12
Aljabar Boolean 1. Aljabar Boolean Aljabar Boole adalah 1. Suatu jenis simbol-simbol yang ditemukan oleh George Boole untuk memanipulasi nilai-nilai kebenaran logika secara aljabar 2. Suatu struktur aljabar yang operasi-operasinya memenuhi aturan-aturan tertentu. Secara umum, aljabar boole didefinisikan sebagai suatu himpunan dengan operasi β€œ β‹€ β€œ, β€œ ⋁ ”, dan β€œβ‡β€ (atau β€ž ) serta elemen 0 dan 1 yang ditulis sebagai ,∨,∧, ⇁ ,0,1 atau ,∨,∧, β€², 0,1 maka untuk setiap x,y,xβ€Ÿ,yβ€Ÿ ∈ yang memenuhi sifat-sifat berikut : 1. Hukum Komutatif a. ∨ = ∨ b. ∧ = ∧ 2. Hukum Assosiatif a. ∨ ∨ = ∨ (∨) b. ∧ ∧ = ∧ (∧) 3. Hukum Distributif a. ∨ ∧ = ∨ ∧ (∨) b. ∧ ∨ = ∧ ∨ (∧) 4. Hukum Identitas a. ∨ 0= b. ∧ 1= 5. Hukum Negasi (komplemen) a. ∨ β€² =1 b. ∧ β€² =0 6. Hukum Idempoten a. ∨ = b. ∧ = 7. Hukum Ikatan a. ∨ 1=1 b. ∧ 0=0 8. Hukum Absorbsi a. ∧ ∨ = b. ∨ ∧ = 9. Hukum De Morgan a. ∨ β€² = β€² βˆ§β€² b. ∧ β€² = β€² βˆ¨β€² 2. Fungsi Boolean Misal B = ,∨,∧, β€², 0,1 adalah aljabar boolean. Suatu fungsi Boolean n variabel adalah fungsi f : B n B Fungsi Boolean disebut sederhana jika B = {0,1}, jadi, f : {0,1} n {0,1} Masukannya adalah {0,1} n dan keluaran fungsi adalah {0,1}.

Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Aljabar Boolean

1. Aljabar Boolean

Aljabar Boole adalah

1. Suatu jenis simbol-simbol yang ditemukan oleh George Boole untuk memanipulasi nilai-nilai

kebenaran logika secara aljabar

2. Suatu struktur aljabar yang operasi-operasinya memenuhi aturan-aturan tertentu.

Secara umum, aljabar boole didefinisikan sebagai suatu himpunan dengan operasi β€œβ‹€ β€œ, β€œ ⋁ ”, dan

β€œβ‡β€ (atau β€ž ) serta elemen 0 dan 1 yang ditulis sebagai 𝐡,∨,∧,⇁ ,0,1 atau 𝐡,∨,∧, β€², 0,1 maka untuk

setiap x,y,xβ€Ÿ,yβ€Ÿ ∈ 𝐡 yang memenuhi sifat-sifat berikut :

1. Hukum Komutatif

a. π‘₯ ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ π‘₯

b. π‘₯ ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ π‘₯

2. Hukum Assosiatif

a. π‘₯ ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = π‘₯ ∨ (𝑦 ∨ 𝑧)

b. π‘₯ ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = π‘₯ ∧ (𝑦 ∧ 𝑧)

3. Hukum Distributif

a. π‘₯ ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = π‘₯ ∨ 𝑦 ∧ (π‘₯ ∨ 𝑧)

b. π‘₯ ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = π‘₯ ∧ 𝑦 ∨ (π‘₯ ∧ 𝑧)

4. Hukum Identitas

a. π‘₯ ∨ 0 = π‘₯

b. π‘₯ ∧ 1 = π‘₯

5. Hukum Negasi (komplemen)

a. π‘₯ ∨ π‘₯ β€² = 1

b. π‘₯ ∧ π‘₯ β€² = 0

6. Hukum Idempoten

a. π‘₯ ∨ π‘₯ = π‘₯

b. π‘₯ ∧ π‘₯ = π‘₯

7. Hukum Ikatan

a. π‘₯ ∨ 1 = 1

b. π‘₯ ∧ 0 = 0

8. Hukum Absorbsi

a. π‘₯ ∧ 𝑦 ∨ π‘₯ = π‘₯

b. π‘₯ ∨ 𝑦 ∧ π‘₯ = π‘₯

9. Hukum De Morgan

a. π‘₯ ∨ 𝑦 β€² = π‘₯β€² ∧ 𝑦′

b. π‘₯ ∧ 𝑦 β€² = π‘₯β€² ∨ 𝑦′

2. Fungsi Boolean

Misal B = 𝐡,∨,∧, β€², 0,1 adalah aljabar boolean.

Suatu fungsi Boolean n variabel adalah fungsi f : Bn B

Fungsi Boolean disebut sederhana jika B = {0,1}, jadi, f : {0,1}n {0,1}

Masukannya adalah {0,1}n dan keluaran fungsi adalah {0,1}.

Page 2: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Operasi Not, And dan Or dalam logika dipandang sebagai fungsi boolean dari {0,1}2 {0,1}

Fungsi Not : {0,1}2 {0,1} didefinisikan sebagai

π‘π‘œπ‘‘ π‘₯ = 0, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ = 11, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ = 0

Fungsi ini biasanya ditulis ⇁(x)

Fungsi And : {0,1}2 {0,1} didefinisikan sebagai

𝐴𝑛𝑑 π‘₯ = 1, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ = 𝑦 = 10, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘‘π‘Žπ‘› 𝑦 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘–π‘›

Fungsi Or : {0,1}2 {0,1} didefinisikan sebagai

π‘‚π‘Ÿ π‘₯ = 0, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ = 𝑦 = 01, π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘₯ π‘‘π‘Žπ‘› 𝑦 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘–π‘›

Contoh 1 :

Nyatakan penghubung XOR (eksklusif Or) dalam fungsi {0,1}2 {0,1}

Penyelesaian :

Penghubung XOR (simbol ⨁) mirip dengan penghubung β€œatau” (v). Akan tetapi, jika kedua kalimat

penyusunnya benar maka hasilnya salah.

p q p v q π‘β¨π‘ž

T T T F

T F T T

F T T T

F F F F

Jika T dinyatakan dengan 1 dan F dengan 0 maka dapat dinyataka dengan tabel masukan/keluaran

sebagai berikut :

p q π‘β¨π‘ž

1 1 0

1 0 1

0 1 1

0 0 0

π‘β¨π‘ž berharga 0 jika p = q dan berharga 1 jika pβ‰ q. Jika XOR dinyatakan sebagai fungsi {0,1}2

{0,1}, maka :

XOR : {0,1}2 {0,1} yang didefinisikan sebagai

𝑋𝑂𝑅 𝑝,π‘ž = 0, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑝 = π‘ž1, π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑝 β‰  π‘ž

Contoh 2 :

Perhatikan fungsi Boolean f : {0,1}3 {0,1} yang didefinisikan dengan aturan :

𝑓 π‘₯1,π‘₯2,π‘₯3 = π‘₯1 + π‘₯2 + π‘₯3 π‘šπ‘œπ‘‘ 2

Nyatakan f dengan menggunakan tabel masukan / keluaran!

Page 3: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Penyelesaian :

f(1,1,1) = (1+1+1) mod 2 = 3 mod 2 = 1

f(1,1,0) = (1+1+0) mod 2 = 2 mod 2 = 0

dan seterusnya.

Masukan Keluaran

x1 x2 x3 (x1+x2+x3) mod 2

1 1 1 1

1 1 0 0

1 0 1 0

1 0 0 1

0 1 1 0

0 1 0 1

0 0 1 1

0 0 0 0

3. Ekspresi Boolean

Ekspresi Boolean dalam n variabel x1, x2, ...,xn didefinisikan secara rekursif sebagai berikut :

a. 0 dan 1 adalah ekspresi boolean

b. x1, x2, ...,xn masing-masing adalah ekspresi boolean

c. Jika E1 dan E2 adalah ekspresi boolean maka 𝐸1 ∧ 𝐸2 , 𝐸1 ∨ 𝐸2 , 𝐸1β€² adalah ekspresi boolean

juga.

Contoh 3 : (contoh ekspresi boolean)

a. z

b. π‘₯ ∨ 𝑦

c. π‘₯ ∧ 𝑦 β€² ∨ (𝑧 β€² ∧ π‘₯)

d. π‘₯ ∨ 𝑦 ∧ (π‘₯ β€² ∨ 𝑧) ∧ 1

Contoh 4 :

Telitilah apakah kedua ekspresi Boolean di bawah ini ekuivalen

𝐸1: π‘₯𝑦 ∨ π‘₯𝑦𝑧 ∨ 𝑧 dan 𝐸2 = π‘₯𝑦 ∨ 𝑧

Penyelesaian :

Ekuivalensi ekspresi boolean dibuktikan dengan dua cara :

1. Menggunakan hukum aljabar boolean

π‘₯𝑦 ∨ π‘₯𝑦𝑧 ∨ 𝑧 = π‘₯𝑦(1 ∨ 𝑧) ∨ 𝑧 hukum distributif

= π‘₯𝑦. 1 ∨ 𝑧 hukum ikatan

= π‘₯𝑦 ∨ 𝑧 hukum identitas

Karena E2 bisa diperoleh dari E1 maka dapat disimpulkan E1 = E2

Page 4: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

2. Menggunakan tabel masukan/ keluaran

x y z xy xyz E1 = π‘₯𝑦 ∨ π‘₯𝑦𝑧 ∨ 𝑧 E2 = π‘₯𝑦 ∨ 𝑧

1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1

1 0 1 0 0 1 1

1 0 0 0 0 0 0

0 1 1 0 0 1 1

0 1 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 1 1

0 0 0 0 0 0 0

4. Bentuk Normal Disjungtif (DNF)

Ekspresi boolean yang hanya terdiri dari satu variabel disebut literal. Sedangkan ekspresi boolean

yang terdiri dari n variabel x1, x2, ...,xn yang merupakan gabungan dari beberapa literal yang

dihubungkan dengan " ∧ " disebut minterm.

Contoh 5 :

Buatlah tabel masukan/keluaran fungsi literal f : {0,1}2 {0,1} yang didefinisikan sebagai

𝑓 π‘₯,𝑦 = 𝑦′

Penyelesaian :

x y y'

1 1 0

1 0 1

0 1 0

0 0 1

Contoh 6 :

Tentukan apakah ekspresi-ekspresi di bawah ini merupakan minterm dalam 3 variabel x,y,z

a. xyβ€Ÿzβ€Ÿ

b. xzβ€Ÿ

c. xyxβ€Ÿz

Penyelesaian :

a. Merupakan minterm dalam x, y dan z karena memuat literal x, y dan z.

b. Bukan minterm dalam x, y dan z karena tidak memuat literal y.

c. Bukan minterm karena x muncul dalam 2 literal yaitu x dan xβ€Ÿ.

Page 5: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Contoh 7 :

Buatlah tabel untuk ekspresi Boolean E dalam 3 variabel x,y, dan z

E = π‘₯′𝑦𝑧′ ∨ π‘₯𝑦′𝑧′ ∨ π‘₯𝑦′𝑧 ∨ π‘₯𝑦𝑧′

x y z x'yz' xy'z' xy'z xyz' E

1 1 1 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 0 1 1

1 0 1 0 0 1 0 1

1 0 0 0 1 0 0 1

0 1 1 0 0 0 0 0

0 1 0 1 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

Contoh 8 :

Jadikan ekspresi 𝐸 = π‘₯ ∨ 𝑦𝑧 β€² (𝑦𝑧)β€² dalam bentuk DNF

Penyelesaian :

Nilai kebenaran dari ekspresi diatas adalah sebagai berikut :

x y z yz' x v yz' yz (yz)' E

1 1 1 0 1 1` 0 0

1 1 0 1 1 0 1 1

1 0 1 0 1 0 1 1

1 0 0 0 1 0 1 1

0 1 1 0 0 1 0 0

0 1 0 1 1 0 1 1

0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 1 0

Nilai E = 1 terjadi pada baris 2,3,4,dan 6 yang masing-masing bersesuaian dengan minterm xyzβ€Ÿ,

xyβ€Ÿz, xyβ€Ÿzβ€Ÿ dan xβ€Ÿyzβ€Ÿ sehingga 𝐸 = π‘₯𝑦𝑧′ ∨ π‘₯𝑦′𝑧 ∨ π‘₯𝑦′𝑧′ ∨ π‘₯′𝑦𝑧′

Contoh 9 :

Carilah bentuk DNF dengan menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean untuk ekspresi di bawah

ini :

a. 𝑝′ ∨ π‘ž (dalam 2 variabel p dan q)

b. π‘π‘ž ∨ π‘β€²π‘Ÿ ∨ π‘žπ‘Ÿ (dalam 3 variabel p,q dan r)

Penyelesaian :

a. 𝑝′ ∨ π‘ž = 𝑝′. 1 ∨ 1.π‘ž

= 𝑝′ π‘ž ∨ π‘žβ€² ∨ 𝑝 ∨ 𝑝′ π‘ž

= π‘β€²π‘ž ∨ π‘β€²π‘žβ€² ∨ (π‘π‘ž ∨ π‘β€²π‘ž)

= π‘β€²π‘ž ∨ π‘β€²π‘žβ€² ∨ π‘π‘ž

b. π‘π‘ž ∨ π‘β€²π‘Ÿ ∨ π‘žπ‘Ÿ = π‘π‘ž π‘Ÿ ∨ π‘Ÿβ€² ∨ 𝑝′ π‘ž ∨ π‘žβ€² π‘Ÿ ∨ 𝑝 ∨ 𝑝′ π‘žπ‘Ÿ

= π‘π‘žπ‘Ÿ ∨ π‘π‘žπ‘Ÿβ€² ∨ π‘β€²π‘žπ‘Ÿ ∨ π‘β€²π‘žβ€²π‘Ÿ ∨ (π‘π‘žπ‘Ÿ ∨ π‘β€²π‘žπ‘Ÿ)

= π‘π‘žπ‘Ÿ ∨ π‘π‘žπ‘Ÿβ€² ∨ π‘β€²π‘žπ‘Ÿ ∨ π‘β€²π‘žβ€²π‘Ÿ

Page 6: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

5. Komplemen Fungsi

Fungsi komplemen berguna untuk menyederhanakan fungsi boolean. Fungsi komplemen dari suatu

fungsi yaitu fβ€Ÿ yang dapat dicari dengan dua cara berikut :

A. Cara pertama : menggunakan hukum De Morgan

Hukum De Morgan untuk dua buah variabel x1 dan x2 adalah

i) π‘₯1 + π‘₯2 β€² = π‘₯1β€²π‘₯2β€²

ii) π‘₯1. π‘₯2 β€² = π‘₯1β€²+π‘₯2β€²

Contoh 10 :

Misalkan 𝑓 π‘₯, 𝑦, 𝑧 = π‘₯(𝑦 ′𝑧 β€² + 𝑦𝑧) maka

𝑓′ π‘₯, 𝑦, 𝑧 = (π‘₯ 𝑦 ′𝑧′ + 𝑦𝑧 )β€²

= π‘₯ β€² + (𝑦 ′𝑧′ + 𝑦𝑧)β€²

= π‘₯ β€² + 𝑦 ′𝑧′ β€². (𝑦𝑧)β€²

= π‘₯ β€² + 𝑦 + 𝑧 . (𝑦 β€² + 𝑧 β€²)

B. Cara kedua : menggunakan prinsip dualitas

Mengubah + βˆ™ , βˆ™ +, 1 0, dan 0 1

Contoh 11 :

𝑓 π‘₯,𝑦, 𝑧 = π‘₯(𝑦 ′𝑧′ + 𝑦𝑧) maka dual dari f adalah π‘₯ + 𝑦 β€² + 𝑧 β€² (𝑦 + 𝑧)

Maka komplemenkan tiap literal (variabel) fungsinya

𝑓′ = π‘₯β€² + 𝑦 + 𝑧 (𝑦′ + 𝑧′)

Jadi 𝑓 β€²(π‘₯, 𝑦, 𝑧) = π‘₯β€² + 𝑦 + 𝑧 (𝑦′ + 𝑧′)

6. Bentuk Kanonik (Baku)

Ada dua macam bentuk yaitu :

1. Penjumlahan dari hasil kali (Sum Of Product atau SOP)

2. Perkalian dari hasil jumlah (Product Of Sum atau POS)

Contoh 12 :

1. f(x, y, z) = xβ€Ÿyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ + xyz SOP

Setiap suku (term) disebut minterm

2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + yβ€Ÿ + z)(x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ)(xβ€Ÿ + y + zβ€Ÿ)(xβ€Ÿ + yβ€Ÿ + z) POS

Setiap suku (term) disebut maxterm

Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap

Minterm Maxterm

x y Suku Lambang Suku Lambang

0

0

1

1

0

1

0

1

xβ€Ÿyβ€Ÿ

xβ€Ÿy

xyβ€Ÿ

x y

m0

m1

m2

m3

x + y

x + yβ€Ÿ

xβ€Ÿ + y

xβ€Ÿ + yβ€Ÿ

M0

M1

M2

M3

Page 7: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Minterm Maxterm

x y z Suku Lambang Suku Lambang

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

xβ€Ÿyβ€Ÿzβ€Ÿ

xβ€Ÿyβ€Ÿz

xβ€žy zβ€Ÿ

xβ€Ÿy z

x yβ€Ÿzβ€Ÿ

x yβ€Ÿz

x y zβ€Ÿ

x y z

m0

m1

m2

m3

m4

m5

m6

m7

x + y + z

x + y + zβ€Ÿ

x + yβ€Ÿ+z

x + yβ€Ÿ+zβ€Ÿ

xβ€Ÿ+ y + z

xβ€Ÿ+ y + zβ€Ÿ

xβ€Ÿ+ yβ€Ÿ+ z

xβ€Ÿ+ yβ€Ÿ+ zβ€Ÿ

M0

M1

M2

M3

M4

M5

M6

M7

Contoh 13 :

Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan POS.

x y z f(x, y, z)

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

0

1

0

0

1

Penyelesaian:

(a) SOP

Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100,

dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah

f(x, y, z) = xβ€Ÿyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ + xyz

atau (dengan menggunakan lambang minterm),

f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 = (1, 4, 7)

(b) POS

Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010,

011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah

f(x, y, z) = (x + y + z)(x + yβ€Ÿ+ z)(x + yβ€Ÿ+ zβ€Ÿ)

(xβ€Ÿ+ y + zβ€Ÿ)(xβ€Ÿ+ yβ€Ÿ+ z)

atau dalam bentuk lain,

f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)

Page 8: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Contoh 14 :

Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + yβ€Ÿz dalam bentuk kanonik SOP dan POS.

Penyelesaian:

(a) SOP

x = x(y + yβ€Ÿ)

= xy + xyβ€Ÿ

= xy (z + zβ€Ÿ) + xyβ€Ÿ(z + zβ€Ÿ)

= xyz + xyzβ€Ÿ + xyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ

yβ€Ÿz = yβ€Ÿz (x + xβ€Ÿ)

= xyβ€Ÿz + xβ€Ÿyβ€Ÿz

Jadi f(x, y, z) = x + yβ€Ÿz

= xyz + xyzβ€Ÿ + xyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ + xyβ€Ÿz + xβ€Ÿyβ€Ÿz

= xβ€Ÿyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ + xyβ€Ÿz + xyzβ€Ÿ + xyz

atau f(x, y, z) = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 = (1,4,5,6,7)

(b) POS

f(x, y, z) = x + yβ€Ÿz

= (x + yβ€Ÿ)(x + z)

x + yβ€Ÿ = x + yβ€Ÿ + zzβ€Ÿ

= (x + yβ€Ÿ + z)(x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ)

x + z = x + z + yyβ€Ÿ

= (x + y + z)(x + yβ€Ÿ + z)

Jadi, f(x, y, z) = (x + yβ€Ÿ + z)(x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ)(x + y + z)(x + yβ€Ÿ + z)

= (x + y + z)(x + yβ€Ÿ + z)(x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ)

atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)

Konversi Antar Bentuk Kanonik

Misalkan

f(x, y, z) = (1, 4, 5, 6, 7)

dan f β€Ÿadalah fungsi komplemen dari f,

f β€Ÿ(x, y, z) = (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3

Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk POS:

f β€Ÿ(x, y, z) = (f β€Ÿ(x, y, z))β€Ÿ = (m0 + m2 + m3)β€Ÿ

= m0β€Ÿ . m2β€Ÿ . m3β€Ÿ

= (xβ€Ÿyβ€Ÿzβ€Ÿ)β€Ÿ (xβ€Ÿy z’)β€Ÿ (xβ€Ÿy z)β€Ÿ

= (x + y + z) (x + yβ€Ÿ + z) (x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ)

Page 9: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

= M0 M2 M3

= (0,2,3)

Jadi, f(x, y, z) = (1, 4, 5, 6, 7) = (0,2,3).

Kesimpulan: mjβ€Ÿ = Mj

Contoh 15 :

Nyatakan

f(x, y, z)= (0, 2, 4, 5) dan

g(w, x, y, z) = (1, 2, 5, 6, 10, 15)

dalam bentuk SOP.

Penyelesaian:

f(x, y, z) = (1, 3, 6, 7)

g(w, x, y, z)= (0, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14)

Contoh 16 :

Carilah bentuk kanonik SOP dan POS dari f(x, y, z) = yβ€Ÿ + xy + xβ€Ÿyzβ€Ÿ

Penyelesaian:

(a) SOP

f(x, y, z) = yβ€Ÿ + xy + xβ€Ÿyzβ€Ÿ

= yβ€Ÿ (x + xβ€Ÿ) (z + zβ€Ÿ) + xy (z + zβ€Ÿ) + xβ€Ÿyzβ€Ÿ

= (xyβ€Ÿ + xβ€Ÿyβ€Ÿ) (z + zβ€Ÿ) + xyz + xyzβ€Ÿ + xβ€Ÿyzβ€Ÿ

= xyβ€Ÿz + xyβ€Ÿzβ€Ÿ + xβ€Ÿyβ€Ÿz + xβ€Ÿyβ€Ÿzβ€Ÿ + xyz + xyzβ€Ÿ + xβ€Ÿyzβ€Ÿ

atau f(x, y, z) = m0+ m1 + m2+ m4+ m5+ m6+ m7

(b) POS

f(x, y, z) = M3 = x + yβ€Ÿ + zβ€Ÿ

7. Rangkaian Logika

Aplikasi aljabar boolean meliputi :

a. Rangkaian Listrik / Jaringan Listrik / Switching Network

Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah status yaitu : buka dan tutup.

Jenis Gambar

Saklar Terbuka

0

Saklar Tertutup

1

Rangkaian Seri p q

𝑝 ∧ π‘ž(= π‘π‘ž)

Rangkaian Pararel

𝑝 ∨ π‘ž(= 𝑝 + π‘ž)

Page 10: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

Contoh 17 :

Page 11: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir

b. Rangkaian Logika

Komputer dan peralatan elektronik lain dibuat dari sejumlah rangkaian logika. Rangkaian

logika menerima masukan dan keluaran berupa pulsa-pulsa listrik yang dapat dipandang sebagai

0 atau 1. Elemen dasar dari rangkaian logika adalah gerbang logika (logic gate) dan setiap

gerbang mengimplementasikan sebuah operasi Boolean.

Page 12: Aljabar Boolean.pertemuan Terakhir