BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Timbang terima (handover) merupakan suatu carasaat operan pasien antar perawat yang
diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, Intervensi yang sudahdan
yang belum dilaksanakan serta respon yang terjadi pada pasien Nursalam (2011). Perawat
melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling kesetiap pasien dan
menyampaikan kondisi pasiensecara akurat didekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada
harus menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat
dan juga membantu perawat dalam menerima obat secara nyata. Menurut Kim Alvarado (2006)
timbang terima adalah penyampaian informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan
asuhan keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang
berkelanjutan.Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek yang merugikan
pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai dengan peneletian dari The Joint
CommusionOn Accreditation Of Health Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70%
kesalahan pemberian asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi.
Saat ini telah terjadi perubahan pada proses timbang terima yang dulu hanya
menggunakan laporan verbal, laporan tertulis ataupun rekaman tape recorder menjadi pada
kebutuhan dan masalah pasien serta lebih melibatkan pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan (Anderson, 2006).
Roffi (2010), handover merupakan tehnik atau cara menyampaikan dan menerimasesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan semua keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien.
Jadi dapat disimpulkan timbang terima (handover) merupakan suatu komunikasi yang dilakukan
perawat saat melakukan operan pasien yang menjelaskan tentang keadaan pasien dengan cara
keliling melihat secara langsung dan cara ini lebih efektif dari pada menghabiska waktu hanya
untuk sekedar membaca dokumenta
B. Tujuan Handover
Tujuan dilakukan handover keperawatan menurut Nursalam (2011), yaitu :
1) Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting tentang
kondisi umum pasien.
2) Menyampaikan kondisi dan keadaan umum pasien.
3) Menyampaikan hal yang sudah/belum dikerjakan dalam asuhan keperawatan kepada
pasien.
4) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
5) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Selain itu bertujuan dilaksanakannya timbang terima adalah adanya pemberian
informasi pada shift berikutnya tentang asuhan keperawatan pada shift sebelumnya dan
adanya fokus masalah klien serta penyampaian hal-hal penting untuk pertukaran
informasi (Andrea Mc. Cloughen, 2005).
C. ManfaatTimbang Terima (Handover)
Roffi (2010), ada beberapa manfaat handover bagu perawat diantaranya adalah :
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
3) Pelakasanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan.
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Roffi (2010), manfaat handover bagi pasien adalah klien dapat menyampaikan masalah
secara langsung bila belum ada yang terungkap dan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
handover adalah :
1) Dilaksanakan terpat pada waktu penggantian shift jaga.
2) Diikuti oleh semua perawat yang telah atau akan dinas.
3) Informasi yang diberikan harus akurat, singkat dan sistematis yang dapat
menggambarkan kondisi pasien saat inoi serta menjaga kerahasiaan pasien.
4) Operan harus berorientasi pada masalah pasien.
5) Handover menggunakan suara yang cukup didengar sehingga informasi yang diberikan
jelas.
6) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di nurs
station.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian
Timbang terima (handover) merupakan suatu carasaat operan pasien antar perawat yang
diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, Intervensi yang sudahdan
yang belum dilaksanakan serta respon yang terjadi pada pasien Nursalam (2011). Perawat
melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling kesetiap pasien dan
menyampaikan kondisi pasiensecara akurat didekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada
harus menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat
dan juga membantu perawat dalam menerima obat secara nyata. Menurut Kim Alvarado (2006)
timbang terima adalah penyampaian informasi yang diberikan saat pergantian shift.
B. Alur Operan
Aplikasi dilapangan bahwa alur operan akan berdampak baik apabila tidak tidak terjadi
hambatan dalam pelaksanaanya. Adapun hambatan dalam hal komunikasi adalah apabila
penyampaian informasi pada waktu pergantian shif/handover dilakukan oleh perawatdalam
waktu singkat dan terburu-buru dengan kontrol emosi dan nada bahasa yang kurang, maka
diperlukan suatu tehnik komunikasi yang efektif sehingga segala kebutuhan pasien dapat
terpenuhi dengan baik (Kompas, 2012).
Nursalam (2007), bahwa alur operan dalam bukunya manajemen keperawatan sebagai
aplikasi dalam praktik keperawatan professional dapat dijelaskan bahwa masalah diagonosa
medis dan diagnose keperawatan sudah atau belum diberikan suatu tindskakan baik tindakan
medis maupun keperawatan, apabila sudah diberikan tindakan medis dan keperawatan maka
akan dilihat perkembangannya dan dapat dievaluasi tindakan tersebut. Hasil dari suatu evaluasi
akan bisa menjawab pertanyaan seperti apakah masalah tersebut sudsh teratasi, belum teratasi,
teratasi sebagaian atau muncul masalah yang baru.
Sesuai penjelasan diatas maka dapat dibuat suatu diagram alur operan yangdapat dilihat
pada gambar 1 yaitu :
Gambar 1 : Diagram alur operan aplikasi dalam praktik keperawatan menurut Nursalam (2008).
DIAGNOSA MEDIS
MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN
TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN
PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN
MASALAH :
1) TERATASI2) BELUM TERATASI3) TERATASI SEBAGIAN4) MUNCUL MASALAH BARU
C. Pelaksanaan Timbang Terima (Handover)
Pelaksanaan handover dilakukan tiga tahapan seperti dijelaskan berikut.
1) Di nurs station
a) Ka Ruangan (Ka Ru) membuka timbang terima dengan mengucapkan salam dan
menyampaikan acara pagi ini.
b) Ka Ru menanyakan kesiapan PP pagi dan PP malam.
c) Ka Ru memimpin doa.
d) Ka Ru mempersilahkan PA malam untuk menyampaikan laporan timbang terima
(hndover) pada PP pagi dan PA pagi.
e) PA malam melaporkan timbang terima (handover) secara singkat tentang total
jumlah pasien, jumlah pasien baru/pindahan, pasien pulang, pasien bermasalah,
diagnose medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah maupun yang belum
dilaksanakan, serta hal-hal khusus lain yang perlu diketahui.
f) Ka Ru menanyakan pada PP dan PA pagi apakah ada hal yang perlu dikloasifikasi
atau kurang jelas kepada PP malam.
g) Apabila timbang terima (handover) dianggap jelas oleh PP dan PA apgi maka Ka
Ru memimpin teman-temannya untuk melakukan timbang terima ke ruangan
perawatan.
2) Di Kamar Pasien / Validasi Data
a) PA malam menyapa pasien dengan ramah dan perhatian sambil menjelaskan
tujuan kedatangan mereka.
b) PA malam memperkenalkan petugas/perawat yang bertugas hari ini (Ka Ru, PP
dan PA)
c) PA malam menyampaikan kondisi/keadaan pasien pagi ini dan rencana perawatan
selanjutnya.
d) PA malam menghampiri dan mendekati pasien sambil menanyakan keadaan saat
ini, bilaperlu rencana tindakan maupun pemeriksaan hari ini juga dijelaskan.
e) Ka Ru dan rekan-rekannya pamitan kepada pasien untuk melihat pasien yang lain.
f) Lamatimbang terima (handover) setiap pasien kurang lebih 2-3 menit kecuali
kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih detail.
3) Nurse Station
a) Ka Ru mengklarifikasi hasil validasi data.
b) Laporan timbang terima (handover) ditandatangani kedua PP dan Ka Ru
c) Reward Ka Ru kepada perawat yang telah menyelesaikan tugas dan yang akan
bertugas.
d) Timbang Terima (handover) dituto oleh Ka Ru.
D. Renstra Timbang Terima (handover)
a. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. diskusi
2. tanya jawab
c. Media
1. status klien
2. buku timbang terima
3. alat tulis
4. leaflet
5. sarana dan prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (mlm) :
Perawat Associate (libur) :
Pembibing/Supervisor :
e. Uraian Kesehatan
1. Prolog
Pada hari ....... jam ......... seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima (handover).
f. Evaluasi
1. struktur (input)
Pada timbang terima (handover), sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore.
Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer
yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer selanjutnya yang mengganti
shift.Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station.Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, diagnosis keperawatn dan intervensi yang sudah/belum
dilaksanakan.Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi
pasien.
3. Hasil
Timbang terima (handover) dapat dilaksanakan setiap pergatian
shift.Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien.Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik (Nursalam, 2008).
E. Macam Metode Timbang Terima (handover)
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to
date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada
informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang.Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media
tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi untuk
timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari
penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi, pelayanan,
kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan
terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi
atau terlupa.
F. Dokumentasi dalam Timbang Terima (handover)
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan
oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat pendokumentasian adalah:
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang
apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)
G. Evaluasi dalam Timbang Terima (handover)
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke
sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station.Isi
timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.Setiap klien dilakukan
timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien.Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
.
STIKes WIRA MEDIKA PPNI
BALI
STANDAR OPERATIONAL TIMBANG TERIMA
SPO Pelayanan No Dokumen No Revisi Halaman
Tanggal Terbit Ditetapkan
Ketua/Pimpinan UnitPengertian Teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan )
yang berkaitan dengan keadaan pasien ( Nursalam, 2009 )Tujuan 1. menyampaikan kondisi dan keadaan pasien pada saat ini
2. menyampaikan hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien
3. menyampaikan hal yang penting yang harus di tindak lanjuti olrh perawat dinas berikutnya
Kebijakan 1. dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift2. dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien ( Katim )3. diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas4. informasi yang disampaikan harus akurat, singka, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien
5. harus berorientasi pada permasalahan pasien6. pada saat timbang terima dikamar pasien, meggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung dikdekat klien
Persiapan 1. dilaksanakan setiap pergantian shift operan2. prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum atau dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi yang lebih lanjut.
3. Katim menyampaikan timbang terima pada katim berikutnya, hal yang
perlu disampaikan dalam timbang terima 1) Jumlah pasien2) Identitas pasien dan diagnosis medis3) Data ( keluhan / subjektif dan obkeltif )4) Diagnosa kepearawatan yang masih muncul5) Intervensi keperawatan yang sudah atau belum dilaksanakan ( secara umum )6) Intervensi kolaboratif dan dependen7) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan ( persiapan operasi, pemeriksaan penunjang , dan lain – lain)
Prosedur kerja 1. Kedua kelompok dinas sudah siap ( shift jaga )2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan3. Kepala ruang membuka acara timbang terima 4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tannya jawab.5. Melakukan validasi terhadap hal- hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal – hal yang kurang jelas.
6. Kepala ruangan atau katim menanyakan kebutuhan dasar pasien7. Penyampaian hyang jelas. Singkat, padat.8. Perawat yang melakukan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah / belum dilaksanakan serta hal – hal pentinglainnya selama masa perawatan
9. Hal – hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matangv sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada petugas berikutnya
10. Lama timbang teria untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
11. Diskusi12. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang ditanda tangani oleh katim yang jaga saat itu
13. Ditutup oleh kepala ruanganUnit Terkait Perawat