Skillab Angina Pektoris

Embed Size (px)

Citation preview

ANGINA PEKTORIS TAK STABIL OLEH : SHEINYLA LUJINGGA FEBIONZA 09-034 PUTRI NIA ADISTY 09-035

3/25/12

2011/2012

3/25/12

Angina pektoris

Suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996) Etiologi angina pektoris : a. Aterosklerosis b. Aorta insufisiensi c. Spasmus arteri koroner d. Anemi berat.

3 macam pembagian angina pektoris : Angina pektoris stabil : Berkaitan dengan latihan / aktifitas yg meningkatkan kebutuhan miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas. Durasi nyeri 3 15 menit.1.

3/25/12

2. Angina pektoris tak stabil Sifat,tempat dan penyebaran nyeri dada = AP stabil. Sering ditemukan depresi segmen ST. Kurang reponsif terhadap nitrat.

3/25/12

3. Angina Prinzmental (Angina Variant). Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.

Angina pektoris tak stabil : suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan infark miokard akut Istilah lain yang sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina dekubitus, Angina kresendo. Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis sebagai berikut : 1. Angina pertama kali 2. Angina progresif 3. Angina waktu istirahat 4. Angina sesudah IMA

3/25/12

3/25/12

Anamnesa1. 2. 3. 4. 5.

Dimanakah lokasi nyeri dada ? Bagaimana kualitas nyeri? Berapa durasi nyeri berlangsung? Apa yang anda lakukan untuk mengurangi rasa nyeri tsb? Apakah ada gejala penyerta selain nyeri didada?

PATOFISIOLOGI

3/25/12

Patogenesa : Ruptur plak Robeknya plak ateroma ke dalam lumen pembuluh darah kemungkinan mendahului dan menyebabkan terbentuknya trombus yang menyebabkanpenyempitan arteri koroner.1. 2.

Trombosis arteri koroner Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini diduga berperan dalam terjadinya ATS.

3/25/12

3/25/12

3. Agregasi trombosit Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah. Vasospasme Peningkatan kebutuhan oksigen miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyebab ATS. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit dan trombus pembuluh darah.4.

Beberapa faktor risiko yang ada hubungannya dengan proses aterosklerosis antara lain adalah : 1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Umur, jenis kelamin dan riwayat penyakit dalam keluarga. 2. Faktor risiko yang dapat diubah : Merokok, hiperlipidemi, hipertensi, obesitas dan DM.

3/25/12

3/25/12

Gejala klinis : Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit, tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula, daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat sesak napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan.

3/25/12

Pemeriksaan fisik :

Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada waktu serangan angina. Terdengar suara bunyi jantung ketiga, bunyi jantung keempat, dan sering terdengar bising sistolik di apeks.

3/25/12

EKG EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG istirahat normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun sepeda ergometer. Tujuan dari stress test adalah : - Menilai sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak. -Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah utama akan memberi hasil positif kuat.

3/25/12

Gambaran EKG penderita angina tak stabil dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada angina tak stabil bersifat sementara dan masing-masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali kegambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q,maka disebut sebagai IMA.

Ekokardiografi merupakan prodedur diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah serta menilai fungsi jantung. Pemeriksaan Ekokardiografi tidak memberikan data untuk diagnosis angina tak stabil secara langsung. Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri , adanya insufisiensi mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung , menandakan prognosis kurang baik.

3/25/12

3/25/12

Ekokardigrafi stress juga dapat membantu menegakkan adanya iskemi miokardium. Ekokardiografi merupakan salah satu sarana diagnostik noninvasive yang dapat mengetahui adanya iskemik miokard baik dalam keadaan istirahat maupun aktifitas fisik.

3/25/12

Angiografi koroner adalah suatu prosedur sinar-x (X-Ray) untuk memeriksa pembuluh darah arteri jantung (arteri koroner) dengan kamera khusus untuk melihat apakah pembuluh darah koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan. Prosedur ini ini merupakan suatu prosedur yang penting bila dokter menduga atau mengetahui anda penderita penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan troponin T atau I Menurut European Society of Cardiologis (ESC) dan ACC dianggap ada mionekrosis bila troponin T atau I positif dalam 24 jam. Troponin tetap positif sampai 2 minggu . Risiko kematian bertambah dengan tingkat kenaikan troponin. Pemeriksaan CK-MB CK-MB merupakan enzim yang paling sensitif untuk nekrosis otot miokard, tetapi dapat terjadi positif palsu. Hal ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk menyingkirkan adanya IMA.

3/25/12

DIAGNOSIS Diagnosis angina pektoris tak stabil dibuat berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) serta didukung oleh pemeriksaan : a. Foto rontgen dada b. Pemeriksaan laboratorium : c. Pemeriksaan troponi T atau I dan pemeriksaan CK-MB d. Ekokardiografi e. Uji latih f. Angiografi koroner

3/25/12

3/25/12

Diagnosis banding : Infark miokard akut Komplikasi : Infarka miokard akut

3/25/12

PENATALAKSANAAN : Tindakan umum :

Setelah diagnosis ditegakan, penderita ATS harus dirawat di Coronary Care Unit (CCU) untuk mencegah terjadinya infark miokard. Pengobatan umum termasuk : pemberian oksigen, tirah baring sampai angina terkontrol, puasa 8 jam kemudian makanan cair atau luank selama 24 jam pertama, pemberian laksans agar penderita tidak mengedan dan tranguilizier.

Sedangkan pengobatan khusus, termasuk :

a. Mengatasi nyeri dada dan iskemia Nitrat sublingual kemudian dilanjutkan dengan pemberian oral biasanya dapat mengatasi nyeri dada. Apabila tidak ada kontraindikasi dapat segera diberikan penyekat beta seperti metoprolol atau propranolol. Apabila angina masih tidak stabil, dapat ditambahkan antagonis kalsium seperti diltiazem (triple therapy) Nyeri dada yang hebat kadang-kadang membutuhkan nitrat (intravena). b. Mencegah perluasan atau perkembangan trombus intrakoroner Telah dilaporkan bahwa pemberian aspirin atau heparin atau kombinasi keduanya efektif menurunkan kejadian serangan angina dan infark miokard pada penderita ATS.

3/25/12

c. Koreksi gangguan hemodinamik dan kontrol faktor presipitasi Koreksi semua faktor penyebab disfungsi jantung : aritmia dengan obat anti-aritmia, gagal jantung dengan kardiotonik atau diuretik, anemia diberi transfusi darah dst. d. Tindak lanjut Berhubung karena ATS memiliki resiko tinggi menjadi infark miokard akut (IMA), setelah angina terkontrol, semua penderita dianjurkan untuk dilakukan angiografi koroner elektif.

3/25/12

KESIMPULAN

ATS adalah suaut sindrom klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina pektoris yang dapat berubah menjadi infark ataupun kematian. Pengenalan klinis ATS termasuk patosiologi, faktor risiko untuk terjadinya IMA serta perjalan penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan pengobatan yang tepat ataupun usaha pencegahan agar tidak terjadi imfark miokard. Pengobatan bertujuan untuk mempepanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup baik secara medikal maupun pembedaan. Prinsipnya menambah suplai O2 ke daerah iskemik atau mengurangi kebutuhan O2. Pencegahan terhadap faktor risiko terjadinya angina pekrotis lebih penting dilakukan dan sebaiknya dimulai pada usia muda seperti menghindarkan kegemukan, menghindarkan stress, diet rendah lemak, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak merokok.

3/25/12

KEPUSTAKAAN Karim, Sjukri. Kabo, Peter.1996. EKG dan Penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia W.Sudoyo, Aru dkk.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V.Jakarta : Interna Publishing. Jurnal kedokteran.com Medicastore.com

3/25/12