20
ASPEK PRAKTIS WAWANCARA ASPEK PRAKTIS WAWANCARA PSIKIATRI PSIKIATRI Lama Pertemuan Lama Pertemuan Konsultasi awal cukup 30menit hingga 1 Konsultasi awal cukup 30menit hingga 1 jam, sesuai kondisi. Wawancara dengan jam, sesuai kondisi. Wawancara dengan pasien psikotik atau yang sakit secara pasien psikotik atau yang sakit secara medis lebih singkat karena pasien dapat medis lebih singkat karena pasien dapat merasa stress selama wawancara. Wawancara merasa stress selama wawancara. Wawancara awal untuk evaluasi pasien mengenai awal untuk evaluasi pasien mengenai farmakoterapi atau psikoterapi cenderung farmakoterapi atau psikoterapi cenderung lebih lama. Dengan mendengarkan secara lebih lama. Dengan mendengarkan secara cermat psikiater dapat menemukan ide, cermat psikiater dapat menemukan ide, sehingga eksplorasi lebih baik akan hal sehingga eksplorasi lebih baik akan hal yang dialami pasien. yang dialami pasien.

Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

ASPEK PRAKTIS ASPEK PRAKTIS WAWANCARA PSIKIATRIWAWANCARA PSIKIATRI

ASPEK PRAKTIS ASPEK PRAKTIS WAWANCARA PSIKIATRIWAWANCARA PSIKIATRI

Lama PertemuanLama PertemuanKonsultasi awal cukup 30menit hingga 1 jam, Konsultasi awal cukup 30menit hingga 1 jam, sesuai kondisi. Wawancara dengan pasien sesuai kondisi. Wawancara dengan pasien psikotik atau yang sakit secara medis lebih psikotik atau yang sakit secara medis lebih singkat karena pasien dapat merasa stress singkat karena pasien dapat merasa stress selama wawancara. Wawancara awal untuk selama wawancara. Wawancara awal untuk evaluasi pasien mengenai farmakoterapi atau evaluasi pasien mengenai farmakoterapi atau psikoterapi cenderung lebih lama. Dengan psikoterapi cenderung lebih lama. Dengan mendengarkan secara cermat psikiater dapat mendengarkan secara cermat psikiater dapat menemukan ide, sehingga eksplorasi lebih baik menemukan ide, sehingga eksplorasi lebih baik akan hal yang dialami pasien.akan hal yang dialami pasien.

Page 2: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Tempat Duduk dan Pengaturan Ruang Kerja

Pengaturan kursi mempengaruhi wawancara,sebaiknya sama tinggi sehingga tak seorangpun harus melihat kebawah. Evaluasi pasien seharusnya dalam ruangan yang nyaman, cahaya yang cukup. Hubungan dan observasi yang baik dan lengkap dibuat bila psikiater tidak duduk dibelakang meja.

Page 3: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Macam Intervensi Psikiater memberikan umpan balik

dan informasi, menawarkan reassurance dan respon emosional berkaitan dengan pasien. Intervensi dideskripsikan sebagai suportive atau obstruktive. Wawancara psikiatri merupakan hal yang kompleks, dibentuk oleh kepribadian dan keadaan wawancara.

Page 4: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Mengakhiri Wawancara

Akhir evaluasi psikiater harus memberikan kesan dan saran pada pasien meskipun pada pertemuan awal. Mempersiapkan pasien untuk kontrol dan dengan menanganinya secara baik , meningkatkan upaya untuk membantu pasien.

Page 5: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Mencatat Secara hukum dan medis, pencatatan

yang baik pasien harus dipertahankan. Dokter harus memiliki sistem penyimpanan pencatatan dan

menentukan informasi yang harus dicatat. Sebagian besar psikiater

mencatat riwayat terbaru, hal penting kehidupan pasien, obat yang pernah

diberikan dan kemajuan terapi.

Page 6: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Wawancara Stress

Sebagian besar pasien memiliki rasa kecemasan atau emosi pada saat wawancara dengan psikiater. Melalui tingkah laku atau mayakinkan / menghargai pasien, seorang psikiater seringkali dapat meredam emosi pasien, sehingga pasien dapat melanjutkan cerita kembali.

Page 7: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

FOLLOW - UP

Setelah wawancara yang pertama, pertemuan selanjutnya memungkinkan

pasien untuk memperbaiki informasi yang salah. Ketika kenyamanan dan

kefamiliaran pasien dan psikiater meningkat, pasien akan lebih terbuka menceritakan detail kehidupannya.

Page 8: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

WAWANCARA PASIEN PSIKIATRI

Pasien Psikotik Pasien psikotik memiliki kesulitan berfikir

jernih dan reasoning yang logis. Konsentrasi terganggu, mungkin memiliki waham, keyakinan dan halusinasi. Pasien dengan halusinasi auditorik sebaiknya ditanya tentang isinya, bentuk, volume, kejelasan dan responnya.

Page 9: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Pasien Depresi dan Potensi Bunuh Diri

Pasien depresi parah mungkin memiliki kesulitan konsentrasi, dan bicara spontan.

Assesment yang teliti, maksud potensi bunuh diri, rencana, arti melakukannya misal dengan pertanyaan : Apakah kamu pernah berfikir melukai dirimu sendiri ?

Atau apakah hidupmu tidak berharga ?

Page 10: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

PASIEN AGITASI

Resiko berbuat kasar dan agresif sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

dalam pasien psikiatri. Beberapa kondisi agresif antara lain pemakaian

alkohol, stimulan CNS, delirium,psikosa paranoid, dan fase manik.Wawancara harus dilakukan ditempat yang tenang, cukup ruang agar nyaman. Selama wawancara

psikiater harus mampu secara aman melakukan pemeriksaan profesional.

Page 11: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Pasien yang berbohong Psikiater dapat mengetahui jawaban pasien

jujur atau tidak. Pemeriksa tahu apa yang secara historis tidak benar mungkin secara emosional benar , hal ini sangat berarti untuk assesment diagnosis.Kadangkala pasien berbohong secara sadar dengan maksud eksplisit membohongi pemeriksa, tujuan seperti pengampunan di pengadilan,keuntungan finansial, suplai obat aditif (Malingering).Psikiater dilatih untuk mendeteksi,mengerti,mengobati psikopatologis, bukan sebagai alat pendeteksi kebohongan.

Page 12: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

EMPATI

Empati adalah kapasitas manusiawi yang sangat penting bagi psikiatri. Ekspresi dari empati adalah keahlian yang akan tumbuh semakin baik dengan adanya pengalaman.Pada banyak kesempatan pasien tidak mencari seseorang yang merasakan apa yang mereka rasakan, tetapi seseorang yang mengerti apa yang mereka rasakan

Page 13: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

CATATAN MEDIK

• Menceritakan semua kejadian selama perawatan (RS). Catatan perkembangan antara dokter dan pasien (psikoterapi, laboratorium,obat). Di Rumah Sakit catatan perawat merupakan bagian terpenting catatan medis. Catatn medis merupakan dokumen sat pasien pertama kontak pelayanan kesehatan

Page 14: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Kegunaan Catatan Medik

Selain dokter, catatan medik berguna untuk manajemen

perawatan, rawat inap, kualitas pelayanan. Catatn medis hanya

boleh dilihat oleh petugas kesehatan dan bersifat rahasia. Menyimpan catatan medis dengan baik dapat

menjadi alibi terbaik seorang psikiater dalam menghadapi

tuntutan malpraktek.

Page 15: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

CATATAN dan OBSERVASI PRIBADI

Catatan pribadi didefinisikan sebagai spekulasi, kesan (selain dari tentative dan diagnosa kerja) yang dibuat oleh dokter. Data hanya boleh diakses oleh dokter dan tidak dapat dibuka oleh orang lain.

Page 16: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Akses Pasien pada Catatan Medik

• Pasien memiliki hak hukum untuk mengakses catatan medik. Hak ini

mewakili anggapan bahwa tanggung jawab dari pelayanan medis adalah kolaborasi antara

dokter dan pasien.

Page 17: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Catatan Medis berorientasi masalah

Tahun 1969 Lawrence L Weed menerbitkan Medical Records. Medical Education and Patient Care, menjelaskan catatan medis berorientasi pada masalah. Dalam DSM IV psikososial spesifik dan masalah lingkungan yang mungkin mempengaruhi diagnosa gangguan mental dicatat dalam aksis IV.

Page 18: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

Masalah dibedakan 9 kategori :

* Masalah dengan primary suport group (cth: kematian anggota keluarga)

* Problem terkait lingkungan sosial (cth:kehilangan teman)

* Masalah pendidikan *Masalah pekerjaan * Masalah rumah tangga

Page 19: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

*Masalah ekonomi( Cth: terlilit hutang)

*Masalah dengan akses pelayanan kesehatan

*Masalah dengan sistem hukum*Masalah lain (cth:banjir, gempa)

Page 20: Aspek Praktis Wawancara Psikiatri

E – MAIL

• E-mail telah digunakan oleh dokter sebagai jalan cepat dan efisien untuk berkomunikasi bukan hanya dengan pasien tetapi juga dengan dokter lain tentang pasien.Aturan untuk tidak mendiagnosa dan memberi resep obat melalui telephon kepada pasien yang belum diperiksa langsung harusnya diberlakukan pada email.Bukan hanya berbahaya tapi tidak sesuai etik