8
PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING Fitri Amalia Rahmawati*, Cholis Sa’dijah**, dan Lucky Tri Oktoviana*** Universitas Negeri Malang Email : [email protected]; [email protected]; [email protected] Abstrak : Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara individu oleh siswa yaitu modul. Tujuan pengembangan ini yaitu menghasilkan modul materi bentuk pangkat dan akar untuk siswa kelas X dengan metode penemuan terbimbing yang valid dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh kesimpulan bahwa modul yang telah dikembangkan valid dan efektif. Kata Kunci : modul, bentuk pangkat dan akar, metode penemuan terbimbing Rangkaian proses belajar mengajar sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam rangkaian proses belajar mengajar tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Salah satu tahapan penting yaitu tahap persiapan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sumber belajar merupakan salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan karakteristik siswa tak boleh diabaikan oleh seorang guru dalam menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru mampu menyusun bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar dengan memperhatikan perbedaan karakteristik siswa. Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa yaitu modul. Modul merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa sesuai dengan karakteristiknya. Namun, modul yang banyak beredar saat ini hanya memberikan materi secara langsung tanpa melibatkan siswa secara aktif untuk mempelajari konsep yang terdapat dalam modul tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah bahan ajar modul yang dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran. *) Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang **) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing I) ***) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing II)

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR

KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN

DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

Fitri Amalia Rahmawati*, Cholis Sa’dijah**, dan Lucky Tri Oktoviana***

Universitas Negeri Malang

Email : [email protected]; [email protected];

[email protected]

Abstrak : Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang

dapat digunakan secara individu oleh siswa yaitu modul. Tujuan

pengembangan ini yaitu menghasilkan modul materi bentuk pangkat

dan akar untuk siswa kelas X dengan metode penemuan terbimbing

yang valid dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh

kesimpulan bahwa modul yang telah dikembangkan valid dan

efektif.

Kata Kunci : modul, bentuk pangkat dan akar, metode penemuan

terbimbing

Rangkaian proses belajar mengajar sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam rangkaian proses belajar mengajar tersebut

harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Salah satu tahapan penting yaitu

tahap persiapan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik

serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sumber belajar merupakan

salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan dalam

kegiatan pembelajaran. Perbedaan karakteristik siswa tak boleh diabaikan oleh

seorang guru dalam menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Oleh

karena itu, sebaiknya seorang guru mampu menyusun bahan ajar sebagai salah

satu sumber belajar dengan memperhatikan perbedaan karakteristik siswa.

Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah

bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang

dapat digunakan secara mandiri oleh siswa yaitu modul. Modul merupakan salah

satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa sesuai dengan

karakteristiknya. Namun, modul yang banyak beredar saat ini hanya memberikan

materi secara langsung tanpa melibatkan siswa secara aktif untuk mempelajari

konsep yang terdapat dalam modul tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan

sebuah bahan ajar modul yang dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri

dalam kegiatan pembelajaran.

*) Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang

**) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing I)

***) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing II)

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan pada

kelas X Sekolah Menengah Atas pada semester ganjil yaitu materi bentuk pangkat

dan akar. Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa siswa Sekolah Menengah

Atas, dalam mempelajari materi tersebut, siswa tidak memahami konsep materi

bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan rumus-

rumus materi tersebut. Hal ini berdampak pada kesulitan siswa pada saat

menggunakan konsep materi bentuk pangkat dan akar pada materi lain.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu cara agar siswa tak hanya menghafal

rumus saja, melainkan memahami konsep materi secara utuh sehingga lebih

melekat dalam ingatan siswa.

Penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif

yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode ini dapat

membantu siswa dalam konsep materi lebih baik. Hal ini disebabkan oleh dengan

metode ini siswa dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing,

sehingga peran siswa cukup besar dalam menemukan konsep materi. Dengan

penggunaan metode ini yang membuat siswa berperan aktif, pembelajaran tidak

lagi terpusat kepada guru. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator di

mana pada awal kegiatan pembelajaran perlu dijelaskan kegiatan yang akan

dilakukan oleh siswa serta mengkoordinir kelas untuk kegiatan lainnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan modul

materi bentuk pangkat dan akat dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa

Sekolah Menengah Atas Kelas X yang valid dan efektif.

METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul materi

bentuk pangkat dan akar ini yaitu model pengembangan Plomp. Model

pengembangan ini terdapat 5 tahap yaitu “investigasi awal; desain; realisasi; tes,

evaluasi dan revisi; dan implementasi” (Hobri, 2010:17). Namun, dalam

pengembangan ini, penulis memodifikasi tahapan model pengembangan Plomp

dengan menggunakan empat tahap saja, tanpa menggunakan tahap implementasi.

Pada tahap investigasi awal, kegiatan yang dilakukan adalah

mengidentifikasi karakteristik siswa dan menentukan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar. Tahap ke dua yaitu tahap perancangan, dilakukan perancangan

bahan ajar berupa modul dengan metode yang telah dipilih yaitu metode

penemuan terbimbing. Tahap ke tiga, yaitu tahap realisasi. Pada tahap ini

dihasilkan sebuah modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode

penemuan terbimbing di mana format modul yang digunakan mengacu pada

format Suprawoto (2009). Pada tahap terakhir, yaitu tes, evaluasi dan revisi,

kegiatan yang dilakukan adalah validasi atau uji coba ahli dan praktisi untuk

mengetahui apakah modul yang telah disusun valid atau layak digunakan untuk

uji coba kelompok yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas. Setelah

dilakukan kegiatan uji coba ahli dan praktisi modul direvisi kembali dengan

memperhatikan saran ahli dan praktisi. Setelah kegiatan tersebut, dapat

dilaksanakan kegiatan uji coba kelompok kecil dengan subjek uji coba sebanyak

lima orang siswa Sekolah Menengah Atas.

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

Subjek uji coba dalam pengembangan modul ini yaitu, ahli dan praktisi dan

kelompok kecil. Subjek uji coba ahli yaitu dosen yang memiliki kualifikasi S2

Pendidikan Matematika maupun S2 Matematika, sedangkan subjek uji coba

praktisi adalah guru mata pelajaran matematika yang memiliki kualifikasi S1

Pendidikan Matematika yang telah berpengalaman mengajar materi bentuk

pangkat dan akar selama kurang lebih 5 tahun. Sementara itu, subjek coba

kelompok kecil terdiri atas lima orang siswa Sekolah Menengah Atas yang terdiri

atas 2 orang siswa kemampuan tinggi, 1 orang siswa kemampuan sedang dan 2

orang siswa kemampuan rendah.

Jenis data pada pengembangan modul materi bentuk pangkat dan akar ini

berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Instrumen yang digunakan berupa

angket atau kuesioner. Selain menggunakan angket, pengembangan ini juga

menggunakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui apakah tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai serta efektifitas kegiatan

pembelajaran.

Analisis data kualitatif dalam pengembangan ini menggunakan analisis

kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif

yang merupakan perhitungan persentase skor angket. Perhitungan persentase skor

angket yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

: Persentase Penilaian

: Jumlah skor yang diperoleh

: Skor ideal ( )

Dengan mengadaptasi pedoman persentase penilaian menurut Ali, kriteria

validitas persentase penilaian sebagai berikut.

Tabel 1 Kriteria Validitas Persentase Penilaian Modul

Persentase Kriteria Keterangan

Sangat Valid Tidak perlu revisi

Valid Tidak perlu revisi

Cukup Valid Perlu revisi

Kurang Valid Perlu revisi

Tidak Valid Revisi total

(Sumber: Suryaman, 2006:38)

Apabila data hasil uji coba menunjukkan persentase yang dicapai lebih dari atau

sama dengan 75%, maka modul dinyatakan valid. Sementara itu, jika hasil

persentase penilaian angket kurang dari 75%, maka modul harus direvisi dengan

memperhatikan komentar dan saran terhadap modul materi bentuk pangkat dan

akar yang diberikan oleh subjek coba ahli dan praktisi. Sementara itu, untuk

mengetahui keefektifan penggunaan modul atau untuk mengetahui adanya

peningkatan nilai siswa terhadap penggunaan modul ditinjau dari perbandingan

nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain value). Perhitungan nilai gain

yang dinormalisasi dan klasifikasinya digunakan persamaan menurut Hake dalam

Meltzer (2003) sebagai berikut.

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

⟨ ⟩ ⟨ ⟩

⟨ ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩

⟨ ⟩

Keterangan : ⟨ ⟩ : rata-rata gain yang dinormalisasi

⟨ ⟩ : rata-rata gain aktual ⟨ ⟩ : rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi

⟨ ⟩ : rata-rata skor tes akhir

⟨ ⟩ : rata-rata skor tes awal

Nilai ⟨ ⟩ yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Interpretasi Hasil Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi

Gain Klasifikasi

⟨ ⟩ Tinggi

⟨ ⟩ Sedang

⟨ ⟩ Rendah

HASIL

Dalam pengembangan ini diperoleh hasil berupa modul materi bentuk

pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa kelas X

Sekolah Menengah Atas. Setelah dihasilkan modul materi bentuk pangkat dan

akar dilakukan uji coba. Uji coba yang pertama yaitu uji coba ahli dan praktisi.

Uji coba ahli dan praktisi terhadap modul materi bentuk pangkat dan akar ini

bertujuan untuk mengetahui apakah modul yang dihasilkan telah valid untuk

digunakan dalam pembelajaran. Pada uji coba ahli dan praktisi ini melibatkan 1

orang ahli dan 2 orang praktisi. Data yang diperoleh dari hasil uji coba ahli dan

praktisi diambil dari hasil lembar validasi. Berdasarkan uji coba ahli dan praktisi

yang telah dilakukan terhadap modul, diperoleh persentase penilaian yang dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Data Hasil Uji Coba Ahli dan Praktisi terhadap Modul

Subjek Coba Ahli dan Praktisi Persentase Penilaian Kriteria

Ahli ( ) Sangat valid dan tidak perlu revisi

Praktisi 1 ( ) Valid dan tidak perlu revisi

Praktisi 2 ( ) Valid dan tidak perlu revisi

Pada proses uji coba ahli dan praktisi tersebut, subjek coba ahli memberikan

komentar mengenai salah satu konsep materi yang harus direvisi kembali dan

penggunaan beberapa petunjuk dalam proses penemuan konsep yang harus

ditambah lagi. Selain itu, dari subjek coba praktisi juga memberikan komentar

mengenai penggunaan warna dalam teks yang digunakan dalam modul sebaiknya

ditinjau kembali karena hasil print outnya kurang begitu maksimal sehingga

tulisan atau teks dalam modul tidak jelas terlihat. Setelah diperoleh hasil tersebut,

modul direvisi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan uji coba selanjutnya untuk

memperbaiki kesalahan atau pun kekurangan yang terdapat pada modul.

Selanjutnya, dilakukan uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 orang siswa

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tumpang. Pada hasil uji coba kelompok kecil

ini, sesuai dengan hasil pengerjaan modul oleh siswa, terdapat beberapa konsep

yang harus diperbaiki karena kurang telitinya penulis dalam pembuatan modul.

Berdasarkan penggunaan modul serta tes awal dan tes akhir diperoleh hasil pada

Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada Uji Coba

Kelompok Kecil

No Data Nilai Subjek Uji Coba

1. Tes Awal (Uji Kompetensi Awal).

2. Tes Akhir (Uji Kompetensi Akhir).

Tabel 5 Hasil Revisi Setelah Uji Coba

Isi Apersepsi Materi

Isi Materi Pangkat Nol

Petunjuk Penemuan Konsep

Kesalahan Penulisan Sifat

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh dari uji coba ahli dan praktisi

maupun uji coba kelompok kecil, secara keseluruhan modul materi bentuk

pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah disusun

memperoleh persentase penilaian rata-rata sebesar . Hal ini menunjukkan

bahwa modul yang telah disusun termasuk dalam kriteria sangat valid dan tidak

perlu revisi. Namun, pada hasil angket lembar validasi subjek uji coba ahli dan

praktisi terdapat penilaian aspek yang kurang, sehingga perlu dilakukan revisi

terhadap modul sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek

coba ahli dan praktisi. Revisi terhadap modul ini dilakukan sebagai upaya

perbaikan kualitas modul yang dihasilkan sebelum digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Selain data yang diperoleh dari hasil lembar validasi terhadap modul oleh

ahli dan praktisi, juga diperoleh data hasil angket dari siswa dalam uji coba

kelompok kecil. Berdasarkan hasil angket dari uji coba kelompo kecil, diperoleh

bahwa lebih dari siswa memberikan respon positif terhadap modul. Selain

itu, berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir yang telah dianalisis, diperoleh data

pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada

Uji Coba Kelompok Kecil

No

Subjek

Uji

Coba

Data Nilai

Keterangan ⟨ ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩ Keterangan Tes

Awal

( )

Tes

Akhir

( )

1. Tinggi

Tinggi

2. Tinggi

3. Tinggi

4. Sedang

5. Sedang

Sesuai dengan Tabel 5 tersebut, diperoleh nilai rata-rata gain yang

dinormalisasi mencapai . Hal ini menunjukkan bahwa modul yang telah

dikembangkan termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dengan kata lain modul materi

bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing efektif. Namun,

perlu dicermati bahwa nilai gain yang dinormalisasi untuk perorangan siswa

terdapat perolehan bahwa modul cukup efektif untuk 2 orang siswa yang

berkemampuan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa modul perlu direvisi kembali

sehingga dapat dihasilkan modul yang efektif untuk semua kemampuan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sesuai dengan hasil uji coba

dan revisi modul dalam penelitian pengembangan ini, modul yang telah

dikembangkan valid dengan persentase penilaian secara keseluruhan aspek

sebesar , dan efektif dengan perolehan nilai gain yang dinormalisasi

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

mencapai . Dalam pengembangan modul ini, terdapat beberapa kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan dari pengembangan modul ini yaitu siswa dapat

belajar dengan mandiri dan dilengkapi dengan bahan ajar yang menarik, serta

dapat mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan serta

minat belajarnya. Selain itu, siswa juga dapat mengevaluasi kemampuan dirinya

sendiri melalui latihan-latihan serta uji kompetensi yang terdapat pada modul

materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah

dikembangkan. Selanjutnya, kelebihan pengembangan modul ini bagi guru yaitu

dapat menjadi bahan ajar alternatif selain buku teks pelajaran serta dapat

membangun komunikasi yang efektif dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Selain kelebihan yang telah diutarakan tersebut, terdapat juga kelemahan

dalam pengembangan modul ini yaitu dapat menjadikan siswa jenuh dalam

kegiatan belajarnya karena merupakan pembelajaran individual. Hal ini dapat

disikapi sesuai dengan prinsip motivasi dalam penyusunan modul, bahwa bila

siswa mulai merasakan jenuh, guru dapat memberikan waktu lebih banyak kepada

siswa yang jenuh dan memerlukan bantuan tersebut.

Saran

Produk pengembangan modul untuk pembelajaran dengan metode

penemuan terbimbing ini disarankan dipergunakan sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan mempergunakan modul yang

telah dikembangkan sebagai bahan ajarnya. Penggunaan modul dalam

pembelajaran membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama, sehingga butuh

alokasi waktu yang tepat. Jika modul akan digunakan sesuai dengan alokasi waktu

yang terbatas, modul dapat direvisi kembali dan disesuaikan dengan alokasi

waktu yang ditentukan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan

modul ini adalah perlu diperhatikan siswa yang telah terlihat jenuh dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar modul tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan (Aplikasi pada

Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila.

Meltzer, D. E. (2003). Addendum to: The Relationship Between Mathematics

Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible

“Hidden Variable” in Diagnostic pretest score. (Online),

(http://www.physics.istate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized

_gain.pdf), diakses tanggal 8 Juli 2013.

Suprawoto, N. A. 2009. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul,

(Online), (http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/), diakses 27 April 2013.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel8709570A7B2E... · bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan

Suryaman, M. 2006. Teknik Analisis Data, (Online),

(http://www.scribd.com/doc/53187228/28/Teknik-Analisis-Data, diakses

tanggal 27 April 2013).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Kemetrian Dalam Negeri. (Online),

(http://www.kemendagri .go.id/media/documents/2013), diakses tanggal 8

Juli 2013.