20
41 BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR INDUSTRI Bab ini merupakan inti dari studi dimana akan dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder menggunakan kerangka analisis yang sesuai agar dapat mencapai sasaran-sasaran penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini akan mempermudah dalam menarik kesimpulan mengenai sektor industri apa saja yang memiliki keterkaitan, besaran keterkaitan yang terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterkaitan antar industri, serta dukungan dan potensi dukungan yang dimiliki Kota Batam yang dapat mendorong terbentuknya keterkaitan antar industri asing dan industri lokal di wilayah studi. 4.1 Identifikasi Keterkaitan Antar Industri Subsektor industri yang memiliki keterkaitan antara industri asing dan industri lokal di Kota Batam dapat diidentifikasi menggunakan tiga indikator yang menyatakan terjadinya keterkaitan, yakni (1) penggunaan barang produk industri lokal sebagai bahan baku industri asing, (2) penggunaan tenaga kerja lokal oleh industri lokal, dan (3) masuknya investasi baru dalam bentuk industri lokal baru sebagai reaksi terhadap permintaan bahan baku dari industri asing. Keberadaan keterkaitan subsektor industri pada tiap indikator akan mempengaruhi besaran keterkaitan yang terjadi pada subsektor industri terkait. Setelahnya akan dilakukan analisis mengenai faktor yang mempengaruhi perbedaan besaran keterkaitan. Indikator pertama dalam menyatakan keberadaan keterkaitan antar industri yakni penggunaan barang produksi dari industri lokal sebagai bahan baku bagi industri asing menunjukkan keberadaan keterkaitan pada tiga dari enam subsektor industri, yakni pada subsektor industri kertas, mesin, dan elektronika. Subsektor industri yang memiliki keterkaitan terbesar adalah subektor industri mesin dengan keterkaitan mencapai 100 persen, disusul oleh subsektor industri elektronika (82,5 persen), dan subsektor industri kertas (70,6 persen). Subektor industri besi baja

BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

  • Upload
    lamnhan

  • View
    218

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

41

BAB 4

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR INDUSTRI

Bab ini merupakan inti dari studi dimana akan dilakukan analisis terhadap

data-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder menggunakan

kerangka analisis yang sesuai agar dapat mencapai sasaran-sasaran penelitian

yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini akan mempermudah dalam menarik

kesimpulan mengenai sektor industri apa saja yang memiliki keterkaitan, besaran

keterkaitan yang terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterkaitan

antar industri, serta dukungan dan potensi dukungan yang dimiliki Kota Batam

yang dapat mendorong terbentuknya keterkaitan antar industri asing dan industri

lokal di wilayah studi.

4.1 Identifikasi Keterkaitan Antar Industri

Subsektor industri yang memiliki keterkaitan antara industri asing dan

industri lokal di Kota Batam dapat diidentifikasi menggunakan tiga indikator yang

menyatakan terjadinya keterkaitan, yakni (1) penggunaan barang produk industri

lokal sebagai bahan baku industri asing, (2) penggunaan tenaga kerja lokal oleh

industri lokal, dan (3) masuknya investasi baru dalam bentuk industri lokal baru

sebagai reaksi terhadap permintaan bahan baku dari industri asing. Keberadaan

keterkaitan subsektor industri pada tiap indikator akan mempengaruhi besaran

keterkaitan yang terjadi pada subsektor industri terkait. Setelahnya akan dilakukan

analisis mengenai faktor yang mempengaruhi perbedaan besaran keterkaitan.

Indikator pertama dalam menyatakan keberadaan keterkaitan antar industri

yakni penggunaan barang produksi dari industri lokal sebagai bahan baku bagi

industri asing menunjukkan keberadaan keterkaitan pada tiga dari enam subsektor

industri, yakni pada subsektor industri kertas, mesin, dan elektronika. Subsektor

industri yang memiliki keterkaitan terbesar adalah subektor industri mesin dengan

keterkaitan mencapai 100 persen, disusul oleh subsektor industri elektronika (82,5

persen), dan subsektor industri kertas (70,6 persen). Subektor industri besi baja

Page 2: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

42

hanya memiliki keterkaitan rendah (40 persen) dan masih terbatas pada salah satu

dari dua jenis bahan baku yang dibutuhkan oleh industri asing, sementara

subsektor industri logam dan subsektor industri kendaraan dikatakan tidak

memiliki keterkaitan dikarenakan adanya perbedaan yang terjadi antara jenis

barang produksi yang dihasilkan oleh industri lokal dengan jenis bahan baku yang

dibutuhkan oleh industri asing.

TABEL IV-1

JENIS DAN VOLUME BAHAN BAKU INDUSTRI ASING SERTA

JENIS DAN VOLUME BARANG PRODUK INDUSTRI LOKAL

Subsektor

Industri

Industri asing Industri Lokal Besaran

Keterkaitan Jenis Bahan

Baku Volume

Jenis

Produk Volume

Kertas Carton board 17.000 ton Carton

board 12.000 ton 70,6%

Logam Alumunium

galvanis

750.000

m2

Alumunium

coating 200.00 m

2 -

Stainless

steel

coating

200.00 m2 -

Besi baja

Pipa baja 3.000 unit Pipa baja 1.200 unit 40%

Plat baja

40.000

unit Pipa

alumunium 1.200 unit

-

Mesin Komponen 7.300 unit Komponen 15.000

unit 100%

Elektronika Komponen 80.000

unit Komponen

66.000

unit 82,5%

Kendaraan Fibreglass 8.100 unit Komponen

logam

10.000

unit -

Sumber: Pengolahan data, 2009

Subektor industri besi baja sebenarnya memiliki peluang keterkaitan yang

baik apabila industri lokal dapat menghasilkan barang produksi sesuai dengan

kedua bahan baku yang dibutuhkan oleh industri asing asing pada subsektor

tersebut, dan dengan syarat bahwa industri lokal dapat meningkatkan volume

produksinya sehingga dapat memenuhi volume kebutuhan bahan baku industri

asing.

Page 3: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

43

TABEL IV-2

STRUKTUR TENAGA KERJA INDUSTRI LOKAL

Sektor

Industri

Asal Tenaga Kerja Besaran

Keterkaitan Lokal Luar Batam Asing

Kertas 220 - - 100%

Logam 15 - - 100%

Besi baja 8 34 - 19%

Mesin 23 - - 100%

Elektronika 52 - - 100%

Kendaraan - 28 - 0%

Sumber: Pengolahan data, 2009

Indikator kedua dalam menyatakan keberadaan keterkaitan antar industri

yakni penggunaan tenaga kerja lokal oleh industri lokal menunjukkan keberadaan

keterkaitan pada empat dari enam subsektor industri, yakni pada subsektor

industri kertas, logam, mesin, dan elektronika dimana masing-masing subsektor

memiliki keterkaitan sebesar 100 persen. Subsektor industri besi baja hanya

memiliki keterkaitan kecil yakni 19 persen sementara subsektor industri

kendaraan tidak memiliki keterkaitan sama sekali (lihat tabel IV-2).

Alasan yang dikemukakan oleh industri lokal mempekerjakan tenaga kerja

lokal yang telah tersedia di Kota Batam adalah kemudahan dalam mendapatkan

tenaga kerja dibandingkan jika harus mendatangkan dari luar Kota Batam. Selain

itu, industri lokal menganggap bahwa tenaga kerja lokal telah memiliki

keterampilan yang cukup baik dan sesuai dengan kriteria kebutuhan tenaga kerja

yang diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara, industri lokal pada subsektor

kendaraan memilih untuk mendatangkan tenaga kerja dari luar Kota Batam

dengan alasan tenaga kerja lokal dianggap masih kurang memiliki keterampilan

khusus serta ketelitian yang dibutuhkan pada industri terkait. Subektor industri

besi baja juga memberikan alasan kurangnya keterampilan tenaga kerja lokal pada

bidang industri ini, namun setidaknya subsektor industri besi baja tetap

menggunakan tenaga kerja lokal pada posisi pekerjaan yang tidak membutuhkan

Page 4: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

44

keterampilan khusus, misalnya sekretaris, resepsionis, operator telefon, dan lain

sebagainya.

Indikator ketiga dalam menyatakan keberadaan keterkaitan antar industri

yakni masuknya investasi baru dalam bentuk industri lokal baru sebagai reaksi

terhadap permintaan bahan baku dari industri asing menunjukkan keberadaan

keterkaitan pada keenam subsektor industri yang diamati (tabel IV-3). Dilihat dari

banyaknya jumlah industri lokal yang berhasil ditumbuhkan, keterkaitan terbesar

terjadi pada subsektor industri kertas dan industri elektronika (dimana satu

industri asing dapat menstimulasi tumbuhnya tujuh industri lokal). Sedangkan bila

dilihat dari perbandingan nilai investasi antara industri asing dan industri lokal,

keterkaitan terbesar terjadi pada subsektor industri besi baja, industri mesin, dan

industri logam. Bila dilihat secara kasar, dapat dikatakan ada indikasi terjadinya

multiplier effect antara indutri asing dan industri lokal.

TABEL IV-3

PERTUMBUHAN INDUSTRI ASING DAN INDUSTRI LOKAL BARU

Sektor

Industri

Pertumbuhan Industri Asing Industri Lokal

Tahun Jumlah Investasi

(US$ 000)

Tahun Jumlah Investasi

(US$ 000)

Kertas 1998 1 9.400 2004 -

2007 7 338.975

Logam 2003 -

2007 6 28.055

2003 -

2008 7 4.442.700

Besi baja 2007 1 10.000 2007 -

2008 5 6.222.425

Mesin 2004 -

2008 4 3.525

2005 -

2008 11 2.069.530

Elektronika 2005 1 400.000 2005 -

2007 7 378.522

Kendaraan 2005 -

2007 3 40.200 2007 1 513.600

Sumber: Pengolahan data, 2009

Setelah keberadaan keterkaitan pada masing-masing subsektor industri

telah teridentifikasi maka dapat dilakukan klasifikasi besaran keterkaitan yang

ditentukan berdasarkan keberadaan keterkaitan masing-masing subsektor industri

pada seluruh indikator yang digunakan. Subsektor industri yang memiliki

Page 5: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

45

keterkaitan pada ketiga indikator tergolong memiliki keterkaitan tinggi, tergolong

keterkaitan sedang jika memiliki keterkaitan pada dua indikator, dan tergolong

keterkaitan rendah apabila hanya memiliki keterkaitan pada salah satu indikator.

TABEL IV-4

BESARAN KETERKAITAN TIAP SUBSEKTOR INDUSTRI

Sektor

Industri

Keberadaan Keterkaitan Besaran

Keterkaitan Indikator

Pertama

Indikator

Kedua

Indikator

Ketiga

Kertas Ada Ada Ada Besar

Logam Tidak Ada Ada Ada Sedang

Besi baja Tidak Ada Tidak Ada Ada Kecil

Mesin Ada Ada Ada Besar

Elektronika Ada Ada Ada Besar

Kendaraan Tidak Ada Tidak Ada Ada Kecil Sumber: Pengolahan data, 2009

Berdasarkan penggolongan besaran keterkaitan tiap subsektor industri,

subsektor industri kertas, industri mesin, dan industri elektronika mampu

memenuhi ketiga indikator yang digunakan untuk menyatakan keberadaan

keterkaitan, oleh karenanya ketiga subsektor industri tersebut dinyatakan memiliki

keterkaitan yang besar. Subsektor industri logam dinyatakan memiliki keterkaitan

sedang karena hanya memenuhi dua dari tiga indikator keterkaitan yang

digunakan, sedangkan subsektor industri besi baja dan industri kendaran

dinyatakan memiliki keterkaitan rendah dikarenakan masing-masing subsektor

industri ini hanya memenuhi salah satu dari ketiga indikator keterkaitan yang

digunakan.

4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Keterkaitan

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pelaku industri asing dan industri

lokal, perbedaan pada besaran keterkaitan subsektor industri terjadi dikarenakan

pengaruh dari empat faktor utama, meliputi:

1. Siklus permintaan bahan baku industri asing yang terkait dengan siklus

produksi barang jadi industri lokal;

Page 6: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

46

2. Asal bahan baku industri asing terkait dengan target pemasaran barang

produksi industri lokal;

3. Prioritas pemilihan bahan baku industri asing terkait dengan prioritas

produksi barang jadi industri lokal; dan

4. Prioritas pemilihan tenaga kerja industri lokal.

Faktor pertama yang mempengaruhi besaran keterkaitan yang terbentuk

adalah siklus permintaan bahan baku industri asing yang terkait dengan siklus

produksi barang jadi industri lokal. Siklus yang paling sering digunakan oleh

industri dalam memasok bahan baku maupun dalam memproduksi barang jadi

adalah siklus harian, bulanan, tahunan, dan tak tentu. Kesamaan yang terjadi

antara siklus pasokan bahan baku industri asing terkait dengan siklus produksi

barang jadi industri lokal diindikasikan mendorong terjadinya keterkaitan yang

berfokus pada siklus tahunan (lihat tabel IV-5). Empat dari enam subsektor

industri lokal yang diamati ternyata menggunakan siklus tahunan dalam

menghasilkan barang jadi, sedangkan disisi lain lima dari enam subsektor industri

asing juga menggunakan siklus tahunan dalam memasok bahan baku. Hal ini

berarti siklus tahunan yang digunakan oleh industri asing memberikan peluang

keterkaitan yang dimanfaatkan oleh industri lokal dalam menghasilkan barang

produksi yang sesuai dengan jenis bahan baku yang dibutuhkan oleh industri

asing.

Perbedaan kondisi yang terjadi pada subsektor industri logam

menyebabkan subsektor industri ini menggunakan siklus harian untuk

menciptakan keterkaitan antara industri asing dan industri lokal. Hal ini

disebabkan tidak menentunya permintaan produksi yang diterima oleh industri

lokal maupun industri asing, sehingga kegiatan industri baru terjadi apabila

masing-masing industri telah menerima permintaan produksi. Kondisi ini

sebenarnya tidak ideal dan dapat menyebabkan terjadinya penumpukan

permintaan pada waktu peak season dan sebaliknya dapat menyebabkan sepinya

permintaan pada waktu lainnya.

Page 7: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

47

TABEL IV-5

KARAKTERISTIK BARANG PRODUK INDUSTRI LOKAL

DAN BAHAN BAKU INDUSTRI ASING

Subsektor

Industri

Barang Produk

Industri Lokal

Bahan Baku

Industri Asing

Siklus

Produksi

Target

Pemasaran

Siklus

Bahan Baku

Asal

Bahan Baku

Kertas Tahunan Batam Tahunan Batam

Logam Tak Tentu Batam Tak Tentu Batam

Besi baja Tahunan Batam Tahunan Batam

Mesin Harian Luar Batam Tahunan Batam

Elektronika Tahunan Batam Tahunan Batam

Kendaraan Tahunan Batam

Tahunan Luar Batam

Sumber: Pengolahan data, 2009

Subsektor industri mesin tidak menunjukkan adanya potensi keterkaitan

yang disebabkan karena industri lokal yang melakukan proses produksi dengan

siklus harian tidak sesuai dengan siklus pasokan bahan baku industri asing yang

menggunakan siklus tahunan. Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

mengingat subsektor industri mesin merupakan salah satu sektor industri yang

memiliki besaran keterkaitan tinggi. Namun demikian, menurut industri lokal

yang diwawancarai kondisi ini ternyata terjadi dikarenakan adanya kontrak

produksi yang diterima untuk memenuhi permintaan dari industri asing yang

berada di Singapura. Sedangkan industri asing pada sektor yang sama (industri

mesin) mengatakan bahwa pasokan bahan baku yang didatangkan dari luar Kota

Batam juga didasarkan pada kondisi kontrak kerja yang serupa dengan yang

dimiliki oleh industri lokal. Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh industri

asing dan industri lokal tersebut, dapat diberikan pengecualian pada subsektor

industri mesin dimana besaran keterkaitan tinggi yang dimiliki subsektor ini

kurang dipengaruhi oleh siklus permintaan bahan baku maupun siklus produksi

barang jadi.

Faktor kedua yang mempengaruhi besaran keterkaitan adalah asal bahan

baku industri asing terkait dengan target pemasaran barang produksi industri

lokal. Dari enam subsektor industri yang diamati, lima subsektor industri baik

Page 8: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

48

industri asing dan industri lokal berfokus pada pasar lokal yakni Kota Batam.

Kondisi ini menunjukkan bahwa penyediaan bahan baku industri asing dan target

pemasaran barang produksi industri lokal diutamakan kepada pasar lokal, yang

dimaksudkan untuk menekan biaya transportasi sehingga harga jual barang jadi

maupun harga beli bahan baku dapat ditekan seminimum mungkin. Minimnya

biaya transportasi berpengaruh terhadap peningkatan peluang pasar yang

dihasilkan dikarenakan harga barang yang lebih kompetitif jika dibandingkan

harus melakukan impor maupun ekspor barang dari dan menuju keluar Kota

Batam.

Industri mesin lokal yang menfokuskan pemasaran barang jadinya keluar

Kota Batam semata-mata dikarenakan kontrak produksi yang telah dijelaskan

sebelumnya. Sementara itu, industri asing yang bergerak pada subsektor

kendaraan masih mendatangkan bahan bakunya dari Singapura dikarenakan

mereka menilai bahwa barang produksi yang dihasilkan oleh industri kendaraan

lokal masih berada dibawah standar kualitas bahan baku yang mereka gunakan.

TABEL IV-6

PRIORITAS BAHAN BAKU INDUSTRI ASING

DAN PRIORITAS PRODUKSI INDUSTRI LOKAL

Kriteria Bahan Baku Industri Asing

Modus Median Prioritas

Kontinuitas 1 dan 2 2 1

Kualitas 2 2 2

Volume 3 3 3

Harga 4 3,5 4

Kriteria Barang Produk Industri Lokal

Modus Median Prioritas

Kualitas 1 1 1

Harga 2 2 2

Kontinuitas 3 3 3

Volume 4 3,5 4 Catatan: prioritas tertinggi memiliki nilai 1 sementara prioritas terendah memiliki nilai 4

Sumber: Pengolahan data, 2009

Faktor ketiga yang mempengaruhi besaran adalah prioritas pemilihan

bahan baku industri asing terkait dengan prioritas produksi barang jadi industri

Page 9: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

49

lokal. Tabel IV-6 menunjukkan bahwa prioritas pemilihan bahan baku yang

digunakan oleh industri asing adalah kontinuitas penyediaan bahan baku, kualitas

bahan baku, dan volume penyediaan bahan baku. Industri asing menganggap

perlunya jaminan penyediaan bahan baku yang berkualitas di Kota Batam pada

sepanjang tahun untuk menjaga kontinuitas produksi, mengingat industri asing

lebih memfokuskan barang produksinya untuk dipasarkan keluar dari Kota Batam.

Industri asing kurang memprioritaskan kriteria harga bahan baku dikarenakan

harga bahan baku di Kota Batam dinilai masih lebih rendah dibandingkan harga

bahan baku di daerah lainnya maupun bila dibandingkan dengan harga bahan

baku impor.

Sementara itu, prioritas barang produksi yang dihasilkan oleh industri

lokal adalah kualitas dan harga barang produksi yang dihasilkan. Menurut industri

lokal hal ini terjadi karena ketatnya persaingan antar sesama industri lokal dalam

menghasilkan barang produksi, sehingga industri lokal yang ada berlomba-lomba

memproduksi barang dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang kompetitif

agar dapat menarik permintaan pasar yang sebesar-besarnya. Apabila permintaan

pasar terhadap barang produksi industri lokal menjadi besar maka akan sendirinya

meningkatkan kontinuitas dan volume barang produksi yang diterima. Kondisi ini

menyebabkan faktor kontinuitas dan volume produksi menjadi prioritas yang

kurang penting bagi industri lokal.

TABEL IV-7

PRIORITAS KUALIFIKASI TENAGA KERJA INDUSTRI LOKAL

Kriteria Modus Median Prioritas

Keterampilan yang Dimiliki 1 1 1

Pendidikan Terakhir 2 2 2

Kesehatan Fisik dan Mental 3 3 3

Usia 4 3,5 4 Catatan: prioritas tertinggi memiliki nilai 1 sementara prioritas terendah memiliki nilai 4

Sumber: Pengolahan data, 2009

Faktor keempat yang mempengaruhi besaran keterkaitan adalah prioritas

pemilihan tenaga kerja oleh industri lokal. Kriteria yang dianggap penting bagi

Page 10: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

50

pemilihan tenaga kerja lokal menurut industri lokal adalah kriteria keterampilan

yang dimiliki dan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh tenaga kerja.

Kedua kriteria ini tergolong vital bagi industri lokal yang kebanyakan bersifat

industri teknik dan menggunakan mesin-mesin industri berteknologi sedang

sampai tinggi. Kesehatan fisik dan mental tenaga kerja juga penting bagi

pengoperasian mesin-mesin industri tersebut sehingga dapat mendorong

tercapainya kapasitas produksi yang optimum sekaligus menekan angka

kecelakaan kerja. Usia tenaga kerja dianggap kurang penting sepanjang masih

dalam golongan usia produktif sehingga memudahkan pembuatan kontrak kerja

dan pengurusan jaminan kesehatan pekerja.

Industri lokal yang masih mengeluhkan ketersediaan tenaga kerja yang

terampil dalam bidangnya adalah subsektor industri besi baja dan industri

kendaraan, sementara industri asing yang mengeluhkan hal yang sama terjadi

pada subsektor industri mesin dan industri elektronika. Kedua subsektor industri

asing ini sebenarnya pernah mencoba mendiskusikan permasalahan ini dengan

Pemerintah Kota Batam namun sampai sekarang belum menghasilkan solusi yang

memuaskan. Kondisi ini akhirnya memaksa subsektor industri yang kurang puas

terhadap kualitas tenaga kerja lokal yang tersedia untuk melakukan pelatihan awal

terhadap tenaga kerja lokal sebelum mereka siap dipekerjakan pada bidangnya,

atau alternatif lain adalah dengan mendatangkan tenaga kerja dari luar Kota

Batam yang siap pakai.

4.3 Dukungan dan Potensi Dukungan Kota Batam Terhadap Keterkaitan

Antar Industri

Setelah keberadaan keterkaitan pada industri asing dan industri lokal telah

teridentifikasi, maka tahapan analisis selanjutnya adalah melakukan penilaian

terhadap kondisi Kota Batam dan rencana pengembangan Kota Batam. Hal ini

penting untuk melihat apakah Kota Batam telah memiliki kondisi yang sesuai

dalam mendukung tumbuhnya industri baru pada subsektor-subsektor industri

yang memiliki keterkaitan antar industri. Dukungan dan potensi dukungan yang

dapat diberikan oleh Kota Batam di masa kini maupun pada masa depan dinilai

Page 11: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

51

berdasarkan empat faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dalam pendirian

industri di Kota Batam, yakni (1) faktor ketenagakerjaan, (2) faktor bahan baku

dan energi, (3) faktor sarana prasarana, serta (4) faktor kebijaksanaan pemerintah.

Dukungan dan potensi dukungan ketenagakerjaan di Kota Batam akan

dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan subsektor

industri tersebut. Kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh subsektor industri

menurut hasil analisis adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan terakhir

SMA ataupun akademi. Kualitas tenaga kerja ini dibutuhkan karena industri yang

ada menggunakan mesin-mesin industri yang berteknologi sedang sampai tinggi

sehingga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang

cukup tinggi untuk mengoperasikannya.

TABEL IV-8

DUKUNGAN KUALITAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

Pendidikan

Terakhir

2006 Agustus 2007

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

SD 203 0,5 % 131 0,6 %

SMP 1.453 3,7 % 1.134 5,0 %

SMA 33.394 83,4 % 18.841 83,6 %

Akademi 4.983 12,4 % 2.443 10,8 %

Jumlah 40.033 100 % 22.549 100 % Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, 2008

Berdasarkan tabel diatas, kualitas tenaga kerja yang tercatat di Kota Batam

telah memenuhi kebutuhan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan. Sebanyak 95,8

persen dari total tenaga kerja yang tersedia di tahun 2006 memiliki tingkat

pendidikan terakhir SMA ataupun akademi sesuai kualitas yang dibutuhkan oleh

subsektor industri, sementara pada tahun 2007 terjadi sedikit penurunan menjadi

94,4 persen. Hal ini dikarenakan keterbatasan jangka waktu pencatatan tenaga

kerja di tahun 2007 yang hanya sampai bulan Agustus.

Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri di Kota Batam terkait

dengan aturan yang dikeluarkan Disperindag RI mengenai Pedoman Kawasan

Industri yang mensyaratkan standar kebutuhan minimal tenaga kerja 100 jiwa per

satu hektar lahan industri. Pada tahun 2006, tenaga kerja yang tersedia di Kota

Page 12: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

52

Batam belum dapat memenuhi kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan, namun

proyeksi Disnaker Kota Batam terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia pada

tahun 2014 memperlihatkan kondisi ini telah dapat diperbaiki dan jumlah tenaga

kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri.

TABEL IV-9

DUKUNGAN KUANTITAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

Tolok Ukur Tahun Ketersediaan

Tenaga Kerja

Kebutuhan

Minimum

Dukungan

100 orang/Ha 2006 590.927 jiwa 675.457 jiwa Tidak

2014 967.739 jiwa 584.374 jiwa Ya Catatan: luas lahan industri tahun 2006 = 6.754,57Ha dan proyeksi tahun 2014 = 5.843,74 Ha

Sumber: Pengolahan data, 2009

Dukungan dan potensi dukungan ketenagakerjaan di Kota Batam dapat

dikatakan baik. Hal ini terlihat dari tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan

sektor industri dengan kuantitas maupun kualitas yang memadai. Kondisi ini

menunjukkan keseriusan Kota Batam dalam mendukung perkembangan sektor

industri dari sisi ketenagakerjaan.

TABEL IV-10

DUKUNGAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKU

Sektor

Industri

Bahan Baku Industri Asing Bahan Baku Industri Lokal

Jenis Bahan

Baku

Asal Bahan

baku

Jenis Bahan

Baku

Asal Bahan

Baku

Kertas Carton board Batam Bubur Kertas Luar Batam

Logam Alumunium

galvanis Batam

Plat alumunium Batam

Plat stainless steel

Besi baja Pipa baja

Batam Plat Baja Batam

Plat baja Plat Alumunium

Mesin Komponen Batam Komponen Batam

Elektronika Komponen Batam Komponen Batam

Kendaraan Fibreglass Luar Batam Plat Baja Batam

Sumber: Pengolahan data, 2009

Kota Batam memberikan dukungan yang besar dalam menyediakan bahan

baku dan energi yang dibutuhkan oleh sektor industri, kondisi ini terlihat dari

Page 13: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

53

terpenuhinya kebutuhan bahan baku pada sepuluh dari duabelas industri asing dan

industri lokal yang diamati. Jenis bahan baku yang paling banyak dibutuhkan oleh

industri-industri tersebut adalah bahan baku logam (meliputi plat alumunium, plat

baja, dan plat stainless steel) dan bahan baku komponen (mesin dan elektronika).

Sedangkan jenis bahan baku yang belum dapat disediakan oleh Kota Batam

adalah bahan baku fibreglass yang dibutuhkan industri kendaraan asing dan bahan

baku bubur kertas yang dibutuhkan industri kertas lokal.

Ketidakmampuan Kota Batam dalam menyediakan bahan baku bubur

kertas lebih dikarenakan tidak terdapatnya industri pengolahan kayu pada wilayah

studi yang disebabkan karena industri jenis ini tergolong dalam Negative List

industri yang tidak berpotensi untuk dikembangkan di Kota Batam, sedangkan

bahan baku fibreglass yang dibutuhkan oleh industri kendaraan asing sebenarnya

telah mampu diproduksi di Kota Batam hanya saja kualitasnya masih belum

memenuhi prasyarat bahan baku dari industri kendaraan asing tersebut.

Dukungan dan potensi dukungan energi yang dapat disediakan oleh Kota

Batam dalam mendukung perkembangan sektor industri dapat dinilai dari dua

jenis energi yang paling dibutuhkan oleh sektor perindustrian, yakni ketersediaan

energi air dan energi listrik. Tolok ukur yang digunakan dalam menilai dukungan

dan potensi dukungan energi yang dapat disediakan oleh Kota Batam adalah

Standar Teknis Industri yang mensyaratkan kebutuhan energi minimum bagi

sektor industri adalah tersedianya pasokan listrik sebesar 0,1 Megawatt per satu

hektar lahan industri serta tersedianya pasokan air sebesar 1 sampai 12 liter/detik

per satu hektar lahan industri.

TABEL IV-11

DUKUNGAN KETERSEDIAAN ENERGI AIR DAN LISTRIK

Tolok Ukur Tahun Ketersediaan

Energi

Kebutuhan

Minimum

Dukungan

Energi Air

1-12 l/det/Ha

2006 2.280 l/det 6.754,57 l/det Tidak

2014 11.220 l/det 5.843,74 l/det Ya

Energi Listrik

0,1 Mw/Ha

2006 973,6 Mw 675,5 Mw Ya

2014 1.368,6 Mw 584.374 Ya Catatan: luas lahan industri tahun 2006 = 6.754,57Ha dan proyeksi tahun 2014 = 5.843,74 Ha

Sumber: Pengolahan data, 2009

Page 14: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

54

Berdasarkan tabel IV-11, kebutuhan energi listrik bagi industri di Kota

Batam di tahun 2006 telah dapat dipenuhi dengan baik, dan pada tahun 2014

diperkirakan ketersediaan energi listrik masih jauh melampaui kebutuhan dari

sektor industri tersebut. Kondisi ini dipengaruhi oleh rencana penambahan

kapasitas empat pembangkit listrik yang ada serta ditambah dengan rencana

pembangunan enam pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) baru untuk

meningkatkan kapasitas tenaga listrik yang dapat dibangkitkan PT. PLN Kota

Batam. Berbeda dengan kondisi ketersediaan energi listrik, kondisi ketersediaan

energi air di tahun 2006 masih jauh berada dibawah kebutuhan sektor industri

(hanya tersedia sepertiga dari kebutuhan minimum), sehingga pada masa yang

akan datang PT. ATB Kota Batam berencana untuk meningkatkan kapasitas

pengolahan air bersih yang ada sehingga kebutuhan energi air sektor industri di

Kota Batam dapat terpenuhi.

TABEL IV-12

DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA

TRANSPORTASI DARAT DAN LAUT

Tolok Ukur Tahun

Ketersediaan

Sarana

Prasarana

Kebutuhan

Minimum Dukungan

Persentasi jalan

arteri primer

2006 23,9% 5-10%

Ya

2014 Belum diketahui -

Persentase jalan

kondisi rusak

2006 12,26 <10%

Tidak

2014 Belum diketahui -

Kapasitas

sandar

pelabuhan laut

2006

Pel. Kabil

35.000 DWT

50.000 DWT

Tidak Pel. Batu Ampar

35.000 DWT

Pel. Sekupang

10.000 DWT

2014

Pel. Kabil

150.000 DWT Ya

Pel. Sekupang

15.000 DWT Tidak

Sumber: Pengolahan data, 2009

Page 15: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

55

Dukungan dan potensi dukungan sarana dan prasarana Kota Batam

terhadap sektor perindustrian akan terkait dengan lalu lintas transportasi sektor

industri terutama dengan kegiatan pemasokan bahan baku oleh industri asing dan

kegiatan distribusi barang produksi industri lokal. Sarana dan prasarana moda

transportasi yang dimaksudkan disini adalah moda transportasi darat dan laut,

sedangkan moda transportasi udara tidak diperhitungkan lebih lanjut dikarenakan

biaya transportasi udara yang lebih tinggi dibandingkan kedua moda transportasi

lain sehingga kurang efisien bagi kegiatan transportasi perindustrian. Tolok ukur

yang digunakan dalam menilai dukungan dan potensi dukungan sarana dan

prasarana transportasi adalah Standar Teknis Industri yang ditetapkan oleh

Depperindag RI.

Keberadaan jalan arteri primer di Kota Batam tahun 2006 telah mencapai

23,9 persen dari total panjang jalan yang ada. Kondisi ini melebihi Standar Teknis

Industri yang mensyaratkan kebutuhan minimum jalan arteri primer sektor

perindustrian yang mensyaratkan keberadaan jalan arteri primer sebanyak 5-10

persen dari total jalan yang ada. Hal ini tentunya akan mempermudah sektor

industri di Kota Batam untuk melakukan kegiatan transportasi industri, namun

sayangnya keberadaan jalan arteri yang memadai ini masih terhambat oleh

keberadaan jalan dalam kondisi rusak yang mencapai 12,26 persen dari total jalan

yang ada. Padahal, menurut Standar Industri, keberadaan jalan dalam kondisi

rusak hendaknya tidak melebihi 10 persen dari total panjang jalan yang ada.

Standar Industri mengenai keberadaan jalan arteri primer dan keberadaan jalan

dalam kondisi rusak ini dimaksudkan agar transportasi industri dapat berjalan

dengan lancar sehingga mengurangi waktu tempuh dan biaya transportasi bahan

baku maupun barang jadi. Cukup tingginya persentase jalan dalam kondisi rusak

ini menurut Dinas Kimpraswil Kota Batam biasanya diakibatkan oleh pelanggaran

kendaraan yang mengangkut beban berlebihan pada kelas jalan yang tidak sesuai

serta dipengaruhi pula oleh kejadian alam yang dapat mempercepat rusaknya

struktur jaringan jalan seperti pergeseran lempeng tanah, longsor, dan banjir.

Panjang jalan yang mengalami kerusakan terus bertambah dari tahun 2002

sepanjang 51,16 km dan mencapai puncaknya pada tahun 2005 yakni sepanjang

Page 16: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

56

143,9 km. Pada tahun 2007 panjang jalan yang berada dalam kondisi rusak dapat

ditekan hingga 107,12 km, namun keberadaan jalan yang rusak ini masih belum

sesuai dengan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi sektor industri,

sehingga diharapkan pada masa depan dapat dilakukan perbaikan jalan untuk

memperbaiki jalan-jalan yang berada dalam kondisi rusak tersebut.

Dukungan sarana dan prasarana transportasi laut pada sektor industri dapat

dilihat dari kapasitas sandar kapal kargo yang mampu ditampung oleh pelabuhan

barang di Kota Batam. Standar Teknis Industri mensyaratkan keberadaan

pelabuhan kargo dengan kapasitas sandar kapal kargo minimum 50.000 DWT

(Dead Weight Ton/Bobot Mati Kapal) yang bertujuan agar kapal kargo

berkapasitas angkut tinggi dapat berlabuh sehingga kegiatan transportasi bahan

baku dan barang produk sektor industri dapat berjalan dengan lancar. Pada tahun

2006 ketiga pelabuhan kargo yang ada di Kota Batam belum mampu memenuhi

kebutuhan sandar minimum kapal barang yang ditetapkan oleh sektor industri.

Hal ini berpotensi memperlambat transportasi laut bagi sektor industri dan akan

menciptakan peningkatan biaya transportasi laut yang harus ditanggung

pengusaha. Oleh karena itu direncanakan pengembangan pelabuhan kargo Batu

Ampar sehingga diharapkan dapat menlancarkan transportasi laut di masa depan.

Berdasarkan peta lokasi industri dapat dilihat bahwa pelayanan jalan arteri

primer telah dapat menjangkau hampir keseluruhan lokasi industri di Kota Batam.

Hal ini akan mempermudah trnasportasi darat bagi sektor industri. Pada sisi lain,

letak ketiga pelabuhan kargo di Kota Batam masih strategis. Hal ini terlihat dari

lokasi industri yang berada di pusat Kota Batam maupun yang berada di Barat

Daya Kota Batam masih berjarak cukup jauh dari pelabuhan kargo yang ada. Hal

ini akan menyulitkan bagi industri-industri yang berada di lokasi tersebut untuk

mengakses pelabuhan kargo yang ada.

Page 17: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

57

Page 18: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

58

Kondisi dan rencana pengembangan sarana dan prasarana transportasi laut

dan darat di Kota Batam memperlihatkan masih kurangnya dukungan dan potensi

dukungan yang dapat mendukung perkembangan sektor industri. Kondisi ini

terlihat dari masih terdapatnya jalan dalam kondisi rusak serta ketiadaan

pelabuhan kargo yang dapat menampung kapal kargo berkapasitas tinggi. Oleh

karenanya dibutuhkan perbaikan sarana dan prasarana transportasi pada masa

depan sehingga dapat mendukung perkembangan sektor perindustrian.

TABEL IV-13

BIAYA SEWA GUNA LAHAN INDUSTRI DI KOTA BATAM

Cara

Pembayaran

Biaya Sewa Lokasi Industri (Rupiah/m2)

Batam Centre Sei Panas Muka Kuning Sekupang

Lunas 30 thn 32.250 49.500 22.500 22.500

Cicilan 12 bln 37.087 56.925 25.875 25.875

Cicilan 24 bln 41.925 64.350 29.250 29.250

Cicilan 36 bln 46.762 71.775 32.625 32.625

Cara

Pembayaran

Biaya Sewa Lokasi Industri (Rupiah/m2)

Sagulung Nongsa Kabil Tj. Piayu

Lunas 30 thn 22.500 32.250 32.250 22.500

Cicilan 12 bln 25.875 37.087 37.087 25.875

Cicilan 24 bln 29.250 41.925 41.925 29.250

Cicilan 36 bln 32.625 46.762 46.762 32.625 Sumber: Pemerintah Kota Batam, 2009

Dukungan dan potensi dukungan kebijakan Kota Batam terhadap sektor

industri terlihat dari visi dan misi Kota Batam dalam mengembangkan sektor

industri, serta ditambah dengan berbagai peraturan dan kebijakan yang berpihak

pada sektor industri. Kebijakan yang dianggap paling signifikan dalam

mendukung perkembangan sektor industri adalah penetapan keseluruhan wilayah

Kota Batam sebagai wilayah usaha kawasan berikat (bonded warehouse).

Kebijakan ini akan memudahkan kegiatan impor ekspor bahan baku maupun

barang produk industri dari dan keluar Pulau Batam. Selain itu kebijakan lainnya

yang menarik untuk dilihat adalah biaya sewa lahan yang ditetapkan khusus bagi

guna lahan industri (lihat tabel IV-13).

Page 19: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

Pemerintah Kota B

guna lahan industri dengan cara

tahun), serta memberikan

pelunasan biaya sewa selama tigapuluh tahun secara tun

bertujuan untuk memberikan insentif bagi industri yang berencana untuk

melakukan kegiatan produksi di Kota Batam dalam jangka waktu yang lama.

PERBANDINGAN BIAYA SEWA GUNA LAHAN

Sumber: Pemerintah Kota Batam, 2009

Bentuk dukungan lainnya yang diberikan Pemerintah Kota Batam terhadap

perkembangan sektor industri adalah penetapan biaya sewa guna lahan yang

cukup murah bila dibandingkan dengan harga sewa bagi guna lahan lainnya yang

juga diatur oleh Pemerintah Kota Bat

menempati urutan keempat dalam biaya sewa guna lahan dan masih berada

dibawah biaya sewa guna lahan komersial, perumahan, dan pariwisata. Perbedaan

biaya sewa guna lahan industri pada berbagai wilayah di Kota Ba

dimaksudkan untuk memberikan insentif bagi industri yang berminat untuk

mengembangkan usahanya di daerah yang belum padat seperti Muka Kuning,

0

10000

20000

30000

40000

50000

Sosial

Pemerintahan

Perumahan Murah

Pariwisata

Pemerintah Kota Batam memberikan kemudahan cara pembayaran sewa

dengan cara pembayaran tunai maupun cicilan (maksimal tiga

memberikan keringanan harga sewa bagi industri yang melakukan

pelunasan biaya sewa selama tigapuluh tahun secara tunai. Kebijakan ini

bertujuan untuk memberikan insentif bagi industri yang berencana untuk

melakukan kegiatan produksi di Kota Batam dalam jangka waktu yang lama.

GAMBAR 4.2

PERBANDINGAN BIAYA SEWA GUNA LAHAN INDUSTRI

Sumber: Pemerintah Kota Batam, 2009

Bentuk dukungan lainnya yang diberikan Pemerintah Kota Batam terhadap

perkembangan sektor industri adalah penetapan biaya sewa guna lahan yang

dibandingkan dengan harga sewa bagi guna lahan lainnya yang

atur oleh Pemerintah Kota Batam. Rata-rata biaya sewa guna lahan industri

menempati urutan keempat dalam biaya sewa guna lahan dan masih berada

dibawah biaya sewa guna lahan komersial, perumahan, dan pariwisata. Perbedaan

biaya sewa guna lahan industri pada berbagai wilayah di Kota Ba

dimaksudkan untuk memberikan insentif bagi industri yang berminat untuk

mengembangkan usahanya di daerah yang belum padat seperti Muka Kuning,

Biaya Sewa Lahan

Apartemen Murah Lahan Siap Bangun

Pemerintahan Perikanan Pertanian

Perumahan Murah Fasilitas Olahraga Industri

Perumahan Komersial

59

atam memberikan kemudahan cara pembayaran sewa

maksimal tiga

harga sewa bagi industri yang melakukan

Kebijakan ini

bertujuan untuk memberikan insentif bagi industri yang berencana untuk

melakukan kegiatan produksi di Kota Batam dalam jangka waktu yang lama.

INDUSTRI

Bentuk dukungan lainnya yang diberikan Pemerintah Kota Batam terhadap

perkembangan sektor industri adalah penetapan biaya sewa guna lahan yang

dibandingkan dengan harga sewa bagi guna lahan lainnya yang

rata biaya sewa guna lahan industri

menempati urutan keempat dalam biaya sewa guna lahan dan masih berada

dibawah biaya sewa guna lahan komersial, perumahan, dan pariwisata. Perbedaan

biaya sewa guna lahan industri pada berbagai wilayah di Kota Batam

dimaksudkan untuk memberikan insentif bagi industri yang berminat untuk

mengembangkan usahanya di daerah yang belum padat seperti Muka Kuning,

Page 20: BAB 4 ANALISIS KETERKAITAN ANTAR · PDF filedata-data yang diperoleh baik dari primer maupun sekunder ... Pertumbuhan Industri Asing ... Kondisi ini dapat dianggap sebagai sebuah anomali

60

Sekupang, dan Tanjung Piayu sekaligus bermaksud untuk membatasi

pertumbuhan industri pada daerah yang dianggap sudah jenuh industri seperti Sei.

Panas dan Batam Centre. Kondisi ini menunjukkan besarnya dukungan kebijakan

Kota Batam bagi pertumbuhan sektor perindustrian.