21
MAKALAH PERANGKAT TEKNOLOGI KESEHATAN SPIROMETRI Dosen Pengampu: Adiratna Sekarsiwi., S.Kep.Ns Disusun oleh: 1. Windi damara k (11/2213/PR/0142) 2. Yabniel lit jingga (11/2216/PR/0145) 3. Zayid al amin (11/2221/PR/0150) PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 1

Makalah spirometri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JINGGA

Citation preview

Page 1: Makalah spirometri

MAKALAH

PERANGKAT TEKNOLOGI KESEHATAN

SPIROMETRI

Dosen Pengampu: Adiratna Sekarsiwi., S.Kep.Ns

Disusun oleh:

1. Windi damara k (11/2213/PR/0142)

2. Yabniel lit jingga (11/2216/PR/0145)

3. Zayid al amin (11/2221/PR/0150)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2014

1

Page 2: Makalah spirometri

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat serta hidayahNya kepada penyusun sehingga penyusun

dapat menyelesaikan makalah “SPIROMETRI” tepat pada waktunya. Pada kesempatan

ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adiratna Sekarsiwi., S.Kep.Ns.

selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen keperawatan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan

penulisan maupun pemilihan kata, oleh karena itu penyusun meminta maaf dan

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Penyusun

berharap dengan makalah ini pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Purwokerto, 8 Mei 2014

Penyusun

2

Page 3: Makalah spirometri

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………3

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………..4

a. Latar belakang…………………………………………………….4

BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………….…..5

a. Definisi…………………………………………………………...5

b. Jenis dan tipe spirometri….............................................................5

c. Prinsip kerja sopirometri…………………………………….……6

d. Cara kerja spirometri…………………………………………..….7

e. Tujuan pemeriksaan spirometri………………………………..….8

f. Indikasi pemeriksaan spirometri……………………………….....9

g. Persiapan pemeriksaan spirometri……………………………..…9

h. Teknik pemeriksaan spirometri……………………………….…11

i. Volume dan pengukuran kapasitas paru…………………….…..12

BAB III. PENUTUP…………………………………………………….….14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....…16

3

Page 4: Makalah spirometri

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sebagaimana kita ketahui, saluran penghantar udara hingga mencapai paru antara lain

terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronchus, bronchiolus. Saluran pernapasan dari

hidung sampai bronchiolus dilapisi oleh membran mucosa bersilia. Ketika udara masuk ke

dalam rongga hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini

merupakan fungsi utama mucosa inspirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia

dan bersel goblet. 

Cara Mengukur Kapasitas Vital Paru-ParuSementara paru merupakan satu-satunya

organ tubuh yang berhubungan denganlingkungan di luar tubuh, yaitu melalui sistem

pernapasan. Fungsi utama paru untuk respirasi, yaitu pengambilan O2 dari luar masuk ke

dalam saluran napasdan diteruskan ke dalam darah. Paru juga merupakan organ yang paling

banyak dipergunakan di dalam tubuh. Di samping pertukaran CO2 dengan O2 yang tetap

untuk hidup, pada saat yang sama paru tidak hanya dilewati beratus-ratus polutan (termasuk

asap tembakau), tetapi juga harus mencegah alergen, virus, bakteri dan mikroba lain yang

tidak terhitung jumlahnya. Peradangan pernapasan lebih sering terjadi dari pada peradangan

organ lain, terutama pada orang dengan bakat penyakit yang melemahkan tubuh.

Pemeriksaan faal paru dilakukan untuk mengukur berapa banyak udara yang dapat

masuk ke dalam paru dan seberapa cepat udara dapat keluar dari paru. Sedangkan alat yang

dapat digunakan untuk keperluan tersebut dengan Spirometer. Spirometer merupakan alat

yang dapat dipakai untuk mengukur berbagai parameter ventilasi paru. Adanya gangguan

restriksi, obstruksi maupun bentuk campuran dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan

spirometri.

4

Page 5: Makalah spirometri

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara

dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui

semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang

mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC.

2. JENIS DAN TIPE SPIROMETRI

a. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH

Jenis spirometer memberikan pengukuran yang lebih akurat untuk komponen volume

paru-paru dibandingkan dengan spirometer konvensional lainnya. Seseorang berada

diruangan kecil yang tertutup ketika pengukuran dilakukan.

b. PNEUMOTACHOMETER

Spirometer ini mengukur laju aliran gas dengan mendeteksi perbedaan tekanan di fine

mesh. Salah satu keuntungan dari spirometer ini adalah bahwa subjek diselidiki dapat

menghirup udara segar selama percobaan.

c. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER

Spirometer elektronik telah dikembangkan yang menghitung tingkat aliran udara di

saluran tanpa perlu untuk jerat halus atau bagian yang bergerak. Mereka beroperasi

dengan mengukur kecepatan aliran udara dengan teknik seperti transduser ultrasonik,

atau dengan mengukur perbedaan tekanan dalam saluran. Spirometer ini memiliki akurasi

yang lebih besar dengan menghilangkan momentum dan kesalahan resistensi terkait

dengan bagian yang bergerak seperti kincir angin atau katup aliran untuk pengukuran

5

Page 6: Makalah spirometri

aliran. Mereka juga memungkinkan meningkatkan kesehatan antara pasien dengan

memungkinkan saluran aliran udara dibuang sepenuhnya.

d. INSENTIF SPIROMETER

Spirometer ini dirancang khusus untuk meningkatkan fungsi seseorang dari paru-paru.

e. PEAK FLOW METER

Perangkat ini berguna untuk mengukur kemampuan seseorang bernapas keluar udara.

f. WINDMILL-TYPE SPIROMETER

Digunakan khusus untuk mengukur kapasitas vital paksa tanpa menggunakan air dan

memiliki pengukuran luas mulai dari 1000 ml sampai 7000 ml. Hal ini lebih portabel dan

ringan dibandingkan dengan tradisional jenis tangki air spirometer. Spirometer ini harus

diadakan secara horizontal saat mengambil pengukuran karena adanya disc berputar.

g. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER

Tilt-kompensasi jenis spirometer juga dikenal sebagai AME Spirometer EVOLVE.

Spirometer baru ini dapat diselenggarakan secara horizontal saat mengambil pengukuran

tetapi harus pasien bersandar terlalu jauh ke depan atau mundur 3D-tilt mengkompensasi

penginderaan spirometer dan menunjukkan posisi pasien.

3. PRINSIP KERJA SPIROMETER

Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum

Archimedes. Hal ini tercermin  pada saat spirometer  ditiup, ketika itu tabung yang berisi

udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari

udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang

6

Page 7: Makalah spirometri

diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang

dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat

yang bergerak diatas silinder berputar.

4. CARA KERJA

Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh bernafas (menarik

nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu ditutup. Tabung yang berisi

udara akan bergerak naik turun, sementara itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum

jam) sehingga pencatat akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.

Hasil pencatatan akan terlihat seperti gambar di bawah ini.

7

Page 8: Makalah spirometri

Pada waktu istirahat, spirogram menunjukkan volume udara paru-paru 500 ml.

Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir pernafasan terdapat keadaan

reserve; akhir darisuatu inspirasi dengan suatu usaha agar mengisi paru-paru dengan

udara, udara tambahan ini disebut inspiratory reserve volume, jumlahnya sebanyak 3.000

ml. Demikian pula akhir dari suatu respirasi, usaha dengan tenaga untuk mengeluarkan

udara dari paru-paru, udara ini disebut dengan expiratory reserve volume yang jumlahnya

kira-kira 1.100 ml. Udara yang tertinggal setelah ekspirasi secara normal disebut

fungtional residual capacity (FRC). Seorang yang bernapas dalam keadaan baik inspirasi

maupun ekspirasi, kedua keadaan yang ekstrim ini disebut vital capacity.

Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam keadaan apapun paru-

paru tetap mengandung udara, udara ini disebut residual volume (kira-kira 1.000 ml)

untuk orang dewasa.

Untuk membuktikan adanya residual volume, penderita disuruh bernafas dengan

mencampuri udara dengan helium, kemudian dilakukan pengukuran fraksi helium pada

waktu ekspirasi. Di klinik biasanya dipergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas

dalam satu menit yang disebut respiratory minute volume. Maksimum volume udara yang

dapat dihirup selama 15 menit disebut maximum voluntary ventilation. Maksimum

ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk mengetes penderita

emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan. Penderita normal dapat

mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital capacity dalam 0.5 detik.; 85% dalam satu

detik; 94% dalam 2 detik; 97% dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.

5. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Pemeriksaan spirometri bertujuan:

Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran

Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK), dll

8

Page 9: Makalah spirometri

Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum

Memantau perjalanan penyakit  apakah mengalami perbaikan atau perburukan

Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang

Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum

6. INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI

1. Setiap keluhan sesak

2. Penderita asma stabil

3. Penderita PPOK stabil

4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan

5. Penderita yang akan dianestesi umum

6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat

7. Pemeriksaan berkala pada perokok

7. PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak

dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut;

1.  Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai , tahu tujuan pemeriksaan dan

mampu melakukan instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar

2.    Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara

minimal 1 kali seminggu

3.  Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman. Sebelum

pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan  manuver yang akan

9

Page 10: Makalah spirometri

dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang,

tidak berpakaian terlalu ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya

untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.

4. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik

dan suhu udara berkisar antara 17 – 40 0C

PERSIAPAN ALAT

1. Siapkan alat spirometer

2. Pastikan mouthpiece yang ada sudah tersambung dengan alat spirometer

3. Siapkan penjepit cuping hidung / nose clips

4. Lakukan kalibrasi

PERSIAPAN SUBJEK

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan penderita sebelum pemeriksaan

(jangan hanya menanyakan kepada pasien)

2. Tanyakan apakah merokok, minum obat atau sedang sakit ?

3. Bebas rokok (2 jam) dan obat-obat (obat asma 8 jam)

4. Terangkan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan cara pemeriksaan

5. Berikan contoh cara tarik napas dan hembus napas pada waktu pemeriksaan

6. Penderita diminta mengikuti aba-aba pemeriksa pada waktu melakukan

pemeriksaan spirometri

7. Masukkan data2 subjek dalam spirometer

10

Page 11: Makalah spirometri

8. TEKNIK PEMERIKSAAN

1. Kapasiti Vital (KV)

1. Pastikan subjek pada posisi yang benar

2. Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir

3. Pemeriksaan dimulai dengan napas tenang (volume tidal ; 3-5 kali sampai

akhir ekspirasi stabil)

4. Minta subjek untuk menghirup udara semaksimal mungkin dan

menghembuskan perlahan-lahan sampai VR dan memenuhi kriteria akhir

pemeriksaan

5. Selama inspirasi perhatikan subjek telah melakukan inspirasi maksimal;

tidak ada bocor

6. Selama ekspirasi perhatikan layar ; aliran relatif konstan dan memenuhi

kriteria akhir pemeriksaan

2. Kapasiti Vital Paksa (KVP) dan Volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP1)

1. – Penderita menghisap udara semaksimal mungkin (inspirasi

maksimal) kemudian meniup melalui mouth piece sekuat-kuatnya dan

secepat-cepatnya (blast exhalation) sampai semua udara dapat

dikeluarkan sebanyak-banyaknya

2. – Penderita harus melakukan manuver secara maksimal dan betul

(inspirasi maksimal, permulaan yang baik, ekspirasi yang tidak

terputus/terus menerus minimal 6 detik, serta usaha yang maksimal)

3. – Pastikan subjek pada posisi yang benar – Pasang penjepit hidung –

Inspirasi semaksimal mungkin dengan cepat namun tidak dipaksa –

Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir – Hembuskan udara

semaksimal mungkin segera setelah bibir dirapatkan – Ulangi instruksi

sampai 3 kali perasat

11

Page 12: Makalah spirometri

9. VOLUME DAN PENGUKURAN KAPASITAS PARU

Selama pernapasan berlangsung, volume paru selalu berubah-ubah,

mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi. Dalam keadaan

normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hampir tanpa disadari.

Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah:

1. Volume Tidal (Tidal Volume = TV) atau volume alun napas, adalah volume udara

masuk dan keluar pada pernapasan biasa. Besarnya TV orang dewasa sebanyak

500 ml.

2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV), volume udara

yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inspirasi biasa, besarnya IRV

pada orang dewasa adalah 3100 ml.

3. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspiratory Reserve Volume = ERV), volume udara

yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya ERV

pada orang dewasa adalah 1200 ml.

4. Volume Residu (Residual Volume = RV), udara yang masih tersisa didalam paru

sesudah ekspirasi maksimal. TV, IRV dan ERV dapat diukur dengan spirometer,

sedangkan RV = TLC-VC.

Sedangkan pengertian kapasitas paru merupakan penjumlahan dari dua

volume paru atau lebih. Termasuk pemeriksaan kapasitas paru adalah:

1. Kapasitas Inspirasi (Inspiratory Capacity=IC) adalah volume udara yang masuk

paru setelah inspirasi maksimal atau sama dengan volume cadangan inspirasi

ditambah volume tidal (IC=IRV+TV).

2. Kapasitas Vital (Vital Capacity), volume udara yang dikeluarkan melalui

ekspirasi maksimal setelah sebelumnya melakukan inspirasi maksimal. Kapasitas

vital besarnya sama dengan volume inspirasi cadangan ditambah volume ekspirasi

cadangan dan volume tidal(VC=IRV+ERV+TV).

3. Kapasitas Paru Total (Total Lung Capacity=TLC) adalah kapasitas vital ditambah

volume residu (TLC=VC+RV atau TLC=IRV + TV + ERV + RV)

12

Page 13: Makalah spirometri

4. Kapasitas Residu Fungsional (Functional Residual Capacity=FRC) adalah volume

ekspirasi cadangan ditambah volume residu (FRC=ERV+RV)

13

Page 14: Makalah spirometri

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Spirometer adalah alat tes fisiologi yang mengukur volume udara dimana udara

dihirup dan dihembuskan menurut waktu. Dengan pemeriksaan spirometri dapat

diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali

kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC.

Jenis-jenis spirometri:

1. WHOLE BODY PLETHYSMOGRAPH

2. PNEUMOTACHOMETER

3. FULLY ELECTRONIC SPIROMETER

4. INSENTIF SPIROMETER

5. PEAK FLOW METER

6. WINDMILL-TYPE SPIROMETER

7. TILT-KOMPENSASI SPIROMETER

Indikasi pemeriksaan spirometri adalah:

1. Setiap keluhan sesak

2. Penderita asma stabil

3. Penderita PPOK stabil

4. Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan

5. Penderita yang akan dianestesi umum

6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat

7. Pemeriksaan berkala pada perokok

14

Page 15: Makalah spirometri

Tujuan pemeriksaan spirometri adalah:

Menilai status faal/fungsi paru -paru : normal, restriksi, obstruksi, campuran

Menentukan diagnosis penyakit : asma, penyakit paru obstrukstif kronik (PPOK),

dll

Menilai manfaat pengobatan : memadai atau belum

Memantau perjalanan penyakit  apakah mengalami perbaikan atau perburukan

Menentukan prognosis : memprediksi kondisi penyakit di masa mendatang

Menentukan toleransi/risiko tindakan bedah atau anestesi umum

15

Page 16: Makalah spirometri

DAFTAR PUSTAKA

http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 15.00

WIB

http://blog.uad.ac.id/annisaikaputri/2011/12/17/spirometer/ diakses tanggal 07 mei 2014, pukul

21.00 WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/Spirometer diakses tanggal 08 mei 2014, pukul 17.00 WIB

16