View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
1/122
ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER PADA
PETERNAKAN BAPAK MAULID DI KELURAHAN
KARANG ANYAR KECAMATAN BUKIT BARU
KOTA PALEMBANG
SKRIPSI
RIZKI AMELIA
H 34080043
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
2/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
3/122
akan datang adalah sebesar Rp 1.214,00 per ekor ayam broiler , dengan asumsi
cateris paribus.
Nilai simpangan baku (standard deviation) yang dihasilkan oleh
Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar Rp 1.128,00 per ekor ayam broiler .
Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat risiko produksi yang dihadapi olehPeternakan Bapak Maulid pada setiap periode produksi di masa yang akan datang
adalah sebesar Rp 1.128,00 per ekor ayam broiler . Nilai koefisien variasi
(coefficient variation) yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar
0,93. Nilai koefisien variasi tersebut menunjukkan bahwa risiko produksi yang
dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid adalah sebesar 93 persen dari nilai return
yang diperoleh. Artinya, setiap Rp 1 dari return yang diperoleh Peternakan Bapak
Maulid, akan menghasilkan risiko sebesar Rp 0,93, dengan asumsi cateris
paribus.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode z-score,
sumber risiko produksi ayam broiler yang afkir memiliki tingkat probabilitas
tertinggi yaitu sebesar 45,2 persen, disusul oleh sumber risiko produksi kondisicuaca dengan tingkat probabilitas sebesar 42,9 persen, dan sumber risiko produksi
serangan penyakit dengan tingkat probabilitas sebesar 11,9 persen. Hasil
perhitungan dengan menggunakan metode analisis Value at Risk (VaR)
menunjukkan bahwa sumber risiko kondisi cuaca memberikan dampak kerugian
maksimal yang paling tinggi bagi Peternakan Bapak Maulid, yaitu sebesar
Rp 3.041.934,00, disusul oleh sumber risiko produksi serangan penyakit dengan
dampak kerugian maksimal sebesar Rp 3.041.934,00, dan sumber risiko ayam
broiler yang afkir dengan dampak kerugian maksimal sebesar Rp 1.245.319,00.
Alternatif manajemen risiko produksi yang dapat diterapkan oleh
Peternakan Bapak Maulid berdasarkan hasil analisis tingkat risiko produksi yaitu
dengan memeriksa kualitas air, mencampurkan probiotik pada air minum ayam
broiler , dan tidak membiarkan kotoran ayam broiler menumpuk terlalu lama.
Alternatif manajemen risiko produksi yang dapat diterapkan oleh Peternakan
Bapak Maulid berdasarkan hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi yaitu
dengan melakukan strategi preventif dan mitigasi. Strategi preventif yang
diusulkan antara lain membentuk kelompok yang beranggotakan para peternak
plasma untuk memperkuat posisi tawar, memasang beberapa unit kipas angin
(blower ), memasang satu unit thermometer ruangan, membuat saluran air, dan
memberikan larutan herbal pada pakan dan air minum. Strategi mitigasi yang
diusulkan antara lain memberikan larutan gula merah, meningkatkan dosis
pemberian vitamin C dengan tingkat suplementasi sebesar 250 ppm, menambah jumlah tempat air minum, melakukan perawatan secara intensif bagi ayam broiler
yang terserang penyakit, melakukan pengobatan herbal, dan mengelompokkan
ayam broiler afkir ke dalam kandang yang terpisah dari ayam broiler lain.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
4/122
ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER PADA
PETERNAKAN BAPAK MAULID DI KELURAHAN
KARANG ANYAR KECAMATAN BUKIT BARU
KOTA PALEMBANG
RIZKI AMELIA
H 34080043
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR2012
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
5/122
Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler pada Peternakan Bapak
Maulid di Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Bukit Baru
Kota Palembang
Nama : Rizki Amelia
NIM : H34080043
Menyetujui,
Pembimbing
Febriantina Dewi, SE, MM, M.Sc
NIP. 19690205 199603 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
6/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
7/122
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Rizki Amelia, dilahirkan di Kota
Palembang pada tanggal 6 April 1990. Saya adalah bungsu dari lima bersaudara,
dari pasangan Ayahanda Salmi dan Ibunda Lela Nirwana.
Saya menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 6 Kecamatan Talang
Kelapa pada tahun 2002 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada
tahun 2005 di SMP Negeri 1 Kecamatan Talang Kelapa. Pendidikan lanjutan
menengah atas diselesaikan pada tahun 2008 di SMA Plus Negeri 17 Kota
Palembang.
Saya diterima sebagai mahasiswi di Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Selama menjalani pendidikan di
IPB, saya juga aktif di berbagai kegiatan kepanitiaan dan organisasi Ikatan
Keluarga Mahasiswa Provinsi Sumatera Selatan (Ikamusi).
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
8/122
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin.
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
berkat rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler pada Peternakan Bapak Maulid di
Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko produksi yang dihadapi oleh
Peternakan Bapak Maulid. Risiko produksi tersebut mempengaruhi tingkat
pendapatan yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid pada setiap periode
produksi.
Saya sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena adanya
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, saya tetap mengharapkan agar
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juni 2012
Rizki Amelia
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
9/122
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, saya ingin menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada :
1. Febriantina Dewi, SE, MM, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, waktu, nasihat, dan kesabaran kepada saya
selama menyusun skripsi ini.
2.
Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan saran dan arahan untuk perbaikan terhadap isi skripsi ini.
3. Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribis selaku dosen penguji komisi
pendidikan yang telah memberikan saran dan arahan dalam penulisan format
dan isi skripsi ini.
4. Orang tuaku tercinta Ayahanda Salmi dan Ibunda Lela Nirwana atas segala
perhatian, kasih sayang, doa, nasehat, dan dukungannya selama ini, sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Saudara-saudaraku yang selalu kubanggakan, Satya Nugraha, Indra Rosehan,
Maulid Ibrahim Zakir, dan Muhammad Aidil, atas doa, dukungan, dan
perhatiannya.
6.
Keluarga besarku yang tiada henti selalu memberikan doa, perhatian, dan
dukunngan.
7. Keluarga besar Bapak Maulid Ibrahim Zakir, ST dan pihak peternakan atas
segala dukungan, waktu, tenaga, kesempatan, dan informasi yang telah
diberikan.
8. Pihak manajemen PT Sumber Unggas Cemerlang, atas dukungan dan
informasi yang telah diberikan.
9. Sahabat setiaku Rara June Azni, Santi Eka Wahyuni dan Lia Pratiwi, yang
selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat selama ini.
10. Sahabat kulinerku Liska Andrini Tatilu, Ni Putu Ayuning WPM, dan Fawzia
Defrida, atas segala perhatian, doa, dan dukungannya selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan Sumsel, Herawati dan Arini Prihatin, atas segala
bantuan, doa, dan semangat yang diberikan selama ini.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
10/122
12. Keluarga besar Bapak Kamir R Brata, atas perhatian, doa, dan dukungannya
selama ini.
13. Bapak Nursoma selaku Kepala Desa Kebonpedes, yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, dan arahan selama kegiatan Gladikarya berlangsung.
14. Keluarga besar Agribisnis 45, atas semangat, kebersamaan, doa, dan
dukungan selama ini.
15. Para staf Departemen Agribisnis, terimakasih atas pengabdiannya selama ini
dan tidak pernah lelah memberikan segala bentuk bantuan, serta seluruh pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.
Bogor, Juni 2012
Rizki Amelia
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
11/122
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv
I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 10
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 11II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12
2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler ........................................ 12
2.2. Faktor-faktor Produksi Budidaya Ayam Broiler ................ 13
2.3.1. Kandang .................................................................... 14
2.3.2. DOC ( Day Old Chick ) .............................................. 15
2.3.3. Pakan ........................................................................ 16
2.3.4. Obat-obatan, Vaksin, dan Vitamin ........................... 17
2.3.5. Tenaga Kerja ............................................................. 19
2.3. Pola Usaha Budidaya Ayam Broiler ................................... 20
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................... 21
III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................... 27 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 27
3.1.1. Konsep Risiko ........................................................... 27
3.1.2. Sikap dalam Menghadapi Risiko .............................. 29
3.1.3. Konsep Manajemen Risiko ....................................... 30
3.1.4. Ukuran Risiko ........................................................... 32
3.1.5. Analisis Pendapatan Usahaternak Ayam Broiler ..... 33
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................... 34
IV METODE PENELITIAN ........................................................ 36 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian ............................. 36
4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ................................. 36
4.3. Metode Analisis .................................................................. 37
4.3.1. Analisis Deskriptif .................................................... 38
4.3.2. Analisis Pendapatan .................................................. 39
4.3.3. Analisis Risiko .......................................................... 40
4.3.4. Penanganan Risiko ................................................... 46
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...................... 48 5.1. Keadaan Umum Peternakan Bapak Maulid ........................ 48
5.1.1. Sejarah Perusahaan ................................................... 48
5.1.2. Lokasi Perusahaan .................................................... 50
5.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ................................ 51
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
12/122
xii
5.2. Proses Produksi Ayam Broiler Peternakan Bapak Maulid . 53
5.2.1. Persiapan Kandang ................................................... 53
5.2.2. Budidaya Ayam Broiler ............................................ 55
5.2.3. Pemanenan ................................................................ 60
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 62 6.1. Analisis Risiko Produksi Usaha Peternakan Bapak Maulid 62
6.2. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Bapak Maulid ...... 67
6.2.1. Biaya Produksi .......................................................... 67
6.2.2. Penerimaan ............................................................... 70
6.2.3. Analisis Pendapatan R/C .......................................... 71
6.3. Analisis Risiko Produksi terhadap Pendapatan .................. 72
6.3.1. Hasil yang Diharapkan ( Expected Return) ............... 72
6.3.2. Ragam (Variance) ..................................................... 73
6.3.3. Simpangan Baku (Standard Deviation) .................... 74
6.3.4. Koefisien Variasi (Coefficient Variation) ................. 756.3.5. Analisis Tingkat Probabilitas Sumber-sumber
Risiko Produksi ......................................................... 76
6.3.6. Analisis Dampak Risiko Produksi ............................ 79
6.3.7. Pemetaan Risiko Produksi ........................................ 82
6.4. Alternatif Manajemen Risiko Peternakan Bapak Maulid ... 84
VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 89 7.1. Kesimpulan ......................................................................... 89
7.2. Saran ................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 92
LAMPIRAN ....................................................................................... 95
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
13/122
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.
Konsumsi per Kapita Jenis Daging di Indonesia
Tahun 2006 – 2010 ................................................................. 1
2. Produksi Daging Ayam Broiler di Indonesia
Tahun 2006 – 2011 ................................................................ 2
3. Laju Pertumbuhan Produksi Daging Ternak
Sumatera Selatan Tahun 2006 – 2010 .................................... 3
4. Produksi Daging Ternak Unggas di Kota Palembang
Tahun 2004 – 2010 ................................................................. 5
5. Perkembangan Performa Ayam Broiler Umur 35 Hari ......... 12
6.
Jenis Pakan Berdasarkan Kandungan Nutrisi ........................ 167. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................ 26
8. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Penelitian ............ 38
9. Waktu Produksi Ayam Broiler di Peternakan Bapak
Maulid Selama Periode Pengamatan ....................................... 62
10.
Sumber-sumber Risiko Produksi di Peternakan
Bapak Maulid ......................................................................... 63
11. Feed Convertion Ratio (FCR) Peternakan Bapak Maulid ..... 66
12.
Biaya Produksi Peternakan Bapak Maulid Selama PeriodePengamatan ............................................................................ 68
13. Kontribusi Penggunaan Total Biaya Produksi
Peternakan Bapak Maulid Selama Periode Pengamatan ........ 69
14. Penerimaan Budidaya Ayam Broiler di Peternakan Bapak
Maulid Selama Periode Pengamatan ...................................... 70
15.
Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)
Peternakan Bapak Maulid Selama Periode Pengamatan ........ 72
16. Expected Return Peternakan Bapak Maulid Selama
Periode Pengamatan ............................................................... 7317. Nilai Ragam Peternakan Bapak Maulid ................................. 74
18. Hasil Analisis Probabilitas Sumber-sumber Risiko Produksi
Peternakan Bapak Maulid Selama Periode Pengamatan ........ 76
19. Hasil Analisis Perhitungan Dampak Sumber Risiko
Produksi Peternakan Bapak Maulid ........................................ 81
20. Status Risiko dari Sumber Risiko Produksi
Peternakan Bapak Maulid Selama Periode Pengamatan ........ 84
21.
Manajemen Sumber-sumber Risiko Produksi
Ayam Broiler Peternakan Bapak Maulid ............................... 88
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
14/122
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.
Grafik Fluktuasi Tingkat Mortalitas Ayam Broiler
Peternakan Bapak Maulid ...................................................... 8
2. Grafik Penyimpangan Hasil Produksi Ayam Broiler
Peternakan Bapak Maulid ...................................................... 8
3. Tiga Perbedaan Sikap Pengambilan Keputusan
Investor ................................................................................... 29
4. Proses Pengelolaan Risiko ..................................................... 31
5. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ............................... 35
6. Peta Risiko .............................................................................. 46
7.
Strategi Preventif dan Mitigasi Risiko ................................... 47
8.
Struktur Organisasi Peternakan Bapak Maulid ...................... 51
9.
Peta Sumber-sumber Risiko Produksi
Peternakan Bapak Maulid ...................................................... 83
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
15/122
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1.
Produksi Daging Ayam Broiler Menurut Provinsi
di Indonesia Tahun 2006 – 2011 (Ton) .................................. 96
2. Penyimpangan Hasil Produksi Ayam Broiler Aktual
Peternakan Bapak Maulid dengan Hasil yang Diharapakan .. 97
3. Curah Hujan, Suhu Udara, Kecepatan Angin, dan
Kelembaban Udara di Kota Palembang Tahun 2011 ............. 98
4. Standar Rata-rata Bobot Tubuh, Tingkat Mortalitas dan
FCR PT SUC Tahun 2010 – 2011 (Umur 31 – 38 Hari) ........ 99
5. Harga Garansi Ayam Broiler Hidup PT SUC
Tahun 2010 – 2011 .................................................................. 100
6.
Perhitungan Analisis Probabilitas Ayam Broiler Afkir
Selama Periode Pengamatan ................................................. 101
7. Perhitungan Analisis Probabilitas Sumber Risiko Serangan
Penyakit Selama Periode Pengamatan .................................. 102
8. Perhitungan Analisis Probabilitas Sumber Risiko Kondisi
Cuaca Selama Periode Pengamatan ....................................... 103
9. Perhitungan Analisis Dampak Sumber Risiko Ayam
Broiler Afkir Selama Periode Pengamatan ............................ 104
10.
Perhitungan Analisis Dampak Sumber Risiko PenyakitSelama Periode Pengamatan .................................................. 105
11. Perhitungan Analisis Dampak Sumber Cuaca Selama
Periode Pengamatan ............................................................... 106
12.
Analisis Usahatani Ayam Broiler pada Peternakan
Bapak Maulid Tahun 2011 ..................................................... 107
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
16/122
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Subsektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian
yang berpotensi dikembangkan di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik
menyebutkan bahwa pada tahun 2011, subsektor peternakan telah mampu
memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar
harga yang berlaku sebesar Rp 129,57 triliun atau sekitar 1,74 persen dari total
PDB Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor peternakan tidak kalah
dengan sektor-sektor lainnya, baik sektor migas maupun non migas, yakni mampu
berperan dalam membangun perekonomian di Indonesia seperti melalui
penyerapan jumlah tenaga kerja dan menambah devisa negara.
Ayam broiler merupakan salah satu jenis komoditi dari subsektor
peternakan yang mampu diandalkan dalam mempercepat pembangunan
perekonomian nasional. Jenis unggas ini memerlukan waktu budidaya yang relatif
lebih singkat dibandingkan dengan jenis ternak lain. Ayam broiler sudah dapat
dipanen dalam usia rata-rata 35 hari, sehingga dapat mempercepat pengembalian
modal yang telah ditanamkan oleh para investor.
Tabel 1. Konsumsi per Kapita Jenis Daging di Indonesia Tahun 2006 – 2010
No. Jenis Daging Jumlah Konsumsi per Tahun (Kg/Kapita)
2006 2007 2008 2009 2010
1. Sapi 1,11 1.02 1,17 1,29 1,41
2. Kerbau 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08
3. Kambing 0,15 0,15 0,15 0,17 0,15
4. Domba 0,18 0,13 0,11 0,12 0,10
5. Babi 0,51 0,58 0,54 0,50 0,52
6. Ayam Buras 0,77 0,65 0,60 0,54 0,57
7. Ayam Broiler 2,08 2,26 2,39 2,52 2,68
8. Itik 0,06 0,11 0,07 0,06 0,06
Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011)
Daging ayam broiler merupakan jenis daging yang paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Data yang disajikan pada Tabel 1
menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam broiler per kapita di Indonesia
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
17/122
2
mengalami pertumbuhan yang positif setiap tahunnya, dibandingkan jenis-jenis
daging lain. Berdasarkan Tabel 1, rata-rata pertumbuhan konsumsi daging ayam
broiler adalah sebesar 5,23 persen per tahun. Peningkatan konsumsi tersebut
diduga karena adanya pertambahan jumlah penduduk, peningkatan income per
kapita, harga daging ayam broiler yang lebih terjangkau dibandingkan jenis
daging lain, dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap
pemenuhan kebutuhan protein hewani. Pada tahun 2007, konsumsi daging ayam
broiler per kapita di Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi, yaitu
sebesar 8,65 persen. Pertumbuhan konsumsi tersebut diduga akibat terjadinya
peningkatan pendapatan nasional Indonesia per kapita atas dasar harga berlaku
yakni sebesar 14,41 persen pada tahun 2007, sesuai dengan data yang disajikan
oleh Badan Pusat Statistik (2010).
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lebih memilih jenis daging
ayam broiler dibandingkan jenis-jenis daging lainnya dan waktu budidaya ayam
broiler yang relatif singkat, menjadikan ayam broiler sebagai komoditi unggulan
bagi para peternak di Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang
lebih tinggi terhadap daging ayam broiler , menuntut supply daging ayam broiler
dalam jumlah yang lebih banyak di pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa ayam
broiler memiliki prospek bisnis yang cukup baik diantara komoditas peternakan
lainnya.
Tabel 2. Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2006 – 2011
Tahun Produksi (Ton) Pertumbuhan Produksi (%)
2006 861.262,76 -
2007 942.785,67 9,46
2008 1.018.735,94 8,05
2009 1.101.765,50 8,15
2010 1.241.251,00 12,66
2011*) 1.297.447,00 4,52
Keterangan *) : Angka SementaraSumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Perkembangan subsektor peternakan ayam broiler di Indonesia salah
satunya dapat dilihat berdasarkan jumlah produksi ayam broiler dari tahun ke
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
18/122
3
tahun. Berdasarkan Tabel 2, rata-rata pertumbuhan produksi ayam broiler di
Indonesia adalah sebesar 7,14 persen per tahun. Pertumbuhan produksi terbesar
ayam broiler di Indonesia dicapai pada tahun 2010, yakni sebesar 12,66 persen.
Hal ini diduga dikarenakan semakin banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modalnya pada uahaternak ayam broiler , semakin banyak peternak
ayam broiler yang meningkatkan skala usahanya, dan semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada semakin efisiennya
teknik budidaya ayam broiler .
Data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
menyatakan bahwa pada tahun 2010, Provinsi Sumatera Selatan merupakan
provinsi penghasil daging ayam broiler terbesar ketiga di Pulau Sumatera, setelah
Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi
Sumatera Selatan memiliki potensi dalam pengembangan usahaternak ayam
broiler . Komoditi ayam broiler adalah jenis komoditi yang memiliki jumlah
produksi tertinggi di antara jenis komoditas peternakan lain di Provinsi Sumatera
Selatan.
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Produksi Daging Ternak Sumatera Selatan Tahun
2006 – 2010
No. Jenis Daging
Ternak
Laju Pertumbuhan Produksi per Tahun (%)
2006 2007 2008 2009 2010
1. Sapi Potong 0,33 1,75 8,36 29,61 1,76
2. Kambing 32,20 1,64 10,35 18,57 2,35
3. Domba 3,86 -71,77 51,53 -51,45 35,42
4. Kerbau -17,77 1,74 -16,80 -32,60 0,11
5. Babi 0,32 1,75 -6,32 -7,29 7,016. Ayam Broiler 15,56 56,48 4,76 -0,31 21,83
7. Ayam Buras -28,61 -30,79 -27,03 18,19 13,70
8. Ayam Ras Petelur 19,43 -54,59 48,81 59,05 5,28
9. Itik 5,88 5,04 2,21 17,07 -27,08
Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011)
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah produksi daging ayam
broiler di Provinsi Sumatera Selatan cenderung mengalami peningkatan dari
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
19/122
4
tahun ke tahun, yaitu dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 16,39 persen per
tahun. Laju pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan laju
pertumbuhan produksi jenis daging ternak lain di Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan data tersebut, laju pertumbuhan produksi beberapa jenis daging
ternak cenderung mengalami penurunan pada tahun 2007. Namun, pertumbuhan
tertinggi produksi ayam broiler justru terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 56,48
persen. Hal ini diduga pada tahun 2007 sebagian besar peternak beralih untuk
membudidayakan ayam broiler akibat pola kemitraan inti plasma yang semakin
berkembang di Provinsi Sumatera Selatan.
Jumlah produksi daging ayam broiler di Provinsi Sumatera Selatan
cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa komoditi ayam broiler mampu memberikan kontribusi bagi subsektor
peternakan, khususnya bagi pembangunan perekonomian daerah. Perkembangan
usahaternak ayam broiler di Provinsi Sumatera Selatan didukung oleh
ketersediaan lahan yang masih cukup luas, kondisi alam yang cukup mendukung,
serta ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai.
Kota Palembang yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan
pun ternyata masih memiliki potensi pengembangan budidaya ayam broiler .
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan, pada tahun
2009 Kota Palembang menempati urutan ketiga terbesar penghasil daging ayam
broiler di Provinsi Sumatera Selatan, setelah Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Banyuasin. Namun pada tahun 2010 lalu, sempat mengalami
penurunan sehingga Kota Palembang menempati urutan keempat sebagai
penghasil daging ayam broiler terbesar setelah Kabupaten Banyuasin, Muara
Enim, dan Ogan Komering Ilir.Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4, produksi daging ayam broiler
di Kota Palembang mengalami penurunan pada tahun 2007 dan tahun 2010.
Penurunan produksi tersebut diduga akibat terjadinya serangan virus flu burung
yang sempat mewabah di Kota Palembang pada tahun 2007. Penurunan produksi
yang terjadi pada tahun 2010 diduga akibat terjadinya musim kemarau panjang
yang sempat melanda Kota Palembang. Namun jika dilihat dari besarnya
kontribusi yang dihasilkan, komoditi ayam broiler memberikan kontribusi rata-
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
20/122
5
rata terbesar terhadap jumlah produksi ternak unggas di Kota Palembang yaitu
sebesar 72,35 persen per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa usahaternak ayam
broiler meskipun memiliki potensi untuk dikembangkan, namun masih
menimbulkan risiko sehingga dapat mempengaruhi hasil produksi.
Tabel 4. Produksi Daging Ternak Unggas di Kota Palembang Tahun 2006 - 2010
No. Jenis Unggas Jumlah Produksi (Ton) Kontribusi
Rata-rata
(%)2006 2007 2008 2009 2010
1. Ayam Buras 934 1.143 1.183 1.236 1.250 22,89
2. Ayam Petelur 182 194 201 210 215 3,99
3. Ayam Broiler 3.870 3.406 3.525 3.684 3.672 72,354. Itik 27 38 40 42 43 0,75
Jumlah 5.013 4.781 4.949 5.172 5.180 100
Sumber : Dinas Peternakan Kota Palembang (2011)
Menurut Djohanputro (2008), adanya risiko diindikasikan oleh terjadinya
fluktuasi tingkat produktivitas yang diperoleh dari setiap periode waktu tertentu.
Fluktuasi tersebut dapat mempengaruhi tingkat pendapatan sehingga
menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap tingkat pendapatan yangdiharapkan (expected return) dengan tingkat pendapatan aktual yang diperoleh
peternak. Menurut Kasidi (2010), risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari berbagai aktivitas kehidupan, termasuk aktivitas suatu usaha. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terkadang justru semakin
berpotensi menimbulkan risiko yang lebih kompleks. Hal ini menuntut setiap
pelaku usaha harus memiliki kemampuan mengelola setiap risiko yang dihadapi
dengan baik untuk mencegah terganggunya keberlangsungan aktivitas usaha yang
dapat menimbulkan kerugian.
Peternakan Bapak Maulid adalah sebuah peternakan plasma yang menjalin
hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan inti yaitu PT Sumber Unggas
Cemerlang (PT SUC). Peternakan yang terletak di Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan tersebut,
membudidayakan ayam broiler sebanyak 6.000 ekor. Namun meskipun telah
menjalin hubungan kemitraan inti plasma dengan PT SUC, Peternakan Bapak
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
21/122
6
Maulid masih menghadapi risiko yang ditandai dengan berfluktuasinya tingkat
produktivitas dan tingkat pendapatan yang diperoleh pada setiap periode produksi.
Adanya risiko yang dihadapi pada setiap periode produksi ayam broiler
harus disertai dengan kemampuan peternak dalam mengelola risiko dengan baik,
agar tidak meimbulkan kerugian. Risiko yang dihadapi oleh Peternakan Bapak
Maulid perlu dianalisis untuk menekan tingkat probabilitas (peluang) terjadinya
risiko maupun dampak yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Melalui hasil
analisis ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Peternakan Bapak
Maulid dalam menangani risiko yang dihadapinya, sehingga mampu memperoleh
tingkat pendapatan yang optimal.
1.2. Perumusan Masalah
Sejak awal menjalankan usahanya, Peternakan Bapak Maulid sudah
menjalani hubungan kemitraan pola inti-plasma dengan PT Sumber Unggas
Cemerlang (PT SUC). Hubungan kerjasama ini dilakukan untuk memberikan
kemudahan bagi Peternakan Bapak Maulid dalam memperoleh sarana produksi
ternak, adanya bimbingan teknis budidaya, dan adanya kepastian pemasaran hasil
produksi. Selain itu, alasan Bapak Maulid menerapkan sistem kemitraan ini
adalah sebagai cara untuk meminimalisasi risiko-risiko yang dihadapi oleh
Peternakan Bapak Maulid dalam menjalankan aktivitas budidaya ayam broiler
yang dapat menyebabkan kerugian, seperti risiko harga input, risiko harga output,
dan risiko produksi akibat adanya serangan wabah penyakit. Peternakan Bapak
Maulid mengawali budidaya ayam broiler dengan kapasitas sebanyak 5.000 ekor.
Namun pada periode produksi selanjutnya, total kapasitas budidaya ayam broiler
di Peternakan Bapak Maulid adalah sebanyak 6.000 ekor. Dalam hal ini,
Peternakan Bapak Maulid berperan sebagai pihak plasma sedangkan PT SUC
berperan sebagai pihak inti.
PT SUC sebagai pihak inti, berperan dalam menyediakan DOC ( Day Old
Chick ), pakan, vaksin, vitamin, obat-obatan, memberikan pengawasan budidaya
ayam broiler , dan menetapkan harga garansi (harga kontrak) dengan pihak
plasma. Harga garansi yang ditetapkan tersebut memberikan jaminan bagi
Peternakan Bapak Maulid dalam menghadapi risiko fluktuasi harga input produksi
dan harga jual ayam broiler di pasar. Peternakan Bapak Maulid sebagai pihak
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
22/122
7
plasma, berperan dalam menyiapkan lahan, kandang, perlengkapan dan peralatan
budidaya, serta tenaga kerja.
Peternakan Bapak Maulid masih menghadapi risiko produksi meskipun
telah menjalin kemitraan inti-plasma dengan PT SUC. Risiko produksi merupakan
risiko yang dapat mengganggu aktivitas produksi usahaternak ayam broiler
sehingga dapat menimbulkan kerugian berupa penurunan hasil produksi
Peternakan Bapak Maulid. Sumber-sumber risiko produksi yang seringkali
dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler antara lain adalah kualitas DOC,
wabah penyakit, dan kondisi cuaca.
Kualitas DOC sangat mempengaruhi pertumbuhan dan daya tahan tubuh
ayam broiler . Kualitas DOC yang rendah ditandai dengan pertambahan bobot
tubuh yang lebih lambat. Selama menjalani proses budidaya, DOC yang
berkualitas rendah cenderung membutuhkan pakan dalam jumlah yang lebih
banyak. Namun, hal ini tidak mempengaruhi pertumbuhan maupun pertambahan
bobot ayam broiler , sehingga total biaya produksi yang dikeluarkan menjadi lebih
tinggi. Selain itu, DOC dengan kualitas rendah akan lebih mudah terserang
penyakit karena daya tahan tubuh yang lebih lemah.
Wabah penyakit seringkali melanda usahaternak ayam broiler dan
berpengaruh langsung sebagai pemicu terjadinya risiko produksi. Serangan
penyakit sulit terdeteksi, dapat terjadi secara tiba-tiba, dan dapat menyebabkan
tingginya tingkat mortalitas. Jenis penyakit yang menyerang ayam broiler pada
usaha Peternakan Bapak Maulid yaitu penyakit Gumboro dan penyakit
Kolibasilosis. Penyakit Gumboro disebabkan oleh virus Gumboro yang
menyerang sistem kekebalan tubuh ayam broiler dan ditandai dengan kotoran
ayam broiler yang encer, berlendir, dan berwarna putih (Santoso dan Sudaryani,2009). Penyakit Kolibasilosis yang menyerang ayam broiler di Peternakan Bapak
Maulid merupakan infeksi lanjutan akibat mengalami stress karena terjadinya
perubahan kondisi cuaca yang ekstrim.
Perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi ayam
broiler . Pada musim kemarau, dapat meningkatkan suhu di dalam tubuh ayam
broiler sehingga dapat meningkatkan penguapan. Pada musim penghujan, dapat
menyebabkan kelembaban yang tinggi di dalam kandang, sehingga mampu
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
23/122
8
meningkatkan perkembangbiakan bibit penyakit. Selain itu, terjadinya perubahan
cuaca yang ekstrim seringkali dapat menyebabkan ayam broiler menjadi stress,
sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuh.
Gambar 1. Grafik Fluktuasi Tingkat Mortalitas Ayam Broiler Peternakan
Bapak Maulid
Tingkat produktivitas ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid
cenderung mengalami kenaikan dan berfluktuasi pada setiap periode produksi,
yang dicerminkan dengan berfluktusinya tingkat mortalitas ayam broiler .
Berdasarkan Gambar 1, tingkat mortalitas ayam broiler terendah di Peternakan
Bapak Maulid terjadi pada periode produksi II yaitu sebesar 0,37 persen,
sedangkan tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada periode produksi VII, yaitu
mencapai 7,50 persen. Tingkat mortalitas ayam broiler yang tinggi pada periode
produksi VII menyebabkan Peternakan Bapak Maulid mengalami kerugian.
Gambar 2. Grafik Penyimpangan Hasil Produksi Ayam Broiler Peternakan
Bapak Maulid
0
1
2
3
4
5
6
7
8
I II III IV V VI VII
T i n g k a t M o r t a l i t a s ( % )
Periode Produksi
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
I II III IV V VI VII
T o t a l P r o d u k s
i ( K g )
Periode Produksi
Standar Produksi (Kg)
Total Produksi Aktual (Kg)
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
24/122
9
Berdasarkan Gambar 2, total produksi ayam broiler di Peternakan Bapak
Maulid cenderung mengalami penurunan setiap periode produksi. Selain itu, telah
terjadi penyimpangan antara hasil produksi aktual Peternakan Bapak Maulid
dengan standar produksi PT SUC. Penyimpangan tersebut terjadi pada periode
produksi III, V, VI, dan VII.
Pada periode produksi III dan V, umur rata-rata panen ayam broiler di
Peternakan Bapak Maulid adalah 35 hari (Lampiran 2). Pada umur tersebut, bobot
rata-rata minimal ayam broiler yang seharusnya dihasilkan berdasarkan standar
dari PT SUC adalah sebesar 1,75 kilogram per ekor. Namun, pada periode
produksi tersebut masing-masing bobot rata-rata aktual yang dihasilkan adalah
sebesar 1,61 kilogram per ekor dan 1,70 kilogram per ekor. Pada periode produksi
VI dan VII, umur rata-rata panen ayam broiler di Peternakan Bapak Maulid
adalah 34 hari (Lampiran 2). Bobot rata-rata ayam broiler yang dihasilkan pada
periode produksi VI berada pada standar PT SUC. Namun pada periode produksi
tersebut, tingkat mortalitas ayam broiler cukup tinggi yaitu mencapai 3,58 persen.
Hal ini menyebabkan hasil produksi aktual Peternakan Bapak Maulid pada
periode produksi VI masih berada di bawah hasil produksi yang diharapkan. Pada
periode produksi VII, bobot rata-rata minimal ayam broiler yang seharusnya
dihasilkan berdasarkan standar dari PT SUC adalah sebesar 1,68 kilogram per
ekor. Namun, bobot rata-rata aktual yang dihasilkan pada periode produksi
tersebut adalah sebesar 1,46 kilogram per ekor.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, terlihat adanya bentuk
penyimpangan antara hasil yang diharapkan oleh Peternakan Bapak Maulid
dengan hasil aktual yang telah dicapai. Bentuk penyimpangan tersebut
mengindikasikan adanya risiko yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid danharus dikelola, sehingga dapat mencapai tujuannya untuk memperoleh total hasil
maupun tingkat pendapatan yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, beberapa
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain :
1. Apa saja sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan
Bapak Maulid ?
2. Bagaimana tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak
Maulid ?
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
25/122
10
3. Bagaimana tingkat probabilitas dan dampak dari sumber-sumber risiko
produksi yang dihadapi Peternakan Bapak Maulid ?
4.
Bagaimana alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh
Peternakan Bapak Maulid untuk menangani risiko produksi yang dihadapi ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan penelitian yang
telah dikemukanan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber risiko produksi yang
dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid.
2. Menganalisis tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak
Maulid.
3. Menganalisis tingkat probabilitas dan dampak sumber-sumber risiko produksi
yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid.
4. Menganalisis alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan Peternakan
Bapak Maulid untuk menangani risiko produksi yang dihadapi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk membantu
Peternakan Bapak Maulid dalam melakukan analisis terhadap risiko produksi
yang dihadapinya, sehingga dapat membantu dalam proses pembuatan
maupun pengambilan keputusan.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para peternak ayam broiler yang
akan memulai maupun mengembangkan usahanya, dalam menganalisis dan
menangani risiko produksi guna mengoptimalkan tingkat pendapatan.3. Sebagai bahan rujukan bagi masyarakat peneliti untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya yang sejenis dan mengembangkan kembali teori-teori
yang terkait dengan risiko.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman penulis dalam
menganalisis risiko, khususnya pada usahaternak ayam broiler yang
menerapkan kerjasama kemitraan inti-plasma.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
26/122
11
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan milik Bapak Maulid, yang
melakukan usahaternak ayam broiler dengan menerapkan hubungan kemitraan
inti-plasma. Petenakan Bapak Maulid berlokasi di Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang. Penelitian ini dibatasi pada analisis
risiko yang meliputi analisis hasil yang diharapkan (expected return), analisis
varian (variance), analisis simpangan baku ( standard deviation), analisis koefisien
variasi (coefficient variation), analisis metode nilai standar ( z-score), dan analisis
metode Value at Risk (VaR).
Analisis hasil yang diharapkan (expected return), analisis varian
(variance), analisis simpangan baku ( standard deviation), dan analisis koefisien
variasi (coefficient variation), digunakan uuntuk mengetahui besarnya tingkat
risiko produksi berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh Peternakan Bapak
Maulid. Analisis metode nilai standar ( z-score) digunakan untuk mengetahui
besarnya tingkat probabilitas (peluang) kejadian sumber-sumber risiko produksi di
Peternakan Bapak Maulid. Analisis metode Value at Risk (VaR) digunakan untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat adanya sumber-sumber risiko
produksi di Peternakan Bapak Maulid pada tingkat kepercayaan tertentu. Hasilanalisis tingkat probabilitas sumber-sumber risiko produksi dan analisis metode
Value at Risk (VaR) dapat dipetakan ke dalam peta risiko sehingga dapat
ditemukan alternatif manajemen risiko produksi yang dapat diterapkan oleh
Peternakan Bapak Maulid.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh
langsung dari Peternakan Bapak Maulid, berupa data hasil produksi ayam broiler
selama tujuh periode produksi yaitu pada 7 Januari 2011 – 26 November 2011.
Data sekunder tersebut merupakan data pada saat Peternakan Bapak Maulid
menjalin kerjasama kemitraan inti-plasma dengan pihak PT Sumber Unggas
Cemerlang (PT SUC), karena pada saat ini Peternakan Bapak Maulid sudah
menjalin kerjasama dengan perusahaan inti lain yaitu PT Sumber Intan Grup (PT
SIG). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data primer yang diperoleh dari
hasil observasi dan wawancara dan dianalisis secara deskriptif untuk menganalisis
risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
27/122
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler
Usaha peternakan ayam broiler telah banyak berkembang di Indonesia.
Hal ini ditandai dengan kecenderungan peningkatan jumlah produksi daging ayam
broiler di berbagai daerah di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2011
(Lampiran 1). Menurut Rasyaf (2010), galur murni ayam broiler sudah ada sejak
tahun 1960. Namun, di Indonesia ayam broiler baru populer secara komersial
pada tahun 1980. Perkembangan usahaternak ayam broiler didukung oleh
semakin meningkatnya jumlah penduduk dan total pendapatan per kapita. Selain
itu, harga daging ayam broiler pun cukup terjangkau bagi masyarakat sehingga
lebih banyak dikonsumsi dibandingkan jenis daging hewan lainnya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menjadikan waktu pemeliharaan yang dibutuhkan dalam membudidayakan ayam
broiler semakin singkat, yakni rata-rata pada umur 35 hari, ayam broiler sudah
dapat dipanen. Hal ini mengakibatkan semakin banyak investor (peternak) yang
berminat untuk membudidayakan ayam broiler . Waktu pemeliharaan ayam
broiler yang cukup singkat, mengimplikasikan jumlah modal yang telah
ditanamkan akan cepat kembali. Selain itu, peternak pun masih dapat memperoleh
penerimaan tambahan dari produk sampingan ayam broiler , yaitu kotoran ayam
yang dapat dijual untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kandang.
Tabel 5. Perkembangan Performa Ayam Broiler Umur 35 Hari
No. Tahun Bobot (Kg) FCR
1. < 1980 1,0 – 1,2 1,9 – 2,0
2. 1980 1,2 – 1,4 1,8 – 1,9
3. 1990 – 2000 1,4 – 1,6 1,7 – 1,8
4. >2000 >1,6
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
28/122
13
( Feed Convertion Ratio) yang dihasilkan dari tahun ke tahun pun semakin kecil.
Hal ini mengindikasikan bahwa usahaternak ayam broiler di Indonesia semakin
efisien, yaitu untuk menghasilkan bobot rata-rata ayam broiler yang cukup besar
membutuhkan penggunaan pakan yang lebih sedikit.
Sistem agribisnis ayam broiler di Indonesia melipuuti subsistem hulu,
subsistem onfarm, subsistem hilir, dan subsistem penunjang. Sistem agribisnis
tersebut saling terintegrasi satu sama lain secara ke depan ( forward ) maupun ke
belakang (backward ), dan ke atas (upstream) maupun ke bawah (downstream).
Serangkaian sistem agribisnis ayam broiler tersebut dilakukan untuk memberikan
dan atau menciptakan nilai tambah.
Subsistem agribisnis hulu ayam broiler meliputi seluruh aktivitas
pengadaan sarana produksi ternak yang terdiri dari, lahan, kandang, DOC ( Day
Old Chick ), pakan, peralatan, mesin, obat-obatan, vitamin, vaksin, bahan bakar,
dan tenaga kerja. Subsistem agribisnis onfarm meliputi keseluruhan aktivitas yang
berkaitan langsung dengan proses budidaya ataupun produksi ayam broiler dan
menggunakan sarana produksi ternak dari subsistem agribisnis hulu. Aktivitas
yang berkaitan langsung dengan proses budidaya ayam broiler meliputi aktivitas
pemanasan dan pembesaran. Subsistem agribisnis hilir ayam broiler meliputi
aktivitas-aktivitas distribusi dan pengolahan produk yang dihasilkan oleh
subsistem onfarm. Pada subsistem agribisnis hilir, aktivitas diawali dengan proses
pemanenan, pemasaran, dan pengolahan ayam broiler . Subsistem penunjang
merupakan subsistem yang mendukung dan berperan langsung terhadap seluruh
kegiatan yang ada pada subsistem hulu, subsistem onfarm, dan subsistem hilir.
Subsistem penunjang terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh lembaga-
lembaga penunjang seperti, lembaga keuangan, hukum, informasi dankomunikasi, transportasi, pendidikan, dan penelitian
2.2. Faktor-faktor Produksi Budidaya Ayam Broiler
Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), faktor-faktor produksi yang perlu
diperhatikan dalam pembudidayaan ayam broiler antara lain, kandang, DOC,
pakan, vaksin, dan tenaga kerja.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
29/122
14
2.2.1. Kandang
Kandang merupakan faktor produksi pertama yang harus diperhatikan oleh
peternak. Menurut Jayanata dan Harianto (2011), jenis kandang ayam broiler
berdasarkan konstruksi dindingnya dibedakan menjadi kandang terbuka dan
kandang tertutup. Namun, Jayanata dan Harianto (2011) menambahkan bahwa
penggunaan jenis kandang terbuka lebih banyak dipilih oleh peternak. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh peternak dalam proses penyediaan kandang
antara lain :
1. Lokasi Kandang
Lokasi kandang yang baik adalah terletak jauh dari pemukiman penduduk
dan peternakan lain. Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), jarak antara kandang
dengan pemukiman penduduk adalah minimal 500 meter, sedangkan jarak dengan
peternakan lain minimal 1.000 meter. Lokasi kandang yang jauh dari pemukiman
penduduk dimaksudkan agar aktivitas penduduk tidak mengganggu
keberlangsungan budidaya ayam broiler ataupun sebaliknya, budidaya ayam
broiler tidak menimbulkan efek eksternalitas negatif kepada penduduk. Di
samping itu, lokasi kandang yang jauh dari peternakan lain, merupakan salah satu
upaya antisipasi penyebaran penyakit yang didatangkan dari peternakan lain.Menurut Setiawan (2010), lokasi yang berada di sekitar hutan atau yang dipenuhi
oleh banyak pohon, sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat peternakan
unggas, khususnya ayam broiler . Ketersediaan air, saluran listrik, dan kondisi
infrastruktur juga harus diperhatikan oleh peternak dalam memilih lokasi
pendirian kandang, guna mendukung kelancaran budidaya ayam broiler .
2. Kapasitas Kandang
Ukuran kandang sangat mempengaruhi kapasitas pemeliharaan ayam
broiler . Menurut Rasyaf (2010), kapasitas pemeliharaan ayam broiler dapat
disesuaikan dengan lokasi peternakan. Kapasitas pemeliharaan yang disarankan
bagi peternakan ayam broiler yang berada di dataran rendah adalah sebanyak 8 –
9 ekor per meter persegi. Kapasitas pemeliharaan yang disarankan bagi
peternakan ayam broiler yang berada di dataran tinggi adalah sebanyak 11 – 12
ekor per meter persegi. Oleh karena itu, para peternak ayam broiler sebaiknya
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
30/122
15
menyesuaikan lokasi peternakan, jumlah ayam broiler yang akan dipelihara, dan
luas kandang yang dimiliki.
3.
Ventilasi Kandang
Menurut Rasyaf (2010), semakin tinggi suhu di dalam kandang, umur, dan
bobot ayam broiler , maka semakin banyak jumlah udara segar yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, pengaturan ventilasi sangat dibutuhkan untuk mengatur sirkulasi
udara di dalam kandang. Rasyaf (2010) menyatakan pengaturan sirkulasi udara
dapat dilakukan melalui ventilasi buatan berupa kipas angin. Kipas angin tersebut
berfungsi mengeluarkan udara kotor dan beracun ke luar kandang, dan
menghembuskan udara bersih dan segar masuk ke dalam kandang.
4.
Peralatan Kandang
Peralatan kandang menurut Santoso dan Sudaryani (2009) antara lain
meliputi, instalasi listrik, instalasi air minum, tempat pakan, alas kandang,
pemanas ruangan, tirai kandang, dan pelindung indukan (brooder guard ). Jenis
pemanas yang seringkali digunakan oleh peternak ayam broiler yaitu pemanas
listrik, pemanas gas, pemanas batu bara, dan pemanas minyak tanah.
5. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan, obat-obatan, dan
peralatan serta perlengkapan kandang lainnya. Oleh karena itu, gudang sebaiknya
berada dekat dengan kandang untuk memudahkan akses dalam pengangkutan
input-nput yang diperlukan. Jarak antara gudang dengan kandang menurut
Santoso dan Sudaryani (2009) adalah sekitar 10 meter.
2.2.2. DOC (Day Old Chick )
DOC adalah bibit ayam atau anak ayam yang baru berusia satu hari.
Kualitas DOC sangat menentukan kelangsungan dan hasil produksi usahaternak
ayam broiler . Menurut Jayanata dan Harianto (2011), DOC yang berkualitas baik
memiliki ciri-ciri berasal dari indukan yang berkualitas, DOC sehat, bebas dari
penyakit, aktif bergerak, lincah, tidak terlihat lesu, tubuh gemuk dan berbentuk
bulat, berbulu bersih dan mengkilat, mata terlihat tajam dan cerah, lubang anus
bersih dan tidak terdapat kotoran, tidak terdapat bekas luka dan tidak cacat, serta
bobot tubuh minimal 37 gram atau rata-rata sebesar 40 gram.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
31/122
16
Dalam pemeliharaannya, DOC sangat membutuhkan keadaan yang steril,
sehingga kebersihan kandang harus terjaga saat penerimaan DOC. Selain itu
menurut Jayanata dan Harianto (2011), DOC juga membutuhkan suhu yang lebih
hangat dibandingkan ayam broiler yang telah menginjak usia dewasa. Oleh karena
itu sebelum penerimaan DOC, hendaknya pemanas ruangan telah dinyalakan
terlebih dahulu.
Menurut Solihin (2009), harga DOC cenderung sering mengalami
kenaikan dan berfluktuasi akibat ketersediaan DOC yang tidak terkontrol serta
masih minimnya regulasi yang mengatur keseimbangan antara penawaran dan
permintaan DOC. Ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran
DOC yang tersedia dapat mempengaruhi tingkat harga DOC.
2.2.3. Pakan
Keberhasilan usahaternak ayam broiler menurut Jayanata dan Harianto
(2011), ditentukan oleh kualitas pakan yang diberikan, disamping sifat genetik
yang dimiliki ayam broiler dan manajemen yang diterapkan oleh peternakan. Sifat
khas ayam broiler yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat harus didukung
oleh pemberian jenis pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. Jenis
pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan umur ayam broiler . Hal ini
dikarenakan setiap jenis pakan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, sesuai
dengan jumlah nutrisi yang diperlukan pada setiap fase pertumbuhan ayam
broiler . Adapun Santoso dan Sudaryani (2009) telah menggolongkan tiga jenis
pakan berdasarkan kandungan nutrisinya.
Tabel 6. Jenis Pakan Berdasarkan Kandungan Nutrisi
No. Jenis Pakan Umur
Ayam Broiler
(Hari)
Protein (%) Energi
Metabolisme
(kkal/kg pakan)
1. Prestarter 1 – 7 23 – 24 3.050
2. Starter 8 – 28 21 – 22 3.100
3. Finisher 29 – panen 18 – 20 3.200 – 3.300
Sumber : Santoso dan Sudaryani (2009)
Berdasarkan Tabel 6, energi terbesar dapat diperoleh dari jenis pakan
finisher , yaitu sekitar 3.200 – 3.300 kilo kalori per kilogram, yang diberikan pada
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
32/122
17
saat ayam broiler berumur 29 hari hingga memasuki waktu panen. Kandungan
protein tertinggi terdapat pada jenis pakan prestarter , yaitu sebesar 23 – 24
persen. Jenis pakan prestarter diberikan pada saat ayam broiler berumur 1 – 7
hari. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan protein lebih banyak dibutuhkan
oleh ayam broiler pada usia tersebut, karena protein berperan secara langsung
dalam mendukung pertumbuhan ayam broiler .
Penggunaan jumlah pakan yang tidak berimbang dengan bobot rata-rata
ayam broiler dapat mengakibatkan kerugian bagi peternak. Hal ini dikarenakan
biaya terbesar dari total biaya produksi bersumber dari biaya pembelian pakan.
Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), biaya untuk pakan ayam broiler
menempati kontribusi terbesar, yaitu sekitar 70 persen dari total biaya produksi.
Oleh karena itu, efisiensi penggunaan pakan perlu diperhatikan oleh peternak
ayam broiler .
Efisiensi penggunaan pakan dapat dilakukan dengan menambahkan
probiotik dan herbal. Jayanata dan Harianto (2011) juga menambahkan bahwa
peternak ayam broiler dapat mencampurkan probiotik pada air minum yang
diberikan, yang dapat dilakukan sejak tahap awal pemeliharaan. Menurut Jayanata
dan Harianto (2011), probiotik dapat menghambat pertumbuhan patogen di dalam
tubuh, meningkatkan daya cerna, dan meningkatkan pertumbuhan bobot tubuh.
Pemberian probiotik dapat mengoptimalkan pertumbuhan ayam broiler sehingga
mampu mengefisiensikan penggunaan pakan.
Efisiensi penggunaan pakan diharapkan mampu mengurangi dampak dari
kenaikan harga pakan yang seringkali berfluktuasi dan sangat mempengaruhi
tingkat pendapatan. Menurut Solihin (2009), harga pakan yang cenderung naik
dan berfluktuasi dipengaruhi oleh kondisi tingkat harga bahan baku pembuatan pakan.
2.2.4. Obat-obatan, Vaksin, dan Vitamin
Penggunaan obat-obatan, vaksin, dan vitamin sangat dibutuhkan untuk
mengatasi penyakit, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menunujang
pertumbuhan ayam broiler . Menurut Aziz (2009), obat-obatan, vaksin, dan
vitamin dapat digunakan sebagai alternatif manajemen risiko produksi pada
usahaternak ayam broiler . Namun menurut Aziz (2009), harga obat-obatan,
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
33/122
18
vaksin, dan vitamin juga dapat mengalami kenaikan dan berfluktuasi sehingga
harus digunakan seefisien mungkin dan sesuai dengan aturan penggunaan.
Pemberian obat pada peternakan ayam broiler menurut Rasyaf (2010)
terdiri dari kelompok obat khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh
Salmonella sp., kelompok obat Sulfonamides, kelompok obat antibiotika, dan
kelompok obat khusus untuk mengobati penyakit berak darah. Menurut Jayanata
dan Harianto (2011), para perternak ayam broiler dapat melakukan pengobatan
secara herbal dengan menggunakan jahe, kunyit, kencur, daun sirih, temulawak,
ataupun bawang puti, sebagai alternatif pengganti obat-obatan kimia. Bahan-
bahan herbal tersebut dapat dicampur pada pakan ataupun air minum ayam
broiler . Jayanata dan Harianto (2011) juga menyatakan bahwa penggunaan herbal
dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler terhadap serangan
penyakit.
Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), vaksin adalah penyakit yang telah
dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh ayam broiler guna meningkatkan
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Pemberian vaksin dapat dilakukan
melalui tetes mata, penyuntikan, dan pencampuran dengan air minum. Santoso
dan Sudaryani (2009) mengelompokkan vaksin menjadi dua jenis yaitu, vaksin
aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang berisi virus hidup, namun
virus tersebut telah dilemahkan. Setelah tiga hari penggunaan vaksin ini,
kekebalan tubuh ayam broiler dapat ditingkatkan. Vaksin inaktif adalah vaksin
yang berisi virus yang dilemahkan dan dicampur dalam emulsi minyak dan bahan
stabilisator, untuk memperoleh tingkat kekebalan tubuh yang lebih lama dan
stabil.
Anita dan Widagdo (2011) menyatakan bahwa vitamin merupakan nutrienorganik yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai fungsi biokimia yang tidak
disintesis oleh tubuh. Vitamin sangat berguna untuk mendukung proses
pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler . Seperti halnya
manusia, ayam broiler juga membutuhkan jenis vitamin A, B, C, D, E, dan K.
Kandungan vitamin tersebut biasanya sudah terdapat di dalam pakan yang
diberikan kepada ayam broiler . Hasil penelitian Kusnadi (2006) menyebutkan
penambahan vitamin C dengan tingkat suplementasi sebesar 250 ppm yang
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
34/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
35/122
20
Menurut Aziz (2009), perekrutan tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat di sekitar peternakan ayam broiler dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya risiko sosial yang muncul dari lingkungan masyarakat sekitar. Pelibatan
masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja di peternakan ayam broiler dapat
menjadikan masyarakat setempat merasa dihargai atas keberadaannya di dalam
lingkungan usahaternak ayam broiler .
2.3. Pola Usaha Budidaya Ayam Broiler
Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), usaha budidaya ayam broiler
dapat dibedakan menjadi pola usaha mandiri dan pola kemitraan.
1.
Pola Usaha Mandiri
Pada pola usaha mandiri, seluruh usaha budidaya ayam broiler dilakukan
sendiri (secara mandiri) oleh peternakan tersebut. Dalam hal ini, peternakan
mendatangkan langsung input-input yang dibutuhkan secara langsung dan
menerapkan sistem manajerialnya sendiri, sehingga total biaya produksi
ditanggung langsung oleh peternak. Pada pola usaha mandiri, seluruh bentuk
risiko yang terjadi harus ditanggung oleh peternak karena besarnya kuntungan
maupun kerugian diterima langsusng oleh peternak, akibat tidak menjalin
kerjasama dengan pihak lain. Secara umum, pola usaha mandiri lebih peka
terhadap total produksi, fluktuasi harga ayam broiler dan harga input-input di
pasaran.
2.
Pola Usaha Kemitraan
Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), peternak ayam broiler yang
menerapkan pola usaha kemitraan, tidak perlu mengeluarkan seluruh biaya,
karena pola ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain,
seperti pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar (perusahaan). Santoso
dan Sudaryani (2009), membagi pola usaha kemitraan menjadi pola inti plasma,
pola sewa kandang dan peralatan, dan pola investor. Pada pola inti plasma, pihak
inti yaitu pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar (perusahaan), wajib
menyediakan berbagai sarana produksi seperti DOC ( Day Old Chick ), vaksin,
pakan, dan manajemen budidaya. Selain itu, pihak inti berhak menjual hasil
produksi peternakan dengan harga kontrak/harga pasar, sedangkan peternak
(plasma) wajib menyediakan kandang beserta peralatannya, dan tenaga kerja.
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
36/122
21
Pada pola kemitraan sewa kandang dan peralatan, peternak tidak perlu
mengeluarkan modal untuk menyediakan kandang dan peralatannya. Pada
kemitraan pola investor, pemilik modal dapat memberikan modalnya kepada
peternak untuk membeli tanah dan membuat kandang (tanah dan kandang tetap
menjadi milik investor).
Menurut Christiawan (2002), pola kemitraan seperti yang dikembangkan
pada penelitiannya, yaitu PT Mitra Asih Abadi melalui peternakan inti rakyat
(PIR), merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan anatara pihak
inti (perusahaan) dan plasma (peternak). Pola PIR yang diterapkan oleh PT Mitra
Asih Abadi meliputi penyediaan sarana produksi peternakan oleh perusahaan inti,
seperti DOC, pakan, obat/vaksin, pemberian jaminan pemasaran hasil produksi
peternak dengan harga garansi, dan pemberian bimbingan teknis dan pengawasan
secara kontinyu kepada peternak plasma. Manfaat yang dapat diperoleh dari pola
usaha kemitraan adalah dapat menciptakan lapangan kerja baru, menciptakan
keadilan dan pemerataan pendapatan bagi peternak plasma, dapat menciptakan
harga jual ayam broiler yang ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh peternak, seperti risiko produksi,
risiko pemerolehan dan harga beli input , dan risiko harga penjualan ayam broiler .
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tingkat pendapatan yang diperoleh para peternak plasma ayam broiler
menurut Maulana (2008) terbagi menjadi tiga skala. Pada skala I (2.500 – 4.999
ekor), tingkat pendapatan sebesar Rp 435,85 per kilogram bobot hidup. Pada
peternak dengan skala II (5.000 – 13.999 ekor) memperoleh pendapatan sebesar
Rp 388,59 per kilogram bobot hidup, sedangkan pada peternak skala III (14.000 –
37.000 ekor) memperoleh pendapatan sebesar Rp 580,96 per kilogram bobot
hidup. Nilai R/C tertinggi diperoleh peternak skala III, yaitu sebesar 1,07 yang
mengindikasikan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan, maka peternak
akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,07. Hal ini mengindikasikan bahwa
para peternak plasma memperoleh keuntungan dari usahaternak ayam broiler
yang dijalankannya.
Usahaternak ayam broiler memang memiliki potensi untuk meningkatkan
tingkat pendapatan para peternak. Namun, hasil analisis risiko yang dilakukan
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
37/122
22
oleh Aziz (2009) pada peternakan ayam broiler di Desa Tapos, menghasilkan nilai
expected return sebesar Rp 5.768.199,00, yang menggambarkan bahwa
pendapatan bersih yang diharapkan dapat diperoleh peternak pada waktu
mendatang adalah sebesar Rp 5.768.199,00 (cateris paribus). Nilai standard
deviation yang diperoleh adalah sebesar Rp 10.095.088,00, mencerminkan bahwa
risiko yang dihadapi pada setiap periode produksi mendatang adalah sebesar
Rp 10.095.088,00 (cateris paribus). Nilai coefficient variation yang diperoleh
sebesar 1,75 menunjukkan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternakan ayam
broiler tersebut adalah sebesar 175 persen dari setiap return yang diterima (cateris
paribus). Hal ini mengindikasikan bahwa usahaternak ayam broiler menghadapi
risiko yang cukup besar sehingga harus ditangani oleh peternak.
Menurut Aziz (2009), risiko-risiko yang berpengaruh langsung terhadap
pendapatan peternakan ayam broiler di Desa Tapos meliputi risiko harga, risiko
produksi, dan risiko sosial. Manajemen risiko yang diterapkan oleh peternakan
tersebut meliputi manajemen risiko harga, manajemen risiko produksi, dan
manajemen risiko sosial. Manajemen risiko harga yang diterapkan adalah dengan
melakukan proses pemanenan pada saat waktu yang tepat. Manajemen risiko
produksi yang diterapkan adalah melalui proses persiapan kandang, proses
budidaya, dan proses pemanenan, guna mengurangi tingkat mortalitas.
Manajemen risiko sosial yang diterapkan adalah dengan melibatkan partisispasi
masyarakat sekitar dalam kegiatan produksi, seperti dengan perekrutan pekerja
dari masyarakat sekitar, pemberian biaya sosial, dan kontribusi dalam kegiatan
sosial dalam bentuk kerja bakti.
Risiko harga seringkali terjadi pada usahaternak ayam broiler , baik yang
terjadi pada harga sarana produksi ternak maupun harga jual ayam broiler . Salahsatu risiko harga sarana produksi ternak yang cukup mempengaruhi kelangsungan
usahaternak ayam broiler adalah terjadinya fluktuasi harga DOC. Menurut Siregar
(2009), pola pergerakan harga DOC dipengaruhi oleh kondisi penawaran dan
permintaan di pasar. Berdasarkan hasil analisis GARCH, risiko harga DOC ayam
broiler dipengaruhi oleh volalitas dan varian harga DOC broiler pada periode
sebelumnya dengan tanda positif. Hal ini mengindikasikan bahwa jika terjadi
peningkatan harga DOC broiler pada periode sebelumnya, maka akan
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
38/122
23
meningkatkan risiko harga DOC broiler pada periode berikutnya. Menurut Siregar
(2009), persentase besarnya risiko harga DOC yang dihadapi oleh PT Sierad
Produce Tbk, selaku perusahaan penghasil DOC, adalah sebesar 14,53 persen,
sedangkan risiko harga DOC layer hanya sebesar 7,70 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Sierad Produce Tbk menghadapi tingkat risiko harga
DOC broiler yang lebih tinggi dibandingkan dengan risiko harga DOC layer .
Siregar (2009) menyatakan, strategi yang dilakukan oleh PT Sierad
Produce Tbk dalam mengatasi risiko harga DOC adalah dengan melakukan
pemusnahan DOC dan telur tetas, seta menjual DOC dengan harga yang lebih
murah jika terjadi kelebihan produksi. Namun, Siregar (2009) menganggap
strategi ini belum tepat karena dapat menimbulkan biaya baru sihingga belum
mampu menstabilkan harga jual DOC PT Sierad Produce Tbk. Menurut Siregar
(2009), PT Sierad Produce Tbk dapat menerapkan strategi untuk mengatasi risiko
harga DOC dengan melakukan perencanaan produksi dan penjualan dengan
menganalisis pola harga jual DOC secara rutin dan menjadikan harga jual DOC
pada periode sebelumnya sebagai dasar untuk memprediksi harga jual DOC pada
periode selanjutnya. Selain itu, PT Sierad Produce Tbk dapat meningkatkan
kemitraan dengan para peternak sehingga dapat melakukan pencatatan data
permintaan DOC.
Menurut Solihin (2009), risiko produksi pada usahaternak ayam broiler
disebabkan oleh adanya perubahan cuaca, wabah penyakit, dan kualitas sarana
produksi ternak, sedangkan risiko harga diakibatkan adanya fluktuasi harga sarana
produksi ternak yang cenderung terus meningkat pada setiap periode produksi.
Fluktuasi harga juga terjadi pada harga jual ayam broiler di pasaran. Berdasarkan
hasil analisis risiko yang dilakukan Solihin (2009) di CV AB Farm, nilaiCoefficient Variation yang diperoleh adalah sebesar -2,63 persen. Artinya, setian
Rp 1,00 return yang diperoleh CV AB Farm akan menghasilkan risiko sebesar Rp
2,63. Nilai batas bawah pendapatan yang diperoleh CV AB Farm adalah sebesar
-Rp 111.107.708,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan risiko
terendah atau kerugian terendah yang dialami CV AB Farm pada setiap periode
mendatang adalah sebesar –Rp 111.107.708, cateris paribus. Indeks Prestasi
Produksi rata-rata yang diperoleh selama tujuh periode produksi adalah 203 yang
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
39/122
24
menghasilkan pendapatan sebesar –Rp 124.356.104,00, sedangkan Indeks Prestasi
standar yang seharusnya diperoleh adalah sebesar 301 dengan nilai pendapatan
Rp 310.615.119,00. Artinya, telah terjadi penyimpangan risiko produksi yang
dihadapi CV AB Farm sebesar 98 atau 32,6 persen yang berisiko menurunkan
pendapatan sebesar Rp. 342.290.546,00. Menurut Solihin (2009), manajemen
risiko yang dapat diterapkan oleh CV AB Farm adalah dengan memproduksi
pakan secara mandiri, melakukan kontrol kandang secara ketat, melakukan
konsultasi klinis, memperketat biosecurity, memperbaiki manajemen
perkandangan, dan membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan
diskusi.
Risiko prooduksi yang terjadi pada setiap usahaternak ayam broiler
dipengaruhi oleh adanya sumber-sumber riisiko pada setiap peternakan. Menurut
Pinto (2011), terdapat empat jenis sumber risiko produksi pada usahaternak ayam
broiler , yaitu kepadatan ruang, perubahan cuaca, hama predator, dan penyakit.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat probabilitas dengan menggunakan metode
z-score yang dilakukan oleh Pinto (2011), sumber risiko produksi hama predator
memiliki tingkat probabilitas tertinggi yaitu sebesar 38,4 persen, disusul oleh
probabilitas sumber risiko produksi kepadatan ruang sebesar 33,7 persen, sumber
risiko penyakit sebesar 33 persen, dan perubahan cuaca sebesar 12,5 persen. Hasil
perhitungan dampak dari sumber-sumber risiko dengan menggunakan metode
Value at Risk (VaR) yang dilakukan oleh Pinto (2011) menghasilkan sumber
risiko penyakit memberikan dampak terbesar pada tingkat keyakinan 95 persen,
disusul sumber risiko kepadatan ruang, perubahan cuaca, dan hama predator.
Menurut Pinto (2011) terdapat dua strategi alternatif risiko produksi yang
dapat diterapkan oleh para peternak, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi.Strategi preventif yang diusulkan yaitu memakai ventilasi buatan, meningkatkan
kedisiplinan anak kandang, menjaga perlakuan yang bersifat operasional, dan
memakai jaring kawat di seluruh bagian kandang. Strategi mitigasi yang diusulkan
yaitu dengan menggunakan obat dan vaksin secara selang-seling.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
Maulana (2008), Aziz (2009), Siregar (2009), Solihin (2009), dan Pinto (2011).
Persamaan pada penelitian ini adalah meneliti komoditi yang sama dengan
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
40/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
41/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
42/122
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep RisikoDalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat
dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan sebagai suatu keadaan
yang tidak pasti yang dihadapi oleh seseorang maupun perusahaan yang dapat
menyebabkan kerugian. Menurut Djohanputro (2008), pengertian risiko yang
paling mendasar adalah sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat
probabilitasnya. Djohanputro (2008) membandingkan antara risiko dan
ketidakpastian. Menurut Djohanputro (2008), risiko merupakan subjek yang
memiliki ukuran kuantitas yang diketahui melalui tingkat probabilitas dan data
pendukung kejadiannya, sedangkan ketidakpastian merupakan subjek yang tidak
memiliki ukuran kuantitas dan tidak memiliki data pendukung untuk mengukur
probabilitas kejadiannya.
Beberapa definisi risiko dari para ahli, disimpulkan oleh Kasidi (2010)
sebagai kemungkinan terjadinya berbagai penyimpangan dari harapan sehingga
dapat menyebabkan kerugian. Menurut Darmawi (2010), para ahli statistik
mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan suatu nilai yang berada di
sekitar titik pusat atau titik rata-rata. Darmawi (2010) juga memberikan variasi
lain dari definisi risiko yaitu sebagai probabilitas obyektif dari outcome aktual
suatu kejadian yang berbeda dengan outcome yang diharapkan atau dengan kata
lain, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak
terduga. Menurut Darmawi (2010), kemungkinan tersebut menunjukkan adanya
ketidakpastian yang ditimbulkan karena berbagai hal, diantaranya :
1.
Jarak waktu dimulainya perencanaan suatu kegiatan hingga kegiatan tersebut
berakhir.
2. Keterbatasan informasi yang tersedia.
3. Adanya keterbatasan pengetahuan, keterampilan, maupun teknik pengambilan
keputusan.
Kountur (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa kategori risiko
berdasarkan atas sudut pandang seseorang melihatnya, diantaranya berdasarkan
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
43/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
44/122
29
sedang berlaku pada periode waktu tertentu seperti, inflasi, resesi, tingkat suku
bunga, dan nillai tukar domestik terhadap mata uang asing.
3.1.2. Sikap dalam Menghadapi RisikoSetiap investor memiliki sikap yang berbeda dalam melakukan
pengambilan keputusan terhadap usaha yang akan dijalankannya. Menurut Render
dan Stair diacu dalam Fahmi (2010), terdapat tiga kelompok sikap investor dalam
menghadapi risiko berdasarkan konsep marginal utilitas, diantaranya adalah Risk
Averters, Risk Lovers, dan Risk Neutral .
Gambar 3. Tiga Perbedaan Sikap Pengambilan Keputusan InvestorSumber: Render dan Stair diacu dalam Fahmi (2010)
Risk Averters terdiri dari kelompok investor yang berusaha menghindari
risiko atau tidak ingin menanggung risiko dalam bentuk kerugian yang timbul
pada masa yang akan datang. Kelompok ini sangat berhati-hati dalam melakukan
pengambilan keputusan atau biasanya cenderung melakukan tindakan yang
disebut safety player . Menurut Fahmi (2010), sebagian besar investor bertipe Risk
averter . Fahmi (2010) juga menyatakan bahwa Risk averter cenderung sulit
menjadi pemimpin atau innovator dan lebih banyak menjadi seorang follower.
Menurut Sofyan (2005), Risk averter memiliki fungsi utilitas yang berbentuk
cekung yang menggambarkan bahwa marginal utilitas (tambahan kepuasan) akan
selalu menurun untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan.
I ncome
Utility
0
Risk Averters
Risk Neutral
Risk Lovers
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
45/122
30
Risk Lovers atau Risk Seeking terdiri dari kelompok investor yang
menyenangi risiko. Menurut Fahmi (2010), bagi kelompok ini semakin tinggi
risiko yang dihadapi, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi.
Menurut Sofyan (2005), kelompok ini memiliki preferensi terhadap risiko yang
lebih tinggi dibandingkan Risk averters dan biasanya memiliki sikap yang sangat
optimis. Risk Lovers memiliki fungsi utilitas yang berbentuk cembung, yang
menggambarkan bahwa marginal utilitas akan selalu meningkat untuk setiap
tambahan biaya yang dikeluarkan.
Menurut Sofyan (2005), Risk Neutral terdiri dari kelompok investor yang
tidak peduli terhadap risiko. Fungsi utilitas yang dimiliki oleh kelompok Risk
Neutral berupa garis tegak lurus yang sesuai dengan ekspektasi labanya.
3.1.3. Konsep Manajemen Risiko
Secara umum, manajemen risiko merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan risiko, sehingga dapat memperkecil kemungkinan maupun
dampak yang ditimbulkan oleh risiko yang dihadapi. Menurut Kountur (2004),
manajemen risiko merupakan berbagai cara yang digunakan oleh manajemen
untuk menangani berbagai persoalan yang disebabkan oleh adanya risiko,
sehingga perusahaan dapat memperoleh berbagai manfaat, yaitu menjamin
pencapaian tujuan, memperkecil kemungkinan terjadinya kebangkrutan,
meningkatkan keuntungan perusahaan, dan memberikan keamanan pekerjaan.
Menurut Kasidi (2010), risiko tidak hanya dihindari, melainkan juga harus
dihadapi dengan cara memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Hal
ini dikarenakan risiko dapat datang setiap waktu dan dapat menghalangi kegiatan
usaha. Definisi manajemen risiko menurut Kasidi (2010) adalah bentuk usaha
rasional yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
akibat dari risiko yang dihadapi. Menurut Djohanputro (2008), manajemen risiko
merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,
memetakan, mengembangkan alternatif-alternatif penanganan risiko, memonitor,
dan mengidentifikasi implementasi dari penanganan risiko tersebut.
Menurut Kountur (2008), proses manajemen atau pengelolaan risiko
dimulai dengan identifikasi risiko, pengukuran risiko, penanganan risiko, dan
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
46/122
31
evaluasi. Proses manajemen tersebut dilakukan secara terus-menerus dalam suatu
siklus waktu tertentu oleh perusahaan.
Kountur (2008) menyatakan bahwa identifikasi risiko diperlukan untuk
memperoleh daftar risiko. Langkah-langkah dalam proses identifikasi risiko terdiri
dari menentukan unit risiko, memahami proses bisnis dari unit tersebut,
menentukan beberapa aktivitas yang krusial, menentukan barang dan orang pada
aktivitas krusial tersebut, menentukan kerugian yang dapat terjadi pada aktivitas
tersebut, menentukan penyebab terjadinya kerugian, dan membuat daftar risiko.
Selanjutnya, risiko-risiko yang telah terdaftar tersebut diukur. Pengukuran risiko
tersebut merupakan upaya untuk menghasilkan status risiko dan membuat peta
risiko. Status risiko dapat menunjukkan tingkatan risiko, sehingga dapat diketahui
risiko yang paling tinggi dan risiko yang paling rendah. Peta risiko
menggambarkan sebaran risiko, sehingga dapat diketahui dimana risiko berada
dalam suatu peta. Hasil dari pemetaan dan status risiko dapat memberikan
gambaran bagi pihak menajemen dalam membuat keputusan untuk melakukan
penanganan risiko.
Kountur (2008) menyatakan bahwa penanganan risiko dapat memberikan
usulan yang akan dilakukan untuk menangani risiko-risiko yang telah dipetakan.
Setelah dilakukan penanganan risiko, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi dari
pelaksanaan manajemen risiko yang telah dilakukan.
Gambar 4. Proses Pengelolaan RisikoSumber: Kountur (2008)
Proses Output
Pengukuran RisikoEvaluasi
Penanganan Risiko
Identifikasi Risiko Daftar Risiko
1.
Peta Risiko
2.
Status Risiko
Penanganan Risiko
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
47/122
32
Kasidi (2010) menyatakan bahwa pengelolaan risiko dapat dilakukan
melalui pengendalian risiko (risk control ) dan pembiayaan risiko (risk financing ).
Pengendalian risiko dapat diljalankan dengan menghindari risiko, mengendalikan
risiko, pemisahan, pooling atau kombinasi, dan pemindahan risiko. Pembiayaan
risiko dapat dilakukan dengan pemindahan risiko melalui asuransi atau dengan
menanggung risiko sendiri (retention).
3.1.4. Ukuran Risiko
Risiko memiliki keterkaitan yang erat dengan kemungkinan terjadinya
suatu kejadian dan dampak yang merugikan sebagai akibat dari kejadian tersebut.
Menurut Kountur (2004), karakteristik dari risiko adalah mengandung unsur
kemungkinan yang dapat diukur, sehingga besarnya kemungkinan terjadinya satu
risiko dengan risko lain akan berbeda. Menurut Darmawi (2010), perlunya
mengukur risiko antara lain untuk mengetahui tingkat relatif dan kepentingannya,
serta untuk memperoleh informasi guna menetapkan kombinasi peralatan
manajemen risiko yang sesuai.
Kountur (2004) menyatakan bahwa pengukuran risiko terdiri dari
pengukuran kemungkinan terjadinya suatu risiko, pengukuran dampak
(konsekuensi) yang ditimbulkan oleh suatu risiko, dan mengetahui status dan peta
risiko. Besar kecilnya kemungkinan terjadinya suatu risiko dapat ditentukan
dengan menggunakan metode distribusi ataupun metode aproksimasi. Kountur
(2004) pun menyatakan bahwa dampak (konsekuensi) yang ditimbulkan oleh
suatu risiko umumnya bersifat merugikan, sehingga dapat diukur berdasarkan
jenis kerugiannya yaitu kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian
langsung merupakan dampak yang langsung diderita akibat terjadinya suatu
risiko, sedangkan kerugian tidak langsung merupakan dampak yang secara tidak
langsung diderita akibat terjadinya suatu risiko.
Menurut Djohanputro (2008), pengukuran suatu risiko terdiri dari
penentuan national amount , sentsitivitas, volalitas, dan penyimpangan bawah.
National amount merupakan tahap menentukan batas atas besarnya nilai yang
menghadapi risiko. Ukuran sensitivitas mengukur berapa dampak yang diterima
oleh suatu variabel apabila dipengaruhi oleh faktor penentu lain yang mengalami
perubahan. Dampak tersebut dapat berupa akibat dari perubahan parameter
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
48/122
8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler Pa
49/122
34
lain prestasi produksi, harga sarana produksi peternakan, harga jual ayam broiler ,
dan pencurian.
3.2. Kerangka Pemikiran OperasionalUsahaternak ayam broiler cukup diminati di kalangan peternak karena
memiliki waktu budidaya yang relatif singkat dibandingkan jenis usahaternak lain.
Selain itu, konsumsi daging ayam broiler di kalangan masyarakat pun cenderung
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Peternakan Bapak Maulid adalah sebuah peternakan plasma yang
membudidayakan ayam broiler di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit
Baru, Kota Palembang. Peternakan Bapak Maulid baru berdiri pada bulan
Desember tahun 2010 lalu. Dalam menjalankan usahaternak ayam broiler ,
Peternakan Bapak Maulid mengalami fluktuasi tingkat mortalitas ayam broiler
sehingga terjadi penyimpangan antara hasil produksi aktual dengan standar hasil
produksi yang seharusnya dapat dicapai pada setiap periode produksi. Bentuk
penyimpangan tersebut mengindikasikan bahwa Peternakan Bapak Maulid
menghadapi risiko produksi dalam menjalankan usahaternak ayam broiler .
Risiko-risiko produksi tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil produksi ayam
broiler Peternakan Bapak Maulid pada setiap periode produksi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisis risiko produksi yang dihadapi, sehingga dapat dihasilkan
alternatif strategi bagi Peternakan Bapak Maulid dalam menghadapi risiko.
Risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis risiko. Analisis deskriptif
digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi. Analisis risiko
produksi yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis hasil yang
diharapkan (expected return), analisis varian (variance), analisis simpangan baku
( standard deviation), analisis koefisien variasi (coefficient variation), analisis
metode nilai standar ( z-score), dan analisis metode Value at Risk (VaR). Analisis
risiko hasil yang dihara