12
SEFMENYAPA Edisi III. 2013 “LOAN SHARK VS ISLAMIC MICROFINANCE” Membangun Ketahanan Finansial Secara Inklusif dengan Islamic Microfinance Format: Opini500kata(2-3opiniterpilihyangdimuatperedisi). Kamijugamenerimakaryabebas250kata sepertiprosa,puisi, dsbyangrelevandengantema (hanya1karyaterpilihyangdimuatperedisi). Formatfile.docdikirimemailke[email protected] Deadline:12September2013pukul23.59 Wajibmenyertakannamalengkap, asalinstansi,jurusan,angkatan, danfotodiriformaldalamformat.jpg. Tema: The Future of Islamic Economics CALLFORCONTRIBUTOR

Sef menyapa ed2 2013

  • Upload
    sef-ugm

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Sef menyapa ed2 2013

SEF�MENYAPAEdisi III. 2013

“LOAN SHARK VS ISLAMIC MICROFINANCE”

Membangun Ketahanan Finansial Secara Inklusif dengan Islamic Microfinance

Format:Opini�500�kata�(2-3�opini�terpilih�yang�dimuat�per�edisi).

Kami�juga�menerima�karya�bebas�250�kata�seperti�prosa,�puisi,�

dsb�yang�relevan�dengan�tema�(hanya�1�karya�terpilih�yang�dimuat�per�edisi).

Format�file�.doc�dikirim�email�ke�[email protected]:�12�September�2013�pukul�23.59

Wajib�menyertakan�nama�lengkap,�asal�instansi,�jurusan,�angkatan,�

dan�foto�diri�formal�dalam�format�.jpg.

Tema:

The Future of Islamic Economics

CALL�FOR�CONTRIBUTOR

Page 2: Sef menyapa ed2 2013

Ketua UmumAndira Barmana

Sekretaris JendralNurul Wakhidah

Redaktur Departemen Kajian SEF UGM

Shufi Al Ichsanu BrataNilawati

Nur Isnaini MasyithohM. Ibnu Thoriqul AzizNur Mutiara Sholihah

Lailul Marom

Desain dan LayoutDepartemen Media SEF UGM

Ristiani Puji LestariRofiqi Kurnia

Alamat RedaksiSekretariat

Shariah Economics ForumUniversitas Gadjah Mada,

email: [email protected]

Potensi usaha mikro ini sayangnya belum op�mal. Hal ini

terbuk� dari rendahnya �ngkat ekspor dari jenis usaha mikro yang

mendominasi Indonesia. Berdasarkan data BPS, hanya 11,8 persen dari

total UMKM yang memperoleh pembiayaan dari bank. Selain itu, lebih

dari 51 persen dari UMKM �dak memiliki badan hukum yang jelas.

Perha�an akan pen�ngnya peran pembiayaan mikro sebagai

salah satu komponen utama dalam usaha mikro semakin meningkat

seiring munculnya inisiasi Millenium Development Goals yang tujuan

pertamanya adalah eradicate extreme poverty and hunger. Oleh karena

itu, microfinance menjadi perha�an utama dari perkembangan sosio‐

ekonomi masyarakat �dak hanya di Indoensia tetapi juga dunia.

Obaidullah (2008) dalam ar�kelnya, “Islamic Microfinance

Development Challenges and Ini�a�ves”, menyebutkan persamaan

antara microfinance dan Islamic finance terletak pada nilai‐nilai Islam

seper� e�ka, moral, sosial, dan spiritual yang juga menjadi faktor‐faktor

yang relevan dalam mendorong terwujudnya kesetaraan dan keadilan.

Keduanya mendukung pen�ngnya financial inclusion melalui

entrepreneurship dan risk‐sharing melalui partnership finance dengan

melibatkan golongan miskin untuk turut berperan dalam ak�vitas

ekonomi.

Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) adalah bentuk

usaha yang potensial di Indonesia

melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat yang didominasi oleh

kalangan menengah ke bawah.

UMKM menjadi alterna�f bisnis

yang saat ini tengah menjamur.

Menurut sensus ekonomi yang

dilakukan BPS tahun 2006 di Indonesia,

badan usaha terdiri dari 83,27% usaha

mikro, 15,81% kecil, dan sisanya adalah usaha besar serta bisnis lainnya.

SEBUAH PENGANTAR,

SEF MENYAPA Edisi III. 20131

Page 3: Sef menyapa ed2 2013

Dalam rangka milad SEF UGM ke‐13 dan JMME ke‐17, SEF dan JMME mengadakan sarasehan keluarga besar

SEF dan JMME yang juga dihadiri oleh alumni lintas angkatan pada Sabtu, 25 Mei 2013 di selasar FEB UGM.

Acara dimulai ba'da isya dengan bacaan �lawah yang dilanjutkan dengan sambutan oleh masing‐masing Ketua

JMME‐Ihwan Addin Mufaqih dan Ketua SEF UGM‐Muhammad Andira Barmana.

REP RTASEO

JMME dan SEF di usianya kini diharapkan akan terus

berkarya dan mengembangkan dakwah serta

keilmuan khususnya di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

SEF yang jauh masih belia diharapkan terus belajar,

menggali pengalaman, dan memperbaiki diri ke

depan. Keeratan yang terjalin antara SEF dan JMME ini

pun �dak dapat terlepas dari nilai historis lahirnya SEF

dari sebuah divisi di JMME yang kini telah tumbuh

berkembang sebagai organisasi dan kelompok studi

yang berdiri sendiri. Meskipun demikian, diharapkan

sinergi antara SEF dan JMME dapat terus berlanjut.

� Acara in� sarasehan berupa sharing alumni

yang diisi oleh mbak Azizi serta dimoderatori oleh

Hafizh Asri. Diskusi berfokus pada kehidupan dan

kontribusi mahasiswa pasca kuliah. Di sinilah mbak

Azizi menantang peserta sarasehan untuk berbagi

mimpi dan cita‐cita kelak setelah keluar dari SEF dan

perguruan �nggi untuk tetap berkontribusi. Salah

s e o ra n g p e s e r ta d e n ga n p e n u h s e m a n gat

menyampaikan impiannya menjadi dosen/akademisi

dalam bidang Ekonomi Syariah di FEB UGM mengingat

saat ini S1 FEB UGM belum memiliki Jurusan Ekonomi

Islam sehingga cita‐cita tersebut menjadi harapan

bersama mengingat pen�ngnya pengembangan

ekonomi syariah secara keilmuan.

� Selepas sharing, hadirin disuguhi special

performance dari pengurus harian SEF dan JMME yang

menampilkan musikalisasi puisi serta drama teatrikal.

Sorak sorai, gelak tawa, maupun keseriusan menyimak

penampilan turut mewarnai selama pertunjukan

berlangsung. Suasana ini menambah kehangatan

keluarga besar SEF dan JMME dalam acara malam

sarasehan.

Sarasehan menginjak acara puncak yang

ditunggu‐tunggu se�ap tahun, yakni tumpengan dan

makan bersama. Baki‐baki besar berisi tumpeng nasi

kuning dengan lauk pauk serta sayur gudangan lengkap

pun habis disantap bersama. Suasana kekeluargaan yang

amat kental pun terasa. Sarasehan SEF JMME ini

diharapkan akan terus menjadi sebuah refleksi

perjalanan keluarga yang terus berkarya menapaki

usianya. (kajian)

MILAD SEF UGM DAN JMME

2

Page 4: Sef menyapa ed2 2013

Berbicara mengenai ekonomi, maka kita akan membahas

cara mencapai kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan.

Terutama kemiskinan, hal ini menjadi bahasan yang tidak

ada habisnya. Kesenjangan antara orang miskin dan orang

kaya semakin terlihat jelas. Hal ini berkaitan erat dengan

sistem keuangan yang digunakan yaitu keuangan

konvensional yang berbasis hanya pada golongan

konglomerat.

Menyadari adanya kekurangan pada sistem yang digunakan,

pertengahan abad ke-20 atau sekitar tahun 1970-an mulai

dikembangkan sistem keuangan mikro (microfinance).

Microfinance didefinisikan sebagai suatu upaya untuk

memberikan jasa keuangan dengan sasaran segmen

masyarakat mikro sebagai objek pelayanannya. Hal ini

bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Namun,

microfinance konvensional seperti ini justru memiliki

kelemahan, yaitu masalah pengembalian dana dari debitur

yang notabene adalah orang miskin. Jika usaha mereka gagal,

bunga yang mereka tanggung akan semakin membengkak

sehingga menyebabkan keterpurukan.

Pencerahan pun datang. Tahun

1990-an mulai diperkenalkan

sistem Islamic microfinance yang

berlandaskan pada prinsip-

prinsip syariah Islam seperti

BMT (Baitul Mal wat tamwil),

koperasi syariah, dan asuransi

syariah. Sistem ini memiliki

konsep bentuk pembiayaan yang

disertai tanggung jawab sosial.

Dengan demikian, Is lamic

microfinance memiliki dua misi

sekaligus dalam satu kemasan,

m i s i s o s i a l ( d u n i a ) y a i t u

mengentaskan kemiskinan dan

m i s i s p i r i t u a l ( a k h i r a t ) ,

menegakkan syariat Islam.

Dipandang dari misi sosial, keuangan

mikro Islam mempunyai tujuan untuk

mengentaskan kemiskinan dengan

sebenar-benarnya. Hal ini terlihat dari

pembiayaan pinjaman yang tidak

mengenakan sistem bunga sehingga

debitur tidak mengalami kesulitan

mengembalikan dana. Pengenaan

tambahan biasanya disepakati terlebih

dahulu dimuka agar adil bagi kedua

pihak baik kreditur maupun debitur.

Tambahan ini juga semata-mata untuk

kelangsungan usaha kreditur serta biaya

administrasi. Kegiatan atau proyek yang

dilaksanakan merupakan kegiatan yang

halal sepert i pinjaman kegiatan

produktif dan pengumpulan dana zakat.

Oleh: Akbar Yusuf Ridwanto, Akuntansi 2012

Islamic Microfinance:

Two

Missions in

One Package

3

Page 5: Sef menyapa ed2 2013

Ada pula qardul hasan yaitu perpanjangan jangka waktu

pembayaran pinjaman oleh kreditur berdasar niat baik. Selain

itu, dalam akad ini debitur hanya membayar sejumlah yang dia

pinjam tanpa tambahan apapun. Inilah letak tanggung jawab

sosial dimana kreditur yang bermaksud membantu debitur

mengatasi permasalahan keuangan atau kemiskinan tidak

membebaninya dengan bunga yang justru memperparah

keadaan si peminjam.

� Di� sisi� spiritual,� Islamic microfinance membuka

jalan bagi umat untuk melakukan kegiatan ekonominya sesuai

syariat islam. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 72

persen masyarakat di negara mayoritas muslim enggan

melakukan pinjaman karena alasan agama walaupun tersedia

banyak jasa keuangan (Honohon, 2007). Hal inilah yang

menghambat pengentasan kemiskinan juga perkembangan

sektor ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Tetapi, dengan

hadirnya solusi Islamic microfinance, seorang muslim akan

yakin dengan apa yang dipilih sebagai pembiayaan usaha yang

halal dan thoyib terutama masyarakat miskin.

Setelah menelaah tentang

I s l a m i c m i c r o fi n a n c e ,

didapatkan kesimpulan bahwa

peran keuangan mikro Islam

begitu besar mencakup misi

dunia dan akhirat. Akan tetapi,

sektor ini masih menjadi

pilihan kedua atau alternatif.

Untuk itu, digagas pemikiran

mengenai mainstreaming

Islamic microfinance, yaitu

suatu gerakan menjadikannya

sebagai mainstream, sistem

keuangan mikro dibanding

microfinance konvensional.

Keberadaan keuangan

mikro Islam sendiri telah

mendapat perhatian dari

P B B . T a h u n 2 0 0 5

d i t e t a p k a n s e b a g a i

p e r m u l a a n I s l a m i c

microfinance. Bahkan,

PBB juga menyatakan hal

ini sebagai komponen

p e n t i n g u n t u k

m e n g e n t a s k a n

kemiskinan. Oleh karena

itu, tidak ada alasan untuk

tidak mengembangkan

Islamic microfinance di

Indonesia, seiring dengan

perkembangan industri

kecil dan menengah saat

ini.

Mainstreaming Islamic Microfinance

dua misi sekaligus

dalam satu kemasan, misi sosial

(dunia)

yaitu mengentaskan

kemiskinan dan misi spiritual

(akhirat)menegakkan

syariat Islam.

4

Page 6: Sef menyapa ed2 2013

Pemanfaatan dana masjid sebagian

besar terserap pada kegiatan

operasional yaitu 37 persen. Kemudian,

sebanyak 29 persen masjid

memanfaatkan dana untuk kegiatan

lain-lain yang didominasi oleh renovasi

dan pembangunan masjid, santunan,

dana membayar penjaga masjid

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, masjid menghimpun dan mengelola dana ziswaf

(zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf) dari masyarakat. Pemanfaatan dan pengelolaan dana

masyarakat tersebut menjadi penting untuk dikaji dalam rangka mengembalikan peran masjid yang

lebih besar di masyarakat.

Dari hasil riset yang dilaksanakan oleh Departemen Riset SEF UGM, terhadap sampel

sebanyak 33 masjid yang berada di sekitar kampus UGM (± 3 km), memberikan hasil sebagai

berikut:

Permasalahan lain yang ditemukan adalah banyaknya dana ZISWAF yang

terkumpul di masjid tidak dipergunakan atau dibiarkan menganggur. Hal ini

sangatlah disayangkan melihat keadaan negara Indonesia yang masih memiliki

banyak rakyat menengah ke bawah di berbagai bagian negara. Uang yang

mengangggur tersebut seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan kesejahteraan

ummat ataupun kegiatan produktif.

5

Pengembangan

Islamic Microfinance Melalui

Pengelolaan Dana

ZISWAF Masjid

Oleh: M.Andira Barmana

Page 7: Sef menyapa ed2 2013

Dalam kondisi banyakanya dana menganggur pada masjid-masjid yang ada,

Islamic microfinance menghadapi kendala jumlah dana kelolaan

untuk pembiayaan yang kecil. Hal ini karena, masyarakat cenderung

memilih menabung di perbankan yang aman karena ada penjaminan, tetapi ketika

mereka mengajukan pembiayaan, mereka akan menuju Islamic microfinance non-bank.

Terjadi mismatch, permintaan pembiayaan lebih tinggi sedangkan DPK yg terhimpun

relatif kecil. Selain itu banyak yang tidak mencapai skala ekonomi (economic of scale),

sehingga pendapatan tidak menutupoperational cost.

Dana masj id yang menganggur dan t idak

termanfaatkan dengan baik serta Islamic microfinance yang

memiliki potensi besar dalam mengembangkan UMKM

akan tetapi memiliki kendala dalam pemerolehan dana.

Menjadi permasahalan yang harus dibahas dan diselsaikan

demi tercapainya akselerasi perkembangan lembaga

keuangan syariah. Dalam menyalurkan dana ZISWAF,

Islamic microfinance juga harus berhati-hati dalam memilih

pengelola dana atau pengguna dana. UMKM menjadi target

utama bagi Islamic microfnance dalam melakukan

pembiayaan, hal ini disebabkan UMKM merupakan usaha

yang bergerak dalam sektor riil, dan usaha yang dapat

mensejahterakan masyarakat luas. UMKM memiliki peran

strategis dalam mempercepat pendistribusian kekayaan, hal

ini dapat dilihat dari jumlah UMKM yang terdapat di

Indonesia yang mengisi 93 persen sektor riil, serta

d i b u k t i k a n d e n g a n k e m a m p u a n U M K M u n t u k

mempertahankan perekonomian Indonesia terutama pada

saat terjadi krisis global.

Jika kita analisis secara lebih mendalam, ketika Islamic microfinance menyalurkan

dananya kepada UMKM, UMKM tersebut akan tumbuh dan berkembang. Tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh UMKM juga semakin meningkat sehingga lapangan kerja bertambah dan

pengagguran berkurang.

Islamic Microfinance

I s lamic microfinance

adalah lembaga keuangan mikro

syariah yang dapat berbentuk

BMT (Baitul Maal wat Tamwil)

ataupun KJKS (Koperasi Jasa

Keungan Syariah) yang dalam hal

ini merupakan lembaga yang

memiliki potensi besar untuk

berkembang, akan tetapi masih

memiliki masalah dalam berbagai

hal, terutama masalah pendanaan.

ShadaqahInfaq

Zakat MaalWakaf uang

masjid

Pengelolaan danaPenyaluran dana

Usaha mikroUsaha Kecil

Usaha menengah

Islamic Microfinance

Sektor riil

6

Page 8: Sef menyapa ed2 2013

Islamic Microfinance dalam pengelolaan ZISWAF

Selama ini, banyak yang menganggap bahwa dana ZISWAF yang terdapat di masjid tidak

boleh dipergunakan selain kegiatan operasional masjid, untuk itu mindset dan pemikiran masyarakat

akan hal ini seharusnya diubah, sehingga dana ZISWAF dapat dipergunakan untuk kegiatan produktif.

� Islamic microfinance akan bertindak sebagai pengelola dana dan pihak Masjid akan berperan

sebagai penyalur dana. Adapun akad yang digunakan oleh Islamic microfinance dalam mengelola dana

tersebut sebagai berikut:

Microfinanace dalam bentuk koperasi

memiliki peran strategis dalam perluasan

lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

B e n t u k k o n k r i t t e r c e m i n p a d a

pengembangaan Baitul Maal dengan

memanfaatkan optimalisasi zakat, infaq,

sedeqah dan waqaf (ZISWAF) yang akan

bermuara kepada pengurangan jumlah

penduduk miskin dan mendorong mereka

melakukan kegiatan usaha produktif yang

berkesinambungan. Disini nilai Islamic

microfinance dapat berperan sebagai agent of

asset distribution untuk memberdayakan

ekonomi ummat.

Islamic microfinance akan bertidak

sebagai Nazir dalam mengelola dana

wakaf. Nazir adalah pihak yang

menerima harta benda wakaf dari

w a k i f u n t u k d i k e l o l a d a n

dikembangkan sesuai dengan

p e r u n t u k k a n n y a . D a l a m

pengelolaan wakaf, harta benda

wakaf tidak dapat berkurang untuk

itu pengelola harus profesional

sehingga Islamic microfinance yang

a k a n m e n j a d i N a z i r h a r u s

p r o f e s i o n a l , A k u n t a b e l d a n

terpercaya.

Yang menjadi perhatian dalam melaksanakan pengelolaan dana ZISWAF tersebut adalah bagaimana

Islamic microfinance dapat menggunakan dana tersebut untuk kegiatan produktif, sehingga memiliki

efek multiplier kesejahteraan bagi masyarakat. Dana ZISWAF yang terkumpul di masjid sejatinya

adalah dana masyarakat yang harus dikembalikan untuk kesejahteraan ummat, sehingga dengan

menyalurkaan kekayaan ummat tersebut terhadap sektor produktif distribusi kekayaan dan aset antar

masyarakat akan semakin merata.

Pihak Islamic microfinance merupakan pihak yang mengalami kekurangan dana (defisit)

sementara masjid selaku pengelola dana ZISWAF merupakan pihak yang kelebihan dana (surplus),

maka untuk menciptakan adanya keseimbangan dan pemerataan kesejahteraan, kedua pihak tersebut

perlu dipertemukan dan disinergikan.

1. 2.

7

Page 9: Sef menyapa ed2 2013

Selasa, 7 Mei 2013, Kajian Kontemporer SEF

UGM kembali digelar di selasar FEB UGM

pada pukul 16.00-18.00. Tema yang diangkat

a d a l a h T h e L o a n S h a r k v s . I s l a m i c

Microfinance: Membangun Ketahanan

Finansial Secara Inklusif. Kajian tersebut

m e n g h a d i r k a n d u a p e m b i c a r a , y a i t u

Mohammad Bekti Hendrie Anto, S.E, M.Sc.

(dosen dan peneliti di P3EI UII) dan Dr.

Mamduh M. Hanafi, M.B.A., Ph.D. (dosen FEB

UGM), serta moderator oleh M. Ibnu Thorikul

Aziz dari Ilmu Ekonomi 2012

Pada dasarnya, keuangan mikro itu

ada untuk melayani pihak-pihak yang tidak

terlayani dari pihak konvensional. Mikro

Islam ada berdasarkan prinsip-prinsip

keutamaan Islam. Lalu, mengapa dibutuhkan

Mikro Islam?

1. Pertimbangan Agama

2. Alasan sosial dan ekonomi dengan

fokus utamanya adalah usaha mikro

kecil-menengah dan kemiskinan

Muncul beberapa permasalahan di antaranya lack of collateral, lack of good

management and performance, and small scale bussiness. Hal-hal inilah yang menjerat UMK

pada loan shark atau yang lebih familiar disebut rentenir.

Saat ini muncul trend yakni bank besar masuk ke microfinance dengan membentuk

koperasi di desa-desa. Islamic Microfinance, pelaku utamanya adalah BMT. BMT merupakan

sebuah lembaga yang unik. Di masa Rasulullah sudah ada baitul maal untuk menghimpun zakat

dan baitul taam untuk mengorganisasi kegiatan bisnis. Segala bentuk kegiatan muamalah yang

tidak dilarang, diperbolehkan. BMT ini merupakan bentuk usaha semacam koperasi dengan

adanya persamaan value koperasi terhadap value dalam Islam.

Efektivitas pengelolaan BMT menarik untuk dikaji. Dalam rangka menghadapi rentenir,

BMT normatifnya adalah lembaga yang never become loan shark , high spirit and motivation,

plenty of strategy, and huge potential of funding.

Solusi dari bagaimana BMT menjadi sebuah badan produktif adalah dengan membuat

bankable secara alamiah dengan beberapa cara yakni memperbanyak alternatif bentuk

pembayaan, mengurangi resiko, dan mengurangi asimetri informasi.

Potensi dana terbesar adalah waqaf, sadaqa, zakat, dan IDB fund. Sedangkan, hambatan-

hambatan yang mungkin ada dalam berjalannya kegiatan BMT:

Legal dan regulatory framework

Wholesaler of microfinance

Capacity and inatitutional building

Management

GCG (tata kelola yang lemah)

Visi dan misi yang tidak sejalan dengan debitur

Dari segala bentuk hambatan ini,

perlu perhatian dan perbaikan yang

berkelanjutan dengan membangun

integrasi bersama, menyatukan tekad, dan

membuktikan kepada dunia bahwa mikro

Islam adalah rahmatan lil alamain-rahmat

bagi semesta alam. (intan-kajian)Kajian Kontemporer:Loan Shark vs Islamic Microfinance

REP RTASEO

8

Page 10: Sef menyapa ed2 2013

Aku

ntan

si 2

011

Wacana kenikan harga BBM selalu menuai pro kontra. Salah

satu permasalahan dari kebijakan ini adalah penyaluran subsidi

pemerintah. Dengan adanya penghematan yang dilakukan melalui

pengurangan subsidi BBM, pemerintah menyalurkan program pro

rakyat dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun, BLT

dipandang dapat menimbulkan tingginya sikap konsumtif dan

ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah jika BLT diberikan

secara terus-menerus. Hal inilah yang memicu lahirnya Bantuan

Langsung Sementara (BLSM). Akan tetapi, efektif atau tidak BLSM

masih dipertanyakan berbagai pihak.

Apabila kita melihat dari beragam

produk keuangan syariah ada yang lebih

bermanfaat dari BLT yaitu, Keuangan Mikro

Islam (KMI). KMI berbeda dengan kredit mikro

yang hanya berkutat pada pinjaman untuk rakyat

miskin. KMI meliputi tabungan, asuransi,

pinjaman, dan produk keuangan syariah lainnya

y a n g d i t u j u k a n u n t u k m a s y a r a k a t

berpenghasilan rendah. Pasar keuangan mikro

syariah di Amerika Serikat saat ini diprediksi

mencapai 1 miliar dolar AS. Dengan kredit limit

berdasarkan keuangan mikro BMT yang sebesar

0-5 juta rupiah tentunya lebih besar dari besar

dana BLT yang hanya sebesar Rp 100.000,00-Rp

150.000,00 per keluarga yang dibagikan per

bulan. KMI pada persyaratannya tidak ada

pengecualian bagi rakyat miskin yang akan

meminjam, terkait pada kemampuan peminjam

untuk mengembalikan uang pinjaman.

Ole

h: D

hoki

y M

usto

fa A

kbar

BB

M Naik:

Ban

tuan

Lan

gsu

ng Tu

nai

atau

Keuangan

9

Page 11: Sef menyapa ed2 2013

Dalam hal asuransi, ada banyak produk asuransi yang dapat

ditawarkan oleh pemerintah kepada rakyat miskin. Beberapa jenis asuransi

yang cukup dibutuhkan bagi rakyat miskin adalah asuransi kesehatan,

asuransi jiwa, dan asuransi properti bagi mereka yang memiliki rumah di

daerah rawan kebakaran. Hampir setengah dari kemiskinan dunia terjadi di

negara-negara muslim. Salah satu alasannya adalah penolakan mereka

pada bunga berbasis pinjaman. Tentunya hal itu juga berlaku disini, tidak

hanya dilihat dari segi riba saja, melainkan sifatnya yang memberatkan

karena pada bunga berbasis pinjaman akan membuat jumlah uang yang

harus dikembalikan menjadi lebih besar dari pinjaman di awal. KMI dalam

sifat pengeloalaan dananya juga lebih jelas. Dalam pelaksanaanya, KMI

diawasi oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga milik pemerintah yang

mengelola dana. Lain halnya dengan BLT yang tidak jelas hilirnya, karena

uang tunai diberikan begitu saja kepada masyarakat dan terkadang tidak

jelas status penerimanya.

Pangsa pasar keuangan mikro syariah atau KMI, 80 persennya dikuasai oleh pembiayaan

murabahah. Hal ini diharapkan dapat membuktikan bahwa KMI mampu memberikan manfaat,

karena membuat rakyat miskin menjadi lebih produktif apabila barang-barang yang digunakan dalam

transaksi murabahah adalah barang-barang untuk keperluan usaha, bukan hanya sekadar untuk

dikonsumsi. Untuk lebih meningkatkan perilaku produktif ketimbang konsumtif terkait murabahah

dapat diguanakn suatu aturan yang hanya memperbolehkan barang-barang untuk tujuan usaha.

Sehingga, diharapkan tidak ada penyalahgunaan pada layanan KMI yang disediakan oleh pemerintah

nantinya.

Oleh karena itu, sudah saatnya bagi pemerintah untuk memikirkan penerapan KMI untuk

rakyat miskin. Sebab jika dilihat dari segi manfaat, KMI memiliki keunggulan dalam

sistemperputaran dana yang lebih jelas. Sehingga, bantuan yang diberikan pemerintah tidak “hilang”

begitu saja, tetapi juga memberikan kontribusi bagi masyarakat dan negara.

Hal yang d ikatakan

sebagai memelihara

rakyat miskin bukan

berar� “memanjakan”,

tetapi lebih kepada

m e m b e r d a y a k a n .

Bangsa Indonesia �dak

a k a n b e r k e m b a n g

apabila rakyatnya hanya

bermental pengemis,

seharusnya yang lebih

dibudayakan adalah

mental untuk produk�f.

Mikro Islam?

10

Page 12: Sef menyapa ed2 2013

In This Wilderness

Life seems like a wide oceanthat you have to look beyond single thing to understand

Life is that wild seaover the wild waves the tides that callthe tides that fallasleep, the tides keep dreaming ofevery eye, every heart,to see its deepest sideas if,the deepest way of life

Look, those little fishesone you may give a name, Nemoas this little fellow's trying to strive for lifeacross the wide wild world in the waterlooking for the truth of life

At the endlittle Nemo learns no difference between friends or foewhen all you know is how to satisfythe hunger of the greedsthen, go ahead, little fishchange yourself into a loan sharkeat your own fellowall but for the sake of your own

Are human beings the wild sharkand shall we kill each otheror shall we fill each othermay the questions remain stillin this wilderness of life***

Najma, Nurisma