

didukung oleh Silaban, dkk. (2020) menyebutkan bahwa secara parsial variabel indeks

pembangunan manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di

Sumatera Utara Tahun 2002 – 2017 dengan nilai prob. Sebesar 0.0183 < 0.05.

3. Infrastruktur Jalan terhadap Persentase Kemiskinan

Infrastruktur Jalan mempunyai hubungan negatif terhadap Persentase

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat. Untuk hasil regresi data panel

nilai koefisien untuk variabel Infrastruktur Jalan -5.460999. Berarti setiap kenaikan 1%

infrastruktur jalan dapat menurunkan persentase kemiskinan di Kabupaten/Kota

Provinsi Papua Barat 5.460999%. Variabel infrastruktur jalan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap persentase kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas

hasil regresi data panel untuk infrastruktur jalan 0.0120 dimana nilai probabilitasnya

kecil dari 5% (0.0120 < 0,05).

Hasil temuan yang sama dilakukan oleh Fardilla & Masbar (2020) menjelaskan

bahwa variabel infrastruktur jalan berpengaruh negatif dan dan signifikan terhadap

Page 101: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

85

Kemiskinan Aceh. Nugraheni & Priyarsono (2012) ketersediaan infrastruktur jalan

berpengaruh signifikan terhadap pengurangan kemiskinan di daerah-daerah di

Indonesia. Purnomo & Wijaya (2021) Variabel infrastruktur ekonomi yang diukur

dengan panjang jalan signifikan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 102: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari Dana Otonomi Khusus,

Indeks pembangunan Manusia dan Infrastruktur terhadap Kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019. Adapun hasil temuan yang

diperoleh sebagai berikut:

1. Variabel Dana Otonomi Khusus mempunyai hubungan negatif dan signifikan

terhadap variabel Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun

2016 – 2019.

2. Variabel Indeks Pembangunan Manusia mempunyai hubungan negatif dan

signifikan terhadap variabel Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua

Barat Tahun 2016 – 2019.

3. Variabel Infrastruktur Jalan mempunyai hubungan negatif dan signifikan

terhadap variabel Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun

2016 – 2019.

4. Secara simultan variabel Dana Otonomi Khusus, Indeks Pembangunan

Manusia dan Infrastruktur Jalan berpengaruh terhadap variabel Kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun 2016 – 2019.

Page 103: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

87

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan yang ditelah dijelaskan, penulis mempunyai beberapa

saran:

1. Bagi Pemerintah

a. Dana otonomi khusus sebagai usah yang dilakukan bagi pemerintah pusat

kepada daerah yang memperoleh otonomi khusus untuk lebih memaksimal

dalam melakukan penganggaran dan juga realisasi yang tepat sasaran perlu

ditindak lanjuti. Dana otonomi khusus yang bersumber dari APBN tersebut

diharapkan dapat membantu semua kegiatan perekonomian di Papua Barat.

b. Indeks pembangunan manusia sebagai bagian dalam tolak ukur untuk

pengamatan kualitas sumber daya manusia yang baik perlu diperhatikan.

Pelatihan dasar lapangan usaha yang diberikan kepada masyarakat setempat

merupakan bagian cara untuk membantu masyarakat disana dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Diharapkan adanya pelatihan dasar lapangan

usaha dapat meningkatkan sumber daya manusia yang baik dan dapat

memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan ataupun membuka

usaha sendiri.

c. Infastruktur jalan sebagai mobilitas barang dan jasa diharapkan ditingkatkan

kembali mengingat beberapa di daerah Provinsi Papua Barat sangat sulit untuk

dijangkau. Diharapkan peningkatan ruas jalan dilakukan dengan baik terutama

pada daerah terpencil Provinsi Papua Barat. Selanjutnya adanya peningkatan

Page 104: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

88

ruas jalan tersebut memudahkan masyarakat dalam menjalani kegiatan sehari-

hari ataupun untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan kegiatan

perekonomian.

2. Bagi Peneliti

a. Dari variabel yang telah dilakukan penulis dapat melihat perkembangan dari

kemiskinan di Provinsi Papua Barat dan selanjutnya penulis diharapkan dapat

melihat variabel lain selain yang diteliti mempengaruhi kemiskinan di Provinsi

Papua Barat.

3. Bagi masyarakat

a. Adanya dana trasnfer melalui dana otonomi khusus masyarakat bisa

menentukan sikap terhadap penerimaan tersebut dengan kata lain masyarakat

berhak ikut berpartisipasi dalam lingkup otonomi daerah yang dilakukan oleh

pemerintah setempat.

b. Pendidikan sebagai dasar pengetahuan, masyarakat berhak untuk menuntut

kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Selain

pendidikan yang baik masyarakat juga berhak untuk meningkatkan kreativitas

atau pengembangan diri melalui pelatihan lapangan usaha kepada pemerintah

daerah. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk dapat bersaing dengan

kualitas sumber daya manusia yng berasal dari luar daerah.

c. Segala suatu aktivitas yang dilakukan bagi pemerintah daerah masyarakat bisa

turut andil dalam aktivitas itu mengingat di Indonesia sudah menerapkan

kebijakan otonomi daerah.

Page 105: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

89

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Made, Dwi Ariwuni, And I Nengah Kartika. 2019. “Pengaruh Pdrb Dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Ipm Dan Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten /

Kota Provinsi Bali.” E-Jurnal Ep Unud 8(12): 2927–58.

Adelfina, Jember, M. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Dan

Belanja Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kota

Provinsi Bali Periode 2005 - 2013. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas

Udayana, 5(10), 1011–1025.

Adji, Ardi Et Al. 2020. “Pengukuran Garis Kemiskinan Di Indonesia: Tinjauan

Teoretis Dan Usulan Perbaikan.” : 1–36.

Amelia, Fransiska Ekobelawati. 2019. “Efektivitas Transfer Pusat Terhadap

Perekonomian Kalimantan Barat.” Buletin Studi Ekonomi 23(1): 124–37.

Anyanwu, John C, Formerly African, Development Bank, And Andrew E O

Erhijakpor. 2009. The Impact Of Road Infrastructure On Poverty Reduction In

Africa.

Arofah, Irvana, And Siti Rohimah. 2019. “Analisis Jalur Untuk Pengaruh Angka

Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah Terhadap

Indeks Pembangunan Manusia Melalui Pengeluaran Riil Per Kapita Di Provinsi

Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Saintika Unpam : Jurnal Sains Dan Matematika

Unpam 2(1): 76.

Badan Pemeriksaan Keuangan. 2021.

Badan Pusat Statsitik. 2018. Perhitungan Dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia

Tahun 2018.

Badan Pusat Statsitik. 2019. Perhitungan Dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia.

Tahun 2019.

Page 106: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

90

Badan Pusat Statistik Papua Barat. 2021.

Badan Pusat Statistik Papua Barat. 2014. Indeks Pembangunan Manusia 2014.

Badan Pusat Statistik Papua Barat dalam angka. 2021.

Badrudin, Rudi. (2017). Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta: Upp Stim Ykpn.

Bank, World. 2007. “Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia.” The

World Bank 112(483): 211–12.

Basuki, Agus Tri. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis:

Dilengkapi Aplikasi Spss & Eviews. Jakarta: Rajawali Press.

Bisai, Charley M., Maria K., Dan Achmad R.P. 2019. “Analisa Pembangunan Manusia

Dan Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Papua.”

Jurnal Kajian Ekonomi & Keuangan Daerah 4(3): 184–219.

Budhijana, R Bambang. 2017. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi Dan

Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Indonesia (2000-2015).” 5(3): 43.

Budiratna, Hasta & Riatu Qibthiyyah. 2020. “Evaluasi Transfer Dana Otonimi Khusus

Di Aceh, Papua, Dan Papua Barat.” 1(5): 402–14.

Carola, Gresya Cicin Et Al. 2020. “Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo

Provinsi Jawa Timur Menjadi Provinsi Ke-.” 9(0341).

Dewi, N., Y. Yusuf, And R. Iyan. 2016. “Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau.” Jurnal

Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau 4(1): 870–82.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2015. Rencana Strategi Direktorat Jenderal Bina

Marga 2015 - 2019.

Dp, Mohd Kurniawan. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Di

Kabupaten Musi Banyuasin.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini 8(01):

Page 107: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

91

16–20.

Elfendri, Dkk. (2008) Strategi Sukses Membangun Daerah. Gorga Media.

Sun'an, Muammil & Senuk, Abdurrahman. Ekonomi Pembangunan Daerah. Mitra

Wacana Media.

Erisman. 2017. “Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kota Semarang 2016.” : 77.

Estrada, Anak Agung Eriek, And I Wayan Wenagama. 2019. “Pengaruh Laju

Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia, Dan Tingkat

Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan.” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan

Universitas Udayana 8(7): 1637–65.

Ferdiansyah, Irfan, Dwi Risma Deviyanti, And Salmah Pattisahusiwa. 2018. “Pengaruh

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Dana

Perimbangan Terhadap Belanja Daerah.” Inovasi 14(1): 44.

Ginting, rivani, rasbin, budiyanti. 2020. Membangun kebijakan ekonomi

berkelanjutan. Jakarta:Yayasan pustaka obor indonesia.

Goso, G., & Anwar, S. M. (2017). Kemiskinan Nelayan Tradisional Serta Dampaknya

Terhadap Perkembangan Kumuh. Jurnal Manajemen Stie Muhammadiyah

Palopo, 3(1), 25–37. Https://Doi.Org/10.35906/Jm001.V3i1.201

Handalani, Radite Teguh. 2019. “Determinant Of Poverty In Indonesian’s Province: A

Review Of Public Policy.” Jurnal Borneo Administrator 15(1): 59–80.

Huang, Chien Chung Et Al. 2020. “The Effects Of An Innovative E-Commerce Poverty

Alleviation Platform On Chinese Rural Laborer Skills Development And Family

Well-Being.” Children And Youth Services Review 116(March): 105189.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Childyouth.2020.105189.

Ikhsan, Teuku Marsha Fargana &. 2017. “Pengaruh Perjanjian Damai Mou-Helsinki

Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Aceh.” 2(4): 646–53.

Page 108: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

92

Itang, Itang. 2017. “Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan.” Tazkiya 16(01): 1–30.

Kadafi, Muhammad, And Murtala. 2020. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umumdan Dana Otonomi Khusus Terhadap Tingkat Kemiskinan Di

Provinsi Aceh Periode 2010-2017.” Jurnal Ekonomi Regional Unimal 3(2): 23–

31. Https://Ojs.Unimal.Ac.Id/Index.Php/Ekonomi_Regional/Article/View/3203.

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. 2021.

Keuangan, Badan Pemeriksa, And Republik Indonesia. 2021. Pendapat Bpk

Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Pada Provinsi Papua Dan Papua Barat

2021.

Keuangan, Kementerian, And Republik Indonesia. 2018. “Kebijakan Fiskal Dalam

Rangka Mendorong Percepatan Pembangunan Daerah 1 1.” (April).

Komariah, Diah, Mukhammad Yogiantoro, And Alexandra Hukom. 2019. “Diah

Komariah *, Mukhammad Yogiantoro , Alexandra Hukom.” 4(S1): 523–32.

Lestari, Mega, And Suhadak. 2019. “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Dan Pemerataan Ekonomi Indonesia (Studi Pada Badan

Pusat Statistik Tahun 2003-2017).” Jurnal Administrasi Bisnis 70(1): 98–105.

Letty, Aziz, And R. Siti Zuhro. 2016. “Politik Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Dan

Istimewa.”

Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Nnrndwaaqbaj&Printsec=Frontcover&D

q=Politik+Pengelolaan+Dana+Otonomi+Khusus+Dan+Istimewa&Hl=Id&Sa=X

&Ved=0ahukewjxhrqqrffbahuefyskhtvscxiq6aeikdaa#V=Onepage&Q=Politik

Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Dan Istimewa&F=False.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Dan Politik. 2019. Pengawasan Dana Otonomi Khusus

Dan Istimewa: Problematika Dan Solusi. Jakarta.

Lutfi, Ahmad Fathul, Sunlip Wibisono, And Lilis Yuliati. 2016. “Pengaruh Upah

Page 109: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

93

Minimum Kabupaten/Kota (Umk), Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Dan

Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Timur

Periode 2006-2013.” Artikel Ilmiah Mahasiswa.

Mad, Ah, Muhammad Syarif, Fajar Saranani, And Wali Aya Rumbia. 2019. “The

Impact Of Human Development Index On Poverty In Southeast Sulawesi.”

International Journal Of Economics And Management Studies 6(12): 30–36.

Mahroji, Dwi, And Iin Nurkhasanah. 2019. “Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Banten.” Jurnal Ekonomi-Qu 9(1).

Mantsani, Muhammad, Diah Afrah Liany Rumodar, Khadijah Syukriah, And Soegiarto

Soegiarto. 2020. “Determinan Kemiskinan Provinsi Aceh Tahun 2017.” Seminar

Nasional Official Statistics 2019(1): 466–77.

Manusia, Pembangunan, And I P M Di. 2020. “Studi Korelasi Indeks Pembangunan

Pemuda (Ipp) Dengan Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia 1.” 9(1):

39–48.

Maratade, Siske Yanti Et Al. 2016. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Indeks

Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi Utara ( Studi Pada Tahun 2002-2013

).” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16(01): 328–38.

Masbar, Shiffa Fardilla & Raja. 2020. “Analisis Pengaruh Infrastruktur Jalan, Listrik,

Sekolah, Dan Pdrb Terhadap Kemiskinan Di Aceh.” 5(3): 175–83.

Mukhtar, Saparuddin, Ari Saptono, And As"Ad Samsul Arifin. 2019. “The Analysis

Of The Effects Of Human Development Index And Opened Unemployment

Levels To The Poverty In Indonesia.” Jurnal Ecoplan 2(2): 77–89.

Muliadi, Muliadi, And Khairul Amri. 2019. “Penerimaan Zakat Dan Penurunan

Kemiskinan Di Aceh: Peran Dana Otonomi Khusus Sebagai Pemoderasi.” Jurnal

Ilmiah Ekonomi Islam 5(3): 231.

Page 110: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

94

Ningrum, Shinta Setya. 2017. “Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka,

Indeks Pembangunan Manusia, Dan Upah Minimum Terhadap Jumlah Penduduk

Miskin Di Indonesia Tahun 2011-2015.” Jurnal Ekonomi Pembangunan 15(2):

184.

Nugraheni, Diyah, And D S Priyarsono. 2012. “Kinerja Keuangan Daerah ,

Infrastruktur , Dan Kemiskinan : Analisis Kabupaten / Kota Di Indonesia 2006 –

2009 Local Financial Performance , Infrastructure , And Poverty : An Analysis Of

Districts / Municipalities In Indonesia 2006 – 2009 Pendahuluan.” 12(2): 148–67.

Nugroho, S. Suryo. 2015. “The Roles Of Basic Infrastructure On Poverty Alleviation

In Indonesia.” Kajian Ekonomi Dan Keuangan 19(1): 27–44.

Http://Fiskal.Depkeu.Go.Id/Ojs_Bkf/Index.Php/Kek/Article/Viewfile/19/11.

Olopade, Bosede Comfort, Henry Okodua, Muyiwa Oladosun, And Abiola John

Asaleye. 2019. “Human Capital And Poverty Reduction In Opec Member-

Countries.” Heliyon 5(8): E02279.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Heliyon.2019.E02279.

Papua, Otonomi Khusus. 2015. “Pelayanan Publik Oleh Pemerintah Daerah Dalam

Penyelenggaraan Otonomi Khusus Papua.” Lex Administratum 3(4): 92–98.

Paulus Iriyena, Amran T. Naukoko, Hanly F, Dj. Siwu. 2019. “Analisis Pengaruh

Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Kaimana

2007-2017.” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 19(02): 49–59.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. “Peraturan Presiden Republik Indonesia No

Mor 75 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas.”

Undang-Undang Pasal 1: 02.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. “Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas.” Undang-

Undang Pasal 1: 02.

Page 111: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

95

Peraturan Gubernur Papua Barat No. 3 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis

Pelaksanaan, Penerimaan Dan Pembagian Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua

Barat.

Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prioritas.

Purnomo, Sodik Dwi. 2020. “Determinan Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.” E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana

11(1): 47–58.

Purnomo, Sodik Dwi, And Minadi Wijaya. 2021. “Issn : 1411 - 1977 Infrastruktur Dan

Kemiskinan Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No Diy Jawa Tengah Jawa

Timur Jawa Barat Banten Dki Jakarta Tahun.” 18(1): 10–19.

Priyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama

Pusat Analisis Dan Evaluasi Hukum Nasional. 2016. “Analisis Evaluasi Hukum Dalam

Rangka Penanggulangan Kemiskinan.”

Rini, Ayu Setyo, Lilik Sugiharti, And Universitas Airlangga. 2016. “Jurnal Ilmu

Ekonomi Terapan.” Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan 01(2): 17–33.

Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/98850-Id-Sinergi-Industri-Dan-

Umkm-Berbasis-Kelem.Pdf.

Santoso & Mulyo. 2018. Proyek Infrastrktur dan Sengketa Konstruksi. Depok:

Prenadamedia Group.

Samputra, Palupi Lindiasari, And Adis Imam Munandar. 2019. “Korupsi, Indikator

Makro Ekonomi, Dan Ipm Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia.” Jurnal

Ekonomi Kuantitatif Terapan 12(1): 35–46.

Silaban, Putri Sari M J, Permata Sari Br Sembiring, Vini Alvionita Br Sitepu, and

Jessica Putri Br.Sembiring. 2020. “Pengaruh IPM Dan PDRB Terhadap Jumlah

Page 112: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

96

Penduduk Miskin Di Sumatera Utara Tahun 2002-2017.” Jesya (Jurnal Ekonomi

& Ekonomi Syariah) 4(1): 311–21.

Suripto, and Lalu Subayil. 2020. “Pengaruh Tingkat Pendidkan, Pengangguran,

Pertumbuhan Ekonomi Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan

Di D.I. Yogyakarta Periode 2010-2017.” Ilmiah Ekonomi Pembangunan 1(2):

127–43.

Singh, Harsimran. 2012. “Human Development Index And Poverty Linkages.”

International Journal Of Marketing And Technology 2(5).

Sitorus, Santun R.P. (2019). Penataan Ruang. Bogor: Pt. Penerbit Ipb Press.

Suratman, Eddy. 2017. “Dana Transfer Dan Kesenjangan Wilayah.” Kompak

(September).

Sudarwati, Ninik. (2009). Kebijakan Pengentasan Kemiskinan: Mengurangi Kegagalan

Penanggulangan Kemiskinan. Malang: Intimedia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Pt Refika

Aditama.

Suriani, And Cut Nanda Keusuma. 2019. “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Dasar

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.” Journal Of Chemical

Information And Modeling 53(9): 1689–99.

Syahputra, Rinaldi. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi Di Indonesia (1990-2016).” Jurnal Samudra Ekonomika 1(2): 183–89.

Https://Dspace.Uii.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/8498/M Eko Yansyah

Page 113: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

97

Putra S.E..Pdf?Sequence=1.

Syera, Inda Arfa. 2017. “The Effect Of Unemployment Rate , Human Development

Index , Gross Domestic Product Against Level Of Poverty In Indonesia.” : 62–68.

Tarigan, S., And R. Syumanjaya. 2013. “Analisis Pengaruh Kualitas Infrastruktur Jalan

Terhadap Harga-Harga Hasil Pertanian Di Kecamatan Dolok Silau.” Jurnal

Ekonomi Dan Keuangan 1(6): 14750.

Thembry O. M. Palenewen, Een N. Walewangko, Jacline I. Sumual. 2018. “Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Ipm

Dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Utara.” Jurnal Berkala

Ilmiah Efisiensi 18(4): 52–61.

Tpn2k. 2011. “Panduan Penanggulangan Kemiskinan.” Tpn2k: 1–131.

Http://Www.Tnp2k.Go.Id/Images/Uploads/Downloads/Panduan

Umum_Tnp2k_1.Pdf.

Undp. 1995. Human Development Report (1990 To Present) Human Development

Report 1995: Gender And Human Development.

Http://Hdr.Undp.Org/Sites/Default/Files/Reports/256/Hdr_1995_En_Complete_

Nostats.Pdf.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Peraturan Daerah.

Wahab & Indria. 2017. Kesenjangan Ekonomi. Jakarta Selatan: Eka Saputra.

Widjaja HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Rajawali Press.

World Bank. 2011. “Analisis Hubungan Dana Perimbangan Dengan Kinerja Pelayanan

Dasar Publik Di Indonesia.”

Http://Documents.Worldbank.Org/Curated/En/859141468042236729/Analisis-

Hubungan-Dana-Perimbangan-Dengan-Kinerja-Pelayanan-Dasar-Publik-Di-

Indonesia.

Page 114: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

98

Yektiningsih, Endang. 2018. “Analisis Indeks Pembangunan Manusia (Ipm)

Kabupaten Pacitan Tahun 2018.” Jurnal Ilmiah Sosio Agribis 18(2): 32–50.

Yusuf, Lian A, And Sri Indriyani Dai. 2020. “The Impact Of Unemployment And

Human Development Index On Poverty In Gorontalo Province 2008-2017.”

Jambura Equilibrium Journal 2(1): 7–16.

Zuhdiyaty, Noor, And David Kaluge. 2018. “Analisis Faktor - Faktor Yang

Mempengaruhi Kemiskinan Di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir.” Jurnal

Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia 11(2): 27–31.

Page 115: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

99

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN I

1. COMMON EFFECT MODEL

Page 116: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

100

2. RANDOM EFFECT MODEL

Page 117: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

101

3. UJI CHOW

Page 118: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

102

4. UJI HAUSMAN

Page 119: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

103

5. FIXED EFFECT MODEL

6. UJI MULTIKOLINEARITAS

Page 120: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

104

7. UJI HETEROKEDASTISITAS

8. Uji Normalitas

Page 121: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

105

LAMPIRAN II

Kab/Kota Tahun

Persentase

Kemiskinan

(%)

Dana Otonomi

Khusus (Rp) IPM

Panjang

Jalan

(𝑘𝑚) logotsus logjalan

Fakfak 2016 26.66 127,344,993,000.00 65.55 451,600 11.10498187 5.654753933

2017 25.96 129,030,433,810.00 66.09 517,674 11.11069216 5.714056353

2018 24.31 165,387,155,000.00 66.99 517,674 11.21850178 5.714056353

2019 23.25 165,355,445,000.00 67.87 517,674 11.2184185 5.714056353

Kaimana 2016 17.44 136,086,809,870.00 62.15 442,900 11.13381603 5.64630568

2017 17.22 167,395,582,457.00 62.74 442,877 11.22374399 5.646283127

2018 16.65 166,361,361,340.00 63.67 442,877 11.22105247 5.646283127

2019 16.11 230,986,800,511.00 64.59 442,877 11.36358716 5.646283127

Tl Wondama 2016 36.37 90,532,999,000.00 57.16 218,950 10.95680691 5.34034495

2017 36.37 94,305,039,810.00 58.1 218,950 10.9745349 5.34034495

2018 33.32 122,925,060,000.00 58.86 243,591 11.08964043 5.386661238

2019 32.42 127,769,792,000.00 59.82 243,591 11.10642819 5.386661238

Tl Bintuni 2016 34.72 135,206,266,000.00 61.81 1,191,280 11.13099682 6.076013851

2017 34.32 136,916,182,810.00 70.67 1,488,363 11.13645478 6.172708865

2018 31.3 223,536,262,819.00 71.17 1,488,363 11.34934799 6.172708865

2019 30.57 847,419,914,558.00 64 1,488,363 11.92809867 6.172708865

Page 122: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

106

Manokwari 2016 24.93 132,022,664,000.00 70.34 520,380 11.12064849 5.716320597

2017 24.32 149,187,332,007.00 60.19 1,081,525 11.17373195 6.034036563

2018 22.21 171,334,691,000.00 61.01 1,081,525 11.23384531 6.034036563

2019 21.06 178,986,879,000.00 71.67 1,081,525 11.2528212 6.034036563

Sorsel 2016 19.92 105,428,235,000.00 59.2 434,000 11.02295694 5.63748973

2017 19.66 83,035,325,250.00 60.19 737,643 10.91926289 5.867846225

2018 19.14 141,822,234,000.00 61.01 737,643 11.15174432 5.867846225

2019 18.41 146,478,382,000.00 61.93 737,643 11.16577353 5.867846225

Sorong 2016 33.25 185,046,495,216.00 62.42 862,210 11.26728086 5.935613056

2017 32.86 468,273,475,106.00 63.42 993,911 11.67049956 5.997347497

2018 30.19 188,048,710,738.00 64.32 993,911 11.27427036 5.997347497

2019 28.61 390,925,585,999.00 65.29 993,911 11.5920941 5.997347497

R. Ampat 2016 20.5 114,628,965,000.00 61.95 688,640 11.05929437 5.837992245

2017 20 115,821,026,810.00 62.35 688,641 11.06378741 5.837992876

2018 17.8 151,090,858,000.00 62.84 584,231 11.17923819 5.766584597

2019 17.16 153,448,669,000.00 63.66 584,231 11.18596313 5.766584597

Tambraw 2016 36.67 106,206,324,000.00 50.35 731,000 11.02615038 5.863917377

2017 35.99 109,063,795,410.00 51.01 478,060 11.03768061 5.679482407

2018 34.59 139,409,886,520.00 51.95 478,060 11.14429357 5.679482407

2019 33.66 137,286,690,000.00 52.9 478,060 11.13762843 5.679482407

Page 123: PENGARUH DANA OTONOMI KHUSUS, INDEKS …

107

Maybrat 2016 34.65 123,075,771,071.00 56.35 731,000 11.09017257 5.903496947

2017 34.87 112,622,529,810.00 57.23 800,750 11.05162528 5.903496947

2018 32.89 148,459,001,000.00 58.16 800,750 11.17160653 5.903496947

2019 32.2 147,784,925,000.00 59.15 800,750 11.16963014 5.903496947

ManokSel. 2016 34.15 99,090,500,198.00 57.12 219,520 10.99603202 5.341474094

2017 34.02 127,575,760,759.00 58.08 272,222 11.10576817 5.43492322

2018 30.87 130,971,427,198.00 58.84 272,222 11.11717656 5.43492322

2019 29.94 188,614,042,348.00 59.72 272,222 11.27557402 5.43492322

Pg Arfak 2016 39.46 109,233,711,334.00 53.89 322,720 11.03835669 5.508825881

2017 39.23 139,413,353,203.00 54.39 326,720 11.14430437 5.51417572

2018 35.72 145,159,019,116.00 55.31 821,390 11.16184402 5.914549411

2019 34.83 206,519,456,292.00 56.15 821,390 11.31496097 5.914549411

Kota Sorong 2016 17.85 130,981,208,000.00 76.33 184,050 11.11720899 5.264935822

2017 17.78 134,716,366,810.00 76.73 184,050 11.12942036 5.264935822

2018 15.85 158,622,035,000.00 77.35 179,405 11.20036352 5.253834543

2019 15.45 164,852,857,000.00 77.98 179,405 11.21709648 5.253834543