Upload
hoangdieu
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR
KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN
DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING
Fitri Amalia Rahmawati*, Cholis Sa’dijah**, dan Lucky Tri Oktoviana***
Universitas Negeri Malang
Email : [email protected]; [email protected];
Abstrak : Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang
dapat digunakan secara individu oleh siswa yaitu modul. Tujuan
pengembangan ini yaitu menghasilkan modul materi bentuk pangkat
dan akar untuk siswa kelas X dengan metode penemuan terbimbing
yang valid dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh
kesimpulan bahwa modul yang telah dikembangkan valid dan
efektif.
Kata Kunci : modul, bentuk pangkat dan akar, metode penemuan
terbimbing
Rangkaian proses belajar mengajar sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam rangkaian proses belajar mengajar tersebut
harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Salah satu tahapan penting yaitu
tahap persiapan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik
serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sumber belajar merupakan
salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan dalam
kegiatan pembelajaran. Perbedaan karakteristik siswa tak boleh diabaikan oleh
seorang guru dalam menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Oleh
karena itu, sebaiknya seorang guru mampu menyusun bahan ajar sebagai salah
satu sumber belajar dengan memperhatikan perbedaan karakteristik siswa.
Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah
bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang
dapat digunakan secara mandiri oleh siswa yaitu modul. Modul merupakan salah
satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa sesuai dengan
karakteristiknya. Namun, modul yang banyak beredar saat ini hanya memberikan
materi secara langsung tanpa melibatkan siswa secara aktif untuk mempelajari
konsep yang terdapat dalam modul tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
sebuah bahan ajar modul yang dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri
dalam kegiatan pembelajaran.
*) Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang
**) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing I)
***) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing II)
Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan pada
kelas X Sekolah Menengah Atas pada semester ganjil yaitu materi bentuk pangkat
dan akar. Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa siswa Sekolah Menengah
Atas, dalam mempelajari materi tersebut, siswa tidak memahami konsep materi
bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan rumus-
rumus materi tersebut. Hal ini berdampak pada kesulitan siswa pada saat
menggunakan konsep materi bentuk pangkat dan akar pada materi lain.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu cara agar siswa tak hanya menghafal
rumus saja, melainkan memahami konsep materi secara utuh sehingga lebih
melekat dalam ingatan siswa.
Penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif
yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode ini dapat
membantu siswa dalam konsep materi lebih baik. Hal ini disebabkan oleh dengan
metode ini siswa dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing,
sehingga peran siswa cukup besar dalam menemukan konsep materi. Dengan
penggunaan metode ini yang membuat siswa berperan aktif, pembelajaran tidak
lagi terpusat kepada guru. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator di
mana pada awal kegiatan pembelajaran perlu dijelaskan kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa serta mengkoordinir kelas untuk kegiatan lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan modul
materi bentuk pangkat dan akat dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa
Sekolah Menengah Atas Kelas X yang valid dan efektif.
METODE
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul materi
bentuk pangkat dan akar ini yaitu model pengembangan Plomp. Model
pengembangan ini terdapat 5 tahap yaitu “investigasi awal; desain; realisasi; tes,
evaluasi dan revisi; dan implementasi” (Hobri, 2010:17). Namun, dalam
pengembangan ini, penulis memodifikasi tahapan model pengembangan Plomp
dengan menggunakan empat tahap saja, tanpa menggunakan tahap implementasi.
Pada tahap investigasi awal, kegiatan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi karakteristik siswa dan menentukan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Tahap ke dua yaitu tahap perancangan, dilakukan perancangan
bahan ajar berupa modul dengan metode yang telah dipilih yaitu metode
penemuan terbimbing. Tahap ke tiga, yaitu tahap realisasi. Pada tahap ini
dihasilkan sebuah modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode
penemuan terbimbing di mana format modul yang digunakan mengacu pada
format Suprawoto (2009). Pada tahap terakhir, yaitu tes, evaluasi dan revisi,
kegiatan yang dilakukan adalah validasi atau uji coba ahli dan praktisi untuk
mengetahui apakah modul yang telah disusun valid atau layak digunakan untuk
uji coba kelompok yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas. Setelah
dilakukan kegiatan uji coba ahli dan praktisi modul direvisi kembali dengan
memperhatikan saran ahli dan praktisi. Setelah kegiatan tersebut, dapat
dilaksanakan kegiatan uji coba kelompok kecil dengan subjek uji coba sebanyak
lima orang siswa Sekolah Menengah Atas.
Subjek uji coba dalam pengembangan modul ini yaitu, ahli dan praktisi dan
kelompok kecil. Subjek uji coba ahli yaitu dosen yang memiliki kualifikasi S2
Pendidikan Matematika maupun S2 Matematika, sedangkan subjek uji coba
praktisi adalah guru mata pelajaran matematika yang memiliki kualifikasi S1
Pendidikan Matematika yang telah berpengalaman mengajar materi bentuk
pangkat dan akar selama kurang lebih 5 tahun. Sementara itu, subjek coba
kelompok kecil terdiri atas lima orang siswa Sekolah Menengah Atas yang terdiri
atas 2 orang siswa kemampuan tinggi, 1 orang siswa kemampuan sedang dan 2
orang siswa kemampuan rendah.
Jenis data pada pengembangan modul materi bentuk pangkat dan akar ini
berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Instrumen yang digunakan berupa
angket atau kuesioner. Selain menggunakan angket, pengembangan ini juga
menggunakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai serta efektifitas kegiatan
pembelajaran.
Analisis data kualitatif dalam pengembangan ini menggunakan analisis
kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif
yang merupakan perhitungan persentase skor angket. Perhitungan persentase skor
angket yang digunakan yaitu sebagai berikut.
∑
∑
Keterangan:
: Persentase Penilaian
: Jumlah skor yang diperoleh
: Skor ideal ( )
Dengan mengadaptasi pedoman persentase penilaian menurut Ali, kriteria
validitas persentase penilaian sebagai berikut.
Tabel 1 Kriteria Validitas Persentase Penilaian Modul
Persentase Kriteria Keterangan
Sangat Valid Tidak perlu revisi
Valid Tidak perlu revisi
Cukup Valid Perlu revisi
Kurang Valid Perlu revisi
Tidak Valid Revisi total
(Sumber: Suryaman, 2006:38)
Apabila data hasil uji coba menunjukkan persentase yang dicapai lebih dari atau
sama dengan 75%, maka modul dinyatakan valid. Sementara itu, jika hasil
persentase penilaian angket kurang dari 75%, maka modul harus direvisi dengan
memperhatikan komentar dan saran terhadap modul materi bentuk pangkat dan
akar yang diberikan oleh subjek coba ahli dan praktisi. Sementara itu, untuk
mengetahui keefektifan penggunaan modul atau untuk mengetahui adanya
peningkatan nilai siswa terhadap penggunaan modul ditinjau dari perbandingan
nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain value). Perhitungan nilai gain
yang dinormalisasi dan klasifikasinya digunakan persamaan menurut Hake dalam
Meltzer (2003) sebagai berikut.
⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩
Keterangan : ⟨ ⟩ : rata-rata gain yang dinormalisasi
⟨ ⟩ : rata-rata gain aktual ⟨ ⟩ : rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi
⟨ ⟩ : rata-rata skor tes akhir
⟨ ⟩ : rata-rata skor tes awal
Nilai ⟨ ⟩ yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Interpretasi Hasil Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi
Gain Klasifikasi
⟨ ⟩ Tinggi
⟨ ⟩ Sedang
⟨ ⟩ Rendah
HASIL
Dalam pengembangan ini diperoleh hasil berupa modul materi bentuk
pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa kelas X
Sekolah Menengah Atas. Setelah dihasilkan modul materi bentuk pangkat dan
akar dilakukan uji coba. Uji coba yang pertama yaitu uji coba ahli dan praktisi.
Uji coba ahli dan praktisi terhadap modul materi bentuk pangkat dan akar ini
bertujuan untuk mengetahui apakah modul yang dihasilkan telah valid untuk
digunakan dalam pembelajaran. Pada uji coba ahli dan praktisi ini melibatkan 1
orang ahli dan 2 orang praktisi. Data yang diperoleh dari hasil uji coba ahli dan
praktisi diambil dari hasil lembar validasi. Berdasarkan uji coba ahli dan praktisi
yang telah dilakukan terhadap modul, diperoleh persentase penilaian yang dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Data Hasil Uji Coba Ahli dan Praktisi terhadap Modul
Subjek Coba Ahli dan Praktisi Persentase Penilaian Kriteria
Ahli ( ) Sangat valid dan tidak perlu revisi
Praktisi 1 ( ) Valid dan tidak perlu revisi
Praktisi 2 ( ) Valid dan tidak perlu revisi
Pada proses uji coba ahli dan praktisi tersebut, subjek coba ahli memberikan
komentar mengenai salah satu konsep materi yang harus direvisi kembali dan
penggunaan beberapa petunjuk dalam proses penemuan konsep yang harus
ditambah lagi. Selain itu, dari subjek coba praktisi juga memberikan komentar
mengenai penggunaan warna dalam teks yang digunakan dalam modul sebaiknya
ditinjau kembali karena hasil print outnya kurang begitu maksimal sehingga
tulisan atau teks dalam modul tidak jelas terlihat. Setelah diperoleh hasil tersebut,
modul direvisi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan uji coba selanjutnya untuk
memperbaiki kesalahan atau pun kekurangan yang terdapat pada modul.
Selanjutnya, dilakukan uji coba kelompok kecil yang melibatkan 5 orang siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tumpang. Pada hasil uji coba kelompok kecil
ini, sesuai dengan hasil pengerjaan modul oleh siswa, terdapat beberapa konsep
yang harus diperbaiki karena kurang telitinya penulis dalam pembuatan modul.
Berdasarkan penggunaan modul serta tes awal dan tes akhir diperoleh hasil pada
Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada Uji Coba
Kelompok Kecil
No Data Nilai Subjek Uji Coba
1. Tes Awal (Uji Kompetensi Awal).
2. Tes Akhir (Uji Kompetensi Akhir).
Tabel 5 Hasil Revisi Setelah Uji Coba
Isi Apersepsi Materi
Isi Materi Pangkat Nol
Petunjuk Penemuan Konsep
Kesalahan Penulisan Sifat
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh dari uji coba ahli dan praktisi
maupun uji coba kelompok kecil, secara keseluruhan modul materi bentuk
pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah disusun
memperoleh persentase penilaian rata-rata sebesar . Hal ini menunjukkan
bahwa modul yang telah disusun termasuk dalam kriteria sangat valid dan tidak
perlu revisi. Namun, pada hasil angket lembar validasi subjek uji coba ahli dan
praktisi terdapat penilaian aspek yang kurang, sehingga perlu dilakukan revisi
terhadap modul sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek
coba ahli dan praktisi. Revisi terhadap modul ini dilakukan sebagai upaya
perbaikan kualitas modul yang dihasilkan sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Selain data yang diperoleh dari hasil lembar validasi terhadap modul oleh
ahli dan praktisi, juga diperoleh data hasil angket dari siswa dalam uji coba
kelompok kecil. Berdasarkan hasil angket dari uji coba kelompo kecil, diperoleh
bahwa lebih dari siswa memberikan respon positif terhadap modul. Selain
itu, berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir yang telah dianalisis, diperoleh data
pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada
Uji Coba Kelompok Kecil
No
Subjek
Uji
Coba
Data Nilai
Keterangan ⟨ ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩ Keterangan Tes
Awal
( )
Tes
Akhir
( )
1. Tinggi
Tinggi
2. Tinggi
3. Tinggi
4. Sedang
5. Sedang
Sesuai dengan Tabel 5 tersebut, diperoleh nilai rata-rata gain yang
dinormalisasi mencapai . Hal ini menunjukkan bahwa modul yang telah
dikembangkan termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dengan kata lain modul materi
bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing efektif. Namun,
perlu dicermati bahwa nilai gain yang dinormalisasi untuk perorangan siswa
terdapat perolehan bahwa modul cukup efektif untuk 2 orang siswa yang
berkemampuan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa modul perlu direvisi kembali
sehingga dapat dihasilkan modul yang efektif untuk semua kemampuan siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sesuai dengan hasil uji coba
dan revisi modul dalam penelitian pengembangan ini, modul yang telah
dikembangkan valid dengan persentase penilaian secara keseluruhan aspek
sebesar , dan efektif dengan perolehan nilai gain yang dinormalisasi
mencapai . Dalam pengembangan modul ini, terdapat beberapa kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari pengembangan modul ini yaitu siswa dapat
belajar dengan mandiri dan dilengkapi dengan bahan ajar yang menarik, serta
dapat mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan serta
minat belajarnya. Selain itu, siswa juga dapat mengevaluasi kemampuan dirinya
sendiri melalui latihan-latihan serta uji kompetensi yang terdapat pada modul
materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah
dikembangkan. Selanjutnya, kelebihan pengembangan modul ini bagi guru yaitu
dapat menjadi bahan ajar alternatif selain buku teks pelajaran serta dapat
membangun komunikasi yang efektif dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selain kelebihan yang telah diutarakan tersebut, terdapat juga kelemahan
dalam pengembangan modul ini yaitu dapat menjadikan siswa jenuh dalam
kegiatan belajarnya karena merupakan pembelajaran individual. Hal ini dapat
disikapi sesuai dengan prinsip motivasi dalam penyusunan modul, bahwa bila
siswa mulai merasakan jenuh, guru dapat memberikan waktu lebih banyak kepada
siswa yang jenuh dan memerlukan bantuan tersebut.
Saran
Produk pengembangan modul untuk pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing ini disarankan dipergunakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan mempergunakan modul yang
telah dikembangkan sebagai bahan ajarnya. Penggunaan modul dalam
pembelajaran membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama, sehingga butuh
alokasi waktu yang tepat. Jika modul akan digunakan sesuai dengan alokasi waktu
yang terbatas, modul dapat direvisi kembali dan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang ditentukan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan
modul ini adalah perlu diperhatikan siswa yang telah terlihat jenuh dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar modul tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan (Aplikasi pada
Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila.
Meltzer, D. E. (2003). Addendum to: The Relationship Between Mathematics
Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible
“Hidden Variable” in Diagnostic pretest score. (Online),
(http://www.physics.istate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized
_gain.pdf), diakses tanggal 8 Juli 2013.
Suprawoto, N. A. 2009. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul,
(Online), (http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/), diakses 27 April 2013.
Suryaman, M. 2006. Teknik Analisis Data, (Online),
(http://www.scribd.com/doc/53187228/28/Teknik-Analisis-Data, diakses
tanggal 27 April 2013).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kemetrian Dalam Negeri. (Online),
(http://www.kemendagri .go.id/media/documents/2013), diakses tanggal 8
Juli 2013.