Buletin SeRAT Edisi 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    1/32

    Buletin diterbitkan oleh HISTra (History Institute for Soci-

    ety Transformation) merupakan wahana penyaluran studi dan riset

    kesejarahan dalam kehidupan masyarakat terbit tiap 3 (tiga) bulan sekali

    SRAT

    Bulletin Studi dan Riset Ke-Sejarah-an

    Staff Ahli: Asvi Warman Adam, Moordiati,S.S., M.Hum.Redaktur Ahli: M. Faishal AminuddinPenanggung Jawab: Aulia Rahman Pimpinan Redaksi: Ikhsan RosyidStaf Redaksi: Jemmy Husny M, Ahmad Bahruddin, Heni Rohmawati, Wiwin Setyawibawa, Yusuf Hanani,Aryo Yudanto, Arif Junianto Sirkulasi: Jemmy Husny M, Ali Siswanto Desain & Layout: Arief JuniantoAlamat Redaksi : Jl. Rungkut Asri Timur V/25 Surabaya (031)71780079Website :www. histraindonesia.itgo.com e-mail : [email protected]

    Redaksi menerima artikel dan hasil riset yang memiliki visi dan misi sama dengan HISTra dalam rangkaDemokratisasi Historiografi Indonesia.

    harga @ Rp.3.000,-/ eksemplar. Untuk berlangganan hubungi Wiwin: (031) 60432205

    No II/ Juli - September 2007

    Haji Nusa ntara Abad XIX... . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 1

    Ik h s a n R o s y i d

    Sistem Rente Bank Rakyat Pada Masa Kolon ial :

    Studi Atas Lamo ngans che Volkscre diet Bank . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 7

    M .F a i s a l Am i n u d d in

    Nyai dalam Hierarki Kolonial . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . 10

    K a l a m J a u h a r i

    Sejarah Kekerasan di Thailand Selatan.

    C a h y o P a m u n g k a s

    Novel Sebagai Gaya Baru Historiografi.................................................................................. 23

    S a n t i N o v i a D e w i

    Ident i fikas i Jancuk: Sebuah Dikotom i dalam Kerangka

    Moralitas dan Tradisi . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . 18

    A r i e f J u n i a n t o

    P u n g k a s W i c a k s o n o

    RESENSI BUKU: Praktik koloni al di Hindia Beland a ............................................................ 26

    Au li a R a h m a n

    Jiwa besar tampak karena tidak memperdulikan hal-hal eksternal, dalam keyakinan bahwa orang seharusnya

    tidak memuji, memilih, dan mengejar apapun kecuali kehormatan dan seharusnya tidak tunduk pada manusia,

    hasutan jiwa atau kekayaan

    (CICERO)

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    2/32

    Sejarah ditulis dan didokumentasikan dari atasgeladak kapal. Demikianlah ungkapan yang menggambarkanperiode penulisan sejarah Indonesia oleh penulis-penulis Belanda(Eropa pada umumnya). Sebagai bekas jajahan bangsa Belanda,Indonesia memiliki tradisi historiografi yang lebih variatif.

    Perkembangan historiografi dari model tardisional yang penuhnuansa mistik kemudian mengalami perubahan dengan modelilmiah setelah kedatangan penulis-penulis Barat.

    Setelah Indonesia merdeka, muncul kesadaran bahwaternyata tulisan karya orang-orang Eropa ini memiliki tendensiatau setidaknya perspektif bangsa penjajah. Subyek dan obyekpenulisan memiliki makna lain bagi masyarakat Indonesia. Olehkarena itu intelektual dan sejarawan Indonesia menganggapsebagai periode Nerlandosentris. Maka perlu disusun karya-karya yang lahir dari orang-orang pribumi sehingga bisamenempatkan subyek dan obyek sejarah berdasarkan jiwamasyarakat.

    Ini memberikan implikasi pembalikan 1800terkait peran-peran yang dimainkan oleh orang-orang Indonesia. Jika sebelumnyatokoh sentral selalu merujuk pada orang-orang Eropa dimanaorang-orang pribumi sekedar pelengkap dan hanya menjadikelompok pinggiran, kemudian pelaku utama berubah menjadimilik pribumi. Memang pada masa-masa awal sangat kelihatan

    sekali adanya penindas dan yang ditindas, ini sebagai konsekunsilogis terhadap negara bekas jajahan.Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa Belanda

    sebagai bangsa yang telah hadir di tanah Nusantara ini turutmenyumbangkan warisannya. Periode kolonial di Indonesiamenjadi sejarah penting bagaimana pola, sistem, pranata

    maupun materialnya menjadi pijakan keberlangsungan Indonesiasekarang. Periode ini selalu menarik untuk dikaji dengansegala keragaman maupun keanehan yang dilihat dari kacamatasekarang.

    Setiap orang akan melihat bagaimana proses awal

    peristiwa maupun kodnsi sekarang ketika ditarik pada masalalu yang sebagian besar bermuara pada periode kolonial.Maka tidak heran banyak sekali minat-minat yang muncul daripara sejarawan untuk meneliti pada periode ini.

    Setidaknya itu pula yang coba dibidik oleh RedaksiSeRAT pada terbitan kali ini. Kali ini menyajikan tulisan-tulisanseputar periode Kolonial. Meskipun periode yang diambil masakolonial, tetapi bukan untuk melihat antara benar dan salahataupun penjajah atau terjajah. Akan tetapi berangkat daripertanyaan bagaimana itu terjadi.

    Banyak hal sebenarnya yang bisa digali dan ditulispada masa ini, akan tetapi setidaknya terbitan kali inimemberikan sedikit narasi tentang kodisi yang terjadi padamasa kolonial. Persinggungan budaya Barat dengan pribumiyang nantinya akan melahirkan budaya baru sebenarnya bisadilihat dari bagaimana kontak yang terjadi antara kedua belahpihak terjadi.

    Kontak-kontak yang terjadi tidak hanya melahirkan

    budaya baru, akan tetapi juga sistem, model serta pranatabaru. Kumpulan tulisan dalam terbitan kali ini berusaha untukmelihat fenomena tersebut. Selamat menikmati suguhanserpihan kolonial kami.

    Redaksi

    Berawal dari diskusi Lingkar Studi Sejarah pada tahun 2000. kemudian berubah menjadi SurabayaHistorian Study Club (SHSC) tahun 2001. Kelompok diskusi kecil dari mahasiswa yang terobsesi padapendekatan humanistik dalam studi sejarah ini mengalami berbagai perubahan karena persentuhandengan disiplin keilmuan lainnya. Beberapa mahasiswa senior merasa mempunyai beban yang lebihbesar yakni bagaimana sejarah bisa menjadi salah satu pilar dalam transformasi masyarakat mendirikanHIStra. Sementara tongkat estafet di SHSC diberikan pada mahasiswa yang lebih muda dengan alasansebagai bagian dari kaderisasi atau regenerasi. HISTra merupakan singkatan dari History Institute forSociety Transformation, dibentuk pada 18 Mei 2003 di Surabaya. HISTra merupakan lembaga nirlaba

    yang berbadan hukum yang terdaftar pada kantor Notaris Ng.Yudhara no 03, 28 Desember 2006 diSurabaya dan bergerak dalam bidang kajian sejarah secara umum yang interdisipliner dan memberikantafsiran terhadap fenomena didalam masyarakat. AZAS yang dijadikan landasan bergerak adalahkebebasan berfikir dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan berguna bagi masyarakat luas.VISI mengembangkan Historiografi yang humanis dan demokratis

    P R O F I L

    e d i t o r i a l

    SERPIHAN-SERPIHAN KOLONIAL

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    3/32

    SRAT

    Ha j i m er u p ak anRukun I s lam 1yang kel ima.Sebagai salah satukewaj iban yang

    harus dilaksanakan oleh setiap

    orang yang beragama Islam.Haji merupakan rukun Islamd en g an p e r l ak u an d anper syara tan khusus . Karenadar i 5 ( l ima) rukun I s lam,ibadah haji merupakan satu-sa tunya rukun I s lam yangmembutuhkan dana f inansialb es a r b ag i u m a t m u s l i m d iIndonesia.

    Mahalnya b iayayang harus dikeluarkan olehje m aah h aji In d on esiam er u p ak an s ya r a t p en y e r t a

    11

    Haji NusantaraAbad XI XOleh :Ikhsan Rosyid*)

    sebagai ak ibat j a r ak yangharus ditempuh para jemaahhaji . Sementara ibadah hajisend i r i t idak per lu me-ngeluarkan uang se-r u p i ah p u n . N am u n d em i -kian, justru sisi f inansial inimenjad i ha l yang se la lumelekat dan seoalah-o lahs u d ah m en y a t u d en g anpelaksanaan ibadah haj i .Sehingga dalam image orangIndones ia , seorang yangsudah m enyandang predikatHaj i (bag i l ak i - lak i ) a tauH a j j ah ( b ag i p e r em p u an )pas t i l ah o rang yang kayasecara mater i .

    F inans ia l danekonomi merupakan f ak to rper syara tan pen t ing pelak-

    s an aan i b ad ah h a j i u m a tI s l am N u s an t a r a . 2 Kondisiekonomi ini terkait langsungd en g an s a r an a - s a r an a k e -uangan yang d iper lukancalon jamaah agar b i samelaksanakan per ja lananhaji . Kondisi perekonomianmasyarakat menjad i bag ianpenting tentang sebenarnyadar imana pembiayaan untukpelaksanaan ibdah haj i in id ipero leh . Sela in kond is iperekonomian umum dalam

    m as y a r ak a t p en g a r u h - p e -ngaruh t ingkat pe laksanaanibadah haji ditentukan pula olehper tumbuhan penduduk , p ro -ses i s lamisas i d i Nusan tara ,perhubungan dan sarana trans-por tas i yang baik an taraNusan tara dengan Hi jaz , ke-adaan-keadaan kesehatan, me-n i n g k a t n y a k eam an an , s e r t apenyebab non-manusia seper t iadanya pelaksanaan haji akbar.3

    Penyebu tan Haj i m en j ad i s an g a t m en en t u k andan dar i s i s i sos io -ekonomim er u p ak an p r es t ig e yangdibanggakan oleh masyarakat .Mereka yang telah melaksana-kan ibadah haji akan dianggapsebagai orang yang terpilih danmulia, baik dari segi kedalaman

    pengetahuan agama maupun sisikekayaannya.

    Perg i menunaikani b ad ah h a j i m er u p ak an p e r -jalan an sp ir itua l d am baan setiapmus l im un tuk menyempurna-kan rukun I s lam. Tak se t iapmus l im mem i l ik i kesempatanter sebu t . Mesk ipun merekasudah mampu secara materi,t idak lan tas o rang ter sebu tdapat menunaikan ibadah hajihingga memperoleh haji yangmabrur . Di samping i tu pergi

    *)Peneliti HISTra dan staff pengajar Departemen Ilm u Sejarah Fakultas Sastra Universitas Airlangga.1Dalam Islam, para penganutnya dituntut untuk menjalankan kewajiban sebagai penganut agama Islam didasarkan atas lima atur an pokok yang disebut dengan Rukun Islam, dimana

    didalamnya termua t 5 aturan pokok menjalankan Islam, Rukun (aturan ) yang pertama disebut Syahadat (mengucapkan kalimat yang menyatakan bah wa Tiada Tuhan Selain Allah

    dan N abi Mu ham m ad utu san Alla h, rukun kedua menjalankan Sholat, ketiga membayar zakat, keempat menjalankan ibadah puasa, dan yang terakhir menunaikan ibadah haji di

    Makkah dan Madinah.2Pada suatu kasus, bagi mereka yang miskin atau memiliki finansial yang kurang kadang h anya melakukan ibadah H aji Singapura sehingga mereka sering juga disebut Haji

    Singapura. Penyebutan ini terkait dengan para calon jamaah yang tidak m emiliki uang yang cukup tetapi sudah ter lanjur berangkat sehingga perjalanan han ya sampai di Singapura.3Jacob Vredenbregt, Ibadah Haji beberapa Ciri dan Fungsinya di Indonesia, dalam Dick Douwes dan Nico Kaptein, Ind ones ia dan H aji,Jakarta:INIS, 1997.

    ARTIKEL UTAMA

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    4/32

    SRAT2

    haji juga merupakan upaya peningkatan kadarkeimanan seorang sebab mereka yang pergihaj i d iharapkan kual i tas ke imanannyameningkat atau n aik. Oleh karena itu pergi hajikerap dikatakan naik haji.

    Akan tetapi , pada prakteknya naikhaji rupan ya tidak selalu m enaikkan kualitasseseorang . Ada sa ja o rang yang sudahberpangkat ha j i t e tap i ke lakuannya takubahnya seperti orang awam. Bahkan, semakintak karuan alias hancur. Di sini tampak bahwa

    haji bukanlah sekedar pangkat atau t i telseperti layaknya gelar kehormatan atau titelsarjana yang bisa diperjualbelikan. Orang bisasaja membeli gelar sarjana hingga bertumpuk-t u m p u k l a l u d i l e t ak k an d i d ep an a t au d ibelakang nama mereka. Namun, belum pernahkita dengar orang membeli gelar haji, kecualipada awal abad ke-20 (dikenal dengan hajiSingapura) . Mungkin saja kelak ada yangmelakukannya. Hanya waktu yang mampumenjawab

    Menurut catatan, abad ke-17 dan 18s u d ah ad a j em aah h a j i d a r i N u s an t a r a .Tentunya ketika itu p erjalanan menuju Mekkaht idak sekedar r i tua l be laka mela inkanper ja lanan menan tang maut karena saranatransportasi yang digunakan yaitu masih kapallayar . Per ja lanan pun d i lakukan jauh- jauhsebelumnya, bahkan jika perlu para calon haji

    bermukim setahun sebelum musim haji tiba.Di Mekkah m ereka berguru pada guru-guruterkenal dari tanah kelahiran nabi.

    Adapun keb i jakan pemer in tahkolonial terhadap para haji di Hindia Belandapada masa kolonial tertuang dalam ordonansi.Ordonans i itu te r can tum dalam Staa tsb lad voor Nederlandsch-Indi tahun 1859 No 42.Salah satu isi peraturan itu adalah sekembalidari ibadah haji, seseorang harus mengikutiu j i an h a j i d an h a r u s m em b u k t i k an b ah w adi r inya benar -benar te lah mengunjung iMekkah. Ujian itu dilakukan oleh bupati dankyai yang ditunjuk. Bila seseorang lulus, makaia berhak menyandang gelar ha j i danmengenakan busana h aji khusus. Sebaliknya,bila gagal tapi ia nekad mengaku-aku dirinyahaji dan mengenakan pakaian haji , maka ia

    d idenda 25 h ingga 100 gu lden . Keb i jakanter sebu t d ikecam o leh Snouck Hurgron je ,seorang orientalis dan ahli Islam. Baru padaawal abad ke-20 kebijakan ini dihapus

    Im ag eyang terbentuk tersebut tidakdapat dilepaskan dari proses perjalanan danperkembangan ibadah haji dari masa ke masa.Pelaksanaan per ja lanan ibadah haj i se la lumengalami perubahan. Tulisan ini tidak akanm em b ah as b ag a i m an a r i t u a l i s a s i m au p u nseremonial dan keyakinan masyarakat untuk

    melaksanakan ibadah haj i . Per ja lanan danpelayanan dalam per jalanan menjadi faktoryang penting dalam rangka kelancaran ibadahhaji. Dalam kerangka inilah tulisan ini mencobam em ap a r k an d an m en a r a s i k an b ag a i m an aproses perjalanan ibadah haji pada abad XIX.Temporal in i menar ik karena ternyatapelaksanaan per ja lanan haj i t e lah menjad iurusan pen guasa (Pemerintah Hindia Belanda).

    Setidaknya ada 3 ( t iga) hal pokokt e r k a i t d en g an p e r j a l an an h a j i p ad a m as ako lon ia l . Kaj ian in i menempatkan pelaku-pelaku yang terkait dalam proses pelaksanaanperjalanan haji masa kolonial, dimana sebagaisubyek utama adalah calon jemaah haji, yangkemudian berhubungan dengan pemerintahsebagai pemilik otoritas serta pihak pelayaranm au p u n ag en - ag en h a j i . Ke d u a adalahbagaimana ca lon jamaah haj i membiayai

    kegiatan ibadahnya. Serta yang ket iga adalahbagaimana p roses per ja lanan yang ter jad isejak pemberangkatan sampai Makkah.

    C a l o n J a m a a h H a j i - P e m e r i n t a h - A g e nH a j i - P e r u s a h a a n P e l a y a r a n : M a t aRantai Manajemen Haj i

    Masuknya agama I s lam yangd ibareng i dengan i s lamisas i Nusan taramenjadi bagian kajian paling dominan padaabad-abad XVI-XVII I Maseh i , mesk ipuns eca r a u m u m j au h s eb e l u m ab ad t e r s eb u tI s l am s u d ah m u l a i m as u k k e N u s an t a r a . 4Setidaknya pada permulaan abad XVI telahd i j u m p a i p r i b u m i N u s an t a r a y an g ad a d iMakah , kemungkinan besar mereka adalahpedagang yang datang dengan kapalnyasendiri. Jamaah Haji yang dijumpai oleh Louis

    4Untuk lebih jelas tentang bagaimana proses Islamisasi dan m asuknya Islam dapat dilihat pada Azyumardi Azra,Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusata ra Abad XVII

    dan X VII I,Jakarta: Mizan,1994)5Saleh Putuhena,Hist oriog raf i Haji Ind ones ia, Yogyakarta:LkiS, 2007, h lm 106.

    Haji Nusantara Abad XIX

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    5/32

    SRAT 3

    Bar them d i Makah tahun 1503 barangkal iadalah orang-orang Nusantara per iode awalyang melaksanakan ibadah haj i d i Makah .N am u n d em i k i an m u n g k i n m er ek a b u k ansecara sengaja melakukan n ia t per ja lananibadah haji dari Nusantara, akan tetapi merekaadalah pedagang yang berlabuh di Jeddah danberkesempatan berkunjung di Makkah.5

    Ber i ta se lan ju tnya menyebu tkanbahwa Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)y an g s eb e l u m m en u n a i k an i b ad ah h a j ibernama Nuru l lah berangkat ke Makkahsete lah Pasa i sebagai ko ta ke lah i r annyaditaklukan oleh Portugis tahun 1521. Ia beradadi Makkah kurang lebih selama 3 (tiga) tahun.Sekembalinya dar i Makkah ia berangkat keDemak un tuk ber sama penguasa se tempatmenyerang kerajaan Hindu-Budha Pajajarand an m er eb u t p e l ab u h an u t am an y a Su n d aKelapa.6

    Sampai per tengahan abad XIXberdasarkan catatan resmi pemerintah belumterjadi peningkatan jumlah berarti pendudukNusantara yang melaksanakan ibadah haji .Meskipun secara sporadis pelaksanaan danperjalanan ibadah haji telah ada pada masa-masa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam baikdari Jawa, Sumatera, Makasar, Banjarmasinmaupun Ternate-Tidore, set idaknya ibadahh a j i m as i h b e l u m m en j ad i i b ad ah m as s a l .

    Ibadah in i ber laku sebatas pada kalanganulama-ulama yang berniat memperdalam ilmuten tang I s lam d i Makkah . Fase- f ase awalislamisasi inilah sebenar nya yang men gawaliperjalanan haji ke tanah suci Makkah sebagaitujuan ganda, selain m elaksanakan ibadah h ajijuga un tu k pe man ta pa n keilm ua n. Maka tida ksalah apabila Azyumardi Azra melihat akibatyang terjadi dari proses ini adalah adanya relasiatau jar ingan para ulama Nusantara denganT i m u r T en g ah m au p u n an t a r u l am a d a r iNusantara.

    Belum signif ikannya pelaksanaanhaji pada fase-fase awal perkembangan Islamdisebabkan adanya pen etrasi VOC terhadapdaerah-daerah d i Nusan tara yang menjad ipusat -pusat p erdagangan . Karena sebag ianb es a r p u s a t - p u s a t p e r d ag an g an p en t i n g

    dikuasai oleh kesultanan dan kerajaan Islam.

    Namun demik ian , sepan jang abad XVII Iperjalanan haji telah dilakukan secara sporadisoleh umat Islam.7

    Lebih jauh Saleh Putuhena dalambukunya Hisotoriografi Haji Indonesia (2007:126-7) Perjalanan haji mulai menjadi urusanpemerintah ketika tahun 1825 kurang lebih200 orang dari Residen Batavia dan beberapadari daerah lainnya menghadap polisi denganmaksud memin ta pas ja lan sekal igus me-laporkan per jalanan ibadah haji ke Makkahdengan menggunakan kapal Maghbar mil ikSyaikh Umar Bugis . Mula i t ahun ter sebu tper ja lanan haj i d ike lo la o leh para Syaikhd en g an m e l ap o r k an d an m em i n t a p asperjalanan kepada residen setempat.

    Ses u d ah p e r t en g ah an ab ad X I Xja m aah h aji Nu san t a r a m en ga la m i p e r -kembangan pesa t . Sebagai ca ta tan bahwa,sebelum tahun 1861 catatan tentang jumlahjam aa h t idak dicata t ti ap tah un . Sejak ad an yacatatan tahunan jumlah jamaah haji terbanyakter jad i pada tahun 1896 sebanyak 11 .909orang dan tercatat paling sedikit tahun 1865yakni 1.901 orang. Yang menarik dari catatani n i ad a l ah b ah w a l ap o r an p em er i n t ah(Kolo n ia l V er sla g) sejak tahun 1861-1875jumlah jamaah ha ji h an ya d isebu tkan da ri J awadan Madura, sedangkan dar i luar Jawa danMadura sudah disebutkan berdasarkan daerah

    p em er i n t ah an . B a r u t ah u n 1 8 7 6 , j u m l ahja m aah h aji su d a h d ip e r in ci ber d asar kandaerah pemer in tahan . Daerah-daerah yangmemiliki catatan jamaah haji paling banyakberasa l dar i Pr iangan , Surabaya , Ban ten ,Sumatera Pantai Barat dan Palembang.

    Beberapa faktor yang mempengaruhiperubahan jumlah jamaah haji menurut SalehPutuhena (2007 : 129-30) ada l ima f ak to rpert am a makin banyaknya masyarakat muslimyang memahami bahwa kedudukan ibadah h ajidalam Islam sebagai kewajiban, men ingkatnyakeinginan untuk menuntut ilmu di Haramain(Makkah), ke tig amakin mudah dan teraturnyaperjalanan haji pada abad XIX terutama setelahdibukanya terusan Suez tahun 1870 karenaperjalanan menjadi lebih cepat, keem pa tsyaikhatau agen haji makin kuat mem propagandakan

    6M.C. Ricklefs,A H istory of Modern Indonesia,London: The Macmillan Press Ltd., 1983. hlm 34.7Saleh Putuhena,op.cit . hlm 125.

    Haji Nusantara Abad XIX

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    6/32

    SRAT4

    haj i . Mereka mendapat keun tungan secaraekonomi karena pemberangkatan haj imenggunakan kapal agen ter sebu t , bahkanm er ek a m au m em b er i k an p i n j am an u n t u kfinansial beribadah haji, dan ke lim apara bupatiju ga dip er ke nanka n un tuk m ela ku ka n ka m -panye dan propaganda bagi masyarakatnyaun tuk ibadah haj i karena pemer in tah t idakmelarang.

    Pege lo laan Haj i

    Pem er i n t ah H i n d i a B e l an d a m e-nangani pengelolaan haji karena jamaah hajiberasal dar i tanah jajahan Belanda. Penge-lolaan dan pengaturan ibadah haji ini diaturo leh M in is t er v a n Kolo n ie (Menter i Pen-ja ja h an ) dan M in is t er v a n Bu it en la nd sch eZaken (Menteri Luar Negeri). Pengelolaan olehkedua departemen tersebut berupa penentuankeb i jakan ten tang haj i ser ta meng-koord inas ikan dan menyelesa ikan per -masalahan haj i dengan pemer in tah terkai tsemisa l Turk i , Arab Hasy imiah dan ArabSaudiah. Maka dibuka pula konsulat Belandadi Jeddah untuk mengkoordinasi Jamaah Hajiyang r esmi d ibuka tahun 1872 mesk ipunkonsulat Belanda sudah ada di Jeddah sejaktahun 1859. (Staadblads tahun 1859 no 42)

    Berdasarkan StaadbladsTahun 1925

    no 110 , tugas umum konsu la t adalahmembantu kapal pengangkutan milik Belandad an m em p er h a t i k an k ep en t i n g an w ar g anegara Belanda dan turut b ertanggung jawabatas hasil keputusan lembaga pembuat hukum.Terkait dengan haji, maka konsulat berkenaandengan kepentingan kapal pengangkut jamaahhaji, kepentingan jamaah haji sebagai warganegara Belanda. Dimana secara spesifik tugasK o n s u l a t d i J ed d ah ; m en e r i m a d an m e-nyimpan daftar jamaah haji, membuat daftarkedatangan dan pemberangkatan kapal haj i ,member ikan keterangan haj i bag i kapalpengangkut haji, memberikan visa bagi pasporthaji, mengeluarkan pasport baru bagi jamaahyang berangkat dari Singapura, menyelesaikanmasalah yang d ihadap i o leh jamaah , me-ngawasi ideologi dan orang-orang ter tentu,

    dan membuat laporan haji setiap musim haji.

    Pengelolaan yang berkaitan lang-s u n g t e r h ad ap j am aah b e r u p a p em b er i andokumen pas jalan oleh pejabat berwenang.Pem b er i an p as j a l an d an p e j ab a t y an gberwenang mengeluarkannya d ia tu r da lamaturan pemer in tah (Staadblad) tahun 1859,disempurnakan tahun 1902 dan 1909, untukl u a r J aw a d i a t u r d a l am St a a d b l a d s t a h u n1923 . Dalam pas ja lan ter sebu t d ica ta tiden t i tas j amaah haj i dan yang berwenangmengeluarkannya adalah kepala-kepala

    daerah (Asisten Residen) . Sementara mulaitahun 1927 di Jawa dan Madura sudah mulaiditangani oleh Kepala Pemerintahan Setempatyaitu wedana dan asisten wedana (merupakanpejabat pribumi. Sedangkan luar Jawa tetapdipegang oleh pejabat Belanda.

    Pas jalan ibadah haji model tahun1894 tidak hanya menyebutkan jenis kelamin,p r ak i r aan u m u r d an t i n g g i b ad an s a j a ,m e l a i n k an j u g a m em b er i k an k e t e r an g ant en t an g b en t u k h i d u n g , m u l u t , d ag u , d anapakah berkumis atau tidak, berjenggot danketerangan fisik yang menonjol lainnya.8 In imerupakan bentuk-bentuk pengawasan yangdilakukan oleh pemerintah terh adap jamaahhaji Nusantara.

    S y a ik s e b a g a i a g e n Ha j i : Ke p e n t in g a nEk o n o m i d a n Ke a g a m a a n

    Orang-orang yang mengurus ik ep en t i n g an d an m en u n t u n m an as i k h a j idisebut syaikh haji. Biasanya yang mengelolajam aa h haji H in di a Belan da (Nus anta ra) ju gaberasal dari Nusantara. Mereka menyiapkanp en g i n ap an , m em b aw a j am aah b e r z i a r ah ,melaksanakan kewaj iban beragama, ser tamembacakan doa. Untuk menjadi syaikh hajiharus mendapat izin dari pihak berwenang diMakkah. Setidaknya pada tahun 1880 , jamaahhaji dari Nusantara dipegang oleh 180 syaikh,dan jumlahnya m eningkat ketika akan terjadiPerang Dunia I menjad i 400 syaikh . Parasyaikh haji ini berkedudukan di Singapura dandi daerah-daerah Nusantara.

    Singapura m enjadi rute pen ting bagiper jalanan Nusantara-Arab. Sehingga t idaksalah tempat ini dijadikan sebagai pelabuhan

    embarkasi penting bagi jamaah haji dimanamereka ada yang bekerja untuk syaikh yang

    8Kees van Dijk, Perjalanan J emaah H aji Indonesia, dalam Dick Douwes dan Nico Kaptein, Ind ones ia dan Haji ,Jakarta:INIS, 1997.hlm 82.

    Haji Nusantara Abad XIX

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    7/32

    SRAT 5

    ada di Makkah dan ada juga yang bekerja untu ksendir i . Sementara para syaikh yang ada diNusan tara te r sebar d i ko ta-ko ta besarkhususnya yang disebut bandar haj i seper t iMakasar , Surabaya , Batav ia , Palembang ,Sabang, dan Teluk Bayur.

    Para syaikh haj i yang ada d iNusantara ini bekerja untuk seorang syaikhMakkah, dan m ereka juga memiliki hubun gan-h u b u n g an b e r p en g a r u h t e r u t am a d en g anpedalaman seperti kyai, naib, penghulu, dan

    us tad . Syaikh haj i in i juga mempunyaih u b u n g an d en g an p e r u s ah aan p e l ay a r ank a r en a m er ek a ak an m en d ap a t k an j a s adar inya. Sehingga boleh dikatakan menjadip e r an t a r a an t a r a j am aah h a j i d en g anperusahaan p elayaran maupun dengan syaikhd i Makkah . Akibat dar i kond is i in i lahkedudukan Syaikh Haji menjadi sangat p entingbaik bagi proses ritual ibadah haji sekaligusbagi ekonomi.

    Mereka dapat mengeruk keuntungandar i usaha yang d i lakukan dalam rangkamemper lancar per ja lanan dan ibadah haj i .Segala kebutuhan jam aah h aji telah d itetapkanoleh para syaikh haji tersebut dar i penyediaantranspor tasi , penginapan, maupun tuntunanibadah haji yang dilakukan. Maka tidak heran,propaganda dari para syaikh ini sebenarnya

    berpengaruh juga pada jumlah jamaah haji .Pengerahan jamaah haji yang dilakukan olehpara syaikh akan member ikan keun tunganekonomi bagi para syaikh haji tersebut. Jadidapat dikatakan adanya mata rantai kegiatanhaji tidak terlepas dari penguasa Makkah agenpelayaran syaikh haji kepala rombongan calon jamaah haji.

    B a g a i m a n a C a l o n H a j i M e m b i a y a iI b a d a h n y a ?

    Pelaksanaan ibadah haji bagi calonjamaah mem bu tu hk an bia ya yan g tid ak sedikitdan harus dipersiapkan sebelumnya. Ini lahsebenarnya kenapa ibadah haj i merupakanibadah yang paling mahal terutama bagi umatI s lam d i Nusan tara . In i juga yang me-nyebabkan ada tambahan syarat bagi merekayang akan melaksanakan rukun Islam kelimayaitu berhaji bagi yang mampu. Yang mampudisini diterjemahkan mam pu dalam h al materi,

    f i s ik maupun menta l , karena per ja lananmemerlukan biaya mahal , ser ta tenaga yangkuat untuk menempuh perjalanan berhari-haridi atas kapal.

    Setidaknya sampai akhir abad XIXbelum ditetapkan secara khusus jumlah biayaminimal yang harus dikeluarkan oleh calonjamaah haji. Pada pe riode sebelum nya , mer ekayang melakukan perjalanan untuk ibadah hajitidak mempersiapkan biaya tertentu. Merekaberangkat dengan upaya sendiri menumpang

    pada perahu dagang . Baru se te lah adanyapengelolaan dan manajemen khusus barulahditentukan jumlah biaya minimal yang harusdikeluarkan seorang calon jamaah haji.

    Tahun 1895 Konsu la t Belanda d iJeddah menghitung biaya yang dikeluarkanoleh seorang jamaah haji sebanyak f282,99dengan tiket pulang pergi dan f322,99 yangmem beli t iket sekali jalan. Kemudian biayatersebut naik menjadi f 698,70 pada tahun1924 . Biaya ter sebu t d ike luarkan un tukmembiayai keperluan yang harus dimiliki baikd i d a l am m au p u n l u a r n eg e r i s ep e r t ipengurusan pasport, perjalanan ke pelabuhanembarkas i , t ike t kapal ha j i , b iaya upacarapemberangkatan, biaya karantina, sewa unta,sewa peng inapan d i Makkah , z iarah keMadinah, konsumsi di Makkah selama 5 bu lan.

    Jamaah haji juga masih harus membawa bekaldalam ben tuk barang a tau natu ra te ru tamabahan makanan dan keperluan lainnya. Bekalini disimpan dalam peti khusus di kapal. 9

    Biaya-b iaya ter sebu t b iasanyadiperoleh dari berbagai cara. Beberapa carapembiayaan yang d i lakukan o leh ca lomjamaa h haj i dap at mela lui ta bu ngan, su mbe r-s u m b er t u n a i , p i n j am an , p ek e r j aan y an gdiupah, dan melalui hasil perdagangan.10 Bagica lon jamaah yang sudah mempers iapkanuntuk ibadah haj i in i j auh- jauh har i makasumber pem biayaan ad alah berdasarkan hasilusaha mela lu i peker jaan-peker jaan yangd i u p ah b ag i m er ek a m au p u n d a r i h a s i lperdagangan yang kemudian ditabung.

    Jamaah haj i dar i Jawa, Sumateradan Kalimantan pada umumnya memperolehbiaya per jalanan dar i hasi l penjualan hasi lp e r t an i an d an p e r k eb u n an . B e r d as a r k anlaporan haji yang dibuat Konsul Belanda di

    9Saleh Putuhena,op. cit.hlm 159-160.10Jacob Vredenbregt,op.cit .hlm 41-44.

    Haji Nusantara Abad XIX

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    8/32

    SRAT6

    J ed d ah , t e r n y a t a j am aah h a j i u m u m n y ab e r a s a l d a r i d ae r ah - d ae r ah p e r t an i an d anperkebunan.(Putuhena,2007:161) disampingdiperoleh dari usaha penjualan hasil pertaniandan perkebunan , t enyata pembiayaan jugaberasa l dar i has i l upah ker ja . In i t e r jad it e r u t am a b ag i m er ek a y an g b ek e r j a p ad aperkebunan kepala sawi t d i Semenan jungMalaya. Adapula mereka yang sengaja datangke Sumatera atau Singapura untuk bekerja diperkebunan sebagai bekal biaya m elaksanakan

    ibadah haji . Cara yang paling klasik dalamp em b i ay aan i b ad ah h a j i ad a l ah d en g anpenjualan barang-barang yang dibawa olehja m a ah . Se la in m em p er d aga n gk an b ar an gd ag an g an m er ek a j u ga m em p er d ag an g kanmata uang asing (valas).

    Pembiayaan yang pal ing anehmenuru t kacamata sekarang adalah bahwaternyata ibadah haj i d ib iayai mela lu ip i n j am an . P i n j am an i n i t en t u n y a d en g anjaminan te rt en tu . Pembia yaan mela lui jalur in isebenarnya merupakan salah satu bentuk daripropaganda yang dilakukan oleh para syaikhhaji, seperti yang terjadi di Jawa Barat dimanam er ek a m en j am i n k an h a r t a b en d a y an gmerupakan nafkah u tama un tuk m emin jamuang sebagai biaya perjalanan haji. Sehinggabanyak orang tertarik untuk melakukan ibadahhaji karena mendapatkan pinjaman uang dariagen-agen haji.

    Kuatnya jar ingan I s lam d ipedalaman seir ing perkembangan budidayap e r k eb u n an s e r t a p e r k em b an g an ek o n o m ikeuangan dengan adanya pemanfaatan tanahsebagai l ahab penar ik keun tungan . Akibatbelum adanya lembaga perkreditan, para h ajis eb aga i t u an t an ah b e r s am a- s am a d en g anorang Cina memegang monopoli peminjamanuang dengan r iba.11 Peminjaman inilah yangd igunakan o leh ca lon jamaah haj i sebagaipembiayaan .

    Perja lanan Menuju Tanah Suc iKalau sekarang per ja lanan

    pemberangkatan jamaah Haji hanya beberapajam sa ja da r i In do nesia de ngan men ggu nakanpesawat te rbang , berbeda halnya ket ika

    N u s an t a r a m as i h b e r ad a d a l am j a j ah an

    Belanda. Mereka harus berangkat jauh har ibahkan beberapa bulan sebelum musim hajit iba . In i sebagai konsekuens i ak ibat j a r akNusantara dengan tanah Makkah.

    Jamaah haji yang akan berangkat keJeddah diharuskan menggunakan kapal uapt e r u t am a d en g an m en g g u n ak an p e l aya r anBelanda yakn i perusahaan Rot terdamscheLloyd , Blue Funnel L ine , dan Neder land .Mereka hanya di izinkan naik kapal melaluipelabuhan-pelabuhan yang sudah ditentukan

    yang disebut embarkasi haji. Pada tahun 1898hanya Batavia dan Padang saja yang ditunjukmenjad i embarkas i , kemudian d isusu lSurabaya, Makasar, Palembang, dan Sabangtahun 1922 serta Belawan Deli tahun 1927.12

    Namun apab i la jamaah haj i t idakakan m enggunakan kapal-kapal Eropa, merekadapat na ik mela lu i embarkas i S ingapura .Mereka dapat dengan bebas memi l ihm en g g u n ak an k ap a l - k ap a l t e r u t am a y an gdikelola oleh para Syaikh Haji . Dalam satukasus apabila jamaah haji berniat berangkatd a r i em b ar k as i S i n g ap u r a n am u n m er ek akekurangan uang maka dapat mempero lehpinjaman dari para Syaikh haji, atau merekalangsung pu lang ke tempat asa lnya tanpam en u j u M ak k ah d an m en y an d an g H a j iSingapura.

    Keberangkatan dari tempat tinggalb iasanya dengan upacara pemberangkatand an p en u h d en g an k a r am a i an . Pen d u d u kberbondong-bondong mengantarkan jamaahmenuju tempat pemberangkatan. Kemudianjamaah ha ji akan men er uskan pe rjala nan yan gb e r a t b e r s am a r o m b o n g an h a j i l a in n y a d ikapal.

    Pe r j a lan an d en g an m en g gu n ak ankapal khusus pengangkut jamaah haj i dar iNusantara dimulai tahun 1825. Kapal yangd igunakan merupakan mi l ik Syaikh UmarBugis . Se jak tahun ter sebu t pengangkutanja maah haji d ila ku ka n den gan m en ggu n ak ankapal mi l ik seorang Syaikh haj i . Se te lahmengetahui peningkatan jumlah p enumpanghaji maka perusahaan pelayaran Inggris mulaiper tengahan abad XIX memasuk i b i sn ist e r s eb u t . J i k a s eb e l u m t ah u n 18 5 8 m as i h

    11Denys Lombard,Nus a Jaw a: Sila ng Bud ay a 2 Jar ing an Asi a, Jakarta: Gramedia, 200 5. hlm 136.12Kees van Dijk,op.cit .hlm 82.

    bersambung ke hal ................................................ 29

    Haji Nusantara Abad XIX

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    9/32

    SRAT 7

    Sistem Rente Bank Rakya t pada MasaKolonial: Stu di ata s LamonganscheVolkscrediet Bank

    Oleh: M. Faishal Aminuddin 1

    D i s e r t a s iS u m i t r oDjojohadikoesomoyang ber judul

    Het Volkscredietwezen in de Depretie2merupakan karya pertama tentang ekonomi danperbankan di Hindia Belanda yang ditulis dalamrentang waktu akhir dari m asa depresi besar.Sumitro adalah saksi atas keadaan di desa, kotasampai di negeri Belanda pada masa-masa sulittersebut.

    Perhatian pada persoalan kedudukanekonomi golongan petani baik sebagai produsenatau konsumen pada depresi besar membuatSumitro menemukan adanya ketimpanganperimbangan kekuatan antara golongan petani

    produsen dan golongan pelaku ekonomi lainnyadalam struktur dan matarantai perdagangan.Seperti bisa ditebak, golongan pelaku

    ekonomi mempunyai kedudukan relatif kuat,bahkan amat kuat karena ber sandar padakombinasi oligopoli da n oligopsoni. Karya inimelihat bahwa kebutuhan akan kredit olehkelompok ekonomi lemah , bukan disebabkanoleh tiadanya harapan akan masa depan atau jugalebih m engutamakan kebutuhan hari ini saja.Tetapi lebih disebabkan faktor ketimpangans t ruk tu ra l d imana kemudian petan i harusmenerima pinjaman dengan tingkat bunga yangtinggi dengan sekian banyak syarat yangmembebani.

    Akibatnya, petani terjerat dalam lilitanutang yang bersifat (semi) permanen.Kebijaksanaan pembebasan hutan (sc huld -bevrijd in g) di beberapa daerah dianggap bisa

    meringankan beban petani tetapi itupun tidakcukup berhasil. Kredit yang diberikan dalamrangka paket perbaikan ekonomi masihbersifat statis dan bukan dinamis karena itut idak bisa merubah kehidupan ekonomipetani.

    Tulisan pendek ini hendak mem-berikan gambaran m engenai kondisi perban-kan daerah dimana bank perkreditan rakyatmenjadi lembaga keuangan modern yangdominan. Apakah hubungan yang bisa dilihatdari perubahan internal LVB dengan kondisiperekonomian masyarakat petani diLamongan?

    Rentang waktu yang diambil berkisarantara tahun 1925-1932. Variabel yang akandianalisis adalah model manajemen internalbank dengan p eriode tingkat kesehatan ban kantara tahun 1923-1927. Kemudian dilakukanperband ingan dengan hubungan an tarapemberian kredit dari bank dengan dinamikabunga pinjaman pada tahun 1928-1933.

    Munculnya Kebijakan KreditSejak dikenalnya lembaga keuangan di

    pedesaan, mulailah dibentuk bank-bank kreditpedesaan yang dijalankan oleh mant ri sebagaisupervisor yang dibawahi oleh pejabatpemerintahan. Pada tahun 1905 tugaspengawasan dijalankan oleh deputi kontroliryang di tunjuk oleh pejabat pemerintah ditingkat kabupaten.

    Pada tahun 1912 ketika volks-credietwezen berdiri dan belakangan disahkandalam Peraturan Pemerintah No. 1221 tahun

    1Penulis adalah Dewan Pendiri HISTra, peminat sejarah dan bekerja sebagai konsultan politik dan pemerintahan. Semua daftar pustaka pr imer dalam tulisan ini bersumber dari Jaarverslag LVB

    dari tahun 1923-1933.2Disertasi ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul Kredit Rakyat pada Masa Depresi oleh Hasan Basari dan diterbitkan oleh LP3ES, 1989

    ARTIKEL UTAMA

    doc.HISTra

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    10/32

    SRAT8

    3History, Present Situation and Problems of the Village Cr edit System ( 1897 -1932) Tr anslated and edited by Klaas Kuiper, 1999, Ministry of Foreign Affairs, Development Cooperation

    Department (DRU),

    0 1919, tugas pengawasan diserahkan padakontrolir berkebangsaan Eropa. Jabatan mantriberada dibawah kontrolir sementara penasehatdibawahi langsung oleh pejabat pem erintahdaerah. Posisi yang paling banyak adalah agenbank karena mempunyai tugas untuk keliling diberbagai wilayah operasional. Meskipun padawaktu ter tentu di terapkan pola pembukaancabang dimana seorang agen bank membawahibeberapa wilayah.

    Pada masa-masa setelah 1920, jumlah

    bank desa semakin bertambah. Pada tahun 1929,sebuah bank perkreditan mengelola dana sampai7,936 gulden, tetapi terjadi penurunan padatahun 1931 menjadi hanya sebesar 4,083. Biayaoperasional yang diper lukan dalam per iode1925-1930 meliputi 3,8% dari nilai yangdikelola.

    Pada tahun 1920, centrale kas danvolkscredietwezen sudah melakukan mergerdiantara sebagian bank-bank desa yang ada. Padatahun 1934, jumlah bank desa menjadi 5000buah yang kemudian semuanya dilebur menjadiAlgemen Volkscrediet Bank (AVB).

    Dalam tulisan yang dibuat oleh ThomasAnthonij Fruin (1933)3, dimana dia kemudianmenjadi presiden AVB yang per tama,menuturkan bahwa kebijakan pemerintahkolonial yang dikenal sebagai kebijakankesejahteraan menghasi lkan dua inst i tusi

    penting dalam sistem perekonomian ditingkatbawah.

    Inst i tusi per tama yaitu s is tempelayanan kredit massa (volkscredietwezen) dandana pusat (centrale kas). Fun gsinya sebagaipendukung, perangsang, pengendalian danpengawasan berbagai macam usaha pemberiankredit . Pada saat i tu banyak inst i tusi yangmelakukan fungsi peminjaman seperti: bankperkreditan umum, bank desa dan bank padi desa(lumbung). Sementara fungsi dari centrale kasadalah sebagai bank sentral bagi bankprekreditan rakyat umum.

    Kinerja LVBKondisi perekonomian daerah La-

    mongan berdasarkan catatan LamonganscheVolkscredietbank (LVB) lebih banyak ditopang

    oleh hasil-hasil pertanian dan palawija. LVBmembuka cabang-cabangnya dengan pem bagian

    kawasan di wilayah set ingkat kecamatan(onderdistrict). Di setiap kawedanan ada duaatau tiga cabang sesuai dengan prospek nasabahyang diukur berdasarkan jumlah produksipertanian dan tingkat kepadatan penduduk yangberkorelasi dengan ra sio kebutuhan h idupnya.

    Komoditas per tanian yang masukperhitungan sebagai bagian produksi adalahhasil pertanian padi jenis bulu dan gundil, beras,jagung kep elandan onton gan, kaspe (singkong),Tabak, Lombok, Kelapa (klapper), Kacang,

    Tembakau (tabak). Dari berbagai komoditastersebut , harga beras ser ingkali mengalamifluktuasi tajam seperti halnya yang terjadi padatahun 1931 dimana h arganya dalam satu tahunberkisar antara 4,35-6,10 per kwintal. Lainnyaadalah lombok yang pada tahun 1932 berkisarantara 4,30-5,45 per kw.

    Pada masa-masa sebelum masuknyaLVB, masyarakat lebih suka memanfaatkanlumbung desa sebagai cara untuk melakukaninvestasi secara kolektif pada pemenuhanketahanan pangan mereka. Berdasarkan catatanyang tersedia, keberadaan lumbung desa barutidak begitu maksimal ketika muncul bank desayang diusahakan oleh administrator pemerintahlokal. Sedangkan LVB sendiri mulai beroperasipada tahun 1910-an yang merangkum modaoperasional tradisional di lumbung dan bankdesa yang ada.

    Eksistensi LVB sendiri tidak begitu cepatpopuler dan hanya menyisir segmen para pejabatpemerintah dan p ara bangsawan. Para tuan tan ahlokal semula tidak terlalu menganggap pentingmelakukan kegiatan investasi atau m emutarkekayaannya di LVB. Baru pada awal tahun 1920-an, mulai ter l ihat akumulasi modal danperputarannya di LVB.

    Dalam kepengurusan, Bupati jugamerangkap sebagai ketua yang dalam kurun1923- 1933 adalah R.A.A Djojoadinegoro. Dalamstruktur kepengurusan bestuur en leden, jabatansosial politik begitu menentukan. Mereka adalahsemacam dewan yang akan diber i laporantahunan dan mengesahkannya. Susunannyaadalah ketua, wakil ketua yang dijabat oleh patih,sekretaris yang dijabat oleh asisten residen dan4-6 orang anggota (leden) yang diisi campuran

    antara satu orang Eropa dan lainnya pribumi.

    Sistem Rente Bank Rakyat pada Masa Kolonial:Studi atas Lamongansche Volkscrediet Bank

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    11/32

    SRAT 9

    Tetapi di sisi pinjaman, bunga berlaku tidak stabilyaitu antara 14-18%.

    Besarnya bunga pinjaman merupakansalah satu alat dari bank rakyat untuk bertahandan m empunyai kemampuan untuk memperolehkeuntungan. Masyarakat lebih membutuhkanpinjaman dalam bentuk uang tunai untukkeperluan-keperluan yang mendesak.

    Besar bunga pinjaman t idak sebandingdengan suku bunga yang diberikan untuk kategoritabungan karena terpaut 10%. Dengan bunga

    pinjaman sebesar 18 % pertahun, peminjam untukkeperluan modal usaha akan sulit men gusahakanpengembal ian modal hanya dengan komodi taspertanian yang ada.

    Selain i tu, dil ihat dari bunga pertahun,untuk deposito rata-rata 4-5%. Tabungan 4%, giro2% terdapat penurunan antara 1 sampai 2 digitdalam tujuh tahun sebelum 1934 memang tidakbisa disebut bisa menggambarkan adanyainstabilitas sosial ekonomi dan politik. Tetapi darisini bisa dilihat bahwa alasan peleburan dalam satuinsti tusi AVB lebih disebabkan karena alasankontrol pemerintah saja agar lebih maksimal.

    Keuntungan LVB jika dilihat dari selisihantara bun ga yang diberikan untuk tabungan dandeposi to dengan bunga yang dibebankan padapinjaman begi tu besar . Hal ini yang membuatlembaga keuangan pember i kredi t berkembang

    pesat. Tentu saja perkembangan tersebut tidak bisadi lepaskan dar i peran pemerintah lokal(kabupaten) dan struktur administratifnya yangbisa m enghimpun dana dari sumber-sumber yangada di setiap desa.

    Argumentasi penting yang dibangun olehSumitro mem pun yai relevansi dan LVB menjadisalah satu pembuktiannya dalam tingkat dan skalayang lebih bawah. Keberadaan bank yang diaturoleh pemerintah kolonial telah meletakkan sistemrente (untung) dimana kewenangan pol i t i sdigunakan sebagai a la t ekonomi untuk mem-peroleh keuntungan yang besar.

    Masyarakat berada dalam posisi yangdi lemat is dan membuat mereka harus ter jebakdalam l ingkaran setan yang t idak berujung.Pengajuan kredit dengan bunga mencekik harusdibayar dengan hasi l per tanian dalam kondis iimpas. Sebenarnya, kebutuhan sehari-hari mereka

    tidak ditopang oleh hasil pertanian melainkan daripinjaman dimana setiap saat harus menanggungbeban bunga yang ber l ipat dar i waktu kewaktu.***

    Tabel 1: kondisi jenis produk LVB dalam mata uang gulden ()

    Dari tabel 1 terdapat gambaran yangmenar ik yai tu t ingkat deposi to cenderungmenurun dan Tabungan mengalami peningkatanyang signifikan. Hal ini mengindikasikan ma-syarakat menginginkan adanya perputaran uangyang lebih intensif.

    Faktor keamanan investasi melaluideposi to t idak ter la lu diminat i karena ke-mungkinan besar terdapat jenis usaha yang lebihmenjanjikan keuntungan. Bank desa masih bisadisebut bertahan tetapi pada sektor lumbung desamengalami penurunan. Hal yang sama diikuti olehbank hasil bumi desa yang menjadi milikmasyarakat desa dan dikelola oleh perangkat desa.

    Nilai investasi pada sektor konsumsikolektif, bisa dil ihat dalam R/ C desa yangmengalami peningkatan drastis. Dari tahun 1923-1926, total dana yang diputar di LVB cenderungmeningkat apalagi pada tahun 1925 terdapatsunt ikan dana dar i kas pusat . Pada tahun 1927terjadi penurunan jumlah dana yang diputar. Haltersebut dipengaruhi oleh penurunan ekst rempada sektor kekayaan murni LVB.

    Dalam kondis i tersebut , penurunankekayaan murni sangat mungkin disebabkan olehkesalahan manajemen dan adanya penjualan asetdalam jumlah besar. Selain itu bisa juga disebabkankegagalan ekspansi dalam pemberian modal sektorperdagangan karena alasan-alasan keamanan.

    Tabel 2: Tingkat Suku Bunga Pinjaman LVB

    Pada tahun-tahun menjelang dileburnyaLVB menjadi bagian AVB, dari tabel 2 bisa dilihat

    bahwa suku bunga pinjaman relatif stabil . Sukubunga yang diberikan secara keseluruhan terjadipenurunan atau s tabi l menjelang tahun 1934.Bunga pinjaman dari 18% dan 16% menjadi 14%.

    Bunga Pinjaman / Tahun 1927 1 928 1929 1930 1931 1932 1933Deposito 5% 5% 5% 5% 5% 4 % 4%Tabungan 4,3,2% 4,2% 4% 4% 4% 4% 4%Giro 3,9% - 2% 2% 2% 2% 2%Desa instellingen o/g - 3% 3% 3% 3% 3% 3%Pinjaman 18% 18% 18% 16% 14% 14%Mestleeningen - - - - 12% 12% 12%Desa instellingen u/g - 9% 9% - 6 % 6% 6%

    Rekening / Tahun 1923 1924 1925 1926 1927

    Deposito 54.300,00 52.100,00 45.100,00 34.600,00 34.600,00Tabungan 48.181,66 58.793,42 58.151,72 77.015,04 90.314,68R/C Desa 6.048,58 28.655,01 29.949,99 33.653,69 34.022,94Bank Desa 24.985,26 16.998,02 20.234,17 30.763,60 25.414,86Lumbung desa 29.773,97 15.292,76 13.749,43 12.419,99 13.304,42Bank hasil bumi desa 22.191,88 14.352,86 12.891,71 16.544,95 14.101,37Centrale Kas (Kas Pusat) 3 4.083,93Kekayaan Murni 30.724,877 34.771,31 41.735,36 56.133,66 25.060,84Total 216.206,22 220.963,38 255.896,31 261.130,93 236.819,11

    Sistem Rente Bank Rakyat pada Masa Kolonial:Studi atas Lamongansche Volkscrediet Bank

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    12/32

    SRAT1 0

    Nyai dalam Hierarki Kolonial

    Oleh: Kalam Jauhari*

    Bagi orang yang biasam em b aca s e j a r ahHind ia Belanda,k e t i k a m en d en g a rkata nyai imajinasi

    yang muncul, tentu, bukanlahnyai yang digunakan orangSu n d a u n t u k m en y eb u t s e -o r an g p e r em p u an d ew as a ,bukan pula bangsa ded hem itsepert i Nyai Roro Kidul, bukanmeriam keramat Nyai Setomimi l ik kera ton so lo , apalag iNyai Saraswat i ; sebuah en -se m ble of the Depar tm en t ofMus ic, dari College of Arts andSciences, University of NorthCarolina.

    Tap i , imaj inas i yangp e r t am a m u n cu l m u n g k i nsama dengan yang dimaksuddalam tul isan ini . Nyai (njaia t au n yah i ) ad a l ah s eo r an gperempuan yang d i jad ikangundik a tau i s t r i s impananoleh seorang lelaki, khususnyaorang Belanda.

    Dalam Kamus BesarBahasa Indones ia , nyaisinonim dengan gundik atauselir, dan diartikan sebagai binig e l ap , p e r em p u an p i a r aan ,dan i s t r i yang t idak pernahdikawini resmi. Sedang dalamBek nop te En cy clo paed ie v anN ed er la n d sch Oo st In d ie,

    yang di terbi tkan pada tahun

    1921, nyai merupakan pe-r em p u an p en g a t u r r u m ahtangga dan juga milik seorang

    pria Eropa.Seorang nyai biasanyadibeli dari ayah inlander-nyaoleh seorang pria eropa untukdijadikan is tr i. Setelahmenjadi nyai seorang Eropa, iaakan bergerak di antara batasistri, ibu r umah tangga, baboe,d an g u n d i k . I a p u n ak anbergerak d i an tara ke-b a h a g i a n l a n t a r a nmendapat kemewahan hidup,d i b an d i n g p a r a i n l an d e rkebanyakan, dan memperolehpenetrasi modernismedank e t ak u t an y an g u m u m n y adisebabkan oleh rasa waswaskarena set iap saat suaminyab isa sa ja mengus i rnya ,

    perlakuan kejam, dan tatapanmata hina dari semua orang.

    Ko m o d i t a s Ko lo n ia - l i s m eKalau mau d i te lusur i ,

    p rak t ik pernyaian d i Nu-santara sebenarnya sudah adasebelum kedatangan bangsaEropa. Pribumi berdarah biru,b iasa memi l ik i i s t r i per -cobaan atau selir, yang setiapsaat bisa ia usir dari h arlemnyajika ia su dah m er asa tak la gicocok a tau bosan . Namun,m en u r u t b an y ak s e j a r aw an ,praktik itu mulai marak ketikad i lembagakan mela lu i ke-bijakan VOC pada 1652, yangmembatas i imigras i pe-

    r empuan Belanda ser ta tun-tutan syarat yang rumit padaperkawinan resmi pria Belandadan perempuan J awa.

    VOC yang berhasi lmenduduki Batav ia me-merlukan banyak tenaga kerjad an b u d ak u n t u k p em - b a -ngunannya, sebab i tu iam em er l u k an b an y ak b u d akperempuan un tuk memenuhik eb u t u h an s ex p a r a p ek e r jaitu, sekaligus sebagai daya tarikag a r o r an g m au d a t an g k eBatavia. Bahkan Pendir i Ba-tavia, Jan Pieterszoon Coen,perna h m engatakan ; Jikap e r em p u an t e r s ed i a , p a s a r -p as a r p e r d ag an g an m en j ad imilik anda.

    *) Mahasiswa tingkat akhir jurusan Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta

    ARTIKEL UTAMA

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    13/32

    SRAT 1 1

    Meskipun demik ian , J . P .Coen yang calvinis itu padadasarnya tak suka denganp r ak t i k p e r b u d ak an d anpergund ikan i tu . Bukank a r en a i a p r i h a t i n d en g annas ib gund ik-gund ik i tu ,t e t ap i i a m en d am b ak anBatav ia yang d i i s i denganorang Eropa murn i . Lag ipula, pergundikan, baginya,h an y a ak an m en y eb ab k anpara p ekerja tidak fokus padapeker jaannya lan taranperhatiannya terbagi denganp a r a g u n d i k p i a r aan n y a .M en u r u t s e j a r aw an d anbudayawan Mona Lohanda(2007) , Coen beranggapanbahwa praktik pergundikanju ga m en ye b abkan t er la lubanyak kasus abor s i dankasus percobaan pem-bunuhan sang majikan olehgundiknya, dengan meng-gunakan racun.

    Sebab itu, Coen, begitudiangkat menjadi gubernurje nder al, pada 11 D es em ber1620 , l angsung melarang

    s iapa sa ja yang t inggal d ilingkungan jurisdiksi Bataviau n t u k m em el i h a r a b u d akperempuan a tau gund ik d ir u m ah yan g b e r s an g k u t anmaupun di tempat lain tanpaa l a s an ap ap u n . I a p u nm em o h o n p ad a p i m p i n anpusat VOC di Belanda agarm em b u a t p e r a t u r an y an gketat tentang hal i tu . Coenju ga , m en u r u t Ca p t . R . P .Suyono , da lam Sek s d a nKek er a sa n Pa d a Za m a nKolo n ia l ( 2 0 0 5 ) , m em i n t adengan sangat agar VOCtidak mengirim lagi wanitajen is de mik ian. Seba lik nya,

    C o en m en g h a r ap k an ag a rVOC men girimkan wanita-w an i ta B e lan d a t e r h o r m a tdar i ke luarga baik -baik ,

    sebab wanita jenis ini takkanmerusak moral pekerjanya.

    Tetapi agaknya harapanCoen tak terkabu l . Jumlahb u d ak b e r k em b an g s an g a tcepat hingga mencapai separuhp en d u d u k B a t av i a p ad a p e r -tengahan abad ke-17. Menurutpenelitian Alwi Sahab (2004),sensus tahun 1681 mencata tdari 30.740 pen-duduk Batavia,sebanyak 15.785 adalah budakbel ian . Tahun 1730 jumlahmereka m eningkat dua kali lipatmenjad i 30 r ibu seh inggamenjad i ke lompok pendudukterbesar . Perbudakan barudihapuskan setelah implemen-tasi Staats-blad J anuar i 1860d i ja lankan . Di an tara parabudak belian di Batavia, banyakyang dibeli di pasar-pasar budakd i Ind ia , seper t i d i pan ta iMalabar dan Coromandel ,selain dar i Bali dan SulawesiSelatan. Di Batavia kala itu jugaterdapat tempat jual beli budak.Pada masa Gubernur JenderalVan den Parra (1761-1775)h am p i r s e t i ap t ah u n n y a d i -

    l ak u k an i m p o r em p a t r i b ubudak. Dalam pasar budak ,

    ukuran mahal- t idaknya budakd i ten tukan o leh kecan t ikan ,karena j ika wajahnya can t ikorang akan menjadikannya nyai.Para budak ini diasongkan dimana ada pasar malam. Acarapenjualan budak yang digelaru m u m n y a m en a r i k p e r h a t i ankhalayak. Apalagi , di pasarmalam yang cuma menyediakanbudak perempuan yang cantik-cantik yang siap d ijadikan nyai.Maka, karena banyaknya nyaiyang sebenarnya ber s ta tusbudak, sangatlah mungkin jika

    k e t u r u n an m er ek a k e l ak ad ayang menjadi pengg ed eBetawi.Sehingga, koran Bin ta ng Beta w imenulis kita biasa menyebut

    pembesar dengan nama Eropapadahal (mungkin) sebetulnyamasih keturunan (budak).

    Seja lan dengan i tu ,menuru t Denis Lombard dalamkarya agungnya, N usa Ja w a(1996), bahkan dalam poster-pos ter yang mengik lankanNusan tara , banyak d igam-barkan wani ta p r ibumi yangcan t ik dan te lan jang dadauntuk menarik wisatawan danpegawai ko lon ia l da tang keNusan tara . Demik ian pu la ,menuru t Ann Laura Sto lerdalam bukunya Ka p it a li sm ed a n Kon f r on t a s i d i S a bukPer kebu nan Su m atera (2005),dengan pemerintahan HindiaBelanda yang (mempromo-s ikan keberadaan gund ik-gund ik yang can t ik ) un tukm en a r i k p a r a k oeli d an p e -gawai perkebunan.

    Adalah umum jika setiapwani ta yang datang ke per -kebunan d ise leks i t e r leb ihdahu lu o leh pejabat per -kebunan , dan j ika ada yangsesuai maka iasudah ber -

    suami a taupun belumakandipaksa menjadi nyai. Gundikpada waktu itu agaknya telahmenjad i f as i l i t as dar i per -kebunan kolonial . Tak heranjika an ak Gub er nu r J en dr al vanRiemsdijk, Will iem VincentHelvetiusyang melalui ko-neks i sang ayah menguasaibeberapa perkebunan d i ka-wasan Cibinong, Cimanggis ,Tanah Abang dan beberapatempat lainnyasewaktu me-ninggal tercatat memiliki 14gundik resmi, 10 gundik takresmi, dan 24 anak.

    Strata TerendahSesudah masa J . P. Coen,sanksi t e rhadap h ubungan d iluar perkawinan yang sah

    Nyai dalam Hierarki Kolonial

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    14/32

    SRAT

    sangat longgar . Seorang pe-ngamat pada 1706, Valentijn,mengatakan nyar i s t idakseorang Belandapun yangterpandang di J awa, yang tidakmempunyai gundik.

    Kedatangan lak i - lak iEropa dalam jumlah besarp ad a m as a p em er i n t ah anHind ia Belandasemakin

    memperpanjang sejarah per-nyaian di Hindia. Mereka yangdatang ke Hindia telah men-dapatkan pelajaran dar i guruVOC mereka; bahwa me-mel ihara nyai l eb ih me-n g u n t u n g k an d i b an d i n g d e -ngan mengawin i secara sahs eo r an g p e r em p u an b u -mipu tera .

    Maka, semakin marak-lah pernyaian o leh bangsa-bangsa Eropa . Orang-orangBelanda dan Eropa la innyam en j ad i s an g a t t e r b i a s amemel ihara nyai . Mula i pe-ja bat t in gg i h in gga so el d adur en d ah an . G u b e r n u r d anpejabat-pejabat t inggi lainya

    yang kaya, biasa mem iliki lebihdar i sa tu nyai . Bahkan ,m en u r u t Pe t e r B o o m g ar ddalam bu kunya, An ak Ja jaha nBela n d a (2004) , Van Reeds am p a i m en g h ad i ah k an d u abuah desa un tuk nyainya ,Raden Ayu Wirad in ingra t .Sedangkan di asram a-asramaKNIL, biasa memiliki banyaknyai yang b isa d i - t idur is eca r a b e r g an t i an a t au d i -per tukarkan dengan pemi l iknyai lainnya. Tak hanya i tu ,Frances Gouda dalam Du tchCul ture Overseas ( 2 0 0 7 )mencatat , bahwa mereka punb iasa melakukan hubungan

    b ad an d en g an n y a i n y a d id ep an t em an - t em an s ea s -r amanya, t anpa mengindah-kan kesopanan tidak ubahnyaseper t i sap i j an tan , kuda

    jan tan , anjing, ku cin g jan tan,negero Kontgo, H ot ten tot.

    Namun, yang meng-h e r an k an ad a l ah u s ah ap em b en a r an p r ak t i k p e r -nyaian yang d i lakukan o lehorang-orang Belanda padawaktu itu. Seperti yang tertulisd a l am En cy cl op a d ie v a nN eder la nsch -I nd ie , pada ta-

    hun 1919; nyai yang tinggald i barak memi l ik i konseps it e r s en d i r i t en t an g c i n t amaka dilihat dari segi manfaat,p e r g u n d i kan d i b a r ak t e t apmerupakan suatu kebutuhan.

    Orang-orang Belandayang se la lu berusaha me-r en d ah k an p r i b u m i u n t u kmembenarkan segala tingkahlakunya itupun mema ndangbahwa seksualitas perem puanpr ibumi yang tak d ibatas iad a t - i s t i ad a t b a r a t i t u m e-nyebabkan banyak penyak i tk e l am i n . D an , m en u r u t p e -ndapat seorang pakar kebidanwani ta d i Yogyakar ta tahu n1936, yang dicatat Gouda

    (2007) ; seksual i tas gad isp r i b u m i s eca r a m en d as a rberbeda dengan seksual i tasgadis Belanda, sehingga ga-gasan ten tang kesucian danmorali tas t idak ber laku bagimereka .

    Selain itu, pendapat lainyang turut melegalkan praktikp e r n y a i an ad a l ah p en d ap a tyang berbau neo-Lamra ckian.Bagi mereka, ras Barat yangditransplantasikan ke dalamkehangatan t rop is yang me-nggiurkan, akan dikutuk be-rakh i r da lam kes ia- s iaan ,kecuali jika orang-orang Eropaitu menghimpun kembali gen

    mereka mela lu i p rokreas idengan pasangan setempat.Kemarakan praktik per-

    n y a i an t e r s eb u t d i t am b ahr am a i d en g an k em u n cu l an

    banyak karya sas t r a yangber temakan keh idupan per -nyaian , ba ik yang meman-dangnya negat i f maupun(sedikit) positif. Mulai da ri GFrancis (1889), yang menulisr o m an k i s ah N y a i Da s im ayang menggambarkan se-o rang nyai yang mening-galkan suaminya karena

    g oen a -g oen a; M a ta Ge la pkarya Mas Marco yangm en ce r i t ak an s k an d a l h u -bungan an tara seorang nyaiyang bernama Retna Permata,yang sedang d i t inggal o lehmajikannya ke Eropa, denganSoebr iga , seorang k lerk(jurutulis) di sebuah perusa-h aan E r o p a ; N ja i Pe r m a n a(1912) karya RM Tirto AdhiSoerjo; Ny a i Marsina (1923)karya Numa; Boen g a R oosDari Tji kem ba ng (1927) karyaKweek Tek Hoaij;It u Bid ad ar id a r i R a w a Pe n in g (1929)karya Madame dEden Lovely;hingga Nja i Isah (1931) karyaSie Liplap. Kalau mau, masih

    dapat di tambah panjang lagidaftar novel-novel itu.

    Memang benar , un tukmenjadi nyai itu ada juga yangd ip i l ih dengan sadar , danseorang nyai mungkin sa jamenganggap dirinya memilikib eb e r ap a k e l eb i h an d i b an -d i n g m as y a r ak a t p r i b u m ikebanyakan. Karena, denganmenjad i nyai , i a t ak per luberker ja d i lumpur - lumpur ,menyiang i j a jaran pan jangtanaman tembakau di musimhujan, berbulu ulat di perke-b u n an t em b ak au , m en j ad ikuli bangunan, atau menya-dap kare t . Tetap i kenya-

    taannya, nyai-nyai itu meng-habiskan hari kerja yang samapanjangnya dengan mengurusr u m ah t an g g a , m en g aw as ikerja para ba bo e, melayani

    1 2

    Nyai dalam Hierarki Kolonial

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    15/32

    naf su maj ikan mereka , dan tanpa jaminanhukum. Sing-katnya, mereka hidup dengankesehar ian yang penuh ker ja bera t , naf sumurahan, dan penghinaan lainnya.

    Mereka juga haru s menghadapi banyakprasangka, tuduhan , h inaan dan per lakuankejam dar i sebag ian besar masyarakat d iHindia Belanda. Laki-laki Eropa (bagi sebagianorang Eropa) yang memel ihara nyai t akdituduh sebagai penyebab praktik busuk ini.Tetapi, selain menuduh iklim tropis yang panas

    d an m ak an an b e r r em p ah y an g m em b ak a rbirahinya, mereka juga beranggapan kebejatanmoral para nyai i tu lah yang menjad i pe-nyebabnya. Per i laku z ina tak bermoralperempuan pr ibumi i tu sendir i dan karakteryang rendah, tul is Gouda, bagaimanapun ,t e l ah m en d o r o n g m er ek a u n t u k m en j ad ipembantu rumah tangga sekaligus mitra sekslaki-laki Eropa sejak awal. Mereka juga seringdituduh memiliki kecenderungan masokhistik.

    Jika ia memiliki anak hasil perkawinancampurannya, nyai i tu mungkin dihina dandianggap rendah oleh anaknya karena warnakulitnya, bahkan, sering kali terjadi, sang anakmalu kalau diketahui bahwa ibunya pribumi.Bi la demik ian yang ter jad i , para nyai i tupulalah yang dianggap bersalah oleh sebagianorang Eropa. Para nyai i tulah yang dituduhmemupuk keangkuhan dan kebanggaan yang

    salah arah. Dan jika anaknya yang perempuanmenjadi pelacur, maka si nyai akan dituduhsebagai perangsang nafsu hewani anaknyaitu .

    Menjadi nyai pun harus siap jika suatusaat sang suami melakukan agresi fisik ketikamereka dalam keadaan lelah, frustasi, maupunsedang mabuk. Merekapun, har us siap setiapsaat untuk diusir majikannya karena si m ajikanhendak mengawini wanita Eropa, atau hanyakarena sang maj ikan bosan . Dan , j ika adaaggota keluarga m ajikan yang mengusir n yaiitu men inggal, maka nyai yang pernah diusiritu dituduh m elakukan balas dendam.

    Kalaupun ada p ihak Eropa yangmengecam dan menentang sistem pernyaian,termasuk Gereja, hal i tu bukan karena per-lakuan buruk dan t idak manus iawi yang

    dialami oleh para Nyai. Kecaman dan penen-tangan terhadap praktik pergundikan tersebut,l eb ih d idasarkan pada kecemasan akanturunnya martabat para tuan Eropa sebagai

    DAFTAR PUSTAKA

    Frances Gouda, Du tch Cu lt ur e Ov er sea s ,Pra ktik Kolo nial di Hindia Belanda , 1900-1942, Serambi, Jakar ta, 2007

    Mona Lohanda, Se j a r a h p a r a P em b es a rPe n g a t u r Ba t a v ia , Komuni tas Bambu,

    Jakar ta , 2007

    R. P. Suyono, Sek s d a n K ek er a s a n P a d aZa m an Ko lon ia l, PT Gramedia Widiasa-rana Indonesia, Jakar ta, 2005

    Alwi Sahab, Da si m a dan Kisa h Pa ra N y ai,Republika, Minggu, 04 Jan uari 20 04

    Denis Lombard , N u sa J a w a , GramediaPustaka Utama, J akarta, 1996

    Ann Laura Sto ler , Ka p it a li sm e d a nKonfr on tas i di Sab uk Per ke bu nan Su m a-ter a , Karsa, Yogyakarta, 2005

    Peter Boomgard , An a k Ja ja h a n Bela n d a ,KILV-Jakarta & Djambatan, Jakarta, 2004

    Lith, P.A.van der, A.J. Spaan, EA(red.), En -cy cl op ed ie v a n N ed er la n d sch -I n d i ,

    s Gravenhage, Leiden, 1919

    masyarakat Bara t , yang merasa memi l ik ileluhur .

    Orang-orang p r ibumi pun , ba ik dar ikelas bangsawan maupun kuli , memandangrendah para n yai itu. Para bangsawan, selainmenganggap nyai dan anaknya tetap sebagaigo longan sos ia l r endah , mereka juga me-nganggap nyai itu m erupakan perem puan yangr en d ah , k o t o r , t ak t ah u m a l u , p en en t an gaturan kesopanan Jawa, hanya memiliki nafsubirahi, penjual kehormatan, tak bermoral dan

    h inaan se jen isnya . Sedangkan o rang-orangpr ibumi d i luar bangsawan , menganggapmereka sebagai t idak suci , pemakan bab i ,peminum jenev er , menjual kehormatan padaorang kulit putih kafir, dan semacamnya. Maka,ji ka ki t a h ar u s m em bua t st r a t if ik a si sosia lmasa ko lon ia l , p rak t i s para nyai i tu akanmenempati kelas sosial yang paling rendah.***

    SRAT 1 3

    Nyai dalam Hierarki Kolonial

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    16/32

    SRAT

    Sejarah Kekerasandi Thailand Se latan

    Oleh: Cahyo Pamungkas*

    ewasnya 85 orang Muslim di ThailandSela tan pada 25 Oktober 2004merupakan simbol kekerasan negara

    terhadap kelompok minori tas . Kekerasannegara semacam ini meningkat seiring denganpember l akuan keadaan da ru ra t m i l i t e r d iProvinsi Pa t tani , Nara thiwat , dan Yala padatanggal 5 Januar i 2004. Hal in i d i la tar-belakangi oleh peristiwa dua hari sebelumnya,yai tu pembakaran 18 Sekolah Dasar danpencurian 300 pucuk senja ta di Nara thiwat .Penerapan darurat militer ini merupakan yangpertama kali dalam sepuluh tahun terakhir dante lah membuka ruang bagi operasi mi l i te runtuk men gatasi permasalahan minori tas Is-lam. Tul isan ini bermaksud untuk men-deskripsikan mengenai permasalahan menda-sar minoritas Islam di Thailand Selatan.

    Umat Is lam di Thai land adalahkelompok minoritas yang jumlahnya 4% dariseluruh penduduk Thailand, tetapi merupakankelompok mayori tas di l ima provinsi d iperbatasan selatan yaitu Pattani, Narathiwat,Yala, Songkhla, dan Satun. Kelima provinsi inisebelum 1786 merupakan wilayah kerajaan Is-lam Pattani yang terpisah dari Kerajaan Siam(Thai land) . A. Teeuw dan Wyat t (1970:3)mengatakan bahwa Kera jaan Pat tani te lahberdi r i pada per tengahan abad ke 15 se i r ingdengan masuknya agama Islam di Seme-nanjung Malayu. Setelah Raja Pattani (Phya TuAntara) memeluk agama Islam pada 1457,maka Kerajaan Pattani dideklarasikan sebagai

    kerajaan Islam (Pitsuwan, 1989).

    Sete lah i tu , agama yang di jadikansebaga i da sa r ke ra j aan be ra l i h da r i agama

    Hindu-Budha menjadi Islam. Tradisi KerajaanHindu-Budha yang menganut paham teosen-tris bahwa raja adalah wakil Tuhan di bumi dannegara sebagai sesuatu yang tidak terpisahkanda r i agama t e t ap d ipe r t ahankan . Namundemikian, pr insip-pr insip dan hukum Islamdibe r l akukan da l am keh idupan masya raka tdan ke ra j aan . Impl ika s i da r i pe rubahan i n iada l ah bahwa Kera j aan Pa t t an i be rusahamenja l i n hubungan pe r -dagangan denganke ra j aan-ke ra j aan I s l am d i Semenan jungMalaya , Arab, dan Cina Sela tan dar ipadake ra j aan-ke ra j aan Hindu-Budha . Seca rapol i t ik , Kera jaan Pat tani mula i bergesermenjauhi Kerajaan Siam dan mendekatkan diridengan ke ra j aan-ke ra j aan Semenan jungMalaya .

    Kera jaan Pat tani mencapai puncakkejayaannya sebagai pusa t perdagangan danpembela jaran agama Islam pada abad ke-17ke t ika mampu men ja l i n hubungan pe r -dagangan yang semakin intensif dengan Arab,India, dan Cina. Catatan Laksamana Cheng-Homenunjukkan bahwa Pattani telah menjadi kotapelabuhan tempat ber interaksinya pedagang-pedagang Cina dan Arab se jak Abad ke-15(Teeuw dan Wyat, 1970:3). Kemajuan dalamperdagangan dan penyebaran agama Islam inimendorong Pa t t an i men jad i pusa t pe rkem-bangan kebudayaan dan peradaban Islam diSemenanjung Malaya d an Asia Tenggara.

    Konflik antara Kerajaan Pattani danSiam mulai berlangsung pada pada tahun 1530-1540 ket ika Raja Pat tani (Sul tan Mudaffar

    Syah) berhasil men guasai J ohor, Pahan g, danKelantan. Pada saat yang bersamaan, KerajaanSiam yang pada waktu i tu bernama Ayudhyasedang diserang oleh Burm a. Pada saat yang

    *) Penulis adalah Peneliti bidang Perkembangan Asia Pasifik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.

    ARTIKEL LEPAS

    1 4

    T

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    17/32

    SRAT

    krit is tersebut Kerajaan Pattani dan Vietnammelakukan serangan terhadap Kerajaan Siam,namun mengalami kegagalan. Sejak saat i tu,Ke ra j aan Pa t t an i me lakukan hubunganpe rsahaba t an dengan Kera j aan S i am danmenjadi wilayah yang merdeka dari KerajaanSiam.

    Setelah Kerajaan Siam di bawah PhyaTaksin berhasil mengusir tentara Burma pada1776, Siam mengal ihkan perhat iannya kekera jaan-kera jaan di Semenanjung Malaya

    yang pe rnah mencoba menye rangnya ya i t uLigor , Songkhla , Pa t ta lung, dan Pat tani .Kerajaam Siam berhasil menun dukkan Pattanipada 1786 setelah mendapatkan bantuan dariLigor, Songkhla, dan Pattalung. Setidaknya adabebe rapa a l a san mengapa S i am be rmaksuduntuk m enguasa i daerah ini . Pe r tam a, motifpol i t ik ya i tu memperluas wi layah kera jaanSiam ke semenan jung Malaya . Ke du a, mot i f ekonomi ya i t u mendapa tkan t enaga ke r j amanus i a yang murah dan sumber - sumberbahan men tah un tuk kepe r luan pe rang .

    Ke t ig a , menguasa i t anah gen t ing Kra yangmenghubungkan Te luk S i am dan Te lukBenggala.

    Selanjutnya, Kerajaan Pattani dibagimenjadi tu juh wi layah yang dikenal denganhu a m ua n g. Ketujuh wi layah ini d iga-bungkan ke da lam sa tu uni t (m on thon) yang

    dikenal sebagai Mon th on of Patt an i. Di bawahs i s t em in i pa ra su l t an d i t e t apkan sebaga ikepa l a pemer in t ahan o l eh ke ra j aan se t e l ahdisetujui oleh Kementrian Dalam Negeri. Raja-ra ja Pat tani t idak lagi memil iki kekuasaanun tuk mengangka t dan me lan t i k pegawa i -pegawai kerajaan. Selain i tu, untuk mengim-bang i kekua t an mayor i t a s o rang-o rangMelayu, Kerajaan Siam menerapkan kebijakanmigrasi dari wilayah utara ke selatan melaluip rogram r eset t le m en t.

    Ekspansi Inggris ke Burma danSemenan jung Ma laya pada t ahun 1896 danekspans i Pe ranc i s ke Indo-c ina pada t ahun1893 mendorong S i am un tuk mene rapkanpol i t ik sent ra l i sasi a tau t hesa p h ib an p a d atahun 1899. Sistem ini memberikan kekuasaankepada Kement r i an Da lam Nege r i un tukmenga tu r dan menghapuskan kewenangan

    yang d imi l i k i o l eh pemer in t ahan dae rah .Sebagai akiba tnya , jabatan gubernur , ra janeger i , a tau sul tan t idak lagi bersi fa t sem i-

    her ed it a ry a t au t u run t emurun , me la inkandi tunjuk dan diangkat oleh Menter i DalamNege r i . Pe ra tu ran i n i d imaksudkan un tukmemperkua t c engke raman pusa t t e rhadapkerajaan-kerajaan bawahan agar tidak jatuh keInggris dan Perancis.

    Keb i j akan i n i mendapa tkanresistensi yang sangat kuat dari Raja Pattani(Sultan Abdul Kadir Kamaruddin) pada tahun1902 . Ra j a me lakukan pemberon t akant e rhadap S i am t e t ap i gaga l ka rena t i dak

    mendapa tkan dukungan dan ban tuan da r iInggr i s yang be rkedudukan d i S ingapura .Inggr i s t i dak member ikan ban tuan ka renamemiliki kepentingan untuk menjadikan Siamsebaga i seku tunya da l am menghadap iekspansi Jerman di Teluk Thailand. Bahkan,Kerajaam Siam dan Inggris membuat perjan-

    jian Anglo -Siam 190 9 yan g mem asukkan Kera-jaan Pa tt an i be rad a di ba wah keku as aa n Siam .

    Integrasi pol i t ik Siam terhadapPat tani di ikut i dengan kebi jakan intervensipo l i t i k nega ra t e rhadap keh idupan sos i a lkeagamaan orang-orang Melayu mela lui UUpendidikan t ahun 1921, asimilasi kebudayaandan penghapusan hukum Islam 1938, integrasit e rhadap kaum u l ama 1948 , dan keb i j akansekulerisasi pond ok 1960. UU Pen didikan 1921mengatur program wajib belajar kepada setiapanak tanpa melihat perbedaan agama dan jenis

    kelamin. Sementara asimi lasi kebudayaan dibawah Pe rdana Mente r i Ph ibun Songkhram(1938-1944) berupa pe larangan penggunaanbudaya dan bahasa Me layu dan d igan t ikandengan budaya dan bahasa Thai . Asimi lasikebudayaan dan program wajib belajar dida-sar i o leh nasional i sme Thai yang diper-kenalkan oleh Raja Vaj i ravudh (1910-1925)sebagai bentuk kesetiaan terh adap Raja Siam,bangsa Thai, dan Agama Budha.

    Sesudah pe rang dun ia kedua ,Pemer in t ah S i am yang t e l ah be rgan t i nam amenjadi Thailand menerapkan politik akomo-dasi te rhadap kaum ulama mela lui pemben-tukan chul ar aj jam on tr i (Majelis Agama Islam)sebagai organisasi yang mewakili kepentinganumat Is lam dan m enjadi penasiha t bagi RajaThailand. Kudeta militer oleh Marsekal PhibunSongkhram pada t ahun 1948 mendorong

    pe rubahan keb i j akan t e rhadap o rang-o rangMelayu m ela lui serangkaian asimi lasi kebu-dayaan seper t i yang pernah di lakukan pada

    Sejarah Kekerasan di Thailand Selatan

    1 5

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    18/32

    SRAT1 6

    tahun 2006 menurut hasil peneli t ian dari theN a t io n a l R eco n ci li a t io n Co m m is sio n (NRC)(NRC 2006; 4) muncul dar i kondisi -kondisia t au sumber keke ra san sebaga i be r iku t . 1

    Pe rtam a , t ingkat individual, yaitu kekerasanyang bersumber dar i penyalahgunaan keku-asaan pem erintahan baik sipil maupun militeryang t i dak dapa t d iba t a s i dan peng-gunaankeke ra san o l eh mi l i t an t e rhadap apa ra tpemer in t ah . Se l a in i t u j uga be ra sa l da r it indakan balasan yang dilakukan oleh aparatnegara sebagai reaksi terhadap kekerasan yangdilakukan oleh mili tan.

    Ke dua , t ingkat struktur yang terdiridari lima hal, yakni ketidakadilan yang mun culda r i p rose s pengad i l an dan s i s t em peme-r in t ahan yang ada ; kond i s i ekonomi yangmemburuk a t au r endah nya t i ngka t ke se j ah -teraan penduduk di t iga wi layah jumlahpenduduk miskin cukup tinggi karena eksplo-itasi sumber daya alam menyebabkan merekamenjadi miskin; sistem pendidikan yang tidakmampu memberdayakan mayor i t a s masya -rakat t iga wilayah mengatasi berbagai tanta-ngan-tantangan sosia l ba ik mater ia l maupunspiri tual; mayoritas masyarakat adalah Thai-Musl im keturunan Melayu, sedangkan Thai -Budha j umlahnya cende rung menurun ; danpe rmasa l ahan-pe rmasa l ahan yang se r ingter jadi di perbatasan Thai land-Malaysiabe r sumber da r i pe rbedaan kua l i t a s h idupan ta ra penduduk t i ga wi l ayah denganpenduduk Malaysia di seberang perbatasan.

    Ke t ig a , t i ngka t an budaya a t aukond i s i ku l t u ra l , ya i t u ma yor it a s p endudukt iga wi layah adalah pemeluk agama Islam,berbahasa Melayu, dan memil iki kesadaranse j a rah sebaga i bekas ke ra j aan Pa t t an i .Kondisi-kondisi ini adalah sumber kekerasankarena sering dijadikan legitimasi oleh m ilitanatau gerakan separatis untuk mengajak orang-orang untuk menyetujui atau ikut melakukant indakan kekesa ran t e rhadap apa ra t peme-r intah. Alasan yang digunakan oleh gerakanseparatis untuk melibatkan masyarakat adalahtu juan be r sama men jaga dan me l indung iidentitas Melayu-Muslim.

    Fakul tas I lmu Sosia l dan Pol i t ik ,Prince Songkhla University, Pattani Kampusme lakukan pene l i t i an mengena i t i ndakankekerasan di Thailand Selatan semasa periode1993 sampai 2005. Berdasarkan data tersebut,

    tahun 1938. Sementar a kebijakan sekulerisasipondok d imaksudkan un tuk memperkua tintervensi negara terhadap proses pendidikanIslam agar generasi muda Islam memiliki rasanasionalisme Thai dan terintegrasikan sebagaiThai-Muslim.

    Collective memory tentang KerajaanPat tani pada masa la lu , sent ra l i sasi s i s tempol i t ik , dan asimi lasi kebudayaan te lahmendorong bangk i tnya pe r l awanan rakya tPattani dalam empat periode. Per ta m a, tahun1902 di bawah pimpinan Sultan Abdul Kadirkamarudd in . Ke d ua , kerusuhan sosia l 1948yang dipicu oleh pe t i s i Haj i Sulong untukmemper juangkan o tonomi . Ke t ig a , per-lawanan seara te rorganisi r d i bawah Pa t tan iUnited Liberation Organ ization (PULO) padat ahun 1970 . Ke em p a t, ge jolak sosia l tahun2004 sebaga i dampak keb i j akan pe rangmelawan terorisme. Dari pelbagai perlawanante r sebu t pemer in t ah Tha i land l eb ih ban yakmenggunakan pendekatan militer sebagai caramenyelesa ikan konfl ik dan melakukan pem-bangunan sos i a l ekonomi un tuk merebu tsimpati masyarakat. Kebijakan tersebut selalut i dak mampu be r t ahan l ama ka rena hanyabe r s i f a t pa r s i a l dan t i dak menyen tuh pe r -masalahan mendasar minori tas Is lam.

    P o l a k e k e r a s a n

    Johan Gal tung (1967) memperluas

    cakupan pe rdama ian men jad i sua tu kond i s ike t iadaan kekerasan f i s ik dan kekerasans t ruk tu ra l a t au pe rdama ian nega t i f danperdamaian posit if. Namun demikian hubung-an kedua ben tuk pe rdama ian i n i bukanhubungan sebab akibat , a r t inya perdamaiannegat i f a tau ke t iadaan kekerasan f i s ik t idakbe ra r t i akan mendorong t e rc ip t anya pe r -dama ian pos i t i f a t au ke t i adaan keke ra sanstruktural. Hal ini disebabkan karena ketiadaankekera san s t ruk tu ra l t e rka i t dengan adan yakeadilan sosial yang seringkali didefinisikansebagai dist r ibusi kekuasaan sumber dayayang ad i l dan mera t a . Meru juk pada t e r -minologi Gal tung m engenai kekerasan lang-sung dan t i dak l angsung a t au keke ra sanpe r sona l dan s t ruk tu ra l , keke ra san yangter jadi di Thai land Sela tan dewasa ini dapatdijelaskan sebagai berikut.

    Kekerasan di Thai land Sela tantepatnya di t iga wi layah yang ter jadi se jak

    1Laporan of the National Reconciliation Commission, Executive Summary, NRC, Mei 2006 Hal. 4.

    Sejarah Kekerasan di Thailand Selatan

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    19/32

    SRAT 1 7

    Sejarah Kekerasan di Thailand Selatan

    mayori tas t indakan kekerasan (82%) ter jadise jak tahun 2004 a tau se lama PemerintahanPerdana Menter i Thaksin Shinawatra . Per is-t iwa keke ra san men ingka t da r i t ahun 2003sebanyak 84 kejadian menjadi 1.843 kejadianpada tahun 2005 dan 1.703 pada tahun 2006.Menurut informasi dari salah seorang peneli t iPSU tersebut , Dr . Sr isomphob Ja t i s imontr i ,1.175 orang meninggal dan 1.756 orang terlukaakibat perist iwa kekerasan ini .

    Namun sa l ah seo rang anggo taKomisi Rekosil iasi Nasional mengungkapkanbahwa minimal korban meninggal adalah 2000orang.2Seorang aktivis m ahasiswa PSU Pattaniyang ikut mengadvokasi korban kekerasanmenyebu tkan bahwa sebag i an be sa r ko rbanadalah orang-orang Melayu-Musl im. Merekaadalah orang dar i pedesaan dan t idak mela-porkan kehi langan anggota ke luarganyakepada apa ra t pemer in t ah yang be rwenang .Hal te rsebut di lakukan karena mereka sudaht idak memil iki kepercayaan kepada apara tpemerintah dan takut bi la melaporkan akandi jadikan korban kekerasan ber ikutnya olehapara t keamanan.3

    Sela in i tu , keadaan darura t mi l i te rse j ak 5 j anua r i 2004 t e l ah member ikankewenangan penuh tentara dan pol is i untukmemadamkan gerakan separatis di tiga wilayahini. Namun , selain Melayu-Muslim, minoritasBudha di t iga wi layah ini juga banyak yangmenjad i ko rban . Demik i an j uga apa ra t

    kemanan ba ik po l i s i dan t en t a ra mesk ipundalam jumlah yang relatif sedikit . Perbedaanju m la h ko rban an t ar a seb el um d an sesudah2004 men imbulkan pe r t anyaan s i apakahpelaku utama tindakan kekerasan selain m iliterdan polisi . Menurut keterangan salah seorangmahas i swa da r i Na ra th iwa t yang t i dak maud i sebu tkan namanya ( IH) , bahwa pe l akukekerasan dar i Melayu-Musl im berbedadengan organisasi separa t i s pada masa la lu .Kalau dulu, gerakan separatis membawa namadan simbol-simbol, sekarang ini mereka tanpanama te tapi hasi l peker jaannya dapat di liha tsecara nyata .

    Untuk menyelesaikan permasalahanseparatisme di perbatasan selatan, PemerintahSiam d isarankan untu k menerapkan kebijakanmember ikan o tonomi khusus kepada l imaprovinsi d i perbatasan se la tan, menyangkut

    keleluasaan untuk mengatur masalah polit ik,ekonomi, dan hukum pada t ingkat lokal. Halin i d ipe r lukan sebaga i usaha -usaha mem-

    Daftar Pustaka

    Galtung, Johan. 1969. Violence, Peace andPeace Research , da lam Mat thewEvangal i s ta . 2005 . Pe a ce S t u d ie s:Critical Concepts in Political Science.New York: Routledge.

    Pitsuwan, Sur in. 1989. I s la m d i T ha il a n d,Jakar ta: LP3ES.

    Teeuw, A. and Wyatt D.K. 1970. The Story ofPatt an i. The Hague-Martinus Nijhoff:Koninklijk Instituut Voor Taal, LandEn Volkenkunde.

    Laporan National Reconciliation Commission,Execu tive Su m m ar y, NRC, Mei 2006

    pe r l akukan o rang-o rang I s l am aga r dapa tmemper t ahan kan n i l ai -n i la i dan t r ad i s inya .Selain i tu, pemerintah Thailand juga dituntutmember ikan ke l e lua saan kepada l embaga -lembaga pol i t ik lokal dan nasional agarbe r j a l an sebaga imana mes t i nya . Ha l i n ipen t ing un tuk me lakukan kon t ro l t e rhadappemer in t ah aga r se la lu menghorm a t i eks i s-t ens i dan kepen t ingan o rang-o rang I s l am.Pemer in t ah j uga d i t un tu t membangun danmempertahan kan sa luran komu nikasi poli t ikyang efekt i f antara orang-orang Islam danpemerintah pusat pada t ingkatan yang palingtinggi. ***

    2Wawancara Cahyo Pamungkas dengan Dr. Worawit Barru 9 Mei 2006 di PSU Pattani Kampus.3Wawancara Cahyo Pamungkas dengan Usman Masong, mantan Ketua PSU Student Uniondi PSU Pattani Kampus 12 Mei 2006.

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    20/32

    SRAT1 8

    IdentifikasiJancuk:

    Sebuah Dikotomi Antara

    Kerangka Moralitas dan Tradisi

    Setiap kelompok m asyarakat mem iliki cirikhas. Karakteristik tersebut tam pak, baikdalam ben tuk per i laku sehar i -har i ,konsep pemikiran, prinsip ideologis, perspe-ktif terhadap kehidupan, maupun adat ataukebiasaan yang secara sadar maupun t idaksadar di turunkan kepada generasi-generasiberikutnya. Selain hal-hal tersebut, aspek lainyang menjadi karateristik kelompok masya-rakatyang membedakan dengan kelompokmasyarakat lainadalah bahasa.

    Bahasa sebagai media komunikasi,merupakan ciri paling menonjol dalam sebuahkelompok sosial. Berbicara mengenai bahasa,ten tu sa ja t idak dapat l epas dar i t in jauansintaksis, semantik, dan semiotis, sebab padahakikatnya bahasa merupakan sistem tand a,dimana tanda tersebut mengacu pada sesuatuyang pada perkembangannya dapat ber im-plikasi, baik secara langsung, maupun tidaklangsung terhadap masyarakat (Teeuw,1984:65) .

    Surabaya misa lnya , sebagai ke-lompok sosial yang ber sifat homogen, yangberarti memiliki karakter dan latar belakangkultural yang sama, memiliki sebuah kese-pakatan yang tidak pernah mereka tulis dalamsebuah pera tu ran ter tu l i s , yang ternyatamasyarakat sebagai bag ian dar i ke lompok

    sos ia l t e r sebu t , beg i tu memegang teguhkesepakatan tersebut, terlepas dar i persoalan

    doc.H

    ISTra

    doc.HISTra

    Oleh:

    Arief Junianto

    Pungkas Wicaksono *

    Arief Junianto dan Pungkas Wicaksono adalah peneliti HISTra dan staf penerbitan HISTra

    historis kesepakatan tersebut, sebab, sepertiyang d ikatakan Hayakawa, bahwa dalampenelitian tradisi lisan, tidak begitu pentings i ap a y an g m en c i p t ak an d an m em b en t u ktradisi itu, namun yang lebih penting adalahper iha l t en tang p r oses , s ikap dan per i lakuyang terjadi di masyarakat terhadap tradisit e r s eb u t . ( d a l am M u l y an a d an R ah m a t ,1994 :97)

    Hal yang per lu d igar i s -bawahidalam ha l homogenitas masyarakat Surabaya

    ini adalah hanya berlaku pada masyarakat aslike lompok ter sebu t , da lam hal in i adalahanggota masyarakat yang sejak lahir berada diSurabaya. Dengan demikian, yang bersang-ku tan meml ik i kedekatan baik secara ps i -ko log is maupun ku l tu ra l t e rhadap tumbuhkembang tradisi asli Surabaya sendiri.

    T rad is i yang menonjo l dar iSurabaya itu sendiri adalah tradisi p is uhan,yakni merupakan ungkapan (lisan), atau lebihtepat jika dikatakan sebagai kata sapaan antarsesama masyarakat Surabaya yang jar akusianya tidak terlalu jauh. Berbicara mengenaipisuha n, terutama yang terdapat di Surabayamengingat data dari berba gai sumber, bahwap isuhan juga terdapat di beberapa daerahtidak akan bisa lepas dari jancu k.

    Terlepas dari persoalan tabu atau

    tidak tabu, pada hakikatnya, ja ncu k m e r u -pakan simbol yang mengacu pada karakteristik

    R I S E T

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    21/32

    SRAT 1 9

    watak masyarakat Surabaya yang keras, penuhper lawanan , spon tan i tas . Berangkat dar is in i lah , maka seharusnya ja n cu k t i d akberimplikasi negatif terhadap perkembanganmoral i tas masyarakat Surabaya send i r i ,meskipun pada kenyataanya asumsi negatif tetap dibebankan pada ja ncuk ini. Persoalanini lebih bisa dipahami jika diketahui terlebihdahulu, pi su ha n, terutama ja ncuksendiri jikadipandang dari aspek historis.

    Ja n cu k d a la m s u d u t p a n d a n g h i s t o r i sTidak dapat d ipungki r i , bahwajancuk tidak bisa lepas dari unsur seksualitas.Sebelum lebih jauh membahas tentang aspekseksuali tas tersebut , per lu diketahui bahwamenurut Edi Samson, t im 11 Cagar BudayaSurabaya, jancuk berasal dari bahasa Belanda,yakni y an ty e oo k, yang berarti kamu juga.Menuru tnya , ka ta te r sebu t ser ingkal i d iu -capkan oleh anak-anak Indo-Belanda, dimanapada saa t i tu , yakn i sek i tar t ahun 1930anmemang terdapat perbedaan kelas yang sangatmenonjo l an tara anak-anak Indo-Belandat e r s eb u t d en g an an ak - an ak p r i b u m i a s l iSurabaya. Kata-kata yang ser ing diucapkanoleh anak-anak Indo-Belanda, salah satunyaad a l ah y a n t y e ook t e r sebu t ser ing kal idipelesetkan sebagai bahan olokan oleh anak-anak pr ibumi. Kata y an ty e oo k sendiri olehan ak - an ak p r i b u m i d i p e l e s e t k an m en j ad iy a n t y -ok, yang secara l i san terdengar[yantck]. Kendati demikian, tidak ada sumbertertulis yang membenarkan bahwa pernyataanEdi Samson tersebut adalah sebagai asal-usuldari jancuk sendiri.

    Dalam perkembangan yang begitucepat , ka ta ja n cu k m en j ad i p o p u l e r .Pergeseran pengucapan ter sebu t d iar t ikanmaknanya o leh arek su rabaya . Walaupunken ta l dengan unsur seksual i tas namunja n cu km en j ad i s i m b o l aks en / p en g u cap andalam setiap aktifitas arek surabaya. Dalamperang kemerdekaan, kata jancukmenjadi katapengobar semangat/motifator pejuang selainkata Al la hu Ak ba r. Hal ini bisa diperhatikandalam f i lm per juangan , Surabaya 10 No-vember 1945, yang didalam banyak digunakan

    kata-kata ja n co k. Ja n co k d i jadikan sebuahungkapan un tuk menumpahkan r asa kesa l ,kecewa sekaligus juga sebagai motifator. Padazaman revolusi maupun pada orde baru, katajancukmenjadi ikon bagi ar ek ar ek surabaya.

    Hal inilah yang menyebabkan sebuah stimulasite rhadap masyarakat Indones ia , ke t ikamendengar kata ja ncu k, maka stereotip yangmuncul adalah orang tersebut adalh bagiandari masyarakat Surabaya.

    Seper t i yang sudah d isebu tkand ia tas , bahwa ja n cu k ser ingkal i d iar t ikansebagai ungkapan untuk menum pahkan rasakesa l , maka ja n cuk pun ser ing d iar t ikansebagai ungkapan yang memiliki makna yangkotor (baca: tidak senonoh ). Disinilah, maka

    ja ncu k erat hubungannya dengan persoalantabu a tau t idak tabu , pan tas t idak pan tas ,mesk ipun t idak dapat d ipungki r i , bahwamasyarakat Surabaya send i r i secara tu runt em u r u n s u d ah m em b er i k an s eb u ah k es e -pakatan terhadap ja ncu k i tu sendir i : bahwaja ncu k merupakan kata yang tabu atau tidakpan tas j ika d iucapkan . Hal in i d i sebabkanadanya sebuah kesepakatan ( t idak ter tul is)yang berlaku di sosial masyarakat Surabayabahwa ja ncu k memiliki makna yang bersifatseksuali tas . Tidak dapat dipungkir i bahwa,d a l am m as y a r ak a t , t e r u t am a k e l o m p o kmasyarakat yang masih (sangat) terikat den ganaturan-aturan moral yang disepakati bersama,unsur seksuali tas sangat di tabukan, sangattidak pantas un tuk diucapkan, sehingga akanterasa tidak wajar jika kata ini diucapkanbegitu saja sebagai sarana komunikasi antarmasyarakat. Hal ini tentu saja didukung olehasumsi bahwa kelompok masyarakat Surabayaadalah kelompok masyarakat berbudayatimur, yang menganggap seksualitas itu adalahsesuatu yang bersifat sakral.

    J ika ja n cu k disejajarkan denganasumsi masyarakat yang tersebut diatas, makaper lu adanya j ika jancuk d imaknai secarae t imologis . Masyarakat m ember ikan dasare t imolog is yang berbeda-beda , kendat idemikian tetap saja tidak ada sebuah legitimasikhusus yang secara tertulis terhadap asumsitersebut . Kendati demikian, seolah menga-baikan legitimasi tersebut, masyarakat Sura-baya menganggap asumsi tersebut merupakansuatu kebenaran yang mereka wariskan secaraturun temurun kepada generasi berikutnya.

    Beberapa dar i masyarakat

    Surabayadalam hal in i masyarakat yangb e r a s a l d a r i k am p u n g - k am p u n g l am a d iSurabayamemiliki asumsi dan dasar etimo-logis yang berbeda-beda, warga Pelemahan

    Identifikasi Jancuk: Sebuah Dikotomi AntaraKerangka Moralitas dan Tradisi

  • 7/26/2019 Buletin SeRAT Edisi 2

    22/3