53
KARET O L E H : Disusun Untuk Memenuhi Tugas Material Teknik Semester 2 AGAM SURYA R. ( 31601 300 722 ) UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG PROGAM TEKNIK INDUSTRI Agam Surya Real @Agam_SR

Presentasi Karet

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Karet

KARETO L E H :

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Material Teknik Semester 2

AGAM SURYA R. ( 31601 300 722 )

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

PROGAM TEKNIK INDUSTRI

Agam Surya Real@Agam_SR

Page 2: Presentasi Karet

TEKNOLOGI LATEKS ALAM IRADIASI

Teknologi Lateks Alam Iradiasi adalah suatu teknologi bagaimana cara membuat/memproduksi barang-barang karet dari lateks alam iradiasi. Saat ini ada lima cara membuat barang-barang karet dari lateks alam iradiasi, yaitu dengan cara celup, cara tuang, cara semprot, cara pelapisan dan dengan cara pembusaan. Secara rinci adalah sebagai berikut :Pembuatan barang karet dengan cara celup. Cetakan dimasukkan ke dalam lateks alam iradiasi, kemudian lateks yang menempel pada cetakan dikeringkan, selanjutnya dilepas dari cetakannya. Barang-barang karet yang dihasilkan dengan cara celup ini mempunyai ketebalan di bawah 0,5 mm. Barang karet tersebut adalah sarung tangan, balon, kondom, dll.

Pembuatan barang karet dengan cara tuang. Lateks alam iradiasi dituangkan ke dalam cetakan, kemudian setelah lateks yang melekat pada cetakan kering, dilepas. Barang-barang karet yang dihasilkan dengan cara tuang ini mempunyai ketebalan di atas 0,5 mm, misalnya topeng, perlak bayi

Pembuatan barang karet dengan cara semprot. Lateks alam iradiasi disemprotkan melalui lubang kecil, kemudian lateks yang keluar dari lubang kecil tersebut digumpalkan, dicuci dan dikeringkan. Cara ini hanya bisa dikerjakan oleh industri menengah atau besar, karena biasanya menggunakan peralatan yang serba otomatis. Barang karet yang dihasilkan berupa benang karet.

Page 3: Presentasi Karet

Proses pelapisan dengan lateks alam iradiasi. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melapisi suatu benda, yaitu dengan cara mengulaskan lateks alam iradiasi. Dan yang lain dengan cara menyemprotkan lateks ke permukaan benda. Cara pertama dapat dilakukan di industri tekstil, yaitu pelapisan kain.

Pembuatan barang karet dengan cara pembusaan. Lateks alam iradiasi diberi bahan pembusa kemudian diaduk sampai lateks tersebut berbentuk busa, lalu dalam keadaan berbusa lateks digumpalkan. Barang karet yang dihasilkan adalah karet busa.

Keuntungan Pengolahan dan Teknologi Lateks Alam lradiasi

Dari hasil penelitian, baik skala laboratorium, maupun skala pabrik dan uji coba pada industri rumah tangga menunjukkan bahwa keuntungan/keunggulan dalam pengolahan dan teknologi lateks alam iradiasi bila dibandingkan dengan lateks alam proses vulkanisasi belerang adalah sebagai berikut :Hemat bahan kimia (hanya 2 macam bahan kimia yang dipergunakan), hemat energi panas, dan hemat waktu serta dapat disimpan dalam waktu 6 bulan lebih (lateks alam vulkanisasi belerang hanya dapat disimpan sekitar 3 minggu).

Page 4: Presentasi Karet

Tidak mengandung bahan karsinogen (penyebab penyakit kanker), tidak beracun (toxical), tidak mengandung protein alergen (penyebab alergi pada tubuh manusia), produk karet tidak berbau tajam dan lebih elastis. Apabila produk karet dari lateks alam iradiasi ini dibakar, gas sulfur dioksida hanya 1/20 lebih rendah dari pada karet proses vulkanisasi belerang.

Lebih mudah didegradasi oleh alam, karena energi aktivasinya rendah, sehingga produk karet dari lateks alam iradiasi tidak mencemari dan akrab dengan lingkungan.

Page 5: Presentasi Karet

Lateks pekatBiasanya merupakan bahan untuk pembuatan barang yang tipis dan bermutu tinggi.

Karet bongkahBerasal dari Karet remah yang di keringkan dan di kilang menjadi bandela - bandela dengan ukuran yang di tentukan.

Karet spesifikasi teknis (Crumb Rubber)Merupakan Karet yang dibuat secara khusus. Sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya di daarkan pada sifat - sifat teknis. Karet ini di kemas dalam bongkah - bongkah kecil dengan berat dan ukuran seragam.

Karet ban(Tyre Rubber)Merupakam karet setengah jadi, sehingga bisa langsung di gunakan oleh konsumen, seperti untuk membuat Ban

Karet reklaim (Reclaimed Rubber)Adalah karet yang di Daur ulang dari karet bekas, seperti bekas roda - roda karet berjalan pabrik, bekas Ban mobil. Karet ini di usahakan pertama kali pada tahun 1848 olehAlexander Parkes. Kelebihan karet reklim adalah: daya lekatnya bagus, kokoh, awet dan tahan lama, relatif lebih tahan terhadap bensin dan minyak pelumas di bandingkan dengan karet alam yang baru di buat. Tetapi kekurangannya adalah: kurang kenyal, dan kurang tahan gesekan.

Page 6: Presentasi Karet

Faktor di kebun (jenis klon, system sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).

Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prokoagulasi, musim kemarau kedaan lateks tidak stabil).

Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).

Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu). Kualitas air dalam pengolahan. Bahan bahan kimia yang digunakan. Komposisi lateks.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lateks

Page 7: Presentasi Karet

Lateks pekat merupakan bahan baku pembuatan benang karet. Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.

Lateks Pekat

Page 8: Presentasi Karet

Lateks pekat adalah salah satu jenis ekspor karet alam Indonesia yang tergolong dalam harga paling tinggi dibanding jenis karet ekspor lainnya seperti RSS (Ribbed Smoked ) dan TSR (Technically Specifid Rubber ).

Lateks pekat dibuat dari olahan lateks kebun (DRC 25-40%) dengan proses pemekatan hingga kadar karet kering (DRC) menjadi lebih besar dari 60%.

Page 9: Presentasi Karet

1. Untuk memperoleh kadar karet kering (DRC) 60%

2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi . 3. Untuk mengetahui jumlah air yang ditambahkan

pada pengenceran lateks sampai kadar yang diketahui .

4. Lateks yang pekat akan lebih seragam mutunya dan lebih sesuai untuk pengolahan barang dari karet yaitu benang karet.

Tujuan dari pemekatan lateks antara lain adalah:

Page 10: Presentasi Karet

Prinsip pembuatan lateks pekat berdasarkan pada perbedaan berat jenis antara partikel karet dengan serum.

Serum mempunyai berat jenis lebih besar daripada partikel karet, berat jenis serum yaitu 1,024 sedangkan partikel karet hanya 0,904. Akibatnya, partikel karet akan naik ke permukaan dan serum akan terkumpul di lapisan bawah dalam proses pembuatan lateks pekat.

Pengolahan Lateks Pekat

Ada 2 macam lateks pekat yang biasa dijual di pasaran. Yang pertama adalah creamed lateks atau di Indonesia dikenal dengan nama lateks dadih. Sedangkan yang ke 2 adalah centrifuged lateks atau disebut lateks sentrifugasi.

Page 11: Presentasi Karet

Bila menginginkan lateks pekat yang dibuat bermutu tinggi, maka syaratnya harus menggunakan bahan baku lateks yang masih segar dan baik. Pengawasan mulai dari penyadapan sampai pengumpulan di kebun dan di lanjutkan dengan pengiriman lateks segar ke tempat pengolahan mutlak di butuhkan Zat antikoagulan ditambahkan pada mangkuk penyadapan dan tempat pengumpulan lateks di kebun. Hal ini penting sekali untuk mempertahankan kesegaran lateks yang akan dibuat lateks pekat. Bila terjadi prokoagulasi pada lateks, maka bahan ini sudah tidak baik untuk diolah menjadi lateks pekat.

Untuk maksud ini dapat digunakan ammonia. Penambahan gas ammonia memungkinkan lateks pekat tahan di simpan dalam waktu yang cukup lama.

Page 12: Presentasi Karet

Karet

Page 13: Presentasi Karet

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil.

Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia.

Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.

Tanaman Karet

Page 14: Presentasi Karet

Beberapa Jenis tanaman yang menghasilkan Karet

Page 15: Presentasi Karet

Jenis karetAda dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, dan bisa saling menutupi kelemahan masing-masing.

Bahan olah karetyaitu bahan mentah yang digunakan untuk pengolahan di pabrik. Terdiri dari lateks kebun, lembar angin, lapisan (slab) tipis, gumpalan (lump) segar. Semuanya berasal langsung dari pohon karet atau telah mengalami proses pengolahan yang minimal oleh penyadap.

Karet alam konvensionalyaitu karet yang telah diolah dari bahan lateks alami. Secara garis besar terdiri atas 2 golongan yaitu lembaran (sheet) dan lembaran tebal (crepe). Dalam Green book yang di terbitkan oleh International Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC) ada beberapa jenis:Ribbed smoked sheet (RSS) White creep dan pale creepEstate Brown Crepe Compo CrepeThin Brown Crepe Remills Thick Blanket Crepe AmberPlat Bark Crepe Pure Smoked Blanket CrepeOff Crepe

Page 16: Presentasi Karet

Karet SintetisKaret sintetis untuk kegunaan umum: SBR (Styrene Butadiene Rubber), BR (Butadiene Rubber) atau PR (Polybutadiene Rubber), IR (Isoprene Rubber).Karet sintetis untuk kegunaan khusus, seperti karet yang memiliki ketahanan terhadap minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi, dan kedap gas. Diantaranya IIR (Isobutene Isoprene Rubber), NBR (Nytrite Butadine Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan EPR (Etylene Propylene Rubber).

Manfaat karet sintetisDisebabkan kelebihannya dibandingkan karet alam, seperti tahan minyak, karet ini banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR mempunyai kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket, sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban  kendaraan bermotor, pembalut kabell liistrik serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.

Page 17: Presentasi Karet

 

Karet Alam

Karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. setelah penemuan proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan, seperti sol sepatu, telapak ban, dll.

Salah satu sifat karet alam yang sampai saat ini sulit disaingi oleh sintetik ialah kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan juga rendah, dan sifat ini sangat diperlukan untuk barang jadi karet (vulkanisat) yang kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban truk dan ban pesawat terbang. Tetapi karet alam mempunyai kelemahan yang mengakibatkan mulai digemarinnya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan terhadap panas dan minyak.

Page 18: Presentasi Karet

 Karet SintetikDimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis karet sintetik dengan berbagai karakteristiknya, dan terus bertambah.Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga boleh dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain selain menggunakan karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk berbagai keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan2 karet alam yang menyebabkan para ilmuwan berusaha keras untuk menciptakan jenis-jenis karet sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam, antara lain

Page 19: Presentasi Karet

1. SBR dengan berbagai variasinya2. IR dengan berbagai variasinya3. NBR dengan berbagai variasinya4. EPDM dengan berbagai variasinya5. Neoprene dengan berbagai variasinya6. Butyl dengan berbagai variasinya7. Hypalon dengan berbagai variasinya8. Silicone dengan berbagai variasinya9. Urethane dengan berbagai variasinya10.Fluorocarbon (viton) dengan berbagai variasinya, dan masih banyak jenis karet lainnya yang terus bermunculan.

Page 20: Presentasi Karet

Keuntungan: daya pantul, tegangan putus dan tahanan kikisnya cukup bagus, demikian pula flexibility pada suhu rendah

Kekurangan: tahanan terhadap ozon dan cahaya matahari sangat jelek, daya tahan terhadap minyak dan pelarut juga sangat sedikit.Secara umum SBR hampir menyamai semua sifat karet alam dan harganya termasuk murah. Sekalipun secara fisik SBR lebih clear dibanding karet alam, SBR sedikit lebih tahan panas. SBR divulkanisasi dengan cara tradisional. SBR tidak digunakan untuk pembuatan “carcass” pada ban karena tidak mempunyai sifat mudah lengket (tack). Karet SBR dari polimerisasi “dingin” (5°C) kekuatannya lebih baik dibanding SBR “panas” dan hampir menyamai karet alam. Tetapi di dalam proses pembuatannya, konversi dari monomer ke polimer hanya 60% dibanding 70% pada polimerisasi panas (50°C)..

 Pemakaian karet SBR memberikan keuntungan & kerugian sbb:

Page 21: Presentasi Karet

Kebanyakan karet SBR mengandung 23.5% stirene dan ada yang sudah ditambah bahan vulkanisasi untuk mengurangi “die swell” seperti jenis 1009 dan 1018 dar polimerisasi panas. Seri SBR ada yang bersifat “staining”, tidak cocok untuk produk warna cerah dan “non staining” cocok untuk produk warna cerah.Karet SBR seri 1600 dibuat dengan cara mencampurkan latex SBR dengan dispersi carbon black lalu digumpalkan, disaring dan dikeringkan. Salah satu jenis SBR dari seri 1600, diproduksi dengan cara menambahkan sedikit bahan pelunak minyak ke dalam latex dengan bantuan bahan pengemulsi

Page 22: Presentasi Karet

Struktur Kimia Karet Polyisoprena adalah gabungan dari unit – unit monomer hydrocarbon C5H8 (isoprene) yang membentuk rantai panjang dan jumlahnya sangat banyak.

Karet alam adalah makro molekul polyisoprena yang bergabung dengan ikatan kepala ke ekor. Konfigurasi dari polimer ini adalah konfigurasi ”cis” dengan susunan ruang yang teratur, sehingga rumus dari susunan karet adalah 1,4 cis polyisoprena.

Page 23: Presentasi Karet

Kelebihan yang dimiliki karet alam dibandingkan karet sintetis adalah : a. Memiliki daya elastisitas dan daya lenting sempurna. b. Memiliki plastisasi yang baik sehingga pengolahannya

mudah. c. Mempunyai daya aus yang tinggi. d. Tidak mudah panas (low heat bid up), dan e. Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan

Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis

Karet sintetis memiliki kelebihan untuk beberapa keadaan :

a. Tahan terhadap berbagai zat kimia. b. Harga cenderung bisa dipertahankan supaya tetap

stabil. c. Pengiriman atau suplai karet sintetis jarang

mengalami kesulitan yang sulit diharapkan dari pengiriman atau suplai karet alam.

Page 24: Presentasi Karet

Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar)

Karet konvensional (RSS, white crepes, dan pale crepe) Lateks pekat Karet bongkah atau block rubber (SIR 5, SIR 10, dan SIR

20) Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber Karet siap olah atau tyre rubber Karet reklim atau reclaimed rubber

Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah :

Page 25: Presentasi Karet

Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga

dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite.

Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 99 oC, melunak pada 130 oC dan terurai sekitar 200 oC.

Sifat isolasi listriknya berbeda karena pencampuran dengan aditif. Larut dalam benzen. Tidak larut dalam air.

Sifat-Sifat Karet Alam

Sifat kimia Mudah teroksidasi oleh udara . Bila dibakar

lateks alam akan berubah menjadi CO2 dan H2O.

Page 26: Presentasi Karet

Komposisi Kimia Karet Alam

Page 27: Presentasi Karet

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam industri seperti mesin-mesin pengerak

Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain ban mobil, tetapi juga ditemukan dalam sekelompok produk-produk komersial termasuk sol sepatu, segel karet, insulasi listrik, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, bahan-bahan pembungkus logam, aksesoris olah raga dan lain-lain

Penggunaan Karet Alam

Page 28: Presentasi Karet

Vulkanisasi Karet

Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini.

Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (naturalrubber ) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer  alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.Saat ini jumlah produksi dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet sintetis. Kedua jenis karet ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik, tidak mudah panas dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis lebih tahan terhadap berbagai bahan kimia dan harganya relatif stabil.Contoh karet sintetis  yang banyak digunakan yaitu styrene butadiene rubber (SBR)

Page 29: Presentasi Karet

Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linear mengalami reaksi sambung silang (crosslinking) sehingga menjadi molekul polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi.

Reaksi merubah karet yang bersifat plastis (lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang dirujuk sebagai vulkanisasi karet.

Vulkanisasi

Page 30: Presentasi Karet

Bahan kimia tersebut terdiri atas : bahan kimia pokok dan bahan kimia tambahan.

Bahan kimia pokok adalah bahan kimia yang diperlukan dalam setiap kompon karet, seperti bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat, bahan pengaktif, bahan pelunak, bahan antioksidan dan bahan pengisi.

Bahan kimia tambahan adalah bahan kimia yang hanya ditambahkan pada pembuatan barang karet tertentu, seperti bahan pewarna, bahan peniup, bahan pencegah pravulkanisasi, bahan pewangi dan bahan penunjang.

Bahan Kimia Karet

Page 31: Presentasi Karet

Bahan pemvulkanisasi Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis. Selain belerang bahan- bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi sinar gamma, serta uretan juga dapat digunakan

Bahan Kimia Penyusun Kompon Karet

Page 32: Presentasi Karet

Bahan Pemercepat Reaksi Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat

lambat. Dalam dunia industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga menambah biaya.

Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Contoh-contoh : MBT,MBTS,DPG,TMT,HBS, dan lain-lain

Page 33: Presentasi Karet

Bahan Penggiat Fungsi bahan penggiat adalah menambah

cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet.

Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan pengiat yang paling banyak dipakai

Page 34: Presentasi Karet

Bahan antioksidan dan antiozon Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari

kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak- retak, dan lentur

Page 35: Presentasi Karet

antioksidan merupakan senyawa kimia, misalnya PBN,MB 4010, dll

Antiozon yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88.

Page 36: Presentasi Karet

Bahan Pelunak Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yang cukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatik, terpinus, lilin parafin, faktis, damar, dan bitumen

Page 37: Presentasi Karet

Bahan Pengisi Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain : 1. Bahan pengisi yang tidak aktif. Yang hanya menambah

kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan barit.

Page 38: Presentasi Karet

Karet Lembaran Asap Bergaris

Karet lembaran asap bergaris (bahasa Inggris Ribbed Smoked Sheet (RSS)) adalah salah satu jenis produk olahan yang berasal dari lateks/getah tanaman karet Hevea brasiliensis yang diolah secara teknik mekanis dan kimiawi denganpengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya memenuhi standard The Green Book dan konsisten . Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran (sheet) melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan . Beberapa faktor penting yang memengaruhi mutu akhir pada pengolahan RSS diantaranya adalah pembekuan atau koagulasi lateks , pengasapan dan pengeringan. Karet lembaran asap bergaris digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan ban kendaraan bermotor, khususnya jenis ban radialGambar  karet lembaran asap bergaris.

Disebutribbed karena adanya motif bergaris-garis di permukaannya

Page 39: Presentasi Karet

Karet sit asap (bahasa Inggris: Ribbed Smoked Sit (RSS)) adalah salah satu jenis produk olahan yang berasal dari lateks/getah tanaman karet Hevea brasiliensis yang diolah secara teknik mekanis dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya memenuhi standard The Green Book dan konsisten. Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran sit melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi mutu akhir pada pengolahan RSS diantaranya adalah pembekuan atau koagulasi lateks, pengasapan dan pengeringan. Karet sit asap digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan ban kendaraan bermotor, khususnya jenis ban radial.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengolahan sit antara

lain : Lateks yang berasal dari tumbuhan muda, pada umumnya menghasilkan karet sit yang lekat atau lengkat, lembek serta mudah mengalami pemuluran saat digantung dalam kamar asap. Kemudian, lateks yang berasal dari tanaman yang sudah lama tidak disadap, menghasilkan karet sit yang mudah sobek/rapuh

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 40: Presentasi Karet

Kebersihan lateks :

mulai dari kebun hingga pabrik pengolahan harus senantiasa dijaga agar diperoleh hasil produk yang sesuai dengan standard. Terutama untuk peralatan penyadapan termasuk pisau sadap, talang lateks, mangkuk, ember pengumpul dan alur sadap sendiri, harus bebas dari kotoran serta slab sisa penyadapan sebelumnya. Untuk tangki penerima yang jauh dari pabrik hendaknya ditambahkan bahan anti koagulan seperti amoniak. Penambahan antikoagulan diusahakan tidak melebihi batas yang ditetapkan untuk mencegah pemakaian asam semut yang terlalu banyak pada proses pembekuan. Pada saat pengangkutan sebaiknya dihindari dari sinar matahari serta panas berlebih untuk menghindai prakoagulasi serta pembentukan gelembung. maju yang tidak tepat atau 

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 41: Presentasi Karet

Pemberian bahan penggumpal(koagulan) seperti : asam yang berlebih atau terlalu banyak akan menyebabkan koagulum menjadi keras dan sulit untuk digiling, sedangkan jika pemberian kurang maka koagulum akan menjadi lunak, membubur atau tetap encer (tidak menggumpal). Dalam proses penggumpalan, larutan asam dimasukkan perlahan-lahan secara merata, kemudian diaduk perlahan hingga homogen (seragam). 

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 42: Presentasi Karet

Tebal karet sit ,  yang tidak merata dapat disebabkan karena pencampuran lateks dan asam yang tidak seragam, pemberian asam yang tidak cukup, lateks terlalu encer, atau letak bak yang miring. Gelembung gas yang timbul dalam karet sit dapat disebabkan karena penggumpalan terjadi terlalu cepat dengan menggunakan asam yang berlebih, atau asam yang terlalu pekat, penyaringan yang kurang baik, waktu penggumpalan terlalu lama dan kurang sempurna. Apabila lateks telah menggumpal sempurna, maka diatas gumpalan tersebut digenangi air untuk mencegah terjadinya oksidasi dengan udara yang dapat mengakibatkan timbulnya bercak-bercak hitam pada permukaan koagulum. karena kecepatan

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 43: Presentasi Karet

Penggilingan sit , dilakukan untuk memisahkan sebagian besar air yang terkandung dalam gumpalan. Dengan penggilingan permukaan sit akan menjadi semakin besar, sehingga akan mempercepat pengeringan. Kecepatan penggilingan berbeda-beda antara satu rol dengan rol lainya, semakin maju maka kecepatan rol berikutnya akan lebih besar kecuali pada rol terakhir yang berpola, putaran menjadi lebih kecil. Kecepatan giling serta jarak antar celah dapat mempengaruhi hasil gilingan sit.

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 44: Presentasi Karet

 Proses pengasapan Karet lembaran asap bergaris dalam kamar asap

PengasapanTujuan pengasapan adalah untuk mengeringkan lembaran, memberi warna khas cokelat dan menghambat pertumbuhan jamur pada permukaan . asap yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan jamur pada permukaan lembaran karet. Hal ini disebabkan asap mengandung zat antiseptik yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme]. suhu yang digunakan di dalam kamar asap adalah sebagai berikut :Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar asap sekitar 40-45 oC.Hari kedua, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 50-55 oC.Hari ketiga sampai berikutnya, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 55-60 oC.Pada hari pertama dibutuhkan asap yang lebih banyak untuk pembentukan warna Untuk memperbanyak asap dapat digunakan jenis kayubakar (umumnya menggunakan kayu karet) yang masih basah. Pada hari kedua lembaran harus dibalik untuk melepaskan lembaran yang lengket terhadap gantar dan juga agar sisi lain lembaran bisa terkena asap sehingga pengasapan merata. Mulai hari ketiga dan seterusnya yang dibutuhkan adalah panas guna memperoleh tingkat kematangan yang tepat

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 45: Presentasi Karet

SortasiLembaran yang telah matang dari kamar asap diturunkan kemudian ditimbang dan dicatat dalam arsip produksi. Proses sortasi dilakukan secara visual berdasrkan warna, kotoran, gelembung udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Secara umum lembaran diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting. Cutting merupakan potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau terdapat gelembung udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN LEMBARAN

Page 46: Presentasi Karet

RSS 1Kelas ini harus memenuhi persyaratan yaitu, lembaran yang dihasilkan harus benar-benar kering, bersih, kuat, tidak ada cacat tidak berkarat, tidak melepuh serta tidak ada benda-benda pengotor. Jenis RSS 1 tidak boleh ada garis-garis pengaruh dari oksidasi, lembaran lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua serta terbakar. Bila terdapat gelembung-gelembung berukuran kecil (seukuran jarum pentul) masih diperkenankan, asalkan letaknya tersebar merata. Pembungkusan harus baik agar tidak terkontaminasi jamur. Tetapi, bila sewaktu diterima terdapat jamur pada pembungkusnya, masih dapat diizinkan asalkan tidak masuk ke dalam karetnya.

KELAS MUTU

Page 47: Presentasi Karet

RSS 2Kelas ini tidak terlalu banyak menuntut kriteria.  Standar RSS 2 hasilnya harus kering, bersih, kuat, bagus, tidak cacat, tidak melepuh dan tidak terdapat kotoran. Lembaran tidak diperkenankan terdapat noda atau garis akibat oksidasi, lembaran lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua serta terbakar. Lembaran kelas ini masih menerima gelembung udara serta noda kulit pohon yang ukurannya agak besar (dua kali ukuran jarum pentul). Zat-zatdamar dan jamur pada pembungkus, kulit luar bandela atau pada lembaran di dalamnya masih dapat ditorerir. Tetapi bila sudah melebihi 5% dari bandela, maka lembaran akan ditolak.

KELAS MUTU

Page 48: Presentasi Karet

RSS 3Standar karet RSS 3 harus kering, kuat, bagus, tidak cacat, tidak melepuh dan tidak terdapat kotoran. Bila terdapat cacat warna, gelembung udara besar (tiga kali ukuran jarum pentul), ataupun noda-noda dari kulit tanaman karet, masih ditorerir. Namun, tidak diterima jika terdapat noda atau garis akibat oksidasi, lembaran lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua serta terbakar. Jamur yang terdapat pada pembungkus kulit luar bandela serta menempel pada lembaran tidak menjadi masalah, asalkan jumlahnya tidak melebihi 10% dari bandela dimana contoh diambil.[

RSS 4Standar karet RSS 4 harus kering, kuat, tidak cacat, tidak melepuh serta tidak terdapat pasir atau kotoran luar.[Yang diperkenankan adalah bila terdapat gelembung udara kecil-kecil sebesar 4 kali ukuran jarum pentul, karet agak rekat atau terdapat kotoran kulit pohon asal tidak banyak. Mengizinkan adanya noda-noda asalkan jernih. Lembaran lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi dan karet terbakar tidak bisa diterima. Bahan damar atau jamur kering pada pembungkus kulit bagian luar bandela serta pada lembaran, asalkan tidak melebihi 20% dari keseluruhan masih mungkin untuk kelas RSS 4.

KELAS MUTU

Page 49: Presentasi Karet

RSS Karet yang dihasilkan harus kokoh, tidak terdapat kotoran atau benda asing, kecuali yang diperkenankan.  Dibanding dengan kelas RSS yang lain RSS 5 adalah yang terendah standarnya. Bintik-bintik, gelembung kecil, noda kulit pohon yang besar, karet agak rekat, kelebihan asap dan sedikit belum kering masih termasuk dalam batas toleransi.  Bahan damar atau jamur kering pada pembungkus kulit bagian luar bandela serta pada lembaran, asalkan tidak melebihi 30% dari keseluruhan masih mungkin untuk kelas RSS 5. Pengeringan pada suhu tinggi dan bekas terbakar tidak diperkenankan untuk jenis kelas ini 

KELAS MUTU

Page 50: Presentasi Karet

Kenapa Karet Dapat Mulur ???

karena terdiri atas molekul-molekul mulur. Karet gelang, misalnya dapat mulur karena tiap molekulnya sendiri memiliki bangun seperti karet gelang mini.Molekul-molekul karet memiliki bentuk seperti cacing panjang, kurus yang karena malas suka mengambil posisi bergelung tetapi dapat dijadikan lurus apabila ditarik tepat pada bagian-bagian kepala serta ekor mereka. Sepotong karet pada hikikatnya seperti sekaleng cacing yang semuanya saling belit sampai kusut. Namun molekul-molekulnya tidak saling terikat secara kuat, sehingga ketika dihangatkan masing-masing dapat saling selip dan  ini menyebabkan karet mentah akan bergedebuk keras sewaktu dijatuhkan ke lantai. Maka karet mentah sangat belum memenuhi syarat untuk dijadikan ban mobil.

Page 51: Presentasi Karet

Untuk itulah manusia turun tangan untuk merekatkan molekul-molekul tersebut. Mereka menggunakan proses sederhana yang disebut vulkanisasi, yakni memanaskan karet bersama-sama dengan belerang (sulfur). Atom-atom belerang membentuk jembatan-jembatan diantara molekul-molekul karet, yang memungkinkan mereka ditarik dengan jauh tetapi tetap ingin kembali keposisi semula. Itu sebabnya karet olahan bersifat elastis. Molekul-molekulnya bisa mulur tetapi jembatan-jembatan penghubung selalu menuntut mereka kembali.

Vulkanisasi menjadikan karet mentah yang lunak, rapuh dan lengket cukup kuat dan kenyal untuk digunakan sebagai ban mobil. Proses tersebut ditemukan pada tahun 1839 oleh Charles Goodyear (1800-1860)-betul-, Goodyear-lah yang namanya di abadikan sebagi merek ban terkenal, yang telah 10 tahun mencoba-coba menemukan cara membuat karet lebih kokoh. Suatu ketika ia tidak sengaja menumpahkan sedikit campuran cairan karet mentah dan belerang ke atas tungku yang masih panas dan ternyata tumpahan itu berubah menjadi sebuah karet yang kuat dan elastis

Page 52: Presentasi Karet

Dan Apa yang membuatnya hangat?

Ketika kita meregangkan karet gelang itu, kita mengerahkan energi ke dalamnya dan energi itu menghangatkan. Energi tersebut berasal dari otot, maka kita perlu menyantap makanan berkalori untuk menggantikan energi yang telah dikeluarkannya.

Ketika sebuah karet gelang direnggangkan, itu menyebabkan molekul-molekul merenggang dengan tatanan yang lebih teratur, seperti berbaris daripada ketika sedang tidak direnggangkan, ketika molekul-molekulnya sedang duduk meringkuk bermalas-malasan dengan arah tidak beraturan. Itu sebabnya untuk menjadi teratur molekul-molekul karet memerlukan energi lebih banyak-untuk menjadi lebih panas-dibandingkan ketika molekul molekul sedang santai.

Page 53: Presentasi Karet