Upload
taufiq-setya-rifai
View
177
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ya
Citation preview
PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS GUNA
MEMINIMUMKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING
PADA UNIT USAHA MEUBEL BAMBU AMBAR BIDANG FURNITURE
Alfian Daru Waskito1, Ridho Bagus Paradisa2, Ocvita Sari3, Taufiq Setya Rifa’i4
ABSTRAK
Perancangan tata letak dan fasilitas merupakan perencanaan yang terintegrasi dari aliran atau arus dari
komponen suatu produk guna untuk meningkatkan moral kerja dan performa kerja dari operator.
Meubel Bambu Ambar merupakan salah satu pengrajin furniture bambu yang terletak di kabupaten
Sleman dengan rancangan tata letak dan fasilitas yang kurang efisien, hal ini dapat dilihat dari aliran
material yang masih memiliki lintasan bersinggungan. Karena adanya singgungan tersebut tersebut,
maka jarak dan waktu yang dikerjakan oleh pekerja saat mengalirkan material menjadi meningkat, dan
akibatnya Ongkos Material Handling (OMH) juga ikut meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dengan bantuan software WinQSB, didapatkan bahwa besarnya ongkos OMH pada layout awalan
sebesar Rp. 3.939.999,00 dan OMH pada layout yang sudah dioptimalkan sebesar 2.373.735,00, dan
setelah dianalisis menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR), maka diketahui bahwa keuntungan
yang diperoleh selama 5 bulan dengan bunga bank saat ini atau sebesar 7,5% adalah sebesar
7.691.242. Pada hasil BCR, didapatkan nilai sebesar 3,1, nilai tersebut memiliki range >1, sehingga
skema layout awalan dapat diganti dengan skema layout usulan.
Kata Kunci: Perancangan, Tata Letak dan Fasilitas, OMH, BCR
PENDAHULUAN
Perancangan tata letak dan fasilitas merupakan perencanaan yang terintegrasi
dari aliran atau arus dari komponen suatu produk, baik barang maupun jasa guna
memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien pada pekerja, bahan, mesin,
peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan dari bahan mentah hingga menjadi
barang jadi. Tujuan utama dari perancangan tata letak dan fasilitas adalah mengatur
area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi,
keamanan, kenyamanan sehingga akan dapat digunakan untuk meningkatkan moral
kerja dan performa kerja dari operator (Sritomo, 1992). Dengan meningkatnya moral
dan performa kerja dari operator, maka kegiatan produksi dapat dilakukan sesuai
dengan semestinya.
Meubel Bambu Ambar merupakan salah satu unit usaha furniture yang menjual
furniture berbahan bambu. Dalam aliran produksi UKM ini, terdapat satu titik dimana
titik tersebut merupakan titik singgungan aliran produksi, dan karena adanya titik
singgungan tersebutlah yang menyebabkan aliran produksi terganggu, sehingga
terjadilah kemacetan pada saat melakukan aliran bahan yang mengakibatkan
membengkaknya biaya Ongkos Material Handling (OMH)
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Berapa ongkos OMH layout awalan dan berapa ongkos OMH layout usulan ?
2. Berapakah pengurangan biaya yang didapatkan dengan menggunakan layout
usulan ?
3. Bagaimanakah skema layout yang lebih optimal ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ongkos OMH pada layout awalan dan ongkos OMH pada
layout usulan.
2. Untuk mengetahui berapa pengurangan biaya dengan menggunakan layout
usulan.
3. Untuk mengetahui skema layout yang lebih optimal dibanding layout awalan.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengurangi jarak perpindahan antar departemen yang akan berdampak juga
pada ongkos perpindahannya.
2. Mempersingkat waktu produksi.
3. Mengoptimalkan penggunaan dimensi ruang.
4. Meminimalkan OMH
5. Mengetahui skema layout yang lebih optimal dibanding layout awalan.
Asumsi – asumsi
Asumsi – asumsi dari penelitian ini adalah:
1. Tinggi pada UKM Meubel Bambu Ambar adalah sama.
2. Tata letak mesin dan peralatan dapat diubah sesuai dengan tata letak usulan.
3. Gaji tenaga kerja yang melakukan pemindahan beban adalah Rp. 1.040.000,00
per bulan. Untuk 1 bulan terdapat 26 hari kerja, sehingga biaya tenaga kerja
per hari adalah Rp. 40.000,00, sedangkan jumlah hari dalam 1 tahun 250 hari,
4. Perubahan tata letak fasilitas tidak mengganggu proses produksi.
Analisis Pemilihan Lokasi dan Struktur Organisasi UKM
Gambar 1. Struktur Organisasi UKM Meubel Bambu Ambar
Setelah melakukan interview dengan bapak Ambar (selaku pemilik usaha),
didapatkan informasi bahwa usaha ini didirikan sejak tahun 2004 yang berdiri di.......
Dipilihnya lokasi ini sebagai lahan produksi sekaligus lahan penjualan adalah untuk
mempermudah proses produksi dan penjualan, hal ini dikarenakan departemen kantor
dan departemen produksi menjadi lebih mudah untuk saling berkomunikasi baik
mengenai permintaan pasar maupun mengenai sumber daya yang diperlukan.
Pemilihan lokasi ini juga didasarkan karena lokasi ini sudah dikenal masyarakat
sebagai lokasi pengrajin yang menjual furniture bambu, sehingga dapat dikatakan
bahwa lokasi ini sudah efektif di aspek pemasarannya.
Target pemasaran UKM ini adalah area kota Yogyakarta, sehingga dapat
dikatakan cukup efektif dalam pemilihan lokasinya, karena akses jalan ke area kota
Yogyakarta mudah dijangkau. Selain itu tempat ini juga mudah dijangkau karena
jalannya yang terbilang luas, sudah di aspal serta dekat dengan kota sehingga dapat
meminimumkan biaya transportasi yang dilakukan. Selain itu pekerja di UKM ini
juga bertempat tinggal tidak jauh dari UKM ini, sehingga dapat meminimumkan
biaya pekerja karena tidak adanya biaya transportasi untuk para pekerja. Selain itu
pendirian UKM ini juga diterima oleh lingkungan sekitar dan sudah mendapatkan izin
dari pihak yang berwenang.
Bill of Material Produk Kursi Bambu
Bill of Material merupakan informasi tentang daftar dan kualitas komponen
sub assemblies dan material yang dibutuhkan untuk merakit atau memproduksi satu
unit produk.
Tabel 1. Bill of Material Produk Kursi Bambu
Kode Level Nama Komponen Quantity (unit) Make or Buy?
001 0 Kursi Bambu 1 Make
111 1 Kaki Depan 1 Make
112 2 Kaki 2 Make
212 2 Cross Bar 2 Make
312 2 Paku 4 Buy
Kode Level Nama Komponen Quantity (unit) Make or Buy?
412 2 Rotan 2 Buy
121 1 Alas Duduk 1 Make
122 2 Rotan 2 Buy
222 2 Potongan Bambu 20 Make
322 2 Bambu Sedang 2 Buy
422 2 Paku 6 Buy
522 2 Bambu Besar 2 Buy
131 1 Bagian Belakang 1 Make
132 2 Cross Bar 1 Make
232 2 Bambu Besar 1 Buy
332 2 Sandaran 1 Make
113 3 Anyaman Bambu Kecil 1 Make
213 3 Bambu Sedang 1 Buy
432 2 Side Rails 2 Make
532 2 Rotan 8 Buy
632 2 Paku 6 Buy
141 1 Sandaran Tangan 1 Make
142 2 Bambu Besar 4 Buy
242 2 Rotan 2 Buy
342 2 Bambu Penyangga 4 Make
442 2 Paku 4 Buy
Gambar 2. Bill of Material Produk Kursi Bambu
Route Sheet dan Sub – Assembly Produk Kursi Bambu
Lembar pengurutan produksi (Route Sheet) memuat informasi mengenai beberapa langkah operasi yang dibutuhkan dalam
memproduksi komponen – komponen tertentu yang telah diputuskan untuk dibuat dalam analisis beli – beli.
Tabel 2. Route Sheet Kaki Depan
No.
Oper
asi
Deskripsi
Mesi
n yg
dipak
ai
Wkt.
Operasi
(menit/
Unit) Ti
Jam
kerja/h
ari
(menit
)
D
%
scra
p
(defe
ct)
Dema
nd
produ
k
akhir
Bahan
Dipersiapka
natau
Volume
Produksi Pi
Dow
n
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Set
Up
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Efisie
nsi
Mesin
Ei
Kebutuhan
Mesin
Teori
F
Aktu
al
1Memoton
g Bambu
Gerg
aji4 480 7% 2 3 0 0 1 0.025 1
2Melubang
i BambuPahat 8 480 4% 1.86 2 0 0 1
0.0333
3331
3Menghalu
skan
Ampl
as3 480 2%
1.785
62 0 0 1 0.0125 1
Tabel 3. Route Sheet Alas Duduk
No.
Oper
asi
Deskripsi
Mesi
n yg
dipak
ai
Wkt.
Operasi
(menit/U
nit) Ti
Jam
kerja/h
ari
(menit
) D
%
scra
p
(defe
ct)
Deman
d
produk
akhir
Bahan
Dipersiapka
natau
Volume
Produksi Pi
Dow
n
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Set
Up
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Efisie
nsi
Mesin
Ei
Kebutuhan
Mesin
Teor
i F
Aktu
al
1Memotong
Bambu
Gerg
aji3 480 7% 3 4 0 0 1
0.02
51
2Melubangi
BambuPahat 4 480 4% 2.79 3 0 0 1
0.02
51
3Membelah
Bambu
Bend
u2 480 1% 26.784 3 0 0 1
0.01
251
4Menghalus
kan
Ampl
as2 480 2%
2.651.6
163 0 0 1
0.01
251
Tabel 4. Route Sheet Bagian Belakang
No.
Oper
asi
Deskripsi
Mesi
n yg
dipak
ai
Wkt.
Operasi
(menit/U
nit) Ti
Jam
kerja/h
ari
(menit
) D
%
scra
p
(defe
ct)
Dema
nd
produ
k
akhir
Bahan
Dipersiapka
natau
Volume
Produksi Pi
Dow
n
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Set
Up
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Efisie
nsi
Mesin
Ei
Kebutuhan
Mesin
Teori FAktu
al
1Memoton
g Bambu
Gerg
aji3 480 7% 1 2 0 0 1 0.0125 1
2Melubangi
BambuPahat 8 480 4% 0.93 1 0 0 1
0.0166
6671
3Menghalu
skan
Ampl
as4 480 2%
0.892
81 0 0 1
0.0083
3331
Tabel 5. Route Sheet Sandaran
No.
Oper
asi
Deskrips
i
Mesi
n yg
dipak
ai
Wkt.
Operasi
(menit/U
nit) Ti
Jam
kerja/h
ari
(menit)
D
%
scrap
(defe
ct)
Dema
nd
produ
k
akhir
Bahan
Dipersiapkan
atau Volume
Produksi Pi
Dow
n
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Set
Up
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Efisie
nsi
Mesin
Ei
Kebutuhan
Mesin
Teori
F
Aktu
al
1
Memoto
ng
Bambu
Gerg
aji9 480 7% 2.5 3 0 0 1
0.056
251
2
Meluban
gi
Bambu
Pahat 3 480 4% 2.325 3 0 0 10.018
751
3
mengany
am
bambu
manu
al6 480 0% 2.232 3 0 0 1
0.037
51
Tabel 6. Route Sheet Sandaran Tangan
No.
Oper
asi
Deskripsi
Mesi
n yg
dipak
ai
Wkt.
Operasi
(menit/U
nit) Ti
Jam
kerja/h
ari
(menit
) D
%
scra
p
(defe
ct)
Dema
nd
produ
k
akhir
Bahan
Dipersiapka
natau
Volume
Produksi Pi
Dow
n
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Set
Up
Time
Mesi
n/
hari
(men
it)
Efisie
nsi
Mesin
Ei
Kebutuhan
Mesin
Teori FAktu
al
1Memoton
g Bambu
Gerg
aji4 480 7% 1.5 2 0 0 1
0.0166
6671
2Melubangi
BambuPahat 8 480 4% 1.395 2 0 0 1
0.0333
3331
3Menghalu
skan
Ampl
as3 480 2%
13.39
22 0 0 1 0.0125 1
Gambar 4. Sub – Assembly Produk Kursi Bambu
Operation Process Chart (OPC) Produk Kursi Bambu
OPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan seluruh tahapan
proses yang dialami oleh bahan baku sampai menjadi produk akhir (end product)
maupun sebagai komponen
Gambar 5. Operation Process Chart Produk Kursi Bambu
Multi – Product Process Chart (MPPC) Produk Kursi Bambu dan Plant Layout Detail
MPPC merupakan diagram yang menggambarkan langkah – langkah proses yang dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun bahan
penunjang. Visualisasi informasi MPPC dalam bentuk gambar atau sketsa yang sebenarnya dari suatu pabrik akan membantu dalam menganalisis
kondisi aliran bahan yang mengevektifkan plant layout.
MULTI – PRODUCT PROCESS CHARTMaterial yang dibuat
MesinSandaran Bagian Belakang Sandaran Tangan
Pre
Fab
rik
asi
40Manual
Meteran
Gergaji
Pahat
Bendo
Amplas
50
60
80
70
9”
0,5”
3”
3”
6”
50 0,5”
70 8”
0,5”60 2”
50 0,5”
70 2”
312 2,5”2”60
50 1”
70 8”
312 0,5”60 2”
Fab
rika
si
Pompa Air
Penjemuran
Bendo
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
50 0,5”
70 1”
312 0,5”60 1”
90 1,5” 90 1,5” 90 1”
Jumlah MesinTeoris
Jumlah MesinAktual
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Alas Duduk
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
aki depanK
80 2”
Gambar 6. Multi – Product Process Chart Prefabrikasi dan Fabrikasi
Material yang dibuat
MesinSandaran Bagian Belakang Sandaran Tangan
40Manual
Meteran
Gergaji
Pahat
Amplas
Rakit
Paku
Rotan
90
9”
3”
50 0,5”
70 2”
312 2,5”2”60
Ase
mm
bly
Pompa Air
Penjemuran
Bendo
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
50 0,5”
70 1”
312 0,5”60 1”
Jumlah MesinTeoris
Jumlah MesinAktual
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Alas Duduk
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
aki depanK
80 2”
100 3”
110 3”
80 1”
50 0,5”
70 8”
312 0,5”60 2”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
80 1”
90 3”
100 3”
110 3”
90 1.5”
100 3”
110 3”
30 16”
90 3”
100 3”
110 3”
50 1”
70 8”
312 0,5”60 2”
10 8”
30 16”
312 0,5”20 280”
80 1”
90 1”
100 3”
110 3”
Gambar 7. Multi-Product Process Chart Assembly
Gambar 8. Flow Diagram : Plant Layout Diagram
Flow Diagram merupakan gerakan perpindahan bahan dari stasiun kerja ke
stasiun kerja yang lainnya berdasarkan MPPC. Dengan melihat lantai pabrik di
UKM Meubel Bambu Ambar yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
urutan aliran bahan di UKM tersebut masih kurang efektif karena urutan yang ada
tidak satu arah, masih ada yang bersinggungan.
Activity Relationship Chart (ARC) UKM Meubel Bambu Ambar
Activity Relationship Chart merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
kegiatan perencanaan hubungan antar kelompok aktivitas atau pusat kerja atau
departemen yang saling berkaitan dalam suatu perusahaan.
Gambar 9. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Kantor
Gambar 10. Activity Relationship Chart Fsilitas Pelayanan Pabrik
Gambar 11. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Produksi
Gambar 12. Activity Relationship Chart Fasilitas Gabungan
Tabel 7. Alasan
Kode Alasan
1 Membutuhkan Area yang Sama
2 Kenyamanan Antrian
3 Urutan Aliran Material
4 Tidak Berhubungan
5 Ada Hubungan
6 Kebutuhan Alat
7 Memudahkan Pengawasan
8 Memudahkan akses
9 Kebersihan
10 Idealnya
11 Perawatan Alat
Activity Relationship Chart dibuat berdasarkan kepentingan yang ada di
UKM tersebut. Dimana seperti tercantu di atas Activity Relationship Chart pada
fasilitas kantor, pelayanan pabrik, pelayanan produksi dan pelayanan gabungan.
Activity Relationship Diagram (ARD) UKM Meubel Bambu
Ambar
Activity Relationship Diagram (ARD) dibuat untuk memvisualisasikan hasil
analisis aliran dan analisis hubungan antar aktivitas atau fasilitas atau departemen
ke dalam alternatif konfigurasi tata letak pabrik.
Gambar 13. Activity Relationship Diagram Fasilitas Kantor
Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama.
Hal ini dikarenakan letak ruang bos dan ruang tamu yang agak berjauhan, dimana
sesuai dengan tinkat kepentingannya, yaitu tidak terlalu berhubungan.
Gambar 14. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Pabrik
Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama. Hal
ini dikarenakan pada gambar pertama terlihat lebih rapi dibandingan gambar
kedua.
Gambar 15. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Produksi
Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama. Hal
ini dikarenakan TPS berada di pojok, sehingga tidak akan menggangu konsentrasi
pekerja karena adanya tumpukan sampah yang menggunung ataupun karena
baunya yang menyengat.
Gambar 16. Gambar Activity Relationship Chart Gaungan
Alasan memilih alternatif ini:
Karena alternatif tersebut lebih efektif dibanding alternatif yang lain, dimana
lahan parkir dekat dengan ruang jaga agar mudah diawasi serta dekat dengan
showroom agar konsumen dapat langsung melihat produk yang dijual selain itu
juga dekat dengan jalan, agar konsumen mudah untuk memarkir.
Area Allocation Diagram (AAD) UKM Meubel Bambu Ambar
Area Allocation Diagram atau istilah lainnya adalah space
relationship diagram, merupakan visualisasi dari konfigurasi tata letak
awal yang optimal dari ARD kedalam bentuk template atau blok fasilitas
dengan luas area sesungguhnya dari seluruh fasilitas / departemen tersebut.
Tabel 8. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Kantor
No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)
1 Ruang Tamu 95 12,5 x 7,6
2 Ruang Administrasi 12,92 3,8 x 3,4
3 Ruang Bos 21,45 3,9 x 5,5
4 Ruang Manager 22 4 x 5,5
5 Ruang Kasir 10,88 3,2 x 3,4
6 Toilet 10,88 3,2 x 3,4
7 Peralatan Kebersihan 7,48 2,2 x 3,4
Gambar 17. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Kantor
Tabel 9. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Pabrik
No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)
1 Tempat Istirahat 108,9 11 X 9,9
2 Parkir 48,16 11,2 x 4,3
3 Rumah Jaga 16,47 6,1 x 2,7
4 Showroom 21,6 6 x 4,1
5 Tempat Makan 16,92 4,7 x 3,6
6 Sumur 8,46 4,7 x 1,8
7 Peralatan Kebersihan 9,4 4,7 x 2
8 Tiolet 15,04 4,7 x 3,2
9 Mushola 43,92 6,1 x 7,2
10 Dapur 16,45 4,7 x 3,5
Gambar 18. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Pabrik
Tabel 10. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Produksi
No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)
1 Diesel / Genset 4,48 2,8 x 1,6
2 Tempat Pembuangan Sampah 13,6 3,4 x 4
3 Peralatan Maintence 4,2 2,8 x 1,5
4 Penghalusan 16,82 2,9 x 5,8
5 Pemotongan 16,82 2,9 x 5,8
6 Pengecatan 8,28 2,8 x 2,6
7 Perakitan 16,24 2,8 x 5,8
8 Gudang 32,6 7,9 x 4
9 Penjemuran 20,88 3,6 x 5,8
10 Pencucian 15,2 3,8 x 4
Gambar 17. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Produksi
Tabel 11. Luas dan Dimensi Blok Fasilitas Pelayanan Produksi
No Nama Fasilitas Luas (m2) Dimensi (m)
1 Pelayanan Kantor 120 15 x 8
2 Pelayanan Pabrik 128 16 x 8
3 Pelayanan Produksi 150 14,5 x 10
Gambar 18 Gambar AAD Fasilitas Gabungan
Area Allocation Diagram dibuat berdasarkan Area Relationship Diagram. Pada
Area Relationship Diagram, luas ruangan pada suatu fasilitas telah diketahui.
Area Relationship Diagram merupakan layout awal (layout aktual) yang ada pada
UKM tersebut yang selanjutnya Area Relationship Diagram digunakan untuk
perhitungan Ongkos Material Handling (OMH).
Penentuan Ongkos Material Handling (OMH)
Faktor cukup penting dalam perencanaan tata letak pabrik adalah
aktivitas pemindahan bahan (material handling). Aktivitas tersebut dapat
ditentukan dengan mempertimbangkan pola aliran bahan yang terjadi
selama proses produksi berlangsung, sehingga dapat ditentukan tipe tata
letak yang tepat untuk mengakomodasi pola aliran bahan tersebut.
Ongkos material handling dapat diestimasi dengan memperhatikan
biaya mesin dan operatornya, yaitu:
OMH /hari= gaji per bulanjumlahhari kerja
x persentase perpindahanmaterial /hari
OMH /meter= OMH per haritotal jarak perpindahan material
Jadi, perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) nya adalah sebagai berikut:
OMHhari
=1.040 .00026
x70480
x 100 %=583333,33
OMHmeter
=5833,3330
=19444,44=1950 0
Tabel 12. Cost Matrix
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowr
oomtotalPemotonga
n
Pengamplasa
n
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 19500 19500
Pencucian 19500 19500
Penjemuran 19500 19500
Fabrikas
i
Pemotongan 19500 19500
Pengamplasa
n 19500 19500
Perakitan 19500 19500
Pengecatan 19500 19500
Showroom 0
total 19500 19500 19500 19500 19500 19500 19500 117000
Tabel 13. Frekuensi Perpindahan
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowroo
m
tota
lPemotonga
n
Pengamplasa
n
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 2 2
Pencucian 2 2
Penjemuran 2 2
Fabrikas
i
Pemotongan 8 8
Pengamplasa
n 8 8
Perakitan 1 1
Pengecatan 1 1
Showroom 0
total 2 2 2 8 8 1 1 22
Tabel 14. Flow Matrix
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowroo
mtotalPemotonga
n
Pengamplas
an
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 39000 39000
Pencucian 39000 39000
Penjemuran 39000 39000
Fabrika
si
Pemotongan 156000 156000
Pengamplas
an 156000 156000
Perakitan 19500 19500
Pengecatan 19500 19500
Showroom 0
total 39000 39000 39000 156000 156000 19500 19500 429000
Tabel 15. Jarak Perpindahan
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowroo
m
tota
lPemotonga
n
Pengamplasa
n
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 12 12
Pencucian 5 5
Penjemuran 9 9
Fabrikas
i
Pemotongan 8 8
Pengamplasa
n 8 8
Perakitan 8 8
Pengecatan 14 14
Showroom 0
total 12 5 9 8 8 8 14 64
Tabel 16. Ongkos Material Handling
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowr
oomtotalPemotonga
n
Pengamplas
an
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 468000 468000
Pencucian 195000 195000
Penjemuran 351000 351000
Fabrika
si
Pemotongan 1248000 1248000
Pengamplas
an
124800
0 1248000
Perakitan 156000 156000
Pengecatan 273000 273000
Showroom 0
total 156000 195000 253500 468000 546000 7800 78000 3939000
Tabel 17. Outflow
from toGudan
g
Pencucia
n
Penjemura
n
fabrikasiShowroo
m
tota
lPemotonga
n
Pengamplasa
n
Perakita
n
Pengecata
n
Gudang 1 1
Pencucian 1 1
Penjemuran 1 1
Fabrikas
i
Pemotongan 1 1
Pengamplasa
n 1 1
Perakitan 1 1
Pengecatan 1 1
Showroom 0
total 1 1 1 1 1 1 1 7
Tabel 18. Skala Prioritas
from toPrioritas 1
Nama No. Dept
Gudang Pencucian 1
Pencucian Penjemuran 1
Penjemuran Pemotongan 1
Fabrikasi
Pemotongan Pengamplasan 1
Pengamplasan Perakitan 1
Perakitan Pengecatan 1
Pengecatan Showroom 1
Showroom
Dengan menggunakan Ongkos Material Handling, jarak antar departemen, juga frekuensi yang ada dapat diketahui skala prioritas
departemen mana yang dapat didekatkan atau diletakan berdekatan.
Layout Produksi Baru
Data dan hasil analisis matriks aliran dan matriks ongkos pemindahan
material yang terjadi pada blok fasilitas produksi, merupakan acuan yang
digunakan dalam merancang layout produksi optimal. Proses optimasi dilakukan
dengan meminimalkan ongkos perpindahan material dengan menggunakan
applikasi IT yaitu tata letak berbantu komputer. Aplikasi IT yang digunakan
adalah software WinQsb untuk perancangan ulang layout produksi.
1. Luas Departemen
Tabel 19. Luas Departemen
N
o
Nama
Departemen
Ko
de
Luas
Departeme
n (m2)
Allowanc
e (m)
Jenis
Allowan
ce
Luas
Total
(m2)
Luas
Tota
l
(cell)
1 Penghalusan A 16,82 4 Material 20,82 21
2 Pemotongan B 16,82 3 Material 19,82 20
3 Pengecatan C 8,28 1 Material 9,28 9
4 Perakitan D 16,24 4 Material 20,24 20
5 Gudang E 32,6 6 Material 38,6 39
6 Penjemuran F 20,88 4 Material 24,88 25
7 Pencucian G 15,2 3 Material 18,2 18
8 Showroom Sr 21,6 2 Material 23,6 24
2. Membuat 2 alternatif blok
a. Alternatif 1
N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
2 E C
3
4
5 G A
6
7
8 H
9 F B D
10
11
Gambar 19. Blok Alternatif 1
b. Alternatif 2
N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
2 E C
3
4
5
6 D F B
7
8 S
9
10 A G
11
Gambar 20. Blok Alternatif 2
3. Dengan melihat urutan prioritas sesuai dengan Tabel 18, maka alternatif
pertamalah yang dipilih untuk dioptimasi. WinQSB adalah aplikasi program
dibawah windows yang diperuntukkan untuk penyelesaian masalah – masalah
optimisasi. Untuk permasalahan tata letak, menu yang digunakan adalah facility
location and layout. Input yang harus diberikan berupa koordinat sel – sel
setiap departemen sesuai dengan tata letak ruangan yang akan diiterasi dengan
nomor penanda (dalam abjad) dan flow per unit cost yang terjadi pada
penggunaan alat material handling antar departemen sesuai dengan data
matriks ongkos. Kemudian setiap alternatif akan diuji melalui 4 metode, yaitu:
A. 2 – OPT (improve by exchanging 2 departements)
B. 3 – OPT (improve by exchanging 3 departements)
C. Improve by changing 2 departements then 3 departements
D. Improve by changing 3 departements then 2 departements
Tabel 20. Koordinat Layout Terpilih
No
Departemen
Nama
DepartemenKode
Luas Total
(Cell)Koordinat
1 Penghalusan A 21 7,4 - 13,6
2 Pemotongan B 20 6,7 - 9,11
3 Pengecatan C 9 14,1 - 16,3
4 Perakitan D 20 10,7 - 13,11
5 Gudang E 39 1,1 - 13,3
6 Penjemuran F 25 1,7 - 5,11
7 Pencucian G 18 1,4 - 6,6
8 Showroom S 24 14,4 - 16,11
Gambar 21. Layout baru dan koordinasinya
Tabel 21. Koordinasi Layout Baru
No
Departemen
Nama
DepartemenKode
Luas Total
(Cell)
Koordinat
(X , Y)
1 Penghalusan A 21 (10,7 -13,11 )
2 Pemotongan B 20 (6,7 , 9,11)
3 Pengecatan C 9 (14,1 , 16,3)
4 Perakitan D 20
(7,4 , 13,5 &
7,6 , 12,6)
5 Gudang E 39 (1,1 , 14,3)
No
Departemen
Nama
DepartemenKode
Luas Total
(Cell)
Koordinat
(X , Y)
6 Penjemuran F 25
(1,4 , 6,6 &
1,7 , 5,7 & 4,8
5,8)
7 Pencucian G 18 (6,7 , 9,11)
8 Showroom S 24 (14,4 , 16,11)
Layout baru dignuakan untuk menata ulang fasilitas produksi yang sudah ada. Layout
baru yang digunakan adalah layout adalah hasil iterasi dengan WinQSB dengan 2
iterasi dan digunakan yang costnya paling kecil.
Penentuan Ongkos Material Handiling (OMH) Menggunakan Layout
Usulan
Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur jarak dengan menarik
garis lurus dari pusat atau center setiap fasilitas. Meskipun dalam keadaan tertentu
tampak tidak realistis, tetapi cara ini adalah cara yang paling umum digunakan. Hal
ini disebabkan karena penggunaannya yang mudah dimengerti selama dalam proses
pembuatan model. Notasi – notasi yang digunakan dalampengukuran ini adalah:
X1 : koordinat x pusat dari fasilitas 1
Y1 : koordinat y pusat dari fasilitas 1
X2 : koordinat x pusat dari fasilitas 2
Y2 : koordinat y pusat dari fasilitas 2
dij : jarak antara pusat fasilitas i dan j
rumus perhitungan jarak menggunakan Euclidean:
Gambar 22. Pengukuran jarak dengan Euclidean
dij=[( X I−XJ )2+ (Y I−Y J )2]1 /2
Tabel 22. Jarak perpindahan dengan layout awal (Aktual)
Lokasi Perpindahan Jarak Perpindahan (m)
Gudang -> pencucian 12
Pencucian -> penjemuran 5
Penjemuran -> pemotongan 9
Pemotongan -> pengamplasan 8
Pengamplasan -> perakitan 8
Perakitan -> pengecatan 8
Pengecatan -> showroom 14
Setelah di re-layout didapatkanlah jarak antar departemen yang baru dengan
melakukan perhitungan jarak euclidean yaitu sebagai berikut:
Tabel 23. Jarak Perpindahan dengan Layout Usulan
Lokasi PerpindahanDept 1 Dept 2
Jarak euclidean (m)X Y X Y
Gudang -> pencucian 6,5 1,5 1,8 10,2 9,98
Pencucian -> 1.8 10,2 3,2 5,2 5,19
Lokasi PerpindahanDept 1 Dept 2
Jarak euclidean (m)X Y X Y
penjemuran
Penjemuran ->
pemotongan
3,2 5,2 9,5 4,5 6,33
Pemotongan ->
pengamplasan
9,5 4,5 11 8,5 4,27
Pengamplasan ->
perakitan
11 8,5 9,5 4,5 4,27
Perakitan ->
pengecatan
9,5 4,5 14,5 1,5 5,83
Pengecatan ->
showroom
14,5 1,5 14,5 7 5,5
Tabel 24. Perbandingan OMH awal dengan OMH akhir
N
oInput
Flow Perpindahan Material
Output
Ongko
s
Pekerj
a /
meter
Jumlah
Pekerj
a
Frekuens
i
Jara
k
awal
(m)
Jarak
Re-
Layou
t (m)
OMH
awal
OMH
AkhirFrom To
1 Kayu
Gelondonga
n
Gudang Pencucian Kayu
Gelondonga
n
19500 1 2 12 6,8
468000 265200
2 Kayu
Gelondonga
n
Pencucian Penjemuran Kayu
Gelondonga
n
19500 1 2 5 4,97
195000 193830
3 Kayu
Gelondonga
n
Penjemuran Pemotongan Potongan
Kayu
19500 1 2 9 5,6
351000 218400
4 Potongan
Kayu
Pemotongan Pengamplasa
n
Potongan
Kayu Halus
19500 1 8 8 4 124800
0624000
5 Potongan
Kayu Halus
Pengamplasa
n
Perakitan Kursi 19500 1 8 8 4,27 124800
0666120
N
oInput
Flow Perpindahan MaterialOutput
Ongko
s
Pekerj
Jumlah
Pekerj
a
Frekuens
i
Jara
k
awal
Jarak
Re-
Layou
OMH
awal
OMH
AkhirFrom To
6 Kursi Perakitan Pengecatan Kursi 19500 1 1 8 5,83 156000 113685
7 Kursi Pengecatan Showroom Kursi 19500 1 1 14 15 273000 292500
393900
0
237373
5
Dengan Perhitungan yang telah dilakukan, hasil OMH awal sebesar Rp.
2.554.500,00 dan OMH akhir dengan menggunakan layout usulan sebesar Rp.
2.373.735,00 dengan demikian perusahaan dapat menghemat sebesar Rp. 180.765,00
atau sebesar 7,08%
Analisis Keuangan dengan Metode BCR
Analisis keuangan perubahan tata letak merupakan sebuah metode perhitungan
dengan cara estimasi, yang salah satunya memanfaatkan data umumnya berupa data
kuantitatif. Dari data yang didapat dari layout usulan UKM Meubel Bambu Ambar,
maka diperoleh perhitungan BCR dengan benefit berupa penghematan OMH sebagai
berikut:
Tabel 25. Tabel Perhitungan BCR
Tata Letak awal Tata Letak Usulan Selisih
Total Ongkos
perpindahan
Material
3.939.000 2.373.735 1.565.265
PV of cost = Rp. 3.939.000,00
PV of benefit = 1.565.265 (P/A,7,5%,5) = 1.565.265 (4,9137) = Rp. 7.691.242,00
BCR=PV ofBenefitPV of Cost
=7.691 .2422.554 .500
BCR=3,01
Karena BCR > 1, maka perubahan tata letak fasilitas dapat dikatakan ekonomis atau
layak (feasible) untuk dikerjakan.
Layout Baru
PENUTUP
UKM Meubel Bambu Ambar memiliki ongkos OMH sebesar Rp. 3.939.000,00
dan setelah dilakukan pengoptimalan dengan bantuan software WinQSB, didapat
Ongkos Material Handling (OMH)layout usulan sebesar Rp.2.373.735,00. Dari data
tersebut dapata diketahui bahwa penghematan ongkos OMH yang didapat yaitu
sebesar sebesar Rp. 180.765,00 atau sebesar 7,08%
Setelah dilakukan perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR), didapatkan PV of
benefit sebesar 7.691.242dan hasil BCR hasil sebesar 3,01, nilai tersebut memiliki
range >1, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan tata letak fasilitas dapat
dikatakan ekonomis atau layak (feasible) untuk dikerjakan.