38
Edisi 4 Tahun 2014 ISSN-Volume 1/Nomor 4 / Okt - Des 2014 BULETIN LINGKUNGAN SEHAT BULETIN LINGKUNGAN SEHAT SOSOK MENKES “Tak Kenal Maka Tak Sayang” “Tak Kenal Maka Tak Sayang” “WORKSHOP NASIONAL PASAR SEHAT DI DENPASAR, BALI” “Pemberian Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat dalam Rangkaian Acara Peringatan HKN Emas Ke-50” “KOTA MADIUN DEKLARASI KOTA SBS” (Stop Buang Air Besar Sembarangan) " Mie Teman atau Lawan.....?” “Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Limbah Medis, di antara Mengobati dan Mencegah Penyakit” Tahukah Kamu, Buah Bit Untuk Kecantikan ? Tahukah Kamu ? 10 Jenis Makanan Cepat Saji yang Membahayakan Buat Kesehatan ? Tahukah Kamu, Cara Sederhana Mengurangi Risiko Kanker Payudara ? INSPEKTUR HIGIENE SANITASI PANGAN “Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTPS) VII 2014” WUJUDKAN PELABUHAN DAN BANDAR UDARA SEHAT DENGAN PMK No 44” Keluarga Besar Direktorat Penyehatan Lingkungan Mengucapkan SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2015 SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2015 Keluarga Besar Direktorat Penyehatan Lingkungan Mengucapkan

Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Edisi 4 Tahun 2014

ISSN-Volume 1/Nomor 4 / Okt - Des 2014

BULETIN LINGKUNGAN SEHATBULETIN LINGKUNGAN SEHAT

SOSOK MENKES“Tak Kenal Maka Tak Sayang”“Tak Kenal Maka Tak Sayang”

“WORKSHOP NASIONALPASAR SEHAT

DI DENPASAR, BALI”

“Pemberian Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehatdalam Rangkaian Acara Peringatan HKN Emas Ke-50”

“KOTA MADIUN DEKLARASI KOTA SBS”(Stop Buang Air Besar Sembarangan)

" Mie Temanatau Lawan.....?”

“Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Limbah Medis,di antara Mengobati dan Mencegah Penyakit”

Tahukah Kamu,Buah Bit Untuk Kecantikan ?

Tahukah Kamu ?10 Jenis Makanan Cepat Sajiyang MembahayakanBuat Kesehatan ?

Tahukah Kamu,Cara Sederhana Mengurangi RisikoKanker Payudara ?

INSPEKTUR HIGIENE SANITASI PANGAN

“Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTPS) VII 2014”

“WUJUDKAN PELABUHAN DAN BANDAR UDARA SEHAT DENGAN PMK No 44”

Keluarga BesarDirektorat Penyehatan Lingkungan Mengucapkan

SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2015SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2015Keluarga BesarDirektorat Penyehatan Lingkungan Mengucapkan

Page 2: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Haloooo…apa kabar? Bagaimana persiapan parapembaca menjelang akhir tahun? Menuju peng-hujung tahun, Direktorat Penyehatan Ling-

kungan kembali menghadirkanBuletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014yang merupakan edisi terakhir di tahun ini.

Tak terasa sebentar lagi kita akan meninggalkanTahun 2014. Masa lalu hanya akan menjadikenangan. Hari esok akan menjadi sebuahharapan. Berharap yang terbaik di tahun

yang baru nanti.

Akhir kata, selamat membacaEdisi IV Buletin Lingkungan Sehat Tahun 2014 ini.

Kami berharap buletin ini bisa menjadi penemanpembaca dalam mengakhiri tahun ini dan

bermanfaat bagi kita semua. Jika pembacamempunyai masukan, pertanyaan, artikel,

ataupun resensi buku, pembaca bisamengirimkannya ke alamat redaksi kami.

Dari Redaksi,

38Serba-serbi

Tahukah Kamu,Cara Sederhana

Mengurangi Risiko Kanker Payudara ?

Wanita paruh baya yang rutin melakukan latihan �sik selama 30 menit setiap hari dapat terlindungi dari kanker payudara. Latihan tersebut bisa aerobik, zumba maupun sekedar jogging. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Oxford University, mencatat kebiasaan hidup 126.000 wanita menopause. Mereka meminta para subjek penelitian ini merinci seberapa sering mereka berolahraga, mengontrol berat badan, diet, minum alkohol dan merokok. Hasilnya, mereka yang melakukan aktivitas �sik selama tiga jam dalam seming-gu memiliki risiko 21 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak berolahraga. Para wanita ini mengikuti kelas gym, atau rutin berjalan, jogging maupun bersepeda.

Olahraga meskipun tidak disukai banyak orang namun manfaatnya tidak diragukan lagi. Karena, olahraga sangat bagus untuk kesehatan tubuh kamu. Jika jantung terus terpompa dan otot berkontraksi, maka oksigen akan mengalir ke otak lebih banyak dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat dan seimbang.

Tak hanya itu, banyak studi menemukan bahwa dengan olahraga teratur bisa mencegah berb-agai penyakit, salah satunya kanker payudara. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yag diderita banyak orang, khususnya wanita. Kanker ini muncul karena tingkatan hormon oestrogen di dalam tubuh kamu menjadi jauh lebih tinggi daripada yang seharusnya. Penyakit kanker jenis ini menyerang sel-sel yang terdapat di dalam payudara kamu.

Salah satu faktor yang bisa membuat kamu mengidap penyakit yang satu ini adalah adanya sejarah penyakit kanker payudara dalam keluarga. Jadi, jika terdapat satu saja keluarga dekat kamu yang terkena penyakit jenis ini, kemungkinan kamu untuk menderita penyakit yang sama akan sema-kin besar. Namun, timbulnya penyakit ini bisa dicegah. Salah satunya dengan berolahraga.

Untuk mencegah kanker payudara, kamu dianjurkan untuk mempunyai program olahraga yang bisa kamu lakukan dengan teratur. Program olahraga ini bisa dilakukan dengan aerobik selama 150 menit setiap minggunya.

Jika kamu tidak menyukai aerobik, kamu juga bisa mencoba melakukan beberapa olahraga lain yang melatih kekuatan �sik kamu. Olahraga jenis ini dapat kamu lakukan 2 kali seminggu. Jalan santai dengan pedometer dan senam irama dengan lagu juga bia jadi pilihan kamu yang tidak mau melaku-kan olahraga berat.

Page 3: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Sekretaris RedaksiAstrid Salome

Anggota RedaksiRano Banyu AjiAdhi PrasetyoNuri HandayaniNia KurniawatiDewi MarlinaDewi Mulyani

Desain Gra�sArif Wisudyastomo

EditorF. Eko Saputro (Kasubdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar) Cucu Cakrawati (Kasubdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi)M. Yunus (Kasubdit Higiene Sanitasi Pangan)Sonny P. Warouw (Kasubdit Penyehatan Permukiman dan Tempat-Tempat Umum)Yuli Karmen (Kasubdit Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat)

RedakturBunga Mayung Datu Linggi (Kasubbag TU)

Alamat redaksi Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara No. 29

Jakarta Pusat 10560 (Gedung D lt. 2) Telp. (021) 4247608 Ext. 118 Faks. (021) 4245778Email [email protected]

Penanggungjawab

Wilfried H Purba (Direktur Penyehatan Lingkungan)

SUSUNAN REDAKSI 2

Page 4: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Dari Redaksi,

“WORKSHOP NASIONAL PASAR SEHATDI DENPASAR, BALI”

3 DAFTAR ISI3

SUSUNAN REDAKSI DAFTAR ISI

“Pemberian Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehatdalam Rangkaian Acara Peringatan HKN Emas Ke-50”

“KOTA MADIUN DEKLARASI KOTA SBS”(Stop Buang Air Besar Sembarangan) 11

1416

24

28

31

35

38

34

9

6

32

1

“Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTPS) VII 2014”

" Mie Teman atau Lawan.....?”

“WUJUDKAN PELABUHAN DAN BANDAR UDARA SEHAT DENGAN PMK No 44”

Tahukah Kamu, Buah Bit Untuk Kecantikan ?

Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Limbah Medis,di antara Mengobati dan Mencegah Penyakit

Tahukah Kamu, Cara SederhanaMengurangi Risiko Kanker Payudara ?

4 SOSOK MENKES“Tak Kenal Maka Tak Sayang”

INSPEKTUR HIGIENE SANITASI PANGAN

Tahukah Kamu, 10 Jenis Makanan Cepat Sajiyang Membahayakan Buat Kesehatan ?

Page 5: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Jakarta, 26 Oktober 2014. Prof.dr. Nila Djuwita F.Moeloek, Sp.M resmi ditunjuk sebagai Ment-eri Kesehatan Republik Indonesia dalam Kabinet Kerja Jokowi JK untuk periode 2014-2019. Namanya tentu sudah tidak asing di dunia kesehatan Indonesia. Terlebih, dokter spesialis mata ini pernah diproyeksikan menjadi menteri kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu II era Susilo Bambang Yudhoyo-no. Meskipun akhirnya batal dilantik meski sudah mengikuti proses seleksi. Lahir di Jakarta 11 April 1949, wanita berdarah Minang ini merupakan istri dari dr.Farid Anfasa Moeloek, menteri kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan Presiden BJ.Habibie. Pasangan ini dikaruniai 3 anak yaitu Muh. Reiza, Puti Alifah, dan Puti Annisa. Dunia kesehatan merupakan bidang yang digeluti oleh Ibu Nila, begitu dia akrab disapa, sejak belajar kedokteran di Universitas Indonesia tahun 1968. Untuk mendalami ilmu dan pengetahuannya, Ibu Nila meneruskan pendidikannya pada studi kekhususan bidang oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan lulus tahun 1974.

SOSOK MENKES

“Tak Kenal Maka Tak Sayang”

4

Page 6: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Di Indonesia, wanita yang cantik, ramah, energik dan cerdas ini, aktif sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), anggota Persatuan Dokter Bola mata Indonesia (Perdami) sekaligus juga mer-upakan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami) Pusat, staf pendidik Departemen Bola mata FKUI, Anggota Kolegium Oftalmologi Indonesia dan juga Senat Akademik FKUI. Ibu Nila juga terli-bat aktif dalam kegiatan rumah sakit, khususnya bidang mata yaitu menjadi Ketua Subdivisi Tumor Mata di Departemen Oftalmologi RSCM dan sekaligus Koordinator Penelitian di Departemen Oftal-mologi FKUI-RSCM tahun 1979-1998. Tahun 2008-2009, Nila menjadi Ketua Unit Penelitian Medis di FKUI-RSCM. Nama Ibu Nila pun juga sudah kondang di mata dunia, karena menjadi staf redaksi di Orbita International Magazine sejak tahun 1985 dan anggota International Society Orbital Disorder, sebuah organisasi yang konsentrasi pada gangguan mata. Sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ibu Nila masih aktif mengajar di program doktor pasca sarjana Fakultas Kedokteran Universitas dan selama lima tahun terakhir juga dipercaya menjadi Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2009-2014. Selaku utusan khusus, Ibu Nila menjadi Duta Presiden yang bertugas menyampaikan beragam perihal mengenai MDGs, tidak saja kepada para pemangku kepentingan di kabupaten dan juga kota, namun juga nasional, regional, lebih lagi global. Problem universal yang ingin ditanggulangi oleh program MDGs ini adalah kemiskinan absolut, belum terjangkaunya pendidikan, masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, rendahnya kesehatan anak, kesenjangan jender, penyebaran HIV/AIDS dan penyakit menular lain, kerusakan lingkungan, serta penggalangan kemitraan global. Dalam wawancara dengan beliau setelah pelantikan, Ibu Nila mengungkapkan bahwa dirinya akan berfokus membela tenaga kesehatan. Selain itu ia juga menyatakan “Kesehatan berperanan sangat penting bagi negara. Bagaimana kita mengurangi kemiskinan, ya sangat terkait dengan keseha-tan. Maka MDGs itu lah hulunya kesehatan”, ungkapnya.Bekal semua pengalaman tersebut itulah, tampaknya dianggap cukup oleh Presiden Joko Widodo untuk mempercayakan tugas-tugas di Kementerian Kesehatan kepada Nila Djuwita F. Moeloek. Selamat bekerja untuk Ibu Menkes! (AS)

5 Sosok

Page 7: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Pada hari kedua pelaksanaan workshop, dilaksanakan diskusi dengan berbagai lintas kementerian

terkait pasar dengan seluruh peserta workshop. Para peserta workshop terlihat serius mengikuti diskusi dan

menyimak semua paparan dari 11 perwakilan Pasar Sehat Percontohan dengan penuh antusias dan

semangat.

Berikut beberapa hal penting yang di peroleh dari diskusi dan paparan para narasumber yaitu

Pemerintah telah berupaya untuk mewujudkan kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman, dan sehat

melalui kerjasama seluruh pihak yang terkait dalam menyediakan bahan pangan yang aman dan bergizi

bagi masyarakat.

Workshop Nasional Pasar Sehat yang

bertajuk “Percepatan Pembangunan Pasar Sehat

sebagaiUpaya Pengendalian Risiko Kesehatan dan

Peningkatan Ekonomi Daerah” secara resmi dibuka

oleh Bapak Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. Agus

Purwadianto, pada Senin sore tanggal 22 Septem-

ber 2014. Kegiatan yang dilaksanakan di Pulau

Dewata Bali tepatnya di Sanur Paradise Plaza Hotel

ini, dihadiri oleh perwakilan dari 11 (sebelas) pasar

tradisional yang menjadi Pasar Sehat Percontohan,

diantaranya Walikota Pekalongan dan Walikota

Malang yang memberikan pengalaman tentang

keberhasilan dalam membangun pasar sehat di

daerahnya.

Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari Kementerian Lembaga yang terkait pasar seperti Kement-

erian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementarian Parekraf, BPOM,

Kementerian UKM, dan Koperasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup,

serta dari lintas program di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Perwakilan dari berbagai Dinas Keseha-

tan Provinsi maupun Kabupaten/Kota juga turut hadir memeriahkan acara workshop ini.

PERISTIWA“WORKSHOP NASIONAL

PASAR SEHATDI DENPASAR, BALI”

6

Page 8: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

PERISTIWA

Terwujudnya pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat merupakan dambaan kita semua. Hal ini

sesuai dengan amanat Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun

2005, No. 1138/Menkes/Pb/VIII/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan kabupaten/kota Sehat dan Kepu-

tusan Menteri Kesehatan R.I. No. 519/Menkes/Sk/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.

Untuk membantu para Bupati dan Walikota melaksanakan Kepmenkes tentang Pedoman Penye-

lenggaraan Pasar Sehat ini, telah dikembangkan pasar sehat percontohan di 11 kabupaten/kota yang

terbesar di 11 propinsi Indonesia. Kegiatan pasar sehat percontohan ini berlangsung pada 2007 – 2011 dan

dilaksanakan atas kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Uni Eropa dan WHO. Setiap pasar sehat

percontohan mendapat bantuan untuk peningkatan kapasitas bagi para pembina, para pedagang, dan

komunitas pasar lainnya agar terjadi perubahan perilaku bagi terwujudnya pasar yang bersih, aman,

nyaman dan sehat.

Pasar Sehat Percontohan di 11 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia yang telah dilaksanakan

sejak tahun 2008 menunjukkan keberhasilan. Kabupaten/kota yang bersangkutan mampu melakukan

pemberdayaan terhadap semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pasar, sehingga tercipta

kemandirian komunitas pasar yang mampu mengubah pasar yang sebelumnya tidak memenuhi pers-

yaratan kesehatan menjadi memenuhi persyaratan kesehatan. Terjadi perubahan perilaku komunitas

pasar yang tidak sehat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang pada akhirnya mampu men-

ciptakan pasar yang sehat, bersih, aman dan nyaman. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari peran lintas sektor dan program baik di tingkat pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

7

Page 9: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Replikasi pasar sehat dari berbagai daerah juga telah dilakukan oleh beberapa daerah dengan melakukan studi banding ke pasar sehat percontohan, akan tetapi sampai saat ini pada pasar sehat percon-tohan pun masih banyak ditemukan berbagai masalah yang tidak sesuai prinsip-prinsip pasar sehat. Sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap pasar sehat percontohan sesuai komitmen awal yang pernah diajukan oleh kepala daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI bekerjasama dengan WHO melaksanakan Worksop Nasional dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan pasar sehat di 11 (sebelas) pasar tradisional, untuk dapat menghasilkan kesepa-katan dan rekomendasi yang dapat ditindak lanjuti dalam rangka percepatan replikasi Pengembangan Pasar Sehat di Indonesia.

Pada acara penutupan workshop, Bapak Direktur Penyehatan Lingkungan, drh. Wilfried Purba, MM.Mkes, dalam arahannya mengatakan bahwa “Dari kegiatan workshop ini dipandang perlu adanya satu model Percontohan Nasional Pasar Sehat yang mengintegrasi semua lintas sektor terkait, yang mana secara bertahap dituangkan kedalam Road map Pengembangan Pasar Sehat Tahun 2015 – 2019. Model Pasar Percontohan ini diharapkan akan memotivasi Bupati/Walikota untuk melakukan replikasi pasar sehat dalam wilayahnya masing-masing, sehingga pada akhirnya semua pasar tradisionil atau pasar rakyat akan menjadi Pasar Sehat. Apalagi Pemerintahan saat ini yaitu Kabinet Kerja Jokowi-JK melalui Kementerian Perdagangan telah mencanangkan akan membangun dan merevitalisasi 5000 pasar tradisional selama 5 tahun kedepan, guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Hal ini tentunya menjadi pelu-ang untuk mensinergikan semua kementarian terkait dalam program percepatan pengembangan pasar tardisionil/pasar rakyat menjadi pasar sehat. Akhir kata, mari kita kerja, kerja dan kerja untuk kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat komunitas pasar tradisional guna mewujudkan pasar yang besih, aman, nyaman dan Sehat”. Demikian arahan Direktur Penyehatan Lingkungan yang sekaligus menu-tup acara workshop. (DM)

PERISTIWA 8

Page 10: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Dalam rangka memeriahkan peringatan HUT HKN di tahun emas ke-50 Direktorat Penyehatan Lingkungan

Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan, memberikan penghargaan untuk Pelabuhan dan Bandar Udara

Sehat.

Sebelum memberikan penghargaan tersebut dilakukan beberapa proses penilaian antara lain, Forum Pela-

buhan Sehat maupun Bandar Udara Sehat melaksanakan penilaian sendiri (self asessment) terhadap prog-

ress penyelenggaraan kegiatan program Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat sesuai Permenkes No 44

Tahun 2014. Tiap forum Pelabuhan dan Bandar Udara menyampaikan laporan hasil kegiatan kepada Otori-

tas Pelabuhan atau Bandar Udara, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur

Jenderal PP dan PL. Penilaian sendiri (self asessment) oleh forum dilakukan terhadap kondisi lingkungan

yang mencakup permasalahan kebersihan, keamanan, kenyamanan dan meniadakan faktor risiko keseha-

tan masyarakat.

Beberapa aspek kegiatan yang dinilai dalam penilaian sendiri (self assessment) meliputi Penyelenggaraan

kesehatan lingkungan, Penataan sarana dan fasilitas, Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, Pening-

katan keselamatan dan kesehatan kerja, Peningkatan keamanan dan ketertiban, dan Aspek Kelembagaan

meliputi Forum Pelabuhan Sehat.

Selanjutnya hasil penilaian sendiri (self assessment) di crosscheck melalui pembahasan khusus oleh Tim

Penilai Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat tingkat Pusat dan kemudian Tim ini melakukan veri�kasi lapan-

gan langsung terhadap pelabuhan dan bandar udara yang telah mengirimkan penilaian dan dinyatakan

masuk dalam nominasi calon penerima penghargaan. Terdapat 9 (sembilan) Nominasi Pelabuhan/Bandar

Udara Sehat yang terpilih yaitu :

“Pemberian Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehatdalam Rangkaian Acara Peringatan HKN Emas Ke-50”

PERISTIWA9

Page 11: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

1. Pelabuhan Laut Tanjung Intan, Cilacap2. Pelabuhan Khusus Pupuk Kaltim Samarinda3. Pelabuhan Khusus Kaltim Prima CoalSamarinda4. Pelabuhan Khusus PT Badak LNG samarinda5. Pelabuhan Laut Boombaru Palembang6. Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten7. Pelabuhan Laut Tanjung Priok, Jakarta8. Bandar Udara International Juata, Tarakan Kalimatan Utara9. Bandar Udara International Sultan Haji Muhammad Sulaiman Balikpapan Kalimantan Timur

Pelaksanaan pemberian penghargaan diselenggarakan dengan sangat meriah pada Kamis, 27 November 2014 dalam rangkaian acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Emas ke 50 Tahun yang bertempat di Aula Auditorium Gedung Siwabessy Kemenkes RI. Pada hari itu, penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat diserahkan langsung oleh Ibu Menkes RI, Nila Alfansa Moeloek kepada para penerima peng-hargaan yaitu:

a. mewakili Bandar Udara yaitu Bandara Udara Sepinggan Balikpapanb. mewakili Pelabuhan Laut yaitu Pelabuhan Laut Tanjung Priok Jakartac. mewakili Pelabuhan Penyebarangan yaitu Pelabuhan Merak Bantend. mewakili Pelabuhan Khusus yaitu Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) PT LNG Badak Kota Bontang Kalimantan Timur

Dengan adanya penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi Pelabuhan dan Bandar Udara lainnya di

seluruh Indonesia. Selain itu diharapkan

agar semua instansi terkait termasuk

swasta dan masyarakat Pelabuhan atau

Bandar Udara dapat berperilaku hidup

bersih dan sehat sehingga dapat mewu-

judkan kondisi Pelabuhan dan Bandara

Udara yang aman, nyaman, bersih dan

sehat dan dapat menurunkan risiko

penularan penyakit berbasis lingkun-

gan yang ditularkan melalui lingkungan

Pelabuhan dan Bandara Udara. (DM)

PERISTIWA

Gambar : Ibu Menteri Kesehatan Menyerahkan Piala dan Piagam Penghargaan

10

Page 12: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Deklarasi dilakukan sebelum jalan sehat. Wali Kota Madiun Bambang Irian-

to didampingi oleh seluruh jajarannya dan perwakilan dari Kementerian

Kesehatan, Kasubdit. Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar, F. Eko Saputro,

Kepala BBTKL Surabaya, Zainal I Nampira serta Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur, membacakan deklarasi yang ditirukan oleh semua elemen

masyarakat yang sangat berperan penting dalam perwujudan SBS (Stop

Buang Air Besar Sembarangan) serta diakhiri dengan pelepasan balon.

Acara juga diramaikan dengan hiburan musik dangdut.

“KOTA MADIUN DEKLARASI KOTA SBS”(Stop Buang Air Besar Sembarangan)

PERISTIWA

Madiun (Jawa Timur) – Kota Madiun akhirnya mampu meraih cita-citanya untuk mewujudkan kehidupan

masyarakatnya yang lebih sehat, yakni dengan mendeklarasikan diri sebagai kota “Stop Buang Air Besar

Sembarangan” (SBS) di halaman Balai Kota setempat pada jumat (7/11).

Deklarasi kota SBS yang digelar di halaman Balai Kota Madiun tersebut, dikemas dengan kegiatan jalan

sehat berhadiah. Deklarasi SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan tersebut juga dalam rangka memeriah-

kan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 tahun 2014 yang jatuh pada tanggal 12 November

2014.

Kasubdit PASD, F.Eko Saputro membagikan doorprice SBS

11

Page 13: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

“SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) ini sudah kami pupuk sejak lama. Kami lakukan secara bertahap karna tidak mudah mengubah kebiasaan warga untuk meninggalkan buang air besar di sembarang tempat,” ujar Wali Kota Madiun, Bambang Irianto.

Ia menjelaskan, presentasi Kota Madiun sebagai Kota SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) sudah dirin-tis sejak tahun 2009. Pemerintah Kota (Pemkot) setempat telah menganggarkan dana secara khusus untuk program jambanisasi secara berkala guna mendukung perwujudan kota SBS (Stop Buang Air Besar Semba-rangan).

Usaha berat tersebut kini berbuah manis. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tim dari Pemprov Jawa Timur, masyarakat Kota Madiun telah 100 persen menggunakan jamban yang sehat sebagai sarana buang air besar.

Setelah diveri�kasi tim Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bersama konsultan World Bank, PKK, dan Kemenkes RI, pada 31 Oktober dan 1 November lalu diketahui bahwa Kota Madiun menjadi kota pertama di Indonesia yang mendeklarasikan SBS. "Tim melakukan veri�kasi ke lapangan mulai tingkat kader, kelura-han, dan kecamatan. Hasilnya, OD-nya nol. Artinya, masyarakat Madiun telah 100 persen memiliki jamban yang sehat," ungkap Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Provinsi Jawa Timur, Edi Basuki.

Menurut dia, tidak semua jamban tergolong sehat. Namun, di Kota Madiun, melalui program jambanisasi yang ada, seluruh masyarakatnya terlebih warga miskin, telah memiliki jamban yang sehat. Adapun, kriteria jamban sehat adalah jamban yang dilengkapi dengan sarana sapiteng dan peresapan. Sedangkan, veri�ka-si dilakukan di daerah pinggiran Sungai Bengawan Madiun yang rawan digunakan untuk buang air besar sembarangan.

Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun melalui Dinas Kesehatan dan pihak-pihak terkait terus memberikan sosialisasi ke mas-yarakat untuk menumbuhkan kesadaran hidup bersih dan sehat dengan tidak buang air besar di sembarang tempat.

Target utama dari program jambanisasi adalah seluruh wilayah di Kota Madiun dapat mendeklarasikan SBS sehingga tidak ada lagi warga yang buang air besar di sembarang tempat. Seperti di sungai, ladang, ataupun kebun.

PERISTIWA 12

Page 14: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Wali Kota Madiun, Bambang Irianto, pun meminta agar budaya hidup bersih warga Kota Madiun dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) terus dipertahankan. Sebab, selain merupakan program nasional, pencanangan SBS di seluruh wilayah atau kelurahan Kota Madiun itu sangat bermanfaat bagi masyarakat karena mereka akan terhindar dari penyakit mudah menular yang ditularkan melalui tinja.

Selama tiga tahun terakhir, program jambanisasi telah menelan anggaran hingga Rp15 miliar dari APBD Kota Madiun. Dari dana tersebut, telah sebanyak 3.000 jamban sehat yang dibangun. Pihaknya akan terus melakukan program jambanisasi untuk tahun 2015 bagi warga miskin yang ingin membangun rumah dan jambannya. Tahun 2015, akan dianggarkan untuk pembangunan sebanyak 974 jamban sehat.

Bambang menjelaskan, deklarasi SBS merupakan perwujudan pelaksanaan pilar pertama dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kegiatan itu juga merupakan upaya promotif dan preventif untuk mencegah dan menurunkan kejadian penyakit berbasis lingkungan, meningkatan kepedulian masyarakat terhadap higenis, dan sanitasi.

"Diharapkan, perilaku baik ini terus dilaksanakan dan dipertahankan selamanya," kata Wali Kota Madiun Bambang Irianto.Adapun pilar yang lain dalam mewujudkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yakni Cuci Tangan Pakai Sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, dan pengamanan sampah rumah tangga. "Dengan demikian, semoga masyarakat Kota Madiun semakin lama semakin sehat, sejahtera, dan maju," tambahnya. (VH)

PERISTIWA13

Page 15: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Perayaan puncak Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTPS) VII 2014 yang dilak-sanakan pada 18 Oktober 2014 lalu berlangsung dengan meriah di Lapangan D Senayan Jakarta Selatan. Acara yang dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan, Plt Dirjen PP&PL, Sesditjen PP&PL, Direktur Penyehatan Lingkungan, Kepala BBTKL Surabaya, perwakilan Kadinkes dari beberapa provinsi, mitra pendukung (WHO, UNICEF, USAID, IUWASH, Plan Indonesia, Save the Chil-

dren, Reckitt Benckiser Indonesia, dan Yayasan Adaro), tamu undangan lain serta anak-anak sekolah yang berjumlah ±1000, turut mewarnai perayaan tersebut.Acara tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr Ali Ghufron Mukti M.Sc.,Ph.D. Setelah member-ikan sambutan pembukaan, dilaksanakan pelepasan balon oleh Wakil Menteri Kesehatan beserta jajarann-ya dan perwakilan dari WHO serta UNICEF, sebagai tanda peresmian pembukaan HCTPS VII 2014.Kemudian acara dilanjutkan dengan penobatan Duta Lingkungan Sehat dan Natural Leader 2014 serta pemberian plakat kepada para mitra pendukung oleh Wakil Menteri Kesehatan dan jajarannya.

Adapun pemenang Duta Lingkun-gan Sehat, berasal dari perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Bali dan Papua Barat. Sedangkan pemenang Natural Leader berasal dari perwakilan Provinsi Papua Barat, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.Tidak hanya penobatan saja yang diberikan, namun Wakil Menteri Kesehatan, Tamu VIP dan para Duta Lingkungan Sehat dan Natural Leader juga berdialog bersama. Dalam dialog tersebut, Wakil Menteri Kesehatan melontarkan beberapa pertanyaan, salah satunya mengenai penerapan hidup bersih dengan cuci tangan pakai sabun dan keter-tarikan akan perilaku hidup sehat dan higienis dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Perayaan HCTPS VII bukan sekedar perayaan biasa, melainkan salah satu ajang membangun komitmen

“Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia (HCTPS) VII 2014”

PERISTIWA 14

Page 16: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

bersama antara pemerintah maupun stakeholder terkait untuk mewujudkan pencapaian program STBM yaitu perilaku hidup bersih dan sehat di seluruh lapisan masyarakat. Salah satu upaya agar perilaku tersebut menjadi suatu kebiasaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan kampanye promosi perilaku cuci tangan. Adapun Rangkaian kampanye kegiatan yang dilakukan menjelang perayaan puncak HCTPS VII, diantaranya:

Pemilihan Duta LS STBM dan Natural Leader. Kegiatan ini berlangsung di 34 provinsi dan 539 kabupat-en/kota mulai Mei 2014 sampai dengan Oktober 2014 dengan sasaran peserta anak sekolah dasar kelas 4 dan 5. Peserta lomba mengirimkan tulisan yang menceritakan aksi mereka dalam mengkampanyekan gerakan CTPS di lingkungan sekitar mereka. Kegiatan pemilihan Duta LS STBM dan Natural Leader melibat-kan Dinas Kesehatan Provinsi sebagai tim juri provinsi.

Kampanye CTPS di Media Sosial. Melalui website, facebook, dan twitter yang bertujuan untuk menyebar-luaskan pesan CTPS kepada masyarakat.

Roadshow di Sekolah Dasar. Para pemenang Duta LS STBM dan Natural Leader mengadakan roadshow sekolah dasar yaitu SDN Labschool Jakarta. Kegiatan yang dilakukan berupa kampanye kepada teman-teman sebaya mereka untuk melakukan CTPS di 5 (lima) waktu penting, sekaligus memberi contoh praktek cuci tangan yang benar.

Talkshow Pentingnya CTPS dan Sanitasi yang Baik. Talkshow diselenggarakan di stasiun NET TV dan beberapa Radio (Female FM, Radio Pro 3, Lite FM, RDI) pada 12 - 19 Oktober 2014. Salah satu acara yang diselenggarakan, para Duta LS STBM dan Natural Leader berbincang-bincang dengan Wakil Menteri Kese-hatan mengenai pengalaman mereka dalam mempraktekkan dan mengkampanyekan kebiasaan CTPS di lingkungan masing-masing.Puncak rangkaian kampanye kegiatan Peringatan HCTPS VII, yaitu dilakukannya “ritual hand print” oleh Wakil Menteri Kesehatan dan Tamu VIP yang kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan bersama. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh 1000 anak Sekolah Dasar. Terakhir, Wakil Menteri Kesehatan menyerukan slogan “Tangan Bersih” kemudian disambut serentak oleh tamu undangan beserta anak-anak sekolah dengan menyerukan “Generasi Sehat!!!” (HK)

PERISTIWA15

Page 17: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Hampir setiap orang pernah merasakan nikmatnya makan mie. Mie merupakan makanan favorit yang sangat merakyat dan bahkan telah mendunia. Bahan makanan ini sangat digemari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sifatnya yang praktis, rasanya yang enak, dan harganya yang terjangkau merupakan daya tarik yang luar biasa. Bahkan di Indonesia masakan mie dijadikan ciri khas daerah tertentu seperti Aceh dengan masakan mie acehnya, daerah Jawa dengan mie jawanya, Bandung dengan mie kocoknya, Bangka dengan mie bangkanya, dan sebagainya. Mie pun dapat juga dibuat sebagai bahan campuran masakan lain seperti soto mie, lontong mie, rujak mie, ifu mie, mie titi, mie juhi, dll. Mie juga mudah diolah menjadi aneka macam makanan ringan (kue) seperti lontong mie, spagheti, schutel mie, perkedel mie dan lain-lain atau sebagai snack. Karena kepraktisannya mie juga biasa di manfaatkan sebagai bahan makanan pengganti nasi pada saat kedaruratan bencana. Bicara tentang mie terasa tidak akan pernah ada habisnya karena mie memang menarik dan sangat fenomenal.

Oleh : dra. Dewi MinarniFungsional Sanitarian MudaSubbag TU, Dit. Penyehatan LingkunganDitjen PP dan PL, Kemenkes RI

16

EDUKATIF DAN INFORMATIF" Mie Teman atauLawan.....?”

Page 18: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Mie yang kita kenal tentunya ada berbagai macam, ada mie basah atau mie kuning, mie putih atau bihun, mie soun dan mie kering serta mie instan. Namun diantara jenis mie, mie instanlah yang paling fenomenal di masyarakat Indonesia. Meskipun sering beredar rumor soal efek buruknya, produk makanan yang satu ini tetap digemari, seolah semua penikmat mie instan tidak terpengaruh rumor tersebut bahkan seolah lidah penikmat mie sudah menjadi kebal.

Mie yang berbahan dasar gandum adalah makanan alternatif pengganti nasi karena senyawa utama yang terkandung didalamnya adalah karbohidrat yaitu mer-upakan zat sumber tenaga. Menurut catatan sejarahnya, awalnya mie dibuat di daratan Cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas sampai ke Benua Eropa.

Menurut buku-buku sejarah, di Benua Eropa mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke Cina dan membawa oleh-oleh mie. Namun pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini. Pemanfaatan gandum sesungguhnya telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya mie juga mula-mula berkembang di sana, melalui proses penggilingan gandum yang diolah berupa lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat tercipta mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T.Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara masal. Sejak saat itulah, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di Cina mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962). Dilihat dari bahan dasarnya, mie dapat dibuat dari berbagai macam tepung, seperti tepung terigu, tepung tang mien, tepung beras, tepung kanji, tepung kacang hijau dll. Dari jenis tepung di atas, mie dari tepung terigu paling banyak digunakan khususnya untuk membuat mie instan. Adapun komposisi bahan-nya adalah tepung terigu, air, telur, garam dapur dan air abu atau air ki untuk pengenyal. Proses pembuatan mie melalui beberapa tahap. Pertama adalah tahap pencampuran. Dalam proses ini semua bahan di campur menjadi satu sampai terbentuk adonan. Berikutnya adalah tahap pengulian dimana adonan diuleni

Mengenal jenis-jenis mie

17 EDUKATIF DAN INFORMATIF

Page 19: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 18agar terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. Setelah itu adonan dibentuk atau dipotong sesuai dengan jenis mie yang akan di buat. Sepintas sulit membedakan antara mie instan dan mie basah. Apalagi bila mie tersebut telah beru-bah menjadi makanan yang siap santap. Di masyarakat kita nama mie kering dan mie basah sudah sangat familier. Disebut mie basah karena kandungan airnya yang masih cukup tinggi sehingga mie basah hanya tahan 1 hari selebihnya mie jenis ini menjadi cepat basi. Kategori kedua adalah mie kering atau yang dike-nal dengan mie instan. Mie instan banyak kita jumpai di pasaran bahkan hampir di setiap rumah tangga selalu menyimpannya sebagai stok atau bahan makanan alternatif.

Dari bentuk tampilan dan bahan dasarnya maka mie dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :

1. Cellophane noodles atau kita kenal dengan sebutan su un. Su un dibuat dari campuran tepung kentang dan tepung kacang hijau. Mie jenis ini sangat lunak teksturnya, warnan-ya putih bening, mudah lunak bila kena panas, sehingga cocok untuk olahan sop, suun goreng, campuran semur daging, isi pastel atau soto. Suun di jual dalam bentuk kering.

2. Mie Telur. Mie ini di buat dari tepung terigu jenis hard wheat dan diperkaya dengan telur. Biasanya dijual dalam kondisi kering dengan bentuk bulat maupun pipih.

3. Hokkien Noodles. Sering disebut dengan mie Hong Kong. Bentuknya menyerupai mie telur bulat dan halus. Biasanya dijual dalam kondisi basah dalam kemasan kedap udara. Mie ini sangat cocok untuk dibuat mie goreng atau mie rebus.

4. Ramen. Orang menyebutnya mie keriting Cina. Dijual dalam kondisi kering dalam kemasan mie instan. Sangat cocok diolah sebagai mie goreng atau mie kuah.

5. Rice stick noodles. Di sini lebih populer dengan sebutan kwetiau. Mie ini dibuat dari terpung beras dan air. Di pasa-ran dapat kita jumpai dalam bentuk kering dan basah. Kwetiau sangat cocok untuk dibuat kwetiau goreng maupun kuah.

Page 20: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

19 EDUKATIF DAN INFORMATIF

Somen noodles. Mi ini berasal dari Jepang, terbuat dari tepung gandum dan minyak. Teksturnya sangat lembut dan rasanya gurih. Somen dijual dalam bentuk kering, rupanya menyerupai lidi dan sangat rapuh. Cocok untuk masakan Jepang yang berkuah.

7. Soba noodles. Terkenal dengan sebutan mi Jepang. Bentuknya hampir sama seperti mie somen namun warnannya keabu-abuan atau hijau tua (mengandung sari teh hijau). Biasanya dijual dalam bentuk kering, sangat cocok untuk hidangan mie kuah.

6.

8. Rice Vermicelli. Mie ini sangat populer di Indonesia, kebanyakan orang menyebutnya dengan bihun. Bihun terbuat dari tepung beras, warnanya putih bersih dan teksturnya sangat lembut. Mie ini sangat mudah matang jadi tidak perlu di rebus, direndam air panas sudah cukup. Biasanya dijual dalam bentuk kering dalam kemasan plastik. Cocok untuk isi soup, bihun goreng, baso.

9. Mie shoa. Sejenis mie asal Cina. Terbuat dari tepung beras, mie ini berwarna putih terang berdiameter 1 sd 1,5 mm dan sangat mudah matang, dijual dalam bentuk kering dalam kemasan plastik. Mie shoa biasanya digunakan langsung di dalam masakan seperti soup atau sebagai snack seperti misoa goreng.

10. Wonton. Di sini lebih dikenal dengan sebutan kulit pangsit. Dijual dalam bentuk basah dalam kemasan plastik. Bentuknya segi empat, biasanya diolah dengan beragam isi. Wonton atau kulit pangsit baik direbus maupun digoreng biasa digunakan untuk pelengkap mie ayam.

Page 21: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 20

Siapa yang gak suka mie instan? Makanan ini sudah sangat populer teruta-ma di kalangan pekerja yang inginnya serba praktis karena tidak memiliki banyak waktu, para ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, dan anak-

anak kost, dan masih banyak lagi dari kalangan atas sampai minoritas. Karena mudah dan praktis cara pengolahannya maka mie instan sering dijadikan sebagai andalan pengganti nasi. Bahkan menyetok mie instan berbungkus-bungkus di rumah sudah menjadi hal yang umum dijumpai di setiap rumah. Sebetulnya seperti apakah mie instan itu, dan sampai sejauh mana faktor keamanannya bagi kesehatan apabila dikonsumsi setiap hari atau terlalu sering menyantap mie instan? Lalu lebih aman yang mana makan mie instan atau mie basah? Nah biar gak penasaran lebih baik kita cari tahu.

Mie instan adalah produk olahan mie yang telah mengalami proses pemasakan lanjutan atau yang disebut dengan instanisasi, yaitu dikukus dan digoreng atau dikeringkan dengan udara panas hingga titik gelatinisasi, setelah itu lalu dikemas. Proses ini memungkinkan tingkat kemasakan mie yang sempurna sehingga dalam proses pemasakan mie instan hanya membutuhkan lama pemasakan 3-5 menit perebusan saja.

Berdasarkan rumor di masyarakat, mengkonsumsi mie instan dapat menyebabkan nyeri pada lambung dan berbagai gangguan lain. Menanggapi berita tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) menjelaskan nipagin alias methyl p-phydroxybenzoate yang digunakan pada pembuatan mie instan, dapat berfungsi sebagai pengawet yang aman dengan batas maksimum peng-gunaan. Dari hasil kajian Badan POM tentang kajian persyaratan di beberapa negara, seperti Kanada dan AS, batas maksimum penggunaan nipagin dalam pangan yang diizinkan adalah 1.000 mg/kg; sedang-kan di Singapura dan Brunei, batas maksimum penggunaan dalam kecap 250 mg/kg dan Hongkong sebesar 550 mg/kg. Apabila dilihat dari data-data tersebut Badan POM dapat menyatakan bahwa produk mie instan yang terdaftar di Indonesia masih aman untuk dikonsumsi,” kata Kustantinah (Badan POM). Berdasarkan riset yang pernah dilakukan IPB terhadap produk mie instan yang beredar di Indone-sia, Eddy Setyo Mudjajanto, dosen gizi masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), mengatakan jumlah bahan pengawet yang dipakai jumlahnya bervariasi. Secara umum ada 7 komponen dalam mie

Mie Instan dandampak kesehatan

Page 22: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

21 EDUKATIF DAN INFORMATIF

instan, termasuk pengawet, pewarna, dan antioksidan,” urainya. “Selama ini, kita memakai standar makanan yang berkiblat pada badan keamanan pangan di Amerika/FDA. Jika dikatakan aman, kita mengikuti. Namun, meski dinyatakan aman, perlu dikaji apakah jumlahnya juga dalam level aman,” katanya.

Mengenai dampak zat pengawet bagi kesehatan, ia menyebutkan jika makanan berpengawet dikonsumsi secara rutin dan terus-menerus, bisa memicu gangguan kesehatan, termasuk kanker. “Memang belum ada bukti ilmiah mengenai hal ini, baru dugaan. Karena itu, sebaiknya konsumsi mi instan sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali dalam seminggu,” katanya.

Selanjutnya, mari kita cari tahu bagaimana bila dilihat berdasarkan kandungan gizinya. Ketika orang modern bicara soal makanan, masalah gizi akan muncul dan selalu menjadi bahan perhatian. Bahkan pertanyaan senada juga akan muncul pada saat orang mengonsumsi makanan serba praktis, makanan dalam kaleng, nugget dan lain sebagainya. Dilihat dari segi nilai gizinya, kandungan mie instan sarat karbohidrat dengan kandungan protein yang relatif rendah. Bahan tambahan makanan (BTM) pada mie instan umumnya adalah

Page 23: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 22pengembang adonan, penstabil adonan, pembuat emulsi, pembuat tekstur, dan zat pewarna agar warnanya menarik. Semuanya adalah BTM kimiawi khusus untuk industri pangan. BTM pada bumbu mie instan umumnya adalah monosodium glutamat (MSG atau vetsin) dan pemberi rasa. Adapun bahan lainnya adalah Natrium Polifosfat, Karamel, Hidrolisat Protein Nabati, Ribotide, Zat Besi dan Asam Malat, yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula Food Additive yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu. Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG), serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggu-nakan additif. Belum lagi Stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker.

nam dan Myanmar dengan takaran yang sangat kecil sekali, yakni 1-2 korek kuping (setara dengan 30-60 Mg) untuk setiap porsi masakan ala China, mie atau bakso, dan pangsit. Sebenarnya, untuk jenis masakan Indonesia, tidak membutuhkan MSG, karena sudah banyak bumbu yang bisa membuat lezat makanan Indonesia. Jadi sangat disarankan menghindari penggunaan MSG yang berlebihan pada masakan ataupun makanan anda, atau anda dapat menggantinya dengan gula.

Menurut dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli penya-kit dalam dari FKUI RSCM Jakarta, orang yang menderita gangguan lambung tidak disarank-an untuk mengonsumsi mie. “Untuk penderita sakit maag mie tidak disarankan karena mie mengandung ragi sehingga akan menambah gas di lambungnya,” katanya. Braden Kuo, seorang spesialis pencernaan dari Massachusetts General Hospital di Boston, melalui kamera kecil yang dimasukkan dalam sistem pencernaan pasien, menemukan bahwa tubuh manusia harus berjuang keras untuk mencerna ramen instant. Selama 32-jam menunjukkan perut berkontraksi bolak-balik mencoba

Monosodium Glutamate (MSG), ternyata mengandung banyak hal yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, terutama keseha-tan anak-anak. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. Sebe-lum tahun 60-an, MSG digunakan oleh golongan masyarakat baik ibu rumah-tangga maupun restoran di China, Jepang, Korea, Thailand, Viet- Monosodium Glutamat (MSG)

proses pencernaan mie instan dalam Lambung

Page 24: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

23 EDUKATIF DAN INFORMATIF

untuk menggiling mie instan. Bukan hanya itu, kandungan mie instant dalam bumbu mie mempunyai kandungan garam dan MSG yang cukup tinggi yang tidak baik bagi perkembangan otak. Selain itu dapat membuat bagian pencernaan tidak sehat karena di dalam mie instan terdapat kandungan natri-um yang dapat meningkatkan asam lambung dan dapat membuat penyakit hipertensi berkembang dengan cepat. Mie instant tidak disarankan untuk dimakan pada sarapan ataupun pada saat sedang mengalami gangguan pencernaan. Beri rentang waktu antara 3 atau 4 hari. Usahakan jangan menggu-nakan hasil air rebusan mie dalam campuran kuah mie Anda karena terdapat beberapa zat lilin di dalam-nya. Dengan melihat dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkannya ternyata dibalik kenikmatan-nya, mengkonsumsi mie secara berlebihan hanya akan mendatangkan malapetaka bagi kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, rakyat Korea Selatan yang sering mengkonsumsi mie instant, mengala-mi peningkatan pesat dalam masalah kesehatan, khususnya penyakit jantung. Selain itu, kandungan monosodium glutamat (MSG) pada mi instan juga sebaiknya dihindari oleh pengidap tekanan darah tinggi. “Natrium pada MSG akan membuat tekanan darah tinggi meningkat,” ucap salah satu staf penga-jar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM ini. Mie instan sebagai “pengganjal” perut darurat, boleh saja, namun bukan untuk dimakan secara rutin. Lalu bagaimana dengan mie basah yang biasa kita jumpai di pasar-pasar tradisional ? Mie ini biasa dikonsumsi sebagai bahan campuran utama soto mie, empek-empek atau toge goreng. Mie ini berwarna kuning mengkilat, berminyak dan teksturnya lebih liat. Karena kandungan airnya yang masih cukup tinggi maka mie basah mudah basi karena hanya tahan 1 hari saja. Oleh karena itu banyak dian-tara para pembuat mie basah berupaya agar mie yang dibuatnya tetap awet dan mereka tidak akan merugi. Salah satunya dengan menggunakan formalin. Formaldehida atau formalin merupakan bahan kimia yang biasa dipakai untuk membasmi bakteri atau berfungsi sebagai disinfektan. Juga berfungsi untuk mengawetkan dan mengeringkan kulit. Jelas sekali bahwa bahan tersebut bukan untuk makanan, yang tentunya jika dikonsumsi manusia akan berdampak buruk pada kesehatan. Mulai dari gangguan ringan hingga penyakit serius seperti ginjal, kanker, dan lain-lain. Secara kasat mata selintas sulit membedakan mana mie berformalin dengan yang tidak berformalin. Untuk itu tidak ada salahnya teliti saat membeli mie basah atau mie segar di pasar tradisional maupun swalayan. Perhatikan saat dipegang mie akan terasa sangat kenyal atau liat, lebih tercium aroma obat meskipun sudah berulangkali dibilas bahkan direbus, saat dipotong dengan sendok teksturnya kenyal mirip karet. Dalam suhu ruang, mie tahan lebih lama yaitu lebih dari 2 hari. Warna kuning yang kuat juga perlu diwaspadai karena bisa jadi pewarna yang digunakan bukan pewarna makanan. Sedangkan mie basah yang dibuat tanpa formalin, aroma tepungnya lebih kental dan sedikit bau anyir telur. Mie mudah sekali putus karena tekstur liatnya berasal dari gluten tepung, saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung dan telur yang ikut terlarut didalam air, pastinya mie tidak tahan lama bila disimpan lama, mie akan mudah jamuran, kalau soal cita rasa mie seperti ini rasanya lebih gurih, empuk dan lembut.

Page 25: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 24Melihat adanya efek kesehatan yang ditimbulkan maka bagi yang hobi makan mie instan atau yang terlalu sering memakan makanan ini harus mulai dapat menguranginya secara bertahap dan harus tahu apa bahayan-ya. Gunakan bahan makanan bergizi untuk tambahan menu mie anda seper-ti sayur-sayuran dan ikan atau dapat juga membiasakan mengkonsumsi makanan sehat seperti mie organik atau mie sehat buatan sendiri atau mie yang

dibuat dengan bahan campuran sayuran seperti bayam, sawi hijau, wortel, buah bit. dll. yang mulai banyak diproduksi di masyarakat. Tetapi hal yang penting untuk diingat adalah perhatikan juga cara pengolahannya karena, cara pengolahan mie yang salah akan menimbulkan efek yang tidak baik dida-lam tubuh Anda nantinya.

Jakarta (25/07) Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, telah menetapkan Peraturan Menteri Keseha-tan RI No 44 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Sudah cukup lama para petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menunggu payung hukum sebagai panduan dalam melak

“WUJUDKAN PELABUHAN DAN BANDAR UDARA SEHAT DENGAN PMK No 44”

Oleh : dra. Tri Saptaningsih, M.SiFungsional Sanitarian MadyaSubdit PKSD, Dit. Penyehatan LingkunganDitjen PP dan PL, Kemenkes RI

Page 26: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

25 EDUKATIF DAN INFORMATIF

sanakan tupoksinya. Sebelum terbit PMK berbagai kendala dialami dalam berkoordinasi untuk mensin-ergikan program pada wilayah khusus di Pelabuhan dan Bandar Udara. Sosialisasi Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat kepada seluruh kepala KKP di seluruh Indonesia sebagai pemangku kepentingan bidang kesehatan telah dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2014. Hal ini perlu dilakukan untuk percepatan dalam pengelolaan kualitas lingkungan secara �sik dan sosial melalui penyelenggaraan pelabuhan dan bandar udara sehat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

BAGAIMANA PENYELENGGARAAN PELABUHAN DAN BANDAR UDARA ?

Tujuan

Mewujudkan wilayah Pelabuhan dan Bandar Udara yang tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat dan mewujudkan kondisi wilayah Pelabuhan dan Bandar Udara yang aman, nyaman, bersih dan sehat untuk komunitas pekerja serta masyarakat di Pelabuhan dan Bandar Udara dalam melak-sanakan akiti�tasnya.

Siapa yang bertanggung jawab

Setiap instansi dan badan usaha yang berada di lingkungan Pelabuhan dan Bandar Udara bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, yang dilakukan sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing instansi dan badan usaha.

LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

Pembentukan Forum • Forum dibentuk sebagai wadah untuk mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan kebijakan penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. • Kantor Kesehatan Pelabuhan memprakarsai pembentukan forum dan berkoordinasi dengan pimpinan otoritas. • Unsur terdiri dari instansi terkait baik pusat maupun daerah yang membidangi Karantina, Imigrasi dan Bea Cukai, pelaku usaha, dan perwakilan asosiasi kemasyarakatan yang akuntabel berada di pelabuhan atau bandar udara yang dibentuk oleh pimpinan otoritas. • Mempunyai nama, tujuan, visi dan misi serta program yang dikembangkan sesuai dengan kebu Tuhan masih-masing.• Adanya komitmen/kesepakatan bersama antar instansi anggota forum.

Page 27: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 26• Menyusun rencana kerja disesuaikan/disinkronkan dengan prioritas yang ingin dicapai oleh masing-masing instansi pelabuhan dan bandar udara. Kegiatan disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang yang mengacu kegiatan yang sedang dan akan diprogramkan oleh mas ing-masing anggota. Prioritas kegiatan adalah meningkatkan kebersihan, keamanan, kenya manan dan meniadakan faktor risiko kesehatan masyarakat.• Mengadakan pertemuan secara berkala yang dihadiri oleh para anggota.• Melaksanakan pemantauan kegiatan instansi, pelaku usaha dan masyarakat.• Melakukan penilaian sendiri (self assesment) terhadap penyelenggaraan pelabuhan dan bandar udara sekali dalam setahun dan hasil disampaikan kepada pimpinan otoritas dan selanjutnya dilaporkan kepada menteri melalui Direktur Jenderal.• Peran forum sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator intansi dan komunitas yang ada di Pelabuhan dan Bandar Udara.

Kegiatan yang dilakukan Prioritas kegiatan dalam mewujudkan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat adalah meningkatkan kebersihan, keamanan, kenyamanan dan meniadakan faktor risiko kesehatan masyarakat yang meliputi

• Penyelenggaraan kesehatan lingkungan Kegiatan pengawasan terhadap media lingkungan di kawasan Pelabuhan dan Bandar Udara yang meliputi air, udara, tanah, makanan dan vektor.

- Air >> penyedian air dan pengelolaan limbah cair - Udara >> Kualitas udara dan kebisingan, Penghijauan dan Kendaraan angkutan di pelabu

han/bandar udara- Tanah >> Pengelolaan sampah dan Penyediaan sarana penampungan limbah B3- Makanan >> Pengawasan jasa boga, restoran dan tempat pengelolaan makanan (TPM)- Vektor >> Pengendalian vektor dan binatang penular penyakit

• Penataan sarana dan fasilitas

Kegiatan pengawasan pada penataan sarana dan fasilitas di kawasan pelabuhan dan bandar udara yang terdiri dari sarana dan bangunan, tempat parkir kendaraan, terminal peti kemas, fasilitas kesehatan, toilet, sarana cuci tangan dan saluran drainase.

• Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehatKegiatan pengawasan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang terdiri dari gerakan kebersihan dan pencegahan penyakit, pengawasan daerah bebas rokok dan gerakan olahraga.

Page 28: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

27 EDUKATIF DAN INFORMATIF

• Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerjaKegiatan pengawasan pada peningkatan keselematan dan kesehatan kerja yang terdiri dari sani-tasi kapal dan pesawat udara, kesehatan dan keselamatn kerja serta kesiapan kesehatan darurat.

• Peningkatan keamanan dan ketertibanKegiatan pengawasan pada peningkatan keamanan dan ketertiban yang terdiri kegiatan upaya pencegahan kriminalitas.

Penghargaan Piagam penghargaan akan diberikan atas prestasi upaya penyelenggaraan kepada pelabuhan dan bandar udara sehat sesuai kriteria. Dalam pemberian penghargaan dilakukan veri�kasi terhadap hasil self assesment oleh tim veri�kasi yang dibentuk oleh Menteri yang beranggotakan lintas sektor terkait. Tim veri�kasi memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal untuk memperoleh penghar-gaan dan yang belum memenuhi kriteria diberikan rekomendasi perbaikan.

Page 29: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Oleh : Adhy Prasetyo Widodo, S.SiJFU SanitarianSubdit PLUR, Dit. Penyehatan LingkunganDitjen PP dan PL, Kemenkes RI

EDUKATIF DAN INFORMATIF 28

Limbah medis, jika tidak ditangani dengan baik, dapat berbahaya bagi petugas kesehatan, pasien, masyarakat, dan lingkungan. Ini adalah masalah di Indonesia, di mana sistem pelayanan kesehatan meningkat tetapi sistem pengelolaan limbah medis belum diperkuat ke tingkat yang sama. Indonesia telah merati�kasi Konvensi Stockholm dan Basel sesuai dengan Kertas Kebijakan WHO mengenai pen-gelolaan limbah layanan kesehatan yang aman (WHO 2004) yang juga mendukung Konvensi Stockholm dan Basel. Konvensi ini juga mengarahkan negara-negara untuk mengembangkan dan mengimplemen-tasikan rencana, kebijakan, peraturan, dan pedoman pengelolaan limbah medis yang aman, mengalo-kasikan sumber daya manusia dan keuangan untuk pengelolaan limbah medis yang aman dan mening-katkan promosi alternatif pengolahan limbah medis non insinerasi. Pasal 5 Konvensi POPs mendesak negara-negara untuk mengambil langkah-langkah untuk men-gurangi pelepasan POPs dari produksi yang tidak disengaja "dengan tujuan minimisasi secara terus-me-nerus dan, jika memungkinkan, eliminasi akhir." Pasal 11 mensyaratkan negara, di dalam kemampuan mereka, di tingkat nasional dan internasional untuk mendorong dan/atau melakukan penelitian yang sesuai, pengembangan, pemantauan, dan kerja sama yang berkaitan dengan pencemar organik yang

Pembinaan• Dalam penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat masing-masing instansi dan badan usaha melakukan pembinaan sesuai dengan kewenangannya. • Pembinaan diarahkan kepada obyek penyelenggaraan yang berdampak pada penurunan risiko kesehatan masyarakat.• Pembinaan dilakukan secara berkala.

SEHAT PELABUHANKUSEHAT BANDAR UDARAKU

SEHAT BANGSAKU

“Pelayanan Kesehatan dan Pengelolaan Limbah Medis,di antara Mengobati dan Mencegah Penyakit”

Page 30: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

29 EDUKATIF DAN INFORMATIF

persisten dan, bila relevan, mencari alternatifnya, termasuk identi�kasi sumber dan pelepasannya ke lingkungan, serta pengurangan pelepasan dan/atau penghapusan. Indonesia telah merati�kasi Kon-vensi Stockholm tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten (POPs) dan tentunya memiliki kewa-jiban untuk mengimplementasikan Konvensi tersebut, termasuk dukungan dalam hal teknologi alterna-tif. Indonesia mengandalkan insinerator sebagai pengolah limbah medis, meskipun teknologi alterna-tif telah digunakan selama puluhan tahun di banyak negara industri maju. Pemantauan dan evaluasi pen-gelolaan limbah layanan kesehatan di Indonesia padahal telah melaporkan banyak permasalahan dengan insinerator skala kecil, akan tetapi sedikit pengetahuan mengenai teknologi alternatif. Permas-alahan yang dilaporkan meliputi keadaan �sik yang buruk, insinerator skala kecil dibangun tersebar di berbagai rumah sakit dan Fasyankes lainnya, rendahnya kapasitas insinerator, keluhan dari mas-yarakat setempat tentang asap, e�siensi yang rendah dalam mencapai suhu pembakaran yang diinginkan karena tingginya biaya bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan insinerator, dan kesulitan dalam memperoleh izin operasional insinerator.

Sistem berbasis panas dan uap seperti otoklaf dapat digunakan untuk mendisinfeksi limbah penyebab infeksi. Metode ini efektif dan juga mencegah pelepasan dioksin dan furan, dan emisi lainnya yang berhubungan dengan insinerator limbah medis. Namun teknik ini jarang digunakan di Indonesia, sebagian karena hanya ada sedikit pengalaman dengan teknik ini. Oleh karena itu dilaksankanlah pen-ingkatan kapasitas yang dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana otoklaf, sebagai teknologi pen

golahan limbah medis non insinerasi, dapat digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah di Indonesia. Kegiatan ini memerlukan waktu hampir satu tahun untuk merancang, membangun, menguji, melatih, dan mengevaluasi teknologi dan manajemen pada pengolahan limbah fasilitas pelayanan kesehatan dengan metode non insinerasi. Pengembangan kapasitas di sebuah rumah sakit di beberapa kota di Indonesia diperlukan untuk melakukan advokasi, memasang, mem-beri panduan, melatih, dan mengevaluasi pengelolaan limbah layanan kesehatan dengan metode non insinerasi sehingga dapat

Abu hasil pembakaran insinerator, terlihat botol kaca yang masih tersisa.

Autoclave (otoklaf) digital

Page 31: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 30dievaluasi, dan pengalaman yang diperoleh ini dapat memandu Indonesia dalam mengembangkan rencana nasional dan memfasilitasi penyebaran dari teknologi non insinerasi ini.

Kegiatan pengelolaan Limbah medis dengan metode non insinerasi merupakan bagian dari peran Indonesia dalam implementasi rati�kasi Konvensi Stockholm tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten (POPs), sebuah konvensi global dengan tujuan menghilangkan beberapa polutan antro-pogenik berumur paling panjang. Konvensi telah mencatat polychlorinated dibenzo-p-dioxin (PCDDs) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDFs) termasuk 12 senyawa POPs dan di dalam Annex C mengutip pembakaran limbah medis sebagai salah satu sumber utama PCDDs dan PCDFs. Limbah yang diolah di insinerator ini termasuk bahan plastik, terutama polyvinyl chloride (PVC) sehingga insinerasi sangat terkait dengan emisi dioksin dan furan. Pembakaran limbah medis juga dapat menyebabkan pelepasan logam berat (misalnya raksa dari termometer yang rusak atau timbal dan kadmium dari limbah elektron-ik) dan gas asam seperti sulfur oksida, hidrogen klorida, gas nitrogen juga partikulat lainnya. Racun ini, jika tidak terjebak dalam perangkat kontrol polusi, akan dilepaskan ke udara. Limbah cair dari perangkat pengendalian polusi udara dapat membawa pencemar ke badan air. Selain itu, abu hasil pembakaran harus dibuang karena termasuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun karena mengandung logam berat dan polutan organik persisten lainnya. Jika tidak dibuang di tempat pembuangan yang aman dan benar maka dijamin dapat mencemari tanah dan air tanah, rute ini semua dapat menyebab-kan kontaminasi rantai makanan.

nakan spora Bacillus stearothermophillus. Validasi kemudian dilakukan setiap triwulan dan otoklaf harus dikalibrasi oleh laboratorium terakreditasi minimal setiap tahun, syarat lainnya adalah otoklaf harus beroperasi pada suhu 121˚C dan tekanan 15 psi selama 60 menit atau pada suhu 135˚C dan tekanan 30 psi selama 45 menit. Berdasarkan hasil uji pengolahan limbah penyebab infeksi dengan otoklaf, didapat-kan bahwa limbah medis sebelumnya memiliki angka mikroorganisme tinggi sedangkan setelah dister-ilisasi angka mikroorganismenya menjadi nol. Pemilahan Limbah medis diperlukan supaya hasil steril-isasi dapat segera didaur ulang. Pemilahan dilakukan terhadap limbah medis dan non medis yang dipilah menjadi limbah plastik infeksius yang disterilisasi, limbah selain plastik yang disterilisasi, dan limbah yang diinsinerasi. Limbah penyebab infeksi yang sudah disterilisasi bukan lagi Limbah B3, plastik yang sudah disterilisasi dapat di daur ulang dan limbah infeksius lainnya yang jusa sudah disterilisasi diperlakukan sebagai sampah domestik.

Beberapa Rumah sakit telah mengelola limbah medis dengan otoklaf dan telah mengajukan izin pen-golahan kepada Kementerian Lingkun-gan Hidup. Rumah sakit yang mengo-lah limbah dengan otoklaf harus memi-liki izin pengolahan dengan terlebih dahulu melakukan uji validasi menggu

Pemilahan limbah plastik (botol infus dan alat suntik tanpa jarum) untuk dilakukan sterilisasi dengan autoclave (otoklaf)

Page 32: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

31 EDUKATIF DAN INFORMATIF

Oleh :Nuri Handayani, SKM

JFU SanitarianSubdit HSP, Dit.PenyehatanLingkungan

Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI

Mendengar kata inspektur, pikiran seakan tertuju pada kenangan �lm India era Tahun '90 an. Ya, �lm-�lm India pada masa itu lebih banyak mengisahkan tentang perselisihan antara 2 tokoh yang amat fenomenal dan legendaris, yaitu Tuan Takur dan Inspektur Vijay. Kita tinggalkan sejenak kenangan-ke-nangan tentang Inspektur Vijay sebab pada kesempatan kali ini kita akan lebih banyak membahas tentang Inspektur Higiene Sanitasi Pangan. Apa itu Inspektur Higiene Sanitasi Pangan ? Apakah Inspek-tur Higiene Sanitasi Pangan sama dengan Inspektur Vijay ? simak informasinya berikut ini… Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inspektur adalah pejabat pemerintah yang bertugas melakukan pemeriksaan ; pemeriksa; penilik; pengawas (pendidikan, pajak, perburuhan, dsb). Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti men-cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan dan lain sebagainya. Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena eratkaitannya. Misalnya higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna. Sedangkan Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperun-tukkan sebagaima kanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan terminology diatas, maka Inspektur Higiene Sanitasi Pangan dapat dide�nisikan sebagai pejabat pemerintah yang bertugas melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap segala aspek higiene dan sanitasi pada pangan siap saji yang diperdagangkan oleh seluruh usaha tempat pen-gelolaan makanan. Tempat pengelolaan makanan (TPM) yang menjadi sasaran kinerja antara lain jasab-oga (catering), rumah makan/restoran, depot air minum, panganjajanan, kantin, dan pangan industry rumahtangga. Maksud dan tujuan dibentuknya inspektur higiene sanitasi pangan adalah terciptanya petugas pengawas kualitas pangan siap saji, yang memiliki legal aspek / disahkan melalui surat keputusan peja

INSPEKTUR HIGIENE SANITASI PANGAN

Page 33: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

EDUKATIF DAN INFORMATIF 32bat berwenang, untuk melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan higiene sanitasi pangan siap saji sebagai upaya melindungi konsumen dari penyakit bawaan pangan sehingga tercipta kualitas pangan siap saji yang aman, bersih dan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang inspektur higiene sanitasi pangan harus dibekali oleh keahlian dan keterampilan di bidang higiene sanitasi pangan. Keahlian dan keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan inspektur higiene sanitasi pangan. Pelatihan inspektur higiene sanitasi pangan yang diinisiasi oleh Subdit Higiene Sanitasi Pangan, Direktorat Penyehatan Lingkungan telah dilaksanakan pada tanggal 10-15 November 2014 di Bapelkes Hang Jebat Jakarta Selatan. Pesertaa dalah Subdit Higiene Sanitasi Pangan dan Penanggung jawab diklatdi seluruh B/BTKL PP selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PP dan PL, Kementerian Kesehatan. Nantinya peserta yang sudah dilatih tersebut mampu melatih sanitarian di Kab/Kota untuk menjadi seorang Inspektur Higiene Sanitasi Pangan. Seorang inspektur higiene sanitasi pangan harus memahami segala aspek yang berkaitan dengan keamanan pangan, system standarisasi nasional terkait keamanan pangan, persyaratan dasar higiene sanitasi pangan, sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), teknik inspeksi, mock assessmentsistem HACCP dan mampu menyusun dokumen SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) dan HACCP. Pelatihan inspektur higiene sanitasi pangan dilaksanakan selama 6 hari sebanyak 55 jam pelaja-ran. Calon inspektur higiene sanitasi pangan akan diberimuatan dasar mengenai persyaratan tempat pengelolaan makanan, yang meliputi lokasi, bangunan/konstruksi, sarana air bersihdan air minum, peralatan standar untuk mengolah makanan, bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi dan pers-yaratan yang harus dipenuhi oleh seorang penjamah makanan. Calon inspektur higiene sanitasi pangan juga harus mampu membuat dokumen SSOP yang berisi standar operasional bagaimana melakukan proses pengelolaan makanan yang aman, serta mampu menilai titik kritis dari setiap tahapan proses pengelolaan makanan. Calon inspektur higiene sanitasi pangan juga dilatih bagaimana melakukan inspeksi. Calon inspektur harus mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang inspektur. Calon inspektur juga harus menghargai hak-hak auditee (yang sedang di inspeksi). Setelah lulus uji kompetensi, peserta/calon inspektur akan dinobatkan sebagai Inspektur Higiene Sanitasi Pangan yang disahkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penya-kit dan Penyehatan Lingkungan. Dengan adanya inspektur higiene sanitasi pangan yang didukung legal aspek yang kuat, diharapkan mampu menciptakan kualitas pangan siap saji yang aman dan sehat sehingga konsumen akan terbebas dari penyakit bawaan pangan. So, apakah inspektur higiene sanitasi pangan sama dengan inspektur vijay??? Melalui tulisan ini pembaca pasti mampu menemukan jawa-bannya…

Page 34: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

33 EDUKATIF DAN INFORMATIF

Spanduk pelaksanaan pelatihan TOT Inspektur Higiene Sanitasi Pangan

Penyerahan laporan pertanggung jawaban dari pihak penyelenggara kepada Kasubdit HSP bahwa TOT telah selesai dilaksanakan dengan sukses dan lancar

Upacara penutupan TOT Inspektur HSP yang dihadiri oleh seluruh peserta, pihak penyelenggara, Kasubdit HSP serta MOT

Page 35: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Pernah dengar Buah Bit gak sih? Tahu gak sih bentuknya? Khasiatnya gimana?

Mungkin kita sering atau jarang mendengar dan makan buah bit. Tapi ternyata buah bit berkha-siat untuk kecantikan lho .... cekidot...

1. Buah bit memiliki asam folat yang merupakan komponen penting untuk DNA dan RNA. Sangat berguna untuk membantu pertumbuhan dan pergantian sel-sel kulit yang rusak dan mati, sehingga baik dikonsumsi untuk kamu yang mempunyai kulit kering.

2. Kalium tinggi yang terdapat di dalam buah bit memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh. Cairan dalam tubuh juga berpen-garuh terhadap kesegaran kulit wajah lho...

3. Mengkonsumsi jus buah bit yang dicampur dengan buah dan sayuran hijau lainnya dapat mem-bantu memperlancar aliran darah dalam tubuh. Hal ini dapat memperlancar aliran darah yang tersumbat diwajah saat berjerawat. Bila dikonsumsi secara rutin bukan tidak mungkin muka kamu akan mulus dari jerawat...

Ayoo, tunggu apa lagi segera konsumsi buah bit. Untuk mendapatkannya cukup mudah kok. Sekarang buah bit sudah banyak dijual di pasaran. Selamat mencoba...

Tahukah Kamu, Buah Bit Untuk Kecantikan ?

Serba-serbi34

Page 36: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

Tahukah Kamu, 10 Jenis Makanan Cepat Saji yang Membahayakan Buat Kesehatan ?

Mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) sudah menjadi tradisi masyarakat urban di era modern seperti sekarang ini. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa terlalu banyak mengonsum-si makanan seperti ini Tidak Baik untuk kesehatan.

Namun sayangnya, hal seperti itu tampaknya tidak digubris sama sekali, dan tetap saja masih banyak masyarakat yang rutin mengonsumsinya.

Berikut ini 10 jenis makanan yang ada di restoran siap saji, yang ternyata dapat memicu terjadin-ya pembentukan kanker dan penyakit berbahaya lainnya.

1. Kentang gorengKentang goreng merupakan makanan ringan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tapi, makanan satu ini tetap dianggap buruk bila orang terlalu sering mengonsumsinya. Apapun makanan yang digoreng menggunakan minyak sayur, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Sebab, makanan itu akan men-gandung lemak tak jenuh ganda, yang menghasilkan radikal bebas kanker dalam tubuh. Kentang goreng juga cenderung men-gandung bahan kimia penyebab kanker yang disebut dengan akrilamida.

2. Hot dogRoti berlapiskan daging sapi berukuran panjang dicampur dengan sedikit mayones, saus sambal, dan saus tomat ini pun memiliki kandungan yang tidak menyehatkan untuk tubuh. Hot dog secara langsung berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes.Yang menjadi masalah bukanlah daging yang ada di makanan itu, melainkan tingginya garam dan pengawet yang kerap digunakan. Jika benar-benar ingin mengonsumsi makanan satu ini, pilihlah yang organik, dengan kandungan rendah lemak dan sodium.

3. DonatDonat polos tidak mengandung banyak kalori, dan tidak memba-hayakan tubuh Anda. Tapi, sekarang ini donat telah memiliki banyak varian rasa, dan mengandung banyak gula. Bila mengon-sumsinya hanya satu, mungkin tidak jadi masalah. Namun pada kenyataannya, rata-rata individu mengonsumsi donat sebanyak

35 Serba-serbi

Page 37: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

36Serba-serbi

dua sampai tiga buah. Ingat, di dalam donat yang berasa tidak mengandung nutrisi sama sekali, yang sudah pasti membuat pen-gonsumsinya akan terus merasa kelaparan.

4. BaconBacon terkandung natrium yang tinggi. Tiga potongan daging saja sudah sangat berbahaya, karena mengandung sodium sangat tinggi.

5. Keripik kentangKeripik kentang lebih berbahaya untuk kesehatan karena rata-rata individu rutin mengonsumsinya dalam jumlah yang sangat besar. Selain kadar lemak yang tinggi, keripik ketang juga mengandung banyak sodium dan pengawet lainnya, yang berkontribusi terha-dap kesehatan pengonsumsinya.

6. Es krimEs krim memang sangat nikmat bila dikonsumsi ketika cuaca sedang terik-teriknya. Tapi, es krim mengandung banyak kalori dan gula yang tidak kalah banyaknya dari sebotol minuman soda. Es krim yang berbahaya ini maksudnya bila ia dicampurkan dengan susu dan dijadikan milkshake. Bila dijadikan milkshake maka Anda disebut telah mengonsumsi sekitar 1.000 kalori.

7. Stick kejuKeju sendiri tidak begitu membahayakan bagi kesehatan. Namun akan menjadi masalah bila keju ini sudah dicampurkan dengan tepung roti dan digoreng. Jadinya, di dalam stick keju terdapat lemak dan sodium yang sangat tinggi, dan sudah pasti sangat berbahaya untuk tubuh.

8. BurgerHamburger merupakan makanan cepat saji dengan nilai gizi yang sangat sedikit, dan sarat dengan segala sesuatu yang buruk bagi kesehatan. Burger yang tersedia di restoran cepat saji pun telah dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, dan masalah keseha-tan lainnya.

Page 38: Buletin Lingkungan Sehat Edisi IV Tahun 2014

9. Nugget ikanNugget ikan kerap diberikan orangtua ke anak-anaknya. Ini jelas melanggar aturan, dan tidak baik bila terlalu sering diberikan. Bila ingin sehat, makanlah daging ikan yang benar-benar fresh, dan jangan memilih ikan yang sudah diolah seperti ini. Ingat, ikan yang sudah diolah rata-rata mengandung banyak bahan pen-gawet, apalagi bila digoreng.

10. PizzaPizza yang dicampur dengan banyak keju, daging, saus, dengan bahan lainnya, mengandung 600 kalori per slice-nya. Sebab, makanan itu mengandung lemak jenuh, sodium, dan karbohi-drat yang tinggi. Bayangkan saja bila Anda menghabiskan pizza sebanyak satu loyang?

37 Serba-serbi