70
PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING PADA UNIT USAHA MEUBEL BAMBU AMBAR BIDANG FURNITURE Alfian Daru Waskito 1 , Ridho Bagus Paradisa 2 , Ocvita Sari 3 , Taufiq Setya Rifa’i 4 ABSTRAK Perancangan tata letak dan fasilitas merupakan perencanaan yang terintegrasi dari aliran atau arus dari komponen suatu produk guna untuk meningkatkan moral kerja dan performa kerja dari operator. Meubel Bambu Ambar merupakan salah satu pengrajin furniture bambu yang terletak di kabupaten Sleman dengan rancangan tata letak dan fasilitas yang kurang efisien, hal ini dapat dilihat dari aliran material yang masih memiliki lintasan bersinggungan. Karena adanya singgungan tersebut tersebut, maka jarak dan waktu yang dikerjakan oleh pekerja saat mengalirkan material menjadi meningkat, dan akibatnya Ongkos Material Handling (OMH) juga ikut meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan bantuan software WinQSB, didapatkan bahwa besarnya ongkos OMH pada layout awalan sebesar Rp. 3.939.999,00 dan OMH pada layout yang sudah dioptimalkan sebesar 2.373.735,00, dan setelah dianalisis menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR), maka diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh selama 5 bulan dengan bunga bank saat ini atau sebesar 7,5% adalah sebesar 7.691.242. Pada hasil BCR, didapatkan nilai sebesar 3,1, nilai tersebut memiliki range >1, sehingga skema layout awalan dapat diganti dengan skema layout usulan.

Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ya

Citation preview

Page 1: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS GUNA

MEMINIMUMKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING

PADA UNIT USAHA MEUBEL BAMBU AMBAR BIDANG FURNITURE

Alfian Daru Waskito1, Ridho Bagus Paradisa2, Ocvita Sari3, Taufiq Setya Rifa’i4

ABSTRAK

Perancangan tata letak dan fasilitas merupakan perencanaan yang terintegrasi dari aliran atau arus dari

komponen suatu produk guna untuk meningkatkan moral kerja dan performa kerja dari operator.

Meubel Bambu Ambar merupakan salah satu pengrajin furniture bambu yang terletak di kabupaten

Sleman dengan rancangan tata letak dan fasilitas yang kurang efisien, hal ini dapat dilihat dari aliran

material yang masih memiliki lintasan bersinggungan. Karena adanya singgungan tersebut tersebut,

maka jarak dan waktu yang dikerjakan oleh pekerja saat mengalirkan material menjadi meningkat, dan

akibatnya Ongkos Material Handling (OMH) juga ikut meningkat. Berdasarkan hasil yang diperoleh

dengan bantuan software WinQSB, didapatkan bahwa besarnya ongkos OMH pada layout awalan

sebesar Rp. 3.939.999,00 dan OMH pada layout yang sudah dioptimalkan sebesar 2.373.735,00, dan

setelah dianalisis menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR), maka diketahui bahwa keuntungan

yang diperoleh selama 5 bulan dengan bunga bank saat ini atau sebesar 7,5% adalah sebesar

7.691.242. Pada hasil BCR, didapatkan nilai sebesar 3,1, nilai tersebut memiliki range >1, sehingga

skema layout awalan dapat diganti dengan skema layout usulan.

Kata Kunci: Perancangan, Tata Letak dan Fasilitas, OMH, BCR

PENDAHULUAN

Perancangan tata letak dan fasilitas merupakan perencanaan yang terintegrasi

dari aliran atau arus dari komponen suatu produk, baik barang maupun jasa guna

memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien pada pekerja, bahan, mesin,

peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan dari bahan mentah hingga menjadi

barang jadi. Tujuan utama dari perancangan tata letak dan fasilitas adalah mengatur

area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi,

keamanan, kenyamanan sehingga akan dapat digunakan untuk meningkatkan moral

Page 2: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

kerja dan performa kerja dari operator (Sritomo, 1992). Dengan meningkatnya moral

dan performa kerja dari operator, maka kegiatan produksi dapat dilakukan sesuai

dengan semestinya.

Meubel Bambu Ambar merupakan salah satu unit usaha furniture yang menjual

furniture berbahan bambu. Dalam aliran produksi UKM ini, terdapat satu titik dimana

titik tersebut merupakan titik singgungan aliran produksi, dan karena adanya titik

singgungan tersebutlah yang menyebabkan aliran produksi terganggu, sehingga

terjadilah kemacetan pada saat melakukan aliran bahan yang mengakibatkan

membengkaknya biaya Ongkos Material Handling (OMH)

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Berapa ongkos OMH layout awalan dan berapa ongkos OMH layout usulan ?

2. Berapakah pengurangan biaya yang didapatkan dengan menggunakan layout

usulan ?

3. Bagaimanakah skema layout yang lebih optimal ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ongkos OMH pada layout awalan dan ongkos OMH pada

layout usulan.

2. Untuk mengetahui berapa pengurangan biaya dengan menggunakan layout

usulan.

3. Untuk mengetahui skema layout yang lebih optimal dibanding layout awalan.

Page 3: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mengurangi jarak perpindahan antar departemen yang akan berdampak juga

pada ongkos perpindahannya.

2. Mempersingkat waktu produksi.

3. Mengoptimalkan penggunaan dimensi ruang.

4. Meminimalkan OMH

5. Mengetahui skema layout yang lebih optimal dibanding layout awalan.

Asumsi – asumsi

Asumsi – asumsi dari penelitian ini adalah:

1. Tinggi pada UKM Meubel Bambu Ambar adalah sama.

2. Tata letak mesin dan peralatan dapat diubah sesuai dengan tata letak usulan.

3. Gaji tenaga kerja yang melakukan pemindahan beban adalah Rp. 1.040.000,00

per bulan. Untuk 1 bulan terdapat 26 hari kerja, sehingga biaya tenaga kerja

per hari adalah Rp. 40.000,00, sedangkan jumlah hari dalam 1 tahun 250 hari,

4. Perubahan tata letak fasilitas tidak mengganggu proses produksi.

Analisis Pemilihan Lokasi dan Struktur Organisasi UKM

Gambar 1. Struktur Organisasi UKM Meubel Bambu Ambar

Setelah melakukan interview dengan bapak Ambar (selaku pemilik usaha),

didapatkan informasi bahwa usaha ini didirikan sejak tahun 2004 yang berdiri di.......

alfiandaru, 02/01/14,
Dimana ?
Page 4: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Dipilihnya lokasi ini sebagai lahan produksi sekaligus lahan penjualan adalah untuk

mempermudah proses produksi dan penjualan, hal ini dikarenakan departemen kantor

dan departemen produksi menjadi lebih mudah untuk saling berkomunikasi baik

mengenai permintaan pasar maupun mengenai sumber daya yang diperlukan.

Pemilihan lokasi ini juga didasarkan karena lokasi ini sudah dikenal masyarakat

sebagai lokasi pengrajin yang menjual furniture bambu, sehingga dapat dikatakan

bahwa lokasi ini sudah efektif di aspek pemasarannya.

Target pemasaran UKM ini adalah area kota Yogyakarta, sehingga dapat

dikatakan cukup efektif dalam pemilihan lokasinya, karena akses jalan ke area kota

Yogyakarta mudah dijangkau. Selain itu tempat ini juga mudah dijangkau karena

jalannya yang terbilang luas, sudah di aspal serta dekat dengan kota sehingga dapat

meminimumkan biaya transportasi yang dilakukan. Selain itu pekerja di UKM ini

juga bertempat tinggal tidak jauh dari UKM ini, sehingga dapat meminimumkan

biaya pekerja karena tidak adanya biaya transportasi untuk para pekerja. Selain itu

pendirian UKM ini juga diterima oleh lingkungan sekitar dan sudah mendapatkan izin

dari pihak yang berwenang.

Bill of Material Produk Kursi Bambu

Bill of Material merupakan informasi tentang daftar dan kualitas komponen

sub assemblies dan material yang dibutuhkan untuk merakit atau memproduksi satu

unit produk.

Tabel 1. Bill of Material Produk Kursi Bambu

Kode Level Nama Komponen Quantity (unit) Make or Buy?

001 0 Kursi Bambu 1 Make

111 1 Kaki Depan 1 Make

112 2 Kaki 2 Make

212 2 Cross Bar 2 Make

312 2 Paku 4 Buy

Page 5: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Kode Level Nama Komponen Quantity (unit) Make or Buy?

412 2 Rotan 2 Buy

121 1 Alas Duduk 1 Make

122 2 Rotan 2 Buy

222 2 Potongan Bambu 20 Make

322 2 Bambu Sedang 2 Buy

422 2 Paku 6 Buy

522 2 Bambu Besar 2 Buy

131 1 Bagian Belakang 1 Make

132 2 Cross Bar 1 Make

232 2 Bambu Besar 1 Buy

332 2 Sandaran 1 Make

113 3 Anyaman Bambu Kecil 1 Make

213 3 Bambu Sedang 1 Buy

432 2 Side Rails 2 Make

532 2 Rotan 8 Buy

632 2 Paku 6 Buy

141 1 Sandaran Tangan 1 Make

142 2 Bambu Besar 4 Buy

242 2 Rotan 2 Buy

342 2 Bambu Penyangga 4 Make

442 2 Paku 4 Buy

Page 6: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 2. Bill of Material Produk Kursi Bambu

Page 7: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Route Sheet dan Sub – Assembly Produk Kursi Bambu

Lembar pengurutan produksi (Route Sheet) memuat informasi mengenai beberapa langkah operasi yang dibutuhkan dalam

memproduksi komponen – komponen tertentu yang telah diputuskan untuk dibuat dalam analisis beli – beli.

Tabel 2. Route Sheet Kaki Depan

No.

Oper

asi

Deskripsi

Mesi

n yg

dipak

ai

Wkt.

Operasi

(menit/

Unit) Ti

 

 

Jam

kerja/h

ari

(menit

)

D

 

 

%

scra

p

(defe

ct)

Dema

nd

produ

k

akhir

Bahan

Dipersiapka

natau

Volume

Produksi Pi

Dow

n

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Set

Up

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Efisie

nsi

Mesin

Ei

 

 

Kebutuhan

Mesin

Teori

F

Aktu

al

1Memoton

g Bambu

Gerg

aji4 480 7% 2 3 0 0 1 0.025 1

2Melubang

i BambuPahat 8 480 4% 1.86 2 0 0 1

0.0333

3331

3Menghalu

skan

Ampl

as3 480 2%

1.785

62 0 0 1 0.0125 1

Tabel 3. Route Sheet Alas Duduk

Page 8: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No.

Oper

asi

Deskripsi

Mesi

n yg

dipak

ai

Wkt.

Operasi

(menit/U

nit) Ti

Jam

kerja/h

ari

(menit

) D

%

scra

p

(defe

ct)

Deman

d

produk

akhir

Bahan

Dipersiapka

natau

Volume

Produksi Pi

Dow

n

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Set

Up

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Efisie

nsi

Mesin

Ei

Kebutuhan

Mesin

Teor

i F

Aktu

al

1Memotong

Bambu

Gerg

aji3 480 7% 3 4 0 0 1

0.02

51

2Melubangi

BambuPahat 4 480 4% 2.79 3 0 0 1

0.02

51

3Membelah

Bambu

Bend

u2 480 1% 26.784 3 0 0 1

0.01

251

4Menghalus

kan

Ampl

as2 480 2%

2.651.6

163 0 0 1

0.01

251

Tabel 4. Route Sheet Bagian Belakang

Page 9: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No.

Oper

asi

Deskripsi

Mesi

n yg

dipak

ai

Wkt.

Operasi

(menit/U

nit) Ti

Jam

kerja/h

ari

(menit

) D

%

scra

p

(defe

ct)

Dema

nd

produ

k

akhir

Bahan

Dipersiapka

natau

Volume

Produksi Pi

Dow

n

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Set

Up

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Efisie

nsi

Mesin

Ei

Kebutuhan

Mesin

Teori FAktu

al

1Memoton

g Bambu

Gerg

aji3 480 7% 1 2 0 0 1 0.0125 1

2Melubangi

BambuPahat 8 480 4% 0.93 1 0 0 1

0.0166

6671

3Menghalu

skan

Ampl

as4 480 2%

0.892

81 0 0 1

0.0083

3331

Tabel 5. Route Sheet Sandaran

Page 10: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No.

Oper

asi

Deskrips

i

Mesi

n yg

dipak

ai

Wkt.

Operasi

(menit/U

nit) Ti

Jam

kerja/h

ari

(menit)

D

%

scrap

(defe

ct)

Dema

nd

produ

k

akhir

Bahan

Dipersiapkan

atau Volume

Produksi Pi

Dow

n

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Set

Up

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Efisie

nsi

Mesin

Ei

Kebutuhan

Mesin

Teori

F

Aktu

al

1

Memoto

ng

Bambu

Gerg

aji9 480 7% 2.5 3 0 0 1

0.056

251

2

Meluban

gi

Bambu

Pahat 3 480 4% 2.325 3 0 0 10.018

751

3

mengany

am

bambu

manu

al6 480 0% 2.232 3 0 0 1

0.037

51

Tabel 6. Route Sheet Sandaran Tangan

Page 11: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No.

Oper

asi

Deskripsi

Mesi

n yg

dipak

ai

Wkt.

Operasi

(menit/U

nit) Ti

Jam

kerja/h

ari

(menit

) D

%

scra

p

(defe

ct)

Dema

nd

produ

k

akhir

Bahan

Dipersiapka

natau

Volume

Produksi Pi

Dow

n

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Set

Up

Time

Mesi

n/

hari

(men

it)

Efisie

nsi

Mesin

Ei

Kebutuhan

Mesin

Teori FAktu

al

1Memoton

g Bambu

Gerg

aji4 480 7% 1.5 2 0 0 1

0.0166

6671

2Melubangi

BambuPahat 8 480 4% 1.395 2 0 0 1

0.0333

3331

3Menghalu

skan

Ampl

as3 480 2%

13.39

22 0 0 1 0.0125 1

Page 12: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 4. Sub – Assembly Produk Kursi Bambu

alfiandaru, 01/02/14,
Kotaknya dihilangkanTulisan dihapus, Cuma angka ajaAngka berdasarkan tabel struktur produk di atasTerakhir di pengecatan, Cuma di di dalem pengecatan diisi angka 5
Page 13: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Operation Process Chart (OPC) Produk Kursi Bambu

OPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan seluruh tahapan

proses yang dialami oleh bahan baku sampai menjadi produk akhir (end product)

maupun sebagai komponen

Gambar 5. Operation Process Chart Produk Kursi Bambu

alfiandaru, 01/02/14,
Crossbar dan penyangga dihilangkanKotak paling atas disambungkan dengan bawahnyaDidalam kotak diisi kode produk – kode operasiNama operasi di sebelah kanannyaAtau sesuai dengan yang dicontohkan
Page 14: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Multi – Product Process Chart (MPPC) Produk Kursi Bambu dan Plant Layout Detail

MPPC merupakan diagram yang menggambarkan langkah – langkah proses yang dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun bahan

penunjang. Visualisasi informasi MPPC dalam bentuk gambar atau sketsa yang sebenarnya dari suatu pabrik akan membantu dalam menganalisis

kondisi aliran bahan yang mengevektifkan plant layout.

MULTI – PRODUCT PROCESS CHARTMaterial yang dibuat

MesinSandaran Bagian Belakang Sandaran Tangan

Pre

Fab

rik

asi

40Manual

Meteran

Gergaji

Pahat

Bendo

Amplas

50

60

80

70

9”

0,5”

3”

3”

6”

50 0,5”

70 8”

0,5”60 2”

50 0,5”

70 2”

312 2,5”2”60

50 1”

70 8”

312 0,5”60 2”

Fab

rika

si

Pompa Air

Penjemuran

Bendo

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

50 0,5”

70 1”

312 0,5”60 1”

90 1,5” 90 1,5” 90 1”

Jumlah MesinTeoris

Jumlah MesinAktual

1

1

1

1

1

1

3

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Alas Duduk

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

aki depanK

80 2”

Gambar 6. Multi – Product Process Chart Prefabrikasi dan Fabrikasi

Page 15: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Material yang dibuat

MesinSandaran Bagian Belakang Sandaran Tangan

40Manual

Meteran

Gergaji

Pahat

Amplas

Rakit

Paku

Rotan

90

9”

3”

50 0,5”

70 2”

312 2,5”2”60

Ase

mm

bly

Pompa Air

Penjemuran

Bendo

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

50 0,5”

70 1”

312 0,5”60 1”

Jumlah MesinTeoris

Jumlah MesinAktual

1

1

1

1

1

1

1

1

3

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Alas Duduk

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

aki depanK

80 2”

100 3”

110 3”

80 1”

50 0,5”

70 8”

312 0,5”60 2”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

80 1”

90 3”

100 3”

110 3”

90 1.5”

100 3”

110 3”

30 16”

90 3”

100 3”

110 3”

50 1”

70 8”

312 0,5”60 2”

10 8”

30 16”

312 0,5”20 280”

80 1”

90 1”

100 3”

110 3”

Gambar 7. Multi-Product Process Chart Assembly

alfiandaru, 01/02/14,
Salah, Cuma urtan dari sandaran, bagian belakang, kaki depan, alas duduk sama sandaran tangan ajaSeperti di contoh
Page 16: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 8. Flow Diagram : Plant Layout Diagram

Flow Diagram merupakan gerakan perpindahan bahan dari stasiun kerja ke

stasiun kerja yang lainnya berdasarkan MPPC. Dengan melihat lantai pabrik di

UKM Meubel Bambu Ambar yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

urutan aliran bahan di UKM tersebut masih kurang efektif karena urutan yang ada

tidak satu arah, masih ada yang bersinggungan.

Page 17: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Activity Relationship Chart (ARC) UKM Meubel Bambu Ambar

Activity Relationship Chart merupakan salah satu alat yang digunakan dalam

kegiatan perencanaan hubungan antar kelompok aktivitas atau pusat kerja atau

departemen yang saling berkaitan dalam suatu perusahaan.

Gambar 9. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Kantor

Page 18: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 10. Activity Relationship Chart Fsilitas Pelayanan Pabrik

Page 19: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 11. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Produksi

Gambar 12. Activity Relationship Chart Fasilitas Gabungan

Page 20: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 7. Alasan

Kode Alasan

1 Membutuhkan Area yang Sama

2 Kenyamanan Antrian

3 Urutan Aliran Material

4 Tidak Berhubungan

5 Ada Hubungan

6 Kebutuhan Alat

7 Memudahkan Pengawasan

8 Memudahkan akses

9 Kebersihan

10 Idealnya

11 Perawatan Alat

Activity Relationship Chart dibuat berdasarkan kepentingan yang ada di

UKM tersebut. Dimana seperti tercantu di atas Activity Relationship Chart pada

fasilitas kantor, pelayanan pabrik, pelayanan produksi dan pelayanan gabungan.

Page 21: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Activity Relationship Diagram (ARD) UKM Meubel Bambu

Ambar

Activity Relationship Diagram (ARD) dibuat untuk memvisualisasikan hasil

analisis aliran dan analisis hubungan antar aktivitas atau fasilitas atau departemen

ke dalam alternatif konfigurasi tata letak pabrik.

Gambar 13. Activity Relationship Diagram Fasilitas Kantor

alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
Page 22: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama.

Hal ini dikarenakan letak ruang bos dan ruang tamu yang agak berjauhan, dimana

sesuai dengan tinkat kepentingannya, yaitu tidak terlalu berhubungan.

Gambar 14. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Pabrik

alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
Page 23: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama. Hal

ini dikarenakan pada gambar pertama terlihat lebih rapi dibandingan gambar

kedua.

Gambar 15. Activity Relationship Chart Fasilitas Pelayanan Produksi

alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
alfiandaru, 01/02/14,
Pink dan putih dibedakan
Page 24: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Pada gambar diatas, yang dipilih sebagai alternatif adalah gambar pertama. Hal

ini dikarenakan TPS berada di pojok, sehingga tidak akan menggangu konsentrasi

pekerja karena adanya tumpukan sampah yang menggunung ataupun karena

baunya yang menyengat.

Gambar 16. Gambar Activity Relationship Chart Gaungan

alfiandaru, 01/02/14,
Salah, harusnya Cuma kotak aja, kayak di contohBuatnya 2
Page 25: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Alasan memilih alternatif ini:

Karena alternatif tersebut lebih efektif dibanding alternatif yang lain, dimana

lahan parkir dekat dengan ruang jaga agar mudah diawasi serta dekat dengan

showroom agar konsumen dapat langsung melihat produk yang dijual selain itu

juga dekat dengan jalan, agar konsumen mudah untuk memarkir.

Area Allocation Diagram (AAD) UKM Meubel Bambu Ambar

Area Allocation Diagram atau istilah lainnya adalah space

relationship diagram, merupakan visualisasi dari konfigurasi tata letak

awal yang optimal dari ARD kedalam bentuk template atau blok fasilitas

dengan luas area sesungguhnya dari seluruh fasilitas / departemen tersebut.

Tabel 8. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Kantor

No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)

1 Ruang Tamu 95 12,5 x 7,6

2 Ruang Administrasi 12,92 3,8 x 3,4

3 Ruang Bos 21,45 3,9 x 5,5

4 Ruang Manager 22 4 x 5,5

5 Ruang Kasir 10,88 3,2 x 3,4

6 Toilet 10,88 3,2 x 3,4

7 Peralatan Kebersihan 7,48 2,2 x 3,4

alfiandaru, 02/01/14,
Diisi
Page 26: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 17. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Kantor

alfiandaru, 01/02/14,
Yang enggak ada diberi warna pink
Page 27: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 9. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Pabrik

No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)

1 Tempat Istirahat 108,9 11 X 9,9

2 Parkir 48,16 11,2 x 4,3

3 Rumah Jaga 16,47 6,1 x 2,7

4 Showroom 21,6 6 x 4,1

5 Tempat Makan 16,92 4,7 x 3,6

6 Sumur 8,46 4,7 x 1,8

7 Peralatan Kebersihan 9,4 4,7 x 2

8 Tiolet 15,04 4,7 x 3,2

9 Mushola 43,92 6,1 x 7,2

10 Dapur 16,45 4,7 x 3,5

Page 28: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 18. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Pabrik

alfiandaru, 01/02/14,
Ruang jaganya enggak ada ?
alfiandaru, 01/02/14,
Yang enggak ada diberi warna pink
Page 29: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 10. Luas dan Dimensi AAD Fasilitas Pelayanan Produksi

No Nama Departemen Luas (m2) Dimensi (m)

1 Diesel / Genset 4,48 2,8 x 1,6

2 Tempat Pembuangan Sampah 13,6 3,4 x 4

3 Peralatan Maintence 4,2 2,8 x 1,5

4 Penghalusan 16,82 2,9 x 5,8

5 Pemotongan 16,82 2,9 x 5,8

6 Pengecatan 8,28 2,8 x 2,6

7 Perakitan 16,24 2,8 x 5,8

8 Gudang 32,6 7,9 x 4

9 Penjemuran 20,88 3,6 x 5,8

10 Pencucian 15,2 3,8 x 4

Page 30: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 17. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Produksi

Tabel 11. Luas dan Dimensi Blok Fasilitas Pelayanan Produksi

alfiandaru, 01/02/14,
Jangan tree tulisannya, tapi TPS
alfiandaru, 01/02/14,
Yang enggak ada diberi warna pink
Page 31: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No Nama Fasilitas Luas (m2) Dimensi (m)

1 Pelayanan Kantor 120 15 x 8

2 Pelayanan Pabrik 128 16 x 8

3 Pelayanan Produksi 150 14,5 x 10

Page 32: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)
alfiandaru, 01/02/14,
Yang enggak ada diberi warna pink
Page 33: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 18 Gambar AAD Fasilitas Gabungan

alfiandaru, 01/02/14,
Yang diganti diatas disini juga diganti
Page 34: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Area Allocation Diagram dibuat berdasarkan Area Relationship Diagram. Pada

Area Relationship Diagram, luas ruangan pada suatu fasilitas telah diketahui.

Area Relationship Diagram merupakan layout awal (layout aktual) yang ada pada

UKM tersebut yang selanjutnya Area Relationship Diagram digunakan untuk

perhitungan Ongkos Material Handling (OMH).

Penentuan Ongkos Material Handling (OMH)

Faktor cukup penting dalam perencanaan tata letak pabrik adalah

aktivitas pemindahan bahan (material handling). Aktivitas tersebut dapat

ditentukan dengan mempertimbangkan pola aliran bahan yang terjadi

selama proses produksi berlangsung, sehingga dapat ditentukan tipe tata

letak yang tepat untuk mengakomodasi pola aliran bahan tersebut.

Ongkos material handling dapat diestimasi dengan memperhatikan

biaya mesin dan operatornya, yaitu:

OMH /hari= gaji per bulanjumlahhari kerja

x persentase perpindahanmaterial /hari

OMH /meter= OMH per haritotal jarak perpindahan material

Jadi, perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) nya adalah sebagai berikut:

OMHhari

=1.040 .00026

x70480

x 100 %=583333,33

OMHmeter

=5833,3330

=19444,44=1950 0

Page 35: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 12. Cost Matrix

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowr

oomtotalPemotonga

n

Pengamplasa

n

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   19500             19500

Pencucian     19500           19500

Penjemuran       19500         19500

Fabrikas

i

Pemotongan         19500       19500

Pengamplasa

n          19500     19500

Perakitan             19500   19500

Pengecatan               19500 19500

Showroom                 0

total   19500 19500 19500 19500 19500 19500 19500 117000

Page 36: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 13. Frekuensi Perpindahan

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowroo

m

tota

lPemotonga

n

Pengamplasa

n

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   2             2

Pencucian     2           2

Penjemuran       2         2

Fabrikas

i

Pemotongan         8       8

Pengamplasa

n          8     8

Perakitan             1   1

Pengecatan               1 1

Showroom                 0

total   2 2 2 8 8 1 1 22

Page 37: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 14. Flow Matrix

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowroo

mtotalPemotonga

n

Pengamplas

an

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   39000             39000

Pencucian     39000           39000

Penjemuran       39000         39000

Fabrika

si

Pemotongan         156000       156000

Pengamplas

an          156000     156000

Perakitan             19500   19500

Pengecatan               19500 19500

Showroom                 0

total   39000 39000 39000 156000 156000 19500 19500 429000

Page 38: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 15. Jarak Perpindahan

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowroo

m

tota

lPemotonga

n

Pengamplasa

n

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   12             12

Pencucian     5           5

Penjemuran       9         9

Fabrikas

i

Pemotongan         8       8

Pengamplasa

n          8     8

Perakitan             8   8

Pengecatan               14 14

Showroom                 0

total   12 5 9 8 8 8 14 64

Page 39: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 16. Ongkos Material Handling

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowr

oomtotalPemotonga

n

Pengamplas

an

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   468000             468000

Pencucian     195000           195000

Penjemuran       351000         351000

Fabrika

si

Pemotongan         1248000       1248000

Pengamplas

an         

124800

0    1248000

Perakitan             156000   156000

Pengecatan               273000 273000

Showroom                 0

total   156000 195000 253500 468000 546000 7800 78000 3939000

Page 40: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 17. Outflow

from toGudan

g

Pencucia

n

Penjemura

n

fabrikasiShowroo

m

tota

lPemotonga

n

Pengamplasa

n

Perakita

n

Pengecata

n

Gudang   1             1

Pencucian     1           1

Penjemuran       1         1

Fabrikas

i

Pemotongan         1       1

Pengamplasa

n          1     1

Perakitan             1   1

Pengecatan               1 1

Showroom                 0

total   1 1 1 1 1 1 1 7

Page 41: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 18. Skala Prioritas

from toPrioritas 1

Nama No. Dept

Gudang Pencucian 1

Pencucian Penjemuran 1

Penjemuran Pemotongan 1

Fabrikasi

Pemotongan Pengamplasan 1

Pengamplasan Perakitan 1

Perakitan Pengecatan 1

Pengecatan Showroom 1

Showroom

Dengan menggunakan Ongkos Material Handling, jarak antar departemen, juga frekuensi yang ada dapat diketahui skala prioritas

departemen mana yang dapat didekatkan atau diletakan berdekatan.

Page 42: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Layout Produksi Baru

Data dan hasil analisis matriks aliran dan matriks ongkos pemindahan

material yang terjadi pada blok fasilitas produksi, merupakan acuan yang

digunakan dalam merancang layout produksi optimal. Proses optimasi dilakukan

dengan meminimalkan ongkos perpindahan material dengan menggunakan

applikasi IT yaitu tata letak berbantu komputer. Aplikasi IT yang digunakan

adalah software WinQsb untuk perancangan ulang layout produksi.

1. Luas Departemen

Tabel 19. Luas Departemen

N

o

Nama

Departemen

Ko

de

Luas

Departeme

n (m2)

Allowanc

e (m)

Jenis

Allowan

ce

Luas

Total

(m2)

Luas

Tota

l

(cell)

1 Penghalusan A 16,82 4 Material 20,82 21

2 Pemotongan B 16,82 3 Material 19,82 20

3 Pengecatan C 8,28 1 Material 9,28 9

4 Perakitan D 16,24 4 Material 20,24 20

5 Gudang E 32,6 6 Material 38,6 39

6 Penjemuran F 20,88 4 Material 24,88 25

7 Pencucian G 15,2 3 Material 18,2 18

8 Showroom Sr 21,6 2 Material 23,6 24

alfiandaru, 01/02/14,
Warna
Page 43: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

2. Membuat 2 alternatif blok

a. Alternatif 1

N

o 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

2 E C

3

4

5 G A

6

7

8 H

9 F B D

10

11

Gambar 19. Blok Alternatif 1

b. Alternatif 2

N

o 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

2 E C

3

4

5

6 D F B

7

8 S

9

10 A G

11

Gambar 20. Blok Alternatif 2

Page 44: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

3. Dengan melihat urutan prioritas sesuai dengan Tabel 18, maka alternatif

pertamalah yang dipilih untuk dioptimasi. WinQSB adalah aplikasi program

dibawah windows yang diperuntukkan untuk penyelesaian masalah – masalah

optimisasi. Untuk permasalahan tata letak, menu yang digunakan adalah facility

location and layout. Input yang harus diberikan berupa koordinat sel – sel

setiap departemen sesuai dengan tata letak ruangan yang akan diiterasi dengan

nomor penanda (dalam abjad) dan flow per unit cost yang terjadi pada

penggunaan alat material handling antar departemen sesuai dengan data

matriks ongkos. Kemudian setiap alternatif akan diuji melalui 4 metode, yaitu:

A. 2 – OPT (improve by exchanging 2 departements)

B. 3 – OPT (improve by exchanging 3 departements)

C. Improve by changing 2 departements then 3 departements

D. Improve by changing 3 departements then 2 departements

Tabel 20. Koordinat Layout Terpilih

No

Departemen

Nama

DepartemenKode

Luas Total

(Cell)Koordinat

1 Penghalusan A 21 7,4 - 13,6

2 Pemotongan B 20 6,7 - 9,11

3 Pengecatan C 9 14,1 - 16,3

4 Perakitan D 20 10,7 - 13,11

5 Gudang E 39 1,1 - 13,3

6 Penjemuran F 25 1,7 - 5,11

7 Pencucian G 18 1,4 - 6,6

8 Showroom S 24 14,4 - 16,11

Page 45: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 21. Layout baru dan koordinasinya

Tabel 21. Koordinasi Layout Baru

No

Departemen

Nama

DepartemenKode

Luas Total

(Cell)

Koordinat

(X , Y)

1 Penghalusan A 21 (10,7 -13,11 )

2 Pemotongan B 20 (6,7 , 9,11)

3 Pengecatan C 9 (14,1 , 16,3)

4 Perakitan D 20

(7,4 , 13,5 &

7,6 , 12,6)

5 Gudang E 39 (1,1 , 14,3)

Page 46: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

No

Departemen

Nama

DepartemenKode

Luas Total

(Cell)

Koordinat

(X , Y)

6 Penjemuran F 25

(1,4 , 6,6 &

1,7 , 5,7 & 4,8

5,8)

7 Pencucian G 18 (6,7 , 9,11)

8 Showroom S 24 (14,4 , 16,11)

Layout baru dignuakan untuk menata ulang fasilitas produksi yang sudah ada. Layout

baru yang digunakan adalah layout adalah hasil iterasi dengan WinQSB dengan 2

iterasi dan digunakan yang costnya paling kecil.

Penentuan Ongkos Material Handiling (OMH) Menggunakan Layout

Usulan

Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur jarak dengan menarik

garis lurus dari pusat atau center setiap fasilitas. Meskipun dalam keadaan tertentu

tampak tidak realistis, tetapi cara ini adalah cara yang paling umum digunakan. Hal

ini disebabkan karena penggunaannya yang mudah dimengerti selama dalam proses

pembuatan model. Notasi – notasi yang digunakan dalampengukuran ini adalah:

X1 : koordinat x pusat dari fasilitas 1

Y1 : koordinat y pusat dari fasilitas 1

X2 : koordinat x pusat dari fasilitas 2

Y2 : koordinat y pusat dari fasilitas 2

dij : jarak antara pusat fasilitas i dan j

rumus perhitungan jarak menggunakan Euclidean:

Page 47: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Gambar 22. Pengukuran jarak dengan Euclidean

dij=[( X I−XJ )2+ (Y I−Y J )2]1 /2

Tabel 22. Jarak perpindahan dengan layout awal (Aktual)

Lokasi Perpindahan Jarak Perpindahan (m)

Gudang -> pencucian 12

Pencucian -> penjemuran 5

Penjemuran -> pemotongan 9

Pemotongan -> pengamplasan 8

Pengamplasan -> perakitan 8

Perakitan -> pengecatan 8

Pengecatan -> showroom 14

Setelah di re-layout didapatkanlah jarak antar departemen yang baru dengan

melakukan perhitungan jarak euclidean yaitu sebagai berikut:

Tabel 23. Jarak Perpindahan dengan Layout Usulan

Lokasi PerpindahanDept 1 Dept 2

Jarak euclidean (m)X Y X Y

Gudang -> pencucian 6,5 1,5 1,8 10,2 9,98

Pencucian -> 1.8 10,2 3,2 5,2 5,19

Page 48: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Lokasi PerpindahanDept 1 Dept 2

Jarak euclidean (m)X Y X Y

penjemuran

Penjemuran ->

pemotongan

3,2 5,2 9,5 4,5 6,33

Pemotongan ->

pengamplasan

9,5 4,5 11 8,5 4,27

Pengamplasan ->

perakitan

11 8,5 9,5 4,5 4,27

Perakitan ->

pengecatan

9,5 4,5 14,5 1,5 5,83

Pengecatan ->

showroom

14,5 1,5 14,5 7 5,5

Page 49: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Tabel 24. Perbandingan OMH awal dengan OMH akhir

N

oInput

Flow Perpindahan Material

Output

Ongko

s

Pekerj

a /

meter

Jumlah

Pekerj

a

Frekuens

i

Jara

k

awal

(m)

Jarak

Re-

Layou

t (m)

OMH

awal

OMH

AkhirFrom To

1 Kayu

Gelondonga

n

Gudang Pencucian Kayu

Gelondonga

n

19500 1 2 12 6,8

468000 265200

2 Kayu

Gelondonga

n

Pencucian Penjemuran Kayu

Gelondonga

n

19500 1 2 5 4,97

195000 193830

3 Kayu

Gelondonga

n

Penjemuran Pemotongan Potongan

Kayu

19500 1 2 9 5,6

351000 218400

4 Potongan

Kayu

Pemotongan Pengamplasa

n

Potongan

Kayu Halus

19500 1 8 8 4 124800

0624000

5 Potongan

Kayu Halus

Pengamplasa

n

Perakitan Kursi 19500 1 8 8 4,27 124800

0666120

Page 50: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

N

oInput

Flow Perpindahan MaterialOutput

Ongko

s

Pekerj

Jumlah

Pekerj

a

Frekuens

i

Jara

k

awal

Jarak

Re-

Layou

OMH

awal

OMH

AkhirFrom To

6 Kursi Perakitan Pengecatan Kursi 19500 1 1 8 5,83 156000 113685

7 Kursi Pengecatan Showroom Kursi 19500 1 1 14 15 273000 292500

393900

0

237373

5

Page 51: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

Dengan Perhitungan yang telah dilakukan, hasil OMH awal sebesar Rp.

2.554.500,00 dan OMH akhir dengan menggunakan layout usulan sebesar Rp.

2.373.735,00 dengan demikian perusahaan dapat menghemat sebesar Rp. 180.765,00

atau sebesar 7,08%

Analisis Keuangan dengan Metode BCR

Analisis keuangan perubahan tata letak merupakan sebuah metode perhitungan

dengan cara estimasi, yang salah satunya memanfaatkan data umumnya berupa data

kuantitatif. Dari data yang didapat dari layout usulan UKM Meubel Bambu Ambar,

maka diperoleh perhitungan BCR dengan benefit berupa penghematan OMH sebagai

berikut:

Tabel 25. Tabel Perhitungan BCR

Tata Letak awal Tata Letak Usulan Selisih

Total Ongkos

perpindahan

Material

3.939.000 2.373.735 1.565.265

PV of cost = Rp. 3.939.000,00

PV of benefit = 1.565.265 (P/A,7,5%,5) = 1.565.265 (4,9137) = Rp. 7.691.242,00

BCR=PV ofBenefitPV of Cost

=7.691 .2422.554 .500

BCR=3,01

Karena BCR > 1, maka perubahan tata letak fasilitas dapat dikatakan ekonomis atau

layak (feasible) untuk dikerjakan.

Layout Baru

Page 52: Perancangan Tata Letak Dan Fasilitas Industri Bigpro1 (1)

PENUTUP

UKM Meubel Bambu Ambar memiliki ongkos OMH sebesar Rp. 3.939.000,00

dan setelah dilakukan pengoptimalan dengan bantuan software WinQSB, didapat

Ongkos Material Handling (OMH)layout usulan sebesar Rp.2.373.735,00. Dari data

tersebut dapata diketahui bahwa penghematan ongkos OMH yang didapat yaitu

sebesar sebesar Rp. 180.765,00 atau sebesar 7,08%

Setelah dilakukan perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR), didapatkan PV of

benefit sebesar 7.691.242dan hasil BCR hasil sebesar 3,01, nilai tersebut memiliki

range >1, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan tata letak fasilitas dapat

dikatakan ekonomis atau layak (feasible) untuk dikerjakan.