Upload
andi-risjan
View
304
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
1/23
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN UNSTABLE
ANGINA PEKTORIS /NON ST ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION (NSTEMI)
1. Pengertian
NSTEMI merupakan istilah singkatan dari non ST elevasi segmen infark
miokard. Merupakan satu jenis infark myocard juga sering di sebut serangan jantung,
yang didefinisikansebagai pengembangan dari nekrosis otot jantung tanpa adanya
perubahan elevasi ST-segmen pada EKG yang di hasilkan dari gangguan akut pasokan
darah ke suatu bagian dari jantung yang dapat ditunjukkan ketinggian enzym penanda
jantung (CK-MB atau troponin) dalam darah. ST segmen adalah bagian dari EKG,
elevasi merupakan cedera ketebalan penuh dari otot jantung. Tidak adanaya ST segmen
elevasi pada NSTEMI di pahami karena kurangnya ketebalan penuh (ketebalan parsial)
kerusakan otot jantung.
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu istilah atau terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan infark miokard
gelombang non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation
myocardial infarction/ NSTEMI). NSTEMI mempunyai patogenesis dan presentasi
klinik yang sama, hanya berbeda dalam derajatnya. Bila ditemui penanda biokimia
nekrosis miokard (peningkatan troponin I, troponin T, atau CK-MB) maka diagnosis
adalah NSTEMI; sedangkan bila penanda biokimia ini tidak meninggi, maka diagnosis
adalah APTS.
Pada NSTEMI pembuluh darah terlibat tidak mengalami oklusi total/ oklusi tidaktotal (patency), sehingga dibutuhkan stabilisasi plak untuk mencegah progresi,
trombosis dan vasokonstriksi. Penentuan troponin I/T ciri paling sensitif dan spesifik
untuk nekrosis miosit dan penentuan patogenesis dan alur pengobatannya. Sedang
kebutuhan miokard tetap dipengaruhi obat-obat yang bekerja terhadap kerja jantung,
beban akhir, status inotropik, beban awal untuk mengurangi konsumsi O2 miokard.
APTS dan NSTEMI merupakan SKA yang ditandai oleh ketidakseimbangan pasokan
dan kebutuhan oksigen miokard.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
2/23
2
Penyebabnya adalah stenosis koroner akibat trombus non-oklusif yang terjadi
pada plak aterosklerosis yang mengalami erosi, fisur, dan/atau ruptur. Angina tidak
stabil (UA) dan infark miokard non-ST elevasi (NSTEMI) adalah bagian dari sindrom
koroner akut kontinum, di mana plak pecah dan terbentuk trombosis koroner aliran
darah ke daerah miokardium. NSTEMI juga disebut sindrom koroner akut non-ST
elevasi, untuk membedakan mereka dari akut infark miokard ST elevasi (STEMI).
Dalam UA dan NSTEMI, tidak ditemukan ST elevasi dan gelombang Q patologis pada
EKG. alasan mengapa gelombang Q atau menjadi oklusi koroner, berhubungan dengan
durasi oklusi, sejauh mana daerah infark menjaga kelangsungan hidup selama oklusi,
serta letak pembuluh darah yang menentukan ukuran infark. Arteriografi koroner
dilakukan pada 60-85% kasus, NSTEMI menunjukkan bahwa infark arteri yang terkait
tidak tersumbat, ini merupakan alasan terhadap kurangnya kemanjuran fibrinolisis
dalam gangguan ini.
2. Faktor risiko
Faktor yang meningkatkan kejadian NSTEMI di bagi menjadi :
Faktor risiko utama:
a.
Kadar kolesterol serum yang tinggi
b.
Hypertensi
c. Diabetus melitus
d. Merokok
Faktor risiko minor:
a. Bertambahnya usia
b. Pria (jender)
c.
Riwayat keluarga
d. Aktivitas fisik
e. Kegemukan
f.
Kelebihan konsumsi alkohol
g. Asupan karbohidrat berlebih
h. Gaya hidup yang kompetitif dan stress
i.
Diet kekurangan konsumsi sayuran segar, buah-buahan, dan asam lemak tak
jenuh
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
3/23
3
3.
Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadikarena thrombosis akut atau vasokontriksi koroner. Thrombosis akut pada pada arteri
koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tidak stabil. Plak yang tidak stabil ini
biasanya mempunyai inti lipid yang beasar, densitas otot polos yang rendah, fibrous cup
yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur
mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang
tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limfosit T yang
menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin pro
inflamasi seperti TNFa, dan IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hsCRP
di hati (Sudoyo Aru W,2006).
NSTEMI biasanya terjadi dengan mengembangkan oklusi parsial arteri koroner
besar atau oklusi lengkap arteri koroner kecil yang sebelumnya terkena aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah penyakit dari arteri yang terutama kolesterol deposisi yang terjadi
di dalam dinding arteri. Kolesterol di simpan dan pada akhirnya membentuk plak yang
disebut plak aterosklelosis. Bertahun - tahun waktu yang di perlukan untuk membuat
plak aterosklerosis. Mekanisme yang umum dari NSTEMI adalah pecah atau erosi plak
aterosklerosis yang memicu agregasi platelet, yang menyebabkan pembentukan trombus
(bekuan darah) pada arteri koronaria. Trombus ini menyebabkan gangguan suplai darah
ke otot jantung, perubahan besar yang terjadi pada otot jantung menyebabkan perubahan
ireversible dan kematian sel-sel miokard.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
4/23
4
PATHWAY NSTEMI
NSTEMI
ATEROSKLEROSIS
GANGGUAN SUPLAI DARAH
PENURUNAN CURAH JANTUNG
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
HIPOKSIA JARINGAN
EROSI PLAK ATEROSKLEROSIS
TROMBUS
SUMBATAN PADA PEMBULUH DARAH
PENURUNAN ALIRAN DARAH KE JANTUNG
SUPLAI DARAH PADA JARINGAN MENURUN
SYNCOPE NYERI DADA
ISKEMIA PENURUNAN MOBILISASI
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
5/23
5
4. Gejala
a.
Nyeri dada,nyeri dada merupakan gejala utama,biasanya terletak d tengah-tengahdada tetapi dapat menyebar ke leher,rahang, bahu,
punggung dan lengan atau yang paling sering lengan kiri.
b. Kesulitan bernafas, terjadi ketika kerusakan pada otot jantung yang membatasi
tindakan pemompaan ventrikel kiri,menyebabkan gagal jantung kiri akut dan kongesti
paru-paru.
c. Mual,muntah dan berkeringat, ini adalah karena sistem saraf otonom aktivasi.
d.
Palpitasi, hal ini karena sistem saraf simpatik aktivasie. Syok cardiogenic, jika NSTEMI melibatkan wilayah besar jantung karena gangguan
fungsi miokard.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Elekrtocardiografi atau EKG
Temuan EKG biasa NSTEMI adalah ST-segmen depresi atau inversi gelombang T.
ST-segmen depretion T wave inversion
INFARK MIOKARD INTOLERANSI AKTIVITAS
PENURUNAN KONTRAKTILITAS MIOKARD
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
6/23
6
b. Cardiac marker
Isoenzim CK-MB Cardiospesific (creatinine kinase band miokard), dan protein
troponin T cardiospecific, troponin I meningkat dalam darah di NSTEMI. Ini di
lepaskan oleh sel-sel otot jantung yang rusak selama dan setelah serangan.CK-MB
mulai naik pada 4-6 jam, dan kembali normal pada 48-72 jam. Troponin T dan
troponin I mulai meningkat pada 4-6 jam dan tetap tinggi sampai dua minggu.
c. Hitung darah lengkap
d. WBC ( sel darah putih ) biasanya meningkat
e. ESR ( tingkat sedimen eritrosit ) dan CRP ( C-reaktive protein ) juga dapat
meningkat
f. Foto thorak, kaji adanya edema paru
g. Echocardiografi, utuk menilai fungsi jantung dan untuk mendeteksi komplikasi
penting lainnya.
6. Komplikasi
Komplikasi ada dua, yaitu:
Komplikasi segera
Aritmia jantung, adalah gangguan irama listrik jantung. Pada NSTEMI otot jantung
yang rusak mengganggu sinyal listrik dan menghasilkan aritmia, dimana mungkin
terlalu cepat, terlalu lambat, dan tidak teratur.
Gagal jantung akut, ini bisa terjadi bila kerusakan otot jantung semakin meluas.
Hal ini menyebabkan jantung tidak bisa memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
Syok kardiogenic, ini terjadi bila kerusakan jantung terjadi sudah menyeluruh.
Jantung mengalami kegagalan pemompaan darah,sehingga terjadi tekanan sangat
darah rendah dengan pasokan darah yang tidak memadahi ke seluruh tubuh.
Mitral regurgitasi Terjadi kerusakan otot papiler, sehingga menyebabkan
regurgitasi.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
7/23
7
Komplikasi akhir
Syndrm Dressler Syndrom ini di tandai dengan demam, pleuritis, pericarditis. Hal
ini di sebabkan oleh reaksi autoimun yang merusak otot jantung. Ini bisa terjadi
beberapa minggu atau berbulan-bulan setelah NSTEMI.
Gagal jantung kronis terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu setelah serangan
NSTEMI di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh.
7.
Penatalaksanaan
Pasien harus di rawat segera kerumah sakit, karena ada resiko kematian yang tinggi,
sebaiknya di rawat di unit khusus perawatan jantung.
a.
Istirahat yang cukup dengan pemantauan EKG yang terus menerus
b. Inhalasi therapi oksigen
c. Analgetic untuk mengurangi rasa nyeri
d. Therapi antiplatelet
e.
Therapi antikoagulan
f. Pemberian beta-bloker, tetapi ini harus di hindari pada pasien yang mengalami gagal
jantung, blok jantung, hypotensi dan bradicardi.
g. Nitrat, ini di gunakan sebagai vasodilator dan pereda nyeri
h. Statin
i. ACE ( angiotensin converting enzyme ) inhibitor
j. Angiografi koroner dan revaskularisasi, sebelum di lakukan tindakan ini harus di
lakukan analisis resiko. Untuk pasien risiko tinggi di pertimbangkan untuk angiografi
koroner dan revaskularisasi awal baik dengan PCI (percutaneous coronary
intervention) atau CABG(arteri coroner bypass grafting). harus istirahat di tempat
tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan segmen ST dan irama jantung.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
8/23
8
Empat komponen utama terapi yang harus dipetimbangkan pada setiap pasien
NSTEMI yaitu:
1.
Terapi antiiskemia : Nitrat ( ISDN), penyekat Beta
2. Terapi anti platelet/anti koagulan : Aspirin, klopidogrel, antagonis platelet GP
Iib/IIIa, LMWH ( Low Molekul weight Heparin)
3.
Terapi invasive ( katerisasi dini/revaskularisasi) :Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk membandingkan strategi invasif dini (arteriografi koroner dini
dilanjutkan strategi konservatif dini ( kateterisasi dan jika
diindikasikanrevaskularisasi, hanya pada yang mengalami kegagalan pada terapi
oral /obat-obatan).
4. Terapi anti trombotik : Streptokinase, urokinase, rt-PA
5.
Perawatan sebelum meninggalkan RS dan sudah perawatan RS
Pasien resiko rendah
Tes stres noninvasive
Hasil tes menunjukkan gambaran resiko tinggi sebaiknya menjalani
arteriografi koroner dan berdasarkan temuan anatomis, revaskularisasi dapat
dilakukan
Arteriografi koroner dapat dipilih pada pasien-pasien tes positif tapi tanpa
temuan resiko tinggi.
Tatalaksana predischarge dan pencegahan sekunder
Tatalaksana terhadap faktor resiko antara lain:
Mencapai berat badan optimal
Nasehat diet
Penghentian merokok
Olah raga
Pengontrolan hipertensi
Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus yang tidak dikenali
sebelumnya
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
9/23
9
8. Gaya hidup setelah NSTEMI
a. Pembatasan aktivitas fisik selama 4-6 minggu setelah serangan.
b. Penghentian merokok
c. Menjaga berat badan ideal
d. Diet kaya asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak omega-
tapi rendah asam lemak jenuh.
e. Mengontrol tekanan darah dan gula darah
f. Olahraga teratur
g.
Lanjutkan terapi obat pencegahan sekunder termasuk aspirin,beta-bloker,ACE
inhibitor dan statin.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
10/23
10
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
a. Kualitas nyeri dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau seperti
tertindih barang berat.
b. Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri
bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
c.
Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
d. Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir lebih
dari 20 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun minum
nitrogliserin.
e. Tanda daj gejala : cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispneu,
pening, tanda-tanda respon vasomotor ( mual, muntah, pingsan kulit dingin dan
lembab, cekukan dan stres gastrointestinal, suhu menurun).
f. Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda-tanda gagalny
ventrikel atau kardiogenik terjadi . Blood Presure normal, meningkat atau menurun,
takipneu, mula-mula pain reda kemudian kembali normal, suara jantung S3, S4
galop menunjukkan disfungsi ventrikel, sistolik mur-mur, muskulus papilari
disfungsi, LV disfungsi terhadap suara jantung dan perikordial friksin rub,
pulmonary crakcles, urin output menurun, vena jugalari amplitudo meningkat (LV
disfungsi), RV disfungsi amplitudo vena jugular menrun, edema perifer, hepar
lembek.
g. Parameter hemodinamik : penuruna PAP, PCWP, SVR, CO/CI.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
11/23
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
12/23
12
Peningkatan/penurunan JVP
Distensi JVP
Kulit dingin dan lembab
Penuruna denyut nadi perifer
Oliguri, CRT melambat
Nafas pendek / sesak nafas
Perubahan warna kulit
Batuk, bunyi jantung S3/S4
kecemasan
Tujuan dan kriteria hasil
cardiac pump effectiveness
sirculation status
vital sign status
tissue perfusion : perifer
setelah dilakukan asuhan selama.....x24 jam penurunan cardiac output teratasi
dengan kriteria hasil :
Tanda vital dalam rentang normal ( Hr, BP, Rr)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
AGD dalam batas normal
Tidak ada distensi vena leher
Warna kulit normal
Intervensi
Evaluasi adanya nyeri dada
Catat adanya disritmia jantung
Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
Monitor balance cairan
Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan anti aritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktifitas pasien
Monitor adanya dispnoe, fatigue, takipneu, ortpneu
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
13/23
13
Anjurkan untuk menurunkan stress
o Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
o Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
o Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
o Monitor TD, nadi, dan RR sebelum, selama, dan setelah aktifitas
o Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
o Monitor frekwensi dan irama pernafasan
o Monitor pola pernafasan abnormal
o Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
o Monitor sianosis perifer
o Monitor adanya cushingtriad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
o Identifikasi penyebab perubahan dari vital sign
o Jelaskan pada pasien tujuan dari terapi oksigen
o Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin, dan
vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung
o Kelola pemberian anti koagulanuntuk mencegah trombus perifer
o Minimalkan stess lingkungan.
3. Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif berhubungan dengan gangguan
afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi,
gangguan transport O, gangguan aliran arteri dan vena.
DS :
- nyeri dada
- sesak nafas
DO :
- AGD abnormal
- Aritmia
- Bronko spasme
- CRT > 3 detik
- Retraksi dada
-
Penggunaan otot-otot tambahan
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
14/23
14
Tujuan dan kriteria hasil
Cardiac pump effectiveness
Circulation status
Tissue perfusion :
Cardiac, periferal
Vital sign status
Setelah dilakukan asuhan selama ...x24jam, kefektifan perfusi jaringan
kardiopulmonal teratasi, dengan kriteria hasil :
Tekanan systole dan dyastole dalam rentang yang diharapkan
CVP dalam batas normal
Nadi perifer kuat dan simetris
Tidak ada oedem perifer dan asites
Denyut jantung, AGD, ejeksi fraksi dalam batas normal
Bunyi jantung abnormal tidak ada
Nyeri dada tidak ada
Kelelahan yang ekstrim tidak ada
Tidak ada ortostatikhipertensi
Intervensi
Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor presipitasi)
Observasi perubahan EKG
Auskultasi suara jantung dan paru
Monitor angka PT, APTT, AT
Monitor elektrolit ( potassium dan magnesium)
Monitor status cairan
Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi
Monitor peningkatan kelelahan dan kecemasan
Instruksikan pada pasien untuk tidak mengejan selama BAB
Jelaskan pembatasan intake kafein, sodium, kolesterol, dan lemak
Kelola pemberian obat-obat : analgesik, anti koagulan, nitrogliseri,
vasodilator, dan diuretik
Tingkatkan istirhat (batasi pengunjung, kontrol stimulasi lingkungan).
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
15/23
15
4. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan mekanisme
pengaturan melemah, asupan cairan berlebihan.
DS:
Berat badan yang meningkat pada waktu yang singkat
Asupan berlebihan di banding output
Distensi vena jugularis
Perubahan pada pola nafas : dyspnoe, othopnoe, suara nafas abnormal (rales /
crakcles), pleural effusion
Oliguria, azotemia
Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan.
Tujuan dan kriteria hasil
Electrolit and acid base balance
Balance cairan
Hydrasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x24jam, kelebihan volume cairanteratasi dengan kriteria hasil :
Terbebas dari edema, efusi dan anasarka
Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnoe / ortopnoe
Terbebas dari distensi vena jugularis
Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan
vital sign dalam batas normal
Terbebas dari kelelahan, kecemasan, atau bingung.
Intervensi
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan ( crakcles, CVP, edema, distensi
vena leher, asites) Kaji lokasi dan luas edema
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
16/23
16
Monitor masukan makanan / cairan
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai instruksi
Kolaborasi pemberian obat.....................
Monitor berat badan
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala dari edema.
5. Resiko Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan perfusi
ventilasi, perubahan membran kapiler-alveolar.
DS:
- Sakit kepala ketika bangun
- Dyspnoe
- Gangguan penglihatan
DO :
- Penurunan CO - Hypoksia
- Takikardi - Kebingungan
-
Hiperkapnia - sianosis
- Keltihan - Warna kulit abnormal (pucat/kehitaman)
- Iritabilitas - Hipoksemia
- Hiperkarbia - AGD abnormal
- pH arteri abnormal - Frekuensi dan kedalaman nafas abnormal.
Tujuan dan kriteria hasil
Respiratory status : gas exchange
Keseimbangan asam basa, elektrolit
Respiratory status : ventilation
Vital sign status
setelah dilakukan tindakan keperawtan selama.....x24jam gangguan pertukaran gas
pasien teratasi dengan kriteri hasil :
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
17/23
17
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distres
pernafasan
Tanda vital dalam rentang normal
AGD dalam bata normal
Status neurologis dalam batas normal
Mendemonstrsikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspnoe ( mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips
Intervensi
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada bila perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi adanya suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
Berikan bronkodilator : ....................
Berikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O
Catat pergerakan dada , amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular dan intercostal
Monitor suara nafas seperti mendengkur
Monitor pola nafas : bradpnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi, cheyne
stokes, biot
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara
tambahan
Monitor AGD, TTV, elektrolit, dan status mental
Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan (O, Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, irama, dan denyut jantung.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
18/23
18
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring atau immobilisai, kelemahan
menyeluruh, ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan gaya hidup
yang dipertahankan.
DS :
Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan
Adanya dyspnoe atau ketidaknyamanan saat beraktifitas.
DS :
Respon abnormal dari tekana darah atau nadi terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia.
Tujuan dan kriteri hasil
Self care : ADLs
Toleransi aktifitas
Konservasi energi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x24jam, pasien bertoleransi
terhadap aktifitas dengan kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, nadi atau
RR
Mampu melakukan ADLs secara mandiri
Keseimbangan aktifitas dan istirahat.
Intervensi
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan adanya kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardiovaskular terhadap aktifitas (takikardi, disritmia, sesak
nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencakan programterapi yang tepat
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
19/23
19
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktifitas yang diinginkan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
Bantu klien / kleuarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas
Bantu klien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
monitor respon fisik, emosi, soial dan spiritual.
7. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional, stress, perubahan status
kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan
hospitalisasi.
DS / DO :
Insomnia, kurang istirahat, gangguan tidur, kelelahan
Kontak mata kurang
Berfokus pada diri sendiri
Iritabilitas
Takut
Nyeri perut, mual, anoreksia, diare, mulut kering
Penurunan / peningkatan TD, HR, dan RR
Gemetar
Kesulitan bernafas
Bingung
Bloking dalam pembicaraan
Sulit berkonsentrasi.
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
20/23
20
Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
kontrol kecemasan
koping
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.....x24jam, kecemasan klien teratasi
dengan kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk
mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitasmenunjukkan
berkurangnya kecemasan.
Intervensi
NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menyenangkan
Nyatakan dengan jelas harpan terhadap perilaku klien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Instruksikan pada klien untuk mengguanakan tekhnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu klien mengenali situasi yang menimbulakn kecemasan
Dorong klien untuk mengungkapkan perasan, ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat anti cemas :..............
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
21/23
21
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, interpretasi
terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak
mengetahui sumber-sumber informasi.
DS :
menyatakan secara verbal adanya masalah
DO :
Ketidak akuratan mengikuti instruksi, perilaku yang tidak sesuai
Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
Pengetahuan : proses penyakit
Pengetahuan : pola kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24jam, klien menunjukkan
pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil :
Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat
/ tim kesehatan lainnya
Intervensi
NIC :
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada klien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
22/23
22
Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan klien dengan cara yang
tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan
cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungsn, dengan cara yang tepat
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Unstable Angina Pektoris
23/23
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Kalim Harmani, dkk (2004), Tatalaksana sindrom koroner akut tanpa ST
Elevasi, PERKI
2. Sudoyo Aru W, Setyohadi B dkk, Juni 2006 Buku ajar ilmu penyakit dalam
Edisi ke Empat-jilid III
3. Anderson jeffrey L, 2007 journal of the American college of Cardiology
4.
Nanda NIC NOC