Upload
anggrian-iba
View
87
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul pemebelajaran
Citation preview
MODUL PEMBELAJARAN
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT DALAM
.
TAHAP PENDIDIKAN PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
ii
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter yang diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia tahun 2012, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang secara bertahap mempersiapkan diri dalam
mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi baik pada tahap
Pendidikan Sarjana maupun tahap Pendidikan Profesi.
Menyadari bahwa tahap Pendidikan Profesi bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan klinis, mendapatkan dan memecahkan masalah
klinik serta membangun perilaku profesional seorang calon dokter termasuk
didalamnya memiliki iman dan akhlak tinggi sebagai ciri khas dokter muslim,
disusunlah Modul Pembelajaran Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam ini.
Modul ini disusun dengan harapan dapat membantu para mahasiswa yang
berkepentingan untuk memperoleh informasi yang benar sehingga proses
pendidikan profesi di Ilmu Penyakit Dalam dapat berjalan lebih baik.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga
buku panduan ini dapat diterbitkan pada waktunya sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan pelaksanaan pendidikan profesi di bagian Ilmu Penyakit
Dalam.
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb
iii
DAFTAR ISI
BABPENDAHULUAN
HalI A. Kompetensi Lulusan Dokter B. Tujuan Pembelajaran C. Lingkup Bahasan II PROSES KEPANITERAAN KLINIK A. Alur Kegiatan B. Metode dan Strategi Pembelajaran C. Sistem Evaluasi III TATA TERTIB A. Tata Tertib Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik B. Sanksi Akademik IV PANDUAN BELAJAR 4.1. Gastrointestinal Bleeding 4.2. Gagal Jantung 4.3. Sindroma Koroner Akut 4.4. Heart Failure 4.5. Asma Bronkiale 4.6. Pleural Effusion 4.7. Tubercolusis Paru 4.8. Nephrotic Syndrome 4.9. Urinary Tract Infection (UTI) 4.10. Thyrotoxotisis 4.11. Acuce Renal Failure (ARF)
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer. Pendidikan kedokteran terdiri dari dua tahap, yaitu, tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter.
Dalam tahap profesi dokter, peserta didik melakukan kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana pendidikan lain yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan dokter spesialis di rumah sakit (preceptor). Dalam menjalankan kepaniteraan klinik di rumah sakit pendidikan, dokter muda dapat mengembangkan pembelajaran klinik secara nyata sesuai kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter umum.
Diberlakukannya Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Kompetensi Dokter oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) akan memberi arahan pendidikan profesi dokter yang lebih baik sesuai amanah Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Menyadari adanya perubahan dalam pendidikan profesi dokter saat ini, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang telah menetapkan kurikulum dalam proses pendidikan terutama proses kepaniteraan klinik di rumah sakit pendidikan Bagian Ilmu Penyakit Dalam (IPD) yang akan dijalani selama 10 minggu (5 sks). Proses pendidikan akan berlangsung di bangsal rawat inap, rawat jalan dan instalasi gawat darurat (IGD).
A. KOMPETENSI LULUSAN DOKTER FK UMP
Ilmu Penyakit Dalam 5
Mengacu kepada SKDI 2012 yang ditetapkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia, melalui proses pembelajaran pada rotasi IPD ini
diharapkan mahasiswa akan memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
8. Nilai-nilai Islam dan Al-Islam Kemuhammadiyahan
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melewati proses pembelajaran rotasi IPD, diharapkan mahasiswa
mampu:
1. Mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah kesehatan pasien yang berhubungan dengan masalah IPD secara menyeluruh dengan pendekatan kedokteran keluarga.
2. Mempelajari dan menjelaskan tentang penyakit dan masalah medik (keluhan gejala) IPD yang didapatkan di rumah sakit dan wahana pendidikan lain sesuai standar kompetensi dokter.
3. Melakukan secara mandiri atau bimbingan supervisor untuk meningkatkan keterampilan klinik yang terkait pada penatalaksanaan kasus IPD sesuai standar kompetensi dokter.
4. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan primer yang berkaitan dengan kasus-kasus IPD.
Ilmu Penyakit Dalam6
5. Melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien dan keluarganya dalam melakukan tatalaksana kasus-kasus IPD seperti melakukan informed consent dan konseling
6. Memecahkan masalah berdasarkan evidence based medicine.
7. Menumbuhkan dan menjelaskan kemampuan mengelola pelayanan medik.
8. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang berlaku secara umum maupun khusus baik kepada pasien dan keluarganya, teman sejawat, guru-guru dan lintas profesi dengan menerapkan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadyahan.
C. Lingkup Bahasan
Daftar Masalah
Daftar masalah dibagi menjadi dua, yaitu daftar masalah individu dan daftar masalah komunitas. Daftar masalah individu perlu dikuasai oleh lulusan dokter, karena merupakan masalah dan keluhan yang paling sering dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan primer. Daftar masalah individu berisikan keluhan, gejala maupun hal-hal yang membuat individu sebagai pasien atau klien mendatangi dokter atau institusi pelayanan kesehatan. Daftar masalah komunitas berisikan daftar masalah yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar tempat dokter praktik dan berpotensi dapat menimbulkan masalah kesehatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
Ilmu Penyakit Dalam 7
I. DAFTAR MASALAH INDIVIDU
Masalah yang sering dijumpai
Demam Disfungsi ereksiKejang Keputihan
Diare Sendi (kaku, bengkak, kelainan bentuk)
Sakit kepala Nyeri pinggangNyeri perut Bengkak pada kaki dan lenganPerut kembung Kaku pada pagi hariMuntah Hilang kesadaranSulit Buang Air Besar atau sembelit Nyeri saat buang_air kecilNyeri sendi Anyang-anyangan
Sakit punggung Sering buang air kecil pada malam hari
Kulit kuning Kencing mengedanKulit merah dan nyeri Kencing tidak puasBenjolan leher Retensi urinBenjolan payudara Inkontinensia urinBenjolan Perut Akhir kencing menetesPerut kram Pancaran kencing menurunNyeri ulu hati Frekuensi urinKelainan tinja (lendir, nanah, darah) AnuriaNyeri saat BAB Oliguria
Nyeri daerah anus
II. Daftar masalah komunitas
Masalah yang sering dijumpai
Gondok Endemik
Infeksi Nosokomial
Ilmu Penyakit Dalam8
Daftar Penyakit
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta case fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Lulusan Dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau memberi penanganan tuntas. Oleh karena itu, pada setiap penyakit yang dipilih, ditetapkan tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai di akhir pendidikan dokter berdasarkan perkiraan kewenangan yang akan diberikan ketika bekerja di tingkat pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan kondisi rata-rata di Indonesia.
Daftar penyakit dikelompokkan menurut sistem, organ dan tahapan usia. Berikut ini tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai di akhir pendidikan berdasarkan SKDI 2012
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan
dokter:
a. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran
klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut,
selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
b. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Ilmu Penyakit Dalam 9
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
c. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
d. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship
dan/atau Pendidikan Kedokteran berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian didalam daftar penyakit ini level kompetensi
tertinggi adalah 4A.
Ilmu Penyakit Dalam10
List of Dinical Pictures/Diseases Intemal Medicine
Cardiovascular
No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan
Gangguan dan Kelainan pada Jantung 1 Kelainan jantung congenital (Ventricular Septal
Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, Tetralogy of Fallot)
2
2 Radang pada dinding jantung (Endokarditis, Miokarditis, Perikarditis)
2
3 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
3B
4 Angina pektoris 3B5 Infark miokard 3B6 Gagal jantung akut 3B7 Gagal jantung kronik 3A8 Cardiorespiratory arrest 3b9 Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral
regurgitation, Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan Penyakit katup jantung lainnya
2
10 Takikardi: supraventrikular, ventrikular 3B11 Fibrilasi atrial 3A12 Fibrilasi ventrikular 3B13 Atrial flutter 3B14 Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular 3A15 Bundle Branch Block 216 Aritmia lainnya 217 Kardiomiopati 218 Kor pulmonale akut 3B19 Kor pulmonale kronik 3AGangguan Aorta dan Arteri 20 Hipertensi esensial 4A21 Hipertensi sekunder 3A22 Hipertensi pulmoner 123 Penyakit Raynaud 224 Trombosis arteri 225 Koarktasio aorta 126 Penyakit Buerger's (Thromboangiitis Obliterans) 227 Emboli arteri 128 Aterosklerosis 1
Ilmu Penyakit Dalam 11
29 Subclavian steal syndrome 130 Aneurisma Aorta 131 Aneurisma diseksi 132 Klaudikasio 233 Penyakit jantung reumatik 2Vena dan Pembuluh Limfe 34 Tromboflebitis 3A35 Limfangitis 3A36 Varises (primer, sekunder) 237 Obstructed venous return 238 Trombosis vena dalam 239 Emboli vena 240 Limfedema (primer, sekunder) 3A41 Insufisiensi vena kronik 3A
RespiratoryNo Daftar Penyakit Tingkat
Kemampuan 1 Influenza 4A2 Pertusis 4A3 Acute Respiratory distress syndrome
(ARDS) 3B
4 SARS 3B5 Flu burung 3B
6 Asma bronkial 4A7 Status asmatikus (asma akut berat) 3B8 Bronkitis akut 4A9 Bronkiolitis akut 3B10 Bronkiektasis 3A11 Displasia bronkopulmonar 112 Karsinoma paru 213 Pneumonia, bronkopneumonia 4A14 Pneumonia aspirasi 3B15 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A16 Tuberkulosis dengan HIV 3A17 Multi Drug Resistance (MDR) TB 218 Pneumothorax ventil 3A19 Pneumothorax 3A20 Efusi pleura 221 Efusi pleura masif 3B22 Emfisema paru 3A
Ilmu Penyakit Dalam12
23 Atelektasis 224 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
eksaserbasi akut 3B
25 Edema paru 3B26 Infark paru 127 Abses paru 3A28 Emboli paru 129 Kistik fibrosis 130 Haematothorax 3B31 Tumor mediastinum 232 Pnemokoniasis 233 Penyakit paru intersisial 134 Obstructive Sleep Apnea (OSA) 1
Gastrointesinal
No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan
Mulut 1 Sumbing pada bibir dan palatum 22 Micrognatia and macrognatia 23 Kandidiasis mulut 4A4 Ulkus mulut (aptosa, herpes) 4A5 Glositis 3A6 Leukoplakia 27 Angina Ludwig 3A8 Parotitis 4A9 Karies gigi 3AEsofagus 10 Atresia esofagus 211 Akalasia 212 Esofagitis refluks 3A13 Lesi korosif pada esofagus 3B14 Varises esofagus 215 Ruptur esofagus 1Dinding, Rongga Abdomen, dan Hernia 16 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis)
reponibilis, irreponibilis 2
17 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulata, inkarserata
3B
18 Hernia (diaframatika, hiatus) 219 Hernia umbilikalis 3A20 Peritonitis 3B
Ilmu Penyakit Dalam 13
21 Perforasi usus 222 Malrotasi traktus gastro-intestinal 223 Infeksi pada umbilikus 4A24 Sindrom Reye 1Lambung, Duodenum, Jejunum, Ileum 25 Gastritis 4A26 Gastroenteritis (termasuk kolera,
giardiasis) 4A
27 Refluks gastroesofagus 4A28 Ulkus (gaster, duodenum) 3A29 Stenosis pilorik 230 Atresia intestinal 231 Divertikulum Meckel 232 Fistula umbilikal, omphalocoele-
gastroschisis 2
33 Apendisitis akut 3B34 Abses apendiks 3B35 Demam tifoid 4A36 Perdarahan gastrointestinal 3B37 Ileus 238 Malabsorbsi 3A39 Intoleransi makanan 4A40 Alergi makanan 4A41 Keracunan makanan 4A
NephrologyNo Daftar Penyakit Tingkat
Kemampuan 1 Infeksi saluran kemih 4A2 Glomerulonefritis akut 3A3 Glomerulonefritis kronik 3A4 Gonore 4A5 Karsinoma sel renal 26 Tumor Wilms 27 Acute kidney injury 28 Penyakit ginjal kronik 29 Sindrom nefrotik 210 Kolik renal 3A11 Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter,
uretra ) tanpa kolik 3A
12 Ginjal polikistik simtomatik 213 Ginjal tapal kuda 1
Ilmu Penyakit Dalam14
14 Pielonefritis tanpa komplikasi 4A15 Nekrosis tubular akut 2
Hematology dan immunologyNo Daftar Penyakit Tingkat
Kemampuan 1 Anemia aplastik 22 Anemia defisiensi besi 4A3 Anemia hemolitik 3A4 Anemia makrositik 3A5 Anemia megaloblastik 26 Hemoglobinopati 27 Polisitemia 28 Gangguan pembekuan darah (trombositopenia,
hemofilia, Von Willebrand's disease) 2
9 DIC 210 Agranulositosis 211 Inkompatibilitas golongan darah 2Timus 12 Timoma 1Kelenjar Limfe dan Darah 13 Limfoma non-Hodgkin's, Hodgkin's 114 Leukemia akut, kronik 215 Mieloma multipel 116 Limfadenopati 3A17 Limfadenitis 4AInfeksi 18 Bakteremia 3B19 Demam dengue, DHF 4A20 Dengue shock syndrome 3B21 Malaria 4A22 Leishmaniasis dan tripanosomiasis 223 Toksoplasmosis 3A24 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A25 Sepsis 3BPenyakit Autoimun 26 Lupus eritematosus sistemik 3A27 Poliarteritis nodosa 128 Polimialgia reumatik 3A29 Reaksi anafilaktik 4A30 Demam reumatik 3A31 Artritis reumatoid 3A32 Juvenile chronic arthritis 233 Henoch-schoenlein purpura 2
Ilmu Penyakit Dalam 15
34 Eritema multiformis 235 Imunodefisiensi 2
Central and peripheral neural system
Metabolic Encephalopathy 1 2 3A
3B
4
Parkinson's disease 1 2 3A
3B
4
Multiple sderosis 1 2 3A
3B
4
Spondilitis TB 1 2 3A
3B
4
Musculoskeletal system
Homer syndrome 1 2 3A
3B
4
Carpal tunnel syndrome 1 2 3A
3B
4
Tarsal tunnel syndrome 1 2 3A
3B
4
Neuropathy 1 2 3A
3B
4
Peroneal palsy 1 2 3A
3B
4
Guillain barre syndrome 1 2 3A
3B
4
Myasthenia gravis 1 2 3A
3B
4
Polymyositis 1 2 3A
3B
4
Duchenne muscular dystrophy 1 2 3A
3B
4
Neurofibromatosis (von 1 2 3A
3B
4
Ilmu Penyakit Dalam16
reckling hausen
disease)
Arthritis 1 2 3A
3B
4
Rickets, osteomalacia 1 2 3A
3B
4
Osteoporosis 1 2 3A
3B
4
Fibrous dysplasia 1 2 3A
3B
4
Paget's disease 1 2 3A
3B
4
Rheumatoid arthritis 1 2 3A
3B
4
Spondylarthrosis, spondylosis 1 2 3A
3B
4
Spondylitis, spondylodiscitis 1 2 3A
3B
4
Arthritis of the knee 1 2 3A
3B
4
Infectious diseasesMeningitis
2
1 2 3A 3B 4Encephalitis
2
1 2 3A 3B 4Malaria cerebral
2
1 2 3A 3B 4Tetanus
2
1 2 3A 3B 4Cerebral
Toxoplasmosis
1 2 3A 3B 4Tuberculoma
2
1 2 3A 3B 4Brain abscess
2
1 2 3A 3B 4
Osteomyelitis
2
1 2 3A 3B 4Staphylococcal
pneumonia
1 2 3A 3B 4Staphylococcal
bacteremia
1 2 3A 3B 4
Ilmu Penyakit Dalam 17
Urinary tract
infection (UTI)
1 2 3A 3B 4Typhoid fever
2
1 2 3A 3B 4Dysentri bacilli
2
1 2 3A 3B 4Cholera
2
1 2 3A 3B 4Pertusis
2
1 2 3A 3B 4Plague (pes)
2
1 2 3A 3B 4Chancroid
2
1 2 3A 3B 4Diphteria
2
1 2 3A 3B 4Tetanus
2
1 2 3A 3B 4Tuberculosis kutis
2
1 2 3A 3B 4Leprosy
2
1 2 3A 3B 4Lepra reaction
2
1 2 3A 3B 4Syphilis
2
1 2 3A 3B 4Yaws
2
1 2 3A 3B 4Leptospi
rosis
1 2 3
A
3B 4
Actinom
ycosis
1 2 3
A
3B 4Chromo
blastomycosi
1 2 3
A
3B 4Maduro
mycosis
1 2 3
A
3B 4Influenz
a
1 2 3
A
3B 4Avian
influenza
1 2 3
A
3B 4Viral
gastroenteri
1 2 3
A
3B 4Polyome
litis
1 2 3
A
3B 4Rabies 1 2 3
A
3B 4
Morbili 1 2 3
A
3B 4Varicella 1 2 3
A
3B 4Herpes
zoster
1 2 3
A
3B 4Herpes
simplex
1 2 3
A
3B 4Mumps 1 2 3
A
3B 4CMV
infections
1 2 3
A
3B 4
Ilmu Penyakit Dalam18
Dengue
hemorrhagic
1 2 3
A
3B 4HIV-AIDA 1 2 3
A
3B 4Amebiasis 1 2 3
A
3B 4Malaria 1 2 3
A
3B 4Leishmania
sis dan
1 2 3
A
3B 4Toxoplasm
osis
1 2 3
A
3B 4Giardiasis 1 2 3
A
3B 4Trichomoni
asis
1 2 3A 3B 4Hookworm
diseases
1 2 3A 3B 4Strongyloid
iasis
1 2 3A 3B 4Ascariasis 1 2 3A 3B 4Filariasis 1 2 3A 3B 4Schitosomi
asis
1 2 3A 3B 4Cutaneus
larva migrant
1 2 3A 3B 4
NeoplasmNon-hodgin's lymphoma 1 2 3A
B
4Hodgkin's lymphoma 1 2 3A
B
4
Acute leukemia 1 2 3A
B
4
Chronic leukemia 1 2 3A
B
4
Myelodysplastic syndromes 1 2 3A
B
4
Multiple myeloma 1 2 3A
B
4
Langerhans cell histiocytosis 1 2 3.A
B
4
Bronchogenic carcinoma 1 2 3A
B
4
Bronchoalveolar carcinoma 1 2 3A
B
4
Neuroendocrine tumor
(carcinoid tumor)
1 2 3A
B
4
Mesothelioma 1 2 3A
B
4
Leukoplakia 1 2 3A
B
4
Polyps 1 2 3A
B
4
Nasophatynx carcinoma 1 2 3A
B
4
Pleomorphic adenoma 1 2 3A
B
4
Ilmu Penyakit Dalam 19
Wathins tumor 1 2 3A
3
4Benign polyps 1 2 3A
B
4
Squamous cell carcinoma 1 2 3A
B
4Adenocarcinoma 1 2 3A
B
4
carcinoid tumor 1 2 3A 3
BLymphoma 1 2 3A
BLiver cell adenoma 1 2 3A
BHepatocellular carcinoma 1 2 3A
B
4
Cholangiocarcinoma 1 2 3A
B
4Carcinoma of the pancreas 1 2 3A
B
4
Cortical adenoma 1 2 3A
B
4
Renal cell carcinoma 1 2 3A
B
4
Wilm's tumor 1 2 3AB
4Seminoma 1 2 3A 3B 4Teratoma testis 1 2 3A 3B 4
Benign prostatic
hyperplasia
1 2 3A 3B 4
Carcinoma of the
prostate
1 2 3A 3B 4
Condyloma accuminata 1 2 3A 3B 4
Cervical carcinoma 1 2 3A 3B 4
Extramammary Paget's
disease
1 2 3A 3B 4
Endometrial
hyperplasia
1 2 3A 3B 4
Endometrial carcinoma 1 2 3A 3B 4
Ovarial teratoma
(dermoid cyst)
1 2 3A 3B 4
Ovarian carcinoma 1 2 3A 3B 4
Hydatiditor mole 1 2 3A 3B 4
Choriocarcinoma 1 2 3A 3B 4
Fibrocystic change 1 2 3A 3B 4
Fibroadenoma
mammae
1 2 3A 3B 4
Phyllodes tumor 1 2 3A 3B 4
Breast carcinoma 1 2 3A 3B 4
Ilmu Penyakit Dalam20
Paget's disease of the
breast
1 2 3A 3B 4
Gynecomastia 1 2 3A 3B 4
Somatqtrc adenoma 1 2 3A 3B 4
Prolactinoma 1 2 3A 3B 4
Thyroid adenoma 1 2 3A 3B 4
Thyroid carcinoma 1 2 3A 3B 4
Thymoma 1 2 3A 3B 4
Osteoma 1 2 3A 3B 4
Osteoid osteoma 1 2 3A 3B 4
Osteoblastoma 1 2 3A 3B 4
Osteosarcoma 1 2 3A 3B 4
Osteochondroma 1 2 3A 3B 4
Chondroblastoma 1 2 3A 3B
Chondrosarcoma 1 2 3A 3B 4
Fibrous dysplasia 1 2 3A 3B 4
Fibrosarcoma and mfh 1 2 3A 3B 4
Ewing sarcoma 1 2 3A 3B 4
Giant cell tumor 1 2 3A 3B 4
Fibromatosis 1 2 3A 3B 4
Desmoid tumor 1 2 3A 3B 4
Fibroma 1 2 3A 3B 4
Fibrosarcoma 1 2 3A 3B 4
Benign fibrous histiocytoma 1 2 3A 3B 4
Malignant fibrous histioqAomafmfh) 1 2 3A 3B 4
Rhabdomyosarcoma 1 2 3A 3B 4
Leiomyoma 1 2 3A 3B 4
Ilmu Penyakit Dalam 21
Leiomyosarcoma 1 2 3A 3B 4
Synovial sarcoma 1 2 3A 3B 4
Ilmu Penyakit Dalam22
Daftar Keterampilan Klinis
Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi. Dalam melaksanakan praktik dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendignosis maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter.
Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait. Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows, does) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di akhir pendidikan. berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller :
a. Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan Menjelaskan.
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk
aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat
menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta
profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin
timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis.
b. Tingkat kemampuan 2 Pernah melihat atau pernah didemonstrasikan.
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebutdalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
Ilmu Penyakit Dalam 23
c. Tingkat kemampuan 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi.
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS)..
d. Tingkat kemampuan 4 Mampu melakukan secara mandiri.
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi
tertinggi adalah 4A.
Ilmu Penyakit Dalam24
List of Dinical Skills Intemal Medicine
Physical examination Level of expected abibity
General Survey Assessment of mental status 1 2 3 3 Assessment of apparenr state of health 1 2 3 4 assessment of nutritional condition 1 2 3 4 assessment of habitus and posture 1 2 3 4 assessment of respiration 1 2 3 4 measurement of blood pressure 1 2 3 4 measurement of jugular venous pressure 1 2 3 4 measurement of height and weight 1 2 3 4 inspection and palpation of skin 1 2 3 4 inspection of mucous membranes 1 2 3 4 palpation of lymph nodes 1 2 3 4
Head/neck inspection of eyes, nose, mouth and throat 1 2 3 4 Chvostek's sign 1 2 3 4 Palpation of salivary glanda 1 2 3 4 throat swab 1 2 3 4 palpation of thyroid gland 1 2 3 4 palpation of trachea 1 2 3 4
The spine inspection at rest 1 2 3 4 inspection in motion 1 2 3 4 Perrcussion for tendemess 1 2 3 4 Tendemess 1 2 3 4
Paloation for tain on vertical pressure (eg pressing down on shoulders) 1 2 3 4
assessment of lumbar flexion 1 2 3 4
BAB II
Ilmu Penyakit Dalam 25
PROSES KEPANITERAAN KLINIK
A. Alur Kegiatan
Seluruh proses pembelajaran pada rotasi bagian IPD akan dijalani selama 8 (delapan) minggu, 4 minggu di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang dan 4 minggu di RS Umum Daerah Palembang Bari, seperti pada tabel berikut :Mahasiswa akan dibagi dalam 2 kelompok.
MingguTempat
KeteranganRSUD BARI RSMP
I
Kelompok 1 Kelompok 2
Ujian akhir rotasi akan dilaksanakan di tempat akhir rotasi
II
III
IV
V
VI
Kelompok 2 Kelompok 1
VII
VIII
IX
X
B. Metode dan Strategi Pembelajaran
Beberapa metode pembelajaran yang digunakan selama rotasi klinik,
yaitu:
1. Latihan Keterampilan (20%)
Bedside teaching
Latihan keterampilan klinik (LKK)
2. Work based leaming (50%)
Ilmu Penyakit Dalam26
3. Reflective leaming (30%)
Laporan kasus Simulasi kasus Tulisan ilmiah
1. Rincian Kegiatan Harian (tentatif)
No Waktu Kegiatan Tempat Keterangan
1 07.00 s.d
08.00
Follow up
pasien
Bangsal Semua
2
08.00 s.d
12.00
Follow up
pasien dan
tindakan
emergency
ICU, ICCU Bila ada
kasus
3 Poliklinik poliklinik Stase
4 UGD UGD Stase
5 12.00 s.d
14.00
Kegiatan ilmiah Ruang
pertemuan
Semua
6 14.00 s.d
07.00
Jaga malam UGD, bangsal Sesuai
jadwal
Keterangan : setiap mahasiswa akan mendapatkan 8-9 kali jadwal jaga malam di bagian dengan lama rotasi 10 minggu
Ilmu Penyakit Dalam 27
C. Sistem EvaluasiSetiap rotasi bagian akan melakukan evaluasi/penilaian terhadap mahasiswa dengan:1. Evaluasi formatif
Kinerja dalam bedside teaching Kinerja dalam latihan keterampilan Kinerja dalam work based leaming Kinerja dalam reflektif leaming
2. Evaluasi sumatif Hal yang menjadi prasyarat untuk dapat mengikuti evaluasi sumatif adalah : Rekapitulasi kehadiran. Mahasiswa harus menghadiri 100% kegiatan dalam rotasi bagian, Jika berhalangan dikarenakan alasan sakit, musibah orang tua/ saudara kandung/ suami/istri/anak kandung dan tugas fakultas, mahasiswa diperkenankan tidak menghadiri kegiatan rotasi selama maksimal 4 hari. Bila tidak memenuhi prasyarat tersebut, mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti evaluasi sumatif.Evaluasi/ Penilaian sumatif mahasiswa di tiap rotasi departemen akan mencakup 3 domain penilaian, yaitu:a. Attitide Dinilai melalui 2 bentuk :- Implementasi nilai-nilai keislaman dalam pelayanan kedokteran- Kondite selama menjalani kepaniteraan klinik
b. Skills Penilaian ranah keterampilan ditekankan pada penilaian kemampuan keterampilan Shows how atau Does, yaitu pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi dan mampu melakukan secara mandiri.Penilaian ini dilakukan dengan beberapa metode, berikut:Mini-CEX , Direct Observation Procedure Skills (DOPS) dan Ujian Keterampilan Klinik (30%)c. KnowledgePenilaian akan dilakukan berdasarkan penilaian laporan kasus, tulisan ilmiah (referat) dan oral examination.
Ilmu Penyakit Dalam28
Bobot Komponen Penilaian sumatif:
Jenis Kegiatan Bobot
Bobot*
Hasil
(Bobot x
Nilai)
RS 1 RS 2
A. Proses
1. Laporan kasus 10% 50% 50%
2. Referat 10%
3. Mini-Cex, (Proses) 15% 50% 50%
4. DOPS 15% 50% s50%
B. Ujian Akhir Stase
1. Mini-Cex 25 % 100% -
2. MCQ/MEQ/oral exam 25 % 100% -
Jumlah ( A + B ) 100%
Ket : * Mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir stase setelah melengkapi
seluruh kewajiban yang tertera dalam log book.
Ilmu Penyakit Dalam 29
Kelulusan Bagian Tahap Klinik :
Nilai akhir bagian (proses + ujian akhir) = B
dan nilai attitude Baik
Skala Penilaian
Komponen nilai akan diolah dalam rapat evaluasi akhir bagian, dilakukan
dalam koordinasi Bagian, Bakordik dan Koordinator Tahap Profesi UPK.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan cara penilaian Acuan Patokan
(PAP).
Tabel 3.6. Kriteria keberhasilan mahasiswa
Nilai
Huruf
Nilai Bobot Rentang Nilai Keterangan Patokan
Nilai
A 4,00 ≥ 80,00 Kompeten
B 3,00 68,00 - 79,99 Kompeten
C 2,00 55,00 - 67,99 Tidak Kompeten
D 1,00 40,00 - 54,99 Tidak Kompeten
E 0,00 <40 Tidak Kompeten
Remedial
Mahasiswa dengan nilai akhir C, D dan E harus mengulang rotasi di
bagian IPD selama 4 (empat) minggu setelah menyelesaikan seluruh rotasi
kepaniteraan klinik. Adapun kewajiban - kewajibannya adalah :
1. Mengikuti kegiatan rotasi setiap hari
2. Membuat dan mempresentasikan referat sebanyak 1 kali
3. Membuat laporan kasus 1 kali
4. ujian mini Cex dan oral exam
Ilmu Penyakit Dalam30
Daftar Kewajiban Mahasiswa di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
No Kegiatan Jumlah Keterangan1 BST (sebagai
presentan)4 kali (Minimal)
2 kali di RSUD BARI2 kali di RSMP
2 Work based learning-Pengelolaan pasien rawat inap, rawat jalan
-Tindakan prosedural
30 kali
2 kali
60% jenis penyakit yang berbeda,minimal 1 jenis penyakit /mingguVenapuncture dan pemasangan NGT, Skin test, Nebulisasi,Pemasangan Infus, Spirometri, Terapi Oksigen, EKG.
4 Reflective learning-Laporan kasus
-Tulisan ilmiah
-Simulasi kasus
2 kali
1 kali
Sesuai kebutuhan
1x di RSUD Palembang BARI1 X di RSMP
Dapat dilakukan mulai dari minggu ke-2Dilakukan di minggu ke-4 dan ke-5Simulasi kasus diberikan bila sampai akhir minggu ke-6, kasus dengan kompetensi 4 tidak dijumpai di lapangan.
5 DOPS 2 kali 1X di RSUD Palembang BARI1X di RSMP
6 Mini C-Ex proses 2 kali 1X di RSUD Palembang BARI1X di RSMP
7 Mini C-Ex ujian akhir 1 kali8 Ujian lisan kasus
pasien1 kali
Ilmu Penyakit Dalam 31
BAB IIITATA TERTIB PELAKSANAAN KEPANITERAAN KLINIK
A. Tata Tertib1. Setelah melapor kepada ketua Bagian/Departemen dan diberi
penjelasan seperlunya, mahasiswa menghadap preceptor untuk memperoleh petunjuk tentang tugas dan kegiatan yang akan dilakukan selama menjalani kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam, mahasiswa menyerahkan surat pengantar dari Dekan dengan meyertakan paspoto ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) buah kepada preceptor untuk dicatat namanya dan ditempel pasfotonya di buku registrasi. Preceptor akan :a. Menentukan judul referat yang akan disusun dan dibacakan nanti
pada waktunya b. Memerintakan kepada ketua grup membuat daftar giliran tugas
presentasi kasus, pembacaan refrat, diskusi kelompok dan tugas jaga untuk anggota grupnya.
2. Mahasiswa melakukan kegiatan selama rotasi sesuai dengan yang ditetapkan. a. Jam Kerja : Senin –Sabtu : 07.00-14.00 WIB.b. Jam Jaga :
Hari Kerja : setelah jam kerja s.d 07.00 WIB hari berikutnya. Hari libur :- Kelompok pagi : 07.00 - 19.00 WIB - Kelompok malam : 19.00 - 07.00 WIB hari berikutnya .
c. Jumlah frekuensi jaga ditentukan oleh Bagian yang bersangkutan.d. Pengisian daftar hadir :
- Dilakukan minimal dua kali yaitu pada saat datang dan pulang tepat pada waktunya
- Dilakukan sendiri ,tidak boleh diwakilkan.e. Mahasiswa yang meninggalkan tugas dalam masa kepaniteraan di
suatu bagian harus sepengetahuan dan memperoleh izin dari Kepala Bagian atau preceptor.
Ilmu Penyakit Dalam32
3. Bila karena suatu sebab tidak dapat melakukan rotasi maka mahasiswa harus menyatakan dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti yang sah .surat tersebut harus diserahkan kepada koordinator Pendidikan selambatnya saat mahasiswa kembali mengikuti kegiatan.
4. Setiap mahasiswa harus senantiasa bertindak profesional,menjaga nama baik almamater,menegakkan disiplin dan tata tertib mahasiswa.
5. Mahasiswa tidak boleh mengerjakan tugas Bagian lain pada saat kegiatan di Bagian Ilmu Penyakit Dalam.
B. Sanksi Akademik1. Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik, norma
sosial dan norma hukum dikenakan sanksi yang akan ditentukan dalam rapat bagian
2. Keterlambatan pengisian daftar hadir :a. 10-30 menit : membuat tugas b. lebih dari 30 menit : dianggap tidak hadir pada hari itu.
3. Ketidakhadiran :
Lama siklus Ketidakhadiran Sanksi
8 minggu<3 hari Mengerjakan tugas*
> 3 hari Mengulang stase Bagian
4 minggu(remedial)
<2 hari Mengerjakan tugas*
> 2 hari Mengulang stase Bagian
Keterangan : *Pemberian tugas dapat berupa tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah, tugas menyusun laporan kegiatan dan lain-lain.** ketidakhadiran dengan surat keterangan resmi yang telah diatur pada bab tata tertib buku panduan kepaniteraan klinik FK UMP.
Ilmu Penyakit Dalam 33
BAB IVPANDUAN BELAJAR
4.1. Gastrointestinal Bleeding
KnowledgeStudent should be able to define, describe and discuss: Common causes for and symptoms of upper and lower gastrointestinal blood
loss, induding :
o Esophagitiso Esophageal / gastric variceso Gastritiso Peptic ulcer diseaseso Gastric neoplasmo Mallory — Weiss tearo Malignancyo Intestinal angiodysplasia.o Diverticulio Ischemic colitiso Arterial — Vebous Malformations (AVMs)o Hemorrhoidao Anal fissures
Distinguishing features of upper versus lower GI bleeding Indications for inpatient and treatment of acute massive GI blood loss. The role of contributing factors in GI bleeding such as :
o H. pylon infectiono NSAIDao Alcoholo Cigarette useo Coagulapathieso Chronic liver disease
Ilmu Penyakit Dalam34
Skills
Students should demonstrate specific skills, induding :
History-Taking Skills : Students should be able to obtain, document, and present a medical history that distinguishes upper from lower GI bleeding and differentiates among the causes of and / or contributors for each as outlined above. The history should address whether the patient has :o Upper or lower abdominal pain, and pattem of relief or exacerbationo Rectal or anal paino Diaphoresis, lightheadedness or syncopeo Black or grossly bloody emesiso Brown or grossly bloody emesiso Forceful retching (Mallory-Weiss tear)o Weight loss (carcinoma)o Painless hematochezia (angiodyplasia. Tumor)o Painful hematochezia with or without tenesmus (colitis)o History of liver disease or alcohol use (varices, mucosal bleeding)o History of NSAID useo Previous history of peptic ulcer diseaseo Know colonic diverticulao History of vascular disease (ischemic cilutuss it bowel infarotion).
Physical Exam Skills: Students should be able to perform a physicalxamination to aid in making a specific diagnosis of G1 blood loss
and to determine the acuity and severity of the blood loos, induding :
o postural blood pressure and pulse and their interpretationo abdominal palpation of organomegaly, masses and tendemesso identification of the stigmata of chronic liver diseaseso anal and rectal examination.
Ilmu Penyakit Dalam 35
Differential Diagnosis: Students should be able to generate a prioritizeddifferential diagnosis recognizing specific history and physical exam
which
o distinguish an upper from lower G1 bleedo distinguish an acute severe bjeed from a mare mild and/or chronic GI
bleedo suggest a specific etiology
Laboratory Interpretation: Students should be able to interpret the results/findings of.
o stool and gastric fluid tests for occult bloodo hemoglobin and hematocrito platelet counto protime and partial thromboplastin timeo liver function testso tests for H. pylori.o Students should understand and be able to interpret with consultation
the results ofo upper G1 endoscopyo colonoscopyo barium studies of the gastrointestinal tract.
Students should be able to recommend when each of these tests should beOrdered
Management Skills: Students should be able to outline the appropriatemanagement for a patient with severe blood loss, induding:
o establishing adequate venous accesso crystalloid fluid resuscitationo blood and blood product transfusiono appropriate utilization of consultative services:
gastroenterology general surgery
o consideration of IV proton pump inhibitors, vasopressin, octreotide
Ilmu Penyakit Dalam36
o long term management where appropriate: H. pylori eradication Antacida H-2 blocker or proton pump inhibitor therapy smoking/alcohol cessation sderotherapylbanding of varices, TIPS, Portocaval shunts NSAID restriction dietary modification.
4.2. Gagal Jantung
Latar Belakang
Gagal jantung merupakan masalah global yang cukup kompleks, tiap
didapatkan 400.000 ribu kasus bam yang harus mendapat perawatan di
rumah sakit. Angka kematian akibat gagal jantung lanjut cukup tinggi yaitu
50% dalam satu tahun. Pengetahuan tentang gagal jantung, balk dari segi
penyebab, patofisiologi, pemeriksaan klinis serta pemeriksaan penunjang
dan mengelolaan penderita gagal jantung sangat bermanfaat guna
memperkecil angka kesakitan dan kematian akibat gagal jantung.
Tujuan Pembelajaran UmumPada akhir masa kepoaniteraan mahasiswa diharapkan mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam mencegah menegakkan diagnosis dan
diagnosis banding, melakukan stratifikasi resiko dan merencanakan
tatalaksana penyakit gagal jantung.
Pengetahuan yang diperlukan sebelum mengikuti kepaniteraan1. Anatomi jantung dan oto polos2. faal / mekanisme kontraksi oto polos3. epidemiologi : insidensi dan prevalensi4. patologi gagal jantung5. model gagal jantung : dusfungsi sistolik dan diastolic, "forward and
Ilmu Penyakit Dalam 37
backward failure", gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.Tujuan pembelajaran khusus1. PengetahuanMahasiswa mampu
Menerangkan patofisologi gagal jantung Menerangkan manifestasi klinis gagal jantung Menegakkan diagnosis dan membuat diagnosis banding
2. Keterampilan2.1 Anamnesis
Mahasiswa mampu mengumpulkan, mendokumentasikan dan
menyajikan data riwayat medis untuk mengetahui factor resiko,
menegakkan diagnosis dan diagnosis banding serta rencana
penatalaksanaan.
Sesak nafas : Identifikasi dypnoe d'effort, orthopnea dan paroxysmal noctumal dyspnoe.
Membedakan antara sesak nafas pada gagal jantung
dan penyakit paru.
Membuat klasifikasi sesak sesuai "New York Heart
Association"
Palpilasi : Bradikardia/ takikardiaEkstrasistolFibrilasi atrium
Endema tungkai : Uni / bilateral Berkurang dengan istirahat atau menetap saat istirahat "pitting" dan "non-pitting edema"
Faktor Pencetus : riwayat PJK
Ilmu Penyakit Dalam38
Infeksigangguan irama jantung (mis. fibrilasi atrium) kelelahan tidak minum obatII.2. Pemeriksaan fisikMahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya
fektor pencetus, diagnosis banding, penyakit penyerta jantung dan pembuluh darah.
Umum : tanda vitalLeher. Jvp
Toraka : titik impulse maksimal Abdomen : HJR, hepatomegali Ekstemitas : nadi, edema
Jantung : palpasi batas jantung Auskultasi : bunyi jantung S1, S2, SYS4 gallop,
Bising/munnur Paru : ronki
2.3. EKG istirahat:Mahasiswa mampu membaca EKG istirahat untuk membuat diagnosis
dan diagnosis banding :
irama aksis gelombang QRS gelombang P dan interval PR kompleks QRS segmen ST gelombang T2.4. Pemeriksaan foto toraks Mahasiswa mampu menginterpretasikan
foto toraks: kardiomegali bendungan paru
Ilmu Penyakit Dalam 39
2.5. Pemeriksaan laboratorium Mahasiswa mampu
menginterpretasikan hasil laboratorium untuk menegakkan
diagnosis dan memikirkan diagnosis banding
Darah perifer lengkap Analisis gas darah Elektrolit Fungsi ginjal dan ftingsi hepar BNP/NTproBNP
2.6. Pemeriksaan penunjangMahasiswa mampu menyebutkan kegunaan dan indikasi beberapa pemeriksaan penunjang ekokardiografi MRI pemeriksaan nuklir angiografi koroner dan ventrikulografi penyadapan jantung kanan dan biopsy endomiokardium
2.7. KomunikasiMahasiswa mampu
mengkomunikasikan diagnosis, rencana pemeriksaan lanjutan, rencana pengobatan, dan prognosis kepada. penderita dan keluarganya
mengkomunikasikan usaha pencegahan mengkomunikasikan efek samping obat yang mungkin terjadi mengkomunikasikan perlunya "compliance" terhadap pengobatan.
2.8. Rencana penatalaksanaan.
Mahasiswa mampu merencanakan tatalaksana dan
mengevaluasi hasil tatalaksana penderita gaga) jantung
tatalaksana faktor pencetus dan faktor resiko tatalaksana Medikamentosa tatalaksana intervensi non bedah (revaskularisasi perkutan/PCI dan
Ilmu Penyakit Dalam40
device therapy antara lain biventricular pacing, automatic intemal cardiac defilbrillator dan ventricular assist device)
tatalaksana intervensi bedah (CABG, remodelling surgery dan transplantasi jantung)
3. Tingkah laku dan sikap professional
Mahasiswa mampu
bekerja sama dengan semua pihak (mahasiswa, dokter ruangan, perawat, tenaga kesehatan lainnya dan penderita beserta keluarganya) dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita
melakukan pekedaannya sesuai etika kedokteran melakukan rujukan penderita kepada dokter spesialis jantung
4.3. Sindroma Koroner Akut
Latar belakang :
Sindroma koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat yang
harus cepat dikenali dan mendapatkan perawatan yang optimal untuk
menghindari komplikasi bahkan kc,matian. Saat ini penyakitjantung iskemik
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.
Pemahaman patofisiologi, pemeriksaan dan penanganan yang tepat akan
sangat berperan dalam menurunkan angka kematian pasca SKA.
Tujuan pembelajaran umum:
Ilmu Penyakit Dalam 41
Pada akhir mass kepaniteraan, mahasiswa diharapkan mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalmn menentukan diagnosa banding,
menegakkan diagnosis, melakukan stratifikasi resiko dan merencanakan
tatalaksana SKA.
Pengetahuan yang diperlukan sebelum mengikuti kepaniteraan : Anatomi pembuluh darah koroner serta. faktor faktor yang
mempengaruhi aliran darah pembuluh darah koroner. Keadaan yang mengatur metabolisms miokard serta faktor faktor yang
menentukan kebutuan/ konsumsi oksigen Pembentukan, evolusi dan komplikasi aterosklerosis Hubungan antara terhentinya aliran darah koroner dan sindroma klinis
yang terjadi Keadaan yang mencetuskan terjadinya SKA Perubahan patologis yang terjadi pada miokard yang mengalami infark
serta respon kardiovaskular saat SKA Penilaian dan intervensi faktor resiko penyakitjantung koroner Pendekatan terhadap penderita dengan nyeri dada : penyebab,
diagnosis banding dan kemungkinan SKA Penanganan medikal dan invasif untuk kasus SKA
Tujuan pembelajaran khusus
1. Pengetahuan Mahasiswa mampu: membedakan antara SKA dan penyakit jantung iskemik kronik menerangkan patofisiologi terjadinya SKA menerangkan manifestasi klinis dan jenis SKA membuat diagnosis dan diagnosis banding menerangkan stratifikasi resiko menerangkan tatalaksana medikal dan prosedur tindakan invasif Menerangkan riwayat perjalanan penyakit dan prognosis
2. Keterampilana) Anamnesis
Ilmu Penyakit Dalam42
Mahasiswa mampu mengumpulkan, mendokumentasikan,
menyajikan data serta analisa riwayat medis untuk mengetahui
faktor resiko, pencetus terjadinya SKA menegakkan diagnosis dan
diagnosis banding, serta rencana penatalaksanannya
Nyeri dada Membedakan antara keluhan angina pektoris dan keluhan yang
setara (equivalent) angina pektoris Membedakan antara nyeri dada iskemik dan nyeri dada kardiak
non-iskemik Membedakan nyeri dada kardiak dan nyeri dada non-kardiak Menerangkan nyeri dada pada penderita SKA Mengetahui awitan (onset) timbulnya SKA Membedakan antara nyeri dada pada penyakit jantung koroner
kronik dan nyeri dada pada SKA Penyulit
Penyulit iskemiko Infark ulango Angina pasca infark
Aritmiao Aritmia ventrikular dan supraventrikularo Blok dan gangguan konduksi
Kematian mendadak Mekanik
o Gagal jantung dan renjatano Aneurismso Ruptur free wall, septum dan muskulus papilaris
Lain Iaino Emboli sistemik/ paru
Faktor resiko dan penyakit penyerta Merokok Dislipidemia
Ilmu Penyakit Dalam 43
Diabetes melitus Hipertensi Riwayat keluarga berpenyakitjantung koroner
Gejala penverta Pingsan Palpitasi (bradikardia, takhikardia, ekstrasistol, atrial fibrilasi,
gangguan konduksi) Respon simpatis lain pada SKA Gagal jantung
Faktor pencetus Hipertensi Anemia Kerja fisik/ olah raga
b) Pemeriksaan fisikMahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kegawatdaruratan medikal, penyakit penyerta non kardiak, sema komplikasi SKA Umum
Tanda vital Kepala: arkus komea, anemia Leher: NP, nadi karotis (amplitude dan contour), thrills dan bruit di
pembuluh darah karotis Toraks: titik impuls maksimal Kulit: xantoma Ekstremitas : nadi arteri brachialis, tanda penyakit pembuluh darah
perifer (peripheral vascular disease)
Jantung Palpasi/ perkusi batasjantung Auskultasi: Suara jantung (St, S2, S3, S4), paradoxical splitting dari
Ilmu Penyakit Dalam44
S2; ejection dick; murmur Paru : ronkhi dan wheezing
c) Pemeriksaan penunjang
1. ECG istirahatMahasiswa mampu membaca ECG istirahat untuk membuat diagnosis sindroma koroner akut. Irama Axis gelombang QRS Frekuensi gelombang QRS dalam 1 menit Gelombang P Interval PR Gelombang QRS Segment ST Gelombang T Ekstrasistol Gangguan konduksi
2. Pemeriksaan laboratorium.Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil Moratorium untuk membuat diagnosis sindroma koroner akut dan mendeteksi faktor resiko. Penandajantunguntuknekrosis Dislipidemia Gula darah Faal girlial
3. Pemeriksaan foto toraksMahasiswa mampu menginterpretasikan foto toraks untuk menentukan penyakit penyerta jantung dan komplikasi Kardiomegali Bendungan paru
Rencana penatalaksanaan Mahasiswa mampu menentukan stratifikasi risiko penderita SKA Mahasiswa mampu merencanakan tatalaksana termasuk mengetahui saat
Ilmu Penyakit Dalam 45
tepat untuk merujuk penderita SKA Mahasiswa mampu mengamati dan menilai basil tatalaksana penderita SKA
Tatalaksana keg-watdaruratan pada SKA Tatalaksana medikamentosa nyeri dada dan tatalaksana untuk mengurangi
iskemia miokardium. Tatalaksana revaskularisasi medikal dan invasif Tatalaksana untuk mempertahankan fungsi jantung Tatalaksana faktor risiko/ penyakit penyerta
Kepustakaan
Zippes DP, Libby P, Bonow RO. Braunwald E (ed). Braunwald's Heart Disease: A TexiBook of Cardiovascular Medicine 7th Edition. Philadelphia, WB Saunders, 2005. Halaman 1141 Halaman 1167 Halaman 1243
4.4. Heart FailureRationale
Congestive heart failure (CHF) is one of the most common cardiac
problems encountered in dinical practice. Identification and correction of treatable
underlying causes, control of precipitating factors and judicious use of mufti-drug
regimens for individuals with CHF are important issues for third-year medical
students.
Prerequisites Knowledge of the structure and function of the heart and lungs Knowledge of the epidemiology of heart disease Knowledge of the pathogenesis and pathophysiology of cardiovascular disease
Knowledge of the pharmacology of cardiovascular drugs and the interaction of multiple drugs given simultaneously
Ability to perform, a cardiovascular risk assessment and understand issues related to primary and secondary prevention of cardiovascular disease
Ilmu Penyakit Dalam46
KnowledgeStudents should be able to define and describe :
types of processes and most common disease entities that cause CHF: ischemic valvular hypertrophic infiltrative inflammatory
dassification for heart failure: types of processes that cause systolic vs. diastolic dysfunction symptoms and signs of left-sided vs. right-sided heart failure compensatory mechanisms of heart failure induding cardiac remodeling and
activation of endogenous neurohormonal systems factors leading to symptomatic exacerbation of CHF induding
ischemia arrhythmias hypoxemia anemia fever hypertension thyroid disorders non-adherence with medications and/or dietary restrictions use of nonsteroidal anti-inflammatory drugs and other drugs that may
worsen CHF importance of age, gender and ethnicity on the prevalence and prognosis of HF physiological basis and/or scientific evidence supporting each type cf
treatment, intervention or procedure commonly used in the management of patients who present with heart failure
role of critical pathways or practice guidelines in delivering high-quality, cost-effective care for patients presenting with new or recurrent heart failure
Skill
Skills Students should demonstrate specific skills, induding:
History-Taking Skills: Students should be able to obtain, document, and
Ilmu Penyakit Dalam 47
present an appropriately complete medical history that :o differentiates between various etiologies of heart failure (answers
the question: Why is the patient in heart failure?)o identifies dinical factors responsible for symptomatic exacerbation
(answers the question: Why is the patient worse now?) Specifically, the medical history of a patient with heart failure should
contain information about:o exercise intolerance
fatigue dyspnea on exertion
o fluid retention peripheral edema dyspnea
o changes in sleep pattem orthopnea paroxysmal noctumal dyspnea (PND) nocturia
Students should be able to use the medical history as a tool to assess the functional capacity of patients with CHF:
walking distance New York Heart dassification
Physical Exam Skills: Students should be able to perform a focused physical exam to help establish the diagnosis of CHF and estimate its severity. The initial physical exam of a patient with CHIF should indude: measurement of vital signs induding weight and respiratory
rate/pattem accurate measurement of arterial blood pressure and recognition of
the typical Wood pressure findings that occur in patients with aortic stenosis and aortic insufficiency
assessment of the neck veins for jugular venous distention and, when necessary, evaluation for abdominal jugular reflux
assessment of the extremities to ascertain for skin conditions, induding :o color
Ilmu Penyakit Dalam48
o temperature and the presence of edemao cyanosis, dubbing
assessment of the lungs foro crackleso rhonchio decreased breath sounda
inspection and palpation of the anterior chest to identify right- and left-sided heaves, lift and thrills
auscultation of the heart to determine:o rhythmo intensity of heart soundao splitting of S2 and the presence of rubso gallops (S3, S4, summation)o extra heart sounda (e.g., dicks)
auscultation of the heart to detect the presence of heart murmurs. When a heart murmur is present, students should be able to:o identify timing;
systolic vs. diastolic holosystolic vs. ejection
o describe pitch, location and pattem of radiation assessment of the abdomen to determine the presence of.
• hepatomegaly• ascites• abnormal pulsations• bruits•
Differential Diagnosis: Students should be able to generate a prioritized differential diagnosis and recognize specific history and physical exam Ifin6ings that help support or refute a dinical diagnosis of heart failure.o Students should be able to distinguish between the various
underlying etiologies of CHIF induding disease processes that primarily affect: pericardium (constrictive pericarditis, pericardial tamponade)
Ilmu Penyakit Dalam 49
endocardium valvular (congenital, acquired) endocarditis
myocardium hypertension coronary artery disease - ischemic cardiomyopothy hypertrophic cardiomyopathy dilated cardiomyopathy
laboratory Interpretation: Students should be able to interpret specific diagnostic tests and procedures that are commonly ordered to evaluate patients who present with heart failure. Test interpretation should take into account :
o pre-test and post-test likelihood of diseaseo performance characteristics of individual tests:
¨ sensitivity¨ specificity¨ positive and negative predictive value¨ likelihood ratios
Students should be able to define the indications for, and independently interpret the results of the following diagnostic tests and procedures :o 12-lead electrocardiogramo chest x-rayo b-type natriuretic hormone level
Students should be -able to define the indications for, and interpret (with consultation) the resufts of the following diagnostic tests and procedures.o echocardiography:o treadmill exercise testing (for functional capacity)o radionudide ventriculogram (multiple gated acquisition scan
(MUGAI)o cardiac MRI
Ilmu Penyakit Dalam50
o coronary angi6graphy
Communication Skills: Students should be able to:o communicate the diagnosis, prognosis and treatment plan to
patients and their familieso educate patients about cardiovascular risk factorso address palliative care and end-of-life issues vAth patients who have
intractable symptoms associated with end-stage heart failure
Management Skills: Students should be able to:
o develop a timely and appropriate evaluation and treatment plan for patients with heart failure due to systolic dysfunction. Specifically students should be able to identify the indications, contraindidations, mechanisms of action, adverse reactions, significant interactions, and relative costs of the following treatmentsfinterventions.¨ Non-pharmacological management
sodium and fluid restriction physical activity
¨ Pharmacological management (recommended for routine use) diuretics angiotensin converting enzyme Inhibitors or ARBs and/or both b-blockers aldosterone antagonists spironolactone eplerenone digoxin
¨ Interventions considered for use in selected patients hydralazine and isosorbide dinitrate angiotensin converting enzyme inhibitors or ARBs and/or both calcium channel blockers
Ilmu Penyakit Dalam 51
anti-arrhythmic agents anticoagulants/anti-thrombotic agents
¨ Other modalities coronary revascularization synchronized biventricular pacing
¨ develop a timely and appropriate evaluation and treatment plan forpatients with heart failure due to diastolic dysfunction induding control of physiologic factors
blood pressure heart rate
reduction in central blood volume by judicious use of diuretics Alleviation of myocardial ischemia use of calcium channel blockers use of beta-blockers
¨ describe use of other agents and/or interventions that may be useful in treating patients with refractory, end-stage heart failure: intravenous vasodilators, intravenous positive isotropic agents infustion of b-type natriuretic peptide (nesiritide) ventricular assist devices heart transplantation
¨ demonstrate how critical pathways or practice guidelines in ambulatory or hospitalized patients with CHF can be used to guide diagnostic test ordering and medical decision making
¨ determine when to consult a cardiologist in the management of patients with heart failure
Attitudes and Professional Behaviors
Ilmu Penyakit Dalam52
Students should be able to :
¨ recognize the importance of early detection and treatment of risk factors that may lead to the development of heart failure.
¨ recognize the importance of lifestyle limitations caused by heart failure and counsel patients appropriately.
¨ recognize the significant morbidity and mortality associated with a diagnosis of heart failure and, when appropriate, provide palliative care for patients with refractory symptoms associated with end-stage disease.
4.5. Asma BronkialeIntroduction
Asthma is a major, chronic airway disorder that is a serious public health
problem. Asthma affects people of all ages, can be severe, and is
sometimes fatal.
Knowledge :
Students should be able to describe
¨ Asthma as a chronic inflammatory disorder of the airways.¨ Risk factors for asthma, host and environmental factors¨ Mechanisms of asthma (overview of role inflammatory in causing the
airflow limitation and symptom characteristic of asthma).¨ Diagnosis and dassification of asthma system for asthma severity
(intermitter, persistent mild-moderate-severe)¨ Asthma management :
o Define of goal for successful asthma managemento Avoid exposure or control asthma trigger (inciter, inducer)o Establish plan for management exacerbationo Home managemento Hospital base managemento Medication plan for longterm asthma managemento Medication for asthma
Ilmu Penyakit Dalam 53
Reliever Controller
SkillsHistory taking skills :
Students should be able to obtain, document, and present a medical history to establish the diagnosis and dassification of asthma and severity. of asthma exacerbations.
o Episodic breathlessnesso Wheezingo Chest tightnesso Seasonal variability of symptomso Noctumal symptomso Family history of asthmao Family history of another atopic disease
Physical examination skillStudents should be able to perform a physical exam to establish
the diagnosis and severity of disease induding :o Awameso Vital signs (increase respiratory rate, tachycardia)o Examination of the head for
Sianosiso Examination of the.chest
Hyperresonan on percussion Wheezing on auscultation Use of accessory musdes and intercostals recession
Differential diagnosis
Students should be able to generate a prioritized differential
diagnosis recognizing specific history and physical exam findings that
Ilmu Penyakit Dalam54
suggest a specific etiology.
Laboratory examination
Students should be 4ble recommend and interpret diagnostic and
laboratory test :
¨ Students should be understand the rationale for and correctly identify abnormalities detected by the following tests Complete blood count Blood gas analysis Immunoglobulin E (IgE) Peak flow meter Spirometry
Communication skills
Students should be able to :
Communicate the diagnosis, treatment plan, and prognosis of the
disease to patients and f-milies, and consider the patient's knowledge of
asthma bronchiale and preferences rding treatment.
Management skills
Students should be able to develop an appropriate evaluation and
treatment plan for patients with :
¨ Students should be able to access and utilize appropriate information system s and resources to help delineate issues related to asthma bronchiale.
Attitudes and professional behaviorStudents should be able to :
Ilmu Penyakit Dalam 55
¨ Appreciate the importance of patient preferences and compliance with management plans for those with asthma bronchiale.
¨ Appreciate the importance of side effects of medications and their impact on quality of life and compliance.
¨ Make appropriate referral to pulmonology consultant for special case of asthma
Resources : GINA (Global Initiative for Asthma), Global strategy for asthma management and prevention, National Institutes of Health, Revised 2002.4.6. Pleural EffusionDEFINITION
Pleural effusion Is defined as accumulation of fluid in the pleural space that exceeda the physiologic amounts of 10-20ml-. Pleural effusion may represent a primary manifestation of many disease, but must often they are observed as secondary manifestation or complication of other disease.PATHOPHYSIOLOGY
Pleural effusion may result from a number of pathophysiologic mechanisms, all of which disturb the physiologic balance between the formation and removal of pleural fluid. Transudative effusions are either caused by increased hydrostatic pressure (e.g. in cardiac failure) or by reduced plasma oncotic pressure because of protein deficiency (e.g. liver cirrhosis, nephritic syndrome). The pleura itself remains intact. In contrast, pathologic changes in the pleura result in exudation caused by a diffuse increase of capillary permeability, to localized ruptures (e.g. blood vessels, lymphatic vessels, lung abscess, esophagus), or to disturbed absorptiol 1 (e.g. lymphatic blockage).
DIAGNOSISIn the majority of cases, the etiology is based on the case history, dinical presentation, imaging techniques, and examination of the pleural fluid.
Diagnostic approachThe presence of a pleural effusion is established only by
Ilmu Penyakit Dalam56
thoracentesis. If the effusion is small, thoracentesis can be performed under ultrasound guidarice. Evaluation of the pleural fluid yielda valuable diagnostic information or even permits a dear diagnosis. The most important criteria are appearance, protein content, and cellular components.
The appearance may be serous (light to dark, dear to turbid), serosangulneous (blood tinged, in some cases because of thoracentesis), hemorrhagic (bloody), purulent (fetid odor in anaerobic effusions) or chylous (milky) bilious (cholothorax), brown (perforated amebic abscess) black (aspergillar infection), or yellowish green (rheumatoid pleuritic, pancreatic effusion) appearances extremely rare.
The standard manner in which transudates have been differentiated from exudates is by measuring the protein and lactic dehydrogenate (LDH) levels in the pleural fluid and in the serum. If one or more of the following three criteria are satisfied, the patient has an exudative PE (light's criteria): 1) Pleural fluid protein/serum protein > 0.50: 2) pleural fluid LDH/serum LDH >0.60: 3) pleural fluid LDHAwo-third the upper limit or normal.
Tuberculosis pleurisyTuberculous pleurisy mainly affects younger patients and is twice
as frequent In males than In females.Most patients have a cough and pleuritic pain, which usually precedes the cough. Previously, patients with a tuberculous pleurisy were younger that those with a pulmonary tuberculosis, but now it becomes more and more a disease of older individuals.Tuberculosis can be proved by granulomata in a pleural biopsy specimen and from biopsy specimen culture. The effusion is usually dear and serous, and seldom turbid and serous. Predominantly, lymphocytes are present, but in the very early stages, neutrophils may be prominent. Low glucose values are found In only 20-50% of cases; however, the chances of a positive Mycobacterium tuberculosis culture from the exudates are higher in these cases.History takingRespiratory symptoms
Pleuritic pain, cough,, and dyspnoea are the three cardinal symptoms in pleural disease.A stick In the side constitutes the principal symptom of the antients. Since the
Ilmu Penyakit Dalam 57
lung and the visceral pleura do not have pain receptors, any pain witnessing a pleural involvement indicates that the parietal pleura and/or the accompanying fascia is Inflamed or infiltrated. The pleuritic pain does not indicate the presence of a pleural effusion; on the contrary, it tenda to subside when such an effusion appears.Most frequenly a pleuritic pain has a sudden onset; it is usually unilateral, fairly well localised, felt in the subaxillary region or beneath the breasts. It is of a cutting, stabbing or tearing character; it is also described as a knifelike or shooting pain. It is definitely Intensified by deep breathing, coughing, laughing, or sneezing, but relieved by anything that assists in immobilizing the affected side, for instance by gentle pressure over the affected side or by stopping breathing. The pain may be of such a severity that it prevents sleep. In some cases (for instance in mesothelioma), it is dull and dragging in character, or only some chest discomfort is present.
Contrary to pleuritic pain, cough is a non specific respiratory symptom. Dinical observations in man suggest that cough receptors are also present in the pleura, inducing mainly acute symptoms. It is short, dry and hacking, unattended by expectoration, but some scanty mucus may appear.At the outset of a pleuritic, dyspnoea may be due to fever and pain. Later with the development of an effusion, and if the exudation is rapid. A large effusion may even result in the patient preferring to lie on their affected side, more rarely on the sound side.
Nonrespiratory symptomsThe type of symptoms Is highly dependent on the underlying
disorder.Chronic congestive heart failure (CCHF) is probably the most
common cause of all pleural effusions, with dyspnoea on exercise and fatigue, as the two cardinal symptoms.
Ilmu Penyakit Dalam58
Parapneumonic effusions
At the outset of pneumonia, the dinical presentation of a patient with pneumonia alone does not differ from patients with pneumonia and pleural effusion. Later some purulent or haemoptoic sputum may appear, as well as general signs such a fever, chills, headache. In case of anaerobic infection, a bad breath or even a putrid smeel can be perceived from a distance. The frequency of parapneumonic effusions varies with the responsible microorganism, being >50% in cases if streptococcus pneumonlae and <10% in cases of mycoplasma pneumoniae.
Malignant effusions
If a patient is already known to suffer from a cancer, the history will be relatively easy to take. Otherwise the available symptoms should also be used to orientate the diagnosis. The age, sex, and smoking history all of major importance, lung and breast cancer being the two most frequent causes of malignant pleural effusion followed by lymphomas, and ovarian and gastrointestinal carcinomas. As the primary disease is already in an advanced stage, weight loss, anorexia, and malaise are commonly found.
Connective tissue diseases
Approximately 5% of patients with rheumatoid arthritis develop pleurisy, usually several years a'l*,er the onset of articular symptoms; it may mimic an acute or subacute disease, or be an asymptomatic radiographical finding. Involvement of the pleura (pleuritic pain or pleural effusion) occurs in more than one-half of the patients with systemic lupus erythematosus during the course of the disease (usually during an exacerbation), and is the presenting manifestation in 5% of the cases.
The meig's syndrome (which associates ascites with a hydrothorax) is
found in females shortly following menopause.
Theurapeutic alms in patients with pleural effusion are palliation of symptoms
Ilmu Penyakit Dalam 59
(pain, dyspnea) treatment of underlying diseases, prevention of pleural fibrosis with reduction of pulmonary function, and prevention of recurrences. The theurapeutic approach dependa on the availability of options for causal or only symptomatic treatment.
4.7. Tuberkulosis Paru
Pendahuluan
Penyakit Tuberkulosus (TB) saat ini merupakan salah satu masalAh
kesehatan masyarakat yang cukup besar di seluruh dunia dan Indonesia.
Indonesia merupakan negara ketiga terbesar penyumbang kasus TBC di
dunia.
Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT), penyakit TBC
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardlovaskuler
dan penyakit pemafasan pada semua kelompok usla, dan no 1 dari
golongan penyakit Infeksi di Indonesia. Hal Ini menunjukkan betapa
pentingnya pengelolaan penyakit tuberkulosis paru di Indonesia.
Para peserta P3D diharapkan mengetahui dan dapat menjelaskan
tentang gambaran penyakit tuberkulosis paru dan penanganannya.
Prasyarat:
Peserta P3D diharapkan sudah memiliki pengetahuan tentang
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi. Etiologi dan patogenesls serta gambaran klinik penyakit tuberkulosis
paru.
Pengetahuan dan Teori :
Ilmu Penyakit Dalam60
Peserta P3D diharapkan dapat menjelaskan
Situasi TBC di dunia dan di Indonesia. Penyebab tuberkulosis paru dan gejala-gejala tuberkulosis paru. Diagnosis tuberkulosis paru. Cara dan resiko penularan. Infeksi primer tuberkulosis paru. Tuberkulosis pasca-primer. Klasifikasi penyakit dan tipe penderita. Pengambilan bahan pemeriksaan sputum BTA. Indikasi radiologi paru. Komplikasi penyakit tuberkulosis paru. Prinsip dan manfaat pengobatan Tuberkulosis paru. Jenis dan cara kerja serta panduan obat anti tuberkulosis untuk setiap
klasifikasl dan tipe penderita Penanganan penderita putus berobat. Pendeteksian dan penanganan komplikasi ringan, efek samping OAT dan
rujukan ke institusl/unit pelayanan rujukan. Strategi DOTS dan kelima komponennya.
Kecakapan:
AnamesisPeserta P3D diharapkan dapat memperoleh riwayat penyakit untuk
menegakkan diagnosis tuberkulosis paru meliputi :
lama dan progesivitas dari keluhan utama yang dapat berupa batuk lama ( >3 minggu, batuk darah, sesak papas, nyeri dada atau pangs badan)
gejala sistemik penyakit tuberkulosis paru (demam, penurunan berat badan dan keringat malam).
riwayat pengobatan TBC paru apakah tuntas atau tidak.
Pemeriksaan Fisilk
Ilmu Penyakit Dalam 61
Peserta P3D diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
fisik untuk penegakan diagnosis dan beratnya penyakit tuberkulosis
paru meliputi:
Tanda Vital. Berat dan tinggi badan. pemeriksaan fisik kepala untuk anemia. pemeriksaan leher untuk limfadenitis. pemeriksaan toraks: inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi meliputi:
kelainan parenkim paru : konsolidasi, fibrosis, atelektasis, dan kerusakan parenkim
dengan sisa suatu kavitas. kelainan saluran nafas radang dari mukosa dengan penyempitan
maupun penimbunan sekret. perubahan volume paru fibrosis, etelektasis dan kavitas
memperkecil volume jaringan paru yang terkena sehingga menarik jaringan sekitamya seperti : trakea, mediastinum, fossa supraklavikularis, dan infraklavikularls, di tambah lagi dengan penebalan pleura. Perubahan penghantaran suara (auskultasi) pada konsolidasi, fibrosis, obstruktif, atelektasis, sekret bronkus, penyempitan kavitas.
pemeriksaan ekstremitas : jari tabus.
Diagnosis Banding
Peserta P3D dapat memaparkan diagnosis banding berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Ilmu Penyakit Dalam62
Pemeriksaan Penunjang
Peserta P3D dapat merekomendasi kankan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang meliputi :
o Sputum untuk diagnosis TB paruo Foto torakso PPD 5 TUo Hematologi dan urine rutino SGOT/SGPTo Ureum, kreatinin
Kecakapan berkomunikasi
Peserta P3D dapat :
o Menyampalkan diagnosis, rencana, dan prognosis kepada pasien dan keluarganya
o Edukasi pasien tentang TB paru dan perlunya skrining pada orang-orang yang kontak erat terutama anak-anak.
o Menyampaikan tentang strategi DOTS dalam penanggulangan penyakit tuberkuiosis paru
Manajemen
Peserta P3D dapat melakukan evaluasi dan rencana pengelolaan pasien dengan:o TB paru sesual dengan tipe penderitao TB paru dengan putus obato TB paru dengan efek samping OAT (minor)
Sikap dan Perilaku
Peserta P3D dapat :o Menyadari pentingnya keteraturan dan kepatuhan berobat pada
penderita TB paruo Menyadari kemungkinan efek samping pengobatan TB paruo Menyadari resiko pengobatan yang tidak teratur dan putus obat pada
Ilmu Penyakit Dalam 63
penderita TB paruo Menyadari dan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi dalam
penanganan TB paruo Melakukan rujukan ke spesialis penyakit dalam/ intem ist-konsultan
paru pada kasuskasus yang sulit ditangani.
Referensi
1. DepkesRI,PedomanNasionalPenangguianganTuberkulosis,cetakanke8,Jakarta, 2002
2. WHO, TB A Dinical Manual For South East Asia, 1997
4.8. Nephrotic Syndrom
Prerequisite
Prior knowledge of the
Anatomy of the normal glomerulus and the structure of the glomerular caplillary wall and glomerular basement membrane (GBM)
The pathophysiology of edema formation Differential diagnosis of edema The pathophysiology of proteinuria
Knowledge
Students should be able to :
Describe definition of Nephrotic Syndrome (NS) Describe the main diseases that cause ISIS in adults (primary and
secondary NS) Describe the pathophysiology of NS Describe the relationship between hypercholesterolemia and NS Describe the renal histopathological dassification of NS Describe dinical manifestation of NS Describe complications of NS
Ilmu Penyakit Dalam64
Explain diagnostic tools to diagnose NS Give treatment of the major causes of NS: describe pharmacological
properties of immuno-suppresive drugs (corticosteroid,cydophosphamide) and diuretics: mechanism of action, adverse reaction, contraindication, drug interaction
Explain prognosis of the disease
Skills
Students should demonstrate specific skills, induding:
History-Taking Skills :Students should be able to obtain, document, and present
a medical history to diagnose NS:
swelling of the face periorbital edema edema of dependent parts. In most cases, this indudes the
ankles or legs anasarca increase in weight frothy urine hematuria dedine in urine output thrombotic-eomplications (deep vein thrombosis of the calf
veins or the renal vein ) history of an antecedent sore throat or skin infection History of allergy History of diabetes, arthritis, fever, skin rash History of drug exposure
Physical Exam SkillsStudents should be able to perform a
physical exam which indudes :
Ilmu Penyakit Dalam 65
¨ Vital signs ( blood pressure hypertension , pulse rate, respiratory rate, temperature)
¨ Body weight and hight¨ Edema is the predominant feature and initially develops around the
eyes and lower extremities examination of the head 4 generalized (anasarca)
¨ examination of the thorax: pleural effusion¨ examination of the abdomen:
subcutis edema ascites
Differential DiagnosisStudents should be able to generate a differential diagnosis
for each patient with attention to probabilities based on history and
physical examination
Laboratory InterpretationStudents should be able to recommend and interpret
diagnostic and laboratory tests:
¨ Examination of the urine urinalysis microscopic examination testing for the ratio of urinary protein to urinary creatinine determination of light-chain protein excretion
Blood serum chemistry profile, induding values for serum creatinine,
urea nitrogen, serum albumin, and serum lipida complete blood cell count hepatitis B and hepatitis C testing, HIV screening serum complement values
Serum protein electrophoresis or urine protein electrophoresis Communication Skills: Students should be able to: communicate the
Ilmu Penyakit Dalam66
diagnosis, treatment plan, and subsequent follow-up to patients Management Skills :
Students should be able to develop an appropriate evaluation and treatment plan for patients with NS Diet : dietary protein restriction, fluid and sodium restriction Diuretics: furosemide, spironolactone Albumin Anti proteirluria agents e.g ace-inhibitor, NSAIDA
(indomethacin) Corticosteroid Immunosupressive agents: cydophosphamide,
4.9.Urinary Tract Infection (UTI)Prerequisite
Prior knowledge of the: anatomy and physiology of urinary tract the organisms associated with urinary infections (etiology of UTI) and
the mechanisms which make these organisms uropathogenic (pathophysiology of UTI)
ability to interpret an urinalysis. Pharmacology of the major dasses of antimicrobial drug of UTI Describe the management of UTI
KnowledgeStudents should be able to:
Recognize and describe UTI and be able to distinguish between asymptomatic and symptomatic UTI lower and upper UTI uncomplicated and complicated UTI
Describe the dinical manifestation of UTI (frequency, dysuria, urgency, etc)
Describe the organisms associated with urinary infections and the mechanisms which make tl-ese organisms uropathogenic (pathophysiology of UTI)
Describe the diagnostic measurements of UTI
Ilmu Penyakit Dalam 67
Describe the management of UTISkills
Students should demonstrate specific skills, induding:
History-Taking Skills:Students should be able to obtain, document, and present
a medical history to differentiate the diagnosis of upper and lower
UTI induding
dysuria urgency hecitancy polyuria incomplete void gross hematuria suprap u bic. and/or loin pain (costovertebro angle pain) presendie of fever, nausea, vomiting
Physical Exam SkillsStudents should be able to perform a physical exam which
indudes: vital signs ( blood pressure, pulse rate, respiratory rate,
temperature) examination oh the head examination of the abdomen:
¨ palpate the kidney¨ suprapubic tendemess¨ unilateral or bilateral costovertebral angle tendemess
Differential DiagnosisStudents should be able to generate a differential diagnosis for each patient with attention to probabilities based on history and physical examination
Ilmu Penyakit Dalam68
Laboratory InterpretationStudents should be able to recommend and interpret
diagnostic and laboratory tests :Examination of the urine (from midatream urine sample)
Macroscopic examination Microscopic examination Biochemical examination Culture (colony forming units) and sensitivity test
Complete blood count Blood culture Imaging studies: renal ultrasound for complicated UTI
Communication Skills: Students should be able to:communicate the diagnosis, treatment plan, and
subsequent follow-up to patients
Management Skills :Students should be able to develop an appropriate evaluation and treatment plan for patients with UTI Diet : hydration Antimicrobial therapy
4.10. ThyrotoxitosisPrerequisitesPrior knowledge and skills during the predinical years should indude
Put on anamnesis and physical diagnosis of Thyrotoxicosis. Understand and analyze laboratory tests, and other diagnostic tests. Explain and summarize the diagnosis and differential diagnosis of
Thyrotoxicosis Put on the principles of the management of Thyrotoxicosis. summarize the prognosis of Thyrotoxicosis and its complications
Ilmu Penyakit Dalam 69
Knowledge
Students should be able to :
Know and. define Thyrotoxicosis and Understand and explain the etiology, pathophysiology and dinical signs Thyrotoxicosis and its chronic complications.
Describe sign and simptoms complications Thyrotoxicosis Analyze anamnesis and physical diagnosis of Thyrotoxicosis and
complications. Analyze laboratory tests, and other diagnostic tests. Summarize the diagnosis and differential diagnosis of Thyrotoxicosis and
complications. Explain the principles of the management of Thyrotoxicosis and its
complications. Explain and summarize the prognosis of Thyrotoxicosis and its
complications.Skills
Students should demonstrate specific skills, induding :
A. History-Taking Skills:By the end of the derkship students should be atle to obtain, document,
and present an age-appropriate history, that distinguishes among the type
of etiology thyrotoxicosis induding :
Struma diffusa toksisStruma nodosa toksikMola Hydatidosa
Ilmu Penyakit Dalam70
B. Physical Exam Skills:Students should be able to perform a physical examination
to aid in the diagnosis and etiology of thyoid involment,
induding: Thyrotoxicosis, Struma nodosa non toxic
Physical:General signsTender thyroid gland or palpable nodule,fast pulse,tremor,eyelid lag,and warm moist skinpalpitations, andintolerance for warm room or weather is the pathognomonic,Decreased reflexesElderly patient may have few symptoms and limited signs of disease ; they may have only atrial fibrillation, lethargy, or weight loss.
Vital signs
TachycardiaHypotension
Fever, if infection
Coma
Ilmu Penyakit Dalam 71
C. Perform Laboratory and Other Diagnostic ProceduresTo determine:
Baseline data on patient's health status.
The existence of thyrotoxycosis
Laboratory Interpretation:Students should be able to perform and to interpret a CBC,
urinalysis, laboratory recommended or optional request, induding :
White blood cell count and blood and urine cultures to rule out infectionThyroid testingThyroid scanOther tests :
Kreatinine and ureum
TransaminaseThorax photo Lipid Profile Total Cholesterol, HDL- Cholesterol, LDL-cholesterol,Trigliserida,Uric AcidElectrocardiography
USG pankreas
BNO
BUN is increased.Anion gap is higher than normal.D. Management Skills:
The principle of management thyrotoxicosis
Antithyroid drugs
Radioactive iodine
Surgery
Ilmu Penyakit Dalam72
4.11. ACUTE RENAL FAILURE (ARF)
Prerequisites
Prior knowledge and skills during the predinical years should indude :
Knowledge of drugs that can have adverse effect on renal function.
ability to interpret an urinalysis.
Knowledge
Students should be able to :
define and describe Acute Renal Failure (ARF) and be able to distinguish between the three major pathophysiologic etiologies for ARF:
decreased renal perfusion (pre-renal)
intrinsic renal disease (renal)
acute renal obstruction (post-renal)
¨ bladder outlet obstruction (prostatic hypertrophy)
¨ stone, thrombus or tumor in ureter
distinguish major pathophysiologic etiologiesof "pre-renal" ARF, induding:
o hypovolemia
o decreased cardiac output (CHF, tamponade)
o systemic vasodilation (sepsis)
o renal vasoconstriction
distinguish major pathophysiologic etiologies of intrinsic *"renal" ARF, induding :
o vascular lesions
¨ TTP
¨ Hemolytic-Uremic Syndrome
¨ DIC
¨ Malignant hypertension
¨ Renal vein thrombosis
Ilmu Penyakit Dalam 73
o glomerular lesions
o interstitial nephritis
¨ drugs, infection
intra-tubule deposition/obstruction
¨ crystals, protein
o actue tubular necrosis
¨ ischemia (severe ? RBF)
¨ toxins (dye, aminoglycosides, amphotericin B, metals, acetaminophen, platinum)
¨ pigments
¨ discuss the natural history, initial evaluation and treatment and complications of ARF.
Skills
Students should demonstrate specific skills, induding :
¨ History-Taking Skills : By the end of the derkship students shou'ld be able to obtain, document, and present an age-appropriate history, that distinguishes among the three major reasons for ARF (pre-renal, post-renal), induding :
o pre-disposing conditions
o nephrotoxic drugs or agents
o Systemic disease
¨ Physical Exam Skills : Students,should be able to perform a physical examination to aid in the diagnosis and etiology of ARF, induding :
o the determination of a patient's volume status through estimation of the central venous pressure using the height of jugular venous distention and measurement of pulse and blood
o palpation and percussion of the bladder to recognize bladder distention
o examination for evidence of systemic disease, induding: skin, joints
Ilmu Penyakit Dalam74
and nails
¨ Laboratory Interpretation : Students should be able to perform and interpret a urinalysis, induding :
o the recognition of casts, red blood cells, white blood cells and crystals
o calculate fractional excretion of sodium and appreciate its usefulness in distinguishing between pre-renal and intrinsic renal disease
o calculate creatinine dearance
Students should be able to recommend when each of these tests should be ordered.
¨ Management Skills: Students should be able to design an appropriate management plan for initial management of ARF, induding
o discontinuing renal toxins
o volume management
o dietary recommendations
o drug dosage alterations
o electrolyte monitoring
o indications for acute dialysis (fluid overload, hyperkalemia, acidosis, complications of uremia - altered mental status, bleeding, pericarditis, myopathy)
Resources
¨ Nefrologi Klinik, E. Sukandar, Ed 2, 1997
¨ Braunwald E, Fauci As, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL editor. Harrison's Principle of Intemal Medicine, 15th Ed, Mac Graw Hill, NewYork, 2003.
Ilmu Penyakit Dalam 75