32
Trauma Maksilofasial Disusun oleh : Detti Fahmiasyari 130112140517 Atiqah binti zainal abidin 130112142544 Preceptor: Irra Rubianti Widada, dr., SpBP-RE(K)

CSS Fraktur Maksilofasial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah plastik

Citation preview

Page 1: CSS Fraktur Maksilofasial

Trauma Maksilofasial

Disusun oleh :Detti Fahmiasyari 130112140517Atiqah binti zainal abidin 130112142544

Preceptor: Irra Rubianti Widada, dr., SpBP-RE(K)

Page 2: CSS Fraktur Maksilofasial

Anatomi KraniofasialNeurocranium Viscerocranium

1. Os. Frontale 2. Os. Parietale 3. Os. Temporale 4. Os. Sphenoidale 5. Os. Occipitalis6. Os. Ethmoidalis

1. Os. Maksilare 2. Os. Palatinum 3. Os. Nasale 4. Os. Lacrimale 5. Os. Zygomatikum 6. Os. Concha nasalis inferior7. Vomer 8. Os. Mandibulare

Page 3: CSS Fraktur Maksilofasial
Page 4: CSS Fraktur Maksilofasial

Tulang wajah/maksilofasial dibagi menjadi tiga

bagian:

1. 1/3 atas wajah: tulang frontalis, regio supra orbita, rima orbita dan sinus frontalis

2. 1/3 tengah wajah: maksila, zigomatikus, lakrimal, nasal, palatinus, nasal konka inferior, dan tulang vomer

3. 1/3 bawah wajah: mandibula

Page 5: CSS Fraktur Maksilofasial
Page 6: CSS Fraktur Maksilofasial

Trauma pada wajah atau rahang yang

disebabkan oleh kekuatan fisik, benda asing, gigitan binatang, atau luka bakar yang menyebabkan cedera pada jaringan lunak serta jaringan keras di daerah wajah, mulut dan dentoalveolar

Cedera jaringan lunak: abrasi, kontusio, luka bakar laserasi

Cedera dentoalveolar: fraktur tulang alveolar, fraktur gigi geligi

Fraktur wajah: bagian atas, tengah, atau bawah

Definisi Trauma Maksilofasial

Page 7: CSS Fraktur Maksilofasial

kecelakaan lalu lintas trauma ketika bermain di taman kecelakaan sewaktu bekerja atau industri kecelakaan sewaktu berolahraga tindak kejahatan dan kekerasan arus listrik bahan kimia

Etiologi

Page 8: CSS Fraktur Maksilofasial

Trauma Maksilofacial dibagi atas fraktur

pada organ yang terjadi : Fraktur tulang hidung Fraktur tulang zigoma dan arkus zigoma Fraktur tulang maksila (mid facial) Fraktur tulang orbita Fraktur tulang mandibula

Klasifikasi

Page 9: CSS Fraktur Maksilofasial

Trauma daerah wajah paling sering Diagnosis fraktur hidung dapat dilakukan

dengan inspeksi, palpasi dan pemeriksaan hidung bagian dalam dilakukan dengan rinoskopi anterior

Fraktur tulang hidung

Page 10: CSS Fraktur Maksilofasial

Gambaran klinis :

Epistaksis Perubahan bentuk hidung Obstruksi jalan nafas Ekimosis infraorbital

Page 11: CSS Fraktur Maksilofasial

Klasifikasi fraktur nasal :

- Fraktur hidung sederhanaMerupakan fraktur pada tulang hidung saja sehingga dapat dilakukan reposisi fraktur tersebut dalam analgesi lokal

Fraktur Tulang hidung terbukaMenyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi pada saat tindakan.

Page 12: CSS Fraktur Maksilofasial

- Fraktur tulang nasoorbitoetmoid

kompleks Jika nasal piramid rusak karena tekanan atau pukulan dengan beban berat akan menimbulkan fraktur yang hebat pada tulang hidung, lakrimal, etmoid, maksila dan frontal

Page 13: CSS Fraktur Maksilofasial

Tindakan :

Reduksi tertutup dengan analgesia lokal atau analgesia lokal dengan sedasi ringan. Paling baik dilakukan 1-2 jam setelah trauma.Indikasi : Fraktur sederhana tulang hidung/septum hidung.

Reduksi terbuka, dilakukan dengan sedasi yang kuat atau analgesia umum.Indikasi : Fraktur dislokasi ekstensif tulang dan hidung, fraktur septum terbuka, fraktur dislokasi septum kaudal, persisten deformitas setelah reduksi tertutup.

Page 14: CSS Fraktur Maksilofasial

Faktur Tulang Zygoma Tulang zigoma ini dibentuk oleh bagian-bagian

yang berasal dari tulang temporal, tulang frontal, tulang sfenoid dan tulang maksila. Bagian-bagian dari tulang yang membentuk zigoma ini memberikan sebuah penonjolam pada pipi di bawah mata sedikit ke arah lateral

Jenis fraktur yang selalu disebabkan oleh kekerasan langsung

Fraktur sering berupa Communited fracture

Fraktur tulang zigoma dan arkus zigoma

Page 15: CSS Fraktur Maksilofasial

Gejala fraktur zigoma :

Pipi menjadi lebih rata (jika dibandingkan dengan sisi kontralateral atau sebelum trauma)

Diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata Edem periorbita dan ekinosis Perdarahan subkonjungtiva Enoftalmus Ptosis karena kerusakan saraf infra-orbita Terbatasnya gerakan mandibula Emfisema subkutis Epistaksis karena perdarahan yang terjadi pada antrum

Page 16: CSS Fraktur Maksilofasial

Tindakan :

Reduksi tidak langsung dari fraktur zigoma Reduksi terbuka dari tulang zigoma

Page 17: CSS Fraktur Maksilofasial

Fraktur Arkus Zigoma Arkus zigoma merupakan bagian dari subunit wajah

yang dikenal sebagai zygomaticomaxillary complex (ZMC), yang memiliki 4 fusi tulang dengan tengkorak.

Fraktur arkus zigoma tidak sulit untuk dikenal sebab pada tempat ini timbul rasa nyeri waktu bicara atau mengunyah. Kadang-kadang timbul trismus.

Fraktur arkus zigoma yang tertekan atau terdepresi dapat dengan mudah dikenal dengan palpasi

Page 18: CSS Fraktur Maksilofasial

Fraktur dari tulang maksila ini berpotensi

mengancam nyawa karena dapat menimbulkan gangguan jalan nafas serta perdarahan hebat yang berasal dari arteri maksilaris interna atau arteri ethmoidalis sering terjadi pada fraktur maksila

Fraktur Tulang Maksila

Page 19: CSS Fraktur Maksilofasial

Klasifikasi fraktur maksila :

Fraktur Maksila Le Fort IMeliputi fraktur horizontal bagian bawah antara maksila dan palatum atau arkus alveolar kompleks, rahang atas mengalami pergerakan yang disebut floating jaw.

Page 20: CSS Fraktur Maksilofasial

Fraktur Maksila Le Fort II (fraktur piramid)

Berjalan melalui tulang hidung dan diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbita dan menyebrang ke bagian atas dari sinus maksila juga ke arah lamin pterigoid sampai ke fossa pterigopalatina.

Manifestasi: edema di kedua periorbital, disertai juga dengan ekimosis, yang terlihat seperti racoon sign. Keluarnya cairan cerebrospinal dan epistaksis juga dapat ditemukan pada kasus ini. 

Page 21: CSS Fraktur Maksilofasial

Fraktur Le Fort III (craniofacial dysjunction)

Suatu fraktur yang memisahkan secara lengkap antara tulang dan tulang kranial

Tanda: remuknya wajah serta adanya mobilitas tulang zygomatikomaksila kompleks, disertai pula dengan keluarnya cairan serebrospinal, edema, dan ekimosis periorbital.

Page 22: CSS Fraktur Maksilofasial
Page 23: CSS Fraktur Maksilofasial

Fraktur maksila sangat erat hubungannya

dengan timbulnya fraktur orbita terutama pada penderita yang menaiki kendaraan bermotor

Orbita dibentuk oleh 7 tulang wajah, yaitu tulang frontal, tulang zigoma,tulang maksila, tulang lakrimal, tulang etmoid, tulang sphenoid dan tulang palatina

Fraktur Tulang Orbita

Page 24: CSS Fraktur Maksilofasial
Page 25: CSS Fraktur Maksilofasial

Gejala – gejala :

Enoftalmus Eksoftalmus Diplopia Asimetris pada muka Gangguan saraf sensoris

Page 26: CSS Fraktur Maksilofasial

Disebabkan oleh kondisi mandibula yang

terpisah dari kranium Penanganan fraktur mandibula ini sangat

penting terutama untuk mendapatkan efek kosmetik yang memuaskan, oklusi gigi yang sempurna, proses mengunyah dan menelan yang sempurna

Fraktur Tulang Mandibula

Page 27: CSS Fraktur Maksilofasial

Diagnosis :

Pembengkakan, ekimosis ataupun laserasi pada kulit yang meliputi mandibula

Rasa nyeri yang disebabkan kerusakan pada nervus alveolaris inferior.

Anestesia dapat terjadi pada satu bibir bawah, pada gusi atau pada gigi dimana nervus alveolaris inferior menjadi rusak.

Maloklusi, adanya fraktur mandibula sangat sering menimbulkan maloklusi.

Gangguan morbilitas atau adanya krepitasi. Rasa nyeri saat mengunyah. Gangguan jalan nafas, kerusakan hebat pada

mandibula menyebabkan perubahan posisi, trismus, hematoma, serta edema pada jaringan lunak.

Page 28: CSS Fraktur Maksilofasial

a. Primary Survey: ABCDEb. Secondary Survey

Anamnesis1. Bagaimana kejadiannya?2. Kapan kejadiannya?3. Spesifikasi luka, termasuk tipe objek yang terkena, arah terkena, dan alat yang kemungkinan dapat menyebabkannya?4. Apakah pasien mengalami hilangnya kesadaran?5. Gejala apa yang sekarang diperlihatkan oleh pasien, termasuk nyeri, sensasi, perubahan penglihatan, dan maloklusi

Penilaian Awal & Diagnosis

Page 29: CSS Fraktur Maksilofasial

Evaluasi menyeluruh pada sistem:alergi, obat-obatan, imunisasi tetanus terdahulu, kondisi medis, dan pembedahan terdahulu

Jejas 1/3 atas wajah: sakit kepala, kaku di daerah nasal, hilangnya kesadaran, dan mati rasa di daerah kening.

Jejas 1/3 tengah wajah: perubahan ketajaman penglihatan, diplopia, perubahan oklusi, trismus, mati rasa di daerah paranasal dan infraorbital, dan obstruksi jalan nafas.

Jejas 1/3 bawah wajah: perubahan oklusi, nyeri pada rahang,  kaku di daerah telinga, dan trismus.

Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan jantung dan paru, fungsi neurologis, dan area lain yang berpotensi terkena trauma, termasuk dada, abdomen, dan area pelvis.

Pemeriksaan klinis pada wajah

Page 30: CSS Fraktur Maksilofasial

c. Pemeriksaan Radiologis

Mandibula: panoramic view, open-mouth Towne’s view, postero-anterior view, lateral oblique view.

Fraktur sepertiga tengah wajah: Water’s view, lateral skull view, posteroanterior skull view, dan submental vertex view

Computed Tomography (CT) scans dapat juga memberi informasi bila terjadi trauma yang dapat menyebabkan tidak memungkinkannya dilakukan teknik foto radiografis biasa.

Page 31: CSS Fraktur Maksilofasial

Hasil : penyembuhan tulang yang cepat, normalnya

kembali okular, sistem mastikasi, dan fungsi nasal, pemulihan fungsi bicara, dan kembalinya estetika wajah dan gigi.

Prinsip dasar perawatan fraktur maksilofasial : reduksi fraktur tertutup atau terbuka (mengembalikan

segmen-segmen tulang pada lokasi anatomi semula) fiksasi segmen-segmen tulang untuk meng-imobilisasi

segmen-segmen pada lokasi fraktur sebagai tambahan, sebelum tindakan, oklusi sebaiknya

sudah direstorasi dan infeksi pada area fraktur sebaiknya di cegah dan dihilangkan terlebih dahulu.

Tatalaksana

Page 32: CSS Fraktur Maksilofasial

TERIMA KASIH