91
VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE KIT PADA ANALISIS SIANIDA DALAM AIR LAUT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS SKRIPSI MEYDINA SYAFANTI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442 H

VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

  • Upload
    others

  • View
    41

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI

METODE KIT PADA ANALISIS SIANIDA DALAM AIR LAUT

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

SKRIPSI

MEYDINA SYAFANTI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 2: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

KIT PADA ANALISIS SIANIDA DALAM AIR LAUT MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

MEYDINA SYAFANTI

NIM. 11160960000024

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 3: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

KIT PADA ANALISIS SIANIDA DALAM AIR LAUT MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negerti Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

MEYDINA SYAFANTI

11160960000024

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhasni, M.Si Dra. Susy Lahtiani, Apt., M.Sc

NIP. 19740618 200501 2 005 NIP. 19641231 199303 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si

NIP. 19750918 200801 1 007

Page 4: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Verifikasi Metode Sni 19-6964.6-2003 Dan Validasi

Metode Kit Pada Analisis Sianida Dalam Air Laut Menggunakan

Spektrofotometer Uv-Vis” telah diuji dan dinyatakan LULUS pada Sidang

Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Senin, 19 Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi

Kimia.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Hendrawati, M.Si

NIP. 19720815 200312 2 001

Dr. Siti Nurbayti, M.Si

NIP. 19740721 200212 2 002

Pembimbing I

Pembimbing II

Nurhasni, M.Si

NIP. 19740618 200501 2 005

Dra. Susy Lahtiani, Apt., M.Sc

NIP. 19641231 199303 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Ketua Program Studi Kimia

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env.Stud

NIP. 19690404 200501 2 005

Dr. La Ode Sumarlin, M.Si

NIP. 19750918 200801 1 007

Page 5: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

PERNYATAAN

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL

KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2020

Meydina Syafanti

11160960000024

Page 6: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

©Hak Cipta Milik UIN, Tahun 2020

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

UIN.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulisan

ini dalam bentuk apapun tanpa izin UIN dan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kualitas Laboratorium Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (P3KLL - KLHK) Serpong.

Page 7: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

ABSTRAK

MEYDINA SYAFANTI. Verifikasi metode SNI 19-6964.6-2003 dan validasi

metode kit pada analisis sianida dalam air laut menggunakan spektrofotometer uv-

vis. Dibimbing oleh NURHASNI dan SUSY LAHTIANI.

Keberadaan sianida dalam air laut bukan hanya menyebabkan pencemaran

perairan, namun dapat merusak ekosistem laut seperti kematian pada sumber daya

laut. Senyawa sianida dapat larut dalam air tawar dan terionisasi secara cepat

menghasilkan sianida bebas sedangkan dalam air laut perlu penanganan khusus

seperti destilasi karena adanya gangguan seperti garam laut (natrium, kalium, dan

lainnya) sehingga sulit dideteksi keberadaannya. Metode yang akan dilakukan

validasi yaitu, metode SNI 19-6964.6-2003 (menggunakan spektrofotometer UV-

Vis double beam) dan metode kit (menggunakan spektrofotometer UV-Vis single

beam). Hasil analisis sampel air laut yang didapatkan konsentrasi sianida masih

berada di bawah ambang batas yang ditentukan, yaitu 0,0034 mg/L untuk metode

SNI dan 0,0054 mg/L untuk metode kit. Kedua metode tersebut valid dan akurat,

dimana untuk metode SNI, nilai r pada kurva kalibrasinya adalah 0,9994, nilai

LOL 0,18 mg/L, dan nilai MDL adalah 0,006 mg/L; sedangkan untuk metode kit,

nilai r pada kurva kalibrasinya adalah 0,9998, nilai LOL 0,24 mg/L, dan nilai

MDL adalah 0,003 mg/L. Metode kit lebih cocok untuk pengujian sianida karena

cara analisanya lebih sederhana dan hasil yang didapatkan lebih akurat

dibandingkan metode SNI.

Kata kunci: Air laut, Sianida, Spektrofotometer, Validasi metode

Page 8: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

ABSTRACT

MEYDINA SYAFANTI. Verification of SNI 19-6964.6-2003 method and

validation kits method in cyanide analysis in seawater using a uv-vis

spectrophotometer. Guided by NURHASNI and SUSY LAHTIANI.

The presence of cyanide in seawaters not only causes water pollution, but can

damage marine ecosystems such as death to marine resources. Cyanide

compounds can dissolve in fresh water and ionize quickly to produce free

cyanide, while in seawater it needs special handling such destillayion because of

the disturbance like seasalt levels (sodium, pottasium, etc) so that its presence is

difficult to detect. This research was conducted to measure cyanide levels in

seawater and verify the SNI 19-6964.6-2003 method (using a double beam UV-

Vis spectrophotometer) and to validate the kit method (using a single beam UV-

Vis spectrophotometer) to be used as well as to compare them. The resulting

analysis of seawater samples showed that cyanide levels were still below the

specified threshold, namely 0.0034 mg / L for the SNI method and 0.0054 mg / L

for the kit method. Both methods produce valid and accurate data, where for the

SNI method the r value data on the calibration curve is 0.9994, the LOL value is

0.18 mg / L, and the MDL value is 0.006 mg/L; whereas for the kit method the r

value data on the calibration curve is 0.9998, the LOL value is 0.24 mg / L, and

the MDL value is 0.003 mg/L. The kit method is more suitable for cyanide

measurement because the method of analysis is simpler and the results obtained

are accurate than the SNI method.

Keywords: Sea water, Cyanide, Spectrophotometer, Method validation

Page 9: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

vi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat

dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Skripsi ini

berjudul Verifikasi Metode SNI 19-6964.6-2003 dan Validasi Metode Kit Pada

Analisis Sianida dalam Air Laut Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis.

Penulis mengalami banyak halangan dan kendala dalam penulisan skripsi

ini, akan tetapi karena adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak

akhirnya skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi.

1. Nurhasni, M.Si. selaku Pembimbing I sekaligus Sekretaris Prodi Kimia

yang telah memberikan pengarahan, pengetahuan serta bimbingannya

sehingga banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi.

2. Dr. Susy Lahtiani, Apt., M.Sc. selaku Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, pengetahuan serta bimbingannya sehingga banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Hendrawati, M.Si. selaku Penguji I yang telah memberikan masukan

dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Page 10: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

vii

4. Dr. Siti Nurbayti, M.Si. selaku Penguji II yang telah memberikan masukan

dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si. selaku ketua Program Studi Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ir. Herman Hermawan M.M. selaku kepala P3KLL, BLI-KLHK Serpong.

8. Ayahanda Syafrizal dan Ibunda Ismiyatun tercinta, terimakasih yang tak

terhingga atas doa, semangat, kasih sayang, pengorbanan, dan ketulusannya

dalam mendampingi saya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat

dan ridho-Nya kepada keduanya.

9. Staff laboratorium air dan limbah cair Bu Sari, Bu Ely, Kak Dani, Kak

Amin, Kak Resi dan Kak Herlambang yang telah memberikan bantuan dan

bimbingannya selama analisis di laboratorium air.

10. Seluruh staf Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas Laboratorium

Lingkungan, Badan Litbang dan Inovasi-Kementrian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan (P3KLL, BLI-KLHK).

11. Shohibul Fiqri, Didik Sodikin, Miya Riski Utari, Ribbyalif Wiga Fathullah,

Fitriyani Adwiwartika, dan M. Alfatih Hardiyanto sebagai rekan kerja pada

penelitian ini.

12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung,

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Page 11: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

viii

Demikian skripsi ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

dan memiliki kontribusi bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan di masyarakat.

Aamiin ya robbal „alamin.

Wabillahi Taufiq wal Hidayah

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jakarta, 29 Juni 2020

Penulis

Page 12: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

1.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8

2.1 Air Laut ............................................................................................................ 8

2.2 Sianida .............................................................................................................. 9

2.2.1 Keberadaan Sianida .............................................................................. 11

2.2.2 Toksisitas Sianida ................................................................................. 12

2.2.3 Baku Mutu Sianida ............................................................................... 12

2.2.4 Metode Pengujian Sianida .................................................................... 13

2.3 Validasi dan Verifikasi Metode Uji ............................................................... 14

2.4 Spektrofotometer Ultra Violet-Visible (UV-Vis) ........................................... 18

2.4.1 Bagian-bagian Spektrofotometer .......................................................... 18

2.4.2 Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-Vis .............................................. 19

2.4.3 Jenis Spektrofotometer UV-Vis............................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 22

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 22

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 22

3.2.1 Alat ....................................................................................................... 22

3.2.2 Bahan .................................................................................................... 22

3.3 Bagan Alir Penelitian ..................................................................................... 23

3.4 Prosedur Kerja ............................................................................................... 24

3.4.1 Teknik Sampling Air Laut Berdasarkan SNI 6964.8:2015 .................. 24

3.4.2 Persiapan Sampel .................................................................................. 24

Page 13: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

x

3.4.3 Pembuatan Larutan Baku Sianida......................................................... 25

3.4.4 Pengujian Sampel ................................................................................. 25

3.4.5 Validasi dan Verifikasi Metode ............................................................ 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 35

4. 1 Hasil Pengujian Konsentrasi Sianida dalam Air Laut .................................... 38

4. 2 Validasi Metode Pengujian Sianida ............................................................... 40

4.2.1 Kurva Kalibrasi (Linearitas) ................................................................. 40

4.2.2 Penentuan Batas Linearitas ................................................................... 41

4.2.3 Penentuan Akurasi dengan Standar Tengah ......................................... 43

4.2.4 Penentuan Method Detection Limit (MDL) .......................................... 45

4.2.5 Penentuan Presisi Konsentrasi Sianida 0,01 mg/L ............................... 48

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 51

5.1. Simpulan ........................................................................................................ 51

5.2. Saran .............................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

LAMPIRAN ......................................................................................................... 58

Page 14: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen Air Laut.................................................................................. 9 Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Turunan Sianida ................................................ 10 Tabel 3. Rentang Kesalahan pada Matriks ........................................................... 16 Tabel 4. Hasil Pengujian Sampel ......................................................................... 38 Tabel 5. Hasil T-Test ............................................................................................ 39 Tabel 6. Hasil Pengujian Batas Linearitas ............................................................ 42 Tabel 7. Hasil Evaluasi Batas Linearitas .............................................................. 42 Tabel 8. Hasil Pengujian Akurasi Metode SNI 19-6964.6-2003 ......................... 44 Tabel 9. Hasil Pengujian Akurasi Metode Kit ..................................................... 44 Tabel 10. Penentuan MDL Metode SNI 19-6964.6-2003 .................................... 46

Tabel 11. Penentuan MDL Metode Kit ................................................................ 47 Tabel 12. Penentuan Repeatabilitas Metode SNI 19-6964.6-2003 ...................... 48 Tabel 13. Penentuan Repeatabilitas Metode Kit .................................................. 49

Page 15: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Single Beam Spektrofotometer UV-Vis ............................................ 20 Gambar 2. Double Beam Spektrofotometer UV-Vis........................................... 21 Gambar 3. Bagan Alir Pengujian Sianida dalam Air Laut .................................. 23 Gambar 4. Reaksi Pengukuran Sianida pada Metode SNI .................................. 37 Gambar 5. Kurva Kalibrasi Metode SNI 19-6964.6-2003 .................................. 40 Gambar 6. Kurva Kalibrasi Metode Kit .............................................................. 41

Page 16: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Timeline Penelitian ......................................................................... 58 Lampiran 2. Rancangan Anggaran Penelitian ..................................................... 58 Lampiran 3. Validasi dan Verifikasi Metode Pengujian Sianida ........................ 59 Lampiran 4. Pembuatan Reagen .......................................................................... 60 Lampiran 5. Gambar-gambar Penelitian ............................................................. 63 Lampiran 6. Perhitungan ..................................................................................... 66 Lampiran 7. Prosedur Kerja Sesuai Metode SNI 19-6964.6-2003 ..................... 68 Lampiran 8. Prosedur Kerja Metode Kit ............................................................. 69 Lampiran 9. Data Hasil Kurva Kalibrasi ............................................................. 71 Lampiran 10. Data Hasil Limit of Linearity ........................................................ 72 Lampiran 11. Data Hasil Akurasi dengan Standar Tengah ................................. 73

Lampiran 12. Data Hasil Method Detection Limit .............................................. 74 Lampiran 13. Data Hasil Presisi .......................................................................... 75 Lampiran 14. Data Hasil T-Test .......................................................................... 76

Page 17: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah lautan merupakan kawasan yang menyimpan kekayaan sumber

daya alam yang sangat berguna bagi kepentingan manusia. Sumber daya kawasan

ini secara mikro digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup esensial penduduk

sekitarnya, sedangkan secara makro, lautan merupakan potensi yang sangat

diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan nasional di segala

bidang (Utomo, 2010).

Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari laut, dan sudah disebutkan

pada Al-Qur‟an dalam surah Al-Jatsiyah ayat 12.

Artinya:

“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar

padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan

mudah-mudahan kamu bersyukur.” (Q.S. 45:12)

Makna ayat Al-Qur‟an di atas, dijelaskan banyak kenikmatan yang dapat

kita manfaatkan dari laut dan isinya, di antara bentuk kemudahan yang Allah

SWT berikan disini adalah air laut yang tertahan dengan kekuasaan dan

kehendaknya sehingga tidak melebihi bumi dan menenggelamkannya. Allah SWT

memberikan kemudahan bagi kapal-kapal untuk membelah ombak lautan yang

ganas dengan ujung depannya. Kapal-kapal tersebut berlayar menerpa air dan

mengambang diatasnya dengan beban berat yang dibawanya. Allah SWT yang

memberikan petunjuk kepada hamba-Nya untuk membuat kapal-kapal dan

Page 18: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

2

membimbing mereka sebagai bentuk warisan dari nabi Nuh, karena beliaulah

orang pertama yang membuat perahu dan kapal dan menggunakannya.

Upaya manusia dalam memanfaatkan nikmat yang Allah SWT diberikan

menimbulkan kerusakan pada laut itu sendiri. Contohnya, penangkapan ikan

dengan menggunakan peledak, tumpahan minyak karena kelalaian manusia,

proses penambangan dalam laut menggunakan bahan kimia berbahaya. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran air di laut.

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

pada bab I pasal 1 butir 11 pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut

oleh kegiatan manusia sehingga menurunkan kualitas air laut, mutu kegunaan dan

manfaatnya, serta melampaui baku mutu lingkungan laut yang ditetapkan oleh

negara.

Sianida bereaksi dengan cepat dalam perairan. Umumnya, ikan merupakan

organisme air yang paling sensitif. Sianida menyerang organ tempat pertukaran

gas atau proses osmoregulatori pada ikan, yaitu insang dan permukaan kapsul

telur (Australian Goverment, 2008). Ikan yang terinfeksi ini dikonsumsi oleh

manusia, maka akumulasi sianida yang cukup tinggi dapat menyebabkan berbagai

jenis penyakit dan kematian (Baker et al., 2004). Belum banyak penelitian yang

mengkaji tentang peningkatan sianida di perairan, dan masih sedikit yang

dipahami tentang dampak potensial dari sianida tersebut terhadap biota di

perairan, sehingga informasi jalur masuknya sianida ke dalam rantai makanan di

perairan laut belum tersedia dengan baik (ACGIH, 2007).

Page 19: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

3

Sianida merupakan kelompok senyawa anorganik dan organik dengan siano

(C≡N) sebagai struktur utama. Sianida tersebar luas di perairan dan dalam bentuk

ion sianida (CNˉ), hidrogen sianida (HCN), dan metalosianida. Sianida dalam

bentuk ion mudah terserap oleh bahan yang tersuspensi. Sianida yang terdapat

diperairan disebabkan oleh bom peledak, racun sianida untuk menangkap ikan,

dan limbah industri, misalnya, industri pelapisan logam, pertambangan perak,

industri pupuk, industri besi baja dan pertambangan emas (Effendi, 2003). Pada

pertambangan emas, dibutuhkan senyawa sianida untuk mengekstraksi emas

dengan cara melarutkan emas kedalam larutan sianida (contohnya NaCN) dan

semakin besar konsentrasi sianida maka semakin banyak emas yang dapat

terekstraksi (Sabara et al, 2017). Sianida yang terdapat pada tanaman dapat

ditemukan pada umbi gadung dan singkong (Burns et al., 2012).

Sifat sianida perlu dipahami dengan baik untuk dapat mengelola

penggunaannya. Sifat kimia sianida adalah kompleks. Kebanyakan emas

diekstraksi dengan menggunakan sianida karena sianida masih merupakan

senyawa kimia pilihan utama untuk tujuan tersebut. Teknik ekstraksi lainnya

hanya tersedia dalam situasi terbatas. Saat ini penggunaan sianida difokuskan

untuk meminimalkan penggunaan dan dampaknya di lokasi tambang dan

memaksimalkan daur ulang sianida dan pemulihan emas (Australian Goverment,

2008).

Penanganan masalah pencemaran lingkungan saat ini memerlukan metode

penyelesaian yang cepat, efektif dan efisien sehingga masalah pencemaran

lingkungan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat sasaran. Hal ini perlu

didukung oleh metode-metode analisis parameter kualitas lingkungan yang cepat

Page 20: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

4

menghasilkan data akurat. Hal ini pun sudah dijelaskan dalam surah Al-Furqon

ayat 2 sebagai berikut.

Artinya:

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai

anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah

menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan

serapi-rapinya.” (Q.S. 25:2)

Ayat Al-Qur‟an di atas, dituliskan bahwa “Dia telah menciptakan segala

sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” yang

mana dapat diartikan bahwa segala sesuatu hal sudah ditetapkan berdasarkan

ukurannya dan ayat tersebut mengajarkan tentang ketelitian, oleh karena itu setiap

metode pengujian hendaknya dilakukan validasi dan verifikasi agar metode

pengujian tersebut dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan ketelitiannya.

Metode standar untuk analisis sianida dalam air laut telah di susun dalam

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6964.6-2003 dengan judul Kualitas air laut –

Bagian 6: Cara uji total Sianida (CN-) dengan 4-piridin asam karboksilat-

pirazolon secara spektrofotometri, namun dalam pelaksanaannya terkadang

menghadapi kendala ketersediaan bahan kimia yang sulit didapat seperti 4-piridin

asam karboksilat pirazolon dan kloramin-T sehingga hal tersebut dapat

mempengaruhi kelancaran analisis di laboratorium. Oleh karena itu, perlu adanya

metode alternatif selain SNI untuk menganalisis sianida dalam air laut, salah satu

metode analisis adalah metode cepat dengan menggunakan kit atau disebut juga

Page 21: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

5

Test Kit. Untuk melihat efektifitas dan efisiensi kedua metode tersebut, maka

perlu dilakukan uji perbandingan antara kedua metode tersebut.

Pengujian sianida dalam air laut ini menggunakan dua metode yaitu metode

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6964.6-2003 dan metode kit menggunakan

produk kit keluaran pabrik tertentu yaitu HACH dengan nomor dokumen

316.53.01040. Perbedaan kedua metode ini terdapat pada penggunaan bahan

kimia dan instrumen yang digunakan. Metode SNI melakukan pengujian

menggunakan bahan kimia dengan jumlah dan jenis yang banyak serta diukur

dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis double beam,

sedangkan untuk metode kit, pengujian ini hanya menggunakan tiga reagen bubuk

dan diukur dengan menggunakan instrument spektrofotometer UV-Vis single

beam.

Perbandingan metode ini dilakukan dengan cara memverifikasi dan

memvalidasi masing-masing metode. Validasi dan verifikasi ini dilakukan untuk

menunjukkan bahwa kedua metode tersebut lebih valid dan cepat (praktis) untuk

digunakan pada pengujian sampel sianida dan menghasilkan data yang valid.

Parameter validasi dan verifikasi metode yang dilakukan antara lain linearity,

Limit of Linearity (LOL), accuracy and precision, serta Method Detection Limit

(MDL).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah konsentrasi sianida dalam sampel air laut masih berada di bawah

ambang batas baku mutu yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia (PermenLH RI) No. 51 tahun 2004

tentang Baku Mutu Air Laut?

Page 22: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

6

2. Bagaimana hasil validasi pengujian sianida secara spektrofotometri dengan

metode SNI dan metode kit? Metode manakah yang mempunyai hasil paling

valid?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Konsentrasi sianida yang dihasilkan dari penelitian ini masih terbilang aman

dan masih berada di bawah ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan

oleh PermenLH RI No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, yaitu

konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air laut adalah 0,5 mg/L.

2. Hasil validasi dan verifikasi pengujian sianida ini menunjukkan hasil yang

valid dan sesuai dengan aturan yang ada. Dari kedua metode pengujian

sianida ini, diharapkan hasil yang paling valid dan lebih cepat (praktis)

adalah pada metode kit. Karena metode kit ini menggunakan bahan dan

peralatan yang sederhana dibandingkan metode SNI, walaupun untuk

pengerjaan metode ini membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga dapat

memberikan data yang akurat dan waktu pengerjaan penelitian yang lebih

lama.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui konsentrasi sianida dalam sampel air laut.

2. Membandingkan hasil verifikasi pengujian sianida secara spektrofotometri

dengan metode SNI dan validasi metode kit dan menentukan metode yang

paling sesuai valid dan lebih cepat (praktis) untuk pengujian sianida dalam

air laut.

Page 23: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

7

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan informasi tentang metode yang valid dan lebih cepat (praktis).

2. Memberikan hasil validasi metode pengujian sianida pada air laut sebagai

informasi bagi masyarakat sekitar mengenai tingkat pencemaran pada air

laut.

Page 24: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Laut

Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan memiliki

konsentrasi garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut

terdapat 35 gram garam (namun tidak seluruhnya, garam dapur atau NaCl) dan

material lainnya seperti gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel

tak terlarut (Chow et al., 2000). Kandungan utama garam dalam air laut antara

lain klorida (555 mM), natrium (480 nM), sulfat (29 mM), magnesium (54 mM),

kalsium (10,5 mM), kalium (10 mM), dan sisanya (< 1 %) terdiri dari bikarbonat,

bromida, asam borat, strontium, dan florida. Keberadaan garam akan

mempengaruhi sifat fisika air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik beku

(Firdaus, 2017). Konsentrasi garam NaCl dalam air laut 3%, sebagai air laut tidak

memenuhi persyaratan sebagai air minum (Sutrisno, 2004).

Kandungan garam di setiap laut berbeda kandungannya. Air laut memiliki

konsentrasi garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di

dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dan lain-lain.

Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut

yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-

batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam

(Yuningsih dan Masduki, 2011).

Pada mulanya, laut bersifat sangat asam dengan air dengan suhu sekitar

100 °C yang berasal dari panasnya bumi. Terjadinya asam pada air laut karena

Page 25: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

9

atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Secara perlahan-lahan, jumlah

karbon dioksida di atmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan

bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Proses pelapukan

batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan,

menyebabkan air laut semakin asin (Engen dan Smith, 2000).

Unsur utama dalam air laut (dalam 1 kg) adalah air sebanyak 956,5 gram

dan komponen lain (salinitas) sebanyak 34,5 gram. Komponen lain menyebabkan

salinitas dalam air meningkat. Komponen-komponen tersebut dibagi menjadi tiga

kelompok elemen, antara lain:

Tabel 1. Komponen Air Laut

Elemen Makro

(Major Element)

Elemen Mikro

(Minor Element)

Elemen Sisa

(Trace Element)

Klorida Brom Nitrogen Emas

Natrium Boron Litium Alumunium

Sulfat Strontium Iod Mangan

Magnesium Silika Pospor Seng

Bikarbonat Fluor Merkuri Besi

Kalsium Sianida

Kalium Timah

(Sumber: Millero, 1992)

2.2 Sianida

Sianida adalah sekelompok senyawa organik dan anorganik dengan siano

sebagai struktur utama. Sianida juga dikenal sebagai racun yang mudah terbakar

dan jika terhirup dapat menyebabkan kematian. Sianida merupakan senyawa

kimia yang mengandung grup siano (C≡N). Hidrogen sianida (HCN) merupakan

gas yang tidak berwarna, dengan bau samar seperti almond dan berasa pahit. Perlu

diingat bahwa tidak semua orang sanggup menghirup bau ini. Natrium sianida dan

kalium sianida keduanya merupakan material berwarna putih dengan rasa pahit

Page 26: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

10

dan berbau sepertti almond dalam udara lembab, disebabkan oleh adanya

hidrogen sianida (Australian Goverment, 2008).

Senyawa ini dikelompokkan sebagai sianida sederhana dan sianida

kompleks. Senyawa sianida sederhana mempunyai formula A(CN)x, dengan A

merupakan kation Na, K, NH3 atau logam. Dalam larutan alkali, senyawa sianida

ada dalam bentuk CN- atau HCN. Logam sianida seperti CuCN biasanya tidak

larut dalam air, tetapi dapat membentuk senyawa kompleks yang larut dalam

suasana basa. Senyawa kompleks mempunyai beberapa bentuk rumus, tetapi

dalam senyawa alkali umumnya berbentuk AyM(CN)x dengan M merupakan ion

fero, feri, kadmium, nikel, dan seng (Samin, 2006).

Turunan senyawa sianida memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda,

antara lain sebagai berikut.

Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Turunan Sianida

Keterangan

Hidrogen

sianida

(HCN)

Kalium

sianida

(KCN)

Sianogen

klorida

(CNCl)

Natrium

Sianida

(NaCN)

Berat molekul

(g/mol) 27,03 65,11 61,8 49,02

Warna Tidak

berwarna Putih

Tidak

berwarna Putih

Bentuk Gas Padat Gas Padat

Titik leleh (ºC) -13.24 634,5 -6 563,7

Titik didih (ºC) 25.70 1623 13.8 1500

Densitas (g/cm3) 0.6884 1.553 1.186 1,60

3

Bau Bau almond,

pahit samar

Bau almond,

pahit samar

Menyengat

hingga

membuat

iritasi

Jika kering

tak berbau

Kelarutan

Larut dalam

air, etanol

dan eter

Larut dalam

air, etanol

dan metanol

Larut dalam

air, etanol

dan eter

Larut dalam

etanol dan

formamid

Tekanan uap

(mmHg) 630 No data

760 pada

13,8ºC 0,75

Titik nyala (ºC) -17.8 No data No data No data

(Sumber: ATSDR, 2006)

Page 27: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

11

2.2.1 Keberadaan Sianida

Keberadaan sianida di perairan dapat bersumber dari limbah industri dari

produksi plastik tertentu, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan

racun tikus yang tidak ikut tersaring sehingga masuk ke perairan dan berakhir di

laut bebas (Kamilah dkk., 2014). Sianida yang terdapat diperairan disebabkan

oleh limbah industri. Misalnya, industri pelapisan logam, pertambangan emas,

pertambangan perak, industri pupuk, dan industri besi baja (Effendi, 2003).

Limbah cair dari industri tepung tapioka yang dibuang ke dalam perairan juga

mengandung senyawa sianida yang berasal dari singkong (Riyanti et al, 2010).

Sianida diproduksi oleh bakteri dan jamur tertentu yang ditemukan dalam

sejumlah makanan dan tumbuhan, serta sianida diproduksi juga oleh alga yang

ada di perairan tawar maupun asin (laut). Sianida dapat ditemukan pada tanaman

seperti singkong, ubi kayu, dan biji almond. Pada tumbuhan, biasanya sianida

berkaitan dengan molekul gula dalam ikatan glikosida sianogenik dan

memberikan pertahanan dari hewan herbivora. Sianida dalam tanaman biasanya

ditentukan oleh kandungan sianogen di dalamnya. Lebih dari 200 jenis tanaman

memiliki kandungan sianogen yang tinggi sehingga konsentrasi sianidanya juga

tinggi (Robson, 2007).

Kandungan tertinggi sianida dalam biji, buah, dan akar. Salah satu contoh

adalah tanaman pincung yang mengandung sianogen ginokardin yang dapat

dihidrolisis oleh enzim ginokardase menjadi glukose sianohidrin yang tidak stabil

dan membentuk sianida yang cukup tinggi hingga 4.000 mg/L pada bagian bijinya

(Yuningsih dan Damayanti, 2008).

Page 28: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

12

2.2.2 Toksisitas Sianida

Tingkat racun yang paling tinggi dimiliki oleh asam sianida (HCN),

senyawa sianida lain relatif kurang beracun jika dibandingkan dengan asam

sianida tetapi tetap merupakan senyawa beracun. Hanya senyawa sianida dalam

logam alkali dan alkali tanah yang mudah larut dalam air dan terhidrolisis menjadi

asam sianida dengan reaksi sebagai berikut:

CN- + H2O → HCN + OH

-

Asam sianida yang dihasilkan memiliki sifat yang sangat mudah menguap

dan merupakan asam lemah dengan Ka = 6 x 10-6

. Secara metabolisme, kematian

disebabkan oleh ikatan sianida dengan besi (III) yang terkandung dalam enzim

oksidase ferricytochrome yang mengandung oksidasi fosforilasi, dimana saat itu

tubuh menggunakan oksigen. Hal ini menyebabkan menurunnya penggunaan

oksigen oleh sel, sehingga proses metabolik di dalam sel terhenti (Manahan,

2005).

2.2.3 Baku Mutu Sianida

Sianida dalam air memiliki baku mutu yang berbeda-beda, antara lain

sebagai berikut.

1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 416 tahun 1990

tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, konsentrasi maksimum

yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,1 mg/L.

2. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup (PermenLH) RI No.

51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, konsentrasi maksimum yang

diperbolehkan dalam air laut adalah 0,5 mg/L.

Page 29: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

13

3. Menurut PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, konsentrasi maksimum yang diperbolehkan

dalam air sungai adalah 0,02 mg/L.

2.2.4 Metode Pengujian Sianida

Menurut National Research Council (2011) ada beberapa metode analisis

sianida bedasarkan ketetapan USEPA (United States of Environmental Protection

Agency) dan ASTM (American Standard and Testing Materials), antara lain:

1. Destilasi selama 1 jam sehingga sianida lepas sebagai ion sianida dan

ditampung pada larutan basa. Ion sianida yang tertampung kemudian diukur

dengan titrimetri, kolorimetri atau elektroda ion selektif.

2. Weak Acid Dissociable (WAD) dengan destilasi. Metode ini melibatkan

destilasi selama satu jam untuk menguapkan sianida dari sampel yang telah

diatur pH-nya menjadi pH 3 dengan larutan penyangga. Hasil asam sianida

yang teruapkan diukur dengan titrimetri, kolorimetri atau dengan elektroda

ion selektif.

3. WAD dengan asam pikrat. Metode ini melibatkan pembentukan senyawa

berwarna dengan asam pikrat dengan kehadiran nikel yang diikuti dengan

pemanasan menggunakan penangas air selama 20 menit sebelum kemudian

diukur dengan spektrofotometer Ultra Violet-Visible.

4. Penentuan ion sianida dengan perak nitrat. Metode ini melibatkan titrasi

sampel dengan larutan perak nitrat standar dengan menggunakan indikator

dimetilaminobenzalrodamin.

Page 30: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

14

5. Penentuan ion sianida dengan elektroda ion selektif. Metode ini melibatkan

pengujian langsung sampel menggunakan voltameter yang kemudian

dibandingkan dengan elektroda referensi.

6. Penentuan sianida reaktif dengan tes USEPA SW-846. Metode ini

melibatkan penempatan sampel dalam massa yang sedikit ke dalam asam

sulfat dan melewatkan nitrogen secara terus-menerus ke dalam sampel sel

ama 30 menit. Asam sianida kemudian dikumpulkan dari gas nitrogen di

dalam wadah berisi NaOH dan kemudian diukur.

2.3 Validasi dan Verifikasi Metode Uji

Validasi metoda analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,

2004).

Validasi metode terbatas atau internal yang lebih dikenal dengan nama

verifikasi metode terhadap metode uji yang dipakai dalam laboratorium.

Laboratorium wajib memvalidasi untuk metode yang tidak baku, metode yang

didesain atau dikembangkan laboratorium, metode baku yang digunakan di luar

lingkup, metode baku yang dimodifikasi dan metode baku untuk menegaskan dan

mengkonfirmasi bahwa metode itu sesuai untuk penggunaan (BSN, 2006).

Menurut SNI ISO/IEC 17025:2017 tentang Persyaratan Umum untuk

Kompetensi Pengujian Laboratorium dan Kalibrasi, verifikasi metode adalah

penyediaan bukti objektif bahwa prosedur atau sistem pengujian tertentu

memenuhi persyaratan yang di tentukan, sedangkan validasi adalah verifikasi

Page 31: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

15

bahwa persyaratan yang dinyatakan mencukupi untuk suatu penggunaan tertentu.

Parameter verifikasi metode antara lain linearitas, akurasi, presisi, batas

deteksi/Limit Of Linearity (LOL) dan batas kuantifikasi/Limit Of Quantification

(LOQ), batas deteksi metode/Method Detection Limit (MDL), spesifisitas, dan

ketangguhan. Dalam verifikasi metode uji terdapat parameter minimal yang harus

dipenuhi yaitu presisi dan akurasi (Sa‟adah dan Winata, 2010).

1. Linearitas (Kurva Kalibrasi)

Linearitas merupakan kemampuan cara kerja analisis yang menghasilkan

tanggapan analisis yang langsung dan proporsional terhadap konsentrasi analit

dalam sampel uji (Maryati, 2011). Uji linearitas suatu larutan memenuhi syarat

jika koefisien korelasi mendekati nilai 1 (Supriatno dan Lelifajri, 2009)

2. Akurasi (Kecermatan)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan konsentrasi analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan

sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan.

Kecermatan hasil analisis sangat bergantung kepada sebaran galat (kekeliruan)

sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu, untuk mencapai

kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat

sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi,

menggunakan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaan yang tepat,

serta tata asas sesuai prosedur (Harmita, 2004).

Rentang kesalahan yang diizinkan pada setiap konsentrasi analit pada

matriks dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Page 32: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

16

Tabel 3. Rentang Kesalahan pada Matriks

Analit pada matriks sampel Rata-rata yang diperoleh (%)

100 % 98-102

>10 % 98-102

>1 % 97-103

>0,1 % 95-105

0,01 % 90-107

0,001 % 90-107

1 ppm 80-110

100 ppb 80-110

10 ppb 60-115

1 ppb 40-120

(Sumber: Harmita, 2004)

3. Presisi (Keseksamaan)

Presisi didefinisikan sebagai tingkat kesaksamaan nilai beberapa hasil

pengujian yang dilakukan secara berulang-ulang. Presisi mempunyai 3 jenis, yaitu

repitabilitas (laboratorium, peralatan dan analis yang sama), intra reproducibilitas

(laboratorium dan peralatan yang sama dengan analis yang berbeda), dan inter

reproducibilitas (laboratorium, peralatan dan analis yang berbeda) (Arifin et al.,

2006).

4. Batas Deteksi/Limit of Detection (LOD) dan Batas Kuantitasi/Limit of

Quantity (LOQ)

Batas deteksi (LOD) merupakan batas konsentrasi analit terendah yang

masih dapat dideteksi tidak secara quantitatif, sedangkan batas kuantifikasi (LOQ)

adalah batas konsentrasi analit terendah yang dapat diterapkan secara kuantitatif

dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima ketika metode yang

dimaksud diaplikasikan (Vera, 2011).

5. Batas Linearitas/Limit of Linearity (LOL)

Limit of Linearity merupakan rentang kerja yang dibuat dan disesuaikan

dengan kisaran contoh yang akan dianalisa. Mulai batas terendah hingga batas

Page 33: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

17

tertinggi. Rentang kerja dibuat dari sederet larutan standar dengan konsentrasi

terendah sampai tertinggi (sesuai dengan kisaran contoh). Deret standar tersebut

kemudian dibaca absorbansinya dan dibuat kurva kalibrasi, dimana sumbu y

adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi (Harmita, 2004).

6. Batas Deteksi Limit/Methods Detection Limit (MDL)

Methods Detection Limit merupakan batas deteksi metode yang bisa diuji

pada konsentrasi paling rendah. Proses MDL meliputi dari preparasi sampel

hingga pengujian dengan isntrumen atau bisa dibilang proses pada metode yang

dilakukan hingga didapatkan hasil pengujian. Biasanya sampel yang digunakan

Certified Reference Material (CRM) atau larutan standar tengah (Harmita, 2004).

7. Spesifisitas (selektivitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang

hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya

komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali

dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode (Harmita,

2004).

8. Ketangguhan

Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari

analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti

laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll.

Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan

operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji (Harmita, 2004).

Page 34: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

18

2.4 Spektrofotometer Ultra Violet-Visible (UV-Vis)

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya

tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya

yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet

(Sastrohamidjojo, 2007).

2.4.1 Bagian-bagian Spektrofotometer

Menurut Khopkar (2003), instrumen spektrofotometer UV-Vis adalah

sebagai berikut.

1. Sumber Cahaya

Sumber cahaya yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah

lampu wolfram. Pada daerah UV digunakan lampu hidrogen atau lampu

deuterium. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak

bervariasi pada berbagai panjang gelombang.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis

menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang

tertentu. Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromator dari

sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator terdiri diri

celah (slit) masuk, filter, prisma, kisi (grating), celah (slit) keluar.

3. Kuvet

Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Kuvet dari leburan

silika (kuarsa) dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah

Page 35: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

19

pengujian 190-1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah

pengujian 380-1100 nm karena bahan dari gelas mengabsorpsi radiasi UV.

4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar

kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder akan

ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).

5. Visual Display (Recorder)

Merupakan sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

menyatakan dalam bentuk % transmitan maupun absorbansi.

2.4.2 Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara prinsip

spektrofotometri UV dan visible. Spektrofotometer UV-Vis mengacu pada hukum

Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan),

maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan sebagian lain akan dipancarkan.

Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang

berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati

kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua melewati kuvet berisi sampel. Blanko

dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk

menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.

Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya

monokromaris (tunggal). Berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan

dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu.

Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorpsi) dan ada pula yang

dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian diterima oleh detektor.

Page 36: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

20

Detektor kemudan akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya

yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat

yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam

sampel dan secara kuantitatif akan diketahui konsentrasi zat tersebut (Sembiring

et al, 2019).

2.4.3 Jenis Spektrofotometer UV-Vis

Menurut Suhartati (2017), terdapat dua jenis spektrofotometer UV-Vis,

antara lain:

1. Single Beam Instrument

Gambar 1. Single Beam Spektrofotometer UV-Vis

(Sumber: Day & Underwood, 2002)

Single beam dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur absorbansi

pada panjang gelombang tunggal. Single beam mempunyai beberapa keuntungan

yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada. Panjang

gelombang paling rendah adalah 190-210 nm dan yang paling tinggi adalah 800-

1000 nm.

Page 37: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

21

2. Double Beam Instrument

Gambar 2. Double Beam Spektrofotometer UV-Vis

(Sumber: Day & Underwood, 2002)

Double beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190-750 nm.

Double beam dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin

yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar

kedua secara serentak melewati sampel, mencocokan fotodetektor yang keluar

menjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh

alat pembaca.

Page 38: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2019 sampai dengan 30 Februari

2020 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas Laboratorium Lingkungan,

Badan Litbang dan Inovasi-Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(P3KLL, BLI-KLHK) di bagian Laboratorium Air dan Limbah Cair, Jl. Raya

PUSPIPTEK Serpong, Muncul, Serpong.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas yang

bermerk Pyrex dengan kode A, spatula, batang pengaduk, corong, botol semprot,

botol reagen 500 mL, timbangan analitik Ohaus Pa224 dengan ketelitian 220 ±

0,01 gram, penangas air temperatur 25˚C, seperangkat alat destilasi,

spektrofotometer UV-Vis HITACHI U3010 DR2800 dengan jenis double beam,

spektrofotometer HACH DR2800 tipe LPG422.99.00012 dengan jenis single

beam, dan kuvet kuarsa dengan ukuran 1 x 1 cm berisi 4 mL.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air laut yang

berasal dari Tanjung Priok, air laut buatan, kalium sianida, perak nitrat, natrium

klorida, indikator rhodanin, kalium kromat, natrium hidroksida, amonium

amidosulfat, larutan etilendiamintetraasetat, asam fosfat pekat, asam asetat, buffer

fosfat pH 7,2, indikator fenolftalein, kalium dihidrogen fosfat, kloramin-T, asam

Page 39: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

23

klorida, 4-piridin asam karboksilat-pirazolon, air suling, dan reagen bubuk kit

sianida dengan merek HACH antara lain CyaniVer 3 yang berisi kalium fosfat,

halane (1,3-dikloro-5,5-dimetilhidantoin) dan natrium fosfat; CyaniVer 4 yang

berisi piridin-3-asam nitroftalat dan natrium sulfat; dan CyaniVer 5 yang berisi

natrium sulfat, natrium fosfat, asam fosfat, dan garam kalium.

3.3 Bagan Alir Penelitian

Gambar 3. Bagan Alir Pengujian Sianida dalam Air Laut

Sampel

Metode KIT

Metode SNI

Ditepatkan dengan air suling dan

dikocok

Ditambahkan 10 mL larutan buffer

fosfat pH 7,2 dan dikocok

Dibiarkan dalam penangas air

temperatur 25 0Cselama 30 menit

Diuji pada Spektrofotometer UV-Vis

double beam dengan panjang

gelombang 620 nm

Ditambahkan 15 mL larutan 4-piridin

asam karboksilat-pirazolon

Ditambahkan 0,25 mL larutan

kloramin-T dan dibiarkan 5mnt

10 mL sampel ditambahkan reagen

CyaniVer 3

Dikocok selama 30 detik dan

didiamkan 30 detik

Dikocok selama 10 detik

Ditambahkan reagen CyaniVer 4

Ditambahkan reagen CyaniVer 5

Dikocok sebentar dan didiamkan

selama 30 menit

Diuji pada Spektrofotometer UV-

Vis single beam dengan panjang

gelombang 612 nm

Uji T untuk Sampel menggunakan SPSS

Parameter Verifikasi-Validasi Metode

(Linearitas, Batas Linearitas, Batas Kuantititas, Akurasi, Presisi, Batas Deteksi

Metode)

Air Laut

Destilasi

Page 40: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

24

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Teknik Sampling Air Laut Berdasarkan SNI 6964.8:2015

Wadah beserta tutupnya yang digunakan untuk sampel dicuci dengan

deterjen bebas fosfat, dibilas dengan air bersih kemudian dengan air bebas analit

sebanyak 3 kali dan biarkan hingga kering. Setelah kering, wadah ditutup dengan

rapat. Sampel diambil pada titik pengambilan contoh yang telah ditentukan.

Pengambilan sampel secara horizontal menggunakan alat horizontal point water

sampler. Sampel dimasukkan kedalam wadah sesuai parameter. Kondisi lapangan

dan titik kordinat dicatat sesuai dengan formulir data lapangan. Ukur parameter

lapangan (in situ) seperti suhu, pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (turbidity),

daya hantar listrik, warna, kecerahan, dan salinitas. Kemudian wadah sampel

diberi label yang berisi nama tempat, tanggal pengambilan, dan parameter.

Sampel diawetkan dengan larutan NaOH (SNI, 2015).

3.4.2 Persiapan Sampel

Sampel air laut didinginkan pada temperatur 4o C dan simpan ditempat

gelap. Sampel diawetkan dengan NaOH pekat sampai pH > 12 jika analisis tidak

dilakukan setelah 1 jam pengambilan. Ukur sampel sebanyak 50 mL dimasukkan

ke dalam labu didih, ditambahkan air suling sehingga volume menjadi 250 mL,

dan tambahkan sekitar 10 buah batu didih. Sampel ditambahkan 1 tetes larutan

indikator fenolftalein 0,5 %. Jika larutan bersifat basa (berwarna merah

keunguan), ditambahkan beberapa tetes asam fosfat sampai warna merah hilang

(bersifat asam). Kemudian, larutan tersebut ditambahkan 1 mL larutan ammonium

amidosulfat 10 %. Alat penyuling dipasang dan hasil sulingan ditampung pada

gelas ukur yang sebelumnya diisi dengan 20 mL larutan NaOH 2 %. Kemudian

Page 41: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

25

ditambahkan 10 mL asam fosfat dan 10 mL larutan EDTA melalui injection

funnel lalu dibilas dengan air suling. Alat penyuling dipanaskan dengan kecepatan

destilasi 2-3 mL/menit. Hasil destilasi ditampung sampai 90 mL. Bilas pendingin

dengan air suling, lalu destilat ditepatkan menjadi 100 mL.

3.4.3 Pembuatan Larutan Baku Sianida

1. Larutan induk sianida 1000 mg/L

Sebanyak 0,63 kalium sianida dilarutkan dengan 100 ml air suling dalam

labu ukur 250 mL, kemudian ditambahkan 2,5 mL larutan NaOH 2% dan

ditepatkan dengan air suling sampai tepat tanda tera.

2. Larutan baku sianida 1 mg/L

Sebanyak 0,1 mL larutan baku sianida 1000 mg/L dipipet ke dalam labu

ukur 100 mL dan ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera.

3.4.4 Pengujian Sampel

Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air laut berdasarkan

PermenLH RI No. 51 tahun 2004 adalah 0,5 mg/L.

a. Pengujian Sampel Metode SNI 19-6964.6-2003

Ukur sebanyak 10 mL sampel dari hasil destilasi dimasukkan kedalam labu

ukur, dilakukan penetralan dengan menambahkan 1 tetes indikator fenolftalein

dan asam asetat 1+8 (1 mL asam asetat + 8 mL aquadest). Larutan ditambahkan

10 mL larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera ditutup dan dikocok. Sebanyak 0,25

mL larutan kloramin-T ditambahkan dan didiamkan selama 5 menit. Sebanyak 15

mL larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon ditambahkan ke dalam labu ukur

lalu ditepatkan dengan sampel (destilat). Labu tersebut ditutup dan dikocok, lalu

dibiarkan dalam penangas air temperatur 25 ºC ± 2 ºC selama 30 menit. Dilakukan

Page 42: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

26

pengulangan pengujian sebanyak 7 kali. Dilakukan pengujian dengan

spektrofotometer UV-Vis double beam pada panjang gelombang optimal 620 nm.

b. Pengujian Sampel Metode Kit

Ukur sebanyak 10 mL sampel hasil destilasi masukkan kedalam tabung

reaksi. Destilat ditambahkan dengan reagen sianida bubuk CyaniVer 3, dikocok

selama 30 detik dan didiamkan selama 30 detik, kemudian ditambahkan reagen

sianida bubuk CyaniVer 4, larutan dikocok selama 10 detik dan segera

ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 5 kemudian dikocok dan ditutup.

Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di dalam larutan terdapat sianida maka

larutan akan berwarna merah muda dan menjadi biru. Dilakukan pengulangan

pengujian sebanyak 7 kali. Masing-masing larutan diukur menggunakan

spektrofotometer UV-Vis single beam pada panjang gelombang optimal 612 nm.

c. Uji T (T-Test) pada Sampel

Sianida dalam air laut diukur menggunakan metode SNI dan metode kit

secara spektrofotometer UV-Vis. Hasil pengujian sianida dari kedua metode

tersebut di uji kembali dengan uji T untuk melihat perbedaannya dari hasil

pengujian. Uji T ini dilakukan dengan metode independent sample t-test

menggunakan aplikasi SPPS.

3.4.5 Validasi dan Verifikasi Metode

Tahapan validasi dan verifikasi metode yang akan dilakukan adalah

linearitas, batas linearitas (LOL), akurasi dengan standar tengah, method detection

limit, dan presisi.

Page 43: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

27

3.4.5.1 Pembuatan Linearitas (Kurva Kalibrasi)

Batas yang digunakan agar penentuan kurva kalibrasi ini valid adalah jika

nilai koefisien korelasinya lebih dari 0,995 (r ≥ 0,995).

a. Pembuatan Kurva Kalibrasi Metode SNI 19-6964.6-2003

Pengujian dimulai dengan mengoptimalkan spektrofotometer UV-Vis

untuk menguji konsentrasi sianida, dan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat.

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet sebanyak 0; 0,5; 1; 2; 2,5; 3; 3,5; 4,5; 5; 7,5

dan 9 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan air suling

sehingga volumenya menjadi 10 mL, dan ditambahkan 1 tetes indikator

fenolftalein dan larutan asam asetat 1+8 (1 mL asam asetat + 8 mL aquadest).

Larutan kerja ditambahkan 10 mL larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera ditutup

dan dikocok. Sebanyak 0,25 mL larutan kloramin-T ditambahkan dan didiamkan

selama 5 menit. Sebanyak 15 mL larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon

ditambahkan ke dalam labu ukur lalu ditepatkan dengan air suling. Labu tersebut

ditutup dan dikocok, lalu dibiarkan dalam penangas air temperatur 25 ºC± 2 ºC

selama 30 menit. Setelah ditepatkan, konsentrasi sianida yang dihasilkan adalah

0,01; 0,02; 0,04; 0,05; 0,06; 0,07; 0,09; 0,1; 0,15; dan 0,18 mg CN-/L. Dilakukan

pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis double beam pada panjang

gelombang optimal 620 nm.

b. Pembuatan Kurva Kalibrasi Metode Kit

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet 0; 0,1; 0,25; 0,4; 0,5; 2,5; 5; 6; 7,5; 10

dan 12 mL masing-masing ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditepatkan

hingga tanda tera dengan air suling. Konsentrasi sianida yang didapatkan adalah 0;

0,002; 0,005; 0,008; 0,01; 0,05; 0,1; 0,12; 0,15; 0,2; dan 0,24 mg CN-/L. Larutan

Page 44: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

28

tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 mL. Larutan ditambahkan dengan

reagen sianida bubuk CyaniVer 3, dikocok selama 30 detik dan didiamkan selama

30 detik, kemudian ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 4, larutan

dikocok selama 10 detik dan segera ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer

5 kemudian dikocok dan ditutup. Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di

dalam larutan terdapat sianida maka larutan akan berwarna merah muda dan

menjadi biru. Masing-masing larutan diukur menggunakan spektrofotometer

single beam pada panjang gelombang optimal 612 nm.

3.4.5.2 Penentuan Limit of Linearity (LOL)

Batas yang digunakan agar penentuan limit dari linearitas ini valid adalah

jika besar nilai besar nilai F tabel lebih besar daripada nilai F hitung (F tabel > F

hitung). Nilai F tabel adalah 5,3510.

Nilai F hitung dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

...................................................................(1)

Keterangan:

SDkonsentrasi rendah: standar deviasi nilai absorbansi yang dihasilkan dari larutan

berkonsentrasi rendah

SDkonsentrasi tinggi: standar deviasi nilai absorbansi yang dihasilkan dari larutan

berkonsentrasi tinggi

a. Penentuan LOL Metode SNI 19-6964.6-2003

Larutan baku sianida 1 mg/L diambil sebanyak 0,5 dan 9 mL masing-

masing ke dalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan air suling sehingga volume

menjadi 10 mL, dan ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalein dan asam asetat

(1+8). Larutan kerja ditambahkan 10 mL larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera

ditutup dan dikocok. Sebanyak 0,25 mL larutan kloramin-T ditambahkan dan

didiamkan selama 5 menit. Sebanyak 15 mL larutan 4-piridin asam karboksilat-

Page 45: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

29

pirazolon ditambahkan ke dalam labu ukur lalu ditepatkan dengan air suling. Labu

tersebut ditutup dan dikocok, lalu dibiarkan dalam penangas air temperatur 25 ºC±

2 ºC selama 30 menit. Setelah ditepatkan, konsentrasi sianida dalam larutan

adalah 0,01 dan 0,18 mg CN-/L. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 10

kali. Dilakukan pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis double beam pada

panjang gelombang optimal 620 nm.

b. Penentuan LOL Metode Kit

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet 0,1 dan 12 mL masing-masing ke

dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditepatkan hingga tanda tera dengan air suling.

Konsentrasi sianida yang didapatkan adalah 0,002 dan 0,24 mg CN-/L. Pindahkan

larutan ke dalam tabung reaksi 10 mL. Larutan ditambahkan dengan reagen

sianida bubuk CyaniVer 3, dikocok selama 30 detik dan didiamkan selama 30

detik, kemudian ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 4, larutan dikocok

selama 10 detik dan segera ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 5

kemudian dikocok dan ditutup. Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di dalam

larutan terdapat sianida maka larutan akan berwarna merah muda dan menjadi

biru. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 10 kali. Masing-masing larutan

diukur menggunakan spektrofotometer single beam pada panjang gelombang

optimal 612 nm.

3.4.5.3 Penentuan Akurasi dengan Standar Tengah

Penentuan akurasi pada penelitian ini digunakan larutan standar tengah

sebagai pengganti CRM. Larutan standar tengah adalah larutan kerja pada

konsentrasi tengah dalam deret kurva kalibrasi. Batas yang digunakan agar

penentuan akurasi dengan standar tengah ini valid adalah jika nilai % RSD ≈

Page 46: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

30

9,17 %, nilai % Trueness ≈ % R≈ 80% - 115%, dan nilai % Bias ≈ - 20% -

(+15%).

Persamaan untuk menghitung nilai % RSD adalah sebagai berikut.

...............................................................................(2)

Keterangan:

% RSD: standar deviasi relatif (%)

: nilai rata-rata konsentrasi hasil pengujian

SD : standar deviasi

Persamaan untuk menghitung nilai % R adalah sebagai berikut.

..........................................................(3)

Keterangan:

% R : nilai perolehan kembali (recovery) dalam persen

Persamaan untuk menghitung nilai % bias adalah sebagai berikut.

...............................................................................(4)

Keterangan:

% bias : selisih nilai rerata hasil pengujin dengan nilai sebenarnya

% R : nilai perolehan kembali (recovery) dalam persen

a. Penentuan Akurasi dengan Standar Tengah Metode SNI 19-6964.6-

2003

Larutan baku sianida 1 mg/L diambil sebanyak 4,5 mL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 50 mL. Dilakukan penetralan dengan penambahan 1 tetes

indikator fenolftalein dan asam asetat (1+8). Larutan kerja ditambahkan 10 mL

larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera ditutup dan dikocok. Sebanyak 0,25 mL

larutan kloramin-T ditambahkan dan didiamkan selama 5 menit. Sebanyak 15 mL

larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon ditambahkan ke dalam labu ukur lalu

ditepatkan dengan air suling. Labu tersebut ditutup dan dikocok, lalu dibiarkan

dalam penangas air temperatur 25 ºC ± 2 ºC selama 30 menit. Setelah ditepatkan,

konsentrasi sianida dalam larutan adalah 0,09 mg CN-/L. Dilakukan pengulangan

Page 47: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

31

pengujian sebanyak 7 kali. Dilakukan pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis

double beam pada panjang gelombang optimal 620 nm.

b. Penentuan Akurasi dengan Standar Tengah Metode Kit

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet 6 mL masing-masing ke dalam labu

ukur 50 mL, kemudian ditepatkan dengan air suling hingga tanda tera.

Konsentrasi sianida yang didapatkan adalah 0,12 mg CN-/L. Larutan dimasukkan

ke dalam tabung reaksi 10 mL. Larutan ditambahkan dengan reagen sianida bubuk

CyaniVer 3, dikocok selama 30 detik dan didiamkan selama 30 detik, kemudian

ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 4, larutan dikocok selama 10 detik

dan segera ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 5 kemudian dikocok dan

ditutup. Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di dalam larutan terdapat

sianida maka larutan akan berwarna merah muda dan menjadi biru. Dilakukan

pengulangan pengujian sebanyak 7 kali. Masing-masing larutan diukur

menggunakan spektrofotometer single beam pada panjang gelombang optimal 612

nm.

3.4.5.4 Penentuan Methods Detection Limit (MDL)

Batas yang digunakan agar penentuan MDL ini valid adalah jika nilai

MDL lebih kecil daripada konsentrasi spike, besar konsentrasi Spike lebih kecil

dibanding 10 kali nilai MDL, besar signal/noise (S/N) berkisar antara 2.5 sampai

10, nilai % RSD lebih kecil sama dengan 0,67 CV Horwitz, dan nilai % R ≈ 70% -

125%.

Persamaan untuk menghitung nilai % RSD dapat dilihat pada Persamaan

(2). Nilai MDL dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

.....................................................................................(5)

Page 48: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

32

Keterangan:

MDL : nilai method detection limit

SD : standar deviasi

Persamaan untuk menghitung nilai LoQ adalah sebagai berikut.

......................................................................................(6)

Keterangan:

LoQ : nilai batas kuantitas

MDL : nilai method detection limit

Persamaan untuk menghitung nilai S/N adalah sebagai berikut.

..................................................................................................(7)

Keterangan:

S/N : nilai signal to noise

: nilai rata-rata konsentrasi hasil pengujian

SD : standar deviasi

Persamaan untuk menghitung nilai CV Horwitz adalah sebagai berikut.

.....................................................(8)

Keterangan:

CV Horwitz: koefisien variasi Horwitz

a. Penentuan MDL Metode SNI 19-6964.6-2003

Larutan baku sianida 1 mg/L diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan sampel (destilat) sehingga volume menjadi

10 mL, kemudian ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalein dan asam asetat (1+8).

Larutan kerja ditambahkan 10 mL larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera ditutup

dan dikocok. Sebanyak 0,25 mL larutan kloramin-T ditambahkan dan didiamkan

selama 5 menit. Sebanyak 15 mL larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon

ditambahkan ke dalam labu ukur lalu ditepatkan dengan air suling. Labu tersebut

ditutup dan dikocok, lalu dibiarkan dalam penangas air temperatur 25 ºC ± 2 ºC

selama 30 menit. Setelah ditepatkan, diperoleh larutan spike dengan konsentrasi

Page 49: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

33

sianida 0,01 mg CN-/L. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 7 kali.

Dilakukan pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis double beam pada

panjang gelombang optimal 620 nm.

b. Penentuan MDL Metode Kit

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 50 mL, kemudian ditepatkan dengan sampel (destilat) hingga tanda tera.

Konsentrasi sianida pada larutan spike yang diperoleh adalah 0,01 mg CN-/L.

Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 mL. Larutan ditambahkan dengan

reagen sianida bubuk CyaniVer 3, dikocok selama 30 detik dan didiamkan selama

30 detik, kemudian ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 4, larutan

dikocok selama 10 detik dan segera ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer

5 kemudian dikocok dan ditutup. Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di

dalam larutan terdapat sianida maka larutan akan berwarna merah muda dan

menjadi biru. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 7 kali. Masing-masing

larutan diukur menggunakan spektrofotometer single beam pada panjang

gelombang optimal 612 nm.

3.4.5.5 Penentuan Presisi

Batas yang digunakan agar penentuan presisi ini valid adalah jika

nilai %RSD lebih kecil dari nilai 0.67 % CV Horwitz. Persamaan untuk

menghitung nilai %RSD dan nilai 0.67 % CV Horwitz dapat dilihat pada

Persamaan (2) dan (8).

a. Penentuan Presisi Metode SNI 19-6964.6-2003

Larutan baku sianida 1 mg/L diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 50 mL. Ditambahkan sampel (destilat) sehingga volume menjadi

Page 50: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

34

10 mL, ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalein dan asam asetat (1+8). Larutan

kerja ditambahkan 10 mL larutan bufer fosfat pH 7,2 lalu segera ditutup dan

dikocok. Sebanyak 0,25 mL larutan kloramin-T ditambahkan dan didiamkan

selama 5 menit. Sebanyak 15 mL larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon

ditambahkan ke dalam labu ukur lalu ditepatkan dengan air suling. Labu tersebut

ditutup dan dikocok, lalu dibiarkan dalam penangas air temperatur 25 ºC ± 2 ºC

selama 30 menit. Setelah ditepatkan, diperoleh larutan spike dengan konsentrasi

sianida 0,01 mg CN-/L. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 7 kali.

Dilakukan pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis double beam pada panjang

gelombang optimal 620 nm.

b. Penentuan Presisi Metode Kit

Larutan baku sianida 1 mg/L dipipet 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 50 mL, kemudian ditepatkan dengan sampel (destilat) hingga tanda tera.

Konsentrasi sianida pada larutan spike yang diperoleh adalah 0,1 mg CN-/L.

Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 mL. Larutan ditambahkan dengan

reagen sianida bubuk CyaniVer 3, dikocok selama 30 detik dan didiamkan selama

30 detik, kemudian ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer 4, larutan

dikocok selama 10 detik dan segera ditambahkan reagen sianida bubuk CyaniVer

5 kemudian dikocok dan ditutup. Larutan didiamkan selama 30 menit. Jika di

dalam larutan terdapat sianida maka larutan akan berwarna merah muda dan

menjadi biru. Dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 7 kali. Masing-masing

larutan diukur menggunakan spektrofotometer single beam pada panjang

gelombang optimal 612 nm.

Page 51: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian konsentrasi sianida dalam sampel air laut dilakukan dengan dua

metode, yaitu metode SNI 19-6964.6-2003 dan metode kit (menggunakan reagen

khusus). Penelitian dilakukan dengan membandingkan metode pengujian sianida

dalam sampel air laut yang berasal dari Tanjung Priok. Penelitian ini dilakukan

karena terdapat praduga bahwa air laut disekitar Tanjung Priok mengalami

pencemaran dan mempengaruhi kualitas air laut itu sendiri. Banyaknya kegiatan

di pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya dapat menyebabkan pencemaran,

misalnya kegiatan penangkapan ikan, pariwisata, industri dan pelayaran. Tingkat

pencemaran meningkat secara terus menerus diduga perairan lautan digunakan

sebagai tempat pembuangan limbah dari berbagai kegiatan manusia. Sekitar 60-85

% sumber pencemar berasal dari daratan dan sisanya berasal dari kegiatan laut itu

sendiri (Rajab, 2005).

Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia seperti, pembuatan plastik

tertentu, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus

(Kamilah dkk., 2014). Namun limbah-limbah yang dihasilkan dari industri dan

penambangan emas tersebut belum tersaring secara sempurna sehingga ikut

mengalir dalam perairan dan limbah sianida tersebut berakhir di laut bebas.

Contohnya, usaha penambangan yang dikelola secara modern dengan

menggunakan sianida, dan limbah yang dihasilkan terlebih dahulu dikelola

kemudian dibuang ke lingkungan. Secara tidak langsung aliran Sungai Buyat turut

berperan dalam masuknya bahan pencemar sianida yang berasal dari daerah

Page 52: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

36

pertambangan ke perairan Teluk Buyat, Minahasa (Polii dan Sonya, 2002).

Pada proses pengambilan sampel air laut, penambahan NaOH pekat pada air

laut dengan tujuan untuk pengawetan sampel. Sebelum sampel air laut digunakan,

dilakukan destilasi terlebih dahulu. Proses destilasi diawali dengan penetralan

sampel menggunakan asam fosfat pekat. Destilat yang diperoleh dipersiapkan

sebagai sampel uji. Tujuan utama dilakukannya destilasi pada air laut adalah

untuk menghilangkan ion-ion lain selain ion sianida sehingga ion tersebut dapat

berikatan dengan H+

dan menghasilkan asam sianida yang memiliki titik didih

rendah.

Metode yang pertama adalah metode SNI 19-6964.6-2003 diukur dengan

spektrofotometri UV-Vis double beam secara 4-piridin asam karboksilat

pirazolon. Destilat ditambahkan dengan larutan buffer pH 7,2 agar pH pada

destilat tetap konstan pada pH 7. Penambahan larutan kloramin T yang berfungsi

untuk membentuk sianogen klorida (CNCl). Larutan kloramin T ini bekerja pada

pH 8. Penambahan larutan 4-piridin asam karboksilat pirazolon digunakan

untuk memberikan intensitas warna biru yang berbanding lurus dengan

konsentrasi sianida pada sampel hasil destilasi.

Selain kedua metode diatas, Julistiana (2009) melakukan juga pengujian

sianida dengan menggunakan pereaksi ninhidrin dalam suasana basa dan

penetapan konsentrasi sianida dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

double beam.

Reaksi yang terjadi pada metode SNI antara senyawa sianida dengan

beberapa reagen terutama senyawa 4-piridin-asam karboksilat-pirazolon adalah

sebagai berikut.

Page 53: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

37

KCN + Cl2 CNCl + KCl Kalium Sianogen Kalium

sianida klorida klorida

CNCl + + Cl-

+ Cl- + 4H2O O=C–C=C–C–C=O + 2 NH3 + CO2 + HCl

+ 2

(Biru) + 2 H2O

Gambar 4. Reaksi Pengukuran Sianida pada Metode SNI

Terdapat kelebihan dan kekurangan dari kedua metode ini, antara lain

sebagai berikut.

1. Metode kit memiliki prosedur kerja yang lebih praktis dan lebih cepat

dibandingan metode SNI.

2. Metode SNI yang menggunakan spektrofotometer UV-Vis double beam

memiliki keunggulan dibanding metode kit yang menggunakan jenis single

beam yaitu nilai absorbansinya larutan telah mengalami pengurangan

terhadap nilai absorbansi blanko.

3. Bahan yang digunakan pada metode kit lebih sedikit daripada metode SNI,

walaupun fungsi dari tiap reagen kit sama seperti reagen pada metode SNI.

4. Pengujian menggunakan metode kit diperlukan ketelitian yang tinggi

dibandingkan metode SNI.

Page 54: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

38

4. 1 Hasil Pengujian Konsentrasi Sianida dalam Air Laut

Sianida yang mencemari perairan dapat menimbulkan dampak biologi yang

serius terhadap penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya ikan karena logam

berat mengkontaminasi dan terakumulasi pada tubuh biota laut melalui rantai

makanan (Kambey et al., 2001; Limbong et al., 2003). Secara metabolisme,

kematian disebabkan oleh ikatan sianida dengan besi (III) yang terkandung dalam

enzim oksidase ferricytochrome yang mengandung oksidasi fosforilasi, dimana

saat itu tubuh menggunakan oksigen. Hal ini menyebabkan menurunnya

penggunaan oksigen oleh sel, sehingga proses metabolik di dalam sel terhenti

(Manahan, 2005).

Sesuai dengan standar WHO (2004) tentang jumlah sianida yang boleh

masuk ke tubuh manusia berdasarkan PTWI (Provisional Toreable Weekly Intake),

maka jumlah sianida yang diperbolehkan masuk ke dalam tubuh manusia selama

satu hari adalah 0,02 mg/L dan 0,05 mg/L untuk kalium sianida.

Tabel 4. Hasil Pengujian Sampel

Metode SNI Metode Kit

Absorbansi Konsentrasi

(mg/L)

Absorbansi Konsentrasi

(mg/L)

0,023 0,004 0,038 0,005

0,015 0,001 0,044 0,006

0,024 0,005 0,049 0,007

0,017 0,002 0,022 0,003

0,027 0,006 0,039 0,005

0,021 0,004 0,059 0,008

0,016 0,002 0,030 0,004

Rata-rata 0,0034 - 0,0054

Standar Deviasi 0,0018 - 0,0017

Hasil rata-rata yang diperoleh dari metode SNI adalah 0,0034 mg/L

sedangkan metode kit adalah 0,0054 mg/L. Hasil yang didapatkan, diketahui

bahwa konsentrasi pada sampel masih berada dibawah ambang batas yang telah

Page 55: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

39

ditentukan. Menurut PermenLH RI No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air

Laut, konsentrasi maksimum sianida yang diperbolehkan dalam air laut adalah 0,5

mg/L.

Perbandingan hasil pengujian kedua metode yang digunakan dilakukan

dengan cara pengujian T (T-Test) yang bertujuan untuk menentukan ada/tidaknya

perbedaan hasil dalam kedua metode tersebut. Bedasarkan pengujian, dapat

dijelaskan bahwa hasil nilai T-Test adalah sebesar 0,06 dan hasil nilai T-tabel

adalah 2,18 yang dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Hipotesis yang dibuat berdasarkan Tabel 5 antara lain Ho adalah kedua

varians sama (tidak ada perbedaan antara kedua metode tersebut), sedangkan Ha

adalah kedua varians berbeda (adanya perbedaan pada antara metode tersebut).

Kriteria pengujian pada uji T ini, dapat disimpulkan Ho diterima sedangkan Ha

ditolak karena nilai t-hitung lebih kecil dibandingkan t-tabel (2,12 < 2,18) dan

nilai t-value lebih besar dari 0,05 (standar pengujian T-Test) yaitu 0,06 > 0,05.

Tabel 5. Hasil T-Test

Keterangan Hasil

t-Hitung 2,12

t-Tabel 2,18

α 5% 0,05

t-Value 0,06

Hipotesis

Ho = Tidak ada perbedaan antara penggunaan

Metode SNI dan Metode Kit

Ha = Terdapat perbedaan antara penggunaan

Metode SNI dan Metode Kit

Kriteria Pengujian

Ho diterima jika t-Hitung < t-Tabel dan t-value >

0,05

Ho ditolak jika t-Hitung > t-Tabel dan t-Value <

0,05

KETERANGAN Ho diterima, Ha ditolak

Page 56: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

40

Menurut penelitian Sulistyarti, et al (2014), perbandingan hasil uji T

menggunakan kepercayaan 95% antara metode kit dengan metode standar

menghasilkan data tidak adanya perbedaan dari kedua metode tersebut yang dapat

dilihat dari nilai konsentrasi pada metode kit yaitu 5,3±0,47 mg/L dan pada

metode standar yaitu 5,7±0,28 mg/L (rata-rata konsentrasi 3x pengulangan±SD).

4. 2 Validasi Metode Pengujian Sianida

4.2.1 Kurva Kalibrasi (Linearitas)

Nilai serapan atau absorbansi yang meningkat sebanding dengan

peningkatan konsentrasi ion sianida, hal ini sesuai dengan prinsip pengamatan

dimana semakin tinggi konsentrasi ion sianida dalam larutan maka terjadi

peningkatan serapannya. Hasil pengujian dari kedua metode adalah sebagai

berikut. Rentang kerja yang digunakan untuk membuat kurva kalibrasi ini sudah

ditentukan pada masing-masing dokumen (Metode SNI dan metode kit).

Gambar 5. Kurva Kalibrasi Metode SNI 19-6964.6-2003

Kurva kalibrasi pada metode SNI memiliki rentang konsentrasi dari 0,01

mg/L sampai 0,18 mg/L. Perolehan persamaan regresi linear dan nilai koefisien

korelasinya dapat dilihat pada Gambar 4. Nilai persamaan regresi yang diperoleh

adalah y = 2,7866x + 0,0118 dan nilai koefisien korelasinya adalah 0,9994.

y = 2,7866x + 0,0118 R² = 0,9989 r = 0,9994

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 0,05 0,1 0,15 0,2

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (mg/L)

Page 57: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

41

Gambar 6. Kurva Kalibrasi Metode Kit

Kurva kalibrasi pada metode kit memiliki rentang konsentrasi dari 0,002

mg/L sampai 0,24 mg/L. Persamaan regresi linear yang dihasilkan adalah y =

2,7803x + 0,0079 dan nilai koefisien korelasinya adalah 0,9998 dapat dilihat pada

Gambar 5. Menurut SNI 19-6964.6-2003, batas koefisien korelasi yang dapat

diterima dalam validasi adalah 0,995 yang menunjukkan bahwa hasil data dan

kurva yang dihasilkan dapat diterima dan dapat dilanjutkan ke tahap validasi

berikutnya. Dari kedua data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua kurva

kalibrasi sudah dapat diterima namun kurva kalibrasi yang lebih valid adalah

kurva kalibrasi metode kit karena nilai koefisien korelasinya paling mendekati

nilai 1.

4.2.2 Penentuan Batas Linearitas

Batas Linearitas atau Limit of Linearity (LOL) merupakan rentang kerja

yang dibuat mulai batas terendah hingga batas tertinggi dengan pengulangan

sebanyak 10 kali tiap konsentrasinya. Nilai LOL berarti titik akhir nilai

konsentrasi garis regresi ini masih linear pada konsentrasi tersebut. Untuk metode

SNI batas terendah dan tertinggi yang digunakan adalah konsentrasi 0,01 mg/L

dan 0,18 mg/L sedangkan untuk metode kit batas terendah dan batas tertinggi

yang digunakan adalah konsentrasi 0,002 mg/L dan 0,24 mg/L. Larutan standar

y = 2,7803x + 0,0079 R² = 0,9997 r = 0,9998

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (mg/L)

Page 58: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

42

untuk mengukur LOL dari metode SNI dan metode kit memiliki rentang kerja

yang berbeda. Oleh karena itu batas tertinggi dan terendahnya pun ikut berbeda.

Tabel 6. Hasil Pengujian Batas Linearitas

Larutan Standar Metode SNI Metode Kit

0,01 mg/L 0,18 mg/L 0,002 mg/L 0,24 mg/L

Absorbansi 1 0,037 0,541 0,012 0,676

Absorbansi 2 0,040 0,504 0,015 0,699

Absorbansi 3 0,033 0,510 0,015 0,751

Absorbansi 4 0,042 0,509 0,018 0,730

Absorbansi 5 0,039 0,517 0,010 0,677

Absorbansi 6 0,045 0,518 0,021 0,703

Absorbansi 7 0,041 0,514 0,012 0,680

Absorbansi 8 0,042 0,513 0,024 0,741

Absorbansi 9 0,039 0,516 0,027 0,698

Absorbansi 10 0,034 0,515 0,017 0,718

SD 0,0037 0,0098 0,0055 0,0269

Untuk menentukan bahwa nilai hasil penentuan LOL dapat diterima atau

tidak, digunakan persamaan Fhitung<Ftabel, dimana Ftabel adalah 5,351 dan nilai

Fhitung dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 1.

Tabel 7. Hasil Evaluasi Batas Linearitas

Hasil Evaluasi Metode SNI Metode Kit

Fhitung 0,1417 0,0420*

Ftabel 5,3510 5,3510

Batas keberterimaan

Fhitung < Ftabel

0,1417 < 5,3510

Fhitung < Ftabel

2,4417 < 5,3510

Kesimpulan Uji F Diterima Diterima

Nilai LOL 0,18 mg/L 0,24 mg/L

(*contoh perhitungan dapat dilihat di Lampiran 6

Nilai Fhitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat

kepercayaan 99 %, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jika Fhitung < Ftabel, garis yang terbentuk adalah regresi linear.

2. Jika Fhitung > Ftabel, garis yang terbentuk adalah regresi non-linear.

Nilai LOL pada kedua metode ini dapat diterima karena nilai Fhitung lebih

kecil dibandingkan nilai Ftabel, dimana nilai Ftabel adalah 5,3510 dan nilai F

Page 59: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

43

hitung yaitu 0,1417 (metode SNI) dan 0,0420 (metode kit). Maka, dapat

disimpulkan garis yang terbentuk pada kedua metode tersebut adalah regresi

linear sehingga dapat diterima dan nilai LOL metode SNI adalah 0,18 mg/L

sedangkan metode kit adalah 0,24 mg/L.

4.2.3 Penentuan Akurasi dengan Standar Tengah

Penggunaan larutan standar tengah digunakan untuk menggantikan

Certificate Reference Material (CRM) dalam penentuan akurasi. Pada metode

SNI digunakan larutan standar tengah dengan konsentrasi 0,09 mg/L sedangkan

metode kit menggunakan larutan standar tengah konsentrasi 0,12 mg/L.

Perbedaan dari kedua konsentrasi ini karena adanya perbedaan pada rentang kerja

kurva kalibrasi. Langkah ini digunakan untuk mencocokan pengujian dengan

konsentrasi analit yang sebenarnya. Untuk menentukan keakuratan, dibutuhkan

nilai Recovery ± 100 %. Nilai % Recovery dapat dihitung dengan Persamaan 3.

Batas yang digunakan agar penentuan akurasi dengan standar tengah ini

valid adalah jika nilai % RSD ≈ 9,17 %, nilai % Trueness ≈ % R≈ 80% - 115%,

dan nilai % Bias ≈ - 20% - (+15%).

Konsentrasi yang dihasilkan pada Tabel 8 nilainya mendekati konsentrasi

teoritis yaitu 0,09 mg/L. Nilai % RSD yang dihasilkan yaitu 3,27 % dimana nilai

tersebut memenuhi, karena nilai % RSD yang baik tidak bisa melewati nilai

9,17 %. Nilai recovery yang dihasilkan bervariasi dan memiliki rata-rata 101,6 %

yang menunjukkan bahwa nilai tersebut masuk dalam rentang nilai % recovery

yaitu 80 % hingga 115 %. Untuk rentang nilai bias yang dapat diterima adalah -

20 % hingga +15 %, dan nilai % bias yang dihasilkan berada di tengah rentang

tersebut yaitu -1,59 %.

Page 60: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

44

Tabel 8. Hasil Pengujian Akurasi Metode SNI 19-6964.6-2003

Pengulangan

Standar Tengah Absorbansi

Konsentrasi

(mg/L) %R % Bias

Std. Tengah-01 0,275 0,095 105,6* -5,6*

Std. Tengah-02 0,272 0,093 103,3 -3,3

Std. Tengah-03 0,268 0,092 102,2 -2,2

Std. Tengah-04 0,286 0,087 96,7 3,3

Std. Tengah-05 0,269 0,091 101,1 -1,1

Std. Tengah-06 0,258 0,088 97,8 2,2

Std. Tengah-07 0,273 0,094 104,4 -4,4

Rata-rata 0,091 101,6 -1,59

Standar Deviasi (SD) 0,003

%RSD 3,273

Batas Keberterimaan

1) %RSD ≈ 9,17% 3,27% Memenuhi

2) %Trueness≈%R≈ 80% - 115% 101,6% Memenuhi

3) %Bias ≈ - 20% - (+15%) -1,59% Memenuhi

(*contoh perhitungan dapat dilihat di Lampiran 6

Konsentrasi yang dihasilkan pada Tabel 9 nilainya mendekati konsentrasi

teoritis yaitu 0,12 mg/L. Nilai % RSD yang dihasilkan yaitu 3,40 %. Nilai

recovery yang dihasilkan bervariasi dan memiliki rata-rata 93,7 % dan nilai %

bias yang dihasilkan adalah 6,31 %.

Tabel 9. Hasil Pengujian Akurasi Metode Kit

Pengulangan

Standar Tengah Absorbansi

Konsentrasi

(mg/L) %R % Bias

Std. Tengah-01 0,33 0,117 97,5 2,5

Std. Tengah-02 0,328 0,116 96,7 3,3

Std. Tengah-03 0,303 0,109 90,8 9,2

Std. Tengah-04 0,325 0,115 95,8 4,2

Std. Tengah-05 0,307 0,11 91,7 8,3

Std. Tengah-06 0,318 0,113 94,2 5,8

Std. Tengah-07 0,298 0,107 89,2 10,8

Rata-rata 0,112 93,7 6,31

Standar Deviasi (SD) 0,004

%RSD 3,401

Batas Keberterimaan

1) %RSD ≈ 9,17% 3,40% Memenuhi

2) %Trueness≈%R≈ 80% - 115% 93,7% Memenuhi

3) %Bias ≈ - 20% - (+15%) 6,31% Memenuhi

Page 61: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

45

Hasil analisis dari kedua metode diatas dan dilihat dari nilai %RSD, rata-

rata % Recovery dan % bias diketahui bahwa nilai tersebut valid dan sesuai

dengan batas diterimanya keakuratan dari kedua metode tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina (2013), menyatakan bahwa

nilai %recovery yang dihasilkan pada pengujian sianida dengan larutan standar

6,0 mg/L adalah 103%. Data tersebut memiliki hasil yang mendekati dengan hasil

pengujian sianida dengan metode SNI (101,6%) dan kit (93,7%).

4.2.4 Penentuan Method Detection Limit (MDL)

Penentuan Methods Detection Limit (MDL) adalah batas deteksi metode

yang bisa diuji pada konsentrasi paling rendah. Untuk penentuan MDL ini

dibutuhkan larutan campuran antara sampel dengan larutan standar yang paling

rendah (0,01 mg/L) yang disebut spike yang digunakan untuk mengetahui

nilai %recovery (Gandjar & Rohman, 2007).

Batas yang digunakan agar penentuan MDL ini valid adalah jika nilai MDL

lebih kecil daripada konsentrasi spike, besar konsentrasi Spike lebih kecil

dibanding 10 kali nilai MDL, besar signal/noise (S/N) berkisar antara 2.5 sampai

10, nilai % RSD lebih kecil sama dengan 0,67 CV Horwitz, dan nilai % R ≈ 70% -

125%.

Hasil analisis dari kedua metode pengujian sianida menghasilkan data

sebagai berikut. Nilai MDL Tabel 10 yang dihasilkan lebih besar daripada nilai

konsentrasi spike, nilai S/N yang dihasilkan berada di antara 2,5 dan 10, dan nilai

ketetapan 0,67 CV Horwitz lebih besar daripada nilai % RSD. Dapat disimpulkan

bahwa nilai yang telah disebutkan, masih berada dalam batas keberterimaan. Nilai

akhir dari penentuan MDL dan LOQ adalah 0,006 mg/L dan 0,019 mg/L.

Page 62: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

46

Tabel 10. Penentuan MDL Metode SNI 19-6964.6-2003

Pengulang-

an

Kons.

Sampel

(mg/L)

Kons.

Spike

(mg/L)

Hasil

Pengujian

Sampel +

Standar

(mg/L)

Konsentrasi

Spike -

Sampel

(mg/L)

Recovery

(% R)

1 0,004 0,010 0,0110 0,0070 70,0

2 0,005 0,010 0,0150 0,0101 100,0

3 0,006 0,010 0,0140 0,0081 80,0

4 0,002 0,010 0,0130 0,0110 110,0

5 0,006 0,010 0,0180 0,0121 120,0

6 0,001 0,010 0,0120 0,0110 110,0

7 0,004 0,010 0,0160 0,0120 120,0

Rata-rata 0,0102 101,4

Standar Deviasi (SD) 0,0019

MDL 0,006*

LOQ 0,019*

Signal/Noise (S/N) 5,228*

% RSD 19,13

0,67 CV Horwitz 21,3816039*

Batas Keberterimaan

1) MDL < Spike 0,006 < 0,01 Diterima

2) Konsentrasi Spike < 10 MDL 0,01 < 0,06 Diterima

3) Signal/Noise (S/N) 2,5 < 5,228 < 10 Diterima

4) % RSD ≤ 0,67 CV Horwitz 10,02 ≤ 19,13 Diterima

5) % Recovery 101,4 Diterima

KESIMPULAN MDL 0,006 Diterima

KESIMPULAN LOQ 0,019 Diterima

(*contoh perhitungan dapat dilihat di Lampiran 6

Nilai MDL dan LOQ pada Tabel 11 dapat diterima dalam proses validasi ini.

Nilai MDL adalah 0,003 mg/L dan nilai LOQ adalah 0,01 mg/L. Dari hasil

tersebut, diketahui bahwa metode ini dapat mendetekasi suatu sampel pada

konsentrasi yang paling rendah. Nilai MDL yang dihasilkan lebih kecil

dibandingkan dengan nilai spike yang menunjukkan bahwa data yang telah

didapat memiliki nilai keragaman yang besar. Nilai Signal/Noise (S/N) yang

didapatkan dari hasil harus berada dalam rentang 2,5 hingga 10 dan data yang

didapatkan dari perhitungan adalah 8,824,. Nilai % recovery nya pun berada di

Page 63: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

47

dalam rentang 70% hingga 125 % yaitu 97,1 % serta nilai % RSD lebih kecil

dibandingkan nilai 0,67 CV Horwitz.

Tabel 11. Penentuan MDL Metode Kit

Pengulang-

an

Kons.

Sampel

(mg/L)

Kons.

Spike

(mg/L)

Hasil

Pengujian

Sampel +

Standar

(mg/L)

Konsentrasi

Spike -

Sampel

(mg/L)

Recovery

(% R)

1 0,005 0,010 0,0140 0,0091 90,0

2 0,003 0,010 0,0150 0,0120 120,0

3 0,006 0,010 0,0150 0,0091 90,0

4 0,007 0,010 0,0170 0,0101 100,0

5 0,005 0,010 0,0140 0,0091 90,0

6 0,004 0,010 0,0130 0,0090 90,0

7 0,004 0,010 0,0140 0,0100 100,0

Rata-rata 0,0098 97,1

Standar Deviasi (SD) 0,0011

MDL 0,003

LOQ 0,011

Signal/Noise (S/N) 8,824

% RSD 11,33

0,67 CV Horwitz 21,51758904

Batas Keberterimaan

1) MDL < Spike 0.003 < 0.01 Diterima

2) Konsentrasi Spike < 10 MDL 0.01 < 0.03 Diterima

3) Signal/Noise (S/N) 2.5 < 8.824 < 10 Diterima

4) % RSD ≤ 0,67 CV Horwitz 11.33 ≤ 21.5175 Diterima

5) % Recovery 97,1 Diterima

KESIMPULAN MDL 0,003 Diterima

KESIMPULAN LOQ 0,01 Diterima

Nilai MDL akan diterima jika nilai tersebut tidak melebihi nilai ambang

batas sianida dalam air laut yang sudah ditentukan, yaitu 0,5 mg/L (sesuai

PermenLH RI No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut). Metode SNI

memiliki nilai MDL 0,006 mg/L dan untuk metode kit adalah 0,003 mg/L. Nilai

tersebut masih berada dibawah ambang batas yang telah ditetapkan PermenLH RI

No. 51 tahun 2004 sehingga data-data tersebut menunjukkan bahwa hasil

pengujian MDL valid dan memenuhi batas keberterimaan.

Page 64: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

48

4.2.5 Penentuan Presisi Konsentrasi Sianida 0,01 mg/L

Pengujian presisi dilakukan dengan menggunakan larutan standar sianida

dengan konsentrasi 0,01 mg/L. Batas yang digunakan agar penentuan presisi ini

valid adalah jika nilai %RSD lebih kecil dari nilai 0.67 % CV Horwitz.

Tabel 12. Penentuan Repeatabilitas Metode SNI 19-6964.6-2003

Absorbansi Kons

(mg/L)

Rata-rata

(mg/L)

%

RPD

Repeatabilitas

(0,67%CV Horwitz)

Hasil Kesimpu-

lan

0,040

0,039

0,017

0,017 0,017 0,00 19,79 Diterima

0,024

0,024

0,010

0,010 0,010 0,00 21,44 Diterima

0,030

0,030

0,013

0,013 0,013 0,00 20,61 Diterima

0,033

0,033

0,014

0,014 0,014 0,00 20,38 Diterima

0,036

0,036

0,015

0,015 0,015 0,00 20,17 Diterima

0,029

0,029

0,012

0,012 0,012 0,00 20,86 Diterima

0,038

0,039

0,016

0,016 0,016 0,00 19,98 Diterima

Rata- Rata

Standar Deviasi

%RSD

0,67% CV Horwitz

0,014

0,0023

16,71

20,413

Batas Keberterimaan

%RSD < 0.67%CV

Horwitz

16,71 < 20,413

(Diterima)

Nilai % RSD yang didapatkan adalah 16,71 % dan nilai 0,67 % CV

Horwitz yang didapatkan adalah 20,413 sesuai pada Tabel 12, sedangkan

bedasarkan Tabel 13, nilai % RSD yang didapatkan adalah 19,12 % dan nilai

0,67 % CV Horwitz yang didapatkan adalah 20,679 %. Batas keberterimaan yang

ditentukan adalah nilai % RSD lebih kecil dibandingkan dengan nilai 0,67 % CV

Page 65: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

49

Horwitz. Hasil yang didapatkan dari kedua metode tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kedua metode ini memenuhi syarat batas keberterimaan.

Tabel 13. Penentuan Repeatabilitas Metode Kit

Absorbansi Kons

(mg/L)

Rata-rata

(mg/L)

%

RPD

Repeatabilitas

(0,67%CV Horwitz)

Hasil Kesimpu-

lan

0,047

0,048

0,009

0,009 0,009 0,00 21,78 Diterima

0,073

0,080

0,010

0,011 0,011 -9,52 21,28 Diterima

0,124

0,120

0,017

0,016 0,017 6,06 19,88 Diterima

0,093

0,090

0,013

0,013 0,013 0,00 20,61 Diterima

0,107

0,101

0,015

0,014 0,015 6,90 20,27 Diterima

0,089

0,085

0,012

0,012 0,012 0,00 20,86 Diterima

0,101

0,103

0,014

0,013 0,014 7,41 20,49 Diterima

Rata-rata

Standar Deviasi

% RSD

0,67 % CV Horwitz

0,013

0,0024

19,12

20,679

Batas Keberterimaan

%RSD < 0.67%CV

Horwitz

19,12 < 20,679

(Diterima)

Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina (2013), menyatakan bahwa nilai

metode presisi pada pengujian sianida dengan larutan standar 0,1 mg/L

menghasilkan nilai %RSD lebih kecil dibandingkan nilai 0,67% CV Horwitz yaitu

0,03<11,31. Data tersebut memiliki hasil yang sama dengan hasil pengujian

sianida metode presisi pada metode SNI (16,71 < 20,413) dan kit (19,12 <

20,679).

Kesimpulan dari hasil validasi metode SNI dan metode kit adalah metode

kit lebih valid dibandingkan metode SNI. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat

Page 66: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

50

hasil validasi pada nilai koefisien korelasi kurva kalibrasi dan nilai MDL. Nilai

koefisien korelasi pada kurva kalibrasi metode SNI adalah 0,9994 sedangkan pada

metode kit adalah 0,9998. Jika dibandingkan dengan batas keberterimaan (nilai

r>0,995), kedua metode ini valid namun nilai koefisien korelasi pada metode kit

lebih mendekati 1 sehingga dapat dikatakan lebih valid. Nilai MDL pada metode

kit (0,003) lebih kecil dibanding nilai MDL pada metode SNI (0,006) sehingga

dapat disimpulkan pada pengujian MDL, metode kit lebih valid.

Page 67: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

51

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Konsentrasi sianida dalam air laut dengan metode SNI adalah 0,0034 mg/L

sedangkan metode kit adalah 0,0054 mg/L. Konsentrasi tersebut tersebut

masih berada di bawah ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh

PermenLH RI No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, yaitu 0,5

mg/L.

2. Validasi pada kedua metode ini menunjukkan hasil yang valid, dimana data

yang diperoleh masih bisa diterima sesuai dengan batas keberterimaan yang

berlaku. Data hasil pengujian yang didapatkan untuk metode SNI

menghasilkan data nilai r pada kurva kalibrasi adalah 0,9994, nilai LOL

0,18 mg/L, nilai konsentasi pada akurasi adalah 0,091 dengan %recovery

sebesar 101,6%, nilai MDL adalah 0,006 mg/L, dan nilai konsentrasi pada

presisi sebesar 0,014 mg/L; sedangkan untuk metode kit menghasilkan data

nilai r pada kurva kalibrasi adalah 0,9998, nilai LOL 0,24 mg/L, nilai

konsentasi pada akurasi adalah 0,112 dengan %recovery sebesar 93,7%,

nilai MDL adalah 0,003 mg/L dan nilai konsentrasi pada presisi sebesar

0,013 mg/L. Kedua metode ini memiliki keunggulan dan kekurangan

masing-masing, namun dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

metode kit lebih valid dibandingkan metode SNI.

Page 68: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

52

5.2. Saran

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan validasi analisis sianida

dengan menggunakan metode lain seperti metode Weak Acid Dissociable (WAD)

dengan asam pikrat, metode penentuan ion sianida dengan elektroda ion selektif,

dan metode kromatografi ion. Sampel lebih bervariasi dan dapat diambil dari

beberapa titik sampling di lokasi perairan Tanjung Priok seperti bagian hulu, hilir,

dan beberapa titik-titik sampling lain.

Page 69: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdulnabi ZA. (2019). Assessment of Free and Total Cyanide Levels in the Water

Environment of Shatt Al-Arab. Indones J Chem. 204: 880-886.

Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). (2006).

Toxicological profile for Cyanide. Atlanta. GA: U.S. Department of Health

and Human Services, Public Health Service.

American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH). (2007).

Threshold Limit Values for Chemical Substances and Physical Agents &

Biological Exposure Indices. Cincinnati: Kemper Meadow Drive.

Arifin Z, Darmono, Safuan A, & Pratama, R. (2006). Validasi Metode Analisis

Logam Copper (Cu) dan Plumbum (Pb) Dalam Jagung Dengan Cara

Spektrofotometer Serapan Atom. Seminar Nasional Teknologi Perternakan

dan Veteriner. 1003-1007.

Arisanti D, Rasyid NQ, & Nasir M. (2013). Analisis Kadar Sianida pada Rebung

Berdasarkan Volume Ukuran dari Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Indo Jurnal Chem. 6(1): 6-11.

Australian Goverment. (2008). Pengelolaan Sianida. Canberra: Commonwealth

of Australia.

Badan Standarisasi Nasional. (2006). SNI 01-3554-2006: Cara Uji Air Minum

dalam Kemasan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. (2015). SNI 6964.8:2015: Kualitas Air Laut: Metode

Pengambilan Air Laut. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Baker RF, Blanchfield PJ, Paterson MJ, Flett RJ, & Wesson L. (2004).

Evaluation of Nonlethal Methods for the Analysis of Mercury in Fish

Tissue. Transac Am Fish Soc. 133: 568-576.

Burns AE, Bradbury JH, Timothy RC, & Gleadow RM. (2012). Total cyanide

content of cassava food products in Australia. Journal of Food Composition

and Analysis, 25: 79-82.

Cahyawati PN, Zahran I, Jufri MI, & Noviana. (2017). Keracunan Akut Sianida.

Jurnal Lingkungan dan Pembangunan. 1(1): 80-87.

Day RA, & Underwood AL. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.

Jakarta: Erlangga.

Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Page 70: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

54

Firdaus ML. (2017). Oseanografi: Pendekatan dari Ilmu Kimia, Fisika, Biologi,

dan Geologi. Yogyakarta: LeutikaPrio

Gandjar I, & Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara

Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 7-8.

Julistiana RE. (2009). Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Kadar

Sianida dalam Limbah Cair secara Spektroskopi UV-Vis. Skripsi. Bogor:

Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

Kambey JL, Farrel AP, & Bendell-Young LI. (2001). Influence of illegal gold

mining on mercury levels in fish of Nort Sulawesi‟s Minahasa Peninsula

(Indonesia). Environ. Pollution Journals. 114: 299-302.

Kamilah Z, Oprisca AK, & Amri RR. (2014). Keracunan Sianida. Skripsi.

Pelembang: Universitas Sriwijaya.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2001). Peraturan

Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 82 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Menteri Negara Lingkungan Hidup

Republik Indonesia. Jakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 51 tentang Baku Mutu Air

Laut. Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.

Khopkar SM. (2003). Kimia Analitis. Jakarta : UI Press.

Kodoatie RJ, & Roestam S. (2008). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Edisi

Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Limbong D, Kumampung J, Rimper J, Aria T, & Miyasaki N. (2003). Emission

and Environmental Implications of Mercury from Artisanal Gold Mining in

North Sulawesi, Indonesia. Science of Total Enviroment Journals. 302: 227-

236.

Manahan SC. (2005). Enviromental Chemistry. USA: Lewis Publisher.

Page 71: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

55

Maryati S. (2011). Verifikasi dan Evaluasi Penerapan Metode Uji Cemaran Arsen

dalam Makanan secara Spektrofotometri. Beritan Litbang Industri. 46(1): 6-

13.

Millero FS. (1992). Chemical oceanogaphy. London: CRC press.

Mudder TI, & Botz MM. (2004). Review Cyanide and Society: A Critical

Review. The European Journal of Mineral Processing and Environmental

Protection. 4(1): 62-74.

National Research Council. (2011). Sustainability and the US EPA. Washington

DC: National Academies Press.

Pitoi MM. (2015). Sianida: Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Analisis (Studi

Pustaka). Jurnal MIPA. 4(1): 1.

Polii B & Sonya DN. (2002). Pendugaan Kandungan Merkuri dan Sianida di

Daerah Aliran Sungai (Das) Buyat Minahasa. Ekoton. 2(1): 31-37.

Prastuti OP. (2017). Pengaruh Komposisi Air Laut dan Pasir Laut Sebagai

Sumber Energi Listrik. Jurnal Teknik Kimia Dan Lingkungan. 1(1): 35.

Putu C, Zahran I, & Jufri I. (2017). Keracunan Akut Sianida. Jurnal Lingkungan

& Pembangunan. 1(1): 80–87.

Rajab, I. 2005. Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Ficus deltoidea

(Moraceae). Tesis. ITB.

Riyanti F, Lukitowati P, & Afrilianza. (2010). Proses Klorinasi untuk

Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung

Tapioka. Jurnal Penelitian Sains. 13(3): 34-39.

Riyanto. (2014). Validasi dan Verifikasi. Yogyakarta: Deepublish.

Robson S. (2007). Prussic Axid Poisoning in Livestock. Primefact.

www.dpi.nsw.gov.au/primefacts.

Sa‟adah E, & Ari SW. (2010). Validasi Metode Pengujian Logam Tembaga pada

Produk Air Minum dalam Kemasan secara Spektrofotometri Serapan Atom

Nyala. Biopropal Industri. 1(2): 31–37.

Sabara Z, Ifa L, Darnengsih D, Irmayani, & Ridwan R. (2017). Ekstraksi Emas

dari Biji Emas dengan Sianida dan Oksigen dengan Metode Ekstraksi Padat-

Cair. Journal Of Chemical Process Engineering. 2(2): 12-15.

Samin. (2006). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). UMM Press:

Malang.

Sastrohamidjojo H. (2007). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.

Page 72: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

56

Sembiring T, Dayana I, & Rianna M. (2019). Alat Penguji Material. Bogor:

Guepedia Publisher.

Shabrina F. (2013). Verifikasi Metode Kadar Total Sianida (CN-) secara titrimetri

dan Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi. Bogor: Departemen Teknologi

Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Simbolon D, Simange SM, & Wulandari SY. (2012). Kandungan Merkuri dan

Sianida pada Ikan yang Tertangkap dari Teluk Kao, Halmahera Utara. Ilmu

Kelautan - Indonesian Journal of Marine Sciences. 15(3): 126–134.

Standar Nasional Indonesia. (2008). SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan Umum

Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Jakarta:

Badan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. (2003). SNI 19-6964.6-2003 Kualitas Air Laut –

Bagian 6: Cara Uji Total Sianida (CN-) dengan 4-piridin asam karboksilat-

pirazolon secara Spektrofotometri. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Suhartati T. (2017). Dasar-dasar Spektrofotometri UV-Vis dan spektrometri

Massa untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: Aura

Publishing.

Sulistyarti H, Kusumawardhani N, Zukfah NL, Milda B, Cahyani YD, & Fahriani

HE. (2014). Test Kit untuk Analisis Sianida dalam Ketela Pohon

Berdasarkan Pembentukan Hidrindantin. Indonesian Ministry of Research,

Technology and Higher Education.

Sultan SN, Abidjulu J, & Koleangan HS. (2015). Analisis Kandungan Merkuri

dan Sianida di Daerah Aliran Sungai Talawan, Sulawesi Utara. Jurnal

Ilmiah Sains. 15(1): 70-73.

Supriatno, & Lelifajri. (2009). Analisis Logam Berat Timbal dan Kadmium

Dalam Sampel Ikan Dan Kerang Secara Spektrofotometri Serapan Atom.

Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 7(1): 5-8.

Sutrisno TC. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan. Indonesia.

Utomo S. (2010). Kajian Hubungan Kondisi Terumbu Karang dengan

Kelimpahan Ikan Chaetodontidae di Kawasan Konservasi Laut Daerah

Pulau Liwutongkidi, Kabupaten Buton. Tesis. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Van Valkenburgh JLC, & Bunyapraphatsara. (2001). Plant Resource of South

East Asia. Medicinal and Poisonous Plants 2. 12(2): 400-402.

Page 73: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

57

WHO. (2004). Hydrogen Cyanide and Cyanides: Human Health Aspects.

Conicies Internatonal Chemical Assesment. Dokumen 61. Geneva.

Yuningsih, & Damayanti R. (2008). Efektivitas Ekstrak Biji Picung (Pangium

edule Reinw) Terhadap Mencit dan Anjing Sebagai Pengganti Racun

Strychnine dalam Upaya Eliminasi Anjing Liar. Buletin Tanaman Obat.

19(1): 86−94.

Yuningsih A, & Masduki A. (2011). Potensi Energi Arus Laut Untuk Pembangkit

Tenaga Listrik di Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT. Jurnal Ilmu dan

Teknologi Kelautan Tropis. 3(1): 13-25.

Yuningsih. (2013). Keracunan sianida pada hewan dan upaya pencegahannya.

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31(1): 21-26.

Page 74: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

58

LAMPIRAN

Lampiran 1. Timeline Penelitian

Kegiatan Bulan

Feb

2020

Mar-Juni

2020

Juli

2020

Agst

2020

Sep

2020

Okt

2020

Nov

2020

Seminar Proposal X

Pengolahan Data dan

Penyusunan Skripsi

X

Revisi I X

Revisi II X X

Revisi III X

Seminar Hasil X

Sidang X

Wisuda X

Lampiran 2. Rancangan Anggaran Penelitian

No. Nama Bahan Qty Harga

1. Uji Sianida dengan Spektrofotometer UV-Vis 10x uji Rp. 1.100.000

2. Perak nitrat 100 g Rp. 4.072.000

3. Natrium klorida 100 g Rp. 1.444.000

4. Kalium kromat 250 g Rp. 2.959.000

5. Natrium hidroksida 500 g Rp. 467.000

6. Amonium amidosulfat 100 g Rp. 1.400.000

7. EDTA 500 g Rp. 788.000

8. Rhodanin 25 g Rp. 1.034.036

9. Fenolftalein 25 g Rp. 920.000

10. Kalium dihidrogen fosfat 250 g Rp. 683.000

11. Dinatrium hidrogen fosfat 500 g Rp. 1.032.000

12. Chloramine-T 250 g Rp. 974.000

13. 1-fenil-3-metil-5-pirazolon 10 g Rp. 1.052.328

14. N,N-dimethylformamide 1 L Rp. 1.863.000

15. 4-piridin-asam karboksilat 5 g Rp. 556.000

16. Kalium sianida 100 g Rp. 1.326.000

17. CyaniVer 3 Cyanide Reagent 1 pk Rp. 500.000

18. CyaniVer 4 Cyanide Reagent 1 pk Rp. 500.000

19. CyaniVer 5 Cyanide Reagent 1 pk Rp. 500.000

Total Rp. 23.170.364

Page 75: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

59

Lampiran 3. Validasi dan Verifikasi Metode Pengujian Sianida

Validasi Metode

Verifikasi Metode SNI Validasi Metode KIT

Penentuan MDL dengan larutan

spike konsentrasi 0,01 mg/L

Penentuan akurasi dengan

standar tengah menggunakan

larutan standar konsentrasi 0,09

mg CN-/L

Penentuan limit of lineraity

menggunakan larutan standar

konsentrasi 0,01 dan 0,18 mg

CN-/L

Penentuan linearitas

menggunakan larutan standar

konsentrasi 0; 0,01; 0,02; 0,04;

0,05; 0,06; 0,07; 0,09; 0,1; 0,15;

dan 0,18 mg CN-/L

Linearitas dengan konsentrasi 0;

0,002; 0,005; 0,008; 0,01; 0,05;

0,1; 0,12; 0,15; 0,2; dan 0,24

mg CN-/L

Penentuan limit of lineraity

menggunakan larutan standar

konsentrasi 0,002 dan 0,24 mg

CN-/L

Penentuan akurasi dengan

standar tengah menggunakan

larutan standar konsentrasi 0,12

mg CN-/L

Penentuan MDL dengan larutan

spike konsentrasi 0,01 mg/L

Penentuan presisi dengan spike

konsentrasi 0,01 mg/L

Penentuan presisi dengan spike

konsentrasi 0,01 mg/L

Page 76: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

60

Lampiran 4. Pembuatan Reagen

1. Larutan perak nitrat 0,1 M

Sebanyak 17 gram AgNO3 dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur

1000 mL, lalu ditepatkan tanda tera.

2. Larutan natrium klorida 0,1 M

Sebanyak 1,169 gram NaCl yang sudah dipanaskan pada temperatur 600oC

± 1 jam dilarutkan dalam labu ukur 200 mL lalu ditepatkan hingga tanda

tera dengan air suling.

3. Larutan indikator rhodanin

Sebanyak 20 mg dilarutkan p-dimetilaminobenzilidenerhodanin dalam 100

ml aseton.

4. Larutan indikator kalium kromat 5%

Sebanyak 5 gram kalium kromat dilarutkan dalam air suling sampai volume

100 mL.

5. Larutan natrium hidroksida, NaOH 2%

Sebanyak 2 gram natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling menjadi

100 mL.

6. Larutan natrium hidroksida, NaOH 4%

Sebanyak 4 gram natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling menjadi

100 mL.

7. Larutan amonium amidosulfat 10%

Sebanyak 10 gram amonium amidosulfat dilarutkan dalam air suling

menjadi 100 mL.

Page 77: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

61

8. Larutan EDTA 10%

Sebanyak 10 gram dinatrium hydrogen ethylenedamine tetracetate dihydrate

dilarutkan dalam air suling, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan

NaOH 2% sehingga bersifat basa, lalu ditepatkan menjadi 100 mL.

9. Larutan asam asetat (1+8)

Kedalam 1 mL asam asetat pekat ditambahkan 8 mL air suling.

10. Larutan asam klorida (1+10)

Kedalam 1 mL asam klorida pekat ditambahkan 10 mL air suling.

11. Larutan indikator fenolftalein 0,5%

Sebanyak 0,5 gram fenolftalein dilarutkan dalam 50 mL etanol dan

ditambahkan air suling sampai 100 mL.

12. Larutan kalium dihydrogen fosfat 20%

Sebanyak 20 gram kalium dihydrogen fosfat dilarutkan dalam air suling

menjadi 100 mL.

13. Larutan bufer fosfat pH 7,2

Sebanyak 17,8 dinatrium hidrogen fosfat dilarutkan dalam 300 mL air

suling dan ditambahkan kalium dihidrogen fospat (200 g/L) sampai pH 7,2.

Larutan ditambahkan air suling sampai volume 500 mL.

14. Larutan chloramine-T

Sebanyak 0,62 gram white Chloramine-T dilarutkan dalam air suling

menjadi 50 mL. Larutan disiapkan saat akan dipakai.

15. Larutan 4-piridin asam karboksilat-pirazolon

Larutkan 0,3 gram 1-fenil-3-metil-5-pirazolon dalam 20 mL N,N-

dimethylformamide (a). Sebanyak 1,5 gram 4-piridin-asam karboksilat

Page 78: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

62

dilarutkan dalam 20 mL NaOH 4%, lalu pH±7 diatur dengan penambahan

HCl (1+10) (b). Larutan (a) dan (b) dicampurkan, lalu ditambahkan air

suling menjadi 100 mL. Larutan ini disimpan dalam botol gelap dengan

temperatur ≤ 10o C dan jangan digunakan setelah 20 hari.

Page 79: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

63

Lampiran 5. Gambar-gambar Penelitian

Larutan Standar Sianida (KIT)

Sampel Didestilasi

Larutan Uji Sianida

Sampel Air Laut

Larutan Standar Sianida (SNI)

Reagen Bubuk Uji Sianida

Page 80: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

64

Spektrofotometer UV-Vis HITACHI U3010 DR2800

Spektrofotometer UV-Vis HACH LPG422.99.00012

Alat Destilasi

Page 81: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

65

Lampiran 6. Contoh Perhitungan

1. Fhitung dalam LOL di metode Kit

2. % Recovery dalam akurasi di metode SNI

3. % Bias dalam akurasi di metode SNI

4. Nilai Method Detection Limit (MDL) dan Limit Of Quantity (LOQ) di

metode SNI

5. Nilai Signal/Noise (S/N) dalam MDL di metode SNI

Page 82: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

66

6. 0,67 CV Horwitz dalam MDL di metode SNI

Page 83: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

67

Lampiran 7. Prosedur Kerja sesuai Metode SNI 19-6964.6-2003

Prosedur

Uji konsentrasi Sianida dengan tahapan sebagai berikut :

1) Optimalkan alat spektrofotometer untuk pengujian konsentrasi sianida

sesuai petunjuk penggunaan alat;

2) Pipet 10 mL dari masing-masing hasil sulingan sampel Sianida, masukkan

ke dalam labu ukur 50 mL;

3) Tambahkan 1 tetes indikator fenolflatein dan netralkan dengan asam asetat

(1+8) sampai warna merah hilang;

4) Tambahkan ± 10 mL Larutan bufer fosfat pH 7,2 tutup dan kocok;

5) Tambahkan 0,25 mL Larutan Chloramine-T dan biarkan selama 5 menit;

6) Tambahkan 15 mL Larutan 4-pyridinecarboxylic acid-pyrazolone lalu

tepatkan dengan air suling. Tutup dan kocok, biarkan dalam penangas air

temperatur 25 ºC ± 2 ºC kira-kira 30 menit;

7) Masukkan kedalam kuvet pada spektrofotometer, ukur dan catat serapan

masuknya/absorbansinya pada panjang gelombang optimal di sekitar 620

nm;

8) Lakukan pekerjaan sampel secara duplo;

9) Lakukan pengujian blanko dengan memipet 10 mL air suling, masukkan

kedalam labu ukur 50 mL. Lalu lakukan langkah 3) sampai dengan 7).

Page 84: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

68

Lampiran 8. Prosedur Kerja Metode Kit

Mulai pada

program 160

Sianida. Untuk

informasi tentang

kuvet, memiliki

perisai cahaya.

Persiapkan sampel:

isi kuvet dengan 10

mL sampel.

Tambahkan salah

satu reagen bubuk

CyaniVer 3.

Pasangkan tutup

kuvet. Kocok

kuvet selama 30

detik. Diamkan

kuvet selama 30

menit.

Tambahkan salah

satu reagen

bubuk CyaniVer

4.

Tutup kuvet.

Kocok kuvet

selama 10 detik.

Segera lakukan

langkah

selanjutnya.

Tertunda lebih

dari 30 detik akan

menurunkan hasil

test.

Tambahkan salah

satu reagen bubuk

CyaniVer 5.

Tutup kuvet.

Kocok kuvet

dengan kuat. Jika

terdapat sianida

dalam sampel,

akan muncul

warna merah

muda.

Page 85: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

69

Nyalakan timer

instrumen. Mulai

reaksi dalam 30

menit. Larutan

akan menjadi

warna merah

muda kemudian

biru. Sampel

kurang dari 25oC

memerlukan

reaksi yang lebih

lama. Sampel

lebih dari 25oC

memberikan hasil

lebih rendah

Siapkan blanko:

ketika timer

selesai, isi kuvet

kedua dengan 10

mL sampel.

Bersihkan kuvet

kedua.

Masukkan blanko

kedalam cell

holder.

Tekan ZERO.

Layar

menunjukkan

0.000 mg/L CN-

Bersihkan kuvet

pertama.

Masukkan kuvet

kedalam cell

holder

Tekan READ.

Hasil akan

muncul dalam

mg/L CN-

Page 86: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

70

Lampiran 9. Data Hasil Kurva Kalibrasi

Metode SNI 19-6964.6-2003

Larutan Standar Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

Std 1 0 0,005

Std 2 0,01 0,038

Std 3 0,02 0,063

Std 4 0,04 0,123

Std 5 0,05 0,152

Std 6 0,06 0,182

Std 7 0,07 0,218

Std 8 0,09 0,267

Std 9 0,1 0,293

Std 10 0,15 0,427

Std 11 0,18 0,507

Method Slope 2,7866

Intercept 0,0118

Correlation Determination ( R ) 0,9989

Correlation Coefficien ( r ) 0,9994

Batas keberterimaan r ≥ 0.995

KESIMPULAN LINEARITAS Diterima

Metode Kit

Larutan Standar Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

Std 1 0 0

Std 2 0,002 0,016

Std 3 0,005 0,02

Std 4 0,008 0,033

Std 5 0,01 0,041

Std 6 0,05 0,141

Std 7 0,1 0,29

Std 8 0,12 0,342

Std 9 0,15 0,43

Std 10 0,2 0,563

Std 11 0,24 0,672

Method Slope 2,7803

Intercept 0,0079

Correlation Determination ( R ) 0,9997

Correlation Coefficien ( r ) 0,9998

Batas keberterimaan r ≥ 0.995

KESIMPULAN LINEARITAS Diterima

Page 87: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

71

Lampiran 10. Data Hasil Limit of Linearity

Metode SNI 19-6964.6-2003

Larutan

Standar

Konsentrasi

(mg/L)ABS 1 ABS 2 ABS 3 ABS 4 ABS 5 ABS 6 ABS 7 ABS 8 ABS 9 ABS 10 SD

std 1 0,01 0,037 0,040 0,033 0,042 0,039 0,045 0,041 0,042 0,039 0,034 0,0037

std 2 0,02

std 3 0,04

std 4 0,05

std 5 0,06

std 6 0,07

std 7 0,09

std 8 0,10

std 9 0,15

std 10 0,18 0,541 0,504 0,510 0,509 0,517 0,518 0,514 0,513 0,516 0,515 0,009844

Evaluasi :

0,1417

Derajat kebebasan, df = n - 1 dan tingkat kepercayaan 99%, α = 0.01 maka Ftabel = F(0,99; 9; 9) = 5,3510

Batas keberterimaan: Fhitung < Ftabel

Kesimpulan Uji F = Diterima Maka, LOL= 0,18 ppm

2

2

2

1

SD

SDFhitung

Metode Kit

Larutan

Standar

Konsentrasi

(mg/L)ABS 1 ABS 2 ABS 3 ABS 4 ABS 5 ABS 6 ABS 7 ABS 8 ABS 9 ABS 10 SD

std 1 0,002 0,012 0,015 0,015 0,018 0,01 0,021 0,012 0,024 0,027 0,017 0,0055

std 2 0,005

std 3 0,008

std 4 0,01

std 5 0,05

std 6 0,1

std 7 0,12

std 8 0,15

std 9 0,2

std 10 0,24 0,676 0,699 0,751 0,73 0,677 0,703 0,68 0,741 0,698 0,718 0,0269

Evaluasi :

0,0420

Derajat kebebasan, df = n - 1 dan tingkat kepercayaan 99%, α = 0.01 maka Ftabel = F(0,99; 9; 9) = 5,3510

Batas keberterimaan: Fhitung < Ftabel

Kesimpulan Uji F = Diterima Maka, LOL= 0,24 ppm

2

2

2

1

SD

SDFhitung

Page 88: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

72

Lampiran 11. Data Hasil Akurasi dengan Standar Tengah

Metode SNI 19-6964.6-2003

0,09 ppm

Pengulangan Konsentrasi %R % Bias

Standar Tengah (mg/L)

Std. Tengah-01 0,095 105,6 -5,6

Std. Tengah-02 0,093 103,3 -3,3

Std. Tengah-03 0,092 102,2 -2,2

Std. Tengah-04 0,087 96,7 3,3

Std. Tengah-05 0,091 101,1 -1,1

Std. Tengah-06 0,088 97,8 2,2

Std. Tengah-07 0,094 104,4 -4,4

0,091 101,6 -1,59

0,003

3,273

3,27%

101,6%

-1,59%

Konsentrasi Standar Tengah :

Batas Keberterimaan

Absorbansi

0,275

0,272

0,268

0,286

0,269

0,258

0,273

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

%RSD

1) %RSD ≈ 9,17% Memenuhi

2) %Trueness≈%R≈ 80% - 115% Memenuhi

3) %Bias ≈ - 20% - (+15%) Memenuhi

Metode Kit

0,12 ppm

Pengulangan Konsentrasi %R % Bias

Standar Tengah (mg/L)

Std. Tengah-01 0,117 97,5 2,5

Std. Tengah-02 0,116 96,7 3,3

Std. Tengah-03 0,109 90,8 9,2

Std. Tengah-04 0,115 95,8 4,2

Std. Tengah-05 0,11 91,7 8,3

Std. Tengah-06 0,113 94,2 5,8

Std. Tengah-07 0,107 89,2 10,8

0,112 93,7 6,31

0,004

3,401

3,40%

93,7%

6,31%

Konsentrasi Standar Tengah :

Batas Keberterimaan

Absorbansi

0,33

0,328

0,303

0,325

0,307

0,318

0,298

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

%RSD

1) %RSD ≈ 9,17% Memenuhi

2) %Trueness≈%R≈ 80% - 115% Memenuhi

3) %Bias ≈ - 20% - (+15%) Memenuhi

Page 89: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

73

Lampiran 12. Data Hasil Method Detection Limit

Metode SNI 19-6964.6-2003

1 0,004 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0110 0,0070 70,0

2 0,005 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0150 0,0101 100,0

3 0,006 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0140 0,0081 80,0

4 0,002 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0130 0,0110 110,0

5 0,006 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0180 0,0121 120,0

6 0,001 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0120 0,0110 110,0

7 0,004 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0160 0,0120 120,0

0,0102 101,4

0,0019

0,006

0,019

5,228

19,13

21,38160393

0,006 < 0,01 Diterima

0,01 < 0,06 Diterima

2,5 < 5,228 < 10 Diterima

10,02 ≤ 19,13 Diterima

101,4 Diterima

0,67 CV Horwitz

Batas Keberterimaan

KESIMPULAN LoQ 0,019

2) Kadar Spike< 10 MDL

3) Signal/noise (S/N) berkisar 2.5 < S/N < 10

4) %RSD ≤ 0,67 CV Horwitz

5) %R≈ 70% - 125%

KESIMPULAN MDL 0,006

1) MDL < Spike

Hasil

Pengujian

Konsentrasi

Spike-Sampel Recovery

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

MDL = 3.143xSD

Pengulangan Konsentrasi

Sampel (mg/L)

Konsentrasi

Spike (mg/L)

Volume

Sampel

Volume

Spike

Konsentrasi

Target

LoQ = 10xSD

Signal/noise (S/N) ( 2,5-10)

% RSD

Metode Kit

1 0,005 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0140 0,0091 90,0

2 0,003 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0150 0,0120 120,0

3 0,006 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0150 0,0091 90,0

4 0,007 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0170 0,0101 100,0

5 0,005 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0140 0,0091 90,0

6 0,004 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0130 0,0090 90,0

7 0,004 0,010 49,5 0,5 0,01 0,0140 0,0100 100,0

0,0098 97,1

0,0011

0,003

0,011

8,824

11,33

21,51758904

0.003 < 0.01 Diterima

0.01 < 0.03 Diterima

2.5 < 8.824 < 10 Diterima

11.33 ≤ 21.5175 Diterima

97,1 Diterima

0,67 CV Horwitz

Batas Keberterimaan

KESIMPULAN LoQ 0,01

2) Kadar Spike< 10 MDL

3) Signal/noise (S/N) berkisar 2.5 < S/N < 10

4) %RSD ≤ 0,67 CV Horwitz

5) %R≈ 70% - 125%

KESIMPULAN MDL 0,003

1) MDL < Spike

Hasil

Pengujian

Sampel+Standa

Konsentrasi Spike-

Sampel (mg/L)Recovery

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

MDL = 3.143xSD

Pengulangan

Konsentrasi

Sampel

(mg/L)

Konsentra

si Spike

(mg/L)

Volume

Sampel

(mL)

Volume

Spike

(mL)

Konsentrasi

Target

LoQ = 10xSD

Signal/noise (S/N) ( 2,5-10)

% RSD

Page 90: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

74

Lampiran 13. Data Hasil Presisi

Metode SNI 19-6964.6-2003

Hasil Kesimpulan

1 0,040 0,017

0,039 0,017

2 0,024 0,010

0,024 0,010

3 0,030 0,013

0,030 0,013

4 0,033 0,014

0,033 0,014

5 0,036 0,015

0,036 0,015

6 0,029 0,012

0,029 0,012

7 0,038 0,016

0,037 0,016

0,014

0,0023

16,71

20,413

%RSD < 0.67%CV Horwitz 16,71 < 20,413 Diterima

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

%RSD

0,67%CV Horwitz

Batas Keberterimaan

0,016 0,00 1,6 19,98 Diterima

0,012 0,00 1,2 20,86 Diterima

0,014 0,00 1,4 20,38 Diterima

0,015 0,00 1,5 20,17 Diterima

0,010 0,00 1,0 21,44 Diterima

0,013 0,00 1,3 20,61 Diterima

Repeatabilitas

0,017 0,00 1,7 19,79 Diterima

%RNo. Absorbansi Kadar (mg/L) Rata-rata %RPD

Metode Kit No. Repeatabilitas (0,67%CV Horwitz)

Hasil Kesimpulan

1 0,047 0,009 0,009 0,00 0,9 21,78 Diterima

0,048 0,009

2 0,07 0,010 0,011 -9,52 1,1 21,28 Diterima

0,073 0,011

3 0,124 0,017 0,017 6,06 1,7 19,88 Diterima

0,12 0,016

4 0,093 0,013 0,013 0,00 1,3 20,61 Diterima

0,089 0,013

5 0,107 0,015 0,015 6,90 1,5 20,27 Diterima

0,108 0,014

6 0,08 0,012 0,012 0,00 1,2 20,86 Diterima

0,085 0,012

7 0,101 0,014 0,014 7,41 1,4 20,49 Diterima

0,104 0,013

0,013

0,0024

19,12

20,679

Absorbansi Kadar (mg/L) Rata-rata %RPD %R

Batas Keberterimaan

%RSD < 0.67%CV Horwitz 19,12 < 20,679 Diterima

Rata-rata

Standar Deviasi (SD)

%RSD

0,67%CV Horwitz

Page 91: VERIFIKASI METODE SNI 19-6964.6-2003 DAN VALIDASI METODE

75

Lampiran 14. Data Hasil T-Test

N

(Jumlah

Sampel)

MeanStd.

Deviation

Std.

Error

Mean

Metode SNI 7 ,0034 ,00181 ,00069

Metode KIT 7 ,0054 ,00172 ,00065

Equal

variances

assumed

(SNI)

Equal

variances

not

assumed

(KIT)

-2,119 -2,119

12 11,966

,056 ,056

-,00200 -,00200

,00094 ,00094

Lower -,00406 -,00406

Upper ,00006 ,00006

Levene's Test

for Equality of

Variances

F

Sig.

,128

,727

Metode

Konsentrasi

Sianida

Independent Samples Test

Konsentrasi Sianida

t-test for

Equality of

Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference